Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 223467 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Krianto
"ABSTRAK
Efektifitas dari suatu program komunikasi kesehatan yang berkelanjutan ditentukan oleh banyak faktor, di antaranya adalah kebutuhan yang tinggi dari khalayak akan informasi kesehatan. Kebutuhan yang tinggi akan informasi kesehatan pada hakekatnya merupakan resultante dari minat, kebutuhan, masalah diri dan peta pengetahuan. Di lihat dari perspektif perluasan peta pengetahuan, kebutuhan informasi erat hubungannya dengan keterpaparan khalayak terhadap beragam saluran komunikasi, di antaranya pemaparan media komunikasi massa dan pemaparan komunikasi interpersonal. Namun penelitian yang mengupas hubungan antara keterpaparan terhadap informasi dengan kebutuhan informasi, terutama di Jawa Barat masih kurang. Oleh karena itu penelitian ini memusatkan perhatian pada upaya untuk memperoleh gambaran bagaimana hubungan antara dua variabel tersebut.
Penelitian ini menggunakan hasil Studi Jaringan Informasi Kesehatan di Jawa Barat tahun 1994, yang merupakan kerjasama Bagian Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia dengan Sub Pinas PKM Jawa Barat. Dengan demikian tahap penetapan disain penelitian dan pengumpulan data tidak dilakukan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemaparan media komunikasi massa dan pemaparan komunikasi interpersonal memiliki hubungan yang bermakna dengan tingkat kebutuhan informasi kesehatan. Namun keterpaparan terhadap informasi kesehatan melalui komunikasi interpersonal memiliki nilai OR (4-5.0) yang lebih besar dari pada OR pemaparan media komunikasi massa (1.3-2.0). Adapun model hubungan antar dua variabel tersebut menunjukkan bahwa kebutuhan informasi adalah fungsi dari pemaparan komunikasi interpersonal, pemaparan media elektronik (televisi, radio), media cetak (poster-poster kesehatan, surat kabar) dan karakteristik tempat tinggal.
Dari hasil penelitian ini disarankan agar dalam upaya meningkatkan kebutuhan informasi kesehatan dilakukan pendekatan kepada pengelola program untuk mendayagunakan potensi jaringan informasi setempat, sekaligus meningkatkan upaya komunikasi massa melalui televisi, poster, radio, dan surat kabar.

ABSTRACT
Effectivity of the sustainable health communication program depend on any factors, such as high information need among the audience. High information need is the resultance of attention, need, self problem and cognitive map. If seen the expanding on the cognitive map, information need have strong relation with audience exposed of the any communication channels, such as mass communication and interpersonal communication exposure. But the research that studying on the relationship between information exposed and information need, especially of the pregnant women and under five years children mother on West Java is minimally. Thus, focusing the research is making the description on the relationship between two variables.
This research used the data of the Health Information Network Study, in West Java, 1994. The study is cooperation among Department of Health Education and Behavioral Science, Faculty of Public Health, University of Indonesia with Health Community Education Affairs, Province of West Java. Just the research design fixing and data collection not doing.
The result from this research give me the description that mass communication exposure and interpersonal communication exposure have the significance relationship with health information need among the audience. But the interpersonal communication exposed have the Odds Ratio (4-5.0) bigger than the mass communication exposed (1.3-2.0). Information need model is the function of interpersonal communication exposure, electronic media exposure (television and radio), printed media (posters, newspapers) and residential characteristic. From the result, I am proposing, if we are improving the health information need, we must approaching to program mangers to use the local information network, and similarly launching the mass communication effort via television, posters, radio and newspapers.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Welem S. Tallutondok
"Imunisasi merupakan suatu pemberian kekebalan terhadap beberapa penyakit tertentu pada bayi, anak balita. Kegiatan ini diharapkan dapat menurunkan angka penyakit dan kematian karena Penyakit Yang Dapat Dicegah Imunisasi (PD3I). Kematian bayi yang tinggi dapat dicegah atau dikurangi, bilamana ibu-ibu mempnyai pengetahuan, sikap dan praktek sehubungan dengan imunisasi, gizi, KIA, pencegahan penyakit menular terutama ISPA dan Diare. Kurangnya pengertian ibu-ibu oleh karena pelaksanaan imunisasi tidak disertai dengan paksaan dan hanya bertumouh pada kesukarelaan ibu membawa anaknya ke tempat pelayanan imunisasi.
Timbul pertanyaan apakah paparan informasi kesehatan berhubungan dengan praktek imunisasi ibu balita dan ibu hamil. Jenis penelitian adalah Survey Analitik dengan pendekatan "cross sectional" untuk melihat hubungan antara paparan informasi dengan praktek imunisasi ibu balita dan ibu hamil. Lokasi penelitian di Propinsi Jawa Barat. Analisis Statistik dilakukan dengan Uji Regresi Logistik cara sederhana dan cara ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Paparan Informasi yang ada hubungan dengan praktek imunisasi ibu balita dan ibu hamil adalah : 1). Paparan informasi melalui Komunikasi Inter Personal yaitu terpapar informasi melalui penyuluhan yang dilakukan oleh Puskesmas/Posyandu, 2). Paparan Informasi melalui Media Massa yaitu informasi kesehatan yang diperoleh melalui koran, majalah, poster kesehatan, radio, dan TV, 3). Pendidikan ibu yaitu tingkat pendidikan responden; 4) pendidikan suami yaitu tingkat Pendidikan Suami responden; 5) Pekerjaan Suami yaitu pekerjaan utama suami responden.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variable Paparan Informasi melalui komunikasi inter personal dan media massa berhubungan secara bermakna dengan praktek imunisasi ibu balita dan ibu hamil. Untuk itu disarankan agar pemberian dan penyebaran informasi kesehatan melalui komunikasi inter personal dan media massa ditingkatkan dan jaringan penyuluhan diperluas pada kaum laki-laki (suami) sebagai penentu kebijakan dalam keluarga

Immunization is a provision of resistance against some certain infection diseases to babies, under five year old children. This is expected to decrease both mortality and morbidity of particular diseases. High infant mortality rate is likely to be reduced if mother of under five are given appropriate knowledge and developed positive attitude as well as good practice regarding Immunization, nutrition, mother and child health and prevention of contamination diseases such as acute respiratory infection and diarrhoea. Lack of knowledge on immunization program is partly do to voluntary nature of the program. It is not compulsion for every mother to bring her under five children to the service points.
The question arises whetter health exposure is related to Immunization practice among the mother of under five years children and pregnant mother as well. The type of research is a "cross sectional" study to the correlation between them. The above to variables research location was in West Java Province. Statistic all analysis was carried out using simple and multiple logistic regression test.
The result of this research showed that health information exposure was a closed correlation was immunization practice among the mother and under five year children and pregnant mother. It was father indicated that the information exposure both via inter personal channel and mass media significantly correlated with the immunization practice among the respondents.
It is recommended that provision of the health information via both inter personal and mass media channel should be strengthened. An addition the target audience should also include the male (husband) as most husband has a strong recision strongly power in the family."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhaniah Suryani
"ABSTRAK
Kabupaten Bekasi menurut sensus tahun 1990 dinyatakan mempunyai IMR 93,68 perseribu kelahiran hidup, angka ini lebih tinggi dari IMR Jawa Barat (89,13) perseribu kelahiran hidup dan lebih tinggi dari IMR Nasional (74) perseribu kelahiran hidup.
Penelitian merupakan Survei Analitik dengan pendekatan Cross Sectional untuk melihat hubungan antara karakteristik sosiodemografi (umur, pendidikan,pekerjaan, paritas ), pengetahuan dengan pemanfaatan fasilitas pelayanan antenatal. Populasi studi adalah seluruh ibu-ibu hamil dan ibu-ibu balita di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Analisis statistik dengan uji Kai Kuadrat dan uji Odds Ratio.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal adalah faktor pendidikan.
yang diajukan perlu dilakukan K I E dengan memasang poster untuk mengingatkan masyarakat cara meningkatkan kesehatan ibu hamil, cara pencegahan penyakit dan bahaya-bahaya bila tidak melakukan perawatan kehamilan, perlu keterlibatan masyarakat yang lebih aktif dengan melibatkan kader-kader untuk memberikan penyuluhan dipabrik/perusahaan/tempat-tempat ibu-ibu bekerja, dan perlu meningkatkan kerjasama lintas sektoral untuk melibatkan lebih aktif PKK untuk memberikan penyuluhan bagi ibu-ibu yang tidak sekolah tentang pelayanan antenatal untuk meningkatkan pengetahuannya.

ABSTRACT
Based upon a cencus by 1990, Bekasi country was stated to have 93,68 per mill of Infant Mortality Rate (IMR) of unstill birth, this figures is higher than rate of 1MR at West Java (89,13) per mill of unstill birth and higher than National IMR (74) per mill there of.
Research constituted an Analytic Survey by having Cross Sectional approach to find out relationship between sociodemography (age, education, occupation, parity) knowledge and the use of antenatal service facility. The study population object were all pregnancy mothers and mother of under five years old children at Bekasi country, West Java. Statistic analysis was employed with chain quadrate and Odds Ratio test.
The result of this research showed that affecting factors against the use of antenatal service is educational factor.
The proposes suggestions is to conduct Health of Mother and Child by spreading out posters to remind public how to improve pregnancy mothers health, diseases preventive and risks when the health is not treated well, public involvement is required by involving cadres to provide extension at factory/company/places where most of mothers work, and it is necessary to improve cross-sectoral cooperation to get involve Program at Village level to educate women on various aspects of family welfare more active to provide extension for uneducated mothers regarding antenatal service in improving their knowledge.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denada Annisa Fitri
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai apa yang menjadi kebutuhan informasi ibu hamil dalam menjalani masa kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kebutuhan informasi oleh ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Cipayung, termasuk sumber dan saluran yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam memenuhi kebutuhan informasinya, ibu hamil di Kecamatan Cipayung melakukan pemeriksaan dan berkonsultasi dengan bidan di Puskesmas Kecamatan Cipayung, dan juga melakukan interaksi dengan para ibu di lingkungan rumahnya. Sedangkan buku Kesehatan Ibu dan Anak KIA dan majalah kehamilan menjadi sumber informasi utama yang diperoleh melalui bidan dan untuk jenis saluran informasi utama pada ibu hamil juga didapat melalui bidan di Puskesmas Kecamatan Cipayung. Kata Kunci : Informasi, Kebutuhan Informasi, Ibu hamil, Sumber dan Saluran Informasi.

ABSTRACT
This undergraduate thesis discuses about what is the information needs of pregnant women during their pregnancy. The purpose of this study is to describe the information needs of pregnant women, including the sources and channels of information to fulfil their information needs. This study is a qualitative research with an descriptive approach. The results showed that, in fulfilling their information needs, pregnant women at Primary Health Care Kecamatan Cipayung do check up and consultation with a midwife at Primary Health Care Kecamatan Cipayung, and do interaction with their neighbors. However, the research found out that textbooks such as Buku Kesehatan Ibu dan Anak KIA rsquo s Book and pregnancy magazine are information sources by the midwife and for the channels of information of pregnant women there are also from midwife in Primary Health Care Kecamatan Cipayung. Keywords Information, Information needs, Pregnant women, Sources and channels of information."
2016
S66735
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syaiful Mizan
"Stunting adalah kondisi ketidakmampuan pertumbuhan linier yang terjadi akibat masalah gizi, dan memiliki dampak negatif baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Data SSGI menyebutkan prevalensi stunting pada balita di Provinsi Jawa Barat mencapai 24,5% (tahun 2021) dan 20,2% (tahun 2022). Masih jauh dari target RPJMN 2020-2024 yaitu 14% dan minimal standar WHO yaitu 20%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan akses pelayanan kesehatan balita dengan kejadian stunting di Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini berjenis kuantitatif dengan desain cross sectional. Data yang dianalisis bersumber dari SSGI (Studi Stasus Gizi Indonesia) tahun 2021 dengan analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Populasinya sebanyak 4.530 rumah tangga balita, dan sampel sebanyak 4.526 balita di Provinsi Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara usia balita, berat badan lahir, panjang badan lahir, keberagaman konsumsi, klasifikasi wilayah, fasilitas kesehatan jauh, pemberian vitamin A, status imunisasi, kepemilikan buku KIA, dan sumber air minum dengan kejadian stunting. Penelitian ini menyarankan perlunya peningkatan koalisi stunting lintas sektor di tiap tingkatan wilayah. Dan menempatkan tenaga Kesehatan Masyarakat (Kesmas) dalam program Integrasi Layanan Primer (ILP) untuk mendampingi perawat dan bidan di setiap desa/kelurahan.

Stunting is a condition of linear growth inability that occurs due to nutritional problems, and has negative impacts in both the short and long term. SSGI data states that the prevalence of stunting among toddlers in West Java Province reached 24.5% (in 2021) and 20.2% (in 2022). It is still far from the 2020-2024 RPJMN target of 14% and the minimum WHO standard of 20%. The aim of this research is to determine the relationship between access to health services for toddlers and the incidence of stunting in West Java Province. This research is quantitative with a cross sectional design. The data analyzed comes from the 2021 SSGI (Indonesian Nutritional Status Study) with univariate, bivariate and multivariate analysis. The population was 4,530 households under five, and the sample was 4,526 toddlers in West Java Province. The results of the research show that there is a relationship between toddler age, birth weight, birth length, diversity of consumption, regional classification, distant health facilities, vitamin A administration, immunization status, ownership of KIA books, and drinking water sources with the incidence of stunting. This research suggests the need to increase cross-sector stunting coalitions at each regional level. And placing Community Health (Kesmas) workers in the Primary Service Integration (ILP) program to accompany nurses and midwives in every village/sub-district."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Purbaning Tyas
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan dari kesehatan mental ibu terhadap kejadian stunting pada balita di Indonesia yang berkaitan dengan karakteristik ibu, anak, serta rumah tangga berdasarkan kelompok usia balita. Dalam penelitian ini menggunakan data longitudinal dari Indonesian Family Life Survey (IFLS) tahun 2007 dan tahun 2014 dengan metode Regresi Logistik Biner (logit). Kesehatan mental ibu diukur menggunakan instrumen CESD-10. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada kelompok balita usia 0-59 bulan dan 24-59 bulan, peningkatan total skor CESD-10 berhubungan dengan kejadian stunting pada balita setelah dikontrol dengan seluruh karakteristik. Sementara pada kelompok balita usia 0-23 bulan, peningkatan total skor CESD-10 tidak berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. Tinggi ibu, durasi menyusui, usia anak, berat lahir, dan lokasi tempat tinggal berhubungan dengan kejadian stunting di semua kelompok usia. Pendidikan ibu dan kuintil pengeluaran berhubungan dengan kejadian stunting di kelompok usia 0-59 bulan dan 24-59 bulan. Sementara terdapat dua variabel yang hanya berhubungan dengan kejadian stunting di satu kelompok usia balita saja, yaitu usia ibu (kelompok balita 0-59 bulan) dan kondisi sanitasi (kelompok balita 24-59 bulan).

This study aims to study the association of maternal mental health to stunting in children under five years old in Indonesia, which is related to the characteristics of mothers, children, and households based on the age group of children under five years old. This study uses longitudinal data from the Indonesian Family Life Survey (IFLS) in 2007 and 2014 with the Logistic Regression method. Maternal mental health was measured using the CESD-10 instrument. The results showed that in the children's age group of 0-59 months and 24-59 months, an increase in the total CESD-10 score associated with stunting in children after being controlled by all the characteristics. In age 0-23 months, the increase in the total score of CESD-10 was not associated with stunting. Maternal height, duration of breastfeeding, child age, birth weight, and location of residence were associated with stunting in all age groups. Maternal education and expenditure quintiles were associated with stunting in the 0-59 months and 24-59 months age groups. Meanwhile, two variables only relate to the incidence of stunting in one age group of children under five, namely maternal age (0-59 months of children under five) and sanitary conditions (24-59 months of children under five)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Poppy Trisnawati E.S.
"Dalam pembangunan memasuki era industrialisasi akan menyebabkan timbulnya masalah ketenaga kerjaan, termasuk dampaknya terhadap kesehatan para pekerja. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu dipikirkan adanya suatu sistem informasi kesehatan, dalam hal ini sistem informasi kesehatan kerja yang dapat menunjang hal tersebut diatas. Sebagai contoh dipilih Pertamina, suatu BUMN yang dinyatakan sehat dan telah lama menerapkan sistem informasi kesehatan kerja dilingkungannya.
Studi ini bermaksud untuk mendapatkan gambaran sistem informasi pelayanan kesehatan kerja di Pertamina, bagaimana susunan organisasinya, pencatatan dan pengolahan data dan masalah yang timbul sehubungan dengan kegiatan ini. Juga dilihat bagaimana penggunaan informasi yang tersedia di SIK kerjanya sehubungan dengan fungsi manajemen dan program kesehatan keqia di Pertamina.
Dengan menggunakan rancangan yang bersifat observasional, dengan pendekatan kualitatif studi ini mengumpulkan data primer dan sekunder. Data primer didapat dari informan( 10 orang ), direkam dalam tape recorder, dan setelah ditulis dikonfirmasikan kembali ke informan tersebut. Data sekunder dikumpulkan dari arsip yang ada di Dinas Kesehatan Pertamina.
Dari penelitian ini diperoleh informasi bahwa informasi yang dibutuhkan pada umumnya tersedia di SIK, kecuali informasi tentang program promotif yang sebagian besar tersedia pada sistem informasi kesehatan yang lain. Dalam hubungannya dengan fungsi manajemen, untuk fungsi perencanaan dari laporan yang tersedia 40 % digunakan; sedangkan untuk fungsi penggerakan pelaksanaan 83 % digunakan dari SIK yang ada Sehubungan dengan fungsi pengawasan, pengendalian dan evaluasi , 52, 63 % informasi didapat dari SIK yang ada. Dalam hubungannya dengan program kesehatan kerja, dapat dijabarkan sebagai berikut :
- Program promotif : informasi yang torsedia dalam SIK kerja belum dapat memberikan gambaran yang menyeluruh.
- Program preventif : informasi yang tersedia dalam SIK kerja hanya memberikan gambaran sebagian dari program preventit] tctapi tersedia di SIK yang lain.
- Program kuratif dan Rehabilitatif : informasi yang dapat diperoleh dari SIK yang tersedia cukup lengkap dan rinci, karena pada dasarnya banyak program kesehatan kerja di Pertamina yang bersifat kuratif.
Dari penelitian ini diharapkan dapat diambil sebagai contoh untuk mengembangkan suatu sistem informasi kesehatan kerja di Departemen Kesehatan.

During industrialization era, man power problem will emerge, including its effect on the health of the workers. To anticipate that problem, a health information system has to be developed, in this case on the occupational health infomation system Pertamina has been chosen as a case, for it is agovemment owned company that has been declared as healthy and which has applied occupational health infomation system in its environment for a long time.
The aim of this study was to describe the occupational health service information system in Penamina, its organization, data recording and management, and problem which arise from this activities. This study described also how the information from the system are used in relation with the management function and occupational health program in Pertamina.
This was an obsetvational study, with qualitative approach, which collected primary and secondary data. Primary data were given by informer, recorded with tape recorder, then writen and confirmed by the informer. Secondary data were gathered from the archives ofthe Pertamina's Health Department.
This study revealed that the information needed generally were already existed in the occupational health information system, with the exception ofthe information of promotive program. The laster could be found in other health information system.
In its relation with management function, for planning function, 40 % ofthe report were used, while for organizing 83 % of the data were used For monitoring, controlling and evaluation, 52.63 % of informations were acquired from the occupational health system. In its relation with occupational health program, it could be stated as follows:
- Promotive program : information from the occupational health system could not yet give an over all picture.
- Preventive program : information nom the system could only give apartial picture ofthe preventive program. However other information could be found in another health information system
- Curative and rehabilitative program : complete and detailed information could be found in the system, for most of the occupational health program in Pertamina in reality are curative.
It is hoped that this study could be used as an example to develope an occupational health information system in the Department of Health.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1994
T9287
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinda Tri Nugraheni
"Pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian anak balita terbanyak di Indonesia. Prevalensi pneumonia pada balita di Indonesia lima tahun terakhir mengalami peningkatan yaitu 1,6% pada tahun 2013 menjadi 2% pada tahun 2018. Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi dengan prevalensi pneumonia pada balita tertinggi keempat di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita di Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional menggunakan data sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pneumonia pada balita usia 12-59 bulan. Sedangkan, variabel independen dalam penelitian ini adalah faktor lingkungan rumah, faktor karakteristik balita dan faktor ekonomi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara indeks kepemilikan rendah (OR = 4,23; 95% CI: 1,72-10,41), tempat tinggal (OR = 3,70; 95% CI: 1,71-8,02) dan jenis dinding (OR = 4,84; 95% CI: 1,55-15,14) dengan pneumonia pada balita.

Pneumonia is one of the most common causes of child mortality in Indonesia. The prevalence of pneumonia in children under five in the last five years has increased by 1,6% in 2013 to 2% in 2018. West Java Province is the fourth highest prevalence of pneumonia on children under five in Indonesia. The aim of the study was to analyze the factors associated with the incidence of pneumonia in children under five in West Java Province. The study was conducted with a cross sectional design using secondary data on the Indonesian Demographic and Health Survey 2017. Dependent variable of this study was pneumonia among children aged 12-59 months. Meanwhile, independent variables are house environment factors, children characteristic factors, and economic factors. The data analysis used in this study is Chi-Square test. The results indicated that there was a significant correlation between low wealth index (OR = 4,23; 95% CI: 1,72-10,41), type of residence (OR = 3,70; 95% CI: 1,71-8,02), and type of wall (OR = 4,84; 95% CI: 1,55-15,14) with pneumonia on children under five years old. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soeryoto
"Akibat rendahnya cakupan penimbangan balita di posyandu tahun 1999 (angka D/S) maka 7.396 (4,72%) balita di Sumatera Barat jatuh pada keadaan kurang energi protein (KEP) sedang, 2.092 (1,3%) jatuh pada keadaan KEP berat (busung lapar), dengan kematian sebanyak 20 balita (0,05%). Untuk menurunkan angka KEP di atas pemerintah melaksanakan program penimbangan di posyandu di setiap desa. Kehadiran posyandu di setiap desa diharapkan mampu meningkatkan jumlah penimbangan balita (D/S) dengan demikian sekaligus mampu memperluas pemantauan status gizi balita dan program posyandu lainnya.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran cakupan penimbangan balita di posyandu, faktor-faktor lain yang berhubungan dengan cakupan tersebut serta melihat faktor mana yang paling dominan dalam mempengaruhi cakupan penimbangan di posyandu. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan Propinsi Sumatera Barat.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan responden sebanyak 106 ibu balita di Kecamatan. IV Jurai Kabupaten. Pesisir Selatan Propinsi Sumatera Barat. yang dipilih secara systematic random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa cakupan penimbangan balita di kecamatan ini sebesar 51,2%. Terdapat 4 (empat) faktor yang berhubungan dengan cakupan penimbangan balita yaitu faktor status bekerja dan pengetahuan ibu mengenai posyandu, faktor pelayanan posyandu serta faktor pembinaan oleh kader. Faktor pelayanan posyandu ternyata merupakan faktor dominan dari keempat faktor di atas.
Penelititan ini juga menyarankan agar semua pihak khususnya jajaran kesehatan baik di level Puskesmas maupun tingkat Kabupaten Pesisir Selatan untuk tetap terus berusaha memperbaik manajemen mutu pelayanan kesehatan khususnya di tingkat posyandu. Juga disarankan agar Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan menganggarkan alokasi khusus kegiatan pelayanan posyandu untuk tahun anggaran 2001 dalam rangka mengantisipasi diberlakukannya Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah.

Correlation Between Mothers Characteristics of Under Five Children and Weighing Coverage in IV Jurai Sub District West Sumatera Province in Pesisir Selatan District, 2000A low weighing coverage for under five children in West Sumatera in 1999 caused a high prevalence of protein energy malnutrition, 4.72% and 1.3% respectively, for moderate and severe PEM with 0.05% death rate. To decrease the prevalence mentioned above government implements weighing program (integrated health posts, Posyandus ) in villages. The Posyandus are expected to increase the weighing coverage in order to monitor mutational status of the children.
This study aims to obtain a figure of weighing coverage at the Posyandus and factors related to coverage and also to know the predominant factors among them. The study was conducted in IV Jurai sub district.
Study design was a cross sectional one with under five old mothers as sample The number of respondents. The number of respondent was 106 selected through a systematic random sampling.
The study showed that 51.8% of the children have been coming to the Posyandu. The Study concluded that there are four variables correlating to weighing coverage. The four variables are: job mothers, factors related to Posyandu service, knowledge mother's and guidance of cadre.
Based on the study results it is suggested that Pesisir Selatan administration office district has to allocate the operational Posyandu budgeting in 2001.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T8621
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Awang Irawan Rusli
"Mengetahui hubungan peningkatan berat badan ibu hamil dengan lama persalinan.
Metode: Penelitian menggunakan metode cross-sectional. Menggunakan data sekunder dari rekam medis.
Hasil: Dari 480 rekam medis, 129 rekam medis terdapat data yang tidak lengkap pada riwayat pemeriksaan kehamilan, 232 rekam medis lainnya merupakan kasus persalinan dengan prosedur seksio sesaria, 30 data rekam medis yang tidak mencantumkan lama persalinan sama sekali, 21 data rekam medis yang mencantumkan lama persalinan secara tidak lengkap, sehingga diambil 68 data. ROC-Curve sebagai cut-off peningkatan berat badan, yaitu 9,75 kg. Dari 68 kasus, 20 kasus peningkatan berat badan ≤ 9.75 kg dan 48 kasus peningkatan berat badan > 9.75 kg. Penelitian mengunakan uji Chi-Square dengan nilai p = 0,216 yang berarti tidak terdapat hubungan bermakna antara peningkatan berat badan ibu hamil dengan lama persalinan. Kasus lama persalinan yang panjang pada 20 kasus peningkatan berat badan ≤ 9.75 kg adalah 8 (40%) dan pada 48 kasus peningkatan berat badan > 9.75 kg adalah 12 (25%).
Kesimpulan: tidak terdapat hubungan antara peningkatan berat badan ibu hamil dengan lama persalinan.

Knowing association of weight gain in pregnancy with labour period.
Method: Research using cross-sectional method. Secondary data was used from medical records.
Result: From 480 medical records, 129 cases had no history of complete antenatal care, 232 cases are caesarian cases, 30 cases have no labour period, 21 cases have uncomplete record of labour period, so that is taken 68 cases. ROC-Curve was used as a cut-off weight gain, which is 9.75 kg. Of 68 cases, 20 cases of increased body weight ≤ 9.75 kg and 48 cases of weight gain > 9.75 kg. Research using Chi-square test with p = 0.216, with a sense there is no significant relationship between weight gain in pregnancy with the outcome of labour period in pregnant women. The incidence of long labour period in 20 cases of increased body weight ≤ 9.75 kg is 8 (40%) and 48 cases of weight gain > 9.75 kg was 12 (25%).
Conclusion: No significant association between weight gain in pregnancy with labour period in pregnant women.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>