Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158466 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Febriana Setiawati
"Penduduk di Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal Propinsi Jawa Tengah mempunyai kebiasaan minum teh dengan karakteristik yang khas yaitu teh tanpa gula yang pekat maupun teh dengan gula dengan konsentrasi gula yang cukup tinggi,dengan frekuensi minum sering. Sedangkan diketahui kandungan fluor dalam teh dapat mencegah karies, dan gula pasir yang termasuk golongan sukrosa merupakan karbohidrat yang paling kariogenik. Dihubungkan dengan kebiasaan minum teh tersebut, tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan derajat keparahan karies di Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal propinsi Jawa Tengah tahun 1998.
Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional . Jumlah sampel dalam penelitian ini 140 orang. Subjek penelitian adalah penduduk Kecamatan Slawi yang berusia 18-44 tahun. Dilakukan wawancara untuk mendapatkan data karakteristik minum teh, pengambilan dan pemeriksaan sampel teh, air dan gula pada setiap subjek penelitian untuk mengetahui konsentrasi fluor dan gula dalam minuman teh, pemeriksaan intra oral untuk mengetahui skor DMFT dan skor plak, dan pemeriksaan saliva untuk mengetahui efek buffer saliva dan aliran saliva. Analisis statistik yang digunakan adalah regresi linier ganda dengan program STATA /windows ver 4.
Dari hasil penelitian diketahui prevalensi pada kelompok subjek penelitian yang mempunyai kebiasaan minum teh tanpa gula 76,92% dengan derajat keparahan karies 2,85 ; dan pada subjek penelitian yang mempunyai kebiasaan minum teh dengan gula prevalensi karies 98.15% dengan derajat keparahan karies 6,15. Konsentrasi fluor rata-rata dalam minuman pada seluruh responden 0,11 mg/l, dan konsentrasi gula rata-rata 5,26%. Dari model regresi linier ganda disimpulkan bahwa 68,94% variasi derajat keparahan karies (skor DMF-T) dapat diterangkan oleh faktor-faktor di dalam model."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Febriana Setiawati
"Penduduk di Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal Propinsi Jawa Tengah mempunyai kebiasaan minum teh dengan karakteristik yang khas yaitu teh tanpa gula yang pekat maupun teh dengan gula dengan konsentrasi gula yang cukup tinggi,dengan frekuensi minum sering. Sedangkan diketahui kandungan fluor dalam teh dapat mencegah karies, dan gula pasir yang termasuk golongan sukrosa merupakan karbohidrat yang paling kariogenik.
Dihubungkan dengan kebiasaan minum teh tersebut, tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan derajat keparahan karies di Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal propinsi Jawa Tengah tahun 1998.
Penelitian ini rnenggunakan rancangan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini 140 orang. Subjek penelitian adalah penduduk Kecamatan Slawi yang berusia 18-44 tahun. Dilakukan wawancara untuk mendapatkan data karakteristik minum teh, pengambilan dan pemeriksaan sampel teh, air dan gula pada setiap subjek penelitian untuk mengetahui konsentrasi fluor dan gula dalam minuman teh, pemeriksaan intra oral untuk mengetahui skor DMFT dan skor Oak, dan pemeriksaan saliva untuk mengetahui efek buffer saliva dan aliran saliva. Analisis statistik yang digunakan adalah regresi linier ganda dengan program STATA /windows ver 4.
Dari hasil penelitian diketahui prevalensi pada kelompok subjek penelitian yang mempunyai kebiasaan minurn teh tanpa gula 76,92% dengan derajat keparahan karies 2,85 ; dan pada subjek penelitian yang mempunyai kebiasaan minum teh dengan gula prevalensi karies 98,15% dengan derajat keparahan karies 6,15. Konsentrasi fluor rata-rata dalam minuman pada seluruh responden 0,11 me, dan konsentrasi gula rata-rata 5,26%. Dari model regresi linier ganda disimpulkan bahwa 68,94% variasi derajat keparahan karies (skor DMF-T) dapat diterangkan oleh faktor-faktor di dalam model.

Correlated Factors to Dental Caries Severity Level in Residences of Slawi Subdistrict, Tegal District Central Java Provence in 1998Residences of Slawi Subdistrict, Tegal District Central Java Provence have a frequent tea drinking habit with spesific characters of tea solution, which are high concentrate of tea without sugar or with a lot of sugar. It is acknowledge that fluor content in tea solution can prevent dental karies, on the contrary sugar, a sucrose type of carbohydrate, in the tea solution is the most cariogenic one.
The objective of the study, regarding the tea drinking habit, is to obtain the information about factors correlated to dental caries severity in residence of Slawi Subdistrict, Tegal District Central Java Province.
The study type is cross sectional with a sample size of 140. The subject of the study is the residences of Slawi Subdistrict with age ranging from 18 to 44 years old. Interview is conducted to obtain the information of tea drinking characteristics. Samples of tea, water and sugar from each subject is examined in a laboratory to obtain the information about fluor and sugar contents in tea solution. Saliva examination is also conducted to know its buffer effect and flow rate. antra oral clinical examination is conducted to obtain DMF-T dan Plaque scores, Statistic analysis with multiple linear regression methods using STATA 4, a computerized statistic analysis program is applied.
The result of the study shows that caries prevalence in subjects with tea drinking habit of without sugar content in the tea solution is 76.92%. The subjects have a 2.85 DMF-T sore. Mean while caries prevalence of subjects with tea drinking habit of with sugar content in the tea solution is 98.15%. The subjects have a 6.15 DMF-T score, Mean of fluor concentrate in all subject's drinking water is 0.11 mg /I, and 5.26% for sugar content. 68.94% of DMF-T score variation concluded in the multiple linear regression model, is showed by the factors in the model.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Hartini Sundoro
"Karies gigi masih merupakan masalah di Indonesia. Karena itu pencegahan yang efektif, mudah, dan murah masih perlu diperhatikan. Flour sudah umum digunakan dalam mencegah karies. Teh mengandung flour dan beberapa penelitian mengenai pencegahan karies dengan the sudah dilakukan. Antara lain Departemen Kesehatan (1987) pada murid sekolah dasar di Cilandak yang menyimpulkan bahwa teh mempunyai pengaruh positif dalam program pencegahan karies gigi. Penelitian ini ditujukan untuk membuktikan bahwa teh dapat menyebabkan remineralisasi email yang sudah didemineralisasi. Sample adalah lempeng email gigi insisif manusia yang diukur kekerasannya dengan ukuran KHN sebelum dan sesudah demineralisasi, dan sesudah direndam dalam teh 1,2, dan 3 kali setiap hari selama 4-8 minggu. Sebagai pembanding digunakan air biasa yang digunakan untuk menyeduh teh. Selama penelitian lempeng email disimpan dalam aquades. Sebagai kesimpulan dinyatakan bahwa teh dapat meyebabkan remineralisasi pada email yang sudah di demineralisasi. Dan hasil remineralisasinya lebih tinggi secara bermakna (p<0,05) daripada jika direndam dengan air. Tidak ada perbedaan antara angka kekerasan kelompok yang direndam dalam teh atau air yang dilakuakan 1,2,3 kali setiap harinya. Juga tidak ada perbedaan bermakna angka kekerasan email yang direndam teh atau air dan dilakukan 4,6 dan 8 minggu."
1988
LP-01-88
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"An oral health behavior and caries occurrence survey had been performed in 663 children of the 12 years old in Palembang and would be compared to the Dutch children. The subjects were selected in a
stratified random sampling for the cross sectional design. The results revealed that the knowledge, attitude and behavior of oral health of the children in Palembang were lower. Dental fear between the two groups showed a significant factor with dental caries occurence. However, among the children in Palembang showed that the group without caries had no dental fear twice higher than the group with dental caries. (p<0.05. OR: 0.56. Cl 0.38:0.79)."
Journal of Dentistry Indonesia, 2003
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Aliyah Pradono
"Informasi mengenai profil kesehatan gigi dan mulut di Indonesia belum mencakup profil kesehatan/penyakit pada mukosa mulut. Selain itu, studi mengenai penyakit atau kondisi mukosa mulut pada anak-anak sedikit sekali yang dilaporkan dan biasanya terbatas pada 1 atau 2 penyakit. Studi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada/tidaknya, macam penyakit jaringan lunak mulut ini khususnya pada anak murid sekolah dasar. Diharap para dokter gigi, penentu kebijakan masalah kesehatan gigi-mulut dan juga masyarakat lebih concern mengenai masalah tersebut. Penelitian "cross-sectional" ini dilakukan di kalangan murid sekolah dasar, kecamatan Pacet, Cianjur dan 319 anak terlibat dalam penelitian ini. Lesi dijumpai pada 152 (47,2%) anak. Empat belas macam lesi dijumpai pada mukosa mulut. Masing-masing prevalensnya adalah 80 anak dengan cheilitis angularis (25%), ANUG 49 (15,3%), cheilitis 17 (5,3%), atrofi papila lidah 13 (4%), "flicated tongue" 8 (2,5%), "geographic tongue" 6 (1,8%), tongue tie 6 (1,8%), melanin pigmentation 5 (1,5%), fibroma 3 (0,9%), stomatitis aftousa 2 (0,6%), mukokel 2 (0,6%), "cheek biting" 2 (0,6%), geografik stomatitis 1 (0,3%) dan hemangioma 1 (0,3%). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan adanya bermacam penyakit atau kondisi mukosa mulut dengan prevalennya masing-masing dan, mayoritas berupa lesi yang ada kaitannya dengan infeksi mikroba."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Khairullah
"Guna mewujudkan Indonesia Sehat 2010 sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan Nasional, maka salah satu usahanya adalah dengan meningkatkan status kesehatan gigi. Status Kesehatan Gigi anak usia I2 th sebagai usia indikator yang dianiurkan WHO tergolong masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari angka DMF-T rata-rata 2,2l dan Prevalensi Karies Gigi 76,9% dan Nilai Performent Treatment Index (PTI) baru mencapai 4,52 % (SKRT, 1995). Sedangkan di Kota Jambi pada tahun 1999 hasil penelitiaan Irma, dkk rnenginformasikan bahwa pada anak usia I2 th DMF-T rata-rata 2,44 dan Prevalensi karies. 83,9 % serta Nilai PTI I,84%. Sementara target Nasional untuk usia I2 tahun pada tahun 2010 rtanti adaiah DMF-T rata-rata 1,0 dan Prevalensi karies gigi 50% serta Nilai PTI 50%. Program UKGS Paripurna sebagai salah satu program yang ada di Puskesmas merupakan program yang Iangsung mcnyentuh kepada kebutuhan pelayanan kesehatan gigi khususnya anak usia 12 tahun yang pada umumnya duduk di kelas V1 SD. Untuk mengetahui gambaran status kesebatan gigi dau gambaran program UKGS Paripurna di Kota Jambi merupakan tujuan dari penelitian ini. Penilaian kualitas program UKGS Paripuma dengan menggunakan ?pendekatan system? memandang bahwa program UKGS Paripurna merupakan suatu organisasi dengan variabel-variabeinya input, pross dan output serta status kesehatan gigi sebagai outcome. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan cross sectional, dengan pengumpulan data menggunakan kuesioner wawancara untuk variabel independen dan menggunakan formulir pemeriksaan kesehatan gli untuk variabel dependen. Responden adalah penanggung jawab program UKGS Paripuma di seluruh Puskesmas di Kota Jambi sebanyak 20 Puskesrnas, sedangkan sampel murid kelas VI SD binaau UKGS Paripurna sebarnyak 708 orang untuk wilayah Puskesmas deugan kuaiitas Program UKGS Paripuma baik clan 708 oraug untuk wilayah PLISICCSIIIHS dengan kualitas Program UKGS Paripuma kurang baik. Selanjutnya data diolah menggunakan analisis Uji Kai Kuadrat (Chi Square). Hasil penelitian menunjukkan status kesehatan gigi sebagai berikut; DMF-T rata-rata 2,14 Prevalensi Karies Gigi 79,S4% dan Nilai PTI 5,78%- Kualitas Program UKGS Paripurna dinilai dengan menggunakan ?pendekatan system? didapatkan hasil sebagai berikut: II (55%) Puskesmas dengau kualitasjprogram UKGS Paripurna baik dan 9 (45%) Puskesmas kurang baik, 10 (50%) Puskesmas dengan input baik dan 10 (50%) Puskesmas kurang baik, II (60%) Puskesmas dengan proses baik dan 8 (40%) Puskesmas kurang baik, ll (55%) Puskesmas dengan output baik dan 9 (45%) Puskesmas kurang baik. Begitupula dengan status kesehatan gigi setelah dikategorikan didapat hasil 12 (60%) Puskesmas dengan status kesehatan gigi baik dau 8 (40%) Puskesmas dengan status kesehatan gigi kurang baik. Dari analisis terrnyata anftara seluruh variabel independen mempunyai hubungan yang berrnakna dengau variabel dependen (Status kesehatan gigi). Guna Iebih meningkatkan kualitas dan cakupan SD UKGS Paripuma disarankan Dinas Kesehatan Kota Jambi meningkatkan variabel input berupa penambahau sarana pelayauan kesehatan gigi, peralatan dan obat-obatan terutama untuk tumpata ART, mengadakan dana operasional dan memberikan pelatihan kepada penauggtmg jawab program UKGS Serta memberikan kebijakan dan pedoman pelaksanaan program UKGS yang lebih jelas.
In order to establish Healthy Indonesian in 2010, as one of the elements of National olqiective on general welfare, it is improving the dental health status. The dental health status of children age I2 years as indicator age that suggested by the W.H.O- is still low. lt can be seen from the average rate of DMF-T was 2,2l, prevalence of caries dental was 76,9%, and value of Perfomance Treatment Index only reach 4,52% (House Hold Survey, 1995). While in Ja1'nbi City in l999 the result of survey conducted by lmta et al informed that on children age I2 years the average DMF-T was 2,44 and caries prevalence was 83,9%, the value of PTI was l,84%. Whereas the National target for the children age I2 years in 2010, the average DMF-T is 1,0, caries dental prevalence is 50%, and value of PTI is 50%. Post School Dental Health Program as one of the programs that available at the Health Center is direct program who touches to the need of dental heath service, especially for the children age 12 years, whose at VI graders of Primary School. The objective of this may is to determine me description of aemai health status and the description on post School Dental Health Program in Jambi City. The assessment to the quality of post School Dental Health Program is using "system approach", considering that post School Dental Health Program is an organization with its variables i.e. input, process, output, and dental health status as outcome. The design of this study was cross-sectional; the data collected by interview using questionnaire for independent variable, and using dental health examining form for dependent variable. Respondent is the undertalcer of post School Dental Health Program at entire of Health Centers in Jambi City with the number was 20 Health Centers. The sample were the schoolchildren at Vl graders of Primary School who as the model on post School Dental Health Program with the number 708 subjects, where at the area of post School Dental Health Program both good and was not good. The data was analyzing by chi-square Test. The result of this study shows that the dental health status in Jambi City was still low, especially to schoolchildren at the Vl graders of Primary School, with the detail as the followings: thc average of DMF-T was 2,l4, dental caries prevalence was 79,84, and value of PTI was 5,78%. Ten (50%) of Health Centers with sufficient input variable and 10 (50%) of Health Centers was insuflicient. Twelve (60%) of Health Centers with good process variable and Eight (40%) of Health Centers was not good. Eleven (55%) of Health Centers with good output variable and nine (45%) was not good. lt also with dental health status after grouped, it was obtained result twelve (60%) of Health Centers with dental health status good and eight (40%) of Health Centers was not good. Based on the analysis, the fact among entire of independent variables (input, process, and output) was having significant relationship with dependent variable (dental health status). In order to improve the quality and coverage of the Primary School on post School Dental Health Program, it is recommended to Local Health Ollice of Jambi City to increase the input variable by adding the facility of dental health service, equipment and medicine especially iilling of ART. Conduct operational iiind, giving training to the coordinator of School Dental Health Program And giving clear policy and manual of implementation on School Dental Health Program."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T3714
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Irawan
"Kelainan rongga mulut sebagai manifestasi leukemia dapat disebabkan antara lain karena adanya penekanan sumsum tulang, efek dari kemoterapi dan infiltrasi sel-sel leukemia. Selain dari faktor tersebut kelainan rongga mulut dapat diperberat oleh faktor Iokal (dental plak don kalkulus). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kondisi status kebersihan mulut dan status hematologi terhadap timbulnya kelainan rongga mulut.
Dari hasil penelitian terhadap 62 penderita leukemia baik akut maupun kronis ditemukan kelainan rongga mulut sebenyak 77,41 Z. Kelainan yang terbanyak ditemukan adalah perdarahan gusi dengan petekie don ekimosis diikuti pembesaran gusi, ulkus, gingivitis dan kelainan lain berupa pigmentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan status hemetologi (gambaran darah tepi) sangat berpengaruh terhadap timbulnya kelainan rongga mulut don Oral Hygiene memperbera t kelainan tersebut dan Pekerjaan merupakan faktor-faktor yang memungkinkan terjadinya piutang. Karakteristik Piutang Dan Pasien Rawest Inap Bayar Sendiri adalah Pelunasan dan Angsuran Piutang Tanpa Tanggal Pembayaran dan Piutang Ragu-Ragu.
Saran-saran yang bisa disampaikan adalah mengoptimalkan fungsi-fungsi yang terkait dengan manajemen piutang terutama Penataan Rekening dan Penagihan. Monitoring ketat atas pemilihan kelas, pelaksanaan prosedur tetap pasien masuk dan lepas rawat serta meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja petugas melalui pendidikan, latihan dan Reward yang memadai.
vii + 99 halaman : 9 tabel, 2 gambar, 12 lampiran."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nyoman Gde Suryadhana
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang hubungan antara tingkat kecemasan (stres) dengan perubahan tingkat migrasi sel-sel neutrofil ke dalam mulut. Subyek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi UI semester I dan III, 12 laki-laki dan 97 perempuan yang dinilai dalam keadaan sehat lahir dan batin. Pemeriksaan dilakukan 3 kali yaitu sekitar 2 bulan sebelum ujian, 1/2 - 1 jam sebelum ujian dan 1/2 jam sesudah ujian.
Evaluasi migrasi neutrofil dilakukan sama sesuai dengan teknik Klinkhamer yaitu kumuran dengan 5 cc NaCl 1,2%, dikumpulkan tiap rentan waktu 30 detik sampai 9 tabung.
Hasilnya, jumlah sel yang bermigrasi per 30 detik menurun drastis secara, amat bermakna pada saat menjelang ujian, dan pulih kembali setelah ujian (P 00.1). Masing-masing dengan indeks OMR 0.43 sebelum ujian, 0.23 menjelang ujian dan 0.42 setelah ujian selesai. Agaknya saat-saat menjelang ujian, merupakan saat-saat yang amat mencekam yang menyebabkan terhambatnya/tertahannya migrasi sel neutrofil dan bersifat temporer.
Perubahan psikologik ini, diolah dan dikendalikan oleh sistem syaraf autonom yanag bersifat amat responsif terhadap stres dan bekerja melalui mekanisme imunologik. Dengan demikian, terbukti bahwa unsur kecemasan mempengaruhi beberapa faset respons imun.
Hasil ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi perkembangan sifat mental mahasiswa dalam menanggapi stres dan pemahaman yang lebih baik tentang adanya hubungan stres dengan defisiensi Imunologik."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Nola Primadona
"Latar Belakang: Propolis merupakan zat alami dari lebah yang memiliki efek antibakteri karena mengandung flavonoid. Streptococcus gordonii dan Streptococcus sanguinis merupakan bakteri oral pionir pembentukan plak pada gigi yang dapat berlanjut menjadi karies apabila dibiarkan menempel pada permukaan gigi.
Tujuan: Untuk menganalisis pengaruh pemaparan obat kumur mengandung ekstrak propolis UI dalam menghambat pembentukan biofilm Streptococcus gordonii atau Streptococcus sanguinis.
Metode: Biofilm Streptococcus gordonii ATCC 10558 dan Streptococcus sanguinis ATCC 10556 dipaparkan dengan obat kumur mengandung ekstrak propolis UI dengan konsentrasi 0.025 ml/ml, 0.05 ml/ml, dan 0.1 ml/ml. Setelah itu diinkubasi pada suhu 37°C selama 4 jam, 12 jam, dan 24 jam sesuai dengan fase pembentukan biofilm, yaitu fase adhesi, kolonisasi, dan maturasi. Persentase inhibisi dinilai dengan uji MTT.
Hasil: Persentase inhibisi biofilm Streptococcus gordonii tertinggi pada penelitian ini terjadi pada fase kolonisasi (12 jam) dan Streptococcus sanguinis pada fase maturasi (24 jam) pada pemaparan obat kumur mengandung ekstrak propolis UI dengan konsentrasi 0.1 ml/ml.
Kesimpulan: Obat kumur mengandung ekstrak propolis UI memiliki potensi hambat terhadap pembentukan dan maturasi biofilm Streptococcus gordonii atau Streptococcus sanguinis.

Background: Propolis is a natural substance from bees that has an antibacterial effect because it contains flavonoids. Streptococcus gordonii and Streptococcus sanguinis are the pioneer of oral bacteria that form a dental plaque which can lead to tooth decay.
Objective: To analyze the effect of mouthwash containing propolis UI extract in inhibiting biofilm formation of Streptococcus gordonii or Streptococcus sanguinis.
Methods: The biofilm of Streptococcus gordonii ATCC 10558 and Streptococcus sanguinis ATCC 10556 were exposed to a mouthwash containing propolis UI extract with concentrations of 0.025 ml/ml, 0.05 ml/ml and 0.1 ml/ml. After that, it was incubated at 37°C for 4 hours, 12 hours and 24 hours according to the biofilm formation phases: the adhesion, colonization and maturation phase. The inhibition percentage was evaluated with MTT assay.
Results: The highest percentage of biofilm inhibition of Streptococcus gordonii in this study occurred in the colonization phase (12 hours) and Streptococcus sanguinis in the maturation phase (24 hours) which exposed to the mouthwash containing propolis UI extract with concentration of 0.1 ml/ml.
Conclusion: Mouthwash containing propolis UI extract has inhibitory potential on the biofilm formation of Streptococcus gordonii or Streptococcus sanguinis.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica
"Latar belakang : Trauma gigi pada kalangan anak-anak sering terjadi di sekolah dengan prevalensi 1 dari 14 murid menderita injuri di sekolah setiap tahunnya. Strategi perawatan dan pertolongan pertama yang tepat dapat menentukan prognosis gigi yang terkena trauma. Guru merupakan wali orang tua di sekolah yang dapat berperan dalam kasus trauma gigi yang terjadi di sekolah. Berdasarkan literatur, pengetahuan guru masih kurang mengenai trauma gigi anak. Sikap dan pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi faktor internal dan eksternal seperti atribut fisiologis berupa jenis kelamin, pengalaman, dan pekerjaan. Studi mengenai pengukuran sikap dan pengetahuan guru mengenai trauma gigi anak menggunakan kuesioner telah banyak dilakukan dengan populasi berbeda-beda. Tujuan penelitian ini adalah menganalis hubungan jenis kelamin, lama pengalaman mengajar, dan bidang studi terhadap sikap dan pengetahuan guru sekolah dasar mengenai trauma gigi anak berdasarkan populasi di Indonesia. Metode Penelitian : Desain penelitian ini adalah analitik korelasi. Sebanyak 90 guru sekolah dasar negeri (SDN) dari 14 SDN di Jakarta Pusat yang dipilih secara acak untuk mengisi kuesioner. Data dianalisis dengan uji korelasi Kendall. Hasil : Terdapat hubungan bermakna antara pengalaman mengajar dengan sikap guru mengenai trauma gigi anak (p<0.05) dengan korelasi linier negatif yang lemah. Namun, variabel-variabel lainnya tidak memiliki hubungan bermakna pada sikap maupun pengetahuan. Kesimpulan : Terdapat hubungan bermakna antara lama pengalaman mengajar dengan sikap guru terhadap trauma gigi pada anak, sedangkan tidak terdapat hubungan bermakna antara variabel-variabel lainnya. Secara umum didapati sikap guru sekolah dasar terhadap trauma gigi anak baik, sedangkan pengetahuan guru terhadap trauma gigi anak buruk.

Background : Dental trauma occur frequently in children with 1 of 14 students suffered from injury in school per year. Treatment strategy and proper immediate management could improve the prognosis of an injured tooth. Teacher has an important role providing first aid management in dental trauma case. However, there is still lack of knowledge from teacher about dental trauma in children. There are few factors that can affect attitude and knowledge such as gender, experience, and occupation. Evaluation of attitude and knowledge through questionnaire has been widely used in many countries. The purpose of this research was to analyze the relationship between gender, teaching experience, and school subject toward elementary school teacher’s attitude and knowledge about dental trauma in children based on Indonesia population. Methods : This is a correlation analysis research. Subjects were 90 teachers from 14 public elementary schools in Central Jakarta who were chosen randomly to fill in a questionnaire. Data is analyzed with Kendall correlation. Results : There was a significant relationship between teaching experience and teacher’s attitude (p<0.05) with a weak negative linear correlation. There is no significant correlation between other variables. Conclusion : There was a significant relationship between teaching experience and teacher’s attitude toward dental trauma in children. In the other hand, there are no significant relationship between other variables to teacher’s attitude and knowledge. In general, teacher’s attitude is positive toward dental trauma in children while there was an insufficient knowledge of teacher about dental trauma."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>