Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181720 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tampubolon, Hengki Z.P.
"PT Yodya Karya (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa konsultan engineering dan manajemen, secara garis besar mempunyai 2 (dua) misi yaitu: mencari keuntungan (profit oriented) dan misi sosial sebagai agen pembangunan (agent of development).
Dalam penyusunan laporan keuangannya, PT Yodya Karya (Persero) menerapkan konsep ekuitas entity concept dan proprietary concept. Penerapan konsep ini hanya menggambarkan misi perusahaan untuk mencari keuntungan semata (profit oriented). Penerapan konsep ekuitas tersebut kurang tepat dan lengkap karena belum menggambarkan misi sebagai agen pembangunan.
Untuk mengetahui konsep ekuitas mana yang tepat dengan misi sebagai agen pembangunan, maka dilakukan penelitian mengenai konsep-konsep ekuitas dan bentuk laporan keuangannya serta pengukuran kinerjanya. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan penelitian studi kasus. Dan hasil penelitian, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Laporan keuangan PT Yodya Karya (Persero) seharusnya disusun juga dengan mengambil sudut pandang masyarakat/lembaga social ekonomi (enterprise concept) yaitu suatu sudut pandang akuntansi yang memandang perusahaan sebagai suatu lembaga social ekonomi.
2. Apabila PT Yodya Karya (Persero) menggunakan entity concept dan proprietary concept, walaupun pada tahun 2001 dan 2000 Perusahaan tetap dalam kategori "Sehat AA", namun secara skor total mengalami penurunan, yaitu dari skor 93 turun menjadi 92. Dapat disimpulkan bahwa kinerja PT Yodya Karya (Persero) pada tahun 2001 mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan kinerja Perusahaan pada tahun 2000.
3. Tetapi, apabila PT Yodya Karya (Persero) menggunakan enterprise concept, maka pada tahun 2001 berdasarkan laporan nilai tambah dan analisa rasio nilai tambah, kinerja PT Yodya Karya (Persero) mengalami peningkatan dibandingkan dengan kinerja Perusahaan pada tahun 2000. Selain itu juga, semua rasio nilai tambah yang dihitung mengalami peningkatan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13791
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asri Adika Widyawati
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh konvergensi IFRS yang tercermin dalam PSAK yang efektif di tahun 2011, kompleksitas akuntansi dan probabilitas kebangkrutan perusahaan terhadap timeliness dan manajemen laba. Timeliness diukur dengan menggunakan audit delay dan report delay. Penelitian merupakan penelitian empiris pada perusahaan non keuangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010-2011. Dengan menggunakan multiple regression random effect, penelitian ini menemukan bahwa konvergensi IFRS dalam PSAK efektif 2011, kompleksitas akuntansi dan status kebangkrutan memperpanjang audit delay dan penyampaian laporan keuangan. Penelitian ini juga menemukan bahwa konvergensi IFRSefektif 2011 dan kebangkrutan mengurangi tingkat manajemen laba yang dilakukan perusahaan. Sedangkan kompleksitas akuntansi tidak mempengaruhi tingkat manajemen laba.

This research aimed to examine the effect of IFRS convergence, which, is reflected in PSAK effective in 2011, accounting complexity, and bankruptcy probability on timeliness and earnings management. Timeliness is measured by using proxy of the audit and report delay. This study is an empirical research of non-financial companies listed in the Indonesia Stock Exchange in the period of 2010-2011. Using multiple regression random effects, this study found that the convergence of IFRS in PSAK effective 2011, accounting complexity and bankruptcy probability extend audit delay and submission of financial statements. This study also found that the convergence of IFRS in PSAK effective 2011 and bankruptcy reduce the level of earnings management of the company. While accounting complexity does not affect the level of earnings management."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44541
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurcahyo Adi Kusumo
"Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh persepsi terhadap corporate social responsibility (CSR) karyawan di PT XYZ terhadap job performance mereka, dengan menguji peran mediasi dari job satisfaction, organizational commitment, dan organizational trust. Penelitian ini mengadopsi teori identitas sosial sebagai kerangka teoritis utama, yang memberikan wawasan tentang bagaimana identitas kelompok dapat mempengaruhi perilaku individu dalam konteks organisasi. Melibatkan desain penelitian deskriptif dengan pengumpulan data cross-sectional melalui penyebaran kuesioner pada platform SurveiUI, penelitian ini melibatkan 200 responden karyawan PT XYZ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi terhadap CSR tidak memiliki pengaruh langsung pada kinerja pekerjaan, namun memediasi melalui komitmen organisasional dan kepercayaan organisasional. Analisis data dilakukan menggunakan SPSS dan metode Structural Equation Modeling (SEM) dengan Smart PLS 4.0. Kontribusi penelitian dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana identitas sosial karyawan dalam organisasi dapat berperan dalam menghubungkan corporate social responsibility dengan job performance karyawan. Penelitian ini memiliki implikasi penting untuk pengembangan kebijakan dan praktik manajemen di organisasi dengan fokus pada peningkatan kinerja karyawan melalui strategi CSR yang terintegrasi secara efektif.

This research aims to determine the influence of employee perceptions of PT XYZ's Corporate Social Responsibility (CSR) on work performance, testing the mediating role of job satisfaction, organizational commitment and organizational trust. This research adopts social identity theory as the main theoretical framework, offering insights into how group identity can impact individual behavior in organizational context. Using descriptive research design with cross-sectional data collection through surveys distributed on the SurveyUI platform, this research involved 200 PT XYZ respondents. The findings show that CSR perceptions do not have direct impact on performance but are mediated through organizational commitment and organizational trust. Data analysis was carried out using SPSS and Structural Equation Modeling (SEM) with Smart PLS 4.0. This study contributes to deeper understanding of how individual social identity within an organization can play a key role in linking corporate social responsibility to employee performance. This research has important implications for development of management policies and practices in organizations, with a focus on improving employee performance through effectively integrated CSR strategies."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Wijaya
"Pemerintah melalui SK Menteri Keuangan No. 826/KMK.013/1992 telah menetapkan cara melakukan pengukuran tingkat kesehatan BUMN, menurut Keputusan Menteri Keuangan ini kinerja BUMN hanya diukur berdasarkan indikator keuangan saja yaitu berdasarkan rentabilitas, likuiditas, solvabilitas dan tiga indikator tambahan lainnya. Penilaian kinerja dengan cara seperti ini dinilai oleh kalangan BUMN termasuk PT (Persero) JIEP dianggap sangat memberatkan karena BUMN selain ditugaskan mencara laba juga mengemban tugas sebagai agen pembangunan. Guna memberikan dasar pengukuran kinerja yang lebih memadai, penulis menerapkan pendekatan Balanced Scorecard untuk mengukur kinerja PT (Persero) JIEP. Pendekatan ini mengukur kinerja perusahaan bukan hanya dari aspek keuangan saja melainkan pula dari aspek non keuangan. Aspek non keuangan ini terdiri dari 3 (tiga) aspek yaitu : aspek pertumbuhan dan pembelajaran, aspek proses bisnis internal dan aspek pelanggan. Penelitian mengenai pengukuran kinerja PT (Persero) JIEP ini dilakukan secara deskriptif analitis untuk mendeskripsikan bagaimana mengukur kinerja perusahaan dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard dan bagaimana pula cara pengukuran menurut SK Menteri Keuangan No. 826/KMK.013/1992 serta menganalisis faktor-faktor apa saja yang harus diperhatikan oleh perusahaan untuk memperbaiki kinerjanya dimasa yang akan datang. Dari hasil penelitan diketahui bahwa tingkat kesehatan PT (Persero) JIEP dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard adalah berada dalam kondisi Baik dengan total skor 74 dengan perincian sebagai berikut : kinerja pertumbuhan dan pembelajaran perusahaan pada saat ini berada dalam kondisi baik dengan total skor 22 sedangkan kinerja proses bisnis internal perusahaan pada saat ini berada dalam kondisi baik dengan total skor 12 dan kinerja pelanggan berada dalam kondisi baik dengan total skor 11 serta kinerja yang terakhir adalah kinerja keuangan perusahaan berada dalam kondisi sehat sekali dengan total skor 29 dan bobot nilai berdasarkan keputusan Menkeu sebesar 164,57. Untuk lebih meningkatkan kinerjanya dimasa mendatang PT (Persero) JIEP harus lebih meningkatkan kinerja khususnya pada aspek tingkat kepuasan pegawai, peningkatan sistem informasi perusahaan, peningkatan layanan purna jual dan kualitas layanan perusahaan harus lebih ditingkatkan lagi khususnya untuk penanganan masalah banjir di lingkungan kawasan, keamanan dan ketertiban, kebersihan dan kemacetan serta secara rutin melakukan evaluasi untuk mengukur kinerjanya untuk setiap aspeknya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri. S. Sunoko
"Berkembangnya teknologi transportasi menyebabkan angkutan kereta api menjadi tulang punggung pergerakan orang di banyak negara maju, justru kereta api di Indonesia semakin menurun keperkasaannya karena banyak faktor yang mempengaruhinya. Dari sisi cakupan jaringan pelayanan, panjang jalur kereta api justru menurun bila dibandingkan dengan awal keberadaannya, hal yang sama dialami pada sisi kualitas dan kapasitas pelayanan.
Sejak kehadirannya hanya satu institusi yang melaksanakan penyediaan jasa kereta api yang dikenal sekarang dengan PT. (Persero) Kereta Api. PT. KA bukan tanpa masalah, banyak hal yang menghadang perjalanan usahanya. Secara prinsip, PT. KA menghadapi dua kelompok besar masalah yang mempengaruhi kinerjanya yaitu faktor eksternal dan internal. Namun bahasan penelitian ini akan memfokuskan lebih lanjut pada faktor internal manajemen yang dianggap relatif lebih mudah dikendalikan (aspek terkendali).
Berdasarkan data tahun 1996 hingga tahun 2001, laba usaha menunjukkan merugi kecuali pada tahun 1999. Sarana dan prasarana operasi banyak yang tua dan secara teknis memprihatinkan, padahal jumlah penumpang justru meningkat. Dalam 3 tahun terakhir ini tercatat 884 kecelakaan, sedangkan dari aspek ketepatan waktu juga masih jauh dari harapan. Keadaan yang paling memprihatinkan adalah menyangkut SDM yang didominasi pegawai dengan tingkat pendidikan SD/SLTP (66%). Oleh karena itulah, kualitas pelayanannya banyak mendapat sorotan dan kritikan. Sungguh ironis, PT. KA yang memonopoli pelayanan angkutan kereta api, hingga saat ini belum dapat menunjukkan kinerjanya yang baik.
Untuk dapat memberikan jawaban atas permasalahan yang dihadapi PT.KA, maka aspek kinerja yang perlu ditelaah adalah aspek pengelolaan keuangan, kompetensi SDM, pengelolaan operasional dan kepuasan pelanggan (pengguna jasa). Dari hasil analisis menggunakan AHP, faktor keuangan ditemukan sebagai faktor dominan yang dapat berfungsi sebagai leverage (pengungkit) terhadap faktor kinerja lainnya yang kemudian dikaji dengan menggunakan metode Sistem Dinamis dibantu dengan model persamaan Power Sim. Setelah dilakukan proses validasi model, tahap selanjutnya dilakukan uji sensitivitas dan hasil yang dicapai menyatakan bahwa aspek in-efisiensi merupakan faktor yang paling signifikan pengaruhnya terhadap peningkatan laba usaha.
Dari temuan-temuan sebagaimana uraian di atas, penelitian ini sampai pada kesimpulan bahwa berdasarkan hasil analisis dengan bantuan literatur-literatur terkait yang dipertajam dengan pisau analisis AHP dan Sistem Dinamis, mampu mwngungkap kelemahan-kelemahan kinerja PT. KA selama ini yaitu:
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja yang menentukan kinerja adalah faktor keuangan, operasional, sumber daya manusia dan kepuasan pelanggan (pengguna jasa). Data selama 5 tahun terakhir menunjukan: kondisi laba usaha merugi sejak tahun 1996 -2001 kecuali tahun 1999, operasi kereta (khususnya kelas ekonomi) tidak memadai, tingkat kecelakaan cukup tinggi, kompetensi SDM memprihatinkan dan pelayanan menurun dibandingkan dengan tahun 1939.
b. Posisi manajemen dan operasional PT. KA selama ini belum menerapkan prinsip-prinsip good coorporate governance visi, misi dan tujuan organisasi belum akuntabel, komitmen manajeman dan karyawan belum selaras, belum membudaya profesionalisme dan kepentingan pengguna jasa dan proses internal bisnis antar divisi belum berjalan secara sinergi.
c. Model pengukuran yang mampu mewujudkan unsur-unsur pokok kinerja adalah metode AHP mengungkap bahwa kinerja keuangan merupakan faktor dominan, hasil metode Sistem Dinamis menyatakan bahwa faktor in-efesiensi pemanfaatan aset merupakan faktor signifikan untuk mengungkit labs usaha.
d. Pilihan kebijakan terbaik untuk mencapai optimalisasi kinerja adalah skenario moderat dan skenario optimistik (dramatik)
Untuk mengembangkan PT. KA, maka disarankan skenario kedepan sebagai berikut:
a. Bila resources terbatas, ditempuh Skenario Madera' sebagai strategi jangka pendek dengan upaya melakukan transparansi, konsolidasi berjenjang, efisiensi di segala lini (aspek keuangan, SDM, Pelayanan dan Operasi), adaptasi terhadap perubahan masa depan, mengaplikasikan konsep kontrak terprogram dan terukur dengan efisiensi tinggi oleh setiap Divisi SBU.
b. Bila resources memungkinkan, ditempuh Skenario optimistik sebagai strategi jangka panjang dengan upaya melakukan program restrukturisasi organisasi sehingga PT. KA akan diarahkan untuk operasional sarana, sedangkan Badan Usaha baru akan menangani operasional prasarana secara terpisah."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T8851
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Huntal Parulian
"Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap hubungan antara iklim komunikasi organisasi dan kompetensi dengan kinerja karyawan PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang DKI Jakarta. Untuk sampai pada tujuan ini digunakan desain penelitian korelasional dengan melibatkan 86 responden yang diambil secara sensus, dimana semua anggota populasi semuanya dijadikan sampel penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan formula statistika, yakni korelasi Rank Spearmans dan uji t yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 11.
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa kondisi kinerja para karyawan PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang DKI Jakarta secara umum tergolong sangat baik, iklim komunikasi organisasi tergolong kurang baik, dan kompetensi karyawan tergolong baik. Sementara itu, dari hasil analisis statistik diketahui bahwa iklim komunikasi organisasi dan kompetensi memiliki hubungan positif dan signifikan dengan kinerja karyawan.
Karena iklim komunikasi dan kompetensi terbukti memiliki hubungan positif dengan kinerja karyawan, maka perlu adanya upaya untuk memperbaiki keduanya, di antaranya dengan cara: (1) mengoptimalkan fungsi supervisi pimpinan, (2) mengoptimalkan penilaian kinerja yang diantaranya dengan cara melakukan penilaian kinerja secara seobyektif dan ditindaklanjuti dengan menyelenggarakan pelatihan-pelatihan, dan (3) memberikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi, sebagai upaya untuk memotivasi karyawan dalam meningkatkan kompetensinya yang dapat diberikan secara finansial maupun nonfinansial."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T11581
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Intan Putri Maharani
"Seiring dengan perkembangan dalam industri transportasi dan pergudangan, perusahaan harus terus meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan dan memiliki daya saing. Penelitian ini dilakukan untuk dapat mengukur kinerja rantai pasok dari gudang spare-part perusahaan kontainer terminal agar dapat dirancangkan strategi perbaikan dan peningkatan performanya untuk mempertahankan daya saing. Metode yang digunakan adalah Supply Chain Operation Reference (SCOR) yang dikembangkan secara khusus untuk gudang sebagai kerangka untuk pengukuran kinerja rantai pasok dan dibuatkan perancangan strategi. Pemilihan indikator prioritas yang bermasalah diukur berdasarkan pembobotan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Terdapat 28 indikator kinerja yang diukur dan terbagi sesuai dengan atribut pengukuran model SCOR. Dari pengukuran yang dilakukan pada performa setahun terakhir, didapatkan hasil sebesar 55.49% yang menandakan kinerja perusahaan berada pada kategori average dengan warna kuning. Kemudian dilakukan pemetaan ke dalam kuadran Importance-Performance Analysis (IPA) untuk menemukan pilihan indikator prioritas, performa kurang baik namun kepentingan tinggi, agar dapat diberikan strategi perbaikan. Didapatkan 5 indikator yang menjadi prioritas dari pemetaan ini. Strategi kemudian disusun dan dirancang berdasarkan best practices dari SCOR dan diskusi dengan Perusahaan. Didapatkan 5 strategi yang kemudian dibobotkan prioritas implementasinya menggunakan relationship matrix. Kelima strategi ini disarankan ke pihak Perusahaan agar dapat ditindak lanjuti dan Perusahaan dapat memperbaiki kinerja rantai pasoknya.

Along with developments in the transportation and warehousing industry, companies must continue to improve their performance to survive and have a competitive edge. This research is conducted to measure the supply chain performance of terminal container company spare-part warehouses so that improvement strategies and performance enhancement can be design to maintain competitiveness. The method used is the Supply Chain Operation Reference (SCOR) developed specifically for warehouses to measure supply chain performance and design strategies. The selection of high priority indicators is measure based on weighting using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method. There are 28 performance indicators measured and divided according to the SCOR model measurement attributes. From measurements carried out on performance in the past year, a result of 55.49% is obtained, which indicates that the company's performance is in the average category with the colour yellow. Then, mapping is carried out into the Importance-Performance Analysis (IPA) quadrant to find top priority indicators, low performance but have high importance, to develop improvement strategies. There were five priority indicators obtained from this mapping. The strategy is then prepared and designed based on best practices from SCOR and discussions with the Company. Five strategies were obtained, weighted for implementation priorities using a relationship matrix. These five strategies were recommended to the Company so that it could implement them and the Company could improve it’s supply chain performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marcus Subakat
"ABSTRAK
Bank merupakan usaha jasa keuangan disamping bergantung pada kepercayaan masyarakat atau nasabah juga tergantung pada kemampuan dari manajemen dalam mengelola bisnisnya. Keduanya saling mempengaruhi terhadap perkembangan usaha perbankan.
Manajemen Bank harus mampu mengambil kebijaksanaan yang tepat dalam upaya pengembangan bisnis dan sekaligus menjaga kepercayaan dari nasabah. Bank yang dikelola oleh manajemen yang profesional akan lebih meningkatkan kepercayaan para nasabahnya.
Terlebih pada era globalisasi dewasa ini, nasabah akan menuntut para manajemen bank untuk dapat mengambil dan melaksanakan kebijaksanaan yang tepat dan cepat namun penuh dengan kehati-hatian (prudent).
Dalam mengambil kebijakan, manajemen bank harus mempertimbangkan banyak aspek, sehingga kebijakan yang diterapkan dapat menghasilkan seperti apa yang diharapkan. Untuk itu diperlukan informasi yang cepat dan tepat serta akurat khususnya mengenai kondisi keuangan bank yang dikelolanya, agar manajemen dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan perusahaan untuk dipakai sebagai dasar dalam penetapan kebijakan untuk pengembangan dan memperbaiki kinerja bank.
Informasi yang diperlukan mengenai kondisi keuangan bank akan tercermin pada laporan keuangan yang pada umumnya disajikan secara konsolidasi. Laporan konsolidasi tersebut diperlukan baik oleh manajemen, nasabah bank (balk nasabah deposan maupun nasabah pemberi pinjaman) maupun pihak institusi. Namun untuk keperluan manajemen bank, informasi dari laporan keuangan konsolidasi saja tidak cukup karena tidak terinci menurut pelaku pasar yang ada, sehingga tidak dapat teridentifikasi secara jelas kegiatan masing-masing segmen pasar. Sementara itu setiap segmen pasar mempunyai karakteristik yang berbeda dan diperlukan kebijakan yang berbeda pula. Agar manajemen dapat memperoleh gambaran secara jelas mengenai kinerja masing-masing segmen maka disamping laporan keuangan konsolidasi, juga diperlukan laporan keuangan yang terpisah menurut unit bisnis, sehingga informasi yang diperoleh lebih rinci dan tepat.
Dengan disusunnya laporan keuangan menurut unit bisnis, manajemen dapat melakukan analisis yang lebih mendalam dengan berbagai rasio keuangan yang ada, sehingga dapat mengambil kebijakan yang tepat dalam pengendalian likuiditas, pengendalian biaya bunga, biaya overhead dan sebagainya. Dengan kebijakan yang tepat, bank dapat meningkatkan daya saingnya dalam menghadapi persaingan pasar global yang semakin tajam."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyadi Wonorahardjo
"Dengan tingkat persaingan dan perkembangan teknologi informasi sekarang ini, menjadikan pelanggan semakin demanding dan daur hidup produk (product life cycle) menjadi semakin pendek. Untuk itu, perusahaan dapat lebih memperhatikan tuntutan pelanggan, serta meningkatkan kemampuannya untuk menghasilkan produk yang berkualitas, murah, mudah diperoleh, ramah lingkungan, cepat dalam menanggapi keluhan pelanggan, teliti dan kritis dalam. membaca apa yang diharapkan pelanggan. Oleh sebab itu, dibutuhkan informasi yang mencerminkan kinerja manajemen perusahaan secara keseluruhan dan menganalisis kinerja tersebut, agar dapat dilakukan tindakan perbaikan dan kebijakan dalam usaha meningkatkan daya saing perusahaan.
Dengan misi dan strategi yang dimiliki PT. X dalam menghadapi persaingan serta lisensi yang diperoleh dari beberapa perusahaan besar, yaitu: Johnson & Johnson, P & G, PT. X memproduksi sabun kesehatan kulit khususnya, seperti: sabun Johnson & Johnson, DetoI, Purol, Zest, Camay. Disamping itu, dengan diferensiasi produk yang ada PT. X memproduksi toilet soap dan hotel size soap tanpa lisensi dari perusahaan sejenis lainnya. Pelanggan yang di miliki oleh PT. X, yaitu: pelanggan yang membeli untuk dipakai sendiri yang terdiri dari masyarakat dan hotel atau penginapan dan pelanggan yang membeli untuk dijual kembali. Oleh sebab itu, untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan daya saing, produk yang dihasilkan harus berkualitas, mudah diperoleh, mempunyai harga yang pantas, mempunyai beberapa jenis produk baru yang sesuai dengan harapan pelanggan, serta layanan yang baik dan prima. Untuk itu, dibutuhkan kerjasama lintas fungsi dengan bagian terkait, serta komunikasi yang baik guna mendukung tercapainya tujuan perusahaan. Kemudian, perlu adanya peningkatan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan, pengelolaan yang baik, motivasi, kepedulian dan penghargaan manajemen perusahaan terhadap sumber daya manusia yang dimiliki dalam usaha memenuhi kebutuhan dan memuaskan pelanggan, sehingga kesejahteraan pemegang saham dalam jangka panjang dapat terwujud.
Selama ini, untuk melakukan analisis kinerja manajemen perusahaan, hanya menggunakan informasi yang diperoleh dan diolah dan laporan keuangan atas hasil usaha dalam suatu periode tertentu seperti: pertumbuhan penjualan dan keuntungan, material yield, marjin laba kotor, increase of shareholder return, return on assets, return on investment. Tetapi untuk dapat bertahan dan unggul dalam persaingan yang ketat sekarang ini dan melayani pelanggan yang semakin kritis, pandai dan demanding, dibutuhkan informasi yang mencerminkan kondisi perusahaan sebenarnya. Yang mana, informasi tersebut tidak terdapat dalam laporan keuangan yang dihasilkan.
Disamping itu, perusahaan mempunyai pencatatan atas aktivitas yang ada, tetapi catatan tersebut belum tertata dan terintegrasi, sehingga belum menciptakan informasi yang memadai dan bermanfaat bagi manajemen untuk menilai kinerja operasionalnya. Oleh sebab itu, dibutuhkan metode pengukuran kinerja yang menghasilkan kombinasi informasi dart pengukuran yang bersifat keuangan dan non keuangan serta jangka panjang yang saling terkait dalam usaha mencapai tujuan perusahaan yang ditinjau dari perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif ramah lingkungan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Pengukuran yang di maksud adalah Balanced Scorecard, yaitu pengukuran kinerja yang dimulai dengan menterjemahkan strategi perusahaan menjadi tindakan operasional perusahaan sehari-hari."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chusnul Chotimah
"Dampak pandemi Covid-19 yang belum pernah di prediksi sebelumnya, menuntut perusahaan mengembangkan kapasitas adaptif mereka agar mampu bertahan. Sifat industri yang masih tradisional membuat dampak yang dialami sektor konstruksi menjadi berbeda dan unik, khususnya pada Badan Usaha Milik Negara di bidang jasa konstruksi. Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, Badan Usaha Milik Negara dituntut untuk meningkatkan kapabilitas inovasinya agar tetap mampu beradaptasi dengan kondisi, di samping tetap memberikan kontribusi sebagai bagian dari kewajibannya terhadap negara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kapabilitas inovasi yang dimiliki perusahaan dan bagaimana dampaknya terhadap pertumbuhan kinerja perusahaan. Penelitian dilakukan menggunakan qualitative content analysis dengan menggabungkan hasil wawancara dan telaah pustaka. Temuan mengungkapkan bahwa PT XYZ sebagai Badan Usaha Milik Negara di bidang jasa konstruksi memiliki ketiga dimensi kapabilitas inovasi, yaitu: fokus-pelanggan, fokus-pemasaran, dan fokus teknologi. Kehadiran kapabilitas inovasi yang berfokus pada pelanggan menjadikan perusahaan memperoleh penghargaan dari Museum Rekor Indonesia. Berikutnya, adanya kapabilitas inovasi yang berfokus pada pemasaran yang dimiliki mampu melahirkan program pemasaran inovatif yaitu creative financing. Pada kapabilitas inovasi fokus-teknologi, mampu membuat perusahaan menjawab tantangan teknologi yang ada melalui hasil konstruksi khususnya pada proses design and build maupun build-operation-transfer yang lebih mutakhir dibandingkan dengan pesaingnya. Ketiga kapabilitas inovasi yang dimiliki tersebut memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan kinerja perusahaan yang diukur melalui ROA, ROS, dan ROE. Dalam praktiknya perusahaan perlu agile dan adaptif terhadap perubahan lingkungan bisnis yang terjadi agar dapat lebih memahami perubahan kebutuhan pelanggannya. Pemerintah juga perlu berpartisipasi dalam menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif khususnya antar Badan Usaha Milik Negara, agar dapat mendorong pulihnya industri jasa konstruksi yang terdampak akibat pandemi.

The Covid-19 pandemic impact that was previously unpredicted required companies to develop their adaptive capacity to survive. The traditional-still industry natures in construction sector made the impact felt different and unique, especially for State-Owned Enterprises in that sector. Having a role in national economic development, State-Owned Enterprises are required to improve their innovation capabilities to be able to adapt to conditions, while continue contributing as part of their obligations to the country. This research aims to find out what innovation capabilities a company has and analyze its impacts on the company performances. The analysis was carried out using qualitative content analysis by combining the results of interviews and literature reviews. The findings shows that PT XYZ as a State-Owned Enterprise in the field of construction services has three dimensions of innovation capability, namely: client-focus, marketing-focus, and technology-focus. The presence of the client-focused innovation capabilities enabled the company to achieve an award from the Indonesian Record Museum. In addition, the existence of marketing-focused innovation capabilities brings in new innovative marketing program called creative financing. The technology-focused innovation capabilities have made the company able to respond to the existing technological challenges through construction activities, especially through design and build process or build-operation-transfer process which is more up to date compared to its competitors. These three innovation capabilities have a positive impact on the company's performance growth, measured by ROA, ROS, and ROE. Finally, companies need to be agile and adaptive against changes that occur in business environments to better understand their customers changing needs. The government also need to participate in creating conducive business environments, especially between State-Owned Enterprises, so that it can encourage the recovery especially for the construction service industry which has been affected by the pandemic."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>