Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170343 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Susbantarsih
"Ruang lingkup dan Cara penelitian : Hormon steroid telah lama digunakan sebagai alat kontrasepsi pada wanita. Didasarkan pada keberhasilan penggunaan hormon ini pada wanita, maka sekarang sedang dikembangkan untuk digunakan pada pria. Akan tetapi, dari hasil penelitian diketahui bahwa penggunaan hormon steroid khususnya progestogen pada wanita dapat meningkatkan produksi radikal bebas di dalam tubuh. Diduga penggunaan hormon steroid pada pria, juga akan meningkatkan radikal bebas. Bila terjadi peningkatan radikal bebas, diharapkan pemberian vitamin E sebagai antioksidan dapat mencegah peningkatan radikal bebas tersebut. Untuk itu, dilakukan penelitian dengan menggunakan model hewan coba yaitu tikus jantan. Untuk penentuan radikal bebas, parameter yang diukur adalah kadar peroksida lipid secara spektrofotometris pada panjang gelombang 531 rim, dan kadar glutation pada panjang gelombang 412 am. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji sidik ragam anova dua faktorial, sebelumnya data diuji normalitasnya dan homogenitasnya.
Hasil dan kesimpulan : Penyuntikan kombinasi hormon TE & DMPA pada tikus jantan tidak meningkatkan kadar peroksida lipid plasma darah (P>0,05). Pemberian vitamin E pada tikus jantan yang disuntik kombinasi hormon TE & DMPA, tidak menurunkan kadar peroksida lipid plasma darah (P>0,05). Pemberian vitamin E pada tikus jantan yang disuntik kombinasi hormon TE & DMPA, dapat mempertahankan kadar GSH plasma darah (P>0,05). Dapat disimpulkan bahwa pemberian vitamin E pada tikus jantan yang disuntik dengan kombinasi hormon TE & DMPA, tidak berpengaruh terhadap kadar peroksida lipid tetapi dapat mempertahankan kadar glutation."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noviana Ingrid R.S.
"Ruang lingkup dan Cara penelitian: Pengembangan metoda kontrasepsi pria Cara medikamentosa yang aman, efektif clan reversibel sekarang ini adalah penyuntikan intramuskular kombinasi hormon. Penyuntikan ini dapat menekan sekresi testosteron melalui penekanan gonadotropin hipofisis. Penyuntikan ini diharapkan tidak mempengaruhi fungsi hematopoietik, fungsi ginjal dan antigen spesifik prostat relawan yang turut berpartisipasi pada penelitian ini. Kombinasi hormon yang dipergunakan adalah kombinasi dosis rendah 100 mg TE + 100 mg DMPA dan kombinasi dosis tinggi 250 mg TE + 200 mg DMPA, disuntikkan setiap bulan dalam jangka waktu 12 bulan dan pemeriksaan fungsi hematopoietik, fungsi ginjal dan antigen spesifik prostat setiap 3 bulan. Penelitian ini dibagi dalam 3 We, yaitu fase kontrol atau pra-perlakuan (1 bulan), face penekanan (6 bulan) dan fase pemeliharaan (6 bulan). Pada fase kontrol atau pra-perlakuan dipilih 20 pria sehat dan subur yang memenuhi syarat pemeriksaan fisik dan laboratorium darah sebanyak 2 kali pemeriksaan normal, kemudian dibagi secara acak ke dalam 2 kelompok (masing masing kelompok 10 orang). Kelompok pertama mendapat penyuntikan kombinasi hormon dosis rendah dan kelompok kedua penyuntikan hormon kombinasi dosis tinggi. Parameter yang diteliti adalah: (a) fungsi hematopoietik, meliputi hematokrit, hemoglobin, leukosit, trombosit; (b) fungsi ginjal, meliputi ureum dan kreatinin darah; (c) antigen spesifik prostat.
Hasil penelitian: Pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa hasil kedua kelompok berada diantara batas normal: Ht. 41.67 - 47.46 %; Hb. 14.5 - 15.58 gldl; leukosit 7.48 - 11.54 (103/ul); trombosit 234.78 - 300.11 (103/ul); ureum 21.6 -- 28 mg/dl; kreatinin 0.92 - 1.21 mg/dl dan PSA 0.32 - 0.71 mg/dl. Setara keseluruhan penyuntikan hormon kombinasi dosis rendah 100 mg TE + 100 mg DMPA dan kombinasi dosis tinggi 250 mg TE + 200 mg DMPA tidak mempengaruhi fungsi hematopoietik, fungsi ginjal dan antigen spesifik prostat.
Kesimpulan: Penyuntikan hormon kombinasi dosis rendah 100 mg TE + 100 mg DMPA dan kombinasi dosis tinggi 250 mg TE + 200 mg DMPA setiap bulan selama 12 bulan penelitian dan setiap 3 bulan pemeriksaan laboratorium tidak menimbulkan atau mengakibatkan perubahan bermakna pada fungsi hematopoietik, fungsi ginjal dan antigen spesifik prostat, sehingga kemungkinan aman sebagai slat kontrasepsi hormonal pria.

The Influence of Monthly Injection both a Low Dose and a High Dose Combination of TE + DMPA on the Hematopoietic and Kidney Functions and PSAScopes and methods of study: The medicinal approach to male contraception which is safe, effective and reversible is currently being investigated using a combination of hormones. The hormones, given by intramuscular injection, will suppress testosterone secretion through the suppression of gonadotropin release by the hypophysis. This study is carried out to investigate if there is any adverse effect on hematopoiesis (hematocrit, hemoglobin, leucocyte and thrombocyte as parameters), kidney functions (serum urea and creatinine), and prostate apecific antigen (serum) PSA during the use of this contraceptive means. Two hormonal combinations being evaluated are 1) a low dosage of 100 mg TE + 100 mg DMPA, and 2) a high dosage of 250 mg TE + 200 mg DMPA. The study is divided into 3 consecutive phases: control phase (1 month), suppression (6 months) and maintenance (6 months). The selected volunteers are twenty healthy and fertile males who show normal laboratory findings during the control period, which is carried out twice at a biweekly interval. They are then divided randomly into two groups of ten subjects each. Throughout the suppression and maintenance phases each member of the group receives a monthly injection of the low and high dosage hormonal combination, respectively. Venous blood samples are obtained every three months, the hematological and kidney parameters are examined at the Clinical Laboratory Department of the Cipto Mangunkusumo Hospital, and PSA measured by immunoassay (Abbott, IMx) at the Immunoendocrinology Laboratory of the Indonesia School of Medicine. The laboratory findings are analyzed by two-way anova, using a spreadsheet program (Lotus 123 or Exe1).
Fidings and Conclusion: The laboratory parameters of the two groups are within the normal ranges throught out the study period: Ht. 41.67 - 47.46 %, Hb. 14.5 - 15.58 gldl, leucocyte 7.48 - 11.54 x 103/ul, thrombocyte 234.78 - 300.11 x 103/ul, ureum 21.6 - 28 mg/dL, creatinine 0.92 - 121 mg/dL and PSA 0.32 - 0.71 mg/dL. It is there for concluded that the administration of the combination of TE and DMPA, at both low and high dosages, has no adverse effect on hematopoiesis, kidney function and the prostate, and could therefor be considered safe for use in male contraception.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2000
T11455
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suatma
"ABSTRAK
Ruang lingkup dan Cara penelitian : Kombinasi harmon steroid TE dan DMPA sedang dikembangkan untuk digunakan sebagai alat kontrasepsi bagi pria. Dari hasil penelitian, penggunaan hormon steroid khususnya progestogen pada wanita, dapat menyebabkan terjadinya peningkatan radikal bebas. Didasarkan pada hasil penelitian tersebut, maka diduga penyuntikan harmon steroid pada pria, juga akan meningkatkan radikal bebas. Kalau terjadi peningkatan radikal bebas, maka pemberian vitamin C dan Vitamin E sebagai antioksidan, diharapkan dapat mencegah peningkatan radikal bebas tersebut. Untuk membuktikan hat itu, maka dilakukan penelitian dengan menggunakan tikus jantan sebagai model. Konsentrasi radikal bebas ditentukan dengan mengukur konsentrasi peroksida lipid dalam plasma darah, yang ditunjang dengan pengukuran konsentrasi GSH. Konsentrasi peroksida lipid diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 530 nm, sedangkan GSH pada panjang gelombang 412 nm, Data yang diperoleh diuji normalitas dan homogenitasnya, kemudian dilakukan uji sidik ragam dengan anova dua faktorial.
Hasil dan Kesimpulan : Dari penelitian diperoleh hasil sebagai berikut : Penyuntikan kombinasi hormon TE dan DMPA pada tikus jantan (1) tidak menyebabkan meningkatnya konsentrasi peroksida lipid dalam plasma (P > 0,05), (2) tidak menurunkan konsentrasi GSH dalam plasma darah (P > 0,05). Pemberian vitamin C dan vitamin E pada tikus jantan yang disuntik kombinasi hormon TE dan DMPA (1) tidak menurunkan konsentrasi peroksida lipid datam plasma darah (P > 0,05), (2) mempertahankan konsentrasi GSH dalam plasma darah (P > 0,05). Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa pemberian vitamin C dan vitamin E pada tikus jantan yang disuntik kombinasi hormon TE dan DMPA tidak berpengaruh terhadap konsentrasi peroksida lipid dan glutation."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pria merupakan fokus baru untuk program keluarga berencana (KB) yang selama ini belum banyak diperhatikan.
Sampai sekarang kontrasepsi untuk pria yang dianggap mantap adalah kondom dan vasektomi. Namun penggunaan
kondom sebagai alat kontrasepsi menimbulkan keluhan psikologik, sedangkan vasektomi permanen. Alternatif lain
yang dipakai sebagai cara kontrasepsi adalah cara hormonal, selain itu juga perlu dikembangkan obat kontrasepsi yang
berasal dari tumbuhan dan mempunyai efek antifertilitas: salah satunya adalah biji pepaya. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh penyuntikan ekstrak biji pepaya terhadap konsentrasi spermatozoa vas deferen dan keadaan
sel spermatogenik testis tikus jantan (Rattus norvegicus L.) Strain LMR. Metoda penelitian ini menggunakan biji
pepaya varietas Bangka dengan dosis/kilogram berat badan yakni : 0,1 mg; 0,5 mg; 0,9 mg; 1,0 mg; 5,0 mg; 9,0 mg
dengan ulangan 4 ekor tikus untuk tiap perlakuan. Penyuntikan ekstrak biji pepaya dilakukan secara intramuskuler pada
paha tikus selama 20 hari (1,5 siklus epitel seminiferus). Adapun parameter yang diteliti adalah konsentrasi
spermatozoa vas deferen, berat testis, diameter tubulus seminiferus, dan keadaan sel spermatogenik. Dari penelitian ini
didapatkan hasil bahwa penyuntikan ekstrak biji pepaya selama 20 hari : dapat menyebabkan kenaikan konsentrasi
spermatozoa vas deferen secara sangat bermakna (p<0,01); mempengaruhi perkembangan sel spermatogonium A dan
sel spermatosit primer preleptoten secara bermakna (p<0,05); tidak mempengaruhi berat testis, diameter tubulus
seminiferus, perkembangan sel spermatosit primer pakhiten dan spermatid (p>0,05) dibandingkan dengan kontrolnya.
The effect of injection with papaya (Carica Papaya L.) seed extract on sperm concentration and spermatogenic
cells of male rats (Rattus norvegicus L.) Strain LMR. So far men as a subject in family planning program had no
priority, however recently men become a focus. Established mothodes for male contraception are through condom and
vasectomy. Using condoms create psychological complaints, whereas vasectomy although very effective has often
permanent effect. An other method of contraception is hormonal; besides that it is important to develop contraception
using plants with antifertility effect such as papaya seed. Therefore, the aim of this research is to know the effect of
extract papaya seeds on concentration and viability of sperms in vas deferens of male rat Strain LMR. This research was
done using papaya seed extract, Bangka variety with 7 treatments, doses/kg/body weight, including 0 mg; 0.1 mg; 0.5
mg; 0.9 mg; 1.0 mg; 5.0 mg; 9.0 mg for times each treatment. Administration of papaya seed extract was performed by
intramusculary injection for 20 days (1,5 seminiferous epithelium cycles). Investigation were done on 1) sperms
concentration of vas deferens, 2) weight of testis, 3) seminiferous tubules diametric, 4) condition of spermatogenic
cells. Injection with papaya seed extract for 20 days increased sperm concentration of vas deferens significantly
(P<0,01), decreased population of spermatogonium A and primary spermatocytes preleptoten significantly (p<0,05), did
not give any significant effect on weight of testis, seminiferous tubules diametric, primary spermatocytes pachyten and
spermatid (P>0,05)."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Vengky Tanuwijono
"Latar belakang dan cara penelitian : Kontrasepsi implan merupakan salah satu metoda dalam pemakaian kontrasepsi, walaupun relative masih baru namun akseptabilitasnya cukup tinggi. MPA sebagai bahan kontrasepsi telah lama digunakan dan terbukti aman, efektif, jangka panjang dan reversibel serta dapat digunakan oleh wanita setelah melahirkan dan menyusui. Namun, MPA baik dalam bentuk oral maupun injeksi, masa kerjanya masih relatif singkat. Dengan mengubah metoda pemberiannya, sebagai contoh: dalam bentuk implan subdermal, masa kerjanya dapat diperpanjang. Untuk itu dilakukan penelitian implan MPA subdermal. Penelitian ini merupakan studi awal untuk meneliti efek implan MPA pada hewan Macaca fascicularis dengan mengamati beberapa parameter klinik yaitu: pola perdarahan haid, berat badan dan gambaran sitologik usap vaginanya. Empat ekor dari Macaca tersebut ditanamkan implan MPA subdermal di bagian tengkuk dengan berbagai kadar: 15,5 - 28,8 - 47,4 dan 50,7 mg MPA, dan satu ekor sisanya diperlakukan sebagai kontrol. Data yang diperoleh akan diuji dengan uji-T data berpasangan.
Hasil dan kesnnpulan : Hasil penelitian memperlihatkan. bahwa selama perlakuan (penanaman implan MPA) tidak terjadi perdarahan haid, yang menandakan kemungkinan terjadi atrofi endometrium. Tidak ditemukan kenaikan berat badan pada Macaca fascicularis yang ditanamkan implan MPA, justru terjadi penurunan berat badan, yang mungkin disebabkan oleh pendeknya masa pemantauan dan pengaruh stress perlakuan pada binatang percobaan (p < 0,05). Gambaran sitologik usap vagina menunjukkan penurunan jumlah sel piknotik selama perlakuan karena pengaruh estrogen yang menurun, yang menandakan bahwa mungkin akibat perkembangan folikel yang terganggu (p<0,05)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001
T9348
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hardi Gunawan
"ABSTRAK
Norplant, suatu cara kontrasepsi implant yang hanya mengandung progesteron, telah diperkenalkan di Indonesia dengan nama KB susuk.
Berdasarkan kepustakaan pemberian harmon steroid terbukti dapat menimbulkan perubahan profil lipid dan memperbesar risiko terjadinya penyakit jantung koroner.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data mengenai perubahan profil lipid serta menilai besarnya risiko terjadinya penyakit jantung koroner pada akseptor Norplant dibandingkan dengan akseptor kontrasepsi oral. Selain itu juga untuk mendapat asupan mengenai perkiraan saat terjadinya perubahan profil lipid akseptor Norplant dan Noriday serta jenis uji laboratorium yang diperlukan untuk memantaunya.
Penelitian dilakukan terhadap 2 kelompok akseptor Norplant, masing-masing 26 orang akseptor Norplant selama 2 tahun dan 19 orang akseptor Norplant selama 4-5 tahun yang berasal dari Klinik Raden Saleh, Jakarta. Akseptor kontrasepsi oral yang diteliti berasal dari Klinik KB Rumah Sakit Angkatan Udara Halim, Jakarta, juga terdiri dari 2 kelompok, masing-masing 13 orang akseptor Noriday selama 2 tahun dan 21 orang akseptor Noriday selama 4-5 tahun. Sebagai kontrol adalah talon akseptor Norplant yang berasal dari Klinik Raden Saleh, Jakarta.
Terhadap masing-masing kelompok dilakukan pemeriksaan kadar kolesterol-total dan trigliserida secara enzimatik serta kolesterol-HDL dan kolesterol-LDL dengan cara presipitasi dan enzimatik. Dilakukan pula penghitungan rasio kolesterol-total/ kolesterol-HDL dan kolesterol-LDL/ kolesterol-HDL. Pemeriksaan dilakukan antara bulan April - Juni 1987 di Bagian Patologi Klinik FRUI-RSCM, Jakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemakaian Norplant sampai dengan 5 tahun lamanya tidak menimbulkan perubahan profil lipid yang bermakna dan tidak didapatkan perbedaan yang bermakna dibandingkan dengan kelompok kontrol. Demikian juga dengan pemakaian Noriday, secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa, keeuali kadar trigliserida, profil lipid akseptor Noriday sampai dengan 5 tahun lamanya tidak mengalami perubahan yang bermakna dan tidak ditemukan adanya perbedaan yang bermakna dibandingkan dengan kelompok kontrol. Profil lipid kelompok akseptor Norplant juga tidak berbeda dibandingkan dengan kelompok akseptor Noriday.
Dari data yang diperoleh dapat dikatakan bahwa pemakaian Norplant dan Noriday sebagai alat kontrasepsi sampai dengan 5 tahun lamanya tidak memperbesar risiko terjadinya penyakit jantung koroner.
Walaupun demikian nilai-nilai parameter lipid akseptor Norplant dan Noriday terlihat cenderung meningkat bersamaan dengan lamanya pemakaian. Karena itu pada penggunaan Norplant atau Noriday lebih dari 5 tahun disarankan agar pemantauan profil lipid dilakukan secara teratur setiap tahun. Parameter lipid yang dipantau adalah kadar kolesterol-total, trigliserida, kolesterol-HDL dan kolesterol-LDL serta penghitungan rasio kolesterol-total/kolesterol-HDL dan kolesterol-LDL/kolesterol-HDL.
Penggunaan Norplant dan Noriday sebaiknya dihentikan bila profil lipid menunjukkan peningkatan risiko terjadinya penyakit jantung koroner dan dianjurkan untuk dilakukan penilaian status kardiovaskulernya.
Selain itu juga perlu dilakukan dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai profil lipid pada pemakaian Norplant dan Noriday lebih dari 5 tahun lamanya.
Terhadap calon akseptor Norplant atau Noriday sebaiknya terlebih dahulu dilakukan pemantauan profil lipid. Bila profil lipid yang didapat terletak di atas nilai cut off, dianjurkan agar menggunakan cara kontrasepsi yang lain."
1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Hexane fraction of unripe papaya seed extract contains glycosides, alkaloid and triterpenoids, wich is assumed to have an anti fertility effect, so it can be used as a male contraception, although the mechanism of action is not yet clear...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Mun`im
"Kontrasepsi selaput IntravagR dengan bahan berkhasiat Alkil fenoksi poli etoksi etanol-10 (Agent 741) telah lama beredar di Indonesia, tetapi belum diketahui dengan pasti tentang efektifi tas dan keamanannya sebagai kontrasepsi. Juga belum diketahui cara kerjanya menyebabkan sperma immotil.
Penelitian terhadap 30 semen manus ia in vitro dengan menggunakan metoda Sander-Kramer menunjukkan bahwa pada dosis 0,15 mgjml larutan PBS pH 7,4 menyebabkan semua sperma mati setelah 20 detik pemberian larutan uji. Dosis yang digunakan pada penelitian ini 0,05; 0,10 dan 0,15 mgjml.
Hasi uji HOS (Hypo Osmotic SweLLine) menyebabkan sperma dengan in.. tegritas membran rusak meningkat setelah pemberian larutan uji. Pada dosis 0,15 mg/ml menyebabkan semua sperma mengalami kerusakan membran.

A film contraceptive agent which contains Alkyl phenoxy polyethoxyethanol-10 (Agent 741), R Intravag , has been available in Indonesia for years. However its effectiveness and safety as a contraceptive agent and also its mechanism of action is still unknown.
An in vitro study of thirty human-semen used Sander-Kramer method showed that at dose of that solution of pH 7,4 caused all of sperms immotil and get demaged after administering for 20 second. Doses used in this study are 0.05; 0.10 and 0.15 mg/ml.
The result of HOS (Hypo Osmotic Swelling) test showed that the testw solution caused the sperms with denaged membrane integrity increased. A dose of 0.15 mg/ml of test solution caused all of sperms membranes demaged."
Depok: Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susilowati
"ABSTRAK
Telah dilakukan penetapan kadar hormon dalain sediaan
kontrasepsi oral yang inengandung etinil estradiol dan
levonorgestrel secara spektrodensitoxnetri. Ekstraksi
sampel dilakukan menurut cara A. M. Bond dan kawan-kawan
yaitu dengan penambahan air lebih dahulu sebelum
dilarutkan dalam etanol mutlak. Sampel pada lempeng
silika gel 60 F254, dieluasi menggunakan fase gerak
kloroform-aseton (95:5).
Pada uji metode dengan menambahkan harmon ke dalam
massa tablet, diperoleh kadar levonorgestrel 99,15% +-
8,48 dan etinil estradiol 90,49% + 8,95. Kecilnya kadar
etinil estradiol kemungkinan dlsebabkan oleh cara
ekstraksi yang belum cukup baik.
"
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Flourisa Julian Sudrajad
"Penelitian merupakan suatu analisa data sekunder dengan menggunakan data "Studi tentang pencabutan kontrasepsi Norplant di Indonesia" yang dilaksanakan pada tahun 1992-1993 dengan menggunakan disain studi kohort. Penelitian ini dilaksanakan di 6 propinsi yaitu Sumsel, Sumbar, Jabar, Jateng, Jatim dan DKI Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui terjadinya komplikasi pada pencabutan kontrasepsi Norplant yang dilakukan oleh dokter dan bidan serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan antara petugas pencabut dengan terjadinya komplikasi tersebut. Diperoleh sebanyak 1908 akseptor yang dicabut oleh dokter dan 1324 akseptor yang dicabut oleh bidan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan risiko terjadinya hematoma pada saat pencabutan antara akseptor yang dicabut oleh bidan dan dokter. Dimana akseptor yang dicabut oleh bidan yang terlatih dan tidak ada kesulitan saat pencabutan risiko nya 5,4 kali lebih besar dari pada akseptor yang dicabut oleh dokter yang terlatih dan tidak ada kesulitan saat pencabutan untuk mengalami hematoma saat pencabutan (95% CI : 5,30-5,58). Pada risiko terjadinya hematoma setelah satu minggu pencabutan menunjukkan terdapat perbedaan risiko antara akseptor yang dicabut oleh bidan dan dokter. Dimana risiko akseptor yang dicabut oleh bidan yang dapat latihan adalah 1,6 kali lebih besar daripada akseptor yang dicabut oleh dokter yang terlatih (95% CI : 1,61-1,70). Tidak terdapat perbedaan risiko terjadinya infeksi pada satu minggu setelah penca butan antara akseptor yang dicabut Norplantnya oleh dokter dan bidan.
Pelatihan yang pernah diterima oleh petugas, adanya kesulitan saat pencabutan dan tempat pelayanan pemasangan Norplant mempengaruhi hubungan antara petugas pencabut dengan terjadinya hematoma saat pencabutan dan hematoma pada satu minggu setelah pencabutan. Sedangkan pendidikan akseptor, pekerjaan akseptor dan pemberian Antibiotik tidak mempengaruhi hubungan antara petugas pencabut dan terjadinya infeksi pada satu minggu setelah pencabutan.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan Norplant maka petugas yang melakukan pencabutan Norplant perlu mendapatkan latihan yang memenuhi standard dan disesuaikan dengan tingkatan keilmuannya, pelayanan Norplant dilakukan di tempat yang memenuhi standard pelayanan yang telah ditetapkan dan nasehat pasca pencabutan hendaknya lebih diperhatikan tehnik penyampaiannya agar disesuaikan dengan pendidikan akseptor."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>