Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117855 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hasannudin A.H.
"ABSTRAK
Dalam memasuki era globalisasi dimana persaingan antar rumah sakit semakin ketat, maka pembiayaan rumah sakit menjadi penting, yang mana berkaitan dengan tarif rumah sakit. Hal ini juga penting bagi rumah sakit swadana yang akan mengalami pengurangan subsidi anggaran dan menuju kearah rumah sakit mandiri.
Demikian juga dengan adanya tuntutan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan alat canggih menyebabkan biaya operasional pemeliharaan rumah sakit khususnya listrik semakin meningkat. Salah satu peralatan yang cukup banyak menyerap penggunaan daya listrik tersebut adalah Air Conditioner (AC).
Termasuk AC sentral yang berkapasitas besar. Untuk dapat menekan pembiayaan listrik tersebut diperlukan efisiensi dalam menjalankan peralatan tersebut.
Sehubungan dengan itu maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisa efisiensi penggunaan AC sentral di RSUD Koja dan upaya penghematan biaya listriknya.
Telah dilakukan penelitian pada bagian Seksi Keuangan, Instalasi Bedah Sentral dan Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit ( IPSRS) RSUD Koja.
Responden dari penelitian ini adalah Kepala Seksi Keuangan, Kepala Instalasi Bedah Sentral dan Staf IPSRS bagian AC.
Pengumpulan data dengan tehnik wawancara dan telaah dokumen. Analisa data primer dilakukan secara kualitatif dan analisa data sekunder secara kuantitatif.
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan AC sentral di RSUD Koja belum efisien yang disebabkan beberapa faktor yang berhubungan dengan biaya tetap listrik yaitu penempatan karakteristik AC sentral yang kurang sesuai dengan fungsi ruang dan bagian bedah darurat dan pemanfaatan untuk Instalasi Bedah Sentral dan Bedah Darurat yang mempunyai waktu kerja yang berbeda sehingga menyebabkan AC sentral harus berfungsi selama 24 jam. Selain itu masih ada ruang bedah Instalasi Bedah Sentral yang belum termanfaatkan secara optimal, serta pemeliharaan AC sentral yang belum optimal, sedangkan faktor yang berhubungan dengan biaya tidak tetap listrik adalah prosedur penjadwalan operasi dan penerapan standar waktu operasi yang perlu ditingkatkan lagi.
Inefisiensi penggunaan AC sentral ini juga tampak dengan adanya perkiraan penghematan biaya listrik yang bisa didapat dengan melakukan perubahan penempatan AC sentral.
Agar penggunaan AC sentral lebih efisien dan dapat dilakukan penghematan biaya listriknya, maka sebaiknya dilakukan perubahan penempatan AC sentral untuk Instalasi Bedah Sentral yang waktu kerjanya tertentu dan AC Split Duct yang berasal dari Instalasi Bedah Sentral untuk bagian bedah darurat. IPSRS melakukan pemeliharaan AC sentral yang baik dengan mematikan Chiller AC sentral dan kompresor AC Split Duct diluar waktu penggunaan melalui pengaturan dengan menggunakan peralatan BAS serta melakukan pemantauan kebocoran ducting dengan pemasangan manometer. Pemadatan jadwal dan evaluasi standar waktu operasi perlu dilakukan untuk dapat mengurangi penggunaan daya listrik dan biayariya. Sistem informasi biaya perlu ditingkatkan dengan perbaikan manajemen keuangan khususnya akuntansi melalui pelatihan tenaga keuangan yang ada serta untuk pendelegasian wewenang dan tanggung jawab untuk mengkoordinasi dan melaksanakan upaya tersebut perlu dibentuk Komite Efisiensi dan Penghematan Biaya.

ABSTRACT
Technical Analysis on the Efficiency of the Use of Electricity for Central Air Conditioning at RSUD (Hospital) KojaEntering the global era where rivalry among hospitals is getting tight, the hospital costs is important connected with the hospital tariff. This matter is important for self funding hospitals which will get decreased subsidy in funds is to be independent.
The social demands for the services of sophisticated equipments cause the increase in hospital operational costs especially for electricity. One of the equipments using high electrical power is the AC, including the central AC of high capacity. In order to cut down the electrical costs it is necessary to be efficient in operating the equipment.
In connection with the above, this research is to analyze the efficiency of the use of the central AC at the RSUD Koja and in an effort of cutting the electrical costs.
A research has been carried on at the Financial section, the Central Surgey Installation and the Installation of Hospital Maintenance of RSUD Koja.
The respondents of the research are the Head of the Financial Installation, the Head of the Central Surgery and the Staff of the Installation of the Hopital Maintenance AC section.
The method used to compile data is by technical interview and by documentary examination. The analysis on primary data is carried out qualitatively and the secondary data is carried out quantitatively.
It is concluded that the use of central AC at RSUD Koja is not efficient which is caused by several factors connected with the regular costs for electricity i.e. the characteristic placement of the central AC unsuitable for the room and the emergency surgery and the use for the Installation of Central Surgery and Emergency Surgery which have different working hours so that the central AC must be in function for 24 hours. Besides, there is a surgery of the Installation of Central Surgery which is not used optimally, for the AC upkeep central haven't been optimal, whereas the factor connected with the regular electrical costs is the procedure of the schedule for surgery and the implementation of the operational standard time has to be enhanced.
The inefficiency of the use of the central AC is visible by an estimate of economical costs by the alteration of the placement of the central AC.
In order that the use of the central AC is more efficient and a reduce in the electrical costs, it is suggested to alter the placement of the central for the Central Surgery Installation with definite working hours and AC Split Duct from the installation of the Central Surgery for the emergency surgery. The Maintenance section IPRS has carried out good maintanance on the central AC by switching off the Central AC Chiller and the compressor of the AC Split Duct at the unscheduled time by using the BAS and by monitoring ducting leakage with manometer installation. The compact schedule and standard evaluation is deemed necessary to decrease the use of electrical power and the costs. The information system on the cost is to be enhanced by better financial management especially the accounting by training of the present financial staff to delegate the authority and responsibility in coordination and carry out the said effort it is necessary to appoint a Committee for Efficiency and to economize costs."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdhi Adha
"Salah satu penilaian mutu pelayanan rumah sakit adalah tersedianya perbekalan farmasi dalam jumlah cukup dengan mutu yang baik, serta harganya memadai. Perencanaan persediaan perbekalan farmasi terpenting berada di kamar operasi, karena dalam kamar operasi kelancaran pelayanan pasien sangatlah utama dibandingkan pada bagian lain. Kamar operasi harus dapat menyediakan perbekalan secara optimal, tetapi tetap harus diingat tidak boleh berlebihan.
Penelitian ini merupakan studi kasus dengan analisis distribusi, dimana akan diketahui distribusi kelompok persediaan yang kritis untuk pelayanan terhadap pasien, dilanjutkan dengan penelitian operasional peramalan dengan analisis kuantitatif, agar dapat diketahui model perencanaan persediaan kritis untuk tahun depan.
Adapun hasil analisis Indeks Kritis dapat diketahui bahwa :
1. Terdapat obat-obatan yang biaya investasi besar, tetapi indeks kritisnya kecil, dan sebaliknya terdapat obat-obatan yang biaya investasi kecil tetapi mempunyai indeks kritis yang tinggi.
2. Dengan analisis Indeks Kritis ABC ternyata kelompok obat yang termasuk kelompok yang harus diperhatikan dalam pengendalian persediaan obat, jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan analisis ABC biasa.
Kemudian, dari hasil penelitian peramalan :
1. Semua metode peramalan dapat dipakai untuk memperkirakan jumlah pemakaian obat.
2. Pemilihan metode peramalan juga harus mempertimbangkan jumlah data dengan fluktuasi data.
Beberapa alternatif untuk rumah sakit dalam melakukan perencanaan :
1. Peran dokter dalam melakukan proses perencanan harus dilibatkan agar ikut merasa bertanggung jawab.
2. Dalam melakukan perencanaan agar juga terarah harus dilakukan formularium standard.
3. Dalam pemilihan peramalan harus dilakukan pengujian terlebih dahulu untuk dipilih peramalan paling baik.
4. Dan dalam melakukan peramalan perlu dipertimbangkan peramalan jenis lain yang bukan hanya berdasarkan waktu

Analysis of Medicine Reserve Planning in the Operating Room at RSUD Koja Jakarta One parameter for assessing hospital quality is the availability in sufficient number good quality and suitable price. The most important medicine reserve planning is for the operating room, because we can not afford any lack of medicine during operation. Operating room should have medicine reserve in optimal amount, but not too excessive.
This research is a case study with distribution analysis, which from there, it will be determined group critical medicine reserve for patient. After that it will be continued by forecasting operational study with quantitative analysis, in order to determine the model for planning critical reserve for next year.
The results of this critical index analysis are :
1. There is medicine with high cost, but low critical index, but on the other side there is medicine with low cost but high critical index.
2. Critical Index ABC analysis shows that the amount of medicine that must be considered in planning medicine reserve is more than the amount of medicine from usual ABC analysis.
The results from forecasting studies are:
1. All Forecasting method can be used to predict the amount of medicine used.
2. The choice of forecasting method should consider amount of data with data fluctuation.
Some alternatives for hospital in planning medical reserve are :
1. Doctors should be involved in planning medicine reserve in order to make them responsible for medicine reserve.
2. In planning medicine reserve, there should be a standard formula as a guidance.
3. In choosing forecasting method, it should be tested for the best one.
4. In Forecasting, it should be considered the other type of forecasting method. not only based from time.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Janaditya Adhipurusa
"Balanced scorecard (BSC) adalah kerangka pengukuran kinerja yang komprehensif dengan melihat perspektif keuangan dan non keuangan. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja sendiri belum menerapkan BSC. Penelitian ini bertujuan mengetahui kinerja Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Koja Tahun 2017-2018 dengan menggunakan BSC. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik melalui pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan (1) kinerja keuangan dinilai kurang: pertumbuhan penerimaan menurun, keuangan tidak efektif. (2) Kinerja perspektif pelanggan dinilai baik: pertumbuhan kunjungan, retensi, dan kepuasan pelanggan baik serta akuisisi pelanggan kurang. (3) Kinerja proses bisnis internal dinilai baik: waktu tanggap baik, pasien tidak harus membayar uang muka, inovasi baik. (4) Kinerja pembelajaran dan pertumbuhan dinilai baik: kepuasan kerja, sistem informasi, akses diklat dinilai baik, akan tetapi produktivitasnya dianggap masih kurang. Kinerja IGD secara umum dinilai baik. Pihak manajemen disarankan untuk menetapkan kebijakan agar BSC dapat digunakan sebagai pengukuran kinerja yang komprehensif guna menjaga mutu pelayanan secara berkelanjutan.

The balanced scorecard (BSC) is a comprehensive performance measurement by looking at financial and non-financial perspective. Koja District Hospital (RSUD Koja) has not implemented the BSC. This study aims to determine the performance of Emergency Department (ED) at RSUD Koja in 2017-2018 using the BSC. Method in this study uses descriptive analytics through quantitative and qualitative approaches. Results shows that (1) financial performance is poor: income growth is declining, financial is not effective. (2) Performance of customer perspective is good: customer visit growth, retention, and satisfaction are considered good, but customer acquisition is poor. (3) Internal business process performance is good: good response time, patient do not have to pay a down payment, good innovation. (4) learning and growth performance are good: job satisfaction, information system, and training access are considered good, but productivity is still considered poor. Performance of ED is generally considered good. Management is advised to establish policies so that the BSC can be used as a comprehensive performance measurement to maintain service quality on an ongoing basis."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S37035
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leni Hendrayani
"Dengan makin berkembangnya suatu rumah sakit, maka semakin kompleks pula jenis kegiatannya. Untuk itu diperlukan adanya pengembangan dari manajemen bagian di rumah sakit, salah satu diantaranya adalah bagian penerimaan pasien (Admission), yang dirancang sesuai dengan kebutuhan untuk membantu pengelolaan rumah sakit dalam pencapaian tujuan dari manajemen rumah sakit itu sendiri.
Bagian penerimaan pasien (Admission) sebagai salah satu bagian di rumah sakit boleh dikatakan merupakan pintu gerbang rumah sakit dan juga sebagai ujung tombak arus pasien, karena bagian admission (disingkat menjadi admisi) mempunyai tugas antara lain : menerima pasien rawat Inap, menerima pembayaran pasien yang akan pulang rawat,dan juga memberikan informasi yang dubutuhkan oleh pasien.
Masalah dalam penelitian ini adalah : Belum berfungsinya sistem admisi sebagai pelayanan administrasi dan informasi rawar inap, dimana dirumuskan masalahnya sebagai berikut : Bagaimana keadaan SDM, sarana dan fasilitas serta prosedur (SOP), dan bagaimana proses pelaksanaan admisi selama ini.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pelaksanaan sistem admisi fungsinya sebagai pelayanan administrasi dan informasi rawat inap.
Metodologi penelitian yang dipakai adalah deskriptif analitik dengan pendekatan sistem, melalui pengkajian terhadap sistem yang sedang berjalan serta merujuk ke literatur yang berkaitan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah tenaga di bagian admisi tidak tetap dan merangkap (double job). Belum mendapatkan pendidikan/pelatihan yang terencana, pemberian informasi belum optimal, belum diterapkan pengenalan SOP kepada petugas, belum diadakan evaluasi terhadap SOP, belum ada susunan uraian tugas (Job Description), belum ada reward untuk petugas admisi, dan adanya perbedaan honor untuk petugas yang dinas di bagian admisi.
Upaya penanggulangan yang dapat dilakukan adalah memperbaiki kekurangan-kekurangan dari setiap permasalahan yang sesuai dengan teori yang ada. Penerapan upaya ini diharapkan dapat meningkatkan proses pelayanan terhadap pasien rawat inap.

Analysis Of In-Patients Admission System In RSUD Koja. The growth of a hospital makes the activities of it becomes more complex. Therefore, there is a need to develop department management in hospital, one of them is the admission, which is designed to fill the need for helping the hospital management to achieve the goal of the hospital itself.
The admission department is a hospital gate. It has several functions, such as : patient registration for in patient care : Admission system is still not functioning as an administration services and in patient information, which can be formulate problem as follows : How about Human Resources, Facilities as well as Standard Operational Procedure (SOP), and how the process the management of in patient care admission department.
The research goal is analysis the management of in patient care admission department. Research is analytic descriptive with qualitative approach through study of the system on and refer it to the approach literature.
The result shows that quantity of human resources not constants and double job, the identification and evaluation of the SOP that has never been done, while facilities are still not operated effectively and efficiently because of the lack of human resource and no developing program for the human resource.
All of these problems can be solved by repairing the weaknesses of each problem with the existing theory. Implementation of this will improve the quality of service for the patient in patient care department.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T2549
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Hasudungan
"Yang dimaksud dengan Kebijaksanaan Kartu Sehat di sini adalah Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1122/Menkes/SK/XI/1994 Tentang Kartu Sehat.
Analisis kebijaksanaan terhadap kebijaksanaan Kartu Sehat dilakukan dengan menganalisis pelaksanaan kebijaksanaan Kartu Sehat di lapangan maupun isi kebijaksanaan itu sendiri. Jenis penelitian ini adalah suatu studi kasus dengan pendekatan metode kualitatif yang berorientasi kepada proses.
Proses analisis kebijaksanaan dilaksanakan dengan mengidentifikasi masalah-masalah potensial yang mungkin timbul serta menetapkan faktor penyebabnya, untuk selanjutnya dirumuskan alternatif-alternatif pemecahannya.
Alternatif-alternatif pemecahan tersebut kemudian dinilai berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan untuk mengidentifikasi alternatif pilihan. Alternatif pilihan ini diusulkan dalam bentuk rekomendasi sebagai masukan/saran bagi pemerintah dalam menindaklanjuti kebijaksanaan Kartu Sehat yang ada.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa kebijaksanaan Kartu Sehat yang tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1122/Menkes/SK/XI/1994 Tentang Kartu Sehat temyata belum terlaksana di RSUD Koja dan Puskesmas Kali Baru sebagaimana mestinya. Hal ini dapat diketahui dari timbulnya berbagai masalah potensial dalam pelaksanaan kebijaksanaan Kartu Sehat.
Timbulnya berbagai masalah potensial dalam pelaksanaan kebijaksanaan Kartu Sehat dikarenakan 2 (dua) hal yaitu :
1. Belum mantapnya persiapan pemerintah dalam melaksanakan program Kartu Sehat di lapangan.
2. Terdapat kelemahan pada isilmateri kebijaksanaan Kartu Sehat yang tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1122/Menkes/SK/X1/1994 Tentang Kartu Sehat itu sendiri.
Untuk mengatasi berbagai masalah potensial yang timbul disarankan agar pemerintah segera mengambil langkah untuk menetapkan kebijaksanaan baru dengan melakukan perubahan terhadap isi/materi kebijaksanaan Kartu Sehat yang tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1122/Menkes/SK/XI/1994 Tentang Kartu Sehat sehingga mampu mengantisipasi segala permasalahan yang timbul. Dalam melakukan perubahan terhadap isi/materi Keputusan Menteri Kesehatan tersebut perlu melibatkan semua instansi yang terkait dalam program agar dalam pelaksanaan program di lapangan diharapkan semua pihak memberikan dukungan optimal.
Kebijaksanaan baru tentang Kartu Sehat tersebut yang nantinya akan ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI ditindak lanjuti dengan membuat Petunjuk Pelaksanaannya dalam bentuk Surat Keputusan Bersama ( SKB ) antara Departemen Kesehatan dengan Departemen terkait meliputi hal- hal yang berkaitan dengan bidang tugas Departemen bersangkutan. SKB ini kemudian dijabarkan oleh Departemen terkait dengan membuat Petunjuk Teknis (JUKNIS). Petunjuk Teknis ini dapat diterbitkan dalam bentuk Keputusan Menteri/Instruksi Menteri ataupun Surat Edaran Departemen bersangkutan untuk selanjutnya disebarluaskan kepada masing-masing aparatnya di Daerah sebagai pedoman dalam menunjang pelaksanaan program Kartu Sehat di lapangan.

The Kartu Sehat policy in this study is documented in the Minister of Health decree number 1122/Menkes/SK/XI/1994 about Kartu Sehat.
A policy analysis on Kartu Sehat is conducted by analyzing both the implementation of the policy and the content of Minister Of Helth decree on Kartu Sehat. It is a case study with qualitative approach focused on the process.
Policy analysis is performed by identifying potential problems, and determining causal factor, to formulate alternative solutions. These alternatives are evaluated using predetermined criteria. The selected alternative is proposed as a recommendation and input for the government to review up Kartu Sehat policy.
The study concluded that Kartu Sehat policy has not been properly implemented in RSUD Koja and Puskesmas Kalibaru. The study also identified two major potential problem as follows:
1. Lack of preparation by the government to implement Kartu Sehat program.
2. Minister of Health decree on Kartu Sehat contains some weak points.
To overcome these potential problems it is proposed that the government take immediate action to review the Minister of Health decree Number 1122/Menkes/SK/XI/1994 about Kartu Sehat. It is important to involve all related sectors in the review to obtain support needed for smooth implementation.
It is considered necessary to formulate a joint decree on Kartu Sehat between Ministry of Health and other related ministries ( Ministry of Internal Affairs , Ministry of Finance, etc) to be followed by technical guidelines. Dissemination of the new decree and its guidelines to all providers is essential for better implementation."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adria
"IPSRS Medik merupakan unit fungsional dari RSUD Koja yang melaksanakan kegiatan pemeliharaan alat medik agar peralatan kesehatan selalu berada dalam kondisi lain pakai sehingga dapat difungsikan dengan baik dan menjamin usia pakai lebih lama.
Dari data yang ada di IPSRS Koja selama ini pemeliharaan alat-alat medis dilakukan dengan menerapkan sebagian pemeliharaan alas dasar gangguan / kerusakan sehingga pernah terjadi kerusakan di unit radiologi pada alat CT' Scan pada tahun 2002, yaitu kerusakan pada Laser Printer CT-Scan dengan biaya sebesar Rp. 70.961.484,-yang menimbulkan gangguan pelayanan. Seperti diketahui bahwa pemeliharaan atas dasar kerusakan merupakan cara yang paling tidak ekonomis dibandingkan dengan cara pemeliharaan prefentif.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran operasional pelaksanaan IPSRS medik di RSUD Koja tahun 2003. Penelitian ini bersifat studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metoda yang digunakan adalah analisis deskriptif.Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Informan penelitian terdiri dari wakil direktur, pimpinan IPSRS medik, pelaksana lapangan dan pelaksana lainnya yang terkait.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tidak terdapatnya sistem pemeliharaan alat - alat medik di RSUD Koja.

IPSRS medic is a functional unit in RSUD Koja which executing maintenance activity of medical instrument in order to make all of medical instrument remain in good condition and durable.
The medical equipment maintenance at RSUD Koja is based on the breakdown of the equipment, which is the most uneconomical way compared to the preventive maintenance of the equipment. One example is the breakdown of the CT Scan laser printer at 2002 resulted in the obstruction of the health care that cost the hospital Rp.70.961.484.﷓
The research is aimed to acquire a figure of the medical IPSRS operational implementation at RSUD Koja in the year 2003. The research is a case study using the qualitative approach. The method used in the research is descriptive analysis. Data collection was made using in-depth interviews_ observations_ and documents study. The information for the research was collected from the Vice Director, the medical IPSRS person in charge, field executors, and other interconnect executors.
The research result shows that there is no clear organizational structure, job description, and authorization at the medical IPSRS of the hospital. Other than that, the research also found the lack of quality and quantity and the non-existence of standard operating procedure for the operators in executing the optimal maintenance of the medical equipment, and no documentation for the monitoring, evaluating, and reporting purposes.
The proposal for achieving the optimal medical equipment implementation at the RSUD Koja is by establishing the organizational structure, task acid authorization. and to have an appropriate recording and reporting administration of even. maintenance activity for evaluation purposes. For RSUD Koja , the appropriate maintenance system for the hi-tech medical equipment would be a Joint Operation using revenue sharing method with a third party.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12737
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Fransiska
"Stroke merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas di seluruh dunia. Pasien stroke rentan terhadap peningkatan risiko komplikasi medis, terutama infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotika dengan metode Gyssens pada pasien stroke rawat inap di RSUD Koja (Periode KJS dan periode BPJS). Desain penelitian cross sectional secara retrospektif. Sampel terdiri dari 112 rekam medik periode KJS (Juli 2013 - Desember 2013) dan 74 rekam medik periode BPJS (Januari 2014 ? Juni 2014) diambil secara total sampling. Evaluasi penggunaan antibiotika dianalisis menggunakan Chi Square dan uji regresi logistik multivariat. Hasil penelitian menunjukkan persentase penggunaan antibiotika sebesar 23,11%, antibiotika yang digunakan seftriakson (33,3%), seftizoksim (7,6%) dan amoksisilin ? asam klavulanat (7,6%). Lama rawat > 7 hari (77,96%), pemberian antibiotika rute parenteral (68,67%) dan diagnosis infeksi seperti bronkopneumonia 29,33%, tuberkulosis paru 17,6% dan infeksi saluran kemih & genital 8,7%. Kesembuhan pasien setelah diberikan antibiotika (186 pasien terinfeksi) sebesar 69,3%. Hasil evaluasi dengan metode Gyssens menunjukkan rasionalitas antibiotika periode KJS sebesar 77,4% sedangkan periode BPJS sebesar 81,3%. Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan antara rasionalitas antibiotika (metode Gyssens) dengan rute pemberian antibiotika dan jenis kelamin; hubungan antara kesembuhan pasien (outcome klinik) dengan rute pemberian antibiotika dan diagnosis infeksi secara bermakna (p < 0,05). Kesimpulan penelitian adalah rasionalitas antibiotika (metode Gyssens) berpengaruh terhadap outcome klinik secara bermakna (p < 0,05).

Stroke is a major cause of mortality and morbidity worldwide. Patients with stroke is a susceptible risk to have the medical complications, especially infections. This study aim to evaluate antibiotic used by stroke patients hospitalized in RSUD Koja (KJS and BPJS period) with Gyssens methods. The study design is a retrospective cross-sectional. The sample is consisted of 112 medical records KJS period (July 2013-December 2013) and 74 medical records BPJS period (January 2014-June 2014) taken by total sampling. The evaluation of antibiotic used were analyzed using Chi Square and logistic regression multivariate. Antibiotic percentage used was 23,11%, the type of antibiotic were ceftriaxon 33,3%, ceftizozim 7,6% and amoxicillin ? clavulanic acid 7,6%. Length of stay more than 7 days was 77,96% and parenteral route of antibiotic administration was 68,67%. The diagnosis were 29,33% infected by bronchopneumonia, 17,6% pulmonary tuberculosis and 8,7% by urinary tract infection. The clinical outcome showed that 69,3% were recovered from 186 infectious patients. Gyssen evaluation method showed that rational antibiotic used on KJS period was 77,4% and BPJS periods was 81,3%. There were correlations between rational antibiotic used with route of administration, between clinical outcome with diagnosis and route of administration. The conclusion of this study according to Gyssen method is the rational antibiotic used influence the clinical outcome (p < 0,05).;Stroke is a major cause of mortality and morbidity worldwide. Patients with stroke is a susceptible risk to have the medical complications, especially infections. This study aim to evaluate antibiotic used by stroke patients hospitalized in RSUD Koja (KJS and BPJS period) with Gyssens methods. The study design is a retrospective cross-sectional. The sample is consisted of 112 medical records KJS period (July 2013-December 2013) and 74 medical records BPJS period (January 2014-June 2014) taken by total sampling. The evaluation of antibiotic used were analyzed using Chi Square and logistic regression multivariate. Antibiotic percentage used was 23,11%, the type of antibiotic were ceftriaxon 33,3%, ceftizozim 7,6% and amoxicillin ? clavulanic acid 7,6%. Length of stay more than 7 days was 77,96% and parenteral route of antibiotic administration was 68,67%. The diagnosis were 29,33% infected by bronchopneumonia, 17,6% pulmonary tuberculosis and 8,7% by urinary tract infection. The clinical outcome showed that 69,3% were recovered from 186 infectious patients. Gyssen evaluation method showed that rational antibiotic used on KJS period was 77,4% and BPJS periods was 81,3%. There were correlations between rational antibiotic used with route of administration, between clinical outcome with diagnosis and route of administration. The conclusion of this study according to Gyssen method is the rational antibiotic used influence the clinical outcome (p < 0,05)."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T43661
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Nadya Kusumawati
"Tesis ini membahas tentang kinerja dokter verifikator internal didalam menurunkan angka klaim pending di RSUD Koja pada tahun 2018 dengan melakukan telaah berkas klaim dan observasi pada data klaim dari tahun 2017 hingga tahun 2019. Penelitian ini menggunakan desain studi evaluasi intervensi dengan menganalisa data kuantitatif dan kualitatif. Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan data kesalahan koding pada klaim pending rawat inap Pra Intervensi dan Pasca Intervensi dokter verifikator internal baik secara jumlah klaim maupun nominal klaim. Kemudian melakukan wawancara mendalam untuk mengetahui penyebab terjadinya kesalahan koding hingga menyebabkan klaim pending.
Hasil penelitian ini adalah bahwa terbukti dokter verifikator internal dapat menurunkan angka klaim pending rawat inap karena kesalahan koding dan didapatkan penyebab terjadinya kesalahan koding yaitu ketidaklengkapan resume medis, kurang telitinya koder, kurangnya pengetahuan koder, ketidakseragaman informasi terkait koding dan overload berkas klaim yang tidak diiringi dengan kesesuaian jumlah koder. Hasil penelitian menyarankan penerapan Electronic Medical Record, mendaftarkan koder untuk mengikuti pelatihan terkait klaim, mengadakan Team Building, membuat Whatsapp grup untuk saling berbagi informasi dan perhitungan ulang tenaga koder sesuai kebutuhan.

This thesis discusses the performance of internal verification doctors in reducing the number of pending claims at Koja Regional Hospital in 2018 by reviewing claim files and observing claims data from 2017 to 2019. This study uses an intervention evaluation study design by analyzing quantitative and qualitative data. The method used is to compare the coding error data on pre-Intervention and Post-Intervention pending inpatient claims by internal physician verifiers both in number of claims and nominal claims. Then conduct in-depth interviews to find out the cause of coding errors that cause pending claims.
The results of this study are proven that internal verification doctors can reduce the number of inpatient pending claims due to coding errors and found the causes of coding errors are incomplete medical resumes, lack of coder scrutiny, lack of coder knowledge, unequal information related to coding and overload of claim files that are not accompanied by an incomplete claim compatibility of the number of coders. The results of the study suggest the application of an Electronic Medical Record, register the coders to attend training related to claims, hold a Team Building, create a Whatsapp group to share information and recalculate the coders as needed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52886
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Peristiana
"Penanganan program kesehatan bagi masyakat tidak mampu adalah tanggung jawab Pemerintah. Melalui subsidi diharapkan penanganan tersebut menjadi optimal sesuai dengan kebutuhan pengobatan. Agar subsidi yang ada tepat, baik secara ukuran kuantitatif maupun kualitatif maka periu dilakukan perhitungan biaya yang rill dan evaluasi terhadap penerimaan subsidi tersebut kepada pihak yang memang membutuhkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran kecukupan subsidi pasien tidak mampu di lnstalasi Rawat Jalan RSUD Koja berdasarkan perhitungan biaya satuan dan bagaimana evaluasi penerimaan subsidi tersebut untuk pasien yang benar-benar tidak mampu (validasi). Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus, yang pengumpulan datanya dilakukan melalui wawancara, pengumpulan data sekunder dan survei lapangan untuk validasi pasien tidak mampu.
Hasil penelitian menyimpulkan besarnya biaya satuan pelayanan rawat jalan untuk pasien tidak mampu adalah sebesar Rp. 104.000,- termasuk biaya obat, yang diperoleh dengan perhitungan analisis biaya Activity Based Costing. Evaluasi ketepatan subsidi kepada Pasien tidak mampu yang berhak menerima dengan kriteria yang telah ditetapkan memiliki validitas ketidakmampuan sebesar 96 %. Sebanyak 4 % sisanya merupakan pasien tidak mampu yang berasal dari luar Jakarta Utara sehingga tidak diperhitungkan.
Untuk mendapatkan angka subsidi yang mencukupi kebutuhan pengobatan pasien tidak mampu maka pemerintah perlu memperhitungkan besar biaya satuan. Dan untuk pelaksanaan prosedur dan ketepatan pemberian subsidi tersebut perlu dilakukan pengawasan dari pihak terkait.
Daftar bacaan : 35

Analysis on Cost Subsidy for the Poor at Ambulatory Care Service unit, Koja General District HospitalProtecting the poor is Government's responsibilities. Implementation of subsidy policy seems to be the important strategy to meet the medical treatment need for the poor effectively. To ensure appropriateness of the subsidy, calculation on the unit cost is needed.
The objective of this study is to obtain information on subsidy for Ambulatory in Unit of Koja General District Hospital based on the unit cost and validation of those who entitled to obtain the subsidy.
The study showed that the cost was Rp. 104.000,- based on Activity Based Costing analysis. It is also confirmed that 96% subsidy provided is distributed to the entitled person. The remaining 4% was dedicated for those who reside outside North Jakarta.
Based on the study result, the Government need to calculate the unit cost of subsidy for the poor. To ensure the appropriateness and sufficient subsidy, control to the subsidy disbursement is needed.
References: 35"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10743
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>