Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181491 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sigiro-Saragih, Asiah Janna
"Televisi dan media cetak adalah 2 jenis media massa yang fungsional untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang hampir sama bagi halayaknya. Tetapi karena interaksi dari berbagai hal maka media tersebut digunakan secara berbeda oleh setiap orang.
Dalam penelitian ini penulis ingin melihat hubungan antara peranserta guru dan intensitas hubungan sosial dengan "peer group", dengan penggunaan televisi dan media cetak pelajar SMP kelas 2. Disamping kedua variabel tersebut dalam penelitian ini turut diperhitungkan beberapa variabel lain yang dianggap turut serta mempengaruhi perbedaan penggunaan media oleh pelajar yaitu : peran serta orang tua, akses terhadap media, selektivitas menonton televisi, kecerdasan dan 'jumlah anggota keluarga .Pelajar SMP diambil sebagai obyek penelitian karena masa SMP itu merupakan masa usia pra remaja dimana seorang anak sangat dipengaruhi oleh "peer group".
Hipotesis penelitian ini ialah :
  1. Intensitas hubungan sosial dengan "peer group" mempengaruhi penggunaan televisi dan media cetak.
  2. Pengaruh intensitas hubungan sosial dengan "peer group" terhadap penggunaan televisi dan media cetak bervariasi ditentukan oleh peran serta orang tua, akses kepada media, selektivitas menonton televisi, kecerdasan dan jumlah anggota keluarga.
  3. Peran serta guru mempengaruhi pengunaan televisi dan media cetak.
  4. Pengaruh peran serta guru terhadap penggunaan televisi dan media cetak bervariasi ditentukan oleh peran serta orang tua, akses kepada media, selektivitas menonton televisi, kecerdasan dan jumlah anggota keluarga.
Sampel diambil dengan cara "stratified random sampel" yang proporsional. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner yang dikumpulkan pada hari itu jugs. Hubungan antara variabel independen dan dependen diukur dengan menggunakan "Pearson Product Moment Correlation"- dan "Partial Correlation Pearson".
Hasil penelitian : Hubungan antara variabel intensitas hubungan sosial dengan "peer group" dengan penggunaan televisi adalah lemah ,negatip dan tidak signifikan, dan hubunganya dengan penggunaan media cetak lemah, positif dan tidak signif i.kan . Hubungan peran serta guru dengan penggunaan televisi lemah negatip dan signifikan. Sementara hubungannya dengan penggunaan media cetak tetap lemah tetapi positip dan signifikan. Variabel kontrol peran serta orang tua, akses kepada media, selektivitas menonton televisi, kecerdasan dan jumlah anggota keluarga tidak memberikan perobahan pada hubungan variabel independen dan dependen. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Akbar Mahayudana
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara media influence dan materialisme pada remaja. Pengukuran media influence menggunakan alat ukur Multidimensional Media influence Scale atau MMIS (Cusumano dan Thompson, 2001) dan pengukuran materialisme menggunakan alat ukur Material Values Scale Short Form (Richins, 2004b). Partisipan penelitian ini berjumlah 200 remaja. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara kerentanan konsumen terhadap pengaruh interpersonal dan materialisme (R=0.488; p<.01, signifikan pada L.o.S 0.01). Artinya, semakin tinggi media influence yang dirasakan seseorang, maka semakin tinggi pula materialisme yang ia miliki.

This research was conducted to find the correlation between media influence and materialism in adolescents. Media influence was measured using Multidimensional Media influence Scale or MMIS in short (Cusumano dan Thompson, 2001) and materialism was measured using Material Values Scale Short Form or MVS Short Form (Richins, 2004b). The participants of this research are 200 adolescents. The main results of this research show that consumers’ susceptibility to interpersonal influence positively correlated significantly with materialism (R=0.488; p<.01, significant at L.o.S 0.01). That is, the higher media influence of one’s own, the higher showing materialism."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46075
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
George, Sarina CH Y.
"Konsumerisme bukanlah sesuatu yang selalu dinilai sebagai hal yang merugikan kesejahteraan masyarakat luas. Salah satu penggerak konsumerisme adalah kaum elite kota besar. Mereka mengembangkan gaya hidup berciri khusus, yakni "kerja keras, habis itu nikmati" (Kompas, 13 Februari 1993). Mereka sangat memperhatikan penampilan (tubuh, pakaian, mobil); sangat trendy, dalam arti sangat mengikuti apa yang tengah menjadi trend di dunia international, karena alam pikiran mereka yang kosmopolitan; dan selalu mengembangkan hobi yang eksklusif sebagai pengimbang kerja keras mereka. Pilihan terhadap gaya hidup demikian menunjukkan kecenderungan budaya konsumtif (Ibrahim dalam Ibrahim, hal. 30).
Salah satu produk barang dan jasa yang banyak dikonsumsi remaja adalah media. Rata-rata remaja bisa menghabiskan 8 jam sehari untuk mengkonsumsi media (Steinberg, 1993).
Arus glohalisasi media massa dan informasi yang membawa nilai-nilai baru bagi Indonesia mempertajam proses sosialisasi bagi banyak orang, terutama kalangan usia muda. Akan terjadi pluralisasi budaya yang luas dan tajam, nasionalismepun akan dipengaruhi oleh wawasan international, persepsi dan aspirasi banyak orang menjadi senada tentang keadilan, hak asasi dan kesejahteraan manusia.
Menurut Galtung, hubungan antara negara maju dengan negara berkembang pada pasca Perang Dunia II sebenarnya sekedar melanjutkan hubungan yang bersifat eksploitatif yang sudah berlangsung selama beberapa abad terakhir. Hanya saja bila dulu penjajahan dilakukan dengan militer dan politik, kini penjajahan dilangsungkan melalui budaya.
Kaum muda dengan status sosial ekonomi tinggi adalah segmen pasar yang sangat penting. Di satu sisi kaum muda adalah mereka yang nantinya akan menempati posisi strategis dalam masyarakat, namun di sisi lain kaum muda elite di kota besar disebut-sebut sebagai pasar yang sangat potensial sehingga cenderung dirangsang untuk menjadi ?pembelanja yang boros' (big spender).
Pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah :
1). Landasan ideologis bagaimanakah yang melatarbelakangi majalah Cosmo Girl dalam memproduksi gagasan tentang konsumerisme ?
2). Bagaimanakah majalah Cosmo Girl membangun gagasan tentang konsumerisme bagi pembacanya ?
Berdasarkan analisis teks yang dilakukan terhadap majalah Cosmo girl, terlihat bahwa majaiah ini turut membangun gaya hidup yang mendukung pola konsumerisme bagi pembacanya. Frame-frame yang muncul pada setiap muatan majalah ini yakni Materi sebagai ukuran, Budaya Instant, Belanja, Idola, Koleksi Barang, Pemanfaatan waktu luang, Gaya hidup kreatif kebebasan dan pemeliharaan tubuh adalah frame atau bingkai yang mencerminkan budaya konsumen dan merupakan karakteristik yang melekat pada rasyarakat konsumer.
Media sangat berpotensi mensosialisasikan gagasan budaya instant ini. Seringkali artikel-artikel yang ditampilkan "dangkal", tidak menampilkan kedalaman untuk menggali proses panjang yang dilalui seseorang dalam meraih sesuatu. Majalah CG berperan sebagai bridgehead (perantara) sebagaimana di sebutkan Galtung, yang mempromosikan gagasan konsumerisme kepada khalayaknya, kaum muda kelas menengah ke atas di kota-kota besar yang merupakan elite Pinggiran.
CG mempromosikan apa yang disebut "konsumerisme parasitik" yakni semata﷓mata mempromosikan gagasan peningkatan konsumsi budaya materi dari negara-negara maju. Gagasan konsumerisme disajikan dalam framing-framing : Materi sebagai ukuran, Budaya instant, Perawatan tubuh, Belanja, Idola dan Pemanfaatan waktu luang. Semua framing tersebut merupakan gagasan yang mencerminkan karakteristik budaya konsumer atau masyarakat consumer/ komoditas."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13354
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Redy Fadillah
"Perilaku seksual pranikah merupakan salah satu permasalahan yang dialami oleh remaja. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan pengguna media sosial dengan perilaku seksual pranikah pada remaja. Metode yang digunakan cross sectional dengan teknik cluster random sampling. Jumlah responden penelitian sebanyak 322 siswa pada Sekolah Menengah Atas. Kuesioner yang digunakan merupakan modifikasi dari Social Network Site Questionare yang berjumlah 14 pertanyaan dan 25 pertanyaan tentang perilaku seksual pranikah. Uji statistik menggunakan Chi Square dengan signifikansi le; 0,050 menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pengguna media sosial dengan perilaku seksual pranikah pada remaja di Sekolah Menengah Atas p=0,027 ; dan nilai koefisien korelasi r=1,683 . Disarankan agar perawat di tatanan komunitas dan institusi pendidikan bekerja sama untuk memberikan edukasi kesehatan terkait kesehatan reproduksi remaja kepada remaja di tingkat Sekolah Menengah Atas pada khususnya, serta memaksimalkan kembali program PKPR Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja.

Premarital sexual behaviour is one of problem found by adolescent. The purpose of this study is to identify the relationship between social media user and premarital sexual behaviour. The study design is using cross sectional method with cluster random sampling technique. The number of respondents are 322 Senior High School students. Questionare used in this study are modification from Sosial Network Site Questionare which contain 14 questions and 25 questions about premarital sexual behaviour. The statistical test using Chi Square with significancy le 0,050 showed a significant correlation between social media user and premarital sexual behaviour in adolescent at Senior High School p 0,027 and the coefficient correlation r 1,683. Nurses in community and institution of education are recommended to cooperate give the healthy education about adolescent reproduction healthy to adolescent especially in grade Senior High School, and maximizing the Healthy Care Adolescent Service progam."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prawestri Bayu Utari
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara ikatan orangtua-anak dan interaksi parasosial terhadap selebriti favorit pada remaja akhir. Pengukuran interaksi parasosial terhadap selebriti favoritnya dilakukan dengan menggunakan alat ukur Celebrity-Persona Parasocial Interaction Scale (CPPI) yang dikembangkan oleh Bocarnea dan Brown (2007). Pengukuran ikatan orangtua-anak dilakukan dengan menggunakan alat ukur Parental Bonding Instrument (PBI) yang dikembangkan oleh Parker, Tupling dan Brown (1979). Partisipan penelitian berjumlah 206 remaja akhir. Dengan melakukan teknik statistik Pearson Correlation, didapatkan hasil korelasi r = .037, n = 206, p > .05, two tailed pada PBI skor care dengan CPPI, dan r = -.031, n = 206, p > .05, two tailed pada PBI skor overprotection dengan CPPI. Hasil korelasi tersebut menjelaskan bahwa tidak terdapat hubungan yang signfikan antara ikatan orangtua-anak dan interaksi parasosial.

This research was conducted to find the correlation between parental bonds and parasocial interaction towards their celebrity favourite on late adolescence. Measurement of parasocial interaction towards their favorite celebrity was done by using an instrument named Celebrity-Persona Parasocial Interaction Scale (CPPI) developed by Bocarnea and Brown (2007). Measurement of parental was done by using an instrument named Parental Bonding Instrument (PBI) developed by Parker, Tupling and Brown (1979). This research was using 206 late adolescents as participants. The Pearson Correlation was used and the statistical results showed a correlation between PBI care score and CPPI with r = .037, n = 206, p > .05, two-tailed, and correlation between PBI overprotection score and CPPI with r = -.031, n = 206, p > .05, two tailed. Those results indicated there are no significant relationship between parental bonds and parasocial interaction towards favourite celebrity."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63714
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alviananda Zahra Amalia
"Pendahuluan: Media sosial merupakan hasil perkembangan dari teknologi informasi dan komunikasi. Media sosial menjadi media online favorit remaja. Media sosial memiliki berbagai macam jenis mulai dari Facebook, Instagram, Twitter, dan sebagainya. Kelompok remaja merupakan kelompok yang paling banyak menggunakan internet pada tahun 2022 yaitu sebesar 75% dari total populasi kelompok usia 15-24 tahun di dunia. Menurut survei, remaja menggunakan media sosial dan internet untuk memperoleh informasi kesehatan. Namun, pemanfaatan media sosial juga memberikan dampak bagi remaja. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan media sosial bagi remaja dan dampaknya terhadap kesehatan. Metode: Penelitian ini menggunakan metode literature review pada database PubMed, Science Direct, Scopus, dan Garuda untuk artikel yang dipublikasi pada rentang tahun 2016-2023. Penelitian ini menghasilkan 24 studi terinklusi. Hasil: Penelitian ini menemukan bahwa media sosial dan internet memberikan manfaat untuk remaja yaitu memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada mereka untuk mendapatkan informasi kesehatan. Informasi kesehatan yang umumnya didapatkan oleh remaja adalah tentang gaya hidup, kesehatan mental, kesehatan seksual, dan masalah kehidupan sehari-hari. Remaja yang memanfaatkan media sosial tersebut mendapatkan dampak berupa dampak positif seperti peningkatan motivasi maupun dampak negatif seperti cyberbullying dan gangguan kesehatan mental.

Introduction: Social media is the result of the development of information and communication technology. Social media is the favourite online media for adolescents. Social media has various types, from Facebook, Instagram, Twitter, Etc. The adolescent group is the group that uses the internet the most in 2022, namely 75% of the total population in the world's 15-24 year age group. According to surveys, adolescents use social media and the internet to obtain health information. However, the use of social media also has an impact on adolescents. Therefore, this study aims to determine adolescents' use of social media and its impact on health. Methods: This study used the literature review method on the PubMed, Science Direct, Scopus, and Garuda databases for articles published in the 2016-2023 range. This research resulted in 24 included studies. Results: This study found that social media and the internet benefit adolescents, providing convenience and comfort in obtaining health information. Adolescents generally obtain health information about lifestyle, mental health, sexual health, and daily life problems. Adolescents who use social media get positive impacts, such as increased motivation and also negative impacts, such as cyberbullying and mental health disorders."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Armando
"Ketersediaan teknologi yang berpotensi membebaskan tidak dengan sendirinya melahirkan warga negara yang berdaulat atas dirinya dan berhasrat untuk memberdayakan kekuatan masyarakat. Bila tidak ada langkah untuk mengarahkan pemanfaatannya, kehadiran segenap teknologi yang membebaskan ini justru hanya menuju pada lembah kesia-siaan. Dalam konteks itu, kelahiran teknologi komunikasi berbasis digital, terutama internet, seharusnya bisa mewujudkan public sphere bagi sebuah Indonesia baru. Kenyataannya, menggagas demokrasi dalam benak generasi yang dibesarkan oleh budaya televisi bukanlah pekerjaan mudah."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia; Prisma, 2011
MK-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Arya Dharma Shinta
"Masa remaja termasuk pada salah satu fase perkembangan manusia. Pada masa ini terdapat fase dengan beberapa pembahan-perubahan antara lain perubahan biologis dan perubahan psikologis. Remaja adalah individu yang rentan pada masa perubahan tersebut terjadi yang ditandai dengan salah satunya adalah rasa ingin tahu mengenai perilaku seksual yang tinggi. Paparan media poenografi baik herupa media cetak maupun media elektronik pada remaja memiliki efek khusus terhadap perilaku seksual pelajar, dan merupakan salah satu hal penting sehubungan dengan perilaku seksual berisiko pelajar yang terkait pada bentuk model faktor risiko perilaku lain seperti pasangan (pacar/teman dekat), dan waktu bertemu.
Penelitian menggunakan disain potong lintang. Dari 285 pelajar yang diteliti diketahui bahwa angka perilaku seksual pelajar sudah tinggi yaitu sebesar ll,2% dan terdapat perilaku pelajar yang pernah melakukan hubungan seksual sebesar 0,35%. Untuk menekan perilaku seksual berisiko pelajar terkait efek paparan media pornograti adalah dengan mengendalikan keterpaparan media pornografi melalui peningkatan penggunaan waktu luang pelajar dengan kegiatan positif baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Adolescence is one of phases of human development It has several changes such as biological and psychological ones in this phase. Teenagers are individuals susceptible to such change characterized by their curiosity to know highly sexual behavior. Pomography media exposure gives rise to special effect on sexual behavior of students both in terms of printed media and electronic media and this constitutes one of the important things relating to the risky behavior in connection with model of other sexual behavior risk factors such as lover (boy/girl friend/close friend), and dating tune.
Research uses design of cross sectional. It reveals that from 285 researched students that rate of the sexual behavior were high namely 11.2% and those who had sexual relations 0.35%. Method to stress this behavior is by controlling exposed pom media through improvement in use of their (students) spare time with positive activities at school or outside school.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T34272
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Afif Murfid Nur Aziz
"Dewasa awal memasuki masa transisi yang menimbulkan perasaan negatif terkait masa depan yang dikenal dengan quarter life crisis dan sebagai kelompok usia yang paling banyak menggunakan media sosial. Penggunaan media sosial dapat menyebabkan penggunanya mengalami perbandingan sosial yang berisiko meningkatkan terjadinya quarter life crisis. Self-compassion merupakan sikap positif yang dapat mengurangi dampak negatif dari situasi stres dan juga dibutuhkan saat quarter life crisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas penggunaan media sosial dan self-compassion dengan quarter life crisis pada dewasa awal. Desain penelitian menggunakan pendekatan cross sectional dan metode kuantitatif. Sampel penelitian berjumlah 473 dewasa awal di Jakarta Timur yang diambil dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan Social Media Use Integration Scale (SMUIS), Skala Welas Diri (SWD), dan Skala Quarter Life Crisis (SQLC). Analisis meggunakan Spearman’s Rho dengan hasil yang menunjukkan tidak terdapat hubungan (p>0,05) antara intensitas penggunaan media sosial dengan quarter life crisis dan terdapat hubungan (p<0,05) antara self-compassion dengan quarter life crisis. Berdasarkan hasil  penelitian ini, diharapkan dewasa awal dapat memanfaatkan self-compassion selama menghadapi quarter life crisis serta tetap bijak dalam menggunakan media sosial. Penelitian selanjutnya dapat meneliti terkait variabel lain yang berkaitan dengan quarter life crisis

Emerging adulthood are entering a transitional period that raises negative feelings about the future known as the quarter life crisis and as the age group that mostlu uses social media. The use of social media could cause users to experience social comparisons that increase the risk of a quarter life crisis.  Self-compassion is a positive attitude that could reduce the negative impact of stressful situations and also needed during quarter life crises. This study aims to determine the relationship between the intensity of social media use and self-compassion with quarter life crisis in emerging adulthood. The research design used a cross sectional approach and quantitative methods. The research sample consisted of 473 emerging adults in East Jakarta who were taken through purposive sampling technique. The research instruments used the Social Media Use Integration Scale (SMUIS), Self-Compassion Scale (SWD), and Quarter Life Crisis Scale (SQLC). Analysis using Spearman's Rho with results showing there is no relationship (p>0.05) between the intensity of social media use and quarter life crisis and there is a relationship (p<0.05) between self-compassion and quarter life crisis. Based on the results of this research, it is expected that emerging adults can utilize self-compassion when facing a quarter life crisis and must use social media wisely. Future research could examine other variables related to the quarter life crisis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>