Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131734 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kodiat Juarsa
"Kualitas sumber daya manusia salah satunya ditentukan oleh keadaan gizi masyarakat, terutama status gizi anak balita. Prevalensi gizi kurang anak balita di wilayah I kabupaten Pandeglang sebesar 21,4%. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak balita dapat dilakukan di posyandu. Cakupan penimbangan balita (D/S) di posyandu wilayah I kabupaten Pandeglang tahun 2003 masih rendah 51,40%.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran, faktor-faktor yang berhubungan, dan melihat faktor paling dominan terhadap cakupan penimbangan balita di posyandu wilayah I kabupaten Pandeglang tahun 2004. Rancangan penelitian cross-sectional, dilaksanakan di wilayah I kabupaten Pandeglang. Sampel posyandu sebagai unit analisis sebanyak 64 posyandu. Untuk mendapatkan data karakteristik posyandu, setiap posyandu diambil sampel ibu balita sebanyak 7 responden dan semua kader aktif sesuai kriteria. Sehingga jumlah sampel keseluruhan 448 responden ibu balita dan 160 responden kader posyandu aktif. Pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana, kecuali kader aktif diambil seluruhnya. Data karakteristik posyandu merupakan agregat dari seluruh responden (ibu balita dan kader) tiap posyandu. Data yang dikumpulkan adalah cakupan penimbangan posyandu, faktor kader (umur, pendidikan, rasa kerja, pengetahuan, penghargaan, proses penunjukkan dan pelatihan), supervisi petugas kesehatan, pembinaan desa, faktor ibu balita (pengetahuan, pendidikan, jumlah anak balita), dukungan tokoh masyarakat dan faktor posyandu (jangkauan, jadwal dan PMTPenyuluhan). Analisis dilakukan secara deskriptif, uji Chi-Square dan Regresi Logistik.
Rata-rata cakupan penimbangan balita di posyandu wilayah I kabupaten Pandeglang 57,6%. Hasil uji Chi-Square didapatkan 6 variabel babas yang berhubungan bermakna yaitu faktor kader (masa kerja, pengetahuan dan pelatihan), pengetahuan ibu balita, dukungan tokoh masyarakat dan PMT-penyuluhan. Dengan uji regresi logistik terdapat 5 variabel yang berhubungan secara bermakna yaitu masa kerja kader, pelatihan kader, pengetahuan ibu balita, dukungan tokoh masyarakat dan PMT-Penyuluhan, sedangkan faktor paling dominan adalah variabel pelatihan kader.
Untuk meningkatkan cakupan penimbangan balita di posyandu perlu dibuat kebijakan dari kepala daerah tentang pelaksanaan pelatihan kader yang dilaksanakan bersamaan dengan pembinaan desa. Pelatihan kader dilaksanakan 3 bulan sekali di tingkat desa, yang sebelumnya belum pernah diselenggarakan secara berkala di tingkat desa. Pelaksanaannya bersamaan dengan pertemuan desa dengan materi yang disesuaikan kebutuhan dan waktu pelaksanaan hanya dalam sehari. PMT-Penyuluhan diadakan setiap bulan, dikelola oleh masyarakat dan sumber dana dari masyarakat yang potensial sebagai donatur, dengan dukungan yang baik dari tokoh masyarakat yang ada di wilayah posyandu.

Factors Related To Coverage Of Weighing Of Underfive Children In Posyandus In Area I Of Pandeglang District Year 2004The quality of human resources is determined by, among others, the situation of community nutrition status, particularly of the underfives. Prevalence of undernourished children in Area I Pandeglang District was quite high, i.e. 21.4%. Monitoring of growth and development of underfives could be conducted in posyandu (integrated health post). Coverage of weighing (DIS) in posyandus in Area I Pandeglang District year 2003 was considered low, i.e. 51.40%.
This study aimed to describe factors related to the coverage of underfives weighing in Posyandus in Area I Pandeglang District year 2004. Design of the study was cross-sectional, study conducted in Area I of Pandeglang District with number of samples (posyandu) as unit of analysis of 64 posyandus. To obtain data on posyandu characteristics, 7 mothers for each posyandu were randomly selected as respondents as well as all active cadres. Thus, there were 448 mother respondents and 160 cadres respondents in total. Data on posyandu characteristics was aggregate of all respondents including coverage of weighing, cadres factors (age, education, length of work, knowledge, rewards, recruitment process, and training), supervision from health worker, support from village, mother factors (knowledge, education, number of underfive children), support from informal leader, and posyandu factors (distance, schedule, and food supplementation program). Analyses were conducted descriptively, chi-square test, and logistic regression.
The average coverage of weighing was 57.6%. The Chi-Square test found six independent variables with statistically significant association, i.e. cadre factors (length of work, knowledge, and training), mother's knowledge, informal leader support, and food supplementation program. Logistic regression test showed 5 significant variables, i.e. cadre's length of work, cadre's training, mother's knowledge, informal leader's support, and food supplementation program, with cadre's training as the most dominant factor.
To improve the .weighing coverage in posyandu, it is recommended to develop policy from local government on cadre's training which could be implemented simultaneously with village meeting. It is suggested to conduct short cadre's training once in three month at village level with various adjustable substances. Food supplementation program is suggested to be implemented monthly, organized by community, funded by economically potential community members, supported by community informal leader.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12919
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Whelli Mursala
"Penelitian ini membahas model prediksi berat lahir bayi berdasarkan status gizi dan faktor lainnya di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Kejadian rata-rata berat lahir bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok sebesar 3172,96 gram.Untuk mengetahui model prediksi berat lahir bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok dilakukan penelitian dengan desain penelitian Cross Sectional, menggunakan data sekunder dari rekam medik ibu yang memeriksakan kehamilan atau melahirkan di Rumah Sakit tersebut.
Hasil penelitian rata-rata usia ibu yang melahirkan 30,29 tahun dengan pendidikan ibu di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok tertinggi SMP sebesar 50,4%, SD 22,2%, SMA 25,9%, dan Perguruan Tinggi 1,5%. Rata-rata ibu yang memeriksakan kehamilan atau melahirkan di Rumah Sakit Umum Daerah tidak bekerja sebesar 97,8% dengan paritas atau jumlah anak kurang dari sama dengan tiga orang sebanyak 68,9% dan rata-rata usia kehamilan ibu 38,59 minggu, rata-rata berat badan sebelum hamil sebesar 53,52 kg.
Hasil penelitian menyebutkan 3 variabel yang signifikan yaitu usia ibu, usia kehamilan, dan berat badan sebelum hamil dan usia kehamilan yang paling besar pengaruhnya terhadap berat lahir bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok.

This study discusses birthweight prediction model based on nutritional status and other factors at the General Hospital in Depok. This research is a quantitative study. Average incidence of birth weight babies in the General Hospital of 3172.96 grams. To determine the predictive model birth weight infants in the General Hospital in Depok conducted research with cross sectional research design, using secondary data from medical records of mothers during their pregnancy or childbirth in the hospital.
The results of the study the average age of mothers giving birth to 30.29 years of education of mothers in the General Hospital of Depok City junior high at 50.4%, SD 22.2%, 25.9% high school, and university 1.5% . Average mothers during their pregnancy or childbirth in the General Hospital of 97.8% does not work with parity or the number of children less than three to 68.9% and an average age of 38.59 weeks gestational mother, average The average pre-pregnancy weight was 53.52 kg.
The results mentioned three significant variables, namely maternal age, gestational age, and prepregnancy weight and gestational age were greatest effect on birth weight infants in the General Hospital in Depok.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53768
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Data UNICEF menunjukan bahwa prevalensi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia belum mengalami penurunan yang signifikan selama satu setengah dekade [2000 (11,2%) – 2015 (10%)]. Indonesia berada diurutan ke sembilan di dunia dengan kejadian BBLR terbanyak. Kemudian, bayi yang lahir dengan berat <2500 gram (BBLR) berisiko lebih tinggi mengalami kematian usia dini, pertumbuhan dan perkembangan yang terhambat, IQ rendah, dan penyakit tidak menular. Salah satu penyebab BBLR adalah anemia yang mana diketahui kekurangan zat besi menjadi salah satu faktor resikonya. Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat dicegah dengan mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) selama kehamilan sesuai anjuran (≥90 tablet). Namun, ibu hamil di Indonesia yang mengonsumsi TTD sesuai anjuran masih tergolong rendah (38%). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsumsi TTD pada ibu selama kehamilan terhadap BBLR. Desain studi yang digunakan adalah cross-sectional dengan menganalisis data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018. Analisis chi square untuk mengetahui hubungan antara exposure (konsumsi TTD) dan outcome (BBLR) serta variabel lain yang diikutkan dalam penelitian ini. Konsumsi TTD sebagai determinan, dan variabel independen lainnya adalah komplikasi kehamilan, usia gestasi, paritas, riwayat hipertensi, keinginan memiliki anak, usia kehamilan saat K1, frekuensi ANC, umur ibu saat kehamilan, tingkat pendidikan, status pekerjaan, wilayah tempat tinggal, dan kebiasaan merokok. Ada hubungan signifikan antara konsumsi TTD ibu selama kehamilan dengan kejadian BBLR. Ibu yang tidak mengonsumi TTD minimal ≥90 tablet berisiko 1,12 kali lebih besar untuk melahirkan BBLR (95% CI: 1,02-1,2). Faktor lain yang berhubungan secara signifikan dengan BBLR adalah komplikasi kehamilan, usia gestasi, paritas, riwayat hipertensi, keinginan memiliki anak, frekuensi antenatal care, umur ibu, tingkat pendidikan ibu, status pekerjaan, wilayah tempat tinggal, dan kebiasaan merokok. Diharapkan selama kehamilan ibu rutin mengonsumsi TTD 1 tablet setiap hari minimal 90 tablet, dan rutin melakukan pemeriksaaan kehamilan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi sehingga mencegah kejadian BBLR.

UNICEF data shows that the prevalence of Low Birth Weight (LBW) in Indonesia has not decreased significantly for a decade and a half [2000 (11.2%) – 2015 (10%)]. Indonesia is ranked ninth in the world with the highest incidence of LBW. Then, babies born weighing <2500 grams (LBW) are at higher risk of premature death, stunted growth and development, low IQ, and non-communicable diseases. One of the causes of LBW is anemia where iron deficiency is known to be a risk factor. Iron deficiency in pregnant women can be avoided by taking blood-added tablets (TTD) as long as recommended (≥90 tablets). However, pregnant women in Indonesia who consume iron tablets as recommended are still low (38%). Therefore, this study aims to determine the relationship between maternal consumption of iron tablets during pregnancy and low birth weight. The study design used was cross-sectional by analyzing the 2018 Basic Health Research data. Chi-square analysis was used to determine the relationship between exposure (TTD consumption) and outcome (LBW) as well as other variables included in this study. TTD consumption as a determinant and other independent variables are pregnancy complications, gestational age, parity, history of hypertension, desire to have children, gestational age at K1, frequency of ANC, maternal age at pregnancy, education level, employment status, area of residence, and smoking habits. There is a significant relationship between maternal TTD consumption during pregnancy and the incidence of LBW. Mothers who did not take TTD at least 90 tablets had a 1.12 times greater risk of giving birth to LBW (95% CI: 1.02-1.2). Other factors that were significantly associated with LBW were pregnancy complications, gestational age, parity, history of hypertension, desire to have children, frequency of antenatal care, maternal age, maternal education level, employment status, area of residence, and smoking habits. It is expected that during pregnancy the mother routinely consumes 1 tablet of TTD every day at least 90 tablets, and routinely conducts pregnancy checks to unite the growth and development of the baby to prevent the incidence of LBW."
[Depok;;;, ]: [Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia;;;;;;, ], 2022
S-pdf;;;
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy
"Cakupan penimbangan balita di posyandu dari tahun 1994 -1998 provinsi Daerah Istimewa Aceh berkisar antara 45,70% sampai 54,10%. Sementara itu di Kabupaten Aceh Timur angka cakupan penimbangan sebesar 49,06% (Profil Kesehatan D.I Aceh, 1998).
Untuk meningkatkan angka cakupan penimbangan balita pemerintah melaksanakan program revitalisasi Posyandu di setiap desa. Program ini diharapkan mampu memperluas pemantauan status gizi balita sekaligus meningkatkan cakupan program gizi.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran cakupan penimbangan balita di posyandu dan faktor-faktor yang berhubungan. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk melihat faktor yang paling dominan. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Aceh Timur.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Sampel penelitian adalah Posyandu yang terdapat di Kabupaten Aceh Timur dan pengambilan sampel dilakukan dengan cara systematic random sampling sebanyak 110 posyandu dengan jumlah responden 110 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 44,4% cakupan penimbangan balita di posyandu Kabupaten Aceh Timur masih rendah (< 60%) dan 55,6% dengan cakupan penimbangan baik (>60%).
Penelitian ini menyimpulkan bahwa posyandu yang mempunyai cakupan penimbangan baik dan rendah di Kabupaten Aceh Timur hampir sama. Faktor kemampuan kader, sarana, supervisi dan pembinaan desa mempunyai hubungan yang bermakna terhadap cakupan penimbangan balita tersebut. Disamping itu faktor kemampuan kader mempunyai hubungan yang dominan dengan cakupan penimbangan balita setelah faktor lain dikontrol.
PeneIitian ini menyarankan adanya pelatihan kader yang kontinyu dalam rangka meningkatkan kemampuan, meningkatkan frekuensi supervisi oleh Puskesmas dan Dins Kesehatan Kabupaten, bantuan dana untuk melengkapi sarana dan kerja sama dengan aparat desa di dalam pembinaan guna meningkatkan cakupan penimbangan balita di posyandu.

Factors Related to Weighing Coverage of Baby Under Five Years of Age at Posyandu In East Aceh District , September- December 1999
The weighing coverage of baby under five years of age in Aceh Province from 1994 - 1998 were only around 45,70% up to 54,10%. Furthermore, in East Aceh district the coverage is only 49,06% (The Aceh Province Health Profile, 1998).
To improve the program's coverage, the Indonesian Government tries to revitalize posyandu in every village all over the country. This revitalization program is expected to extensify nutrition status monitoring activities and to improve nutrtion program's coverage.
The aim of this research was to describe of the program coverage at posyandu and related factors in East Aceh District.
The research design was a cross sectional study_ Samples were Posyandu units in East Aceh District and sampling method was systematic random sampling with 110 cadres as respondents.
The result of research showed that there were 44,4% posyandu units had low performance (under 60% of under five years visited posyandu). Therefore we conclude that low and high performances are similar in East Aceh District.
This study also concluded that cadres ability/skills, completeness of posyandu equipments, supervision of Health Center and village leaders are significantly related to the posyandu performance. Further, it is shown that cadres' skill is the most important among these significant factors.
This study recommend that (1) District or Health Center should strengthen their training program to improve the cadres' skills ; (2) Strengthen supervision activities by District or Health Center ; (3) Facilitate the posyandu with standard equipments ; and (4) Strengthen partnership and village empowerment to supervise the posyandu units."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T1717
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutanto
"Keadaan gizi masyarakat, terutama status gizi anak balita, adalah salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Prevalensi gizi kurang pada anak balita di Kota Tangerang sebesar 17,35%. Keadaan ini dapat dideteksi melalui pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak balita di posyandu. Cakupan penimbangan balita (D/S) di posyandu Kota Tangerang tahun 2006 masih rendah, yaitu 50,2%.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran, faktor-faktor yang berhubungan, dan melihat faktor yang paling dominan terhadap cakupan penimbangan balita di posyandu di Kota Tangerang tahun 2006. Rancangan penelitian adalah cross-sectional, dengan dilakukannya FGD sebagai data pendukung ibu balita (pendidikan dan jumlah anak balita) yang dilaksanakan dari tanggal 11-21 Juni 2006 di Kota Tangerang. Sampel posyandu sebagai unit analisis sebanyak 200 posyandu. Untuk mendapatkan data karakteristik posyandu, setiap posyandu diambil sampel ketua kader, sehingga jumlah sampel keseluruhan adalah 200 responden. Pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana. Data karakteristik posyandu merupakan agregat dari seluruh responden (ibu kader) tiap posyandu. Data yang dikumpulkan mencakup cakupan penimbangan posyandu, faktor kader (umur, pendidikan, masa kerja, pengetahuan, dan pelatihan), supervisi petugas kesehatan, pembina kelurahan (frekuensi kunjungan ke posyandu, frekuensi pemberian dana, dan frekuensi rapat membicarakan posyandu), serta kelengkapan sarana pokok penimbangan di posyandu. Analisis dilakukan secara deskriptif, korelasi, uji t independen, ANOVA, dan regresi linier.
Rata-rata cakupan penimbangan balita di posyandu di Kota Tangerang adalah 50,82%. Hasil uji menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan secara signifikan adalah pengetahuan kader. Dengan uji regresi linier, faktor yang paling dominan mempengaruhi cakupan penimbangan balita adalah rapat posyandu di kelurahan.
Untuk meningkatkan cakupan penimbangan balita di posyandu, perlu dibuat kebijakan dari kepala daerah mengenai pembentukan kelompok kerja operasional (Pokjanal) posyandu. Selain itu, saat rapat kader di puskesmas, materi perlu disesuaikan dengan kebutuhan kader. Pelaksanaan pelatihan kader harus disesuaikan antara waktu yang disediakan dengan metode dan banyaknya materi yang harus disampaikan. Kelurahan diharapkan mengadakan rapat rutin bulanan dalam rangka evaluasi dan perencanaan kegiatan posyandu.
DAFTAR PUSTAKA: 39 (1978-2006)"
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T32008
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Widianto
"Pada skripsi ini, dilakukan rancang bangun perangkat pengukur berat badan bayi untuk aplikasi inkubator. Perangkat bekerja dengan memanfaatkan load cell sebagai pendeteksi berat yang dipasang di bagian bawah alas tidur bayi. Keluaran load cell diolah dengan rangkaian elektronika pendukung untuk kemudian diproses oleh mikrokontroler Arduino Uno R3 dan ditampilkan pada LCD.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa perangkat mampu bekerja pada rentang berat 0 ndash; 3000 gram dengan threshold dan resolusi masing-masing sebesar 12,5 gram. Perangkat hasil rancang bangun telah dibandingkan dengan timbangan konvensional yang memiliki nilai galat error rata-rata sebesar 7,541 , sementara nilai galat error rata-rata yang dihasilkan perangkat memiliki nilai yang lebih rendah, yaitu 4,313 . Selain itu, perangkat menghasilkan hysteresis yang lebih rendah dibandingkan dengan hysteresis timbangan konvensional.

In this undergraduate thesis, design of weight monitoring system based on load cellfor newborn incubator application has been conducted. The system works by usinga load cell as a sensing element which is installed under a sleeping mats. The outputof load cell is processed by the support electronic circuit and then displayed onLCD by Arduino Uno R3 microcontroller.
Experiment results show that the deviceis able to measure the body weight of the newborn from 0 up to 3000 gram. Thethreshold value is 12.5 gram and its resolution value is also 12.5 gram. Compared toconventional baby scale with error 7.541 this device has a lower error, 4.313 .It is also shown that the developed device has a lower hysteresis compared to theconventional baby scale.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67435
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zunelda
"Kegiatan posyandu bertujuan memantau pertumbuhan balita dengan indikator pencapaian adalah cakupan penimbangan balita (D/S). Pencapaian D/S tahun 2011 di Kota Padang terendah pada Puskesmas Nanggalo 42,7% dan tertinggi pada Puskesmas Ambacang 96,7%. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan faktor kader dan sarana posyandu dengan cakupan penimbangan di posyandu dua puskesmas Kota Padang tahun 2012. Desain penelitian adalah cross sectional.
Hasil penelitian rata ? rata D/S tahun 2012 puskesmas 66,01 % dengan proporsi cakupan tinggi 52,4 %. Pendidikan, lama kerja, pengetahuan, pelatihan, persepsi, jumlah kader dan sarana posyandu berhubungan bermakna dengan cakupan penimbangan balita. Perlu pelatihan kader, penambahan jumlah kader dan sarana posyandu.

Posyandu activities aimed at monitoring the growth of underfive children with indicators of achievement is the scope of child's weight (D/ S). Achievement of D / S of Padang in 2011, Nanggalo 42.7% and Ambacang 96.7%. Research purposes to determine the correlation between the cadres and the facilities posyandu to coverage of weighing in posyandu Padang City in 2012. The study design was cross-sectional.
The results the average D/ S in 2012 66,01% and propostion hight coverage of weighing 52,4 %. Education, Length of work, knowledge, training, perception, number of cadres and facilities posyandu significantly associated with coverage of weighting underfive children. Need training of cadres and increasing the number of cadres and facility.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T38427
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifah Almira Dova
"Kabupaten Pandeglang masih menjadi penyumbang prevalensi stunting yang tinggi di Provinsi Banten dengan angka 29,4% pada tahun 2022. Puskesmas Pagadungan dan Puskesmas Cikupa yang merupakan lokasi penelitian memiliki prevalensi stunting sebesar 1.9% dan Puskesmas Cikupa 0,9%. Posyandu merupakan sarana penting di dalam masyarakat. Keberhasilan Posyandu sangat dipengaruhi oleh kinerja kader dalam menjalankan tugas nya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Kader Posyandu dalam Pemantauan Kesehatan Balita di Puskesmas Pagadungan dan Puskesmas Cikupa Kabupaten Pandeglang Tahun 2023.
Jenis penelitian menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi nya yaitu kader puskesmas Pagadungan dan Puskesmas Cikupa. Sampel penelitian sebanyak 150 responden, terdiri dari 75 responden kader Puskesmas Pagadungan dan 75 responden kader Puskesmas Cikupa yang diambil menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Alat pengumpulan data berupa kuesioner online menggunakan google form. Analisis data menggunakan univariat, bivariat menggunakan kai kuadrat dan multivariat dengan regresi logistik ganda.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja kader posyandu dalam pemantauan kesehatan balita 56,7% berkategori baik, dimana kinerja kader Puskesmas cikupa memiliki skor lebih tinggi daripada kader puskesmas pagadungan (58,7% versus 54,7 %). Analisis bivariat menunjukkan bahwa pendidikan, pengetahuan, pelatihan, supervisi, motivasi dan sikap Kader berpengaruh signifikan terhadap kinerja kader posyandu. Analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel imbalan merupakan variabel yang paling dominan dengan nilai p=0,000 dan OR =13,94. Peneliti menyarankan agar pihak Puskesmas tetap mengadakan supervisi dan pelatihan secara rutin, berkala dan menyeluruh. Perlu penguatan koordinasi lintas sektor khususnya dengan perangkat desa. Selain itu untuk lebih memotivasi kader dalam bekerja perlu diberikan pengakuan dan penghargaan, misalnya berupa sertifikat kader.

Pandeglang District still a contributor to the high prevalence of stunting in Banten Province with a rate of 29.4% in 2022. The Pagadungan Health Center and Cikupa Health Center which are research locations have a stunting prevalence of 1.9% and the Cikupa Health Center contributes 0.9%. Posyandu is an important facility in the community to support the government's efforts to improve the health status. The success of Posyandu greatly influenced by the performance of cadres in carrying out their duties. The purpose of this study was to determine the Factors Related the Performance of Posyandu Cadres in Monitoring Toddler Health at the Pandeglang District in 2023.
This research uses a quantitative design with cross-sectional approach. The population is Pagadungan and Cikupa health center cadres. The research sample consisted of 150 respondents, consisting of 75 respondents from Pagadungan Health Center cadres and 75 respondents from Cikupa Health Center cadres who were taken using a purposive sampling technique with inclusion and exclusion criteria. The data collection tool in this research is online questionnaire using the Google form. Data analysis used univariate, bivariate (kai kuadrat) and multivariate with multiple logistic regression.
The results showed that the performance of posyandu cadres in monitoring toddler health was 56.7% in the good category, the performance of Cikupa Health Center cadres had a higher score than Pagadungan health center cadres (58.7% versus 54.7%). Bivariate analysis shows that education, knowledge, training, supervision, motivation and attitude of cadres have a significant effect on performance of posyandu cadres in monitoring toddler health. Multivariate analysis shows that the reward variable is the most dominant variable affecting the performance of cadres in monitoring the health of toddlers with p = 0.000 and OR = 13.94. Researchers suggest that the Community Health Center continues to conduct regular, periodic and thorough supervision and training. It is necessary to strengthen coordination across sectors. In addition to motivating cadres to work, it is necessary to give recognition and rewards, for example in the form of a cadre certificate.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naima Hayati B.
"Angka Kurang Energi Protein (KEP) di Indonesia 63,9 % (SKRT,1997) sementara di Propinsi Sumatera Barat angka KEP Total sebesar 20,1 % dan Kabuptem Padang Pariaman 25 % ( Profil Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman 1998). Untuk menurunkan Angka KEP pemerintah melaksanakan program penimbangan di posyandu di setiap Desa. Kehadiran posyandu di setiap desa di harapkan mampu menurunkan angka KEP dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama balita.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran cakupan penimbangan balita di posyandu dilihat dari faktor-faktor kader yang berhubungan dengan cakupan penimbangan. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Padang Pariaman Propinsi Sumatera Barat.
Rancangan penelitian yang digunakan Cross Sectional. Sampel penelitian adalah kader posyandu yang terdapat di Kabupaten Padang Pariaman dan pengambilan sampel dilakukan secara Sistematic Random Sampling sebanyak 110 kader.
Hasil Penelitian menunjukan bahwa 60 % cakupan penimbangan balita di posyandu Kabupaten Padang Pariaman masih rendah (DIS<60%) dan 40 % dengan cakupan penimbangan baik (DIS > 60 %). Penelitian ini menyimpulkan bahwa di Kabupaten Padang Pariaman tidak jauh berbeda antara posyandu yang mempunyai cakupan penimbangan baik dan yang kurang. Faktor supervisi petugas kesehatan, kemampuan motivasi kader, keaktifan kader, pendidikan kader dan pembinaan desa mempunyai hubungan yang bermakna terhadap cakupan penimbangan balita.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat direkomendasikan perlunya peningkatan kualitas dan kuantitas supervisi petugas kesehatan, pelatihan kader yang berkelanjutan untuk meningkatkan kemampuan motivasi kader, memberikan reward kader dalam menunjang keaktifan kader dan meningkatkan pembinaan desa guna meningkatkan cakupan penimbangan balita di posyandu tesebut.

The figure of Kurang Energi Protein (KEP) or Protein Energy Deficiency in Indonesia is 63,9%(SKRT), while in West Sumatera Province Total KEP reaches 20,1%, and in Padang Pariaman District it is 25% (Health Profile of Padang Pariaman District, 1998). To lower those figures on KEP, the government caries out a body weighing program for balita or children under five at posyandus or integrated health service posts shelter in every village. The existence of such posts is expected to decrease the figure of KEP and enhances the quality of health of the people, particularly children under five.
This study was aimed to obtain adescription of the range of the body weighing program for children under five at posyandus viewed in respect of factors on cadres that correlate with the rang of the program. This study was conducted in Padang Pariaman District of West Sumatra Province.
The research design employed was a cross sectional study included cadres of posyandus that spread in Padang Pariaman District. Sample selection was carried out through a systematic random sampling and come up with a number off 110 cadres. The study results reveal that 60% of the coverage of weighing program for children under five at posyandus in Padang Pariaman District is poor (D/S <60%) and 40% indicate good coverage of weighing program (DIS > 60%).
This study concludes that there is a little difference in figure between posyandus with good coverage of the program and posyandu with poor coverage of the program. Factors such as supervision by health staff, cadres' activities, cadres' education and guidance from the village office have significant correlation with the coverage of weighing program for children under five.
Based on the findings, it is recommended that the quality and the quantity of supervision by health staff be increased, regular training program for improving the quality of the cadres be established, cadres be rewarded for their involvement in the program and guidance from the village office be increased to expand the range of the weighing program for children under five in the local posyandus.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T2562
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gun Gun Sambas
"Partisipasi masyarakat dalam segala bidang pembangunan mutlak diperlukan demi menyukseskan pembangunan itu sendiri termasuk salah satunva pembangunan program kesehatan dan sebagai wujud nyata dari partisipasi masyarakat ialah kunjungan ibu-ibu anak balita membawa anaknya ke Posyandu.
Berdasarkan data dari Puskesmas setempat bahwa angka rata-rata partisipasi masyarakat di Kelurahan Bojongherang Kabupaten Cianjur periode Januari s/d Desember 2001 baru mencapai ± 60%. Angka ini berada di bawah angka rata-rata Kabupaten maupun angka target D/S 80%.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan ibu-ibu anak balita ke Posyandu di Kelurahan Bojongherang Kabupaten Cianjur yang dilaksanakan pada bulan Juli 2002.
Rancangan penelitian ini adalah pendekatan cross sectional. Populasi sasaran adalah anak balita yang terdaftar di Kelurahan Bojongherang Kabupaten Cianjur.
Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 300 anak balita, jumlah ini melebihi jumlah sampel minimal dari hasil perhitungan sampel. Sebagai respondennya adalah ibu-ibu anak balita tersebut. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian diperoleh bahwa angka kunjungan ibu-ibu anak balita yang membawa anaknya ke Posyandu hanya mencapai 57,7% lebih rendah dari tahun 2001 (60%). Angka ini juga lebih rendah dari angka rata-rata Kabupaten tahun 2001 (63,3%) maupun target nasional (80%). Dari 12 variabel independen yang diteliti, hanya ada tiga variabel yang secara statistik berhubungan bermakna dengan kunjungan ibu-ibu anak balita ke Posyandu yaitu variabel-variabel: kepemilikan KMS OR=5,381 (95%Cl: 2,580-11,221), Bimbingan dari petugas Puskesmas OR=2,081 (95%C1: 1,123-3,857) dan Pembinaan dari Kader OR= 5,476 (95%0: 2,501-11,992). Menurut perhitungan dampak potensial variabel kepemilikan KMS merupakan variabel yang paling dominan karena memberikan kontribusi terbesar terhadap kunjungan ibu-ibu anak balita ke Posyandu sebesar 69,17%.
Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan: pertama; pihak pembina agar dapat menyediakan Kartu Menuju Sehat (KMS) sesuai dengan jumlah anak balita di Kelurahan Bojongherang terutama untuk mengganti yang hilang maupun yang belum memiliki KMS sehingga diharapkan akan menaikkan kunjungan ibu-ibu anak balita ke Posyandu, kedua; kegiatan bimbingan kepada para kader dan masyarakat oleh petugas Puskesmas agar terjadwal dengan materi yang jelas/terarah dan ketiga; kerjasama antara kader dengan berbagai pihak khususnya dengan tokoh masyarakat perlu secara terus menerus ditingkatkan meialui kegiatan Posyandu dan mendapat pemantauan serta pembinaan dari pihak Puskesmas.

Related Factors to Mothers of Under Five Years Old Children Visited to Integrated Health Service in Sub-District of Bojongherang Sub-Province of Cianjur Year 2002Community participation is absolutely needed for successful development including one of them health program development. A real form of community participation is mothers of under five years old children visit and take their children to integrated health service. According to the data of local Health Centre, the average of community participation in Sub-District of Bojongherang Sub-Province of Cianjur in the period of January to December 2001 was ± 60%. This number was under the average of Sub-Province and also the target number of D/S 80%.
The purpose of this research is to study factors related to mothers of under five years old children who visited integrated health service in Sub-District of Bojongherang Sub-Province of Cianjur executed in July 2001.
The research methodology was a cross sectional study. The target population was all under five year’s old children which registered in Sub-District of Bojongherang Sub-Province of Cianjur. The number of sample for this research were 300 children of under five years old, which were more than the minimum sample calculation result. Respondent were mothers of under five year’s old children. Analysis used for this study was univariate, bivariate and multivariate.
The result of research showed that there were 57,7 % of mothers visited taking their children to integrated health service, this was lower than the year 2001 (60%). This number was also lower than the average at the Sub-Province in 2001 (63,3%) and also from the national goals ( 80%). From 12 independent variables in this study , there were three variables which statistically correlate significant to mothers of under five years old children visited to integrated health service which were: having Health Card (KMS) OR=5,381 ( 95%Cl: 2,580-11,221), Guidance of health centre personnel 0R=2,081 ( 95%0: 1,123-3,857) and building of cadres of OR= 5,476 ( 95%C1: 2,501-11,992). According to calculation of potential impact of variables the having of Health Card (KMS) represent most dominant variable because it gave biggest contribution to mothers of under five years old children visited to integrated health service as much as 69,17%.
Based on the result of this research, it was suggested that, first; officials have to provide Health Cards according to the amount of under five years old children in Sub-District of Bojongherang especially to replace the missing and also for those which have not yet owned Health Card, this was that expected to boost up mothers of under five years old children visited to integrated health service, secondly: activity of guidance to all society and cadres by officer of the health centre has to be scheduled with clear and directional items and the third; cooperation among cadres with various parties especially with key person need continuous, be improved through activities of integrated health service and get monitoring and guidance from the local health centre.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T7842
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>