Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152602 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lazarus Sugeng Hartono
"ABSTRAK
Penelitian di Kabupaten D.T.II Tangerang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karies gigi sulung anak prasekolah dengan kadar fluor dalam air minum pada daerah tersebut. Subjek penelitian terdiri dari anak prasekolah yang berusia 2-5 tahun sejumlah 341 anak dan air sumur yang dipergunakan sebagai air minum utama. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif analitik. Hasil penelitian menunjukkan indeks plak rata-rata 2.34, 80.6% anak mengalami karies dengan def-t rata-rata 5.60, def-s rata-rata 12.47. Radar fluor dalam air minuet rata-rata 0.38 ppm. Dengan analisa regresi linier terbukti ada hubungan tidak bermakna antara kadar fluor air minuet dengan karies gigi sulung dengan r = - 0.04 ( p > 0.05 ).
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Hartini Sundoro
"Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh minum air susu ibu dan minum susu dengan botol terhadap terjadinya karies pada gigi sulung, dengan subyek anak usia 3-5 tahun di Posyandu dari 5 wilayah di DKI Jakarta. Sebanyak 105 anak diperiksa gigi-giginya untuk mengetahui frekuensi, def-t dan def-s rata-rata, keparahan karies yang diukur dengan klasifikasi Ochiai (1963), serta urutan jenis permukaan gigi yang paling banyak terkena karies. Kebiasaan minum susu sejak lahir ditanyakan kepada ibu-ibu subyek. Ternyata 92.38% dari subyek menderita karies dengan def-t rata-rata 8.28 dan def-s rata-rata 19.62. Pada anak yang minum air susu ibu frekuensi karies dan rata-rata def-t dan def-s lebih tinggi dibandingkan dengan minuet susu dengan botol. Demikian pula ukuran keparahan karies, yang ditunjukkan dengan banyaknya penderita karies kelas 4. Namun dengan perhitungan statistik keparahan karies antara yang minum ASI, minum susu botol, dan kombinasi ASI dan botol, tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna. Sedang urutan jenis permukaan gigi yang paling banyak terkena karies antara yang minum air susu ibu dan susu botol adalah sama; yaitu permukaan proksimal, kemudian permukaan halus, dan yang terakhir permukaan oklusal."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Malawat, Alifia Firdauzi
"Latar Belakang: Berbagai studi menunjukkan hubungan status kesehatan gigi dan mulut orang tua dan anak. Keterlibatan pengaruh intergenerasi dalam paradigma life course memungkinkan penelitian untuk melihat hubungan pengalaman karies antar dua generasi dan faktor-faktor yang mungkin ada dalam lintas generasi.
Objektif: Analisis hubungan pengalaman karies orang tua dan faktor-faktor tingkat individu dan keluarga dengan pengalaman karies anak pada gigi sulung usia 3-11 tahun di Indonesia.
Metode: Studi observasional cross-sectional menggunakan data sekunder Riset Kesehatan Dasar 2018 pada anak dengan gigi sulung usia 3-11 tahun beserta ayah dan ibu kandungnya yang dilakukan wawancara dan pemeriksaan klinis.
Hasil: Anak-anak dengan ayah yang memiliki pengalaman karies (OR = 2,154) lebih berisiko untuk mengalami karies pada gigi sulung mereka dibandingkan ketika ibu mereka memiliki pengalaman karies (OR = 1,538). Persepsi tentang masalah kesehatan gigi anak (OR = 1,412), praktik menyikat gigi anak (OR = 1,257), dan praktik menyikat gigi ibu (OR = 1,248) memiliki hubungan yang bermakna dengan pengalaman karies anak. Perilaku dalam keluarga menunjukkan hubungan yang bermakna antara orang tua dan anak-anak mereka.
Kesimpulan: Pengalaman karies orang tua, begitu pula faktor-faktor tingkat individu dan keluarga, memiliki hubungan yang bermakna dengan pengalaman karies anak pada gigi sulung; sejalan dengan model life course intergenerasi.

Background: Several studies show association between parent’s oral health status and that of their children. Intergenerational complicity in life course approach paradigm enables investigation to assess the relationship between two generations’ caries experience and factors that may exist across generation.
Objective: Analyse relationship between parent’s caries experience, as well as individual-and family-level factors, with their children’s caries experience in primary teeth aged 3-11 years in Indonesia.
Method: Cross-sectional observational study using secondary data Riset Kesehatan Dasar 2018 on children with primary teeth aged 3-11 years with their biological father and mother who went through interview and clinical examination.
Results: Children whose father has caries experience (OR = 2,154) pose a greater risk of having caries experience in their primary teeth compared to when their mother has it (OR = 1,538). Perception about child’s dental health (OR = 1,412), child’s toothbrushing practice (OR = 1,257), and mother’s toothbrushing practice (OR = 1,248) were significantly associated with children’s caries experience. Behaviors established within family show significant association between parents and their children.
Conclusion: Parent’s caries experience, as well as individual-and family-level factors, have significant association with their children’s primary teeth caries experience; which complies with intergenerational life course model.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pakpahan, Omry
"Penyakit gigi berlubang (caries) merupakan penyakit gigi yang masih banyak ditemukan di masyarakat. Terjadinya penyakit ini disebabkan banyak faktor dimana waktu sikat gigi yang tidak sesuai merupakan faktar resiko untuk terjadinya karies gigi.
WHO menetapkan indeks DMF-T sebagai indeks yang mengukur tingkat keparahan karies dimana kriteria pengukuran dilakukan pada kelompok anak berumur 12 tahun. Adapun target berdasarkan (Dit.Kes.Gi.'2000) bahwa indeks DMF-T sampai tahun 2010 secara Nasional kurang dari 2 dan WHO kurang dari 1
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode desain potong lintang (crass sectional) di mana tujuannya untuk mengetahui hubungan waktu sikat gigi dengan tingkat keparahan karies. Populasi penelitian adalah seluruh murid sekolah dasar kelas 4 dan 5 di kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat dan sampel yang diambil sebanyak 259 orang dengan menggunakan sampling secara sistematik random.
Berdasarkan hasil statistik diperoleh tidak ada hubungan bermakna ( nilai p > 0,05) dan OR sebesar 270 ( 95% CI = 0,9 - 4,3 ). Dianggap perlu untuk melakukan penelitian dengan menggunakan metode kohort.
Daftar bacaan : 55 (1978 - 2002)"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T10750
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heriandi Sutadi
"ABSTRAK
Kegunaan suatu tes prediksi karies terutama untuk seleksi kasus serta sebagai koreksi individu, terhadap kemungkinan terjadinya karies pada masa yang akan datang. Hal ini erat kaitannya dengan metode pencegahan karies yang akan dilakukan. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat prediksi karies serta faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya karies, pada anak balita dengan menggunakan metode prediksi suatu tes aktifitas karies 'Cariostat'.
Penelitian dilakukan secara longitudinal satu tahun pada 615 anak usia 1 sampai 3 tahun di Daerah Depok Jawa Barat. Jumlah sampel yang dapat diikuti selama satu tahun serta memenuhi kriteria penelitian didapatkan sebanyak 339 anak.
Pemeriksaan gigi geligi dilakukan untuk melihat pengalaman karies yang ada serta pengambilan sampel tes aktifitas karies dengan menggunakan Cariostat, untuk melengkapi data dilakukan wawancara untuk pengisian kuesioner. Pemeriksaan dengan subyek yang sama di ulangi kembali setelah satu tahun kemudian.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terlihat bahwa secara statistik, tes aktifitas karies Cariostat menunjukkan signifikansi yang sangat baik (p<0.001), antara nilai skor Cariostat dengan def-t. Juga ditemukan adanya peningkatan karies sebesar dua setengah kali antara grup aktifitas karies rendah dan grup aktifitas karies tinggi. Disamping itu pula, dari analisa prediksi menunjukkan bahwa tes aktifitas karies 'Cariostat' mempunyai nilai prediksi yang baik dengan terjadinya karies setelah diikuti selama 1 tahun, dilihat dengan adanya kenaikan def-t sesuai dengan tingkatan kiasifikasi aktifitas karies.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya karies gigi anak antara lain : jenis makanan, konsistensi makanan, frekuensi makan, kebiasaan menyikat gigi, serta sikap dan perhatian orang tua terhadap keadaan gigi geligi anaknya. Faktor-faktor di atas mempunyai hubungan yang bermakna dengan meningkatnya aktifitas karies serta def-t.

ABSTRACT
Longitudinal Research Studies On Caries Activity And The Factors Influenced Of Caries, Using Caries Prediction Method On Children Under Five Years Old. The caries prediction test most effective to use especially for screening cases and as individual correction to possibility of caries in the future and its relation to caries prevention pro-gram_ The purpose of this study was to determine the suitability of the caries prediction test 'Cariostat' and possibility of caries occurrence.
The subjects of this study were 816 children of 1 to 3 years old in Depok West Java. Oral examination was carried out to asses the caries experience, and Cariostat was used to test the caries activity_ The research was continued for one year and 339 children were reexamined on the same subject.
The result showed that caries activity test the Cariostat was highly statistical significance (p<0.001) between Cariostat score and def-t index. It was also found about two times difference caries increment between low and high-risk caries active group. The prediction analysis after one year reexamined, also showed high the predictive value of Cariostat score to def-t index.
The are factors that influenced development of dental caries such as: kind of food, consistency of food, frequency of eating food, brushing teeth habit, and from the parent attention to dental health car. The result showed, there was significant correlation (p<0.O01) between caries activity and def-t."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Farhan Suhada
"Latar Belakang: Asupan makanan merupakan salah satu faktor penyebab karies gigi dengan prevalensi yang sangat tinggi di Indonesia terutama pada anak usia sekolah. Tingkat konsumsi sayur dan buah pada anak di Indonesia masih cukup rendah, padahal jenis makanan ini dikenal dapat merangsang aliran dan meningkatkan kemampuan makan anak. self-cleansing saliva yang penting dalam pencegahan karies. Tujuan: Menganalisis hubungan antara frekuensi konsumsi sayur dan buah dengan kejadian karies pada gigi geraham pertama permanen pada anak usia 8 sampai 9 tahun di Jakarta Pusat. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan menggunakan kuesioner frekuensi makanan dan pemeriksaan klinis anak usia 8 sampai 9 tahun di Jakarta Pusat. 109 anak di Jakarta Pusat diperiksa karies dengan klasifikasi ICDAS. Hasil: Penelitian ini menemukan nilai median frekuensi konsumsi sayur per hari pada anak adalah 1,6 (0-8,14) dan 1,4 (0-5). Sebanyak 98,2% anak mengalami karies gigi dan 63,3% anak mengalami karies terbatas pada email. Hubungan antara frekuensi konsumsi sayur dan buah dengan karies ditemukan sangat lemah dan tidak signifikan. Kesimpulan: Tingkat frekuensi konsumsi sayur dan buah pada anak di Jakarta Pusat masih rendah, dan prevalensi karies cukup tinggi. Hubungan yang lemah dan tidak signifikan antara frekuensi konsumsi sayur dan buah dengan karies menunjukkan bahwa ada faktor lain penyebab karies yang harus dikendalikan.

Background: Food intake is one of the factors causing dental caries with a very high prevalence in Indonesia, especially in school-age children. The level of consumption of vegetables and fruit in children in Indonesia is still quite low, even though this type of food is known to stimulate flow and improve children's eating abilities. self-cleansing saliva which is important in caries prevention. Objective: To analyze the relationship between the frequency of consumption of vegetables and fruit with the incidence of caries in the permanent first molars in children aged 8 to 9 years in Central Jakarta. Methods: This study was a cross-sectional study using a food frequency questionnaire and clinical examination of children aged 8 to 9 years in Central Jakarta. 109 children in Central Jakarta were examined for caries with the ICDAS classification. Results: This study found the median frequency of vegetable consumption per day in children was 1.6 (0-8.14) and 1.4 (0-5). A total of 98.2% of children had dental caries and 63.3% of children had caries limited to enamel. The relationship between the frequency of consumption of vegetables and fruits with caries was found to be very weak and insignificant. Conclusion: The frequency of consumption of vegetables and fruit in children in Central Jakarta is still low, and the prevalence of caries is quite high. The weak and insignificant relationship between the frequency of consumption of vegetables and fruits with caries indicates that there are other factors that cause caries that must be controlled."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
N. Shelly Cahyadi
"Karies gigi merupakan penyakit yang banyak menyerang anak-anak terutama kelompok usia 12 tahun; kelompok usia ini perlu mendapatkan perhatian khusus karena merupakan saat terjadinya transisi pergantian gigi susu ke gigi tetap. Hasil penelitian Evaluasi Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah untuk murid SD kelas 5 dan 6 di wilayah DKI Jakarta, prevalensi karies gigi cendrung meningkat dari 89.60% pada tahun 1988 menjadi 93.72% pada tahun 1996, namun demikian angka rata-rata anak yang mengalami karies gigi ( DMF-T) sedikit menurun dari 2.98 gigi menjadi 2.66 gigi. Dari kunjungan murid-murid SD ke Balai Pengobatan Gigi Puskesmas selama 3 tahun terakhir ini, proporsi karies gigi dan kelanjutannya tampaknya masih menduduki porsi tertinggi ( 75.88% - 78.75%) dibandingkan penyakit gigi dan mulut lainnya.
Tujuan daripenelitian ini untuk memperoleh informasi tentang hubungan faktor-faktor dengan status karies gigi anak SD; jenis disain penelitian adalah 'Analyzed cross sectional'. Lokasi penelitian di 106 SD dari 112 SD yang ada di kecamatan Tanjung Priok. Sampel yang diteliti adalah murid SD kelas 6 yang diambil secara 'systematic random sampling" sehingga diperoleh sejumlah 443 anak. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner wawancara untuk factor-faktor demografi, pola konsumsi makanan anak sehari-hari ( food recall 3 kali) disertai kebiasaan sikat giginya; disamping itu juga dilakukan pemeriksaan gigi. Data kemudian diolah secara statistik mulai dari analisis univariat, bivariat sampai multivariat yaitu dengan multipel regresi linier dan multipel regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi karies gigi ( DMF-T) anak SD kelas 6 di kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara 70.9% dengan rata-rata angka pengalaman karies 1.657 ± 1.487 gigi per anak; dan komposisi 'decayed" sebesar 61.3% , ?missing? 4.5%, dan tilled' 5.1% . Hasil model akhir menunjukkan, bahwa terjadinya karies gigi ( DMF-T) 43.78% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen sebagai. berikut yaitu OHI-S, frekuensi sikat gigi yang secara bersamaan harus diimbangi dengan ketepatan waktu sikat gigi, dan bentuk molar satu bawah yang secara bersamaan harus diimbangi dengan jumlah karbohidrat lekat. yang dimakan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan . setiap penambahan 5 gram konsumsi karbohidrat lekat, kemungkinan akan meningkatkan karies gigi 3%. Juga ada interaksi frekuensi sikat gigi sikat gigi kurang dan- waktu sikat gigi tidak tepat dengan jumlah karbohidrat lekat yang dimakan; dimana dengan jumlah minimal karbohidrat lekat yang dimakan sebesar 8.85 gram per hari mempunyai resiko terjadinya karies gigi 2.08 kali; jumlah karbohidrat yang dimakan maksimal yaitu 98.10 gram temyata dapat meningkatkan resiko karies sebesar 235.40 kali. Dan ada hubungan sebab akibat antara bentuk molar satu bawah dengan terjadinya karies gigi, ini mungkin disebabkan karena gigi tersebut tumbuh lebih dahulu yaitu pada usia 6-7 tahun; pembentukan benih gigi dengan anatomi yang tidak normal sudah terjadi pada masa janin berusia 5 minggu dalam kandungan dan ada hubungannya dengan keturunan dan rasnya ; selain itu juga adanya pengaruh gravitasi sehingga sisa makanan lebih banyak mengumpul pada gigi rahang bawah tersebut.
Disarankan program penyuluhan oleh team UKGS ditingkatkan yang isinya mengubah pola kebiasaan sikat gigi anak yaitu dari sebelum makan dan sambil mandi menjadi sesudah makan dan minimal sikat gigi dua kali yaitu sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam. Disamping itu untuk menanggulangi masalah bentuk anatomi gigi molar satu bawah, dapat dilanjutkan pelaksanaan penambalan fissure sealant maupun tumpatan baru 'Atraumatic Restorative Treatment'.

Factors Related To Dental Caries Status Of The Sixth Grade Primary School Children In Tanjung Priok Subdistrict Of Northern Jakarta, 1997.Dental caries is a disease affecting children especifically 12 years old ; this age group needs special attention since the transition from the deciduous dentition to the permanent dentition occured in this age group. The evaluation study of School Dental Health Programs for 5th and 6th grades in the Jakarta , shows an increase in dental caries prevalence from 89.60 % in 1988 to 93.72% in 1996; the average DMFT figures however, went down from 2.98 to 2.66 teeth in the same period. Proportionally, dental caries and its sequela still in the first rank compared to other oral diseases in primary school children who were treated at the Health Centre Services.
The aims of the study is to obtain information on the relation between determinant factors and dental caries in primary school children; with an "Analyzed Cross Sectional" design. The study was done in 106 primary school out of 112 Primary school in the subdistrict of Tanjung Priok. The study sample comprises 6th grades through a "systematic random Sampling ", Total sample was 443 children. Data was obtained by questioners for demographic factors, daily food consumption patterns ( 3 times food recall ) and tooth brushing habits. Apart from that, dental examination was carried out. The data was statistically processed, from univariat, bivariat and multivariat analysis with multiple linear regression and multiple logistic regression.
The results show a dental caries prevalence ( DMF-T) of 70,9 % of 6 grades in the Tanjung Priok subdistrict with average of 1,657 ± 1.487 caries teeth; encompassing 61.3% decayed, 4.5% missing and 5.1% filled teeth. The latest model indicates that the 43.78% dental caries rate (DMF-T) may be explained by, independent variables : Oral Hygiene Index Simplify, frequency of brushing , shape of lower first molar, all of which have to be balanced by the amount of consumed " sticky" carbohydrate consumption may increase dental caries by 3 %. Interaction were found between good frequency of tooth brushing and incorrect brushing times, between insufficient frequency of tooth brushing and correct brushing times, between insufficient frequency of tooth brushing and incorrect brushing times. The latest interaction show that with the amount of sticky carbohydrate consumed, in which a minimum of 8.85 grams of sticky carbohydrates daily, caries risks will increase 2.08 times; a maximum of 98.10 gram will increase caries risks with 235.40 times. A cause and effect relationship between lower first molar anatomical shape and dental caries is presumably caused by the fact that the tooth in question is a the first permanent element to erupt, which is around 6-7 years of age, by tooth formation with abnormal anatomy would already occur at 5 weeks of intrauterine life and had a relationship with heredity and race, in addition to influence of gravitation causing much more food rests to accumulation teeth of the lower jaw.
It is suggested that school dental health education be improved to change the child's tooth brushing habits from "before meals" and "during bath" to "after meals" and a minimum of two times daily, which is after breakfast and before retiring at night. To cope with the problem of the anatomical shape of the lower first molar, fissure sealants and Aritmatic Restorative Treatment fillings may be employed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tsalitsa Putri
"

Anak usia 6-12 tahun memiliki kerentanan terhadap karies gigi. Kesehatan gigi anak perlu mendapat perhatian orang tua khususnya dari ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan perilaku ibu dalam pencegahan karies gigi anak berdasarkan teori Health Belief Model. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan 140 ibu siswa. Terpilih enam SDN dengan teknik cluster random sampling. Jumlah sampel dihitung dengan rumus proportional sampling dan sampel diambil secara systematic random sampling. Data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner yang dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan 53,6 % ibu berperilaku kurang dalam pencegahan karies gigi anak. Persepsi individu yang berhubungan dengan perilaku ibu adalah persepsi kerentanan dan efikasi diri. Efikasi diri adalah faktor paling dominan berhubungan dengan perilaku ibu, artinya ibu dengan efikasi diri rendah berpeluang 3,4 kali untuk memiliki perilaku kurang dalam pencegahan karies gigi anak dibandingkan ibu dengan efikasi diri yang tinggi setelah dikontrol oleh persepsi kerentanan dan persepsi hambatan (OR:3,475,95%CI:1,653-7,306). Untuk itu, perlu ditingkatkan efikasi diri ibu dengan edukasi dan penyuluhan serta membentuk kelompok dukungan ataupun forum online.


Children aged 6-12 years have vulnerabilities to dental caries. Children's dental health needs to get good attentions of parents, especially from mothers. This study aims to determine the determinants of maternal behavior in preventing dental caries in children based on the theory of the Health Belief Model. This study used a cross-sectional design on 140 students’ mothers. Six elementary schools were selected using the cluster random sampling technique. The number of samples were calculated using the proportional sampling formula and the samples were collected using systematic random sampling. Data was gathered by interviewes using questionnaires which were analyzed by univariate, bivariate and multivariate. The results showed that 53.6% of mothers had poor behaviors in preventing children dental caries. Individual perceptions related to mother's behavior are perceptions of vulnerability and self-efficacy. Self-efficacy is the most dominant factor related to maternal behavior, meaning that mothers with low self-efficacy are 3.4 times more likely to demonstrate deficiencies in preventing dental caries in children than those with high self-efficacy after being controlled by perceived vulnerability and perceived obstacles (OR: 3,475 .95%CI:1.653-7.306). For this reason, it is esenssial to increase mothers’ self-efficacy with education and counseling as well as forming support groups or online forums.

 

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Anggraini
"Tujuan: Diketahuinya perbandingan efektiftas aplikasi silver diamine fluoride dengan propolis fluoride dalam menghambat karies gigi sulung.
Metode: 224 anak usia 4-5 tahun dengan karies dentin aktif dialokasikan secara random pada satu diantara 3 kelompok perlakuan untuk pengobatan lesi karies dentin gigi sulung: Kelompok 1- Aplikasi Silver Diamine Fluoride, Kelompok 2- Aplikasi Propolis Fluoride, dan Kelompok 3- Kontrol. Evaluasi pemeriksaan dilakukan setelah 7 hari, 1 bulan dan 3 bulan untuk menilai banyaknya lesi karies yang menjadi terhenti.
Hasil: Setelah 3 bulan, 163 (72,8%) anak menyelesaikan penelitian. Persentase karies yang menjadi terhenti adalah 88,68%, 55,78% dan 2,13% untuk Kelompok 1, Kelompok 2 dan Kelompok 3.
Kesimpulan: Aplikasi Silver Diamine Fluoride atau Propolis Fluoride efektif menghambat lesi karies gigi sulung. Silver Diamine Fluoride lebih efektif dalam menghambat lesi karies dibanding Propolis Fluoride, tetapi Propolis Fluoride memiliki keunggulan tidak membuat perubahan warna gigi menjadi hitam.

Objective: To compare the effectiveness of topical application of silver diamine fluoride (SDF) solution and topical application of propolis fluoride in arresting active dentine caries in primary teeth.
Methods: A total of 224 children, aged 3-4 years, were randomly allocated to one of three groups for treatment of carious dentine cavities in their primary teeth: group 1- application of SDF, group 2 ? application of Propolis Fluoride, group 3 ? control. Follow-up examinations were carried out 7 days, 1 month and 3 months to assess whether the treated caries lesions had become arrested.
Results: After 3 months follow up, 163 (72,8%) children remained in the study. The caries arrest rates were 88,68%, 55,78% dan 2,13% for group 1, group 2 and group 3.
Conclusion: Application of SDF solution or Propolis Fluoride solution can arrest active dentine caries. Topical application of SDF is more effective than Propolis Fluoride in inhibiting caries lesions progression, but Propolis Fluoride has the advantage that the arrested caries lesion will not turn black in colour like SDF.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Herawati
"Data epidemiologi surveilan harus memiliki nilai validitas dan reliabilitas tinggi. Indek CAST berpotensi sebagai alat penilaian epidemiologi karies gigi. Perawat gigi termasuk tenaga pelaksana upaya kesehatan gigi dalam program skrining. Tujuan: mendapatkan tingkat kesesuaian antara perawat gigi dan dokter gigi dalam menilai kebutuhan perawatan karies gigi anak umur 6-12 tahun menggunakan indek CAST. Uji diagnostik pendekatan crossectional pada 95 anak 6-12 tahun, pemeriksaan klinik, analisis pearson korelasion, ICC dan ROC. Tingkat kesesuaian antar pengamat baik (ICC 0,59-0,97). Sensitivitas dan spesifisitas cukup baik (sensitivitas 70-100%), dan spesifisitas (51-100%). Perawat gigi dapat menjadi salah satu tenaga epidemiologi suveilans dalam penilaian kebutuhan perawatan karies menggunakan indek CAST.

Epidemiological surveillance data should have high values in validity and reliability. Index CAST were a potential epidemiology tools for dental caries assessment. Dental nurses are the executive personnel for screening programs in dental health care. To get the compatibility between dentists and dental nurses in assessing care needs of dental caries by using CAST index in children 6-12 years old.Diagnostic test with Cross Sectional approach, samples consists of 95 children between 6-12 years old, clinical examination, and all data analyzed by Pearson correlation, ICC and ROC tests respectively. There are good level of concordance between the observers (ICC 0.59 to 0.97) and the sensitivity and specificity values were good enough (sensitivity 70-100%) and specificity (51- 100%). Dental nurse can be one of the surveillance epidemiologists in the assessment of dental caries care needs by using CAST index.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>