Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171740 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fidiyarini Partiwi
"Produk kosmetik merupakan produk consumer good yang memiliki tingkat persaingan yang tinggi. Merek pada produk kosmetik menjadi sebuah identitas yang penting agar dapat diketahui keberadaannya oleh konsumen.
Saat ini beragam merek kosmetik bermunculan. Masing-masing merek mengunggulkan kelebihannya. Untuk mengetahui apakah sebuah merek produk kosmetik diterima oleh konsumen, maka perlu diketahui mengenai brand loyalty konsumen terhadap merek tersebut . Salah satu cara mengetahui brand loyalty ialah dengan menghubungkannya berdasarkan sejauh mana konsumen target aware terhadap merek tertentu dan juga sikapnya terhadap merek tersebut.
Oleh karena penelitian ini mengkaji hubungan brand loyalty berdasarkan brand awareness dan sikap konsumen target, maka metode analisis yang dipakai adalah regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara brand awareness dan sikap terhadap brand loyalty. Walaupun demikian terlihat dengan jelas bahwa brand awarenesslah yang lebih berpengaruh karena hasil dari kedua uji tersebut didapat nilai brand awareness lebih tinggi dari sikap konsumen.
Loyalitas konsumen target terhadap sebuah merek ternyata tidak hanya mengetahui kebutuhan konsumen saja namun dibutuhkan factor-faktor lain yang menunjang seperti jangkauan outlet dan distribusi yang luas sehingga memudahkan konsumen untuk membelinya. Selain itu faktor kualitas turut menguatkan loyalitas konsumen terhadap merek tersebut. Kepuasan konsumen setelah memakai produk tersebut akan membuat konsumen untuk mengulangi pembelian.
Bagaimanapun dibutuhkan inovasi dan kreativitas yang kontinyu bagi perusahaan untuk memahami dan merancang strategi promosi dan pemasaran, terlebih lagi bila produknya adalah kosmetik yang merupakan bagian kebutuhan yang tak terpisahkan dari wanita."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12069
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Gunawan
"Tesis ini merupakan kajian terhadap suatu brand di Amerika yaitu Aunt Jemima. Produk utama dari brand ini adalah makanan siap saji pancake dan jenis makanan lainnya. Brand ini mempergunakan gambar perempuan kulit hitam sebagai merek dagangnya. Aunt Jemima telah beredar di Amerika Serikat sejak tahun 1889 dan masih diproduksi sampai sekarang (tahun 2003).
Fokus perhatian utama dari penelitian saya adalah alasan perubahan citra dari brand tersebut dan hal-hal yang melatar belakanginya.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menjawab mengapa merek dagang tersebut bisa bertahan selama puluhan tahun, tanpa melakukan perubahan citra dan apa yang menyebabkan diubahnya citra merek dagang Aunt Jemima pada tahun 1968 dan tahun 1989.
Tesis ini menunjukkan bahwa pihak produsen mengubah pencitraan brand Aunt Jemima untuk mensiasati terjadinya perubahan sosial politik masyarakat Amerika terhadap masyarakat kulit hitam dari tahun 1889 hingga 1989. Citra mammy menjadi dasar bagi pencitraan Aunt Jemima di tahun 1889 hingga sebelum tahun 1968. Ia digambarkan sebagai ahli masak, pengabdi majikan, dan periang sesuai dengan karakteristik dasar stereotype flee happy slave, the devoted servants, dan The natural-born cook. Yang ingin disampaikan oleh penggunaan merek dagang tersebut adalah bahwa produk Aunt Jemima rasanya enak karena dibuat oleh ahli masak dari selatan. Citra yang tadinya mengarah pada stereotype "Mommy" tidak dapat dipertahankan lagi karena citra yang tadinya menimbulkan rasa nyaman dan aman tidak pada masa ini menjadi citra yang negatif karena mengingatkan pada masa perbudakan. Di tahun 1968 citra yang dibawakan Aunt Jemima adalah citra seorang perempuan yang mengatur rumah tangga, merawat keluarga dan mengurus dapurnya sendiri. Dengan menampilkan Aunt Jemima sebagai ibu rumah tangga ini, maka akan ada proses identifikasi dari konsumen produk Aunt Jemima yang secara mayoritas adalah ibu rumah tangga. Fungsi digambarkan dengan penghargaan atas peranannya mengurus rumah tangga. Dengan produk-produk sophisticated, dan modern, yang dapat membantu menyelesaikan masalah pekerjaan rumah tangga, seperti produk siap saji Aunt Jemima, pekerjaan ibu rumah tangga akan terlihat lebih menyenangkan. Pada tahun 1980-an banyak kecenderungan atau kemajuan yang dialami perempuan di Amerika. Citra Aunt Jemima di tahun 1989 ini adalah citra yang bukan sekedar wanita karir tetapi juga perempuan yang memperhatikan keluarganya. Secara implisit disampaikan juga bahwa Aunt Jemima menempatkan diri sebagai anggota masyarakat Amerika yang multikultural setara dengan pria atau perempuan lain dari etnik yang berbeda.
Hasil analisis teori menunjukkan bahwa kampanye yang dilakukan biro iklan pada tahun 1889 hingga 1950-an adalah menciptakan brand atau citra Aunt Jemima sebagai karakter pelayan yang mewakili masa "keemasan" wilayah Selatan Amerika. Kampanye yang dilakukan pada tahun 1960-an adalah upaya menciptakan citra Aunt Jemima sebagai ibu rumah tangga yang "modern". Ibu rumah tangga yang berupaya sekuat tenaga untuk menciptakan rumah tangga yang nyaman bagi suami dan anak-anaknya dengan mempergunakan teknologi yang canggih. Kampanye yang dilakukan pada tahun 1980-an adalah menciptakan citra Aunt Jemima sebagai perempuan profesional yang masih mengupayakan kenyamanan bagi keluarganya. Citra Aunt Jemimta mengalami perubahan bertahap. Citra ini dimulai dari Aunt Jemima sebagai pengurus rumah tangga keluarga kulit putih yang menimbulkan rasa nyaman. Kemudian pada tahun 1968, Aunt Jemima digambarkan dengan citra sebagai ibu rumah tangga yang dapat mengurus keluarganya sendiri bukan keluarga lain. Pada tahun 1989, citra Aunt Jemima adalah citra perempuan karir yang masih mempedulikan keluarganya.
Brand Aunt Jeminia selama masih beredar di pasaran masih akan mengubah citranya karena masyarakat Amerika masih akan terus berubah dan berkembang.

The changing Image of Aunt Jemima Brand from 1889 to 1989This thesis is study on an American brand - Aunt Jemima. The main product of this brand is an instant ready to cook pancake. This brand uses a picture of a black woman as its trademark. Aunt Jemima has been around since 1889 are still produced until now (2003).
The main focus of this research is the reason behind the changing image of the brand and to find out what was the background of these changes.
The aim of this research is to examine the reason why this brand can survive without changing its image for a long years and what makes it change in 1968 and 1989.
This research shows that the company changes the image of Aunt Jemima's brand in order to keep up with the changing social and political attitude toward American black peoples. The mammy stereotype was the basic of the Aunt Jemima's image from 1889 until 1968. Aunt Jemima was pictured as the happy slave, the devoted servants, and the natural-ban: cook. What was conveyed from using this image is that Aunt Jemima's product is tastes delicious since a Southern cook made it. This mammy image becomes a negative image. Mammy image reminds some people of slavery and it became less comforting. In the year 1968 the image that was carried out by Aunt Jemima was an image of a housewife. She was a black woman who took care of her house, kitchen, and nurturing her husband and children. By showing this image, there will be a process of identification from the consumer - which assumed came from the housewife majority. The role as a modem housewife was considered as an honorable career. As a modern housewife it was logical if they also use modern and sophisticated products such as Aunt Jemima's. Aunt Jemima helps modern housewife solves their problems. The jobs of a housewife will look more pleasant. In the eighties, there were a lot of progresses experienced by American women. The image of Aunt Jemima in the year 1989 became a career woman but she still care for her family. Implicitly it conveyed that Aunt Jemima positioning herself as a member of the multicultural society of America, equal to any other ethnic man or woman.
This research is a qualitative research, which employs a descriptive analysis method.
An analysis shows that the campaign executed by advertising agencies in the year 1889 to 1968 was to create the image of Aunt Jemima as a servant to represent the golden age of the South. The campaign since 1968 was to create an image of a modern housewife. The campaign in the 1989 was to create an image of an independence woman who still cares for her family. The image of Aunt Jemima changed gradually. It started as a housekeeper or servant of a white family that was comforting. She was a woman who doesn't have her own family. And then she became a housewife in 1968. She has her own family now. And she took good care of them. The third, in 1989, was an image of an independence woman who can decide her own path.
In the future, Aunt Jemima brand will still continue to change in accordance with the changing American society."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T 11065
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hemas Dewi Arum
"Tren kecantikan berkembang pesat di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia yang diakui sebagai salah satu wilayah dengan pertumbuhan pasar kosmetik tercepat dan menjanjikan Tingkat persaingan dalam industri kosmetik tergolong tinggi dan Indonesia adalah pasar dengan penduduk muslim sebanyak 87 2 persen dari total populasi Wardah memiliki angka pertumbuhan lebih dari 80 persen per tahun dengan menggunakan brand ambassador sebagai salah satu strategi yang mampu membangun brand image dan brand awareness Terdapat delapan brand ambassador Wardah yang berasal dari latar belakang profesi sebagai pekerja seni dan merupakan sosok yang inspiratif yaitu Ria Miranda Zaskia Sungkar Ineke Koesherawati Dian Pelangi Dewi Sandra Lisa Namuri Tatjana Saphira dan Tulus Brand ambassador memiliki empat klasifikasi berdasarkan perannya yaitu testimonial endorsement actor dan spokesperson Dengan lima indikator yang menjadi penilaian yaitu transference congruence credibility attractiveness dan power Setidaknya terdapat empat manfaat penggunaan brand ambassador yaitu liputan media merubah persepsi merek menarik pelanggan baru dan menyegarkan kampanye yang ada.

Trend in beauty is growing rapidly around the world including in Indonesia which is recognized as one of the region with the fastest growth and an expected growing cosmetics market The level of competition in cosmetics industry is tight and Indonesia is one of a markets with 87 2 percent muslims from its total population Wardah has a growth rate more than 80 percent per year by using brand ambassador as one of the strategies to build brand image and brand awareness There are eight people brand ambassadors of Wardah who come from professional background as an artist and an inspiring figure They are Ria Miranda Zaskia Sungkar Ineke Koesherawati Dian Pelangi Dewi Sandra Lisa Namuri Tatjana Saphira and Tulus Brand ambassador theory has four classifications based on their roles which are testimonials endorsements actor and spokesperson There are also five indicators used as assessment which are transference congruence credibility attractiveness and power There are at least four benefits of using brand ambassadors like media coverage changing perception of the brand attracting new customers and refreshing an existing."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah
"Pasar produk perawatan tubuh pria sudah semakin meningkat pesat dan produk-produknya dihadirkan dalam berbagai bentuk yang berbeda, namun masih kurang inovatif karena masih banyak permintaan atau kebutuhan pria yang tidak terjawab dengan produk yang ada di pasar sekarang, terutama permintaan akan produk perawatan tubuh pria halal. Merek Kahf hadir sebagai produk perawatan pria halal yang dapat memberikan pengalaman yang positif bagi konsumennya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh halal brand personality dan brand experience terhadap brand prestige, brand trust, customer satisfaction dan brand loyalty pada brand halal. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability judgemental sampling. Survei dilakukan pada masyarakat Indonesia yang pernah membeli dan menggunakan produk perawatan Kahf. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis Structural Equation Model (SEM). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dari halal brand personality dan brand experience terhadap brand prestige Kahf, yang lanjutnya berpengaruh positif pada brand trust dan customer satisfaction serta attitudinal loyalty.

The market for men's body care products has increased rapidly and the products are presented in many different forms. However, this market is still not innovative enough as there are still many unanswered demands with existing products in the market today, especially the demand for halal male personal care products. Kahf brand is here as a halal male care product to provide a positive experience for its consumers. This study aims to analyze the effect of halal brand personality and brand experience on brand prestige, brand trust, customer satisfaction and brand loyalty to halal brand. The sampling method used was non-probability judgmental sampling. The survey was conducted on Indonesians who have bought and used personal care Kahf. Data processing was performed using the Structural Equation Model (SEM) analysis technique. The results of this study indicate that there is a positive effect of halal brand personality and brand experience on Kahf's brand brand prestige, which in turn has a positive effect on brand trust and customer satisfaction and attitudinal loyalty.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilizayanti Putri
"Nowadays, brand does not function as an identity or to differentiate of one product to others only. The branding has been extending in many product categories which are marketed to consumers. To offer their products, the producers can not rely on functional benefits only, but also needs to take the emotional approach to the consumers by the brand given. The approach to give the emotional benefit is through the personalities of the brand as human personalities, included to fashion products. The brand must appear as the consumers it self in order to gain the brand loyalty in long time.
The purpose of this research is to find out how the impact of brand personality to brand loyalty of the consumers of fashion brand Zara at Jakarta. In addition to know which dimension of brand personality is most influential to brand loyalty. This research also using Aaker?s dimensions of brand personality, sincerity; excitement; competence; and sophistication. Aaker?s theory about the benefit of brand (functional; emotional; and self-expressive) is used as the first step to refer the brand personality concept. The theories are used to measure the brand loyalty of the consumers based on Aaker?s and Peter and Olson?s measurement.
The approach used in this research is quantitative approach with descriptive as a type of research. In order to get the data that support this research, the writer using purposive sampling by distributed 23 questions related to the indicators from the dimensions stated above to 100 respondents in 5 locations (Zara?s store in Jakarta) with judgemental sampling. To find out the brand personality dimensions as independent variable to brand loyalty as dependent variable, the writer uses factor analysis and multiple regression in the measurement.
The finding of this research suggests that three of four dimensions which use in measurement, have significant positive impact to brand loyalty. And the result suggests that dimension of competence has biggest impact to brand loyalty than others dimension in brand personality. Besides, dimension of excitement has no impact to the brand loyalty.
This research also gives the managerial implications related to the result to Zara?s management, especially in Indonesia. The consumers did not fully aware and care about the competitive advantage which Zara offers, which most appear in dimension of excitement. So that Zara?s Indonesia should adopt the markets here better and more adaptive in the way to gain the brand loyalty of consumers. The best thing that Zara?s Indonesia can do is through the approach of characteristic, and also the culture of brand preference of Indonesian consumers."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Larasati
"Penelitian ini membahas mengenai pengaruh dari pengetahuan dan religiusitas yang dimediasi oleh sikap terhadap intensi membeli konsumen pada produk kosmetik halal. Studi kasus yang digunakan adalah brand produk kosmetik halal yang menggunakan halal positioning Wardah vs brand kosmetik yang menggunakan neutral positioning Sariayu. Terdapat empat hipotesis yang dikembangkan pada penelitian ini. Hipotesis tersebut diuji dengan menggunakan data primer dari 217 responden yang dikumpulkan melalui structured quetionaire serta non-probability judgemental sampling. Responden merupakan wanita bergama Islam yang belum pernah melakukan pembelian serta menggunakan kosmetik Wardah dan Sariayu. Dari keempat hipotesis penelitian, terdapat tiga hipotesis yang diterima dan signifikan. Kemudian, terdapat temuan bahwa sikap terhadap intensi membeli konsumen pada brand yang menggunakan halal positioning dengan brand yang menggunakan neutral positioning tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

This research discusses the influence of knowledge and religiosity mediated by attitude towards consumers intention to buy on halal cosmetic products. The case study used is halal cosmetic product brand that uses halal positioning Wardah vs brand that uses neutral positioning Sariayu . There are four hypotheses developed in this study. The hypotheses were tested using primary data from 217 respondents collected through structured quetionaire and non probability judgmental sampling. Respondents are Muslim women who have never made purchases and use Wardah Sariayu cosmetics. From the four research hypotheses, there are three accepted and significant hypotheses. Then, there are findings that the attitude toward consumers intention to buy between brand that uses halal positioning and a brand that uses neutral positioning there is no significant difference."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S68324
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Diah Lestari
"Islamic branding adalah fenomena yang terjadi dalam dunia pemasaran di Indonesia dengan semakin maraknya merek yang menggunakan klaim halal pada produknya serta juga penggunaan simbol-simbol Islami dalam komunikasi pemasarannya. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa pembentukan ekuitas merek (brand equity) dalam Islamic brand dengan menggunakan merek kosmetik Wardah sebagai obyek penelitian.
Menciptakan loyalitas konsumen adalah merupakan tujuan utama dari seorang pengelola merek, dan merupakan inti dari konsep brand equity. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh dari variabel-variabel perceived quality, corporate brand image dan brand personality dari Islamic brand terhadap brand loyalty baik secara langsung maupun melalui variabel perantara brand attitude. Penelitian dilakukan pada 159 responden dengan menggunakan menggunakan metode kuantitatif analisa jalur.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel perceived quality dapat memberikan pengaruh kepada brand loyalty baik secara langsung maupun secara tidak langsung yaitu melalui variabel brand attitude. Sementara brand personality tidak dapat memberikan pengaruh langsung pada brand loyalty melainkan hanya melalui brand attitude. Corporate brand image tidak secara signifikan dapat memberikan pengaruh baik pada brand loyalty maupun brand attitude.

Islamic branding is a phenomenon that occurs in the world of marketing in Indonesia with the increasingly widespread brands that use halal claims on their products as well as the use of Islamic symbols in their marketing communications. This research was conducted to analyze the formation of brand equity in Islamic brand by using Wardah cosmetic brand as research object. Creating brand loyalty is the main objective of a marketer and is at the core of the brand equity concept.
The purpose of this research is to analyse the effect of perceived quality, corporate brand image and brand personality of Islamic brand towards brand loyalty either directly or through the mediation of brand attitude. The research was conducted on 159 respondents by using quantitative method of path analysis.
The result of this study indicates that perceived quality variables gives effect to brand loyalty either directly or indirectly through variable brand attitude. Meanwhile brand personality does not give a direct impact on brand loyalty but only through mediation of brand attitude. Corporate brand image does not significantly effect to both brand loyalty and brand attitude.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T48689
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Audy
"Perkembangan industri kosmetik di Indonesia yang semakin meningkat membuat suatu merek perlu untuk memiliki daya tarik tersendiri dibandingkan dengan merek kompetitor lainnya. Keunikan merupakan kunci bagi suatu merek untuk dapat memikat daya tarik konsumennya. Wardah merupakan salah satu merek yang memiliki keunikan tersendiri dalam memperkenalkan mereknya kepada konsumen. Wardah menerapkan strategi islamic branding yang bersandar pada prinsip-prinsip syariah Islam dalam membentuk brand image-nya sebagai merek kosmetik halal di Indonesia. Makalah ini disusun untuk menganalisis penerapan strategi islamic branding oleh Wardah dalam pembentukan brand image dan pengaruhnya terhadap minat beli konsumen. Teori dan konsep yang digunakan dalam makalah ini meliputi islamic branding, brand image, dan purchase intention yang didukung oleh penggunaan metode pengumpulan data berupa data sekunder serta analisis masalah menggunakan metode analisis konten. Hasil analisis menemukan bahwa penerapan strategi islamic branding yang dilakukan Wardah dalam upaya pembentukan brand image memiliki pengaruh terhadap minat beli konsumen di Indonesia terhadap produk Wardah.

The development of the cosmetic industry in Indonesia is currently increasing, this situation makes a brand need to have its own attractiveness to the consumers compared to other competing brands. Uniqueness is the key for a brand to be able to attract consumer appeal. Wardah is a brand that has a uniqueness in introducing its brand to consumers. Wardah implements an Islamic branding strategy that relies on Islamic syriah principles in shaping its brand image as a halal cosmetic brand in Indonesia. This paper is structured to analyze the implementation of Islamic branding strategy by Wardah in the formation of brand image and its effect on consumer buying intention. The theory and concepts used in this paper include Islamic branding, brand image, and purchase intention which are supported by the use of data collection methods in the form of secondary data and problem analysis using content analysis methods. The results of the analysis found that the implementation of the Islamic branding strategy carried out by Wardah in an effort to form a brand image had an influence on consumer buying interest in Indonesia for Wardah products."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Adhiaswati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh dan hubungan antara brand image, satisfaction, trust, lovemarks (love dan respect) serta brand loyalty untuk kosmetik halal Wardah . Sebanyak 327 data terkumpul dan dianalisis melalui aplikasi statistik SPSS dan LISREL 8.8. Hasil analisis menunjukkan bahwa pelanggan yang mencintai dan menghargai merek, secara signifikan memoderasi hubungan antara satisfaction dan brand loyalty, hal tersebut berarti bahwa lovemarks berguna untuk mengeksplorasi pengembangan yang menghasilkan brand loyalty. Kemudian juga brand image ditemukan sebagai pemicu satisfaction dan brand trust, satisfaction mempengaruhi brand trust, dan brand loyalty. Penelitian ini berkontribusi pada literatur, yang secara empiris berteori tentang pembentukan loyalitas merek di industri kosmetik halal Wardah.

This research aimed to identify structural associations among image, satisfaction, trust, lovemarks (love and respect for a particular brand) and brand loyalty for halal cosmetic Wardah . A total of 327 pieces of data were analyzed through the SPSS and LISREL 8.8. It was found that customers’ brand love and respect significantly moderated the relationship between satisfaction and brand loyalty, suggesting that the theory of lovemarks is useful to explore the development of generating brand loyalty. It was also shown that brand image was a helpful originator of satisfaction and trust. Moreover, satisfaction affected trust, and brand loyalty. The current research contributed to the literature, empirically theorizing brand loyalty formation in the halal cosmetic Wardah."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kharisma Saraswati Brodjonegoro
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh country of origin image terhadap brand equity beserta dimensinya untuk dua merek kosmetik (Wardah dari Indonesia dan Innisfree dari Korea Selatan) pada pasar kosmetik di Indonesia, khususnya Kawasan Jabodetabek. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif melalui penyebaran kuesioner secara online melalui Google Form dan diukur menggunakan skala likert 1-5. Jumlah sampel yang valid diperoleh dari 167 responden yang sebelumnya telah menggunakan dan/atau kosmetik merek Wardah dan Innisfree. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software SPSS untuk analisis statistik deskriptif dan SmartPLS untuk analisis SEM-PLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa country of origin memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap brand equity (brand awareness, perceived quality, dan brand loyalty) pada merek Wardah dan Innisfree. Hasil penelitian ini juga menunjukkan pengaruh antara country of origin terhadap brand equity sedikit lebih kuat pada merek Wardah dibandingkan dengan merek Innisfree.

This study aims to analyse the effect of country of origin on brand equity and its dimensions for two cosmetics brands (Wardah from Indonesia and Innisfree from South Korea) in Indonesian cosmetics market, especially in Jabodetabek region. The study uses a quantitative method through online questionnaires via Google Form and measured with five-point Likert scale. Valid samples were collected from 167 respondents who have previously used and/or bought Wardah and Innisfree cosmetics. The data obtained were processed using SPSS for descriptive statistical analysis and SmartPLS for SEM-PLS analysis. The results of this study shows that the relationship between country of origin and brand equity (brand awareness, perceived quality, dan brand loyalty) has positive and significant effect on Wardah and Innisfree. Results of this study also shows that the relationship between country of origin and brand equity on Wardah are stronger than Innisfree."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>