Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80906 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Manurung, Adler Haymans, 1961-
"ABSTRAK
Sejak Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijaksanaan dalam bidang keuangan terutama yang berkaitan dengan pasar modal pada tahun 1988 seperti deposito dikenakan pajak, pihak asing dapat membeli saham di Bursa Efek Jakarta, dan keringan dalam pendaftaran di Bursa Efek Jakarta (Usman, 1989), maka Bursa Efek Jakarta sangat berkembang. Saat ini perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta ada sekitar 240 perusahaan dengan Kapitalisasi Pasar sekitar Rp. 150 trilliun. Bagi para ekonom, pengusaha dan analis indeks BEJ telah menjadi sebuah leading indikator dalam perekonomian Indonesia. Disamping itu, perdagangan Bursa Efek Jakarta hampir 70 persen berasal dari investor asing. Bahkan kenaikan dan penurunan BEJ selalu dikaitkan dengan situasi bursa yang sudah maju yang terdapat di negara-negara maju bahkan diduga bahwa keterkaitan tersebut akan berlangsung dalam jangka panjang. Ketiga hal tersebut menjadi pembahasan dalam studi ini.
Dalam menganalisis hal tersebut, studi ini akan menggunakan teknik akar-akar unit untuk melihat keacakan dari variabel makro tersebut. Metode regressi digunakan dalam menganalisis variabel makro yang menjelaskan indeks BFJ dan juga faktor investor asing tersebut. Keterkaitan antar bursa dalam jangka pendek atau jangka panjang menggunakan model kesalahan koreksi (error correction model).
Variabel makro merupakan variabel yang selalu diperhatikan pemerintah dalam rangka memutuskan kebijakan untuk memperbaiki situasi ekonomi. Dalam hal bursa saham, pemerintah perlu meniperhatikan variabel makro tingkat bunga, kurs dollar, transaksi beijalan, perubahan uang beredar dan inflasi. Karena kelima variabel tersebut yang signifkan menjelaskan indeks BEJ. Variabel pedapatan perusahaan juga signifikan menjelaskan indeks BEJ.
Pengaruh investor asing cukup mempunyai peranan besar dalam perdangan di BEJ. Pemerintah sebaiknya melepas kebijakan 49 persen asing dapat membeli saham di BEJ. Neto volume saham pembelian asing pada bulan akan mempunyai dampak negatif empal bulan kemudian.
Bursa saham New York yang menggunakan indeks Dow-Jones dan bursa saham Hongkong dengan indeks Hangseng signifikan menjelaskan variasi indeks BEJ. Tetapi, indeks Nikkei tidak signifikan menjelaska variasi indkes BEJ. Ketiga indeks bursa yang maju tersebut mempunyai kointegrasi dalam jangka pendek.
Studi ini menggunakan periode waktu yang cukup pendek yaitu January 1989 sampai dengan September 1995. Oleh karenanya, hasilnya kemungkinan akan berbeda bila menggunakan periode yang lama lagi. Pada sisi lain, studi ini belum memasukkan faktor volatility dimana dapat menggunakan metode GARCH dan ARCH dalam analisisnya. Walaupun demikian hasil studi ini sudah memberikan titik awal mengenai penelitian pasar modal yang mengkaitkannya dengan kebijakan yang dilakukan pemerintah."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Sarnoto
"Investasi dalam bentuk saham mempunyai risiko tinggi karena harga saham sangat peka terhadap banyak faktor, baik faktor eksternal maupun internal perusahaan. Dalam melakukan analisis untuk memutuskan investasi suatu jenis saham Investor perlu menganalisis risiko (risk) yang dihadapi dan keuntungan (return) yang diharapkan. Salah satu alat analisis yang digunakan adalah analisis fundamental yang mencoba memperkirakan harga saham dengan memperkirakan nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham masa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.
Penelitian dalam Tesis ini bertujuan untuk menguji pengaruh Tingkat Profitabilitas yang diukur dengan Earning per share (EPS), Leverage Keuangan yang diukur dengan Debt to equity ratio (DER) dan Pertumbuhan harga Saham yang diukur dengan Price earning ratio (PER) sebagai variabel bebas terhadap Return saham sebagai variabel terikat. Return adalah pendapatan atau hasil investasi yang dilakukan oleh Investor, EPS merupakan perbandingan antara Laba bersih setelah pajak dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar, DER merupakan perbandingan antara Jumlah kewajiban dengan Jumlah Modal Sendiri dan PER merupakan perbandingan antara harga saham terhadap Laba bersih per lembar saham.
Penelitian dalam Tesis ini dilakukan terhadap 215 Perusahaan sahamnya yang telah listing di Bursa efek Jakarta dengan rentang waktu penelitian dari bulan Januari 1995 sampai dengan Desember 1996. Untuk menguji penggaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen dilakukan dengan Regresi Linear Berganda sedangkan untuk menguji penggaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen dilakukan dengan Regresi Linear Tunggal. Data diolah dengan menggunakan Program Komputer Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 10. Untuk melihat pengaruh seluruh variabel independen terhadap variabel dependen digunakan analisis regresi dengan menggunakan metode enter (full regression). Selanjutnya untuk menentukan model regresi dan tingkat signifikansi masing-masing variabel independen secara rinci satu persatu digunakan analisis Regresi dengan metode Stepwise.
Hasil Penelitian dengan menggunakan metode enter menunjukkan bahwa secara bersama-sama EPS,DER dan PER berpengaruh terhadap Return Saham. Namun dengan metode Stepwise di antara tiga variabel babas yang diduga mempengaruhi return, ternyata hanya variabel EPS yang signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam rentang waktu penelitian EPS berpengaruh signifikan terhadap Return saham dan sebaliknya DER dan PER tidak berpengaruh secara signifikan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, para Investor yang melakukan analisis fundamental dalam menentukan Investasi saham sebaiknya memperhatikan EPS dari Perusahaan yang sahamnya hendak dibeli, karena terbukti kenaikan EPS akan mengakibatkan kenaikan Return dalam satuan tertentu."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T7363
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Victor Edward
"Pasar Modal merupakan salah satu wahana yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembiayaan eksternal bagi dunia usaha dan juga menjadi wahana investasi bagi masyarakat. Peranan pasar modal sangat dominan dalam rangka pembangunan ekonomi, karena dapat lebih efektif menghimpun dana dari masyarakat. Untuk dapat mewujudkan fungsinya sebagai lembaga keuangan bukan bank dibutuhkan pasar modal yang efisien. Menurut Newman & John Well (1967), Fama (1970), pasar modal disebut efisien jika harga sekuritas sudah mencerminkan informasi yang tersedia.
Penelitian ini dilatarbelakangi hasil penelitian yang telah dilakukan para peneliti sebelumnya seperti : Sharpe (1964), Lintner (1965), dan Black (1972) yang disebut model SLB, yang didukung oleh penelitian Fama - Mac Beth (1973), juga peneliti lainnya Banz (1981), Bhandari (1988), Stattman (1980) dan Rosenberg, Reid, dan Lanstein (1985), Chan, Hamao dan Lakonishok (1985) demikian juga Ball (1978), Basu (1983), Reinganum (1981), Lakonishok dan Shapiro (1986).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara imbal hasil saham sebagai variabel dependen dengan empat variabel yang mempengaruhinya seperti : Market RisI Risiko Pasar (bm), Debt Equity Ratio (DER), Book to Market Equity (BE/ME), Earning to Price Ratio (EIP) sebagai variabel independen pada pasar modal di USA dan di Jepang. Dalam penelitian ini peneliti memasukkan Dividend Payout Ratio (DPR) dan Dividend Yield(DY) sebagai variabel independen tambahan.
Data diperoleh dari Bursa Efek Jakarta, terdiri dari pertama harga saham yaitu harga penutupan akhir tahun mulai tahun 1997 sampai dengan tahun 2001, kedua IHSG yang digunakan adalah nilai akhir tahun kecuali pada tahun 2002 yang digunakan adalah data akhir kwartal pertama, dan ketiga data lainnya yang dipublikasikan setiap akhir tahun. Sampel penelitian adalah 239 perusahaan yang terdaftar di BEJ selama lima tahun berturutturut dari tahun 1997 hingga 2001.
Hasil penelitian menunjukkan enam variabel independen yang digunakan dapat memprediksi variasi imbal hasil saham hampir secara akurat (Adjusted R Square = 0,925). Berdasarkan Uji F diketahui bahwa model regresi yang digunakan adalah signifikan sehingga dapat dipakai untuk memprediksi imbal hasil saham atau harga saham. Berdasarkan Uji T diketahui bahwa dari keenam variabel independen yang digunakan hanya variabel risiko pasar (bm) saja yang berhubungan signifikan dengan imbal hasil saham, sedangkan lima variabel lainnya yakni : BE/ME, E/P, DER, DPR dan DY tidak signifikan. Artinya hanya variabel bm saja yang dapat digunakan untuk memprediksi imbal hasil saham. Temuan ini mendukung hasil penelitian yang pemah dilakukan oleh Sharpe (1964), Lintner (1965), dan Black (1972) seta Fama - Mac Beth (1973).
Dari hasil penelitian ini, peneliti memberi rekomendasi kepada perusahaan-perusahaan yang mempunyai risiko (b) yang tinggi perlu meningkatkan kinerja dan mengkaji prospek usahanya agar tidak rentan terhadap krisis ekonomi. Para investor juga perlu memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti pengaruh perubahan dan perkembangan sosial, politik, dan keamanan, karena hal tersebut dapat mengakibatkan faktor risiko yang makin tinggi. Perbedaan kondisi pasar modal di Indonesia dengan di USA dan di Jepang dapat menjadi bahan pertimbangan untuk penelitian lanjutan dengan kurun waktu periode penelitian yang lebih panjang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12423
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tutang Wirachman
"Krisis ekonomi yang melanda Indonesia dan beberapa negara di kawasan Asia Tenggara sejak pertengahan tahun 1997, telah mewarnai perkembangan perekonomian Indonesia, dan dampaknya masih terus dirasakan dalam rentang waktu lima tahun ini.
Gejala-gejala yang ditimbulkan oleh krisis ekonomi memberikan idea untuk melihat sampai seberapa jauh kondisi tersebut berpengaruh terhadap pasar modal, dengan melakukan penelitian terhadap pergerakkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta.
Tujuan penelitian untuk melihat seberapa jauh gejolak ekonomi yang diwakili pergerakkan indikator pertumbuhan ekonomi (Gross Domestic Product), laju inflasi, tingkat bunga SBI dan kurs dollar Amerika, berpengaruh terhadap imbal hasil indeks IHSG di Bursa Efek Jakarta, pada kurun waktu tahun 1997 sampai tahun 2001.
Pengumpulan data diperoleh dari data sekunder, dengan populasi yang dipilih sebagai objek riset adalah harga saham-saham yang telah listing di Bursa Efek Jakarta yang tergabung dalam indeks harga saham gabungan (IHSG), data pertumbuhan ekonomi (GDP), laju inflasi, bunga SBI dan kurs dollar Amerika, masing-masing sebanyak 20 sampel dari tahun 1997 sampai tahun 2001 dalam kwartalan.
Model penelitian digunakan model persamaan regresi linier berganda, dimana variabel terikat adalah IHSG dan variabel bebas adalah GDP, laju inflasi, bunga SBI dan kurs dollar Amerika.
Dari hasil analisis diperoleh gambaran bahwa pada dasarnya pengaruh indikator-indikator ekonomi tersebut secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap imbal hasil indeks IHSG, dan dapat menjelaskan pengaruhnya sebesar 61,90% dan sisanya sebesar 38,10% dijelaskan variabel lainnya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa gejolak krisis ekonomi di Indonesia yang ditinjau dari pergerakkan indikator-indikator ekonomi diatas, pengaruhnya cukup signifikan terhadap naik turunnya imbal hasil indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T 9787
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Etikah Karyani
"Penelitian ini mengidentifikasi pengaruh pengumuman perubahan bond rating terhadap return saham. Data yang digunakan adalah return saham harian di Bursa Efek Jakarta, pengumuman perubahan bond rating oleh PT PEFINDO dan PT Kasnic Credit Rating Indonesia antara tahun 2003-2005. Untuk mengevaluasi reaksi pasar atas peningkatan (upgrade) dan penurunan (downgrade) bond rating digunakan cumulative average abnormal return.
Untuk mengukur abnormal return digunakan metode event study. Berdasarkan hasil pengujian ditemukan bahwa pengumuman perubahan baik peningkatan (upgrade) maupun penurunan (downgrade) bond rating tidak memiliki kandungan informasi bagi investor sehingga pasar tidak bereaksi secara signifikan terhadap return saham. Regresi cross section digunakan untuk melihat informasi apa yang berpengaruh terhadap return selama 3 (tiga) tahun perubahan bond rating lersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan return saham yang dipengaruhi secara signifikan oleh peningkalan EPS dan tipe perusahaan keuangan yang mengalami peningkatan (upgrade) bond rating. Penelitian ini juga berhasil membuktikan bahwa hanya tipe pcrusahaan keuangan yang mempengaruhi return saham secara signifikan untuk semua sampel perubahan bond rating.

This study identifies the effect of corporate bond rating changes on common stock return. Data used is daily stock returns listed at JSX and the announcement of bond rating changes issued by PT PEFINDO and PT Kasnic Credit Rating Indonesia for the period of 2003-2005. To evaluate the market reaction of bond rating upgrade and downgrade, this study used cumulative average abnormal return.
The abnormal return was measured using the event study methodology. The test result shows that the announcement of bond rating upgrade and downgrade does not carry the content of information for investors so that market does not significantly react on stock return.
To investigate possible information of bond rating changes for three years, cross section regression is used From the outcome of research shows that the increase of stock return is affected significantly by the increase of Earning per Share and the type of financial company that experienced upgrade of bond rating.
This study also proves that the type of financial company affects stock return significantly for all changes of bond rating."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17007
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Curie Halimatus Sofia
"Tanggung jawab perusahaan dalam memanfaatkan modal yang dipcrolehnya dari pasar modal tidaklah mudah, karena perusahaan tersebut dituotut pula untuk memherikan peningkatan keuntungan bagi para pemodal yang telah ikut rnenginvestasikan dananya ke perusahaan. Tingkat pengembalian aset (Return on Asets = ROA) merupakan salah satu cara untuk mengukur kinerja suatu perusahaan dalam menghasilkan laba atas suatu investasi tenentu. EVA adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas operasi/kinerja suatu perusahaan seeara nyata.Permasalahan pokok dalam tesis ini adalah Apakah terdapat pengaruh antara EV A,ROA dan ROE terhadap imbal hasil saham perusahaan pertambangan di BE] tahun 2000 - 2004. Objek dalam penelitian ini adalah Economic Value Added (EVA), Refilm On Asse/s (ROA) dan Relum on Equity (ROE) dalam pengaruhnya terhadap imbal hasil saham sektor pertambangan di BE) periode 2000 - 2004. Metode penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah regresi berganda dan uji parsiaJ suatu metode yang dalam menilai suatu objek penelitian yang berkenaan dengan suatu kondisi ataupun suatu fase tertentu., dengan cara menganalisis dan menginterpretasikan data-data dan informasi yang diperoleh dalam upaya membuat tesis atau gambaran seeara sistematis. faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau sifat-sifat serta hubungan antar variabel yang diteliti. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan disajikan ke dalam bentuk label dalam upsya mempermudah proses anaJisis dan pengolahannya yang dibuat seeara kuantitatif dan kualitatif Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian Japangan. Uji yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain menggunakan uj i Asumsi Klasik yg didalamnya termasuk uji distribusi normal, uji multikolinearitas uji auto korelasi, uji heteroskedastisdan uji Regresi. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil perhitungan uji F atas persamaan regresi berganda disimpulkan b3hwa EVA., ROA dan ROE secara hersama-sarna tidak mernpengaruhi secara signifikan imbal hasil saham pertambangan. Seear. parsial, EV A,ROA dan ROE tidak mempengaruhi imbal hasil saham pcrtambangan di BEJ tahun 2000 - 2004."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T24500
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sjahrir
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1995
332.642 SJA a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Augustina Kurniasih
"Dalam upaya memaksimalkan nilai perusahaan, ada tiga keputusan penting yang perlu diambil perusahaan yaitu keputusan investasi, pendanaan, dan dividen. Kebijaksanaan dividen yang diambil suatu perusahaan publik akan mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut. Selama ini kajian kebijaksanaan dividen perusahaan-perusahaan publik yang listed di Bursa Efek Jakarta lebih banyak ditujukan terhadap dividen tunai. Padahal pembagian dividen dalam bentuk saham termasuk pemberian saham bonus cukup banyak dilakukan perusahaan publik di bursa tersebut.
Pemberian saham bonus merupakan salah satu bentuk corporate action di Bursa Efek Jakarta. Adanya informasi resmi mengenai pemberian saham bonus secara material dapat mempengaruhi harga saham yang selanjutnya juga akan mempengaruhi aktivitas perdagangan saham di bursa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengumuman pemberian saham bonus mengandung informasi yang berpengaruh terhadap harga saham dan volume perdagangan di Bursa Efek Jakarta. Jika pengumuman pemberian saham bonus mempunyai kandungan informasi yang relevan, maka akan terjadi perubahan harga dan aktivitas perdagangan di sekitar waktu pengumumannya.
Pemberian saham bonus serupa dengan pembagian dividen saham. Penelitian yang dilakukan Foster 111 dan Vickrey (1978) menemukan bahwa pasar menggunakan informasi stock dividend dalam membentuk keseimbangan harga sekuritas. Pada penelitian tersebut reaksi pasar terjadi tidak lama dari declaration date, dan informasi tersebut cenderung menghasilkan abnormal return yang positif, Selanjutnya pada penelitian ini juga dilihat pengaruh size perusahaan terhadap abnormal return dan abnomal volume. Kemudian juga diteliti keberadaan hubungan antara perubahan harga dengan perubahan aktivitas perdagangan.
Penelitian ini merupakan event study, dengan menggunakan periode pengamatan tahun 1990 sampai dengan tahun 1993. Periode tersebut diambil dengan pertimbangan pada tahun-tahun itu Bursa Efek Jakarta berada pada kondisi bearish maupun bullish. Perusahaan yang dijadikan sampel penelitian adalah perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan memenuhi beberapa kriteria seleksi yang telah ditetapkan.
Dalam penelitian ini untuk penghitungan abnormal return digunakan tiga pendekatan, yaitu pendekatan market model, market adjusted return, dan mean adjusted return. Sedangkan untuk penghitungan abnormal volume digunakan pendekatan median dan mean.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama periode 1990-1993, dengan menggunakan tiga pendekatan pengukuran abnormal return ternyata pengumuman pemberian saham bonus mengandung informasi yang relevan sehingga mempengaruhi harga saham yang menyebabkan investor memperoleh abnormal return.Hal ini terlihat dari terjadinya nilai abnormal return yang positif dan signifikan di sekitar waktu pengumuman pemberian saham bonus, baik pada pengamatan sampel secara keseluruhan maupun terhadap saham-saham yang aktif diperdagangkan. Demikian pula halnya dengan volume perdagangan. Informasi pemberian saham bonus digunakan investor untuk melakukan transaksi di pasar modal sehingga di sekitar waktu pengumuman saham bonus terjadi perubahan aktivitas perdagangan saham, yang terlihat dari terjadinya abnormal volume yang signifikan.
Selanjutnya, pada penelitian ini ditemukan bahwa size perusahaan mempengaruhi besar/kecil abnormal return dan abnormal volume yang terjadi. Setelah melakukan kontrol terhadap variabel beta (risiko) ditemukan bahwa hubungan antara abnormal return dengan size perusahaan adalah terbalik. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi yang negatif dan signifikan. Kondisi yang sama dijumpai pada hubungan antara abnormal volume dengan size perusahaan.
Kemudian dengan menggunakan uji korelasi Pearson maupun rank Spearman ditemukan bahwa antara perubahan harga dan perubahan volume perdagangan terdapat korelasi yang positif dan signifikan."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hasnawati
"ABSTRAK
Pasar modal memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan nasional. Salah satu peran pasar modal adalah sebagai lembaga yang dapat melakukan pemupukan modal dan mobilisasi dana secara produktif. Sehubungan dengan itu pemerintah melakukan berbagai upaya mulai dari penyempurnaan peraturan pasar modal sampai pada peningkatan profesional dikalangan lembaga-lembaga terkait. Usaha mengaktifkan pasar modal Indonesia dilakukan dengan berbagai deregulasi. Pada akhirnya untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan pasar modal, maka pada tahun 1992 BEJ resmi dikelola oleh swasta.
Pasar modal akan berfungsi seperti yang diharapkan apabila pasar modal itu efisien. Dengan pasar modal efisien akan dapat lebih mendukung perkembangan ekonomi karena adanya alokasi dana dari sektor yang kurang produktif ke sektor yang lebih produktif. Dengan demikian tujuan nasional dapat tercapai. Begitu juga dengan pelaku pasar modal akan lebih mudah melakukan kebijakan dan pengambilan keputusan dengan tepat.
Tujuan pokok penelitian ini adalah pengujian efisiensi pasar modal dalam bentuk setengah kuat, setelah bursa efek jakarta dikelola oleh swasta. Dan pengujian tentang relevansi laporan keuangan tahunan emiten. Pasar modal dikatakan efisien dalam bentuk setengah kuat apabila harga-harga surat berharga yang berlaku benar-benar telah mencerminkan seluruh informasi yang tersebar luas, sehingga tidak satupun investor dapat memperoleh abnormal return dengan menggunakan informasi yang ada tersebut. Dan apabila pasar modal bersifat efisien dalam bentuk setengah kuat, dengan tersebar luasnya informasi baru, nilai surat berharga seharusnya bereaksi cepat dengan menyesuaikan ke tingkat harga yang baru. Untuk menguji efisiensi pasar modal bentuk setengah kuat, dipergunakan model pertaruhan wajar/fair game model (Weston & Copelland, 1986).
Pengujian relevansi laporan keuangan tahunan emiten, dimaksudkan untuk mengetahui apakah harga-harga surat berharga bereaksi pada saat informasi tersebut disebarluaskan. Apabila ada penyesuaian harga-harga berarti berita tersebut berisi informasi relevan. Pengujian relevansi laporan keuangan tahunan emiten, dipergunakan metode statistik dengan menggunakan uji proporsi.
Data yang digunakan untuk mendukung penelitian ini diambil dari Bursa Efek Jakarta, Bapepam, harian surat kabar, majalah dan lembaga-lembaga lain yang terkait. Data tersebut meliputi Indeks Harga Saham Individu, Indeks Harga Saham Gabungan, dividen saham selama perusahaan tercatat di bursa, laporan keuangan tahunan emiten, harga saham, tanggal emiten menerbitkan laporan keuangan dan lain sebagainya. Kriteria pertama yang dipertimbangkan dalam penentuan sampel adalah saham-saham yang listing sebelum tahun 1991.
Tahapan penelitian yang dilakukan untuk menguji efisiensi pasar modal dengan menggunakan fair game model melalui duo tahap. Tahap pertama menghitung tingkat hasil pengembalian saham (Rj), dan tahap kedua adalah menghitung tingkat hasil pengembalian yang diharapkan (RR) dengan menggunakan market model. Sebelum masuk tahap kedua regresi yang digunakan untuk menghitung tingkat hasil yang diharapkan diuji dengan menggunakan metode statistik. Melalui uji ini terpilih 95 saham yang significant secara statistik. 95 saham yang terpilih dikelompokan lagi menjadi dua kelompok yaitu portofolio saham-saham berita buruk dan portofolio saham- saham berita baik, masing-masing sebanyak 56 dan 39. Pengujian efisiensi pasar modal dilakukan melalui penghitungan Abnormal Performance Index (API). Dengan nilai API sebesar 5,670 dapat disimpulkan, pasar modal indonesia belum memenuhi syarat efisiensi bentuk setengah kuat. Abnormal return yang positif dalam suatu pasar modal diakibatkan oleh adanya insiders trading yang masih mendominasi perdagangan saham (Seyhun, 1984). Selain faktor tersebut tidak efisiennya pasar modal kita juga disebabkan oleh adanya distribusi informasi yang tidak merata.
Pengujian relevansi laporan keuangan tahunan dilakukan dengan menggunakan data 95 saham dalam pengujian efisiensi pasar modal, yang telah dikelompokan menjadi dua kelompok portofolio. Melalui uji proporsi diperoleh kesimpulan bahwa laporan laba tahunan emiten tidak berisi informasi relavan. Sehingga pada saat laporan keuangan tersebut diumumkan tidak mempengaruhi harga-harga saham. Temuan ini dapat lebih menegaskan kesimpulan pertama, Selanjutnya dengan pengujian yang sama ditemukan bahwa, saham-saham baik dalam kelompok portofolio berita baik maupun buruk ternyata memberikan abnormal return yang tidak berbeda nyata (positif). Berdasarkan pengujian ini dapat disimpulkan bahwa pasar modal indonesia secara keseluruhan masih mampu memberikan return yang lebih baik dari pada alternatif investasi lain.
Hasil penelitian ini secara keseluruhan menunjukan bahwa pasar modal di Indonesia masih belum memenuhi syarat efisiensi bentuk setengah kuat. Tidak efisiennya pasar modal Indonesia diakibatkan oleh adanya insiders trading yang masih mendominasi perdagangan saham. Keadaan ini didukung oleh strategi konglomerasi yang dilakukan emiten. Kode etik pelaku pasar modal masih sering dilanggar, sehingga informasi emiten yang dipublikasikan tidak diperhatikan para investor. Dipihak lain kemampuan analis saham dan investor belum mampu mencerna informasi yang tersebar luas."
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Triharyadi
"Pemisahan pemilik dan pengelola menjadi pihak yang berbeda dari suatu perusahaaan sering menimbulkan masalah. Penelitian empiris yang pernah dilakukan oleh para ahli keuangan menyimpulkan hasil yang bervariasi terhadap hubungan struktur kepemilikan dengan stock return atau keberadaan dari agency problem.
Penelitian ini pada dasarnya ingin menjawab permasalahan pokok penelitian keberadaan agency problem pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Permasalahan ini kemudian diturunkan pada pertanyaan: Adakah hubungan struktur kepemilikan dengan stock return pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta?
Untuk menjawab permasalahan penelitian tersebut, penulis menggunakan suatu model yang digunakan oleh Kim, Lee dan Francis (1988), yaitu:
rit = b0+ b1(JMit) + b2(EPit) + b3(Size) + b4 {Beta it)
Selanjutnya dengan menggunakan regresi linear, data rit , JMit , EPit, Size dan Beta it dianalisis. Dari analisis linear ini akan diperoleh nilai b1. Jika nilai b1 adalah nol (0), artinya tidak ada hubungan struktur kepemilikan dengan stock return, Jika nilai b1 adalah bukan nol (0), artinya ada hubungan antara struktur kepemilikan dengan stock return. Hasil ini mendukung keberadaan dari agency problem.
Populasi penelitian ini adalah semua perusahaan Indonesia yang sudah terdaftar pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tanggal 31 Mei 2001, yaitu sebanyak 298 perusahaan emiten. Sampel diambil dengan menggunakan teknik stratifikasi (stratified sampling) dengan 4 kriteria, yaitu: perusahaan tersebut harus terdaftar pada Bursa Efek Jakarta sebelum 4 Januari 1999, perusahaan tersebut telah menyerahkan laporan keuangan tahun 1999 dan 2000, dan perusahaan tersebut menerbitkan komposisi kepemilikan saham pada akhir tahun 1999 dan 2000. Dari kriteria ini didapatkan sampel sejumlah 247 perusahaan.
Untuk melihat kondisi perusahaan dalam dua tahun terakhir, maka kurun waktu pengamatan penelitian ini diambil sejak 4 Januari 1999 sampai dengan 22 Desember 2000. Banyak pengamatan dalam periode ini sama dengan 486 hari pengamatan.
Hasil penelitian dan pengolahan data menggunakan program SPSS versi 10.0. Dilihat dari uji t pada tahun 1999 ditemukan hanya variabel EP dan BETA yang signifikan. Sedangkan pada tahun 2000 hanya BETA yang secara konsisten signifikan. Hal ini berarti secara tidak cukup kuat data untuk menolak Ho.
Berdasarkan ini disimpulkan bahwa secara empiris dibuktikan bahwa tidak ada pengaruh tingkat kepemilikan orang dalam terhadap stock return perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Jakarta (menerima Ho dan menolak Hi). Hal ini belum mengindikasikan keberadaan agency problem di Indonesia. Dari temuan ini dapat dilihat pasar modal di Indonesia dan di luar negeri adalah berbeda jika kita melihat ke penelitian sebelumnya oleh Kim, Lee dan Francis (1988). Nilai VIF dan uji Durbin Watson menunjukkan bahwa variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini tidak mengalami multikolinearitas dan autokorelasi.
Berdasarkan temuan tersebut, maka peneliti dapat memberi rekomendasi bahwa untuk memperkirakan stock return dari perusahaan-perusahaan terbuka di Indonesia tidak cukup dengan melihat pada struktur kepemilikan yang diwakili oleh tingkat kepemilikan orang dalam. Para pengamat pasar modal juga perlu memperhatikan faktor-faktor lainnya, misalnya faktor pengaruh perubahan dan perkembangan sosial, politik, budaya dan keamanan karena pada saat pengamatan ditemukan pengaruh faktor kepemilikan, ukuran, EIP ratio dan Beta hanya sebesar 4.3%. Kenyataan perbedaan kondisi pasar modal di Indonesia dan di luar negeri dapat dipertimbangkan menjadi penelitian lanjutan. Penelitian lanjutan dapat dilakukan dengan dihubungkan dengan perbedaan peraturan yang diberlakukan (contohnya persyaratan untuk IPO) atau perbedaan keras atau tidaknya penegakkan hukum di Indonesia.

Relation of Ownership Structure and Stock Return (Empirical Study on Jakarta Stock Exchange Listed Companies)Separation on any company owners and managers often raise problems. Empirical studies on ownership structure show various results for agency problem existences or ownership structure relationship to stock return.
This study, basically, has a purpose to answer the relationship between number of insider ownership (manager relation) and listed companies' stock return in Jakarta Stock Exchange. This issue was described in a question: Is there a relationship between ownership structure and listed companies' stock return?
In order to answer this issue, researcher employs Kim, Lee and Francis (1998) model as below:
rit = b0+ b1(JMit) + b2(EPit) + b3(Size) + b4 {Beta it) Using multiple regression, JMit , EPit, Size and Beta it was analyzed.
This multiple regression obtains bi value. If b1 value were equal to zero, it means that no relationship between ownership structure and stock return. If b1 value were not equal to zero, it means there is a relation between ownership structure and stock return. This result supports the existences of agency problem.
This research population is every Indonesian company that listed on Jakarta Stock Exchange on May 31St 2001, which are 298 companies. Sample was chosen with stratified sampling in 4 criteria, that is: listed before January 4, 1999, already give 1999 and 2000 financial report, and has issued stock ownership composition at the end of the year (1999 and 2000). The sample becomes 247 companies. In order to show the companies condition in last two years, sample had been observed since January 4, 1999 to December 22, 2000. Observation amount in this period is equal to 486 observations.
The result and data processing used SPSS ver. 10.0. T test showed that on 1999 only EP and BETA was proved as significance variable. On 2000 only BETA showed consistency as significant factor. It means observations not strong enough to reject Ho. The conclusion was there is no influence insider ownership to Jakarta Stock Exchange listed companies (accept Ho and reject H1). This finding could not indicate agency problems in Indonesia. V1F value and Durbin Watson test showed variables not have multicollinearity and autocorrelation.
Based on that finding, researcher has recommended that stock return prediction didn't need insider ownership factor. The stock market observer should consider such another factor as developments and changes in social, politic, culture and safety matter, since the influence of those independent variables only 4.3%. The difference between capital market in Indonesia and outboard could be considered to be the next studies. The studies would be related to different regulation (e.g. IPO requirements) or different law enforcement."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T9177
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>