Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54707 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lukman Waris
"Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia termasuk di Kalimantan Selatan dan merupakan reemerging disease di dunia. Spesies vektor malaria yang terpenting di pulau Kalimantan adalah An.subpicius Grassi, menjadi masalah karena sehubungan dengan terjadinya penebangan hutan mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh Pyriproxyfen terhadap pertumbuhan, perkembangan dan mortalitas larva An.subpictus.
Metode penelitian adalah eksperimen skala laboratorium dimana variabel dependen adalah konsentrasi Pyriproxyfen (ppm) dan variabel independen adalah pertumbuhan dan perkembangan larva dan pupa, mortalitas larva dan pupa, abnormalitas dari pra-dewasa dan nyamuk dewasa. Analisis statistik adalah correlation regression dilakukan untuk melihat hubungan korelasi antara variabel dependen dan variabel independen. Pemeriksaan mikroskop dilakukan untuk melihat perkembangan yang abnormal dan penyebab terjadinya kematian pada stadium pra-dewasa.
Hasil penelitian adalah Pyriproxyfen sebagai suatu alternatif IGR, memberikan dampak kematian dan pengaruh pertumbuhan terhadap stadium larva ke pupa dan stadium pupa ke nyamuk dewasa. Makin tinggi konsentrasi Pyriproxyfen, makin tinggi kematian larva (p=0,012), dan makin sedikit pupa yang terbentuk (p=0,007), dan makin sedikit pupa yang mati (p=0,015). Hasil analisis korelasi memperlihatkan hubungan positif antara Pyriproxyfen terhadap kematian larva (Kematian Larva=22,29+0,4*Konsentrasi), hubungan negatif antara Pyriproxyfen terhadap pembentukan pupa (Pembentukan Pupa=2,71-24*Konsentrasi), dan hubungan negatif antara Pyriproxyfen terhadap kematian pupa (Kematian Pupa=2,86-0,44*Konsentrasi). Dari penelitian ini tidak ada pupa yang berhasil menjadi nyamuk dewasa. Pengaruh Pyriproxyfen terhadap pertumbuhan larva dan pupa adalah menggagalkan proses ecdysis yang menyebabkan kematian pada larva dan pupa.
Malaria is still as a public health problem in Indonesia including South Kalimantan, and one of a reemerging disease. The important of species malaria vector in coastal area of Kalimantan is An. subpictus Grassi, this species become very important malaria vector due to an increasing deforestation of mangrove. The objective of this study is to describe the impact of Pyriproxyfen to the growth, development and mortality of An. subpictus larvae.
The study design is an experimental in laboratory scale, where dependent variable is Pyriproxyfen concentration (ppm) and the independent variables are larvae and pupae growth and development, mortality of larvae and pupae, an abnormality of immature and adult stages. Statistical analysis, correlation regression were used to describe a correlation between dependent and independent variables. Microscopic examinations were carried out to examined development and describe any anomaly or abnormalities, and caused of dead of the immature stages.
The results of this study showed that the Pyriproxyfen is very potential IGR, it were kill and hampered the development of larvae to pupae and also pupae to adults stages. The higher concentration of Pyriproxyfen, the higher rate of larva mortality (p=0,012), and as lower pupa formed (p=0,007), and lower rate of pupa mortality (p=0,015). The correlation analysis found that relation between Pyriproxyfen to larva mortality is positive (mortality of larva=22,29+0,4*concentration), relation between Pyriproxyfen to pupa formed is negative (pupa formed=2,71-24*concentration), and relation between Pyriproxyfen to pupa mortality is negative (mortality of pupa= 2,86-0,44*concentration). None of the pupa has been succeeds to emerged become adult stage (mosquito). The important effect of Pyriproxyfen is to the growth of larvae and pupae, it is hampered the ecdysis and at the end will cause death of larva and pupa.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T11198
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rawina Winita
"Latar Belakang
Penyakit malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat terutama di negara berkembang yang beriklim tropis. Lebih dari 40 % ( 2 milyar) penduduk dunia mempunyai risiko menderita penyakit malaria dan tiap tahun terdapat 1-2 juta orang meninggal karena penyakit malaria (Who,1993).
Di Indonesia, sampai saat ini penyakit malaria juga masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Angka kesakitan penyakit ini masih tinggi, terutama di daerah luar Jawa dan Bali. Di Indonesia Bagian Timur, prevalensinya masih cukup tinggi yaitu lebih dari 5% pada tahun 1984-1989 (Arbani, 1991). Berbagai usaha telah dilakukan untuk menanggulangi penyakit malaria di Indonesia, antara lain dengan pengendalian vektor malaria, pengobatan penderita dan perbaikan lingkungan (DepKes, 1991a).
Dalam program pengendalian vektor malaria, Cara yang umum dilakukan adalah penyemprotan rumah dengan insektisida (racun serangga) efek residu. Penyemprotan rumah dilakukan pada waktu-waktu tertentu oleh petugas penyemprot yang dikoordinasikan oleh pemerintah pusat (DepEes, 1991a). Di dalam aplikasinya di lapangan Cara ini membutuhkan peran berita yang aktif dari masyarakat karena penduduk harus mengizinkan petugas penyemprot rumah masuk ke dalam rumah mereka. Adanya keengganan penduduk untuk mengizinkan petugas penyemprot masuk ke dalam rumah mereka dapat merupakan penghambat bagi program ini. Hal lain yang dapat menjadi penghambat program penyemprotan rumah adalah adanya konstruksi rumah yang tidak cukup melindungi penghuninya dart gigitan nyamuk (DepKes,1991b). Oleh karena itu, diperlukan cara alternatif untuk penanggulangan vektor malaria, yang merupakan cara yang sederhana, mudah, efektif dan dapat dilakukan sendiri oleh masyarakat.
Penggunaan kelambu (mosquito bed nets) sebagai usaha perlindungan terhadap gigitan nyamuk dan serangga lainnya telah lama dilakukan oleh masyarakat karena kelambu dapat berperan sebagai sawar antara nyamuk atau serangga lainnya dengan manusia (Lindsay & Gibson,1988). Penelitian di Gambia (Forth & Boreham,1982) dan Papua New Guinea (Charlwood, 1986) menunjukkan bahwa penggunaan kelambu dapat menurunkan jumlah blood fed mosquitoes di dalam suatu ruangan."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lepa S.
"ABSTRAK
Gamma aminobutyric acid (GABA) reseptor merupakan situs target
insektisida dieldrin dan endosulfan, kelompok insektisida siklodien. Mutasi pada
gen pengkode reseptor GABA menyebabkan resistansi terhadap dieldrin (Rdl).
Resistansi ditandai dengan perubahan asam amino pada kodon A302G/S saluran
ion reseptor GABA. Mutasi tersebut telah ditemukan terhadap beberapa jenis
serangga, termasuk nyamuk anopheline dan dikaitkan dengan resistansi terhadap
insektisida siklodien. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi keberadaan
mutan alel Rdl pada spesies Anopheles di Indonesia. Analisis molekuler dilakukan
pada sampel nyamuk Anopheles dari beberapa daerah di Indonesia (Aceh,
Sumatera Utara, Bangka Belitung, Lampung, Jawa Tengah, Nusa Tenggara
Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Barat, Maluku dan Maluku Utara) untuk
mendeteksi keberadaan alel Rdl. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 11% dari
154 total sampel Anopheles yang dianalisis mengalami mutasi. Mutasi A302S alel
Rdl ditemukan pada An. vagus (dari Jawa Tengah, Lampung dan Nusa Tenggara
Barat), An. aconitus (dari Jawa Tengah), An. barbirostris (dari Jawa Tengah dan
Lampung), An. sundaicus (dari Sumatera Utara dan Lampung), An. nigerrimus
(dari Sumatera Utara), sedangkan mutasi alel A302G hanya ditemukan pada An.
farauti dari Maluku. Uji Kerentanan dilakukan dengan menggunakan prosedur
standar dari WHO, CDC dan modifikasi dari penelitian sebelumnya. Uji tersebut
menggunakan endosulfan (merk dagang Akodan 35 EC) dengan konsentrasi 0-
0.4% (g/L), dua kali ulangan terhadap 20-30 sampel larva dari Kecamatan
Katibung dan Rajabasa, Provinsi Lampung. Setelah bioasay dilanjutkan analisis
molekuler pengkodean subunit GABA. Nilai LC50 larva adalah 0.00893 (0.00332-
xiv
0.01697) dan 0.00904 (0.00401-0.01586) dari Kecamatan Katibung dan Rajabasa.
Analisis molekuler menunjukkan bahwa seluruh larva membawa alel Rdl A302,
tipe normal. Adanya mutasi pada alel Rdl menunjukkan bahwa paparan
insektisida pada populasi Anopheles di daerah ini mungkin masih berlangsung
(meskipun tidak secara langsung terkait dengan program pengendalian malaria)
atau spesies yang membawa alel resistan dapat bersaing dengan spesies normal
pada populasi Anopheles sehingga bentuk mutan dari alel Rdl relatif stabil dalam
ketiadaan insektisida dieldrin yang sudah tidak digunakan lagi. Meskipun
demikian, hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa manajemen hama terpadu
diperlukan pada daerah endemik malaria di mana insektisida juga digunakan
untuk keperluan lain seperti pertanian.

Abstract
The gamma-aminobutyric acid (GABA) receptor-chloride channel
complex is known to be the target site of dieldrin and endosulfan, a cyclodiene
insecticide. Mutation in the gene encoding the GABA-receptors, resistance to
dieldrin (Rdl), which renders amino acid substitutions at codon A302G/S in the
putative ion-channel lining region. The mutation has been found in a wide range
of insect including anopheline mosquitoes and confers resistance to cyclodiene
insecticide, such as dieldrin and picrotoxin. The present study aims to explore the
existence and frequency distribution of the Rdl mutant alleles among the
Anopheles species in Indonesia. Molecular analyses have been performed on
Anopheles mosquito samples collected from several areas across Indonesia (Aceh,
North Sumatra, Bangka Belitung, Lampung, Central Java, East Nusa Tenggara,
West Nusa Tenggara, West Sulawesi, Molucca and North Molucca) and the Rdl
gene was Polymerase-Chain Reaction (PCR) amplified and sequenced to detect
the existence of the Rdl mutant alleles. The results indicated that 11 % of the total
154 Anopheles samples examined carried the mutant Rdl alleles. The A302S allele
was observed in An. vagus (from Central Java, Lampung and West Nusa
Tenggara), An. aconitus (from Central Java), An. barbirostris (from Central Java
and Lampung), An. sundaicus (from North Sumatra and Lampung), An.
nigerrimus (from North Sumatra), whereas the A302G allele was only found in
An. farauti from Molucca. Susceptibility test were carried out using World Health
Organization (WHO), Centers Disease Control and Prevention (CDC) and
previously publish method with tight modification standard procedures. The test
using 0-0.4% (w/v) endosulfan concentrations (Akodan 35 EC trademark) with
two replicates and 20-30 larvae samples from the field of Katibung and Rajabasa
sub-district, Lampung Province and followed by molecular analyses of the gene
encoding the GABA subunit. The LC50 of the larvae were 0.00893 (0.00332-
0.01697) and 0.00904 (0.00401-0.01586) from Katibung and Rajabasa and all of
the larvae carried A302 Rdl allele. The existence of the Rdl mutant allele indicates
that, either insecticide pressure on the Anopheles population in these area might
still ongoing (though not directly associated with malaria control program) or that
the mutant form of the Rdl allele is relatively stable in the absence of insecticide.
Nonetheless, the finding suggests that integrated pest management is warranted in
malaria endemic areas where insecticides are widely used for other purposes."
2012
T31006
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suhartono
"Morbiditas malaria di Indonesia tertinggi diantara negara-negara Asia Tenggara. Berdasarkan data Departemen Kesehatan, prevalensi malaria 4 tahun terakhir ini meningkat.
Di Kabupaten Gorontalo prevalensi malaria klinis cenderung meningkat dan 19 per 1000 penduduk tahun 1997 menjadi 24 per 1000 penduduk tahun 2001. Pada periode yang sama angka nasional menunjukkan angka 16 per 1000 penduduk tahun 1997 dan 31 per 1000 penduduk tahun 2001.
Surveilans malaria tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Peningkatan insidens malaria tidak terdeteksi secara dini, tingkat endemisitas tidak terpantau secara rinci penurunan dan peningkatan disetiap wilayah, serta informasi selalu terlambat diterima oleh Dinas Kesehatan.
Potensi yang dapat memberikan informasi cepat dalam kegiatan surveilans yaitu keberadaan puskesmas pembantu di 127 desa di kabupaten Gorontalo perlu dikembangkan agar mampu melakukan surveilans malaria. Ditemukan lebih dari 90% petugas puskesmas pembantu tidak pernah dilatih surveilans malaria.
Penelitian ini merupakan eksperimen murni dengan desain pre test post test control group design melalui intervensi pelatihan surveilans malaria petugas puskesmas pembantu. Sebelum intervensi dan 4 minggu setelah intervensi dinilai peningkatan kinerjanya.
Penilaian dilakukan terhadap 7 indikator kinerja yang meliputi ketersediaan dokumen peta endemisitas, slide sediaan darah, pemeriksaan mikroskopis, survei malariometrik, pencatatan dan pelaporan, analisis dan saran, serta penyebarluasan informasi kepada yang berkepentingan. Skor minimal 0 maksimal 12.
Intervensi meningkatkan kinerja 1,7 skor dengan standard error 0,23 dan p > I t I W 0,0000. Setelah disesuaikan (adjusted) dengan variabel lain yang mempengaruhinya diperoleh peningkatan kinerja 1,52 skor, dan 69,15% subyek yang diintervensi kinerjanya meningkat > 1 skor. Peningkatan kinerja sebesar ini dapat merubah posisi kinerja jelek menjadi sedang dan sedang menjadi baik. Variabel yang mempengaruhi peningkatan kinerja adalah intervensi, jenis kelamin, umur, dan pedoman kerja.
Prediksi individu yang tidak dilatih kinerjanya menurun dari waktu kewaktu sebesar 1,3 skor. Intervensi dalam bentuk pelatihan tidak bisa hanya sekali untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja petugas pembantu. Mereka yang pernah dilatih sebaiknya dibekali dengan pedoman kerja.

Malaria morbidity in Indonesia is the highest among the Southern East Asian Nations. According to the Ministry of Health of Indonesia, malaria prevalence in recent four years increased. In Gorontalo regency clinical malaria tend to increase 19 per 1000 peoples in 1997 to 24 per 1000 peoples in 2001.
Malaria surveillance was not attempted properly, increasing incidence of malaria was not early detected, the endemicity have not known yet increased or decreased in the area. For overcoming this problems the capabilities of the nurses have to be progressed by the training of the malaria surveillance.
The nurses of the community health centre at 127 villages in Gorontalo are the potential providers who can give community base informations rapidly, but they have no capabilities for it. This research also revealed that more than 90 percent of the nurses never trained about malaria surveillance.
This study is an experimental design with randomized pre test post test control group design. We have trained about 43 nurses of the village health centre as the subject of intervention, meanwhile 38 nurses as the controls.
We use the 7 variables as the composit variables to indicate the performance elevating, those are: documents of the endemicity map (spot map), the blood slides, malarial microscopic report, malariometric survey document, recording and reporting, analysis of the cases and suggested intervention, giving the information for the patients and the Community Health Centre. We compare the first evaluation of their surveillance malaria performance to 4 weeks after the intervention for the group of intervention and the control group. Minimum score is 0 and maximum is 12.
The controls have no progress in their performance, but the intervention subject have.The testing results before and after intervention shows an elevated 1,7 scores with standard error 0,23 and p >1 t I = 0,0000 The multivariate regression linier counting the elevated after adjusted by sex, age and work guidance as 1,52 scores. This progress could bring who has a bad performance become fair and who has a fair performance become better. About 69,15 percent subjects who trained the performance increased about 1 score.and more.
The variables that influenced for the progress of the performance are intervention, sex, age, and the work guidance. The individual prediction theoritically performance will drop 1,3 scores if their aren't intervention by the training."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T8382
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Maulidya
"Malaria merupakan penyebab utama dari kenaikkan angka individu yang sakit dan meninggal di banyak negara. Hal ini terjadi karena malaria adalah salah satu penyakit fatal yang disebabkan oleh nyamuk betina Anopheles dengan cara menyebarkan parasite Plasmodium yang hidup dan bereproduksi di dalam sel darah manusia lewat gigitan nyamuk terinfeksi. Di antara tahun 2019-2020, kasus kematian akibat malaria mengalami peningkatan karena adanya COVID-19. Beragam upaya pencegahan malaria telah dilakukan pemerintah, contohnya dengan Long-lasting insecticidal nets (LLIN) dan Indoor Residual Spraying (IRS) tetapi kedua upaya tersebut memiliki efek samping yang merugikan manusia. Terdapat upaya pencegahan malaria lainnya yang digunakan, yaitu pemakaian krim penolak nyamuk. Upaya tersebut dapat mengatasi ketertarikan nyamuk pada manusia yang terinfeksi malaria yang biasa disebut dengan efek vektor bias. Pada penulisan skripsi ini, dikonstruksi model penyebaran malaria dengan pengaruh vector bias dan penggunaan krim penolak nyamuk. Model matematika tersebut merupakan sistem persamaan diferensial nonlinier enam dimensi yang direduksi menjadi tiga dimensi dengan pendekatan Quasi-Steady State Approximation dan proses nondimensionalisasi. Kajian analitik yang dilakukan pada model dalam skripsi ini terdiri dari analisis eksistensi dan kestabilan titik keseimbangan serta analisis Basic Reproduction Number (R_0). Simulasi numerik yang dilakukan pada skripsi ini terdiri dari analisis elastisitas dan sensitivitas R_0, dan simulasi autonomous. Berdasarkan kajian analitik dan simulasi numerik diperoleh bahwa penggunaan krim penolak nyamuk secara efektif dapat menyebabkan proporsi manusia dan nyamuk terinfeksi di suatu populasi dapat berkurang sehingga terdapat kemungkinan malaria dapat hilang dari suatu populasi. Sebaliknya, jika vektor bias bernilai semakin besar, maka proporsi nyamuk terinfeksi dan manusia terinfeksi di suatu populasi semakin bertambah yang artinya kemungkinan malaria untuk menetap di suatu populasi juga semakin besar.

Malaria is a major cause of increasing numbers of sick and dead individuals in many countries. This happens because malaria is a fatal disease caused by female Anopheles mosquitoes by spreading the Plasmodium parasite that lives and reproduces in human blood cells through the bite of an infected mosquito. Between 2019-2020, malaria deaths increased due to COVID-19. Various efforts to prevent malaria have been carried out by the government, for example with Long-lasting insecticidal nets (LLIN) and Indoor Residual Spraying (IRS), but both efforts have side effects that are detrimental to humans. There are other malaria prevention efforts that are used, namely the use of mosquito repellent creams. These efforts can overcome the attraction of mosquitoes to humans infected with malaria which is commonly known as the vector-bias effect. In writing this thesis, a malaria spread model was constructed with the influence of bias vectors and the use of mosquito repellent creams. The mathematical model is a six-dimensional nonlinear differential equation system which is reduced to three dimensions using a Quasi-Steady State Approximation approach and a nondimensionalization process. The analytical study carried out on the model in this thesis consists of an analysis of the existence and stability of the equilibrium point and the analysis of the Basic Reproduction Number (R_0). Numerical simulation carried out in this thesis consists of elasticity and sensitivity analysis R_0, and autonomous simulation. Based on analytical studies and numerical simulations, it was found that the effective use of mosquito repellent creams can reduce the proportion of infected humans and mosquitoes in a population so that there is a possibility that malaria can be eliminated from a population. On the other hand, if the value of the vector-bias increases, the proportion of infected"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teuku Muhammad
"Di Indonesia penyakit malaria khususnya diluar Jawa-Bali masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, hal ini disebabkan karena masih tingginya angka kesakitan, dimana pada akhir pelita VI angka kesakitan 32,23 perseribu penduduk dan parasit rate di daerah prioritas 4,78 perseratus penduduk, sedangkan tujuan yang ingin dicapai adalah menurunkan angka kesakitan dibawah 40 perseribu penduduk dan di daerah prioritas menurunkan parasit rate dibawah 2 perseratus penduduk dan malaria tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Sedangkan di Propinsi Daerah Istimewa Aceh angka kesakitannya 32,7 perseribu penduduk dan pada daerah prioritas parasit rate 3,15 perseratus penduduk dan khususnya pada daerah pantai 4,91 perseratus penduduk.
Dalam penelitian ini dilakukan pengambilan total sampel sebanyak 45 desa di daerah pantai dengan lingkup 4 dati II di 7 kecamatan dengan melakukan pengumpulan data sekunder laporan penyemprotan rumah dengan bendiocab dan data survai malaria tahun 1997 - 1998. Kemudian data tersebut dilakukan pengolahan dan analisa data dengan menggunakan program SPSS dan Epi Info untuk mengetahui apakah ada pengaruh penyemprotan rumah dengan insektisida terhadap penurunan parasit rate.
Dalam penelitian ini di fokuskan pada 4 variabel yang terkait dengan kualitas penyemprotan rumah dan breeding places dengan perubahan parasite rate, dengan hasil yang diperoleh menggambarkan adanya perbedaan yang bermakna antara parasite rate awal dengan parasite rate akhir dengan p = 0,020 dengan perbedaan rata-rata parasite rate awal 4,84 dengan simpangan baku 4,78 dan rata-rata parasite rate akhir.3,80 dengan simpangan baku 3,64 (t-tes). Namun dari hasil uji statistik dengan chi squre's yang dilakukan terhadap kualitas penyemprotan dengan perubahan parasite rate ditemukan hubungan yang tidak bermakna dengan nilai p -1,00.
Sedangkan hubungan antara breeding places dan perubahan parasite rate di peroleh hasil uji statistik dengan paired t-tes diperoleh nilai p = 0,051 , sehingga menggambarkan kecendrungan bahwa pada desa yang mempunyai breeding places penyemprotan rumah mempunyai manfaat dalam penurunan parasite rate. Dan hasil uji paired t-tes pada desa yang ada breeding places yang dilakukan penyemprotan dengan kualitas baik mempunyai manfaat dalam penurunan parasite rate.
Sehingga dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa pada desa-desa yang ada breeding places, penyemprotan rumah dengan kualitas baik dapat menurunkan parasite rate.
Daftar bacaan: 16 (1969 -1999)

Spaying Effect with Bendiocarb for Housing to Decreasing Parasite Rate Malaria Desease in the Seashore of Province Specific AcehMalaria desease in Indonesian, especially out side Jawa-Bali still be a problem of Public Health. Because of it's incidence rate is still high. In last pelita VI, the incidence rate it 32,23 / 1000 of population and parasite rate in the priority area 4,78 /100 population. The am halt want to action is reduce incidence rate lower than 40/1000 population and for the priority area lower than 2/100 population, after malaria desease will not the a public health problem any more.
Incidence rate in Provinc specific Aceh is 32,7/1000 population and in priority area parasite rate is 4,25 /100 population, especially for the sea shore areait is parasite rate 4,93/100 of population.
In this reseach, total sample in taken from 45 villages in the leach which haven four municiplelities in seven district by collecting secondary data have spraying report with Bendiocarb and malaria survey in 1997-1998. The data is manufactored and analisys data by Epi Info and SPSS, for used is there an effect of house spraying with insectiside to reduce parasite rate.
This reseach is focus by 4 variables that connect with the house spraying quality for loused and breeding places with changing parasite rate, and the ralt pictures that there is a with significant 0,020, with mean deviation of begginning parasite rate is 4,84 with standart deviation 4,78 and last mean parasite rate is 3,80 with standart deviation 3,64 (paired t-tes). But, the result of statistic test used chi square's, which is done to spraying quality with relation and parasite rate changes, is founded the meaninggless relation with probability score 1,0000.
Beside that to relation with breeding places and changing parasite rate statistic test with paired t-tes scor 0,051 is showed trends to villagge to relation in reduce parasite rate. And statistic paired t-tes an village between breedingplaces with spraying good quality and having in reduce the parasite rate.
Refference, 16 (1969 -1999)."
2000
T4597
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Setyaningrum
"Ruang Lingkup dan Cara Penelitian : Southeast Asian Ovalocytosis (SAO) atau blase disebut dengan ovalositosis adalah suatu kelainan morfologi eritrosit yang berbentuk oval. Secara in vitro ovalositosis sudah dibuktikan resisten terhadap infeksi malaria, namun hasil penelitian secara in vivo masih kontroversi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apekah terdapat perbedaan insidens infeksi malaria, densitas paresit dan fekuensi gejala klinis malaria antara amok ovalositosis (kelompok studi) dengan anak yang mempunyai eritrosit normal (kelompok kontrol).
Lokasi penelitian di dusun Selesung desa Pulau Legundi kecamatan Padang Cermin, Lampung selatan pada bulan September 1996 - Maret 1997. Objek penelitian adalah anak-anak usia 2-11 tahun, yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok ovalositosis 16 anak dan kelompok kontrol 18 anak. Sebelum penelitian dimulai semua objek penelitian diberi obat kiorokuin dosis 25 mg/kg bb. dan primakuin dosis 5-15 mg/hari selama 14 hari yang bertujuan untuk menghilangkan parasit dalam darah dan sel hati. Setelah semua objek penelitian darahnya tidak mengandung parasit, dilakukan pengembilan dan pemeriksaan darah setiap dua minggu sekali dan setiap terjadi gejala klinis malaria (demem, menggigil dan berkeringat) selama periode 6 bulan.
Hasil dan Kesimpulan : Hasil yang diperoleh selama 6 bulan ternyata insidens infeksi malaria pada ovalositosis lebih rendah daripada kontrol, namun setelah diuji dengan Chi Square tidak berbeda (p=0,890), demikian juga insidens infeksi P. falciparum pada ovalositosis lebih rendah daripada kontrol, namun setelah diuji dengan Chi Square tidak berbeda (p=0.513), sedangkan insidens infeksi P. vivax terdapat perbedaan yang sangat bermakna, yaitu pada ovalositosis lebih rendah daripada kontrol (p=0,000), walaupun demikian pengaruh stadium hipnozoit di dalam sel hall perlu dipertimbangkan. Densitas parasit malaria terdapat perbedaan yang bermakna, yaitu pada ovalositosis lebih rendah daripada kontrol (p=0,0455). Frekuensi gejala klinis malaria pada ovalositosis 3 kali lebih rendah daripada kelompok eritrosit normal.
Kesimpulan ovalositosis berpengaruh terhadap infeksi P.falciparum, sedangkan terhadap infeksi P.vivax belum dapat dibuktikan."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asrul Hudaira
"Malaria is an infectious disease caused by a malaria parasite spread by female Anopheles mosquitoes, and is currently a public health problem. Besides causing death, it also affects work productivity and income. Puskesmas Hanura, wich is included ah High Incidence Area with AMI of l59,8 per 1000 persons, has done many efforts to deal with malaria, one of those is encouraging the use of bednets by distributing them to the community. The community there uses bednets while sleeping to help prevent malaria incidence.
This study used case control design, to elicit whether there is any significant relationship between exposure to mosquitoes and malaria by comparing case group and control group. Data were collected from Puskesmas I-Ianura, whit case group being patients who have been diagnosed with malaria (based on clinical symptoms and laboratory result) and control group are those who are not diagnosed with malaria, Primary data were also collected using stmctured questionnaires.
The result of bivariate analysis with a confidence of 95% showed that variabels correlating with malaria incidence the use of badnets with p value = 0,000 and OR = 4,177 (95%: 2,537-6,879), the use of mosquito coil with p value = 0,038 and OR = 1,962 (95% Cl: 1,078-3,57l) and being outside the housing during night time with p value = 0,016 and OR = 1,926 (95% CI: 1,159-3,20l).
The result of multivariate analiysis showed that using bednets when sleeping has a correlation with malaria incidence. Those who do not use bednets have 4,177 times begger risk to catch malaria than those who do. g.
It is suggested that the community be given thorough infomation on the importance of preventing the spread of malaria. The distribution of badnets should be continued and information should be given also regarding how to use bednets properly and their benefits. It is also suggested that people should stay inside the house night."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T34451
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meiyeriance Kapitan
"ABSTRAK
Kejadian infeksi malaria selama kehamilan dapat menyebabkan terjadinya
komplikasi pada ibu dan janin. Komplikasi tersebut dapat dicegah jika ibu hamil
mampu melakukan perawatan mengatasi gejala klinis saat serangan malaria.
Tujuannya mengetahui pengaruh “Paket Ibu Sehat” terhadap pengetahuan dan
perilaku mengatasi gejala klinis saat serangan malaria pada ibu hamil di
Kabupaten Sumba Barat Daya. Jenis penelitian eksperimen semu dengan desain
post test only with control group . Pengambilan sampel dengan quota sampling
berjumlah 62 responden. Kelompok intervensi mendapat pendidikan kesehatan,
praktek dan kunjungan rumah. Analisis data menggunakan Chi Square dan hasil
penelitian ini menunjukan pengetahuan dan perilaku pada kelompok intervensi
berbeda bermakna dibandingkan dengan kelompok kontrol (p<0,05).
Rekomendasinya “Paket Ibu Sehat” dapat digunakan untuk panduan mengatasi
gejala klinis saat serangan malaria tanpa komplikasi pada ibu hamil.
ABSTRACT
The incidence of malaria infection during pregnancy can lead to complications in
the mother and fetus. These complications can be prevented if pregnant women
are able to overcome clinical symptoms of malaria attack. This study aimed to
investigate the influence of "Healthy Mothers Package" on knowledge and
behavior during an attack of malaria among pregnant women in Southwest
Sumba. The study design was a quasi-experiment with a post-test only and control
group. Quota sampling technique was used to obtain 62 respondents. Intervention
group was provided with health education, followed by practice and home visits.
Data collected were analyzed using Chi square tests. Results indicated that
knowledge and behavior were significant different in the intervention group
compared with the control group (p <0.05). It is recommended that the "Healthy
Mothers Package" can be used to guide pregnant mothers overcoming clinical
symptoms during malaria attack."
2013
T35404
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Alfian Zainuddin
"Indonesia masih menjadi negara yang belum terbebas dari malaria. Terdapat kesenjangan kasus malaria di Indonesia dengan prevalensi tertinggi di Provinsi Papua, Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model manajemen malaria berbasis wilayah yang nantinya dikembangkan menjadi algoritma manajemen malaria berbasis wilayah. Desain penelitian ini adalah desain penelitian analitik yang menggabungkan studi ekologi dan studi potong lintang. Sampel diambil dari empat desa yang berdekatan di Kecamatan Kodi Balaghar Kabupaten Sumba Barat Daya Provinsi Nusa Tenggara Timur yang memiliki perbedaan prevalensi malaria dan perbedaan ekosistem yaitu Desa Mata Kapore, Desa Waikarara, Desa Kahale dan Desa Karang Indah.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat variabilitas dinamika transmisi di antara keempat desa tersebut yaitu jenis parasit, densitas parasit, kepadatan nyamuk, perilaku pemajanan, jarak rumah dari tempat perindukan nyamuk. Terdapat variabilitas respons imun di antara keempat desa yaitu kadar IgG dan alel gen MSP2. Pola persebaran kasus dan alel gen MSP2 di masing-masing desa memiliki karakteristik tertentu. Ada hubungan antara jarak rumah dari tempat perindukan nyamuk (p=0,041) dan alel gen MSP2 (p=0,032) dengan densitas parasit. Model akhir menunjukkan alel gen MSP2 memiliki hubungan dengan densitas parasit.
Penelitian ini menyarankan algoritma manajemen malaria berbasis wilayah yang memuat manajemen kasus, manajemen faktor risiko, integrasi dan keterlibatan lintas sektor.

Indonesia is not malaria-free country. There is a gap of malaria cases in Indonesia with the highest prevalence in the province of Papua, West Papua and East Nusa Tenggara.
This study aims to obtain spatial management of malaria model which will be developed into an spatial management of malaria algorithms. This study design is an analytic study designs that combines ecological study and cross-sectional study. Samples taken from four adjacent villages in the district of Kodi Balaghar Southwest Sumba Regency East Nusa Tenggara Province which have differences in prevalence of malaria and ecosystem diversity. They are Mata Kapore Village, Waikarara Village, Kahale Village and Karang Indah Village.
The results showed there are variabilities in the transmission dynamics among the four villages. The variabilities are the type of parasite, parasite density, density of mosquitoes, behavioral exposure, the distance of house from breeding places. There are variabilities in immune response among the four villages. They are IgG level and MSP2 gene alleles. Distribution patterns of cases distributif and MSP2 gene alleles in each village have certain characteristics. There is a association between the distance of house from breeding place (p=0,041) and MSP2 gene alleles (p=0,032) with parasite density. The final model shows MSP2 gene alleles have a relationship with parasit density.
This study suggested spatial management of malaria algorithm that includes case management, risk factor management, integration and cross-sector involvement.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
D2101
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>