Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8025 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maman Soetarman Mahayana
"ABSTRAK
Berakhirnya abad XIX dan memasuki awal abad XX, bagi bangsa Indonesia merupakan masa yang amat penting, mengingat pada masa itulah bangsa Indonesia memasuki masa transisi, yaitu masa ketika terjadi perubahan besar dari masyarakat dengan budaya lisan ke budaya tulis dan dari budaya dengar ke budaya baca. Masuknya sistem pendidikan modern (Belanda), telah ikut mempercepat proses terjadinya perubahan besar itu. Dunia pendidikan tidak lagi menjadi milik para bangsawan, tetapi juga para priyayi rendah. Muncul kemudian elite priyayi yang, karena dampak pendidikan itu pula, menyadari pentingnya arti pendidikan bagi bangsa Indonesia. Tumbuhlah kepedulian dan kesadaran mereka akan nasib bangsanya. Lahirlah kemudian apa yang disebut sebagai Kebangkitan Nasional.
Meningkatnya golongan pribumi yang dapat membaca dan menulis itu ditanggapi pula dengan bermunculannya media massa berbahasa Melayu. Media massa yang menggunakan bahasa Melayu, ternyata paling luas penyebarannya dan paling banyak masyarakat pembacanya. Kebanyakan pribumi waktu itu relatif dapat membaca dan memahami bahasa Melayu dibandingkan bahasa daerah tertentu. Maka pilihan pada sasaran pembaca yang berbahasa Melayu, ditanggapi pula oleh para pemilik modal atau mereka yang punya idealisme dan komitmen kebangsaan, untuk menerbitkan dan mengelola sendiri majalah atau surat kabar yang akan diterbitkannya. Di berbagai daerah lalu muncullah surat-surat kabar atau majalah yang berbahasa Melayu yang dikelola oleh pribumi sendiri. Para pengelola surat kabar atau majalah itu, menyadari pula bahwa lewat media massa, berbagai gagasan untuk kemajuan bangsa dapat dipublikasikan secara luas ke segenap lapisan masyarakat.
Dalam suasana perubahan itulah, gagasan R.A. Kartini mengenai emansipasi menyebar luas, baik melalui publikasi di media massa, maupun lewat tindakan kongkret dengan mendirikan sekolah-sekolah untuk kaum perempuan. Tirto Adhi Soerjo adalah salah seorang perintis yang memulai penerbitan majalah khusus kaum wanita, yaitu Poetri Hindia. Berturut-turut kemudian Wanita Swara, Poetri-Mardika dan majalah wanita lainnya yang tersebar di pelosok tanah air.
Mengingat waktu itu kendala utama bagi kaum wanita untuk memperoleh kemajuan menyangkut soal pendidikan, feodalisme dan adat istiadat yang membelenggu, maka isi majalah-majalah wanita itu pun, semuanya mencoba memasalahkan kedudukan dan emansipasi.wanita. Sampai tahun 1928, masalah ini benar-benar mendominasi tema yang diangkat majalah-majalah wanita. Persoalan itulah yang coba ditelusuri dan diungkapkan penelitian ini dalam kaitannya dengan gagasan emansipasi wanita."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Saftina
"Salah satu jenis media yang banyak beredar di Indonesia adalah majalah wanita. Ciri khas majalah
wanita, baik di Indonesia maupun di negara-negara lainnya
adaiah adanya .rubrik masa , rubrik mode, dan ruang
konsultasi kelurga. Khusus di Indonesia, ada satu jenis
rubrik yang selalu ada pada hampir semua majalah wanita,
yaitu rubrik "kisah sejati".
SĀ·alab satu majalah wanita yang menyediakan tempat
bagi rubrik tersebut adalah majalah "Sarinah", yang
menam&kan rubrik kisah sejatinya dengan ''Oh Tuhan " .
!
Rubrik tersebut banyak mengandung materi penderitaan,
skandal seks rumah-tangga, hubungan seks sebelum ni kah,
pr i laku-pr i laku seks yang menyimp ang, pengan iayaan an tar
anggota kelu arga , se rta p erbuat n-perbuatan yang
men yimpang d a ri no r ma-norma mas y arakat .
Henurut pendekat an "Uses and Gratifica tions", e fek
dar i sua-t u ntedi a massa e r a t kaitann_ya deng an motif
seseo17'ang. Dengan demi ki an, efek m-e_d ia massa d apat
diperkirakan dari motivasi en g gu naan pada k halayaknya .
Pokok p ermasalahan s kripsi in i adalah ~pa mo tivasi
pembac"a r brik "O h Tu han" , se h ingg-a mere ka t e11dorong
membaca rubrik terse but .
Yang ingin ditel Lti pada peneli tian in i adal ah,
mot ivasi dan pol penggunaan rubri k "Oh Tuhan"
pembacanya, di ka"tkan d e ngan us ia , pendidikan, dan status
per kawinan.
Hetode yang d:ipakai ada}ah metode survai.
Hasil penelitian antara lain menunjukkan Pad a
wanita yang berusia 17-24 tahun, ternyata terdapat motif
Surveillance, motif Knowleds{e, motif Diversi, dan motif
Exciting ."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S4056
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggita Hairani Putri
"Skripsi ini membahas representasi kemandirian yang ada pada wanita Jepang yang ditampilkan pada majalah fashion Jepang, yaitu majalah ViVi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan menggunakan teori representasi dari Stuart Hall sebagai landasan, dan teknik yang digunakan adalah studi dokumen dan studi pustaka yang menggunakan majalah ViVi terbitan tahun 2013-2017 sebagai objek penelitian dan menggunakan karya ilmiah, buku-buku, dan sumber informasi dari internet sebagai referensi.
Dari metode penelitian tersebut dicapai sebuah kesimpulan, yaitu majalah ViVi merepresentasikan kemandirian pada wanita Jepang. Wanita Jepang dapat bebas dalam berpakaian dan bersikap tanpa harus terpaku dengan standar sosial yang ada di sekitarnya. Majalah ViVi juga merepresentasikan bahwa wanita dengan etnis dan ras campuran dengan etnis Jepang dapat tampil di media dengan menunjukkan keunikan mereka.

This research is focused on the representation of the independency of Japanese women in Japanese fashion magazine, ViVi. The purpose of this study is to understand what kinds of meanings that are conveyed by the magazine. This research is done through qualitative method, which used the theory of representation by Stuart Hall as the approach, this research used documents, scientific journals, and books as references.
As the final conclusion, the 2013 2017 edition of ViVi magazine represents Japanese women who have their own independency to decide on how they should act, how to dress, and how to present themselves. ViVi magazine also represents that multiracial and multinational are allowed to present themselves in public to show their uniqueness.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S67231
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Sutandi
"Pada musim gugur 1918 Presiden Woodrow Wilson berpidato di hadapan para anggota Senat Amerika Serikat. Ia mengatakan bahwa negara sedang berjuang untuk "to make the world safe for democracy". Untuk mencapai tujuan tersebut, beliau membutuhkan pertolongan. Ia mengatakan, "I ask that you lighten them and place in my hand instruments ... which I do not now have, which I sorely need, and which I have daily to apologize, for not being able to employ" (Chafe, 1976: 3).
Terjemahannya:
"Saya meminta kamu untuk meringankan beban mereka dan memberi saya "alat bantu", dimana saya tidak mempunyainya dan sangat saya butuhkan; dari hari ke hari saya minta maaf karena belum sempat memperkerjakan mereka."
Instrument yang dimaksudkannya adalah pertolongan yang dapat diberikan oleh kaum wanita. Satu tahun kemudian, pemerintah menyetujui hak pilih bagi kaum wanita yang dituangkan kedalam Amandemen ke-19 setelah disetujui oleh semua negara bagian (Chafe, 1976:3). Melalui perjuangan selama lebih dari setengah abad, pergerakan wanita berhasil memasuki kancah politik, terutama dengan diterimanya secara resmi hak pilih bagi kaum wanita.
Pergerakan wanita yang penulis maksudkan adalah pergerakan wanita baik itu gerakan para feminis di Amerika maupun gerakan untuk menonjolkan hak pilih saja. Menurut kamus Webster gerakan feminisme di Amerika dikatakan sebagai gerakan akan persamaan hak antara pria dan wanita di bidang politik, ekonomi dan social, atau kegiatan terorganisasi yang memperjuangkan hak-hak serta kepentingan wanita, sedangkan yang dikatakan "woman suffrage" lebih dikhususkan pada bidang politik yang menuntut hak pilih bagi wanita.
Diterimanya hak pilih bagi wanita menandakan bahwa wanita diterima untuk ikut serta berpolitik. Politik dapat diartikan secara luas adalah interaksi antara individu-individu dengan lembaga-lembaga yang menyusun dan melaksanakan cara dan sarana untuk memerintah suatu masyarakat yang terorganisasikan. Secara sempit, seni untuk mempengaruhi, memanipulasi atau mengontrol golongan-golongan utama di dunia terhadap golongangolongan lain yang bertentangan. Walaupun demikian, para pemimpin pergerakan wanita memperingatkan bahwa tugas yang mereka jalankan tidaklah mudah. Hal ini dikemukakan oleh Carrie Chapman Catt, salah seorang pemimpin pergerakan wanita di Amerika. Kutipan di bawah ini diambil dari buku Century of Struggle karya Flexner: "In 1920 Mrs. Catt Warned Suffragists that the franchise was only an entering wedge, that they would have to force their way through the locked door to the place where real political decisions are made, whether an issues or on candidates, you will have a long hard fight before you get behind that door, for there is the engine that moves the wheels of your party machinery ... if you really want women's vote to count, make your way here". (Flexner, 1971:326).
Terjemahannya :
"Pada tahun 1920 Ny. Catt memperingatkan para wanita yang mempunyai hak pilih bahwa apa yang didapat hanyalah suatu celah, di mana mereka harus memaksakan diri melaluinya yang dikatakan sebagai pintu yang masih tertutup menuju tempat di mana keputusan-keputusan politik dapat mereka buat, baik itu merupakan isu atau kandidat, kamu masih harus berjalan jauh untuk memperjuangkan di belakang pintu ini, karena dari sinilah titik awal digerakkannya roda-roda mesinmu ... kalau kamu betul-betul mau ikut berpolitik, mulailah jalan awalmu di sini".
Hak pilih bagi wanita memberikan kesempatan bagi wanita untuk ikut memajukan kesejahteraan masyarakat luas dan membantu kaum pria untuk menjalankan roda pemerintahan. Awal diterimanya wanita untuk ikut secara resmi memasuki bidang politik menggugah penulis untuk meneliti lebih lanjut mengenai mengapa setelah berjuang selama lebih dari setengah abad barulah secara resmi dapat diterima hak pilih itu.
Penulis mulai memperhatikan pergantian para pemimpin wanita dalam kurun waktu dua generasi. Penulis mendapatkan adanya perbedaan persepsi mengenai dasar pergerakan yang mereka kemukakan untuk tercapainya cita-cita yang mereka harapkan. Para pemimpin pergerakan wanita generasi pertama mendasarkan alasan mereka pada hak-hak alamiah (natural rights), disamping adanya ikatan perkawinan (marietal bondage). Pemimpin generasi kedua mendasarkan pada pentingnya wanita dalam keluarga. Pendapat para penulis yang menyatakan alasan wanita mengadakan pergerakan antara lain ditulis oleh Mary Wollstonegraf dalam A Vindication of the rights of woman. Dalam buku ini dia menyatakan bila wanita tidak diperlengkapi?"
Depok: Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riani Handayani
"Salah satu peran pers adalah memberikan berita, menyampaikan, merekam apa yang terjadi, dilakukan dan dipikirkan dunia dengan jelas dan terinci. Melalui pemberitaan pers, kondisi atau keadaan masyarakat pada suatu masa dapat diketahui. Melalui pemberitaan media masa perang dapat diketahui bagaimana peranan wanita saat itu. Pecahnya PD II yang melibatkan Australia telah menjadi berita hangat di berbagai media termasuk di majalah wanita The Australian Women's Weekly. Pada saat perang merupakan majalah yang memiliki jumlah edaran tertinggi dari media sejenis. Selama masa perang majalah tersebut banyak mengangkat berita perang dan partisipasi kaum wanita Australia di dalam beberapa kegiatan perang. Partisipasi wanita pada masa PD II mengalami peningkatan dari PD I, Khususnya kegiatan yang dilakukan di luar rumah dan terlibat dalam usaha perang. Pekerjaan sebagai perawat merupakan profesi wanita paling tua pada perang. Pada masa ini pula kesempatan wanita di bidang industri dan militer cukup terbuka lebar, karena pekerja pria sebelumnya meninggalkan lahan industri dan mereka lebih tertarik bergabung di militer selama perang berlangsung. Mobilisasi pekerja wanita terjadi pada masa perang, karena mereka mulai mengisi lahan pekerjaan yang kosong, untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Berita dan propaganda pemerintah di media untuk merekrut sebanyak mungkin tenaga kerja secara tidak langsung turut mempengaruhi kesadaran kaum wanita untuk bekerja. Mereka berusaha membagi waktu untuk pekerjaan dan keluarga. Kesempatan menjadi tentara baru diberikan pada PD II, memegang senjata dan ikut perang. Membuktikan mereka mempunyai kemampuan yang sama dengan pria, walaupun secara fisik mereka berbeda, tapi jika diberi kesempatan mereka dapat melakukan pekerjaan pria. Bidang industri, Land Army, dan beberapa kedinasan mulai menerima tenaga wanita sebagai pekerjanya. Kehidupan wanita Australia mulai dikenalkan pada pekerjaan di luar rumah dan mencoba lahan kerja kaum pria. Saat perang berakhir pekerja wanita bersedia kembali ke rumah, namun ada sebagian pekerja lainnya mempertahankan posisi mereka karena telah mendapat jabatan tertentu. Keadaan itu sempat membuat kaum pria bereaksi karena pada dasarnya mereka akan kembali menempati tempat kerja yang telah ditinggalkan sebelumnya, di militer merupakan pekerjaan sementara waktu selama perang masih berlangsung."
2000
S12429
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marilyn Nuritasari
"Penerapan manajemen media akan sangat mempengaruhi performa sebuah media. Maka media yang terlihat berkembang biasanya menerapkan manajemen yang tepat dan sesuai dengan organisasinya. Manajemen media terbagi dua, manajemen bidang redaksi dan usaha. Keduanya harus bersinergi agar performa media menjadi baik. Artinya bila salah satu bidang kurang mampu melaksanakan tugasnya, maka performa media itu akan terganggu.
Tesis ini mengenai manajemen dua majalah berita mingguan khas Islam yaitu Panji dan Ummat. Peneliti memutuskan mengkaji masalah ini karena berdasarkan pengamatan peneliti perkembangan media khas Islam pada umumnya memiliki performa kurang baik dibandingkan media non Islam. Pertimbangan lain, Panji dan Ummat mewakili majalah berita mingguan berskala nasional dan memiliki target pembaca yang relatif sama. Performa keduanya berbeda, Panji telah melakukan reposisi menjadi majalah berita mingguan umum dan Ummat tidak terbit lagi.
Tesis ini bertujuan untuk menemukan perbedaan dan persamaan manajemen media diantara kedua majalah tersebut. Berdasarkan data yang didapat dari in-depth interview dan observasi, peneliti menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi kurang suksesnya Panji dan Ummat. Hasil temuan pada Panji memperlihatkan rendahnya tingkat sirkulasi dan hasil pendapatan iklan. Kedua faktor tersebut menyebabkan pendapatan Panji rendah. Sehingga diambil langkah penyelamatan yaitu Panji melakukan reposisi. Selanjutnya hasil temuan pada Ummat menunjukkan rendahnya tingkat sirkulasi dan hasil pendapatan iklan. Selain itu faktor lain adanya biaya pengeluaran yang begitu tinggi hingga tidak sesuai dengan pendapatan. Akibatnya Ummat tidak mampu untuk terbit.
Berdasarkan temuan tersebut, peneliti menemukan faktor-faktor yang mampu mendorong suksesnya sebuah media khas Islam. Beberapa faktor itu adalah tingkat sirkulasi dan pendapatan iklan yang sesuai dengan target yang telah ditentukan. Hal ini bisa diraih dengan melancarkan strategi pemasaran dan iklan yang tepat. Sehingga diharapkan pendapatan keuangan bisa membiayai biaya produksi sebuah media."
2001
T5252
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhany Rachmat Mulia
"Penelitian ini mencoba melihat lokalisasi atau domestifikasi isi media sebagai bentuk hegemoni industri media global. Kasus yang diambil dalam penelitian ini adalah lokalisasi isi yang dilakukan oleh majalah For Him Magazine (FHM) Indonesia, sebuah majalah pria lisensi asing yang memperoleh popularitas global dan sukses di berbagai negara. FHM sebagai majalah bersegmertasi pria, memiliki nilai sensualitas yang menonjol. Namun dalam kasus FHM Indonesia, yang menarik ditelusuri adalah lokalisasi sensualitas yang dijalankannya dalam mengembangkan hegemoni media global.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan analisis pada level organisasi menggunakan analisis Marxis tentang Hegemoni dan pada level teks dengan menggunakan semiotika.
Dari penelitian ini digambarkan bahwa FHM Indonesia, MRA, dan Emap sebagai sebuah rangkaian industri media global di Indonesia, telah memenuhi kriteria definisi hegemoni itu sendiri. Ketika kedua kelompok media besar dengan ideologi yang hampir lama ini bergabung dan FHM digunakan sebagai aparatus potensial perluasan ideologi mereka, maka mereka pantas untuk diberikan status sebagai kelas penguasa. Sementara kelas di bawahnya, yaitu khalayak, secara spontan menyetujui segala ide kelas penguasa dengan mengkonsumsi produk-produk yang ditawarkan kepada mereka.
Penerimaan spontan ide-ide atau nilai-nilai, dan kepemimpinan kelompok dominan oleh kelompok - kelompok di bawahnya ini didorong oleh lokalisasi isi yang dilakukan FHM Indonesia Lokalisasi FHM Indonesia yang terlihat cukup signifikan adalah dalam hal sensualitas perempuan. Sensualitas yang telah dilokalisasi dapat dianggap sebagai metode hegemoni media global yang efoktif.
Terlihat bahwa logika kapitalisme kontemporer yang terakomodasi oleh sistem suatu negara akan menjadikan perkembangan hegemoni media global beserta segala ideologinya semakin mengkhawatirkan. Selain itu, penggunasa nilai-nilai lokal atau domestifikasi dapat menjadi aparatus bagi penyebaran hegemoni media global di suatu negara. Implikasi akademisnya adalah globalisasi media di Indonesia telah mengarah kepada praktek hegemoni melalui introduksi nilai-nilai baru disertai "persetujuan spontan" khalayak oleh berbagai outlet-outlet media global yang beroperasi di Indonesia. Sementara implikasi praktisnya adalah sensualitas dalam media tidak lagi dilihat sebagai salah satu efek-efek negatif media, namun dapat juga dilihat sebagai wujud penguasaan kapitalisme global terhadap teks dalam media, dimana kepentingan-kepentingan pemilik modal berdiri di belakangnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T14087
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsye Meilani
"ABSTRAK
Penelitian mengenai majalah Dunia Wanita telah dilakukan dari tahun 1949-1950. Tujuanya ialah untuk mengetahui apakah majalah Dunia Wanita cukup tanggap mengantisipasi perubahan dalam masyarakat, yang berdampak bagi kaum wanita pada tahun 1949-1950 dan melihat apakah majalah Dunia Wanita mampu menjalankan fungsi sosialisasi kepada pembacanya serta ingin mengetahui bagaimana sikap majalah Dunia Wanita menghadapi perubahan yang terjadi dalam mayyarakat yang berkaitan dengan wanita, melalui peran yang disarankan majalah Dunia Wanita kepada khalayaknya. Pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan dan wawancara. Penulisan skripsi ini bersifat deskriptif analisis dan untuk mengkaji serta menelaah permasalahan dalam penulisan skripsi ini, digunakan ilmu bantu Komunikasi. Dalam penulisan ini secara khusus diteliti artikel tentang Profil wanita, Opini soal wanita dan artikel Wanita dan organisasi. Melalui penelitian tiga kelompok artikel ini, hasilnya menunjukan bahwa pada periode 1949-1950 melalui pars wanita. yang ditampilkan dalam rubrik Profil, majalah Dunia Wanita menyarankan agar pembaca wanita mulai memikirkan kemungkinan untuk meluaskan peran yang sebelunmya telah disandang sebagai ibu rumah tangga, dengan jalan lebih berperan di sektor publik melalui potensi yang ada dalam dirinya sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup diri wanita itu sendiri. Sementara melalui Opini soal wanita, Dunia Wanita pada periode ini berperan sebagai katalisator perubahan sosial dengan tugas membantu menggerakkan masyarakat agar merubah pandangannya, dengan jalan memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai serta sikap terhadap kaum wanita dan meyadarkan wanita akan keberadaan dirinya dengan hak-hak dan kewajiban yang dimilikinya sehingga wanita dapat meningkatkan harkat dan derajat kehidupannya. Melalui artikel Wanita dan organisasi, Dunia Wanita menyebarkan ide dengan menganjurkan dan memotivasi kaum wanita agar memasuki organisasi wanita yang juga berjuang dalam hal politik. Karena pada tahun 1949 ini, dibutuhkan wanita yang mengerti persoalan politik dalam rangka mempertahankan kemerdekaan yang telah dicapai."
1996
S12304
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resti Maheralia
"Studi ini menganalisis perbandingan economic well-being antara perempuan bercerai dengan perempuan menikah yang diukur melalui pengeluaran konsumsi bukan pangan dan menggunakan metode regresi data panel efek tetap. Hasil analisis menemukan bahwa perempuan bercerai memiliki pengeluaran yang lebih besar bila dibandingkan dengan perempuan menikah. Namun, bukan berarti bahwa perempuan bercerai memiliki economic well-being yang lebih baik dari perempuan menikah. Insiden perceraian justru menyebabkan perempuan bercerai harus melakukan banyak penyesuaian dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang muncul pasca terjadinya perceraian. Dekomposisi pengeluaran konsumsi bukan pangan menunjukkan bahwa beberapa pos pengeluaran perempuan bercerai dimanfaatkan untuk memulihkan diri pasca terjadinya perceraian.

This study aims to analyze the comparison of economic well-being between women experiencing a marital dissolution and married women on non-food consumption expenditures, and employed fixed effects regression. Results suggested that women experiencing a marital dissolution had a greater expenditure compared to married ones. However, this does not imply that the prior group has better economic well-being than the latter one. The marital dissolution incident causes women to manage a numerous adjustment in overcoming difficulties that arise after such incident. The decomposition of non-food consumption expenditures shows that some of the items are used to recover after such incident."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : YJP Press, 2013-
305 IFJ
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>