Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109167 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muh. Iqbal Latief
"Masyarakat Indonesia yang paling merasakan dampak krisis ekonomi yang melanda sejak pertengahan tahun 1997 adalah masyarakat di perkotaan khususnya yang bermukim di pinggiran-pinggiran kota. Kenyataan ini juga terjadi di masyarakat pinggiran kota Jakarta, baik yang bekerja sebagai nelayan maupun buruh di pelabuhan dan lain-lain. Kehidupan mereka semenjak terjadinya krisis ekonomi sangat memprihatinkan, jumlah orang miskin meningkat akibat banyaknya buruh yang di PHK dan mereka tidak memiliki alternatif lain kecuali buka usaha mikro seperti warung nasi, jualan nasi uduk, dan lain-lain.
Untuk mengatasi masalah kemiskinan di perkotaan, Yayasan Bina Swadaya kemudian menawarkan upaya pemberdayaan masyarakat miskin di perkotaan melalui program keuangan mikro. Sejak tahun 1999 sampai sekarang ini, program tersebut dilaksanakan dan telah dibentuk ratusan KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) di Jakarta. Untuk mengetahui hasil dari program tersebut, perlu dilakukan penelitian mengenai pelaksanaan penyaluran bantuan keuangan masyarakat miskin melalui program keuangan mikro dan faktor-faktor yang mempengaruhi kebnerlangsungan program tersebut. Karena itu, tujuan penelitian ini adalah menggambarkan pelaksanaan kegiatan lembaga keuangan mikro yang selanjutnya disingkat LKM.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Data diperoleh dari informan sebagai pelaku yang terlibat langsung pada proses pelaksanaan keuangan mikro, selain itu data dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara, pengamatan dan dokumen-dokumen yang relevan dengan penelitian ini sejak bulan September hingga November 2004.
Data dianalisis dengan cara reduksi data, penyajian data, pengambilan kesimpulan dan interpretasi data melalui tema utama. Kerangka pemikiran yang digunakan dalam tesis ini adalah konsep kemiskinan, strategi pembangunan sosial, pemberdayaan, lembaga keuangan mikro, kelompok swadaya masyarakat dan konsep pendampingan. Konsep-konsep ini digunakan sebagai rujukan literatur untuk membandingkan dengan proses dan hasil penelitian.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penyaluran bantuan keuangan terhadap masyarakat iniskin sebagai pelaksanaan program keuangan mikro di dua KSM binaan Bina Swadaya memperlihatkan hasil yang berbeda. Indikator yang digunakan adalah tingkat pengembalian kredit, tingkat perkembangan usaha, peranan pengurus KSM dan pendamping lapangan. Dari indikator-indikator ini, pelaksanaan program keuangan mikro di KSM Kamal Bahari tidak berhasil disebabkan karena rendahnya tingkat pengembalian kredit hanya sebesar 20 %, rendahnya perkembangan usaha, lemahnya pembinaan yang dilakukan oleh pengurus KSM terhadap anggotanya dan rendahnya intensitas komunikasi dan pembinaan yang dilakukan oleh pendamping lapangan baik terhadap pengurus maupun anggota KSM. Hal ini berbeda dengan kenyataan yang ada di KSM Dahlia, dengan indikator yang sama memperlihatkan keberhasilan yang cukup tinggi. Seperti halnya tingkat pengembalian kredit mencapai rata-rata 90 %, perkembangan usaha meningkat, peranan pengurus KSM dan pendamping lapangan sangat aktif didalam membina anggota KSM. Namun hasil penelitian menunjukkan, bahwa antara KSM Kamal Bahari dan KSM Dahlia sama-sama memiliki faktor pendukung yang cukup kuat untuk keberhasilan program keuangan mikro, seperti adanya kemauan yang keras dari anggotanya untuk berusaha dan keluar dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan, adanya program yang realistis dari Bina Swadaya, adanya keinginan untuk membentuk kelompok sebagai wadah pengembangan. Ketidakberhasilan yang dialami oleh KSM Kamal Bahari, disebabkan oleh beberapa faktor penghambat antara lain, faktor alam yang sangat mempengaruhi produktivitas mereka. Selain itu, lemahnya pengelolaan lembaga oleh pengurus dan pendamping lapangan didalam membina anggotanya.
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka direkomendasikan dalam bentuk saran-saran antara lain; (i) perlu dibuat kebijakan atau skema khusus kepada usaha mikro yang rentan terhadap faktor-faktor alam dalam bentuk suku bunga pinjaman maupun tata-cara pengembalian pinjaman; (ii) perlu diadakan pelatihan awal terhadap pengurus KSM didalam melaksanakan fungsinya; (iii) perlu ditingkatkan kemampuan pendamping lapangan khususnya dalam hal pendampingan manajemen usaha; (iv) perlu dibuat studi lanjutan yang memetakan potensi dan permasalahan KSM, dan; (v) perlu dibuat kebijakan khusus tentang penempatan pendamping lapangan di KSM-KSM seperti misalnya kebijakan yang mengharuskan pendamping lapangan bermukim di lokasi binaannya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13875
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitepu, Anwar
Kementerian Sosial Republik Indonesia, 2017
362 SOINF 3:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tantri Ratna Sudiarti
"Penelitian ini telah dilakukan di dua tempat yaitu di Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK) dan Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) pada bulan Maret-April 2007. Tujuan penelitian yaitu menjelaskan dan memberikan pemahaman tentang hal-hal yang dianggap dapat menjadi faktor munculnya _multitasking_ bagi profesi pustakawan di LSM, memberikan pemahaman tentang kendala atau permasalahan yang dihadapi pustakawan tersebut di dalam dunia kerja, menjelaskan tentang solusi terbaik yang dapat dilakukan pustakawan untuk menyeimbangkan tugas rangkap tersebut, dan menjelaskan tentang pengaruh dan dampaknya terhadap lembaga yang menaunginya. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara kepada pustakawan yang memiliki "multitasking" serta pimpinan pustakawan agar hasil penelitian dapat lebih obyektif serta mengadakan pengamatan atau observasi dan melakukan studi literatur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penyebab munculnya _multitasking_ di dalam profesi pustakawan LSM mencakup faktor internal maupun eksternal. Motivasi utamanya adalah pengembangan diri (self improvement), anggapan bahwa pekerjaan perpustakaan adalah pekerjaan yang membosankan dan tidak berkembang masih menjadi alasan utama. Pengakuan lembaga terhadap profesi pustakawan juga menjadi salah satu motivasi para informan. Faktor kurangnya sumber daya manusia dan dana yang terbatas menjadi dua alasan utama lembaga. Waktu menjadi permasalahan utama kedua pustakawan tersebut. Banyaknya pekerjaan yang harus segera diselesaikan membuat waktu yang dimiliki semakin terbatas untuk dapat mengerjakan hal-hal yang sifatnya rutin. Solusi yang dilakukan pustakawan untuk menyeimbangkan kedua jabatan adalah berusaha untuk memaksimalkan waktu yang ada dan memprioritaskan pekerjaan yang sifatnya mendesak. Pustakawan "multitasking' membawa pengaruh yang besar terhadap lembaga, sejauh ini prestasi kerja kedua pustakawan diakui sangat memuaskan bahkan hasil kerja mereka mendapatkan pengakuan dari internal lembaga maupun eksternal lembaga."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S15658
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Scheier, Mary Ann
Beverly Hill: Sage Publications, 1981
361.3 SCH p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Trecker, Harleigh B.
New York, NY: Association Press, 1971
361.306 8 TRE s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Departemen Sosial RI, 1996
362 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hawari
Yogyakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, 1988
361 MUH p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Brody, Ralph
New York: Human Science Press, 1982
361.8 BRO p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Martin, Lawrence L
"Now that business, government, and other fields are embracing Total Quality Management (TQM) as their management philosphy, TQM may also hold the solution for problems that exist in human services organizations today. After a brief history of TQM, the author discusses the philosophy of management, quality as an organizational goal, the challenges of determining an organization's customers, and collecting and using customer quality data. He also describes how to achieve quality improvement through teamwork and shows how to use brainstorming, cause and effect diagrams, check sheets, and pareto analysis. Among the other topics examined are contractor involvement, training top management personnel, training middle managers and staff, and selecting an implementation strategy. All the examples used in this volume are drawn from the fields of public administration, gerontology, public health, and management of nonprofit organizations. Total Quality Management in Human Service Organizations is a good “backgrounder” for human service administrators and organizations prior to undergoing a more detailed agency discussion of, or training in, TQM. It is also of great value to students and faculty in social work administration programs who are interested in the basics of TQM."
London: Sage Publications, 2013
e20510949
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Ashoka Indrasari
"Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang penjualan khususnya dengan metode Direct Selling ini, dalam mewadahi kegiatan kerja dari para anggotanya senantiasa mendorong, melakukan hal tindakan-tindakan yang mengarah pada pencapaian tujuan organisasi) perusahaan untuk dapat melangsungkan keberlangsungan hidup organisasi serta pertumbuhannya dan bila mungkin mendapatkan keuntungan profit sesuai yang diharapkan.
Semakin besar keuntungan yang diharapkan maka semakin besar penjualan yang harus dicapai. Bila jumlah anggota organisasi perusahaan semakin banyak seyogyanya jumlah hasil penjualan pun meningkat.
Anggota organisasi adalah pekerja mandiri atau wirausaha karena bekerja dan bertindak atas kehendak serta kemampuan dirinya sendiri untuk mendapatkan hasil sesuai sebatas kemampuannya tersebut.
Kegiatan/ aktivitas penjualan dimulai dengan adanya usaha upaya individu si pelaku penjualan itu sendiri, karena seberapa besar hasil yang didapatnya tergantung dari seberapa besar upaya usahanya.
Motivasi adalah salah satu variabel faktor yang dapat mempengaruhi dan mendorong upaya orang untuk melakukan aktivitas kegiatannya.
Pada penelitian ini di asumsikan bahwa motivasi kerja si pelaku penjual (disebut wirausaha) juga dipengaruhi oleh kondisi iklim komunikasi organisasi perusahaan tempat ia bekerja. Pengukuran iklim komunikasi dilakukan atas persepsi wirausaha terhadap dimensi iklim komunikasi yang didasarkan penelitian Redding (72) dengan indikator melalui ke lima faktor-faktornya di dalam perusahaan tempatnya bergabung bekerja.
Secara khusus studi dilakukan pada salah satu perusahaan sebagai obyek penelitian yang berlokasi di Jakarta. Analisis data diperoleh dari hasil jawaban angket kuisioner kepada responden terpilih dengan cara tak acak (non probabilitas sampling) dari anggota-anggota perusahaan para wirausaha tersebut.
Hasil analisis data didiskripsikan atas bagian yang menjelaskan hasil jawaban angket dengan secara deskriptif dan prosentase, serta bagian yang dapat menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antara iklim komunikasi sebagai variabel dependen dengan motivasi kerja sebagai variabel independen.
Secara singkat dikemukakan bahwa hasil analisis data yang diolah dengan program komputer SPSS didapat nilai dari faktor-faktor iklim komunikasi dan nilai dari faktor-faktor pengaruh motivasi kerja. Kesimpulan akhir dari hasil perhitungan dengan korelasi sederhana Pearson Product Momen ditemukan adanya hubungan yang bersifat linier positif antara kedua variabel yang diteliti."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14254
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>