Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97103 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ubruangge, Elimus Muel
"Permasalahan Penyebaran Virus HIV/AIDS telah berkembang menjadi permasalahan yang krusial dan mengkhawatirkan baik secara prevalensi pengidap HIV/AIDS maupun penyebarannya. Upaya penanganannya antara lain dilakukan melalui pencegahan. Selama ini Pemerintah dan LSM dalam hal ini instansi terkait maupun organisasi pelayanan masyarakat banyak melakukan penyuluhan sebagai kegiatan pencegahan tentang HNIAIDS dan penyakit menular seksual (PMS) di masyarakat. Padahal, pencegahan HIV/AIDS tidak auk-up hanya dengan penyuluhan kesehatan. Diperlukan upaya lain yang relatif komprehensif yang memfokuskan pada perubahart perilaku sehat. Upaya ini dilakukan melalui pendekatan promosi kesehatan. Salah satu yang mempraktekan penanganan sosial tersebut adalah (PHMC PT FI).
Rumusan masalah penelitian diajukan dalam bentuk pertanyaan yaitu : 1. "Bagaimanakah penerapan promosi kesehatan dan upaya-upaya apa sajakah yang dilakukan oleh PHMC PT Fl dalam rangka pelaksanaan program promosi kesehatan tentang HIV/AIDS?" 2. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi dalam Pelaksanaan Promosi Kesehatan tentang HIV/AIDS oleh PHMC PTFI?
Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui secara lebih rind dan mendalam tentang pelaksanaan program promosi kesehatan tentang HIV/AIDS yang dilakukan oleh PHMC PT FI.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik penjabaran laporan penelitian secara deskriptif. Milani kaitan itulah data dikumpulkan melalui teknik pengumpulan data studi dokumentasi, wawancara mendalam dan pengamatan (observasi) tidak berstruktur. Lokasi penelitian ini di PHMC PT FI. Inform= dalam penelitian ini sebanyak 7 orang terdiri dari 4 orang informan berasal dari PHIVIC PT FI, 2 orang informan berasal dari tokoh adat dan tokoh agama dan 1 orang informan berasal dari unsur pemerintah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan promosi kesehatan yang dilaksanakan oleh PHMC PTFI mengalami perubahan perilaku sosial masyarakat meningkat, masyarakat dibina dari dididik melalui program Klinik Reproduksi, Pos Informasi AIDS(PIAR/PIA) dan program pelajaran anak sekolah.(PPAS), untuk menjadi peer educator, dan tenaga promosi, Dalam penelitian ini juga ditemukan penerapan 9 tahap strategi promosi kesehatan serta berbagai kegiatan promosi yang dilakukan secara terus menerus merupakan kegiatan promosi yang berkesinambungan dan komprehensif. Hambatan yang ada dalam pelaksanaan promosi kesehatan tentang HIV/AIDS tersebut, selain keterbatasan sumber daya manusia (SDM), yang dalam hal ini adalah sebagai tenaga promosi dilapangan, juga hambatan dari luar yaitu kendala bahasa, konflik antar masyarakat clan suku, serta hambatan tempat pelaksanaan promosi kesehatan tentang HIV/AIDS yang jauh.
Pada akhir penelitian ini menyimpulkan bahwa PHMC PTFI merupakan organisasi pelayanan masyarakat yang bergerak dalam pencegaban primer prevalensi HIV/AIDS, yaitu merupakan agent perubah, yang telah menerapkan praktek-praktek promosi kesehatan Hal ini setidaknya tercermin dengan adanya jumlah pesienlpengunjung di beberapa pos informasi AIDS meningkat dan Program Pelajaran Anak Sekolah (PPAS) menjadi salah sate kurikulum untuk mempersiapkan anak menjadi penyuluh dan peer educator dari sejak dini. Sementara itu, kurang jumlah penyuluh clan perlengkapan togas tenaga promosi maim saran yang diberikan adalah promosi tenaga pelaksana, dan pembagian tugas dart fungsi yang lebih dan tidak sating tumpah tindih. Schingga spesialisasi dan profesionalisasi tenaga terwujud."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13766
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurnia Rita Trisyani
"Promosi Kesehatan adalah upaya memberdayakan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan diri dan lingkungannya. Program unggulan promosi kesehatan adalah PHBS yang mencakup salah satu tatanannya yaitu Tatanan Institusi Kesehatan yang disebut dengan Promosi Kesehatan Rumah Sakit ( PKRS ). Tujuan PKRS adalah mengembangkan pemahaman pasien dan keluarganya tentang penyakit yang diderita serta hal-hal yang perlu dilakukan oleh keluarganya, dalam membantu penyembuhan dan mencegah terserang kembali oleh penyakit yang sama. Apabila dilaksanakan dengan baik PKRS dapal memberikan masukan yang baik dalam peningkatan mutu dan citra pelayanan kesehatan.
RSUD Tarakan merupakan salah satu rumah sakit kelas B Non Pendidikan yang telah menerbiikan SK PKRS tentang penetapan Sub Bagian Pemasaran Sosial dan Informasi sebagai pengelola dan koordinator kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit , nomor : 30/SKIRST/2000 tetapi dalam pelaksanaannya kurang berjalan baik.
Penelitian ini bertujuan untuk memperole informasi mengenai kinerja PKRS di RSUD Tarakan Jakarta Tahun 2004
Desain penelitian ini adalah kualitatif, dengan menggunakan metode wawancara mendalam ( Indepth Interview ), Fokus Grup Diskusi (FGD) dan analisa data sekunder. Dengan informan pejabat dan karyawan RSUD Tarakan dan pasien.
Hasil dan Kesimpulan Penelitian menunjukkan bahwa :
Jumlah tenaga PKRS tidak memadai dan SDMnya masih rendah, Dana tidak dialokasikan khusus untuk PKRS. Sedangkan Sarana tidak tersedia khusus untuk PKRS. Perencanaan tentang PKRS di RSUD Tarakan termasuk kegiatan PKRS, belum ada sama sekali. Pada Pengorganisasian, sudah ditetapkan dalam SK tetapi tidak ditindak lanjuti dan tidak adanya dukungan dari Direktur RSUD. Sehingga saat ini pelaksanaan PKRS di RSUD Tarakan jauh dari yang diharapkan. Pemantauan yang selama ini belum pernah dilakukan terhadap pelaksanaan PKRS di RSUD Tarakan, belum pernah ditindak lanjuti baik oleh manajemen RS. Departemen Kesehatan maupun Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta. Sehingga bisa dianalisis bahwa kinerja PKRS RSUD Tarakan masih sangat rendah.
Disarankan untuk RSUD Tarakan adalah
Sebaiknya SDM tenaga PKRS harus lebih ditingkatkan rnelalui Pendidikan dan Pelatihan. Dana dan Sarana disediakan khusus untuk PKRS. Pengarsipan di Sub Bag Pemasaran Sosial dan Informasi seharusnya dikelola dengan baik, sehingga mudah untuk mendapatkannya. Sebaiknya ada Berita Acara penyerahan tugas dari Kepala Sub Bag yang lama ke Kepala Sub Bag Pemasaran yang baru. Perencanaan yang baik untuk kegiatan PKRS. Pengorganisasian harus dilakukan secara baik seperti yang telah ditetapan di SK tentang PKRS dan ditindak lanjuti serta adanya dukungan yang penuh dari Direktur RSUD Tarakan. Yang terpenting PKRS harus benar-benar dilaksanakan oleh Sub Bag Pemasaran Sosial dan Informasi dan didukung oleh unit-unit yang ada di RSUD Tarakan. PKRS di RSUD Tarakan . Dalam pelaksanaannya, PKRS sebaiknya mendapat dukungan dari pihak pengelola program yaitu Departemen Kesehatan khususnya Ditjen Yanmed, Pusat Promosi Kesehatan dan Dinas Kesehatan Propinsi untuk selalu memberikan pembinaan dan dukungan baik berupa sarana atau media serta melibatkan secara aktif panitia PKRS dalam setiap proses pengembangan program PKRS serta dilakukan pemantauan secara kontinyu. Menindak lanjuti legalitas pelaksanaan PKRS sebagai komponen akreditasi rumah sakit. Sehingga akan didapatkan kinerja PKRS yang baik dan profesional serta dirasakan manfaatnya oleh RSUD Tarakan.
Daftar Bacaan : 30 (1964-2003)

Analysis of the Implementation of Health Promotion in Hospital at Tarakan Jakarta General Hospital in 2004Health promotion is an effort to empower community to maintain, enhance, and protect themselves and their environment. The strong point of health promotion program is healthy and clean life behavior in which one of its arrangements is the arrangement of health institution that called health promotion in hospital. The goal of health promotion in hospital is to increase the knowledge of patients and their family about the disease they have and the things should be done to help the healing and to avoid suffering the same disease. If it is conducted well, it can be a good input to improve health care quality and image.
Tarakan Jakarta General Hospital is one of non-teaching type B hospitals that had published the decree of health promotion in hospital number 301SIfIRST12000 in term of the determination of Sub-division of Information and Social Marketing as manager and coordinator of health promotion in hospital program. However, practically it was not done well.
The aim of study was to gain the information about performance of health promotion in hospital at Tarakan Jakarta General Hospital in the year 2004.
The research design was qualitative using in-depth interview method, focus group discussion, and secondary data analysis. Informants of the study consisted of managers, staffs, and patients in the Tarakan Jakarta General Hospital.
The study showed that the quantity of human resources was inadequate, quality of human resources was improper, and the fund for health promotion in hospital was not allocated particularly. There was no planning for health promotion in hospital at all. Although the decree of health promotion in hospital was available but it was not followed up, and there was no encouragement from director of hospital. The implementation of health promotion in hospital was still far than expected. So far, the hospital management, Ministry of Health, as well as DKI Jakarta Health Office had not followed up the monitoring of implementation of health promotion in hospital. It showed that the performance of health promotion in hospital was poor.
It was recommended for Tarakan Jakarta General Hospital in order to increase quality of its human resources through education and training. The fund should be allocated for such program. The archive system should be managed well in Sub-division of Information and Social Marketing. The announcement letter of job submission from the previous head of Sub-division of Information and Social Marketing toward the new one should be available. The better planning for health promotion in hospital should be provided. The decree of health promotion in hospital should be followed up and encouraged by the hospital director. The health promotion in hospital also should be encouraged by the Ministry of Health particularly Directorate of Medical Care, Center for Health Promotion, and the Province Health Mice by giving facility or media and involving health promotion in hospital committee in every health promotion development process and monitoring continuously. The legality of implementation of health promotion in hospital should be followed up as a hospital accreditation component. So the performance of health promotion in hospital becomes professional and gives benefit to the hospital itself.
References: 30 (1964-2003)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12875
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Santosa
"Program Promosi Kesehatan adalah suatu usaha untuk melindungi dan meningkatkan tingkat kesehatan pekerja yang bergantung pada komitmen management perusahaan dan peran sorta pekerja untuk peduli terhadap kesehatan mereka. Model program promosi kesehatan yang dikembangkan oleh Netherland Institute for Health Promotion and Disease Prevention (NIGZ) terdiri dari 8 elemen dengan sub elemen didaiamnya, yaitu Kondisi Kontekstuai dan Kelayakan, Anaiisis Perrnasalahan, Analisis Psikologis, Perilaku dan Lingkungan, Kelompok Target, Penentuan Tujuan, Perencanaan Program, lmpiementasi Program dan Evaluasi. Setiap pegawai PT X setiap tahun wajib mengikuti Pemeriksaan Medis Tahunan (AMCU ยป- Annual Medical Check Up) yang dilakukan oleh klinik di Kantor Balikpapan maupun di Rumah Sakit. Pekerja yang masuk dalam kategori lit (berisiko rendah) wajib mengikuti program promosi kesehatan olah raga rehabilitasi. Apabila kondisinya tidak membaik sehingga membahayakan keselamatannya maka pegawai tersebut akan diminta untuk pindah ke Kantor Balikpapan sehingga memudahkan akses ke fasilitas medis yang lebih lengkap. Dari data keikutsertaan rata-rata di perusahaan PT X pada tahun 2006, diketahui terdapat perbedaan tingkat partisipasi dalam kegiatan Promosi Kesehatan Rehabilitasi yang dilakukan secara rutin setiap minggu antara pekerja Kantor(11%) dan di Iapangan (CPU : 25%, NPU : 42 % , CPA : 56%). Penelitian diiakukan untuk mengetahui hubungan antara pelaksanaan elemen pengeiolaan program promosi kesehatan dan tingkat partisipasi peserta oiah raga rehabiiitasi pada pekerja Kantor dan Pekerja Lapangan (CPU. NPU dan CPA) di Perusahaan PT X pada Tahun 2006. Penelitian secara kualitatif dengan metode Grounded Theory diketahui bahwa elemen program yang memberikan hubungan kontekstual dengan tingkat partisipasi adalah elemen Kondisi Kontekstual clan Kelayakan dan elemen Analisa Permasa|ahan_ Elemen program yang memberikan hubungan pengaruh dengan tingkat partisipasi adalah elemen Anaiisa Psikologis, Perilaku dan Lingkungan dan elemen Kelompok Target. Elemen program yang merupakan hubungan strategi aksi/reaksi adalah elemen Penentuan Tujuan, elemen Perencanaan program dan elemen lmlementasi Program. E|Temen Program Promosi Kesehatan yang berhubungan Iangsung dengan tingkat partisipasi pekerja adalah interaksi antara Penentuan Tujuan, Perencanaan Program dan lmplementasi Program, sedangkan Kondisi Konstekstual dan Kelayakan, Analisis Masalah, Kelompok Target dan Analisis Psikoiogis, Perilaku dan Lingkungan berhubungan secara tidak langsung. Elemen Kondisi Kontekstual dan Kelayakan dan Elemen Perencanaan Program diduga memberikan pengaruh kepada tingkat partisipasi peserta program promosi kesehatan olah raga rehabilitasi di PT X pada tahun 2006. Disarankan agar perusahaan menerapkan waktu pelaksanaan program olah raga rehabilitasi yang fleksibel disesuaikan dengan kondisi di masing - masing lokasi, melibatkan kelompok penghubung dalam tahap-tahap pemilihan strategi program, menentukan target tingkat partisipasi yang diharapkan dari kelompok penghubung dalam proses penyusunan program, memasukan keberhasilan program promosi kesehatan olah raga rehabilitasi sebagai salah satu indikator ketercapaian program manajemen lini pemsahaan (KPI - key performance indicator).

Healt Promotion Program is an effort to protect and improve workers health status which builds upon company and management commitment and workers involvement in their health. Netherland institute for Health Promotion and Disease Prevention (NIGZ) has developed a Health Promotion Program models which consists of 8 elemens and sub elements : Contextual Condition and Feasibility, Problem Analysis, Detemiinant of psychological / behavior problem and environment, Target Group, Objective, Intervention Development, Implementation, and Evaluation. All employee of PT X must undergo an Annual Medical Check Up at companys medical fasility or at the appointed hospital. Any employee whose health status categorized at any risk must follow rehabilitation sport program untill the condition is suitable with his/her workload, otherwise he/she shall be transferred to other site or to Balikpapan Base where medical fasilities are more complete. Data on average participation rate of rehabilitation sport program for the year of 2006 vary between Baiikpapan Base (11%) and operational sites. (CPU : 25%, NPU : 42 %, CPA : 56 %). Research was performed to find relation between implementation of health promotion elemen and participation rate of rehabilitattion sport program on employee working at Balikpapan Base and Operational sites (CPU, CPA, NPU) in year of 2006. Using Grounded Theory qualitative research method, it is found those elements which give a contextual relation to participation rate are Contextual Condition and Feasibility and Problem Analysis. Elements which give contribution relation to participation rate are Psychological/behavior Analysis and Environment and Target Group. Elements which give interaction relation to participation rate are Objective, Intervention Development and Implementation. Health Promotion Program elements which are directly connected to participation rate are Objective, intervention Development, and Implementation. While Contextual Condition and Feasibility, Problem Analysis, Psychological/behavior Analysis and Environment and Target Group are connected to participation rate ind irectly. Based on similar trend between participation rate and semi quantitative result of element assessment (NIGZ questionnaire, 2003) it is suspected that Contextual Condition and Feasibility and intervention Development as dominant contributing factor to participation rate of rehabilitation sport program at TOTAL E&P Indonesia in year 2006. It is suggested to management of PT X to be more flexible in setting the timing of sport activity that suitable with each location, to involve and set up target for intennediaries in Intervention Development, to include achievement of health promotion program as Key Performance Indicator of line hierarchy. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34458
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marniati
Depok: Rajawali Press, 2021
613 MAR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Pebrina
"Skripsi ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan program promosi kesehatan tentang PHBS tatanan rumah tangga di Jakarta Timur (2013) dengan pendekatan kualitatif. Pelitian dilakukan pada tiga stakeholder kunci (Dinkes Provinsi DKI Jakarta: regulator, Sudinkes Jakarta Timur: auditor, dan Puskesmas Kecamatan Jatinegara: purposive operator sampling). Dilihat dari aspek input, hasil penelitian menunjukkan terjadinya kekurangan SDM dan dana. Dari aspek proses. peneltian menunjukkan bahwa proses perencanaan belum ditunjang optimalisasi kecepatan dan ketepatan data serta analisis situasi. Selain itu, penggerakan program yang tidak sesuai dengan rencana dan lemahnya monitoring menyebabkan pencapaian program (Jakarta Timur: 55,6%, Kecamatan Jatinegara: 41%) tidak mencapai target (65% tahun 2010).

This study aims to evaluate the implementation of health promotion program about PHBS in household level at East Jakarta (2013) with a qualitative approach. It was conducted on the three key stakeholders (Dinkes Provinsi DKI Jakarta: regulator, East Jakarta?s Sudinkes: auditor, and Puskesmas of Jatinegara District: purposive operator sampling). From the input aspect, the results showed there are lack of human resources and funding. From the process aspect, the research shows that the planning process has not been supported by optimization of speed and data accuracy and analysis of the situation. Moreover, mobilization program in accordance with the plans and weak monitoring program led to the achievment of the program (East Jakarta: 55,6%, Jatinegara Distric: 41%) was not on target (65% in 2010)."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S55587
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Gusrinarti
"HIV & AIDS mengancam para pekerja sektor tambang dan panas bumi di Indonesia. Untuk itu dilakukan upaya pencegahan HIV & AIDS di tempat kerja yang merupakan bagian dari usaha kesehatan kerja di perusahaan. Tesis ini mengkaji upaya promosi kesehatan di tempat kerja terkait penanganan masalah HIV & AIDS di tempat kerja yang dilakukan oleh empat perusahaan sektor pertambangan dan panas bumi di Indonesia berdasarkan konsep Piagam Ottawa yang diintegrasikan dengan pemenuhan peraturan pemerintah tentang pencegahan dan penanggulangan HIV & AIDS di tempat kerja dan Kaidah ILO tentang AIDS dan Dunia Kerja. Penelitian ini merupakan studi kualitatif jenis studi kasus dengan desain studi deskriptif.
Hasil penelitian menemukan bahwa aspek personal skill development yang berfokus pada edukasi HIV & AIDS kepada pekerja memiliki peran utama dalam mencegah dan menanggulangi HIV & AIDS di tempat kerja. Sementara itu, aspek community action yang berfokus pada kerjasama dengan organisasi eksternal menjadi elemen dengan pemenuhan minim. Untuk itu, perusahaan perlu mengembangkan strategi kerjasama untuk aksi komunitas yang lebih baik dalam rangka mengembangkan program pencegahan dan penanggulangan HIV & AIDS di tempat kerja.

HIV & AIDS threats workers in mining and geothermal sector in Indonesia. Therefore, effort in HIV & AIDS prevention in workplace is done which is part of occupational health in company. This thesis studies workplace health promotion effort on HIV & AIDS in workplace by four companies comprised of mining and geothermal companies in Indonesia based on Ottawa Charter concept which is being integrated with government regulation on prevention and management of HIV & AIDS in workplace and ILO Code of Practice on HIV & AIDS and the World of Work. This research is a qualitative study with case study approach and descriptive study design with content analysis.
The study result found that personal skill development which focused on HIV & AIDS education to workers has been playing major roles in preventing and managing HIV & AIDS in workplace. Meanwhile, community action aspect which focused on cooperation with external organization has becomed the element with minimum compliance. Therefore, companies should develop cooperation strategy for a better community action in order to evolve HIV & AIDS prevention and management program in workplace.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48565
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat promosi kesehatan departemen kesehatan , 2006
353.627 4 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hartaty Sarma Sangkot
"Perbaikan dan peningkatan kualitas sektor kesehatan dunia ditandai dengan adanya reorientasi pelayanan kesehatan. WHO menginisiasi pembentukan jaringan kerja Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) dengan tujuan reorientasi institusi pelayanan kesehatan yang mampu mengintegrasikan promosi kesehatan dan edukasi serta pencegahan penyakit dan pelayanan rehabilitasi dengan pelayanan kuratif. Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) diIndonesia, Rumah sakit sebagai Unit Kesehatan Perorangan (UKP) seharusnya pula melaksanakan reorientasi pelayanan kesehatan yang mengarah kepada terbentuknya rumah sakit promotor kesehatan.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif di bidang kesehatan masyarakat untuk meninjau kegiatan Promosi Kesehatan di Rumah Sakit (PKRS) berdasarkan salah satu standard WHO yaitu aspek kebijakan manajemen yang dilakukan di Departemen Ilmu Penyakit Dalam (IPD) dan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) RSCM Jakarta Pusat. Penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam, observasi dan telaah data sekunder (dokumentasi yang berkaitan) sebagai alat pengumpul data.
Penelitian ini menunjukan bahwa pada prakteknya kesadaran akan adanya kebijakan saja bukanlah jaminan keberlangsungan kegiatan promosi kesehatan, khususnya apabila tidak terdapat sumber daya untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut. Hal ini berarti kebijakan yang ada harus direalisasikan sebagai sebuah program yang mampu untuk dilaksanakan karena mendapat dukungan sumber daya baik sumber daya manusia, dana maupun sarana serta prasarana."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Kholid
Jakarta: Rajawali, 2012
613 AHM p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Diah Lestari
"Ketidakaktifan fisik diidentifikasi sebagai faktor risiko utama urutan keempat sebagai penyebab dan bertanggung jawab atas 6% kematian global, sedangkan kegemukan dan obesitas bertanggung jawab atas 5% kematian global. Data PT X tahun 2018 menunjukkan 64% pekerja mengalami masalah obesitas dan kelebihan berat badan. Perusahaan menyediakan berbagai macam fasilitas aktivitas fisik seperti arena fitness, sepakbola, tennis, yoga, renang, aerobik dan lain-lain, sebagai upaya peningkatan kesehatan pekerja. Hasil observasi langsung, tidak banyak pekerja yang memanfaatkan fasilitas tersebut, misalnya yoga hanya diikuti oleh 10 orang dari total 1296 karyawan. Sehingga perlu dilakukan promosi kesehatan di tempat kerja dan evaluasi hasilnya dalam peningkatan pengetahuan, ketertarikan, perhatian dan aktivitas fisik pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perubahan pengetahuan, ketertarikan, perhatian dan aktivitas fisik pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol sebelum dan sesudah intervensi promosi kesehatan dengan tatap muka selama 15 menit.
Desain penelitian adalah controlled randomized experiment study pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kedua kelompok mendapatkan informasi terkait aktivitas fisik melalui poster dan wallpaper komputer, untuk kelompok intervensi diberikan training berupa tatap muka selama 15 menit yang terdiri dari pemberian lembar informasi dan interaksi antara trainee dan trainer.
Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji independent paired t-test dengan siginifikansi 0,05. Hasil analisis mendapatkan p value perubahan atau delta keempat variabel lebih kecil dari 0,05 (p value 0,000) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh promosi kesehatan di tempat kerja terhadap pengetahuan, ketertarikan, perhatian dan aktivitas fisik yang signifikan sebelum dan sesudah promosi kesehatan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Perbedaan tersebut dikarenakan kelompok intervensi menerima informasi yang bersifat diberikan, disampaikan secara berkelompok dengan media visual dan adanya interaksi dengan trainer, sedangkan kelompok kontrol hanya berdasarkan keinginan dan kebutuhan dari masing-masing individu.

Physical inactivity was identified as the fourth main risk factor as a cause and was responsible for 6% of global deaths, while obesity and obesity were responsible for 5% of global deaths. In PT X, 2018 data shows 64% of workers are obesity and overweight. The company provides various physical activity facilities such as fitness, soccer, tennis, yoga, swimming pool, aerobic, etc. as an effort to improve workers' health. Direct observation found, small amount of workers that use these facilities, for example yoga only attended by 10 people out of 1296 employees. So it necessary to do health promotion at the workplace and evaluation of its influence in increasing knowledge, interest, attention and physical activity of workers. This study aims to determine the differences of changes in knowledge, interest, attention and physical activity in the intervention group and the control group before and after a health promotion face-to-face for 15 minutes.
The study design was a controlled randomized experiment study with two samples (intervention and control). Both groups received information related to physical activity through computer wallpapers and posters, intervention group received 15 minutes face toface training that consisted of giving information sheets and interactions between trainees and trainer.
The results were analyzed using independent paired t-test with significance level 0.05. The results is p value of changes or delta for four variables smaller than 0.05 (p value 0,000) so it can be concluded that there are significant changes in knowledge, interest, attention and physical activity before and after health promotion at the intervention group and the control group. The difference is intervention group receives information that is given, delivered in groups with visual media and interaction with trainers, while the control group is only based on the desires and needs of each individual.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53577
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>