Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188958 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Slamet Prihadi
"Pendahuluan : Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, merupakan rumah sakit Tingkat I dilingkungan TNI - AD / ABRI , dimana merupakan rumah sakit rujukan tingkat pusat untuk satuan-satuan kesehatan TNl - AD / ABRI yang ada di Indonesia. Sehingga daya tampung rumah sakit yang tersedia cukup besar yaitu sebanyak 1.082 tempat tidur. Namun kapasitas tersebut belum termanfaatkan secara maximal, dengan melihat indikator pelayanan yang ada seperti BOR= 48,49 ( standard= 60 - 80 ), LOS=15,71 ( standard= 6 - 9 ), BT0=17,69 ( standard= 40 - 50 ), TO1=16,69 ( standard = 1 - 3 ). Selain itu di RSPAD Gatot Soebroto juga masih terdapat permasalahan mengenai penanganan rekam medic pada bagian administrasi pasien, khususnya di bagian urusan rawat Inap / rawat mondoknya. Dimana masih terjadi keterlambatan pengembalian kartu rekam medis dari ruang unit rawat inap ke ruang unit penyimpanan pusat dibagian administrasi pasien. Menurut data prasurvey yang didapat peneliti, keterlambatan yang ada setiap bulan selama tiga bulan terakhir pada tahun 1995 adalah sebesar 20,33 buah atau 1,08 % perbulannya. Menurut Ketentuan dalam Permenkes RI No : 749.a I PER / XII / 1989 tentang rekam medis, telah dijelaskan segala sesuatunya tentang rekam medis termasuk diantaranya mengenal legalitas dan Cara pengembalian dan penyimpanan rekam medis. Selain itu dalam peraturan yang ada di RSPAD-GS atau Protap ( prosedurtetap ) rumah sakit tersebut dinyatakan bahwa rekam medis harus dikembalikan ketempat penyimpanan pusat setelah 2 X 24 Jam setelah penderita lepas rawat inap ke ruang unit penyimpanan pusat, jika hal tersebut terlampaui maka dikategorikan terlambat. Mengingat begitu pentingnya rekam medis maka keterlambatan pengembaliannya akan mempengaruhi proses pelayanan yang ada di rumah sakit tersebut. Dimana Rekam medis tersebut akan digunakan untuk pembuatan laporan sehubungan dengan fungsi rujukan dan fungsi lainnya pada RSPAD - Gatot Soebroto. Sebagaimana diketahui pada rumah sakit tersebut tenaga dokter yang melaksanakan pelayanan kepada penderita terdiri dari dokter militer dan dokter sipil, dan penderita yang dilayaninya terdiri dari penderita militer,penderita sipil TNI-AD / ABRI serta penderita masyarakat umum. Sehingga karakteristik penderita yang ada sangat bervariasi.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan melihat gambaran hubungan antar keterlambatan pengembaiian kartu rekam medis dari ruang unit rawat inap penderita ke ruang unit peyimpanan pusat dengan dokter yang menangani penderita dan karakteristik penderita Rumah sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Jakarta.
Metodologi : Penelitian ini merupakan penelitian " Crossectional - Descriptif ". Pengumpulan data dilaksanakan dengan menyebarkan Check list pemantauan pengembalian kartu rekam medis ke ruang unit rawat Inap penderita dan keruang ruang unit penyimpanan pusat di bagian pasien, setama 3 (tiga ) minggu pada bulan Januari 1996. Analisa terhadap data yang terkumpul dilakukan dengan analisa Univariat yaitu untuk melihat distribusi variabel bebas dan variabel terikat, dan analias Bivariat dengan menggunakan Uji Mac Nemar pada kelompok dokter yang menangani penderita dan Uji Chisquare pada karakteristik penderita. Pada analisa bivariat dilakukan guna melihat gambaran hubungan antara variabel babas dan variabel terikat.
Hasil : Dalam penelitian ini didapatkan sampel sebanyak 1.024 buah kartu rekam medis. Kemudian peneliti mengadakan analisa terhadap l.024 buah kartu rekam medis yang dikembalikan dari ruang rawat inap penderita ke ruang unit penyimpanan pusat . Menurut hasil analisa Univariat terlihat bahwa kartu rekam medis yang ditangani oleh Dokter Spesialis sebanyak 720 buah yang terdiri dart 72 buah terlambat atau 10 % dan 648 buah tidak terlambat atau 90 %. Kartu rekam medis yang ditangani oleh Dokter umum sebanyak 304 buah yang terdiri 117 buah terlambat atau 38,49 % dan 187 buah tidak terlambat atau 61,51%. Pada kelompok Dokter Militer terdapat keterlambatan sebanyak 91 buah atau 14,99 % sedang tidak terlambat sebanyak 516 buah atau 85,01 %. Pada kelompok Dokter Sipil terdapat keterlambatan sebanyak 98 buah atau 23,51 % dan 319 buah tidak terlambat atau 76,49 %. Menurut karakterlstlk penderita yang terdiri dari kelompok penderita militer dan kelompok penderita sipil, terjadi distribusi variabel terikat sebagai berikut : pada kelompok penderita militer terdapat keterlambatan sebanyak 109 buah atau 16,87 % dan 537 tidak terlambat atau 83,13 %. Pada penderita sipil terdapat keterlambatan sebanyak 80 buah atau 21,16 % dan tidak terlambat sebanyak 298 buah atau 78,84 %. Pada penderita kelompok militer perwira terdapat keterlambatan sebanyak 13 buah atau 5,99 % dan tidak terlambat sebanyak 204 atau 94,01% , pada kelompok bintara terdapat keterlambatan sebanyak 34 buah atau 15,81 % dan tidak terlambat sebanyak 62 atau 28,97 %, pada kelompok tamtama terdapat keterlambatan sebanyak 62 buah atau 28.97% dan tidak terlambat sebanyak 152 buah atau 71,03%. Pada penderita kelompok sipil berdasarkan kelas perawatan yang ada keterlambatan pengembalian kartu rekam medis terjadi sebagai berikut : pada penderita kelas perawatan I terdapat perawatan II terlambat sebesar 14,54 % dan tidak terlambat sebesar 85,46 %, pada penderita kolas perawatan III terlambat 43,44% dan tidak terlambat 58, %. Pada hasil analisa Bivariat dengan menggunakan uji nilai dengan rumus Mac Nemar dan rumus Chisquare dengan penentuan nilai P = 0.05 didapatkan hasil sebagat berikut : Pada kelompok dokter yang menangani penderita ; menurut kelompok Dokter Speslalis dan. Dokter Umum terdapat penolakan terhadap hipotesa yang diajukan sehingga terdapat perbedaan yang bermakna antara keterlambatan pengembalian kartu rekam medis yang ditangal oleh dokter Spesialis dan keterlambatan yang ditangani oleh dokter umum. Sedangkan pada kelompok Dokter Militer dan Dokter Sipil didapatkan hasil uji yang menyatakan penolakan hipotesa yang diajukan sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara keterlambatan pengembalian kartu rekam medis yang ditangani oleh dokter mlliter dan keterlambatan yang ditangani oleh dokter sipil. Berdasarkan Karakteristik penderita yang ada didapatkan hasil uji sebagat berikut : Pada kelompok penderita Militer dan Sipil terdapat hasil uji Chisquare menunjukkan adanya penerimaan terhadap hipotesa yang diajukan, sehingga tidak terdapat perbedaan keterlambatan yang terjadi antara kelompok penderita sipil dan kelompok penderita militer.
Untuk kelompok penderita militer berdasarkan kepangkatan yang ada yaitu kelompok Pa, Ba Dan Ta didapatkan hasil uji Chisquare menunjukkan penolakan terhadap hipotesa yang diajukan, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada keterlambatan yang terjadi pada kelompok keterlambatan sebesar 7,53 %, tidak terlambat 92,47 %, pada penderita kelas penderita Pa , Ba dan Ta. Pada Kelompok penderita Sipil berdasarkan kelas perawatan yang ada, hasil uji nilai Chisquare menunjukan hasil penolakan hipotesa yang diajukan , sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbadaan yang bermakna pada keterlambatan yang terjadi pada kelompok penderita sipil kelas perawatan I, II dan III.
Daftar Bacaan : 44 (1957 - 1994 ).
PREFACE: Gatot Subroto Military Hospital is the first class military hospital and top referral military hospital in Indonesia. It has 1082 beds, but the capacity of the hospital its not utilize as well, for example BOR = 48.49% (standard = 60 - 80%), LOS = 15.71 days (standard = 6 - 9 days), BTO = 17.69 % (standard = 40 - 50%), TCI = 16,69 days (standard = i - 3 days). Besides, in this hospital there is a problem about the medical records, specifically at inpatient unit. The main problem in this area Is the delayed of returning medical records from inpatient unit to central storage at patient administering. Base on the pre-survey data, for the last 3 months during 1995 the number of delayed is 20.33 records or 1.08% per month. In Permenkes Rl No: 749.aIPERIX1I11989 about the medical records, has been explained clearly about the legality, the procedure of returning and saving of medical records. So was in standard procedure of Gatot Subroto hospital, it says that the medical record should be returned to the central storage in 2 x 24 hours after the patient left, if not it will be categorized as delayed. Regarding to the significant role of the medical record, the delayed of returning medical record will take effect on services process in the hospital. The medical record that is planned to be use as main material of report writing. Ws known, that the sums of doctors (as personal) who do the services are the gathering of military and civilian doctors. There are wide range of characteristics of the patients, this result is come from the policy that allowed many rather social groups to be served.
PURPOSE: The objective of the research is to describe the relationship between medical record card's delayed return (from the inpatient unit to central storage) with the doctor who handle the patient's case and it's characteristic in Ruah Sakit Pusat Angkatan Darat - Gatot Subroto Jakarta.
METHOD: This research Is "a Crossectional - Descriptive". Data were collected by spreading the check list control of medical record return's card to the Inpatient unit and the central storage room in patient administering, and these processes are take 3 weeks of January 1996. Data were analyzed by Univariat Analysis, the aim is to see the distribution of independent and dependent variable. And move along with Unlvariat Analysis there is Bivariat Analysis that operates the Mac Nemar Test to the groups of doctor whose deal with patients, and Chi-square Test to the patient's characteristic. Goal of this analysis is to see the description of relationship between independent variable and dependent variable.
RESULT: The Sample could be collected and analyzed in this research are 1.024 medical record's cards. Results of the Univariat Analysis show that 720 medical record handled by Specialized Doctor are consist of 72 card (10%) delayed and the rest (90%) not delayed. There are 304 medical record cards handled by not specialized doctor, consist of 117 (38.49%) delayed and 187 (61.51%) not delayed. In group of military doctor there are 91 card (14.99%) delayed and 516 card (85.01 %) not delayed, and in group of civilian doctor there are 98 card (23.51 %) delayed and 319 card (76.49%) not delayed. According to patient's characteristic those consist of military and civilian, there is dependent variable distribution as follow: in the group of military patient, the delayed cards are 109 (16.87%) and 537 (83.13%) not delayed. Civilian patient's groups have 80 card (21.16%) are delayed and 298 (78.84%) are not. There are 13 card (5.99%) delayed and 204 (94.01%) not delayed in the group of upper military officer, 34 card (15.81 %) delayed and 62 (28.97%) not delayed in the group of lower military officer and 62 card delayed (28.97%) and 152 card not delayed in the lowest rank of military officer. The delayed card have been resulted in the group of civilian patient In accordance with service classification could be described as follow; in group of 1st class patient there 7.53% are delayed and 92.47% are not, in 2nd class 14.54% are delayed and 85.46% are not and in 3rd class 43.44% are delayed and 56.56% are not. The Result from the Bivariat Analysis which used value test from Mac Nemar formula and Chi-square formula with marked value P=0.05, is as follow: In the point of the doctor who does the service that there sometime occurred rejection to the hypothesis have been proposed, it's resulting an important difference between medical record's card return delayed handled by military doctor and by doctor in common. In the point of the military doctor and general doctor, the test result have been found that there are certain rejection to the hypothesis proposed, and follow with those result is a brief summary as there is important difference between medical record card delayed return handled by military doctor and by doctor in Common. In the point of patient characteristic, les found the result of the test as follow; in the group of military and civilian patients there are acceptance to the hypotheses proposed, and in return there is no difference in delayed card return between group of military patient and civilian patients. In the group of military patient according to the military rank (Pa, Ba and Ba), the result of Chi-square test show there is rejection to the hypotheses. As a summary it can be said that there is important difference in delayed return occurred in groups of I , II and III class.
Readers: 44 (1957 -1994)
"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lenggang Kentjana Nusjirwan
"ABSTRAK
Rumah sakit sebagai tempat yang menyediakan pelayanan kesehatan telah berubah dari suatu organisasi sosio media menjadi sosio ekonomi, dan juga terjadi perubahan dalam fungsinya dari hanya pelayanan kuratif menjadi pelayanan menyeluruh.
Dalam menghadapi perkembangan masa kini., rumah sakit makin dituntut untuk mampu menghidupi diri sendiri, dan memanfaatkan serta mengefisiensikan segala sumberdaya yang terbatas, karena itu rurnah sakit harus mampu mengembangkan seluruh unitnya agar unit tersebut dapat merupakan sumber pendapatan bagi rumah sakit.
Rumah Sakit Santo Borromeus (RSStB) sebagai rumah sakit yayasan keagamaan yang bersifat not for profit, telah mempunyai citra dan kinerja yang baik, harus mengembangkan semua unitnya agar unit tersebut dapat menjadi sumber pendapatan yang memadai. Unit Medical Check Up ( MCU) RSStB, sampai saat ini belum dapat berkembang dengan baik, pemanfaatan masih 25% dari kapasitas kerjanya. Kemampuan untuk meraih pangsa pasar di Kotamadya Bandung hanya 0,06%, dan pangsa pasar di tingkat kecamatan hanya 0,15%.
Persaingan dalam pelaksanaan MCU sangat berat sehingga perlu ditetapkan posisi strategisnya, sebelum mengembangkan strategi pemasaran.
Terdapat beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perkembangan pemanfaatan Unit MCU. Dari faktor internal dan ekstemal tersebut diidentifikasikan kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman yang dihadapi.
Sebuah analisis dilakukan untuk menetapkan posisi strategis Unit MCU sebelum mengembangkan strategi pemasaran yang akan dijalankan
Dari analisis didapatkan bahwa posisi strategi dari Unit MCU RSStB adalah dalam posisi Konservatif yang berarti dalam posisi ini masih cukup kuat dalam segi finansial, tetapi daya saingnya sangat lemah sehingga sulit berkembang.
Strategi pemasaran yang diusulkan yaitu market penetration, market development, product development dan concentric diversification.
Agar strategi yang diusulkan dapat bermanfaat, disarankan untuk memperkuat pengorganisasian Unit MCU dan memperkuat bagian pemasaran agar dapat berfungsi seperti yang diharapkan

ABSTRACT
Marketing Strategy Preparation for The Medical Check Up Unit of Saint Borromeus Hospital.
The role of hospitals as medical service provider has shifted from socio-medical organization into socio -economic, and their function in providing curative services has also transformed into institution that provide comprehensive services.
To anticipated todays development, where there are more demand for hospitals to be self reliance and able to utilize their limited resources efficiently, hospital need to be able to develop all their units to become a profit centre Santo Borromeus Hospital in Bandung, as a not for profit religious order hospital, which poses a good image and performance, has to improve its units to be able to generate adequate revenue.
The hopital's Medical Check Up Unit (MCU) has not been My exploited, its utilization level only about 25%, and the ability to reap its market share in Bandung was only 0.06%, while within its area was only 0.15%.
Competition in providing this service is very stilt therefore Borromeus' MCU needs to define its strategic position prior to developing its marketing strategy.
There were several internal and external factors that can affect the MCU utilisation. Identified from these factors are the present strengths, weaknesses, opportunities, and threats of the MCU and later analyzed to ascertain the Unit's Strategic location
Subsequent analysis found that strategic position of Borromeus's MCU is in the Conservative position, which means that it has sufficient financial strength, yet it is very weak in competition, making it difficult to grow.
The proposed Marketing Strategy consist of "market penetration, marketdevelopment, product development, and concentric diversification strategies" To make the proposed strategy useful, its recommended that the MCU needs tostrengthen its organization and its marketing for it to function as per the strategy.
Library 41 books 1984 -1997
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widyo Santoso
"Meningkatnya peran Investor Kesehatan Swasta, baik domestik maupun asing, disertai semakin tingginya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan, mengakibatkan persaingan yang semakin ketat antar-pelaku pelayanan kesehatan di Tanah Air. Lakespra 'Saryanto', lembaga kesehatan milik TNI-AU/ABRI, mengalami pula dampak perkembangan tersebut berupa banyaknya keluhan atas lamanya waktu penyelesaian hasil General Medical Check-up yang dilaksanakannya. Upaya menekan waktu penyelesaian yang berkisar antara 7 (tujuh) sampai 14 (empat betas) hari ini, adalah dengan melaksanakan Penelitian Kerja.
Penelitian ini dibatasi pada Penelitian Waktu terhadap 207 (dua ratus tujuh) berkas General Medical Check-up Klien Swasta, serta difokuskan pada proses penyelesaian hasil saja. Janis penelitian adalah deskriptif-analitik, dan menurut waktunya adalah penelitian cross sectional. Populasi penelitian berkas General Medical Check-up klien swasta selama bulan November 1995, dengan jumlah sampel sebesar 207 (dua ratus tujuh) berkas. Data Primer dan Data Sekunder diamati dan dicatat melalui Lembar Pengumpul Data oleh beberapa anggota Aeroklinik serta siswa Sekolah Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa angkatan XIV.
Hasil penelitian menunjukkan adanya kesenjangan yang sangat besar antara Waktu Penyelesaian Sebenarnya dan Waktu Standar, dengan penyebab yang bervariasi dari Laju kerja, Sifat Produk, Cara Kerja, Kegagalan Manajemen, sampai Hal-hal dalam Batas Kemampuan Karyawan. Kesimpulan penelitian adalah bahwa usaha Lakespra 'Saryanto' meningkatkan income belum diimbangi mutu pelayanan manajerial yang sesuai, tercermin dari keterlambatan penyelesaian yang disebabkan oleh, pertama sebagian besar pekerjaan masih manual, kedua banyaknya waktu idle akibat dari hal-hal yang bersifat teknisprosedural maupun yang bersifat doktrin-prinsipiil. Upaya penanggulangan dilaksanakan dengan mengacu aspek-aspek tertentu, seperti hakekat Lakespra 'Saryanto', tugas dan fungsi, kekuatan, prioritas masalah, alternatif pemecahan, prosedur penanggulangan, dan lain sebagainya; yang terangkum dalam 2 (dua) pilihan yaitu menambah Modal Investasi dengan memanfaatkan Teknologi Komputer, atau melalui Teknik Manajemen Mempersingkat Kadar Kerja.
Daftar Bacaan : 36 (1973-1994)

Besides higher health-service quality required by the public; the recent booming of non-governmental health investors' role, of either local or of foreign origin, have caused tighter competition among Health Services in the country. The 'Saryanto' Institute of Aerospace Medicine, an Armed-Forces Health Institution, is also suffering from the impact of this situation. Lots of complaints on the production time of its non-governmental patient's general medical check-up result have been addressed to this Institution. In an effort to minimize the delay, which usually takes 7 (seven) to 14 (fourteen) days, we have conducted a Work Sampling Study.
This study is limited only to Time Expedience on 207 (two hundred and seven) non-governmental patient's general medical check-up files, and especially focused on their completion process. Typologically the study is an analytically descriptive, while according to the time of observation it is cross-sectional. The population is all of the non-governmental patient's general medical check-up files; and its sample is made up of the files of the second and third weeks of November 1995. Both primary and secondary data have been observed and written down on a Data Collecting Form by Data Collectors consisting of some Aero clinic?s personnel and students of the School of Aerospace Medicine XIV.
Final result of the study reveals a large gap between the Current Production Time and the Standard Time. It is caused by certain factors such as Rating Factor, Product Variety, Working Method, Management Failure, and Limitations of Working Capability. This study concludes, in spite of the effort to promote its market and income; this Institute still falls short of servicing its clients properly. This is easily concluded from the time spent to complete its non-governmental patient's check-up files. Causes can be grouped into 2 (two) categories; too much of the routine is carried out manually, and too much idle time occurred as the result from either technical-procedural problems or basic-doctrinal ones. Solving this problem should be done by reconsidering certain aspects, such as the nature of the 'Saryanto' Institute, its assignments, resources, priorities, problem-solving alternatives, etc. In conclusion to the alternatives, to achieve immediate improvement and eliminate idle time, either Capital Investment by computerization or improve Managerial Efficiency is recommended.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Idayanti Palgunadi
"ASBTRAK
Instalasi Rawat Inap A (IRNA A) adalah salah satu unit rawat gabung di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) dengan sistem pelayanan terpadu dengan kapasitas 374 tempat tidur. Pada saat ini ada 2 (dua) jenis pelayanan farmasi di IRNA A meliputi : manajemen pemerintah (350 tempat tidur) dan manajemen swasta (24 tempat tidur). Dengan adanya dua prosedur pelayanan farmasi yang berbeda di dalam IRNA A, secara teoritis tentunya dapat menimbulkan berbagai masalah baik dalam pelaksanaan pelayanan maupun pendapatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pelaksanaan prosedur pelayanan obat dan alat kesebatan di IRNA A, mengkaji perbedaan prosedur yang berlaku baik terhadap kualitas pelayanan maupun pendapatan., serta kendalalhambatan dalam melaksanakan prosudur pelayanan obat dan alat kesehatan.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode telaah kasus dengan pendekatan deskriptif analitis dengan menggunakan data primer yaitu observasi di depo farmasi dan wawancara langsung dengan pejabat sruktural dan fungsional., dan data sekunder diperoleh dengan cara survey di lapangan dan dari data penunjang lainnya. Sebagai unit analisa adalah resep IRNA A lantai 6 dan lantai 7 pada bulan Januari 1996. Dan data yang diperoleh dihitung masing-masing prosentase variabel penelitian ( bentuk instruksi, jumlah instruksi, jenis instruksi, alur penyediaan, alur pengadaan, alur distribusi). Di samping itu dengan menggunakan program Billing Farmasi diperoleh data pemakaian serta biaya obat dan alat kesehatan yang merupakan target income IRNA A.
Penelitian ini meyimpulkan bahwa : Pelayanan farmasi dasar baik di IRNA A lantai 6 maupun IRNA A Iantai 7 sudah berjalan sesuai SOP, efisiensi pemakaian obat dan alat kesehatan dasar IRNA A lantai 7 lebih tinggi dari IRNA A lantai 6. Pelayanan obat dan alat kesehatan non dasar di lantai 7 sudah berjalan sesuai SOP sehingga seluruh obat dan alat kesehatan di IRNA A lantai 7 pengadaan dan pendistribusiannya sudah melalui depo, sedangkan lantai 6 belum sepenuhnya mengikuti SOP, akibatnya petugas di depo farmasi lantai 6 sulit mendapatkan informasi tentang asal 1 sumber, jenis, jumlah maupun harga obat dan alat kesehatan yang digunakan, karena hanya 3,96 % penyediaan dan 36,44 % pendistribusian yang melalui depo farmasi.
Sebagai saran perlu modifikasi prosedur pelayanan obat dan alat kesehatan di IRNA A lantai 6, sehingga ada kemiripan dengan prosedur yang berlaku di IRNA A lantai 7 dengan mempertimbangkan adanya peluang dan hambatan kendala.
Daftar Pustaka : 22 (1980 - 1995)

ABSTRACT
IRNA A (Instalasi Rawat Inap A) is an integrated ward in Cipto Mangunkusumo Hospital with 374 bed-capacity. In providing health services, including pharmacy service, the ward implements two different management's : government-managed (350 beds) and private- managed (24 beds). It is assumed that implementing two different systems in one unit will rise problems, in terms of revenue and operational problems.
The purposes of the study were to review the implementation of pharmacy service in the above systems which include the effect of such systems in quality of service and revenue ; and to find out the obstacles. In the hope to enhance the role of Pharmacy Department in health service.
The method applied was analytical descriptive using primary data ; observation at satellites and interview with management officer and health professionals (physicians, pharmacist and nurses) ; and secondary data : total prescriptions at 6th and 7th floor in January 1996. Data was then analyzed in terms of type and number of prescription, and flow of procurement and distribution. In addition, the cost of medications was also calculated.
The result showed that pharmacy service for essential supplies both in 6th and 7th floor run well in accordance with Standard Operating Procedure (SOP). However, efficiency of the utilization of supplies in 7th floor was better than another. While for non essential supplies, SOP was fully performed in 7th floor, whereas only part of it in 6th floor. In 7th floor all medications were supplied and distributed by pharmacy satellite. Whereas in 6th floor only 3,96 %, and 36,4 % of it was supplied and distributed by pharmacy satellite, respectively.. By doing so, pharmacy workers in 6th floor were poorly-informed regarding the origin, quality and quantity of medications used.
It is suggested to modify the procedures of services in drugs and health supplies provision in 6th floor IRNA A so that to be similar to the one in 7th IRNA A.
Bibliography : 22 ( 1980 - 1995)
"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Irawan
"ABSTRAK
Kecemasan merupakan reaksi yang sering terjadi selama hospitalisasi, dan dapat berakibat kepada penurunan kondisi, lamanya adaptasi dan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan akibat kecemasan dapat diminimalkan apabila perawat memberikan intervensi yang tepat pada anak dengan kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran kecemasan anak prasekolah yang dirawat di bangsal berfasilitas dan tanpa fasilitas ruang bermain. Penelitian ini menggunakan metodologi deskriptif dengan pendekatan potong lintang pada 100 anak prasekolah. Pemilihan sampel menggunakan purposive sampling. Data dikumpulkan menggunakan lembar check list observasi kecemasan anak. Data dianalisis secara univariat. Hasil menunjukkan rata-rata skor kecemasan anak pada bangsal berfasilitas ruang bermain 29,70 dengan SD 6,609 sedangkan tanpa fasilitas ruang bermain 36,24 dengan SD 6,760. Kesimpulan penelitian ini adalah rata-rata skor kecemasan anak di bangsal berfasilitas ruang bermain lebih rendah daripada yang tidak mempunyai fasilitas ruang bermain. Hasil penelitian ini merekomendasikan bahwa perlunya fasilitas ruang bermain di bangsal perawatan anak untuk menurunkan kecemasan hospitalisasi.

ABSTRACT
Anxiety is a reaction that often occurs in children during hospitalization, this condition can caused in a decrease of conditions, duration of adaptation, growth and development disorders. The growth and development disorder caused by anxiety can minimized, if the nurse gave correctly intervention to children with anxiety. This study aimed to identify the description of anxiety among preschool-age children during hospitalization at ward with playroom and without playroom facility. This study was a descriptive approach research, applied a cross sectional method, and involved 100 of preschool-age children. Sampling method was used purposive sampling. Data was collected by using observed anxiety check list. The data was analyzed by using univariat method. The result showed that mean anxiety score in ward with playroom was 29.70 with SD 6.609, while in ward without playroom was 36.24 with SD 6.760. The study concluded that mean anxiety score of children in ward with playroom was lower than without playroom. The result of this study recommended that the importance of playroom in pediatric ward to decrease hospitalization anxiety."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S59579
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Adam
"Prevalensi pasien dengan gangguan sistem kardiovaskuler semakin meningkat. Perawat diharapkan memiliki kontribusi dalam penanganan pasien dengan gangguan sistem kardiovaskuler dengan menjalankan peran sebagai pemberi asuhan, pendidik, peneliti dan inovator. Praktik residensi spesialis keperawatan medikal bedah yang telah dilaksanakan selama 1 tahun (2 semester) bertujuan untuk melakukan penerapan dan pendalaman pada peran-peran tersebut dengan pendekatan Model Adaptasi Roy (MAR).
Peran sebagai pemberi asuhan diterapkan pada 30 pasien dengan berbagai gangguan kardiovaskuler dan satu pasien kasus kelolaan utama dengan STEMI. Peran sebagai pendidik dijalankan dengan pembimbingan perawat sejawat dan mahasiswa keperawatan.
Peran sebagai peneliti dijalankan dengan menerapkan tindakan keperawatan berbasis pembuktian ilmiah (evidence-based nursing) yaitu tindakan relaxation response untuk menurunkan tingkat stres pada pasien CAD. Peran sebagai inovator dijalankan dengan menerapkan format pemantauan komplikasi dan algoritma pada pasien post percutaneus coronary intervention (PCI).
Hasil analisis praktik menunjukkan bahwa MAR efektif digunakan sebagai pendekatan dalam asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan kardiovaskular untuk meningkatkan tingkat adaptasi dan tindakan relaxation response efektif diterapkan untuk menurunkan skor stres dan marker fisiologis stres pada pasien CAD. Selain itu, format pemantauan dan algoritma dapat diterapkan untuk antisipasi dan penanganan komplikasi setelah menjalani PCI.

The prevalence of patients with cardiovascular disorders are increasing. Nurses are expected to contribute on managament of patients with cardiovascular disorders by running their roles as a care giver, educator, researcher and innovator. Residency clinical practice of medical-surgical nursing specialists had been carried out for 1 year (2 semesters) and aimed to implement and explore these roles with Roy?s Adaptation Model (RAM) approach
The role as a care giver was applied to 30 patients with various cardiovascular disorders and a patient with STEMI as the primary case. The role as an educator was performed by educating patients, nurses and nursing students.
The role as a researcher was carried out by applying the evidence-based nursing, relaxation response intervention to reduce stress levels in patients with CAD. The role as an innovator was executed by applying the complications monitoring format and algorithms for patients with post percutaneous coronary intervention (PCI).
The analysis showed that the MAR can be apllied effectively in nursing care for patients with cardiovascular disorders to improve adaptation level and the relaxation response intervention can be applied effectively to reduce stress scores and physiological markers of stress in patients with CAD. In addition, the post PCI monitoring format and algorithm can be applied effectively to anticipate and manage the complications after PCI.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tumbelaka, Denanda J.
"ABSTRAK
Kesehatan merupakan salah satu rangkaian dari program pembangunan yang dihadapi bangsa Indonesia di dalam rangka memasuki era tinggal landas menjelang tahun 2000 nanti. Dari data-data tentang status kesehatan yang diukur dengan, angka kesakitan, angka kematian dan status gizi memperlihatkan bahwa kesehatan di Indonesia merupakan suatu masalah yang perlu diperhatikan dan ditangani secara baik dan serius. Masalah-masalah ini timbul karena belum meratanya jangkauan pelayanan kesehatan yang ada. Dalam upayanya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan secara optimal, maka pemerintah mengikutsertakan pihak swasta di dalam program-program pelayanan kesehatan seperti, rumah sakit, balai kesehatan masyarakat, atau pelayanan kesehatan lain pada sekolah, tempat kerja dan lain-lain.
Universitas Trisakti sebagai suatu institusi pendidikan juga terlibat di dalam kegiatan pelayanan kesehatan dengan dibukanya suatu Pusat Kesehatan bagi Sivitas Akademika Universitas Trisakti maupun masyarakat umum yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Setelah berjalan selama kurang lebih 6 tahun ternyata Pusat Kesehatan Universitas Trisakti masih belum dimanfaatkan secara maksimal oleh para karyawan Universitas Trisakti sendiri. Melihat kenyataan tersebut di atas, maka diadakanlah penelitian ini dengan tujuan agar diperoleh gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya pemanfaatan Pusat Kesehatan Universitas Trisakti oleh para karyawannya. Penelitian ini merupakan survey deskriptif analitik dengan pendekatan Cross-sectional-Cara pengumpulan data dengan metode mailing list. Tehnik analisis yang digunakan adalah Uji Chi Square yang diperkuat dengan Cramer's V. Dari hasil penelitian ini diperoleh gambaran bahwa dari 8 variabel yang diteliti ternyata variabel tingkat pendidikan serta variabel waktu buka dan tarif kunjungan, memperlihatkan hubungan yang bermakna dengan pemanfaatan Pusat Kesehatan Universitas Trisakti. Hasil penelitian ini juga memperlihatkan bahwa tenaga kesehatan yang ada di Pusat Kesehatan Universitas Trisakti masih belum mencukupi kebutuhan.
Pusat Kesehatan Universitas Trisakti dapat meningkatkan perannya sebagai salah satu tempat pelayanan kesehatan yang baik apabila dapat berfungsi secara maksimal. Hal ini dapat terwujud apabila faktor-faktor yang dianggap menjadi hambatan bagi perannya tersebut dapat ditangani sacara baik oleh pihak yang berwenang, dalam hal ini pimpinan Universitas Trisakti dan unsur-unsur terkait lainnya. "
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Putra Ramadhan
"Laporan praktik spesialis Keperawatan Medikal Bedah bertujuan untuk melakukan analisis praktik residen dalam mengimplementasikan peran perawat spesialis sehingga dapat memiliki kemampuan yang belandaskan ilmu-ilmu pengetahuan dan praktik profesional keperawatan. Peran perawat spesialis sebagai pemberi asuhan keperawatan diimplementasikan pada pasien-pasien dengan gangguan sistem perkemihan yang terdiri dari satu kasus kelolaan utama yaitu pasien dengan urolithiasis dan 30 kasus resume. Selain itu, peran perawat spesialis sebagai pendidik dan konselor juga diimplementasikan dalam mengelola pasien kelolaan utama dan resume. Peran perawat spesialis sebagai peneliti dilakukan dengan membuat litelature review sebagai bagian dari pelaksanan Evidanve Based Nursing Practice. Hal ini dilakukan dengan membuat litelature review mengenai akupresur pada titik Hugo untuk mengatasi nyeri penusukan akses arteriovenous fistula pada pasien hemodialisis dan abdominal massage untuk mengatasi konstipasi pada pasien di Intensive Care Unit. Peran sebagai inovator diimplementasikan dengan melakukan proyek inovasi berupa Buku Harian Pasien HD untuk mengendalikan Interdialytic Weight Gains (IDWG), dimana dalam pelaksanaannya residen menggunakan pendekatan interpesonal dan leadership.

Medical Surgical Nursing specialist practice aims to analyze of resident practice in implementing the role of Nurse Specialist so that they can have skills that are based on science and professional nursing practice. The role of specialist nurses as nursing care providers is implemented in patients urinary system disorders consisting of one main managed case, namely patients with urolithiasis and 30 resume cases. In addition, the role of specialist nurses as educators and counselors is also implemented in managing patients with urolithaisis and resume cases. The role of specialist nurses as researchers is carried out by making a literature review as part of the implementation of Evidence Based Nursing Practice (EBN). The litelture review about acupressure at Hugo point to reduce pain arteriovenous fistula puncutre and abdominal massage to reduce constipation in intensive care unit patients. The role of an innovator is implemented by conducting an nursing innovation project called Buku Harian Pasien HD to control Interdialytic Weight Gains (IDWG), where in its implementation residents use an interpesonal and leadership approach"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Septiana Lazasniti
"ABSTRAK
Persentase persalinan bedah sesar di Indonesia mengalami peningkatan pada tahun 2012-2017 dari 12% menjadi 17%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tren jumlah fasilitas pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan, dan persalinan bedah sesar di Indonesia tahun 2007-2017 serta faktor yang memengaruhi persalinan bedah sesar di Indonesia tahun 2017. Penelitian dilakukan dengan desain cross sectional menggunakan data sekunder Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) dan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2007, 2012, dan 2017. Analisis data yang digunakan adalah univariat, bivariat, dan multivariat menggunakan uji Chi-Square dan Regresi Logistik Sederhana. Hasil penelitian menunjukkan tren jumlah fasilitas pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan, dan persalinan bedah sesar di Indonesia pada tahun 2007-2017 mengalami peningkatan. Hasil analisis didapatkan faktor confounding yaitu paritas dan jarak kelahiran. Kekuatan hubungan faktor yang memengaruhi persalinan bedah sesar di Indonesia pada tahun 2017 yaitu penolong persalinan adalah tenaga kesehatan spesialis (OR= 8,54), kehamilan kembar (OR= 2,48), kunjungan ANC 4 kali (OR= 1,51), indeks kepemilikan tinggi atau kuintil 4 dan 5 (OR= 1,20), tempat tinggal di perkotaan (OR= 1,13), indeks kepemilikan rendah atau kuintil 1 dan 2 (OR= 0,80), tempat persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan swasta (OR= 0,79), dan pemeriksa ANC oleh bukan tenaga kesehatan (OR= 0,37). Pilihan persalinan melalui bedah sesar perlu dipertimbangkan lagi berdasarkan faktor risikonya.

ABSTRACT
The percentage of cesarean delivery in Indonesia has increased in 2012-2017 from 12 to 17. This study aims to show the trend of number health care facility, health worker, and cesarean delivery in Indonesia year 2007-2017 as well factors that influence of cesarean delivery in Indonesia year 2017. The study was conducted with a cross sectional design using secondary data on the Indonesian Health Demographic Survey (SDKI) and Indonesian Health Profile in 2007, 2012, and 2017. Analysis of data was univariate, bivariate, and multivariate using the Chi-Square test and Simple Logistic Regression. The results show that the trend of number health care facilitiy, health worker, and cesarean delivery in Indonesia year 2007-2017 had increased. The results of research obtained confounding factors, that is parity and birth interval. The strength of the correlation between the factors that influence cesarean delivery in Indonesia year 2017 are birth attendant was specialist health worker (OR = 8.54), multiple pregnancy (OR = 2.48), ANC visits 4 times (OR = 1.51), high wealth index or quintile 4 and 5 (OR = 1.20), low wealth index or quintile 1 and 2 (OR = 0.8), place of delivery in a private health facility (OR = 0.79), and ANC examiners by non-health worker (OR = 0.37). The choice of labor through cesarean section needs to be considered again based on the risk factors."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafa’atun Mirzanah
"Praktek klinik residensi keperawatan medikal bedah kekhususan ginjal urologi memberikan bekal kemampuan pemberi asuhan keperawatan secara langsung, clinical case manager, penerapan evidence-based nursing, dan penerapan inovasi. Asuhan keperawatan diberikan dengan pendekatan Teori 14 kebutuhan dasar Virginia Henderson pada kasus utama Unilateral non-functioning kidney dan 30 kasus resume. Pengelolaan nyeri akut dan manajemen kesehatan ginjal menjadi fokus pada kasus utama. Peran sebagai clinical case manager tampak pada pengelolaan kasus resume. Masalah kelebihan cairan menjadi masalah keperawatan yang paling banyak diangkat pada kasus resume. Intervensi yang diberikan berfokus pada manajemen cairan dan pemberian konseling untuk pembatasan cairan dan konsumsi garam. Peran sebagai peneliti tampak dalam literature review evidence-based nursing. Hasil literature review menunjukkan bahwa passive leg raising bermakna (p<0,05). Peran sebagai inovator dan kepemimpinan tampak pada pelaksanaan proyek inovasi. Proyek inovasi berupa buku harian HD meningkatkan proporsi Interdialytic weight gain baik (<2,5 kg) sebesar 14,8% di akhir penerapan inovasi.

Clinical practice phase of medical surgical nursing specialist in nephrology gives basic skill in delivering nursing care, clinical case manager, implementing evidence-based nursing, and innovation project. We used 14 basic needs Virginia Henderson theory towards one main case-study and thirty resume case. In the main case-study, the focus is managing acute pain post-operatively and preserve the remain kidney. The role as clinical case manager was gained from managing 30 resume cases. Excess fluid volume is the most prevalent problem across resume cases. The intervention then focused on fluid management and counselling about fluid and sodium intake. The role as researcher was gained from evidence-based nursing project. The literature review showed that passive leg raising could increase blood pressure among intradialytic hypotension case. Passive leg raising showed significant results (p<0,05). The innovation project gave experience as innovator and leadership. The implementation of HD diary book showed improvement of the proportion of good Interdialytic weight gain (<2.5 kg) 14.8% at the end of observation."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>