Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30105 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aulia Andri
"Komunikasi yang efektif akan sangat menentukan kesehatan dan kelangsungan hidup organisasi atau perusahaan. Barnard menyebutkan bahwa dalam setiap organisasi, komunikasi pasti menduduki tempat sentral, karena struktur, keluasan jangkauan dan ruang lingkupnya hampir sepenuhnya ditentukan oleh teknik-teknik komunikasi. Bahkan sesungguhnya dalam organisasi muncul dan dipelihara karena tuntutan-tuntutan komunikasi.
PT Agrakom Multicitra Siberkom, sebuah perusahaan jasa penyedia layanan berita di internet mulai merasakan krisis moneter melanda Indonesia sejak tahun 1998. Semula perkembangan industri internet di Indonesia begitu menggembirakan. Namun seiring dengan kejatuhan harga saham perusahaan dot com di bursa saham Wall Street, Amerika Serikat, maka krisis melanda perusahaan-perusahaan dot com di seluruh dunia. Hal ini juga mempengaruhi kinerja PT Agrakom Multicitra Siberkom.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan dan menganalisa pelaksanaan sistem komunikasi organisasi di PT Agrakom Multicitra Siberkom. Metode yang dipergunakan adalah audit komunikasi. Hasil penelitian akan dianaiisis serta akan dihasilkan sejumlah rekomendasi kebijakan pada pihak manajemen PT Agrakom Multicitra Siberkom, untuk jika perlu memperbaiki sistem komunikasi internal organisasinya.
Untuk melaksanakan audit komunikasi, peneliti menggunakan metode Profil Komunikasi Organisasi yang bersifat kuantitatif. Adapun operasionalisasi variabel dari Profil Komunikasi Organisasi yang akan diukur dalam penelitian ini adalah dimensi iklim komunikasi, dimensi kepuasan organisasi, dimensi kepuasan organisasi dan dimensi budaya organisasi. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner terhadap 115 karyawan PT Agrakom Multicitra Siberkom dan wawancara mendalam dengan informan sebanyak 9 orang yang meliputi 4 orang dari jenjang manajemen, 3 orang staf profesional dan 2 orang staf administrasi. Hasil penelitian akan disajikan dan dianalisis secara interpretatif berdasarkan hasil penghitungan statistik dari kuesioner dan hasil wawancara mendalam.
Secara umum dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa dimensi iklim komunikasi telah berjalan baik. Hal ini ditandai dengan tingginya mean (nilai rata-rata) kepercayaan diantara pimpinan dan sesama karyawan PT Agrakom Multicitra Siberkom. Sedangkan dimensi kepuasan organisasi, dapat disimpulkan bahwa karyawan di seluruh level umumnya merasa puas dengan rekan sejawat tetapi tidak puas dengan upah dan keuntungan serta penilaian, peluang dan promosi. Dan dilihat dari dimensi kepuasan komunikasi umumnya karyawan merasa kurang mendapatkan informasi dari berbagai sumber informasi dalam perusahaan. Karyawan lebih banyak menerima informasi dari atasan langsung, melalui komunikasi elektronik dan rekan kerja satu unit. Sementara dalam dimensi budaya organisasi terungkap bahwa perusahaan memiliki iklim positif, selalu berupaya untuk unggul, memiliki potensi turnbuh dan praktik-praktik aktif/mendorong. Disarankan kepada pihak PT Agrakom Multicitra Siberkom untuk memperbaiki iklim komunikasi agar menjadi lebih terbuka, demokratis, mendukung dan tetap memberikan perhatian pada tujuan kinerja tinggi. Selain itu perusahaan perlu membuat suatu sistem penilaian, peluang, dan promosi kerja, sistem rentang gaji dari berbagai jabatan, dan sistem hukuman dan penghargaan atas hasil kerja yang komprehensif secara formal."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12263
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lucky Wibisono
"Perkembangan teknologi informasi memberikan dampak meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi di dalam melakukan operasional bisnis.Peneliti melakukan penilaian tingkat kapabilitas terhadap seluruh proses yang ada di PT AMS menurut kerangka kerja COBIT 5. Berdasarkan hasil pengukuran tingkat kapabilitas, PT AMS berada pada tingkat 1 (Performed) yang berarti bahwa proses teknologi informasi pada PT AMS sudah berjalan dan mencapai tujuan yang diinginkan namun PT AMS belum memiliki proses yang standar dan dokumentasi yang disyaratkan. Hasil yang didapatkan apabila dilihat per proses bervariasi dari proses yang sudah berada pada tingkat 4 (Predicted) sampai dengan proses yang belum dilakukan sama sekali oleh PT AMS (Non-existent). Agar tingkat kapabilitasnya dapat meningkat PT AMS perlu melakukan perbaikan dengan memfokuskan diri pada inisiasi untuk proses yang belum ada dan memperbaiki dokumentasi serta prosedur untuk proses yang sudah berjalan.

Information technology developments have an impact with the increasing use of information technology in the conduct of business. Researchers assessed the process capability level of the whole process in PT AMS according to COBIT 5 framework. Based on the measurement of process capability level, PT AMS is at level 1 ( Performed ) which means that the process of information technology at PT AMS is already running and achieve the desired goal but PT AMS yet have standards and documentation process required. The results obtained when seen per process varies from processes that are already on level 4 (Predicted) until the process has not been done at all by PT AMS (non - existent). In order to increase the process capability level PT AMS needs to make improvements by focusing on the initiation of a process that does not exist and improve the documentation and procedures for processes that are already running.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuning Kurniasih
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji (1) peran misi dalam penerapan strategi pemasaran (2) peran analisa pasar dalam penerapan strategi pemasaran (3) strategi pengalokasian sumber daya yang mencakup strategi pada tujuh elemen bauran pemasaran (produk, harga, saluran distribusi, promosi, proses, SDM dan bukti fisik) dalam penerapan strategi pemasaran di PT. Data Consult, Inc dan PT. Agranet Multicitra Siberkom/Agrakom khususnya pada produk/jasa Detikcom dalam periode 2001-2003.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam baik secara lisan maupun melalui e-mail, observasi dengan aturan reseacher-participant dan studi pustaka. Dalam melakukan penelitian, peneliti membekali diri dengan pedoman wawancara dengan standar terbuka. Informan dalam penelitian ini terdiri atas para pengambil kebijakan terutama pengambil kebijakan di bidang pemasaran yang terdiri atas satu orang dari PT Data Consult, Inc., dan empat orang dari PT Agranet Multicitra Siberkom.
Hasil penelitian di PT.Data Consult, Inc. menunjukkan bahwa (1) Misi perusahaan berperan dalam penerapan strategi pemasaran, yang disesuaikan dengan kondisi yang terjadi (2) Analisa pasar berperan dalam menentukan kebijakan pemasaran yang berjalan (3) Strategi pengalokasian sumber daya yang mencakup strategi pada tujuah elemen bauran pemasaran (produk, harga, saluran distribusi, promosi, proses, SDM dan bukti fisik) telah dilakukan dalam rangka penerapan strategi pemasaran di Data Consult. Dengan melihat peningkatan penjualan pada seluruh produk/jasa yag ditawarkan pada periode 2001-2003, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pemasaran pada periode 2001-2003 di Data Consult telah berhasil meningkatkan jumlah penjualan produk/jasa informasi Data Consult pada periode 2001-2003.
Hasil penelitian di PT Agranet Multicitra Siberkom menunjukkan bahwa strategi dasar yang diterapkan oleh Agrakom dalam mengembangkan Detikcom adalah bagaimana supaya revenue lebih besar dari cost. Untuk mencapainya dikembangkan strategi-strategi pemasaran yang sesuai dengan karakteristik bisnis online. Pada dasarnya misi dan hasil analisa terhadap pasar berperan dalam penerapan strategi pemasaran Detikcom. Evaluasi kinerja Detikcom dalam menerapkan strategi pemasaran pada tujuh elemen bauran pemasaran (produk, harga, saluran distribusi, promosi, proses, SDM dan bukti fisik), dapat dilihat dari pertumbuhan jumlah page view (halaman dibuka) dan jumlah iklan yang dimuat pada Detikcom pada periode 2001-2003. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pemasaran Detikcom pada periode 2001-2003 telah berhasil meningkatkan jumlah pengakses dan penjualan iklan pada periode 2001-2003.
This research proposed to analyze (1) The role of mission in implementing marketing strategy (2) The role of market analysis in implementing marketing strategy, and (3) The strategy of allocating resource which included strategy of 7 (seven) elements of marketing mix (products, price, place/distribution channel, promotion, process, people and physical evidence) in implementing marketing strategy at PT. Data Consult, Inc and PT. Agranet Multicitra Siberkom / Agrakom especially for the product/services of Detikcom in period of 2001-2003.
This research is a qualitative research using assessment data methods: in-dept interview either with direct conversation or e-mail, observation in the rules of researcher-participant and bibliotheque. In doing this research, researcher enrich herself with open standards interview guide. The informant of this research are the decision makers, especially in marketing policy, consist of one staff from PT. Data Consult, Inc. and four staff from PT Agranet Multicitra Siberkom
Results of research at PT.Data Consult, Inc. showed (1) Company mission play in implementing marketing strategy, which is customized with current condition, (2) Market analysis play in any current applied marketing policy in the company, (3) The strategy of allocating resource which included strategy of 7 (seven) elements of marketing mix (products, price, place/distribution channel, promotion, process, people and physical evidence) has been conducted in the process of implementation of marketing strategy at Data Consult. Perceiving the increased selling data of the whole products / services offered in period of 2001-2003, it may concluded if the implementation of marketing strategy at Data Consult in period of 2001-2003 has been successfully increased the amount of information products/services selling at Data Consult in period of 2001-2003.
Result of research at PT Agranet Multicitra Siberkom showed that the basic strategy which is implemented by Agrakom in develop Detikcom is the principle of `how to make revenue is bigger than cost'. To achieve the goal, they developed marketing strategies, which is suitable with online business characteristic. Basically, the mission and the result of analysis of the market play a big role in implementing marketing strategy of Detikcom. Performance evaluation of Detikcom in implementing marketing strategy above all seven elements of marketing mix (products, price, place/distribution channel, promotion, process, people and physical evidence), able to be seen from the growth of sum of page view (opened pages) and sum of advertising which published at Detikcom in period of 2001-2003. Thus, it may concluded that the implementation of marketing strategy of Detikcom in period 2001-2003 has been successfully enhanced the sum of visitor and the ads selling in period 2001-2003.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
T15130
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neneng Tresnaningsih
"Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan (Balitbang) Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) merupakan suatu Badan yang sangat strategis yang berfungsi memberikan masukan kepada Mendiknas dalam rangka perurnusan kebijakan pendidikan nasional. Badan ini memiliki dua lokasi kantor yang berbeda, pertama di lingkungan Kantor Depdiknas, Senayan dan kedua di Iingkungan kantor Balai Pustaka, Senen.
Beberapa hambatan dijumpai pada Badan ini antara lain masalah komunikasi internal organisasi, yang tidak disadari oleh pimpinan, yang ditunjukkan antara lain informasi dari pimpinan kurang tersebar kepada pegawai; sering terlambatnya laporan kegiatan dari masing-masing unit kerja; dan terlambatnya pemenuhan permintaan pimpinan yang bersifat urgen. Rumusan masalah penelitian: Bagaimana pelaksanaan sistem komunikasi internal organisasi yang lokasinya tersebar di dua tempat? Pertanyaan penelitian: (1) Apakah ada perbedaan tingkat kepuasan organisasi, tingkat kepuasan komunikasi, dan iklim komunikasi antara pegawai di kantor Senen dan pegawai di kantor Senayan? (2) Apakah ada perbedaan antara pelaksanaan sistem komunikasi internal pegawai di kantor Senen dan pegawai di kantor Senayan? (3) Apakah ada hubungan antara level pegawai dengan: kepuasan komunikasi, kepuasan organisasi, iklim komunikasi dan pelaksanaan sistem komunikasi internal kantor? dan (4) Budaya organisasi yang bagaimana yang berkembang dari hasil interaksi diantara para pegawai dengan organisasinya?
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adlah Teori Sistem, dimana organisasi dianggap sebagai sebuah sistem. Sebagai suatu sistem organisasi terdiri dari bagian-bagian yang satu sama lain saling bergantung dan berada dalam suatu lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis: (1) pelaksanaan sistem komunikasi internal Balitbang Depdiknas, yang lokasi kantornya berada di dua lokasi yang berbeda; (2) ada tidaknya perbedaan tingkat kepuasan organisasi, tingkat kepuasan komunikasi, dan iklim komunikasi antara pegawai di kantor Senen dan pegawai di kantor Senayan; (3) ada tidaknya perbedaan antara pelaksanaan sistem komunikasi internal pegawai di kantor Senen dan pegawai di kantor Senayan; (4) ada tidaknya hubungan antara level pegawai dengan: kepuasan komunikasi, kepuasan organisasi, iklim komunikasi dan pelaksanaan sistem komunikasi internal kantor; dan (5) budaya organisasi yang bagaimana yang berkembang dan hasil interaksi diantara para pegawai dengan organisasinya.
Metode penelitian ini adalah penelitian evaluasi dengan menggunakan metode Audit Komunikasi pada Organisasi. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode stratified sampling, diperoleh 115 responden. Metode pengumpulan data melalui kuesioner dengan instrumen Profil Komunikasi Keorganisasian (PKK) dan wawancara mendalam. Teknik analisis data menggunakan metode statistik dengan program SPSS 13 for Windows. Penghitungan statistik yang digunakan adalah mengukur mean PKK untuk melihat nilai kondisi organisasi yang sebenamya; t test untuk melihat perbedaan mean antarlokasi, dan Korelasi Spearman Rho untuk melihat hubungan antarlevel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tingkat kepuasan komunikasi dan kepuasan organisasi cukup, (2) iklim komunikasi kurang baik, terutama dalam hal kepercayaan. (3) Kebutuhan informasi kurang tercukupi; (4) Tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkat kepuasan organisasi, tingkat kepuasan komunikasi, dan iklim komunikasi pegawai di kantor Senen dengan pegawai di kantor Senayan; (5) Tidak ada perbedaan yang signifikan antara pelaksanaan sistem komunikasi internal pegawai di kantor Senen dengan pegawai di kantor Senayan; (6) Tidak ada korelasi yang signifikan antara level pegawai dengan: kepuasan komunikasi, kepuasan organisasi, iklim komunikasi, dan pelaksanaan sistem komunikasi internal kantor (5) Budaya yang berkembang belum menunjukkan budaya kuat.
Implikasi teoritis dapat diketahui bahwa pelaksanaan sistem komunikasi yang efektif ditandai dengan kondisi iklim komunikasi yang baik, tingkat kepuasan organisasi dan tingkat kepuasan komunikasi yang tinggi dan budaya organisasi yang kuat. Implikasi praktis adalah audit komunikasi dapat dilaksanakan untuk mengetahui dan memperbaiki pelaksanaan sistem komunikasi internal suatu organisasi. Sejumlah rekomendasi disampaikan kepada pimpinan Balitbang untuk memperbaiki pelaksanaan sistem komunikasi internal Badan: (1) Perlu dilakukan perbaikan dalam iklim komunikasi agar lebih terbuka, saling percaya, mendukung, partisipatif, dan tetap memberikan perhatian pada tujuan kinerja tinggi; (2) Perlu keterbukaan terhadap informasi yang benar-benar dibutuhkan oleh pegawai; (3) Perlu ditunjuk staf liason (penghubung) yang dapat memperbaiki hubungan antara atasan bawahan dan sebaliknya. (4) Perlu meningkatkan keterampilan komunikasi pegawai, agar proses komunikasi di kantor berlangsung secara efektif dan efisien; (5) Perlu mendapat perhatian bagi peneliti lebih lanjut bahwa jarak lokasi kantor tidak menjadi kendala yang berarti terhadap jalannya proses komunikasi. Kemajuan teknologi komunikasi memudahkan orang untuk berkomunikasi dengan orang lainnya tanpa kendala ruang dan waktu; (6) Perlu dilakukan kembali Audit Komunikasi setelah dua tahun rekomendasi ini dilaksanakan untuk mengevaluasi secara komprehensif perkembangan kantor dan program komunikasi yang telah dilaksanakan berdasarkan rekomendasi audit komunikasi ini."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22003
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulina Pia Wulandari
"PT. Caladi Lima Sembilan adalah sebuah organisasi profit yang : bergerak di bidang industri garmen atau pakaian jadi. Pada tanggal 1 Maret 2000 PT. Caladi mengalami perubahan struktur organisasinya yang kesekian kalinya dari perubahan struktur organisasi yang terakhir disusun pada tanggal 19 Januari 2000. Perubahan struktur organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja perubahan justru menimbulkan masalah internal di dalam tubuh perusahaan ini. Ada tiga masalah internal yang saat ini terjadi di tubuh PT. Caladi Lima Sembilan yaitu:
1) Presiden Direktur merasa bahwa sistem komunikasi di dalam tubuh PT. Caladi Lima Sembilan tidak berjalan dengan efektif,
2) munculnya pergolakan di kalangan Top level manager yang merasa bahwa mereka terutama yang kalangan "bukan keluarga" merasa kecewa dengan perubahan struktur organisasi tersebut Mereka merasa bahwa pihak manajemen tidak menghargai pengabdian dan prestasi kerja mereka yang rata-rata telah bekerja lebih dari 5 tahun, dan
3) para designer merasa kecewa dengan Presiden Direktur karena hasil rancangannya dan dedikasinya tidak dihargai.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis secara komprehensif sistem komunikasi internal organisasi dengan mengetahui masalah, mengalisis secara lengkap komunikasi, dan memberikan sejumlah rekomendasi kebijakan pada pihak manajemen PT. Caladi Lima Sembilan. Metode penelitian ini adalah penelitian evaluasi dengan menggunakan metode audit komunikasi pads organisasi.
Adapun teknik penarikan sampelnya adalah stratified sampling. Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: kuestioner dengan menggunakan Profil Komunikasi Organisasi dan wawancara mendalam (depth interview). Cara penghitungan Profil Komunikasi Organisasi menggunakan sistem penghitungan otomatis dengan menggunakan program SPSS 7.5 for Windows dengan statistik mean dan koefisien Pearson Correlation. Data yang diperoleh dari hasil output SPSS 7.5 for Windows dan hasil wawancara mendalam sebagai data pelengkap, akan dianalisis dan langsung diinterpretasi oleh peneliti.
Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data, berikut hasil kesimpulan dari hasil analisis dan interpretasi data adalah sistem komunikasi internal PT. Caladi Lima Sembilan berjalan kurang efektif yang ditandai dengan adanya masalah-masalah komunikasi yang menghambat kinerja perusahaan yaitu: secara umum iklim komunikasi PT. Caladi Lima Sembilan dapat ditandai dengan iklim yang cukup demokratis, cukup mendukung, kurang terbuka, diskriminatif dalam keterbukaan, dan memiliki perhatian yang besar pada tujuan kinerja tinggi. Berkaitan dengan kepuasan organisasi, Karyawan di seluruh level pada umumnya merasa puas dengan rekan sejawat tetapi tidak puas dengan masalah penilaian, peluang dan promosi kerja serta masalah upah dan keuntungan. Dalam hal kepuasan komunikasi, Karyawan merasa kurang mendapatkan informasi dari berbagai sumber infomasi dalam perusahaan untuk memenuhi kebutuhannya. Karyawan telah menggunakan berbagai media komunikasi dalam menjalin hubungan komunikasi di dalam perusahaan. Berkaitan dengan budaya organisasi, karyawan merasa bahwa perusahaan memiliki iklim positif, selalu berupaya untuk unggul, memiliki potensi tumbuh dan praktik-praktik aktif/mendorong. Selain itu karyawan mendari bahwa perusahaan memiliki pengaruh yang negatif dimana perusahaan dianggap kurang profesional, kurang terbuka, diskriminitaf, tidak jelas, dan merasa bahwa perusahaan belum matang dan menjadi besar. Selain masalah komunikasi, ditemukan masalah manajemen yaitu terjadinya krisis otonomi yang menunjukkan bahwa perusahaan berada pada fase ke 2 dari perkembangan organisasi yaitu fase pengarahan (Direction).
Penelitian ini memberikan kontribusi berupa:
(1) audit komunikasi dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur efektifitas sistem komunikasi internal sebuah organisasi, dan
(2) terbuktinya hubungan yang positif kuat secara signifikan antara iklim komunikasi dengan kepuasan organisasi, kepuasan komunikasi, dan budaya organisasi.
Berdasarkan hasil kesimpulan, berikut ini sejumlah rekomendasi (action plans) yang berikan pada manajemen PT. Caladi Lima Sembilan untuk mengatasi permasalahan komunikasi di dalam sistem komunikasi internal PT. Caladi Lima Sembilan yaitu rekomendasi yang bersifat komunikasi dan nonkomunikasi untuk memperbaiki sistem komunikasi internal PT. Caladi Lima Sembilan agar dapat berjalan efektif sehingga kinerja perusahaan meningkat."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyanul Uswah
"Organisasi yang efektif dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sumber daya manusia yang handal, struktur organisasi dan manajemen strategi yang sesuai, teknologi yang memadai dan komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif dapat dilakukan bila terdapat keterbukaan dan kepercayaan antara karyawan dan perusahaan. Hal ini bisa terjadi bila komunikasi dilakukan dengan 2 arah dari perusahaan ke karyawan dan sebaliknya. Apabila kepada karyawan diberikan informasi yang memang dibutuhkan oleh mereka, mereka akan bersemangat melaksanakan pekerjaannya, bahkan lebih jauh lagi mereka bersedia berkorban untuk perusahaan, dan akan terus berusaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Program komunikasi internal yang baik akan membuat karyawan memahami strategi dan misi perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
PT. PGI sebagai perusahaan lokal yang telah berdiri selama 20 tahun dan bergerak di bidang usaha ritel restoran kurang menyadari hal ini. Kondisi perusahaan yang tidak terlalu bagus dimulai sejak tahun 2003 membuat perusahaan mengalami kerugian. Salah satu strategi yang dijalankan yaitu efisiensi. Kondisi dan strategi ini tidak dikomunikasikan ke karyawan namun karyawan merasakan dampaknya sehingga mengalami situasi yang tidak menyenangkan. Hal ini menyebabkan tingginya turn over karyawan dan target-target perusahaan tidak tercapai.
Dalam rangka untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh PT. PGI tersebut maka diusulkan untuk membuat rancangan program internal komunikasi, khususnya yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan PT. PGI untuk mengkomunikasikan strategi perusahaan ke karyawan secara efektif. Landasan teori yang dipergunakan adalah pendekatan manajemen stratejik dari Hynes (2005)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18731
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4891
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S5923
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Purwanto
"Unsur komunikasi di dalam suatu organisasi atau perusahaan adalah unsur yang sangat krusial bahkan terkadang menjadi faktor yang pertama dan utama bila kim mengkaji suatu organisasi. Iklim komunikasi sebuah organisasi mempengaruhi cara hidup kita. Redding (1972) menyatakan bahwa iklim komunikasi organisasi jauh Iebih penting daripada kctcrampilan atau telmik-teknik komunikasi semata-mata dalam menciptakan suatu organisasi yang efektif. Sebagai perusahaan jasa konsultasi komunikasi di Indonesia yang telah berusia 38 tahun, PT Fortune Indonesia Tbk, sangat memerlukan adanya iklim komunikasi organisasi yang sehat dan budaya perusahaan yang kondusifdan dapat mendukung perkembangan perusahaan di masa datang.
Pada penelitian tentang iklim komunikasi organisasi di PT Fortune Indonesia 'Tbk ini, penulis menggunakan teori dari Redding (I972) yang menyatakan bahwa ada lima komponen dari iklim komunikasi organisasi yang ideal yaiiu: a) Dukungan (supportiveness); b) Pengambilan keputusan yang partisipatif (participative decision making); c) Kepercayaan, percaya dizi dan kredibilitas (trust, confidence and credibility); d) Keterbul-caan dan keterusterangan (openness and candor); e) Tujuan berkinerja / berprestasi tinggi (high performance goals). Budaya perusahaan atau organisasi mulai dibcntuk sejak perusahaan atau organisasi itu bcrdiri. Budaya perusahaan dibentuk memerlukan waktu yang panjang. Robbins (2002) mendelinisikan budaya organisasi scbagai basil agregasi persepsi karyawan tentang beberapa hal, seperti inovasi dan keberanian mcngambil resiko (innovations and risk taking), memperhatikan hal-hal yang detil (attention to detail), berorientasi pada hasil nyata (outcome orientation), berorientasi pada orang (people orientation), berorientasi pada tim (team orientation), keagresifan (aggresiveness), dan stabilitas (stability). Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisis dan perspektif interpretif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim komunikasi organisasi yang sehat sangat berpcran dalam pembentukan budaya organisasi yang kondusif bagi perkembangan perusahaan di masa mendatang. Iklim komunikasi organisasi dapat menjadi cerminan dari baigaimana kondisi budaya yang hidup di dalam organisasi/ perusahaan tersebut.
Kesimpulan yang dapat diambil bahwa iklim komunikasi organisasi di PT Fortune Indonesia cukup sehat dalam hal aspek/komponen: dukungan (suppor1iveness); pengambilan keputusan yang partisipatif (parziciparive decision making); kepercayaan, percaya diri dan kredibiiitas (lrusr, confidence and credibi1i1y); dan tujuan berkinerja I berprestasi tinggi (high performance goals); namun memiliki kekurangan dalam aspek/komponen keterbul-:aan dan keterusterangan (openness and candor) dari pihak karyawan kepada pihak manajemen perusahaan. Budaya perusahaan akan dapat terpelihara dengan baik jika segenap karyawan memegang teguh komitmen dan integritas dalam pemahaman pendekatan ?budaya sebagai komunikasi? seperti yang dinyatakan pam ahli, Pacanowsky dan Trujiilo (1982).

Communication as an element in an organization or company is a very crucial element and even sometimes as the first and main factor when we study about organization. An organizations communication climate affects the way we live. Redding (1972) states that the organizations communication climate is more important than skills or techniques of communication solely in creating an effective organization. As a communications consultancy services company in Indonesia, the first and only has go public in Indonesian Stock Exchange tmtil now a day, PT Fortune ln- donesia Tbk, has established for 38 years, is requiring a healthy communication climate of communication and conducive corporate culture which will support the development of company in the future.
In this research on the communication climate in the organization of PT Fortune Indonesia Tbk, the author uses the theory of Redding (1972) states that there are five components of the ideal organizations communication climate, as follows: a) supportiveness); b) participative decision making; c) trust, confidence and credibil- ity; d) openness and candor; e) high perfomiance goals. Corporate or organization culture is being established since the corporate! organization was founded. The establishment of this culture occmred when organizations face a problem, both problems in the intemal or extemal organizations?s environment changing. The formation of corporate culture needs a long time process. Robbins defines organizational culture as a result of the aggregation of employee perception of somethings, such as innovations and risk taking, attention to detail, significant results-oriented (outcome orientation), people orientation, team orientation, aggresiveness, and stability. This research uses a qualitative approach with descriptive analysis method and interpretive perspective.
The results of this research indicate that the communication climate ofthe organization is quite healthy and has significant role in the formation or establishment condusive organizational culture for corporate?s development in the future. Organizational communication climate can be a redection of how is the condition of culture live inside the organization/corporate.
Conclusions that can be taken based on the findings of field research and data analysis is that the communication climate in the organization of PT Fortune Indonesia is quite healthy in terms of aspects/components: supportiveness; participative decision making; trust, confidence and credibility, and the purpose of performing high achievement (high perfonnance goals), but have deficiencies in aspect/ component of the ernp1oyees's candor and openness to the corporate management. Corporate culture will be still well maintained if all employees will uphold a commitment and integrity with perspective understanding 'culture as a communication? as well as stated by the experts, Pacanowsky and Trujillo (1982).
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T32085
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Semarang : Dahara Prize, 1992
302.2 KOM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>