Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125665 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Sholihat
"Periode post partum merupakan saat kritis bagi seorang ibu untuk beradaptasi setelah melahirkan dan juga merupakan masa-masa yang membahagiakan sekaligus penuh stress yang berkaitan dengan masalah penyesuian diri baik secara fisik maupun psikologis terhadap kelahiran bayi mereka. Wanita yang mengalami gangguan adaptasi psikososial selama post partum akan berdampak pada kehidupannya baik perkawinannya dan hubungan antara ibu dan anak, sehingga akan mengganggu perkembangan emosional dan tingkah laku anak dikemudian hari.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran adaptasi psikososial ibu post partum dan hubungannya dengan beberapa variabel antara lain umur, pendidikan, status ekonomi, pekerjaan, kondisi bayi barn lahir, paritas, jenis persalinan, status kesehatan ibu, keinginan punya anak, self consept dan dukungan sosial.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian non experimental dengan pendekatan cross sectional, pengumpulan data dengan wawancara terhadap 109 responden ibu post partum setelah satu bulan - satu tahun yang berada di Kecamatan Cimanggis dan sebelumnya responden melakukan persalinan di 4 pelayanan kesehatan yaitu Rumah Sakit Tugu Ibu, Rumah Sakit Thu dan Anak Tumbuh Kembang, Klinik Anugrah dan Puskesmas Cimanggis. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dengan distribusi frekuensi, analisis bivariat dengan uji chi Squere dan analisa multivariat dengan regresi logistik ganda.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa adaptasi psikososial ibu post partum mencapai 56 %, presentasi ini masih dalam rentang rata-rata penelitan yang dilakukan dibeberapa daerah di Indonesia. Hasil uji bivariat terhadap 11 variabel independen menunjukan bahwa faktor-faktor yang berhubungan secara signifikan dengan adaptasi psikososial ibu post partum adalah pekerjaan, self consept dan dukungan sosial. Hasil analisis multivariat didapatkan dua variabel yang berhubungan erat dengan adaptasi psikososial ibu post partum yaitu pekerjaan (OR = 3,730) dan self consept (OR 2,703) dan dari kedua variabel tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel pekerjaan merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi adaptasi psikososial ibu post partum.
Mengingat pentingnya pencapaian adaptasi psikososial ibu pada masa post partum untuk itu disarankan agar setiap tatanan pelayanan kesehatan memperhatikan aspek psikologis dari ibu dan keluarga dalam masa reproduksi seperti diadakannya kelas prenatal untuk ibu hamil dan suami, pelayanan kesehatan ditujukan tidak hanya kepada ibu tetapi juga keluarganya, dengan demikian keluarga dapat memberikan support selama proses persalinan dan menyediakan tenaga kesehatan yang mampu memberikan pelayanan secara komprehensif yang meliputi bio, psiko, sosial dan spiritual. Perlu dukungan dan tindakan yang nyata dari dinas kesehatan dalam upaya meningkatkan kesehatan reproduksi melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan dart kerjasama lintas sektoral dengan instansi terkait dalam pelayanan kesehatan reproduksi seperti dinas pendidikan dan instansi swasta. Pentingnya peranan divas tenaga kerja dan transmigrasi serta dinas perindustrian dan perdagangan dalam menciptakan lahan pekerjaan yang aman sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan wanita dan dapat meningkatkan aktualisasi diri.
Daftar Bacaan : 41 (1988-2004)

Analysis on Psychosocial Adaptation of Post Partum Mothers in Cimanggis Sub-district, Depok City Year 2004Post partum period is a critical time for a mother to adapt after giving birth, a happy but stressful time as it is related to self adjustment problems both physically and psychologically because of the birth of the baby. Women who experience psychosocial adaptation disorder during post partum period would be disturbed in their marital life and in their relationship with the newborn which will, in turn, disturb the emotional and behavioral developments of the child in the future.
This study objective was to describe the psychosocial adaptation of post partum mothers and its relationship to age, education, economic status, working status, condition of the newborn, parity, type of birth, maternal health status, desire to have the child, self concept, and social support factors.
The study design was cross-sectional with data collected through interview to 109 respondents (post partum mothers 1 month - 1 year) who previously gave birth in one of four health care services: Tugu Maternal Hospital, Tumbuh Kembang Maternal and Child Hospital, Anugrah Maternity Clinic, and Cimanggis PublIic Health Center. Data was analyzed in univariate (frequency distribution), bivariate (chi-square test), and multivariate (multiple logistic regressions) methods.
The study reveals that the psychosocial adaptation reached 56%, it is within the range of results of other studies in Indonesia. Bivariate analysis showed that factors with significant relationship were working status, self-concept, and social support. Multivariate analysis showed that working status (OR=3.730) and self concept (OR=2.703) were closely related to psychosocial adaptation after controlled with other factors. The most dominant factor was working status variable.
It is recommended to health care providers to pay more attention on psychological aspect of mother and family during reproductive period for example by conducting prenatal classes for pregnant mother and husband, to provide support to family to support the mother, to provide health worker who could manage comprehensive care including biological, psychological, social, and spiritual care. There is a need to improve knowledge and skill of health worker and to strengthen inter-sector cooperation such as Ministry of Education and private sector. The importance of Department of Workforce, Department of Transmigration, Industry and Trade Office in creating jobs as to improve women welfare should be appreciated and be considered.
References: 41 (1988-2004)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13163
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Nurbaeti
"Fenomena depresi postpartum merupakan masalah kesehatan wanita dan cenderung terus meningkat. Di Amerika Serikat tahun 1960 prevalensi depresi postpartum tercatat hanya 3% - 6% kemudian meningkat menjadi 20% tahun 1980 dan tahun 1990 sekitar 26%. Penelitian Wratsangka (1996) di RS Hasan Sadikin Bandung mencatat 33% ibu postpartum mengalami depresi postpartum. Depresi postpartum dapat menimbulkan akibat negatif baik bagi ibu, pasangan maupun anaknya. Bila tidak segera diatasi depresi postpartum dapat mengakibatkan depresi berat, masalah perkawinan, bahkan bunuh diri. Tujuan penelitian ini adalah teridentifikasinya hubungan antara karakteristik ibu, kondisi bayi baru lahir, dukungan sosial dan kepuasan perkawinan dengan depresi postpartum.
Desain penelitian adalah deskriftif analitik bersifat cross-sectional. Pengunpulan data menggunakan kuesioner, jumlah data sampel daiam penelitian 128. Uji statistik menggunakan Chi-kuadrat dengan a 0,05. Hasil penelitian melaporkan karakteristik ibu yang berhubungan dengan depresi postpartum adalah jenis persalinan (p=0,028, OR 2,813), sedang variabel umur, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, metoda pemberian susu, komplikasi kehamilan, komplikasi persalinan, dan komplikasi postpartum tidak terbukti berhubungan secara bermakna. Kondisi bayi baru lahir meliputi berat lahir, nilai Apgar menit pertama, nilai Apgar menit ketima, dan gestasi tidak berhubungan secara signifikan dengan depresi postpartum. Dukungan sosial berhubungan secara signifikan dengan depresi postpartum (p,0001), kepuasan perkawinan berhubungan secara bermakna dengan depresi postpartum (p=0,0001, OR=5,85). Faktor yang paling dominan terhadap depresi postpartum adalah kepuasan perkawinan (p= 0,001, Wald=10,543, OR=5,849).
Disarankan agar pihak rumah sakit menyelenggarakan, konseling perkawinan bagi calon pengantin dan pasangan baru, meningkatkan promosi edukasi antenatal, melakukan penyegaran edukasi antenatal, memberikan bimbingan antisipatif pada klien dan pasangan selama periode antenatal di poliklinik.
Bibliografi 65 (1982-2000)

The Relationship Analysis Between Mother Characteristics, Newborn, Social Support and Marital Satisfaction with Postpartum Depression in RSAB Harapan Kita Jakarta, August 2002Postpartum depression phenomenon was a women health problem and indicate an increased. In United State at 1960's postpartum depression prevalence about 3% to 6%, and then increased to 20% at 1980's, and 26% at 1990. Wratsangka studied in Hasan Sadikia Hospital found 33% mother experience postpartum depression. Postpartum depression was a negative effect upon mother, spouse and her child. Long time effect to postpartum depression is severe depression, marital problem or suicide if not cope immediately. The purpose of this study was to investigate relationship between mother characteristics, newborn, social support and marital satisfaction with postpartum depression.
Research design used analytic descriptive with cross-sectional. Data were collected through questionnaire, and sample size study was 128. Statistics test with Kai-kuadrat in level a 0,05_ The result of this study found type of childbirth associated with postpartum depression (p=0,028, ORr 2,813), and the other variable not associated, include age, education level, economic status, job, breast method, pregnant complication, labor complication. and postpartum complication. No relationship between newborn and postpartum depression, include weigh, first minute Apgar, fifth minute Apgar and gestation, there were relationship between social support and postpartum depression (p},0001), marital satisfaction and postpartum depression (p=0,4401, OR=5,85). Dominant factor to postpartum depression was marital satisfaction (p=0,401, OR=5,849).
Recommendation for Hospital to prepared marital counseling, induce antenatal education promoted, nursing staff skills in quality nursing care, mother-spouse anticipated guidance prenatal period. Educational institution than more give information that result studied to students, paper, module or publish postpartum depression nursing care book, and for future study use case control or cohort design.
Bibliography 65 (1982-2000)"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T 5182
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Wanita yang akan menghadapi persalinan mengalami kecemasan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan antara lain pengalaman melahirkan, lingkungan, dukungan suami atau keluarga, dan lain-lain. Beberapa penelitian terdahulu menunjukan bahwa ibu bersalin yang mendapat dukungan suami mengalami penurunan tingkat kecemasan dan memperlancar proses persalinan. Pada umumnya rumah sakit atau rumah bersalin di Indonesia tetap mempertahankan pola lama dengan melarang para suami untuk menunggui istrinya pada saat bersalin. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kecemasan antara ibu bersalin yang ditunggui suami dan yang tidak ditunggui suami di ruang kebidanan RS Islam Jakarta Timur. Metode yang digunakan adalah deskriptif komparatif dengan convenience sampel, yang diambil sebagai responden adalah ibu postpartum sebesar 40 orang (20 orang yang ditunggui suami dan 20 orang yang tidak ditunggui suami). Analisa data menggunakan uji T beda 2 mean untuk menggambarkan kecemasan ibu bersalin yang ditunggui suami dengan yang tidak ditunggui suami, dan hasil penelitian didapatkan adanya perbedaan kecemasan yang bermakna antara ibu bersalin yang ditunggui suami dengan yang tidak ditunggui suami (T = 3,087; p < 0,05). Sebagai tindak lanjut penelitian ini direkomendasikan untuk melakukan penelitian tentang prilaku suami saat menunggui istri yang akan melahirkan, apakah hal ini dapat mempengaruhi penurunan kecemasan dan memperlancar proses persalinan."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
TA5141
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Peneliti mengadakan penelitian tentang “Pengaruh Senam Nifas Terhadap
Involusi Uterus Pada Ibu Pasca Salin Hari ke I-VII di Rumah Sakit Moh. Husni
Thamrin Salemba Jakarta”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi apakah senam nifas
berpengaruh terhadap penurunan tinggi fundus uteri, konlraksi uterus dan
pngeluaran lochea.
Desain yang digunakan adalah koralasi deskrifitif. Sampel diambil dari ibu-ibu
pasca salin yang dirawat di Rumah Sakit Moh. Husni Thamrin Salemba Jakarta.
Besar sampel 13 orang. Dalam perhitungan menggunakan rumus Pearson Product
Moment dengan nilai r = 0,39. Nilai ini berada pada rentang 0,70 - 0,90, berarti
terdapat huhungan yang kuat antara ibu pasca salin yang menggadakan senam
nifas dengan involusio uterus.
Untuk mengetahui hubungan kuat bila diterapkan pada populasi maka
menggunakan uji “t” test dengan hasil 5,59 berarti dalam populasi terdapat
hubungan yang bermakna antara ibu pasca salin yang mengadakan senam nifas
dengan involusio uterus."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5093
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5329
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Astuti
"Pembengkakan payudara merupakan kondisi fisiologis tidak menyenangkan ditandai dengan bengkak dan nyeri olehkarna peningkatan volume ASI, dan kongesti limfatik serta vascular. Rangsangan mulut bayi terhadap puting dan perlekatan yang kurang tepat juga dapat membuat lecet hingga terasa perih, Tujuan penanganan pembengkakan payudara untuk menjaga aliran ASI dan mengosongkan payudara dengan efektif, serta mencegah pembengkakan berulang selama proses menyusui. Penanganan lecet pada puting payudara bertujuan untuk mencegah terhambatnya pemberian ASI eksklusif, dan pengalaman tidak menyenangkan bagi ibu menyusui selama proses menyusui. Pemberian terapi nonfarmakologis melalui kompres Aloe vera memiliki keuntungan lebih dibanding dengan kompres lainnya seperti kompres air dingin/hangat yang hanya meredakan nyeri saja, dikarenakan kandungan Aloe vera dipercaya dapat menyembuhkan luka, mengurangi rasa sakit, dan berkhasiat sebagai anti bengkak. Intervensi yang dilakukkan pada Ny. E di salah satu RS di Depok dengan penerapan Aloe vera yang diberikan sebanyak 2 kali /hari selama 4 hari terbukti mampu mengurangi rasa nyeri pasien dari skala nyeri NRS 4-5 menjadi NRS skala 2, dan pada lecet putting yang diberikan intervensi kompres Aloe vera juga terbukti mampu menyembuhkan luka. Dalam pelaksanaannya peran perawat dalam memberikan intervensi secara mandiri melalui kompres Aloe vera juga harus diimbangi dengan edukasi perlekatan dan cara menyusui yang tepat untuk meningkatkan motivasi dan pengalaman ibu postpartum yang menyusui.

Breast swelling is an unpleasant physiological condition characterized by swelling and pain due to increased breast milk volume, and lymphatic and vascular congestion. Stimulation of the baby's mouth to the nipple and improper attachment can also make blisters to feel sore, The purpose of treating breast swelling is to maintain milk flow and empty the breast effectively, as well as prevent recurrence of swelling during the breastfeeding process. The treatment of blisters on the nipples aims to prevent the inhibition of exclusive breastfeeding, and unpleasant experiences for breastfeeding mothers during the breastfeeding process. The administration of non-pharmacological therapy through Aloe vera compresses has more advantages than other compresses such as cold/warm water compresses that only relieve pain, because the content of Aloe vera is believed to heal wounds, reduce pain, and be efficacious as an anti-swelling. The intervention carried out on Mrs. E in one of the hospitals in Depok with the application of Aloe vera given 2 times/day for 4 days was proven to be able to reduce the patient's pain from NRS pain scale 4-5 to NRS scale 2, and in putting blisters given Aloe vera compress intervention was also proven to be able to heal wounds. In its implementation, the role of nurses in providing independent intervention through Aloe vera compresses must also be balanced with attachment education and the right way to breastfeed to increase the motivation and experience of breastfeeding postpartum mothers. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Prita Alifia Ramadianti
"Pandemi global COVID-19 memberikan dampak kesehatan pada berbagai rentang usia dan tahapan perkembangan manusia, salah satunya kesehatan maternal dan bayi baru lahir. Ibu post partum menyusui suspek atau terkonfirmasi COVID-19 yang mengalami hospitalisasi menjalani rawat pisah dengan bayinya, kondisi ini menyebabkan proses menyusui dan perlekatan terganggu. Pemberian terapi antiviral COVID-19 pada pasien menjadi alasan ASI tidak diberikan pada bayinya sehingga potensi kesehatan bayi dan ibu menjadi perhatian penulis. Case report ini mengangkat kasus Ny. D berusia 24 tahun yang melahirkan anak pertamanya di Rumah Sakit Universitas Indonesia dengan cara pervagina, pasien di rawat terpisah dengan anaknya pasca melahirkan karena hasil swab menunjukkan nilai positif. Keluhan utama yang pasien rasakan adalah ASI yang tidak keluar dari payudara dan kekhawatirannya pada kesehatan anaknya yang tidak dapat diberikan ASI. Penulis mengangkat intervensi keperawatan pijat payudara untuk menstimulasi pengosongan payudara agar ibu merasa lebih nyaman, dan untuk menghindari komplikasi seperti mastitis akibat ASI yang statis sebagai alternatif yang dapat dilakukan saat itu. Intervensi pijat payudara memberikan dampak yang positif ditandai produksi ASI yang meningkat setiap harinya dan pengosongan payudara dapat secara maksimal dirasakan pasien sehingga pasien merasa nyaman. Penulis merekomendasikan pasien untuk tetap menyusui anaknya secara langsung ketika pulang dengan menerapkan protokol yang ketat.

The global COVID-19 pandemic has had health impacts on various age ranges and stages of human development, one of which is maternal and newborn health. Post partum mothers who are breastfeeding with suspected or confirmed COVID-19 who are hospitalized are undergoing separate treatment from their babies, this condition causes the breastfeeding process and attachment to be disrupted. Giving COVID-19 antiviral therapy to patients is the reason why breast milk is not given to their babies so that the potential for the health of babies and mothers is the author's concern. This case report raises the case of Mrs. D, 24 years old, who gave birth to her first child at the University of Indonesia Hospital pervaginally, the patient was treated separately from her child after giving birth because the swab results showed a positive value. The main complaint that the patient feels is the milk that does not come out of the breast and his concern about the health of his child who cannot be breastfed. The author raises the nursing intervention of breast massage to stimulate breast emptying so that the mother feels more comfortable, and to avoid complications such as mastitis due to static breast milk as an alternative that can be done at that time. Breast massage intervention has a positive impact marked by increasing milk production every day and breast emptying can be maximally felt by the patient so that the patient feels comfortable. The author recommends that patients continue to breastfeed their children directly when they go home by following a strict protocol. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Proses melahirkan dapat menjadi salah satu faktor predisposisi disfungsi seksual pada perempuan. Penentuan disfungsi seksual dilakukan melalui penilaian enam domain, yaitu gairah, rangsangan, Iubrikasi, orgasme, kepuasan, dan nyeri. Penelitian deskripsi sederhana ini bertujuan untuk mengetahui gambaran fungsi seksual perempuan pasca melahirkan di suatu kecamatan di Depok tahun 2011. Penentuan Iokasi penelitian berdasarkan purposive dan random sampling pada 100 responden di suatu kecamatan di Depok dengan angka kelahiran tertinggi, yaitu 5862 (Dinkes, 2011). Pengumpulan data dilakukan dengan mengisi kuesioner yang diterjemahkan dari Female Sexual Function Index (FSFI) yang telah divalidasi dan diisi sendiri oleh responden. Hasil penelitian dengan metode pengambilan data potong lintang ini menunjukkan bahwa proporsi perempuan pasca melahirkan yang mengalami disfungsi seksual sebesar 47%. Nyeri seksual menempati jenis disfungsi seksual terbanyak (35%) yang dialami responden, diikuti dengan gangguan rangsangan (14%), gangguan lubrikasi (13%), gangguan gairah (11%), gangguan orgasme (11%), dan ketidakpuasan (11%). Berdasarkan domain fungsi seksual, seorang responden dapat mengalami lebih dari satu jenis disfungsi seksual.

Childbirth process is one of sexual dysfunction predisposition factors on female. Sexual dysfunction can be assessed by six domains as desire, arousal, lubrication, orgasm, satisfaction, and pain. This descriptive quantitative research was focused on knowing the description of sexual function on post partum female in a sub-district on Depok in 2011. Research area chosen was done by purposive and random sampling method in 100 post-partum female in Kecamatan Cimanggis related to its highest number of birth rate as 5862 (Dinkes, 2011). We translated and validated Female Sexual Dysfunction (FSFI), which its questionnaires were self-administered by the respondents. This cross sectional study results in the proportion of post-partum female with sexual dysfunction is 47%. The most frequent sexual dysfunction domain is sexual pain (3593). It is followed with arousal disorder (14%), lubrication disorder (13%), desire disorder (11%), orgasm disorder (11%), and dissatisfaction (11%). Based on sexual function domain, a respondent able to has more than one type of sexual dysfunction."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
TA5956
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alifa Putri
"Menyusui merupakan hak seluruh ibu dan bayi, termasuk bagi ibu postpartum dan bayinya. Menyusui sangat dianjurkan pada ibu postpartum karena memiliki banyak manfaat yaitu untuk boanding serta mencegah komplikasi pasca melahirkan. Ibu postpartum post SC kelahiran pertama usia 24 tahun pada studi ini menjalani perawatan Covid-19 dengan perawatan bayi yang terpisah sehingga pasien tidak dapat menyusui secara langsung, pasien mendapatkan medikasi anti virus remdesivir. Pemisahan antara ibu dan bayi mengakibatkan masalah dimana terhambatnya boanding yang mana berdampak pada pengeluaran ASI, pada pasien juga ditemukan adanya nyeri payudara serta kesulitan mengeluarkan ASI. Terhambatnya boanding turut berkontribusi dalam penurunan hormone oksitosin yang merupakan hormone pelepasan ASI. Perawatan pada pasien post partum dengan covid dan rawat pisah antaera ibu dan bayi dalam mengatasi permasalahan keperawatan hambatan menyusui dilakukan dengan melakukan virtual boanding selama perawatan di rumah sakit dengan memvasilitasi videocall antara ibu yang dirawat di rumah sakit serta bayi yang berada dirumah, serta intervensi konseling laktasi dengan menerapkan masase payudara meningkatkan oksitosin dalam memperlancar pengeruaran ASI. Hasil penulisan ini mengambarkan hasil pengelolaan ibu post partum dengan covid-19 rawat terpisah, dengan pelaksaan virtual boanding dan masase payudara dalam mengatasi hambatan pengeluaran ASI.

Breastfeeding is the right of all mothers and babies, including postpartum mothers and their babies. Breastfeeding is highly recommended for postpartum mothers because it has many benefits, such as boanding and preventing postpartum complications. The paient in this stuty is post-SC postpartum mother at the age of 24 years, with her first born underwent Covid-19 treatment with separate baby care so that the patient could not breastfeed directly, the patient received the anti-viral medication remdesivir. The separation between mother and baby caused problems where delayed boanding which has an impact on the release of breast milk, the patient is also have breast pain and difficulty expressing milk. The inhibition of boanding also contributes to the decrease in the hormone oxytocin which needed to releases breast milk. Nursing care for post partum patients with Covid 19 and separated care between mother and baby in overcoming nursing problems with interuppeted breastfeeding is carried by facilitating virtual boarding during hospital care by facilitating videocalls between mothers who are hospitalized and babies who are at home, as well as lactation counseling interventions. by applying breast massage to increase oxytocin in facilitating the released  of breast milk. The results of this study shows the results of the management of post-partum mothers with COVID-19 in separate care, by implementing virtual boanding and breast massage to overcome nuring diagnosis interrupted breast feeding."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Verina Clearesta
"ASI merupakan standar pemberian makanan terbaik bagi bayi yang baru lahir. Persepsi ketidakcukupan ASI sering menjadi tantangan bagi ibu dalam menyusui sehingga menimbulkan kecemasan ibu bahwa bayinya tidak mendapatkan nutrisi yang cukup. Tantangan tersebut dapat menurunkan rasa percaya diri ibu dalam memberikan ASI eksklusif. Intervensi hypnobreastfeeding berfokus pada pengelolaan emosi dan pemberian kalimat afirmasi positif untuk meningkatkan rasa percaya diri ibu selama proses menyusui. Tugas akhir profesi ini mengeksplorasi penerapan dan efektivitas hypnobreastfeeding. Berdasarkan hasil pengkajian, pasien merasa cemas terkait produksi ASI yang sedikit sehingga berencana memberikan susu formula untuk memenuhi kecukupan nutrisi bayinya. Masalah keperawatan utama yang diidentifikasi adalah kesiapan peningkatan menyusui. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan intervensi hypnobreastfeeding sebanyak dua kali sehari dengan durasi 15 menit selama dua hari berturut-turut. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan efikasi diri ibu dari skor sedang (38) menjadi tinggi (63), serta bayi menerima ASI yang cukup ditandai dengan frekuensi BAK dan BAB, frekuensi menyusui, kondisi bayi setelah menyusu, serta berat badan bayi. Penelitian ini merekomendasikan penerapan hypnobreastfeeding dalam praktik keperawatan maternitas untuk mendukung ibu postpartum mengatasi masalah menyusui.

Breast milk is the best standard of nutrition for newborn babies. Perception of insufficient milk supply is one of the challenges for mothers during the breastfeeding process which often leads to concerns that their baby is not getting enough nutrition. These challenges can undermine a mother's confidence in providing exclusive breastfeeding. The hypnobreastfeeding intervention focuses on emotional management and positive affirmations to increase mother’s self-efficacy throughout their breastfeeding journey. The aim of this research is to explores the application and effectiveness of hypnobreastfeeding. Based on the assessment, the patient expressed concern about her low milk production and intends to give formula milk to ensure the adequacy of her baby's nutritional needs. The main nursing diagnosis identified for this case is readiness for enhanced breastfeeding. This research uses a case study design by providing hypnobreastfeeding interventions twice a day for 15 minutes over two consecutive days. The result of this research showed an increase in the mother's self-efficacy from moderate (38) to high (63), and the baby received adequate breast milk, as indicated by the frequency of urination and defecation, breastfeeding frequency, the baby’s condition after feeding, and the baby's weight. This research recommends the implementation of hypnobreastfeeding in maternity nursing practice to support postpartum mothers in overcoming breastfeeding challenges. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>