Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111545 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kismoyohadi
"Seiring dengan makin meningkatnya kesadaran masyarakat atas arti penting mutu layanan publik, maka berbagai institusi publik makin dituntut untuk senantiasa memberikan layanan yang bermutu bagi pelanggannya. Suku Dinas Kebersihan sebagai salah satu contoh institusi publik pun tidak lepas dari trend tersebut. Untuk memenuhi keinginan publik atas layanan jasa yang bermutu tersebut, dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi keinginan publik atas berbagai atribut mutu layanan jasa yang memuaskan.
Penelitian ini mempunyai maksud dan tujuan untuk mengidentifikasi keinginan publik yaitu seperti apa bentuk yang dianggap bermutu dan untuk mengetahui kesenjangan antara persepsi masyarakat dan harapan yang diinginkan terhadap mutu layanan pengangkutan sampah rumah tangga, dimensi mutu layanan manakah yang paling besar kesenjangannya dan perlu segera di tanggapi serta untuk mengetahui kebijakan apa saja yang dapat dibuat oleh Suku Dinas Kebersihan Kodya Jakarta Selatan dalam rangka meningkatkan kualitas layanan kebersihan sampah rumah tangga.
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel daerah operasional Suku Dinas Kebersihan Kodya Jakarta Selatan, yaitu dengan cara menyebarkan kuisioner pada pengguna jasa Suku Dinas Kebersihan Kodya Jakarta Selatan di 10 kecamatan wilayah Kodya Jakarta Selatan.
Berdasarkan hasil analisis data pada setiap dimensi Service Quality (servqual) dapat teridentifikasi bahwa;
1. Dimensi mutu layanan yang paling tinggi kesenjangannya adalah dimensi tangible sebesar -1,950, dimensi mutu Empathy sebesar -1, 636, dimensi mutu Responsiveness sebesar --1,035, dimensi mutu Reliability sebesar -0.952, dan dimensi mutu Assurance sebesar 0,053. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum organisasi publik seperti Suku Dinas Kebersihan Kodya Jakarta Selatan masih belum mampu menunjukkan kinerja layanan mutu yang memuaskan.
2. Berbagai kunci sukses yang paling mempengaruhi mutu layanan Suku Dinas Kebersihan Kodya Jakarta Selatan, Kunci sukses tersebut diantaranya adalah : peningkatan jumlah TPS dan sarana angkut sampah berupa gerobak dan mobil sampah, penambahan pegawai usia produktif pada petugas golongan I, adanya saluran komunikasi bagi warga yang ingin menyampaikan keluhan sampahnya.
3. Model layanan kebersihan yang dianggap bermutu adalah model layanan pengelolaan sampah yang responsif terhadap keluhan masalah sampah dari warga, dan layanan yang memiliki empathy bagi warga yang tinggal di daerah yang kumuh, serta struktur pembiayaan jasa pengelolaan sampah yang berpihak pada prinsip keadilan bagi daerah kaya dan miskin.
Berbagai temuan yang didapatkan melalui penelitian ini perlu mendapatkan penanganan tindak lanjut baik dalam kerangka praktis maupun dalam kerangka akademis. Tindak lanjut dalam kerangka praktis merupakan masukan bagi institusi pengelola layanan kebersihan dan tindak lanjut dari kerangka akademis merupakan tantangan untuk melakukan penelitian lebih mendalam dengan metodelogi dan pendekatan yang lebih variatif.
Berkaitan dengan ini, maka pemerintah DKI Jakarta melalui biro Kepegawaian perlu merencanakan penambahan pegawai kontrak untuk ditempatkan sebagai tenaga pengangkut sampah, agar para pegawai tersebut mudah untuk dikendalikan baik dari segi administrasi maupun operasionalnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T11438
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risza Damayanti
"Pengelolaan sampah merupakan salah satu masalah di Kota Depok. Bank sampah adalah sistem pengelolaan sampah non-organik yang berkembang pesat di Kota Depok dan terbanyak berada di Kecamatan Sukmajaya. Penelitian ini membahas bagaimana efektivitas pengelolaan sampah melalui bank sampah di Kecamatan Sukmajaya, Depok. Penelitian ini menggunakan pendekatan positivist dengan metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan sampah melalui bank sampah dengan studi bank sampah di Kecamatan Sukmajaya, Depok tidak efektif dilihat dari indikator kelembagaan, teknik operasional, pembiayaan, peraturan/hukum, dan peran serta masyarakat.

Waste management is one of the problems in Depok. Bank sampah is a system of non-organic waste management which is growing rapidly in Depok and most were in the Kecamatan Sukmajaya. This study discusses how the effectiveness of waste management through bank sampah in the Kecamatan Sukmajaya, Depok. This study used a positivist approach with qualitative research method. The results showed that the waste management through bank sampah with study in Kecamatan Sukmajaya, Depok is ineffective seen from the indicators which are institutional, operational engineering, financial, regulatory/legal, and community participation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S54959
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Imaduddin Noor Muhashiby
"Pengelolaan sampah adalah mengumpulkan, mengangkut, mengolah, dan mendaur ulang bahan sampah dari Rumah Tangga, Tempat Pengelolaan Sampah 3R/Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu, dan TPA. Pengelolaan sampah yang optimal dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh sampah. Paradigma masyarakat saat ini dalam pengelolaan sampah masih bersifat kumpul-angkut-buang. Tulisan ini menjelaskan bagaimana Kecamatan Pesanggrahan mengelola sampahnya dengan menerapkan paradigma baru yaitu reduce-sorted-processing. Tulisan ini bertujuan untuk mengevaluasi sistem pengelolaan sampah di Jakarta Recycle Center (JRC), Pesanggrahan, Jakarta Selatan, dan mengidentifikasi dokumen peer-review dalam sistem pengelolaan sampah. Kajian ini menggunakan pendekatan kajian semi sistematik dengan mengkaji dokumen-dokumen yang relevan. Skema pengangkutan sampah yang dilakukan dalam program JRC terbagi menjadi empat jenis pada tujuh hari yang berbeda. Komposisi sampah yang paling signifikan di JRC adalah sampah organik. Pengolahan sampah organik dilakukan dengan dua metode yaitu pengomposan dan BSF. Dengan dukungan fasilitas pengangkutan dan pengolahan sampah yang memadai dari pemerintah, JRC dapat menjadi program percontohan yang dapat diterapkan di daerah lain dalam mengelola sampahnya.

Waste management is collecting, transporting, processing, and recycling waste materialsfrom the Household, 3R Waste Management Site / Integrated Waste Management Site, and the landfill. Optimal waste management can reduce the impact of environmental pollution caused by waste. The current community paradigm in waste management is still in the collecttransport-dispose. This paper describes how Pesanggrahan District managesits waste by applying a new paradigm, namely reduce-sorted-processing. This paper aims to evaluate the waste management system at the Jakarta Recycle Center (JRC), Pesanggrahan, South Jakarta, and identify peer-reviewed documents in the waste management system. This study approaches a semi-systematic review by reviewing relevant documents. The waste transportation scheme carried out in the JRC program is divided into four types on seven different days. The composition of the most significant waste in JRC is organic waste. Two methods carry out the processing of organic waste, namely composting and BSF. With the support of sufficient waste transportation and processing facilities from the government, the JRC can become a pilot program that can be applied in other areas in managing their waste."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stevany Valensia Ester Dien
"Zero Waste City merupakan salah satu program utama pemerintah Kota Depok dalam menangani permasalahan sampah dengan menekan bertambahnya jumlah sampah yang ditimbulkan. Program bank sampah merupakan bagian dari program tersebut. Studi yang ada sebelumnya terkait bank sampah sebagai bagian dari program zero waste masih minim melakukan evaluasi, khususnya pada beberapa aspek penting seperti relevansi, efektivitas dan keberlanjutan. Padahal, ketiga aspek tersebut penting, terutama aspek keberlanjutan dalam suatu program karena mempengaruhi keberhasilannya di masa depan. Dengan adanya hal tersebut, tulisan ini bertujuan untuk melakukan evaluasi keberhasilan bank sampah Annisa yang merupakan bagian dari program zero waste city Kota Depok. Studi evaluasi ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui metode pengumpulan data wawancara mendalam yang menggunakan kerangka analisis SWOT dan Main Analytical Categories. Hasil SWOT menunjukkan; kekuatan (Strength) utama yang dimiliki bank sampah Annisa adalah semangat kader dan dukungan lingkungan sekitar, kelemahan (Weakness) utama yang dimiliki adalah lemahnya kemandirian pada aspek ekonomi, peluang (Opportunity) terbesar yang dimiliki adalah dukungan dari ketua RW, dan ancaman (Threat) terbesar yang dimiliki bank sampah Annisa adalah kurang nya kualitas komunikasi dengan pihak lain. Sedangkan hasil analisis Main Analytical Categories menunjukkan dari 3 aspek keberhasilan program Bank Sampah Annisa, hanya 1 aspek, yaitu aspek efektivitas yang masuk dalam kategori penilaian sangat baik. Sedangkan dua aspek lain nya, yaitu aspek relevansi dan keberlanjutan hanya pada kategori penilaian cukup baik dan kurang baik. Hasil evaluasi ini memperlihatkan bahwa program bank sampah Annisa memerlukan perbaikan dari berbagai segi, khususnya kolaborasi antara pemerintah dan juga pihak swasta dengan memberikan bantuan secara materil maupun immateril agar program bank sampah Annisa dapat berjalan lebih optimal serta keberlanjutan.

Zero Waste City is one of the main programs of the Depok City government in dealing with waste problems by reducing the increase in the amount of waste generated. The waste bank program is part of this program. Previous studies regarding waste banks as part of the zero waste program still carry out minimal evaluation, especially on several important aspects such as relevance, effectiveness and sustainability. In fact, these three aspects are important, especially the sustainability aspect of a program because it influences its success in the future. Therefore, this paper aims to evaluate the success of the Annisa waste bank which is part of the Depok City zero waste city program. This evaluation study was carried out using a qualitative approach through in-depth interview data collection methods using the SWOT analysis framework and Main Analytical Categories. The SWOT results show; The main strength of the Annisa waste bank is the enthusiasm of the management members and support from the surrounding environment, the main weakness is lack of indepence in the economic aspect, the biggest opportunity is the support from the RW chairman, and he biggest threat that Annisa waste bank has is the lack of quality communication with other parties. Meanwhile, the results of the Main Analytical Categories analysis show that of the 3 aspects of the success of the Annisa Waste Bank program, only 1 aspect, namely the effectiveness aspect, is included in the very good assessment category. Meanwhile, the other two aspects, such as the relevance and sustainability aspects, are only in the quite good dan less good assessment category. The results of this evaluation show that the Annisa waste bank program requires improvement in various aspects, especially collaboration between the government and the private sector by providing material and immaterial assistance so that the Annisa waste bank program can run more optimally and sustainably.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kemal Hidayat Andrianto
"Volume sampah yang dihasilkan oleh kegiatan manusia jumlahnya lebih banyak daripada jumlah sampah yang bisa terangkut ke tempat pembuangan akhir. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan volume timbulan sampah yang dihasilkan oleh SMP Negeri 230 Jakarta. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan menggunakan rancangan The One Group Pre-Test and Post-Test Design. Intervensi yang diberikan berupa sosialisasi tentang sampah dan pembuatan lubang resapan biopori. Pengukuran data dilakukan sebanyak dua kali yaitu saat sebelum dan sesudah diberikan perlakuan terhadap responden. Adapun responden di dalam penelitian ini ada sebanyak 101 orang siswa. Hasilnya menunjukkan terdapat kenaikan rata-rata tingkat pengetahuan siswa dari 8,01 (sebelum sosialisasi) menjadi 9,04 (setelah sosialisasi). Hasil uji statistik menunjukkan adanya peningkatan tingkat pengetahuan yang signifikan (p<0,001) antara sebelum dan sesudah intervensi. Volume rata-rata timbulan sampah sekolah mengalami penurunan dari 395,275 Liter (sebelum sosialisasi dan pembuatan lubang biopori) menjadi 325,545 Liter (setelah sosialisasi dan pembuatan lubang biopori. Disimpulkan bahwa intervensi berupa sosialisasi dan pembuatan lubang biopori meningkatkan tingkat pengetahuan responden dan menurunkan volume timbulan sampah sekolah.

The volume of waste produced by human activities is higher than the amount of waste that can be transported to landfills. This study aims to determine the level of knowledge and volume of waste produced by SMP Negeri 230 Jakarta. The method of this research is a quasi-experiment using the design of The One Group Pre-Test and Post-Test Design. The intervention given was the socialization about waste and making biopori infiltration holes. Data measurements were carried out twice, namely before and after treatment of respondents. The respondents in this study were 101 students. The results indicate an increase in the average level of student knowledge from 8.01 (before socialization) to 9.04 (after socialization). Statistical test results showed a significant increase in the level of knowledge (p <0.001) between before and after the intervention. The average volume of school solid waste has decreased from 395.275 liters (before socialization and biopori hole making) to 325.545 liters (after socialization and biopori hole making) It was concluded that interventions in the form of socialization and making biopori holes increased respondents knowledge level and decreased the volume of school waste generation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahruddin
"Penelitian ini adalah tentang partisipasi warga dalam pengelolaan sampah di dalam sebuah komuniti perkotaan. Partisipasi warga dipengaruhi oleh norma dan institusi kebersihan yang berlaku di dalam komuniti. Norma kebersihan merupakan acuan perilaku warga dalam melakukan kegiatan atau tindakan yang berkaitan dengan penanganan sampah di dalam komuniti. Sedangkan institusi kebersihan berperan dalam mengatur kegiatan penanganan sampah di dalam komuniti.
Strategi pengumpulan data dilakukan dengan cara : pengamatan langsung di lokasi, dan melakukan wawancara dengan informan berdasarkan isu dan satuan data yang dibutuhkan. Data dianalisa dengan cara pengeditan dan penyortiran terhadap berbagai informasi menjadi bagian-bagian yang dapat dikelompokkan berdasarkan kategori yang telah ditentukan; Menginterpretasikan perilaku komuniti berdasarkan norma kebersihan yang berlaku di dalam komuniti; serta menginterpretasikan peranan institusi kebersihan dalam mengatur kegiatan penanganan sampah di dalam komuniti.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa: Norma kebersihan yang berlaku di tingkat komuniti belum menjadi acuan perilaku warga dalam penanganan sampah di dalam komuniti. Sementara institusi kebersihan di tingkat komuniti belum berperan secara efektif dalam mengatur kegiatan penanganan sampah di dalam komuniti.
Partisipasi warga dalam pengelolaan sampah di dalam komuniti dipengaruhi oleh norma dan institusi kebersihan yang berlaku di tingkat komuniti. Meskipun ada norma kebersihan yang berlaku di tingkat komuniti akan tetapi tidak didukung oleh peranan institusi kebersihan yang secara efektif mengatur kegiatan penanganan sampah di tingkat komuniti maka pengelolaan sampah tidak akan berjalan dengan baik dalam rangka mengatasi masalah sampah dan kebersihan di dalam komuniti. Norma dan institusi kebersihan merupakan satu kesatuan yang fungsional dan secara signifikan mempengaruhi perilaku warga dalam penanganan sampah di dalam komuniti.

Norms And Social Institution Influence to Residents Participation in Waste Management: Case Study at Bonto Rannu Subdistrict Makassar This research was about residents' participation in waste management in the urbanized community. The residents' participation is influenced by the applicable of norms and cleanliness institution in the community. The cleanliness norm becomes a reference for residents' behavior in conducting the action or activities for waste efforts in the community. At the time that cleanliness institution take a role to be in waste efforts management activities in the community.
The data collection strategy was carried out by the manners: The direct observation at the location, and interviewing the informants based on the issue and data unit required. Data was analyzed by the ways: Editing and sorting toward the variety of information to become the parts that may be categorized based on the specified categories; Interpreting the community behaviors or point of view in connection with applicable cleanliness norms in the community; and interpreting take a role the cleanliness institution in waste efforts management activities.
The observational results show that the applicable cleanliness norms at the community level are not reference resident?s behavior in waste efforts in the community. While the cleanliness institution at the community level are not affectivity take a role in waste efforts management activities in the community.
The residents' participation in waste management in the community by applicable norms and cleanliness institution influence to be is at the community level. Although to be are the applicable cleanliness norms in the community but will not affectivity take a role cleanliness institution support for waste efforts at the community level then waste management will not good of road for problem solving of waste and clean in the community. The norms and cleanliness institution are significantly and unity of functional in residents' behavior influence for waste efforts in the community.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11944
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sefni Yenti
"Rumah sakit St. Carolus Jakarta merupakan salah satu rumah sakit dengan predikat pengelola air limbah yang baik. Sistem pengolahan biologis adalah sistem pengolahan air limbah yang diterapkan di Instalasi Pengolahan Air Limbah di rumah sakit St. Carolus Jakarta. Berdasarkan hasil pengujian terhadap kualitas effluent IPAL rumah sakit St. Carolus, nilai kadar pencemar yang terkandung pada effluent air limbah telah sesuai dengan baku mutu lingkungan yang ditetapkan oleh Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 122 Thun 2005 Tentang baku mutu limbah cair domestik. Selain itu, efektifitas IPAL rumah sakit St. Carolus tergolong bagus, terlihat dari efisiensi penurunan kadar pencemar untuk setiap parameter antar lain: pH 0,54%, TSS 82,13%, BOD5 94,17%, COD 78,6%, Minyak Lemak 14,43%, Zat Organik KMnO4 91,3%, Senyawa Aktif Methylene Blue 84,35% dan ammonia sebesar 81,42%, yang keseluruhannya diperoleh dari data sekunder dari pihak rumah sakit. Sedangkan berdasarkan analisis laboratorium, efisiensi penurunan kadar pencemar untuk setiap parameter adalah: TSS 95,42%, BOD5 75,66%, COD 73,52%, Minyak Lemak 17,30%, Zat Organik KMnO4 60,43%, Senyawa Aktif Methylene Blue 68,33% dan ammonia sebesar 98%.

St. Carolus Hospital ini Jakarta is one of activity that have good waste water treament. The Biological Treatment is the way that used in this hospital. Based on laboratorium test about effluent quality of this Waste Water Treatment Plant (WWTP), the number of pollutant in outlet of WWTP is suitable with value that permitted by Jakarta's Governor regulation No. 122 /2005 About Domestic Waste Water Quality Limitation that permitted to throw to stream or river. Beside that, the effectiveness of this WWTP is good, seen from the efficiency of pollutant removal for each parameter that found from secondary data from St. Carolus Hospital: pH 0,54%, TSS 82,13%, BOD5 94,17%, COD 78,6%, Minyak LeOil and Fat 14,43%, Organic substance KMnO4 91,3%, Methylene Blue Active Compound 84,35% and ammonia 81,42%. Based on laboratorium analysis, the efficiency of pollutant removal for each parameter are: TSS 95,42%, BOD5 75,66%, COD 73,52%, Oil and Fat 17,30%, Organic Substance KMnO4 60,43%, Methylene Blue Active Compound 68,33% and ammonia 98%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S50704
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzi
"Dalam beberapa tahun terakhir ini, daerah aliran sungai di Kelurahan Ikur Kota, Kecamatan Kota Tengah, Kota Padang telah mengalami.degradasi terutama dari segi kualitas air. Air sungai yang dahulunya jernih sekarang berubah menjadi keruh dan kotor. Salah satu penyebabnya adalah sungai sudah tercemar dengan limbah padat seperti plastik, kaleng bekas, botol bekas dan jenis-jenis sampah padat lainnya, seiring dengan peningkatan jumlah penduduk yang tinggal di pinggir sungai. Persepsi atau pandangan masyarakat setempat yang dahulu menganggap sungai sebagai sumber daya alam yang perlu dijaga kelestariannya dengan tidak membuang sampah ke dalamnya, sekarang sudah berubah. Sungai telah dijadikan sebagai pembuangan sampah yang paling murah, mudah dan praktis tanpa harus bersusah payah menggali lubang atau membakar sampah tersebut.
Bertolak dari permasalahan di atas, maka peneliti ingin mengetahui bagaimana persepsi atau pemahaman masyarakat tentang fungsi dan manfaat sungai dalam kehidupan mereka serta bagaimana memberdayakan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah padat di daerah Lubuk Minturun dalam rangka pelestarian fungsi sungai di Kelurahan Ikur Koto.
Penelitian secara khusus bertujuan (a) untuk mengetahui nilai-nilai adat sebagai aturan non formal yang berlaku dan menjadi landasan yang mengikat kehidupan dan persepsi masyarakat sekitar dalam pengelolaan sampah padat di sekitar sungai, terutama di Kelurahan Ikur Kato, khususnya pada saat ini; (b) mengetahui peran masyarakat setempat dalam penanganan sampah dan pengelolaan sungai di Kelurahan Ikur Koto; (c) mencari alternatif-alternatif pengelolaan sampah di Lubuk Minturun, Kelurahan Ikur Koto yang berbasis pada sistem nilai dan persepsi masyarakat setempat (community-based), dan kemungkinan pengembangannya.
Berdasarkan lingkup kajian ekologi manusia dan kondisi di lapangan yang ada saat ini, peneliti membatasi lingkup permasalahan pada peranserta dan persepsi warga setempat, terutama yang terkait dengan pengelolaan sampah dan pencemar sungai, dengan mengambil lokasi di Lubuk Minturun, Kelurahan Ikur Koto, Kecamatan Kota Tengah, Kota Padang, Propinsi Sumatera Barat.
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, diperoleh beberapa gambaran mengenai faktor-faktor yang menghambat dan mendukung pengelolaan sampah padat di Lubuk Minturun serta bentuk-bentuk peranserta dan pengelolaan di masa yang akan datang yang dapat digunakan sebagai dasar membuat model yang diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk memperbaiki kondisi pengelolaan sampah padat dan pencemarannya terhadap sungai."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11108
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sepinia Indrawati
"Setelah peristiwa longsor di TPA Leuwigajah, TPA Sarimukti dijadikan sebagai TPA sementara untuk menampung sampah di wilayah Bandung. Untuk menghindari peristiwa longsor yang serupa pada TPA tersebut, diperlukan analisis terhadap parameter kuat geser material sampah yang berhubungan terhadap stabilitas timbunan. Untuk itu, dilakukan studi terhadap material sampah perkotaan artifisial berdasarkan komposisi di TPA tersebut. Studi yang dilakukan meliputi pengaruh kadar air pemadatan terhadap nilai sudut geser dan kohesi material. Selain itu studi dilakukan untuk melakukan validasi terhadap metode serta hasil yang diperoleh.
Dari hasil pengujian triaxial unconsolidated undrained pada sampel sampah artifisial diperoleh nilai kohesi; c untuk material dengan kadar air pemadatan di bawah optimum sebesar 5,38 kPa; material dengan kadar air pemadatan optimum sebesar 2,38 kPa; dan material dengan kadar air pemadatan di atas optimum sebesar. Adapun nilai sudut geser; φ untuk sampel dengan kadar air di bawah optimum sebesar 8,56o; sampel dengan kadar air pemadatan optimum 7,64o; dan sampel dengan kadar air di atas optimum sebesar 2,78o. Hasil yang diperoleh selanjutnya dimodelkan dalam aplikasi Slope/W untuk melakukan validasi hasil dengan kondisi di lapangan. Dari pemodelan tersebut menunjukkan parameter material artifisial belum dapat merepresentasikan kondisi di lapangan

After the landslides incident in Leuwigajah Landfill, the Sarimukti Landfill was used as a temporary landfill to accomodate the waste in Bandung. To avoid the similar incident in Sarimukti Landfill, the analysis of shear strength parameters of waste materials related to the stability of the embankment is required. For that reasons, this study was conducted on artificial Municipal Solid Waste (MSW) based on the material composition in Sarimukti Landfill. The study was conducted on the effects of compaction water content on the friction angle and cohesion of the artificial waste material. In addition the study conducted to validate the method and the results obtained.
From the unconsolidated undrained triaxial test obtained the cohesion for material with the less optimum water content is 5,38 kPa; the cohesion for material with optimum water content is 0 kPa; and the cohesion for material with over optimum water content is 2,38 kPa. The value of friction angle; φ for samples with a water content below optimum is 8,56o; samples with optimum water content is 7,64o; and samples with water content above the optimum is 2,78o. The results then modeled using application Slope/W to validate the results with field conditions. The modeling shows that the shear strength parameters of the artificial material can not represent the conditions in the field.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59275
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samuel Finley
"Rumah sakit adalah sarana pelayanan kesehatan penghasil berbagai jenis limbah khususnya limbah klinis infeksius, toksis, dan radioaktif. Limbah klinis yang tidak dikelola dengan benar akan menimbulkan dampak kesehatan langsung bagi masyarakat dan lingkungan.
Menurut hasil pemeriksaan BTKL Depkes Jakarta tahun 2003, menunjukkan bahwa effluent limbah cair Rumah Sakit Pusat Infeksi Prof. DR. Sulianti Saroso (RSPI-SS) tidak memenuhi baku mutu BOD5 34 mg/l, TSS 80 mg/l, dan NH3 0,18 mg/l. Pembakaran limbah padat klinis di insenerator menunjukkan gejala adanya pembakaran yang kurang sempurna, dimana suhu pembakaran tidak mencapai 1000°C.
Dari latar belakang di atas, maka pertanyaan penelitian adalah: (1) Apakah IPAL RSPI-SS efektif menurunkan parameter BOD5, COD, TSS, NH3, PO4, dan bakteriologi serta berapakah efisiensinya? (2) Apakah suhu pembakaran limbah padat klinis sudah efektif? (3) Berapakah efisiensi pembakaran (EP) dan efisiensi pemusnahan (DRE) limbah padat klinis di insenerator? (4) Berapakah konsentrasi emisi udara untuk parameter NH3, C12, HCI, NO2, debu, S02, H2S, HF, CO1 dan CO2 dari insenerator?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Kualitas effluent dan efisiensi IPAL. (2) Suhu pembakaran di insenerator, efisiensi pembakaran , serta efisiensi pemusnahan, penghilangan (3) Kualitas emisi udara dari insenerator dengan parameter NH3, CI2, HC1, NO2, debu, SO2, H2S, HF, CO, dan CO2. (4) Pengelolaan limbah klinis dan upaya minimisasi .
Hipotesis kerja: adalah (1) Efisiensi IPAL yang masih rendah menyebabkan parameter BOD5, COD, TSS, NH3, PO4. dan bakteriologi melampaui baku mutu. (2) Temperatur pembakaran limbah klinis yang rendah di insenerator, menyebabkan EP dan DRE rendah. Pendekatan penelitian dilakukan secara kuantitatif, metode penelitian deskriptif analitik dengan desain cross-sectional. Pengolahan data dengan tabulasi, komparasi, dan teknik sampling secara purposive sampling.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah (1) Konsumsi air bersih rata-rata tahun 2003 adalah 3810,4 m3/bulan. Rasio BOD5 dan COD dari influent IPAL adalah 0,52 berarti limbah bersifat organik dan metode pengolahannya proses biologi. (2) IPAL berfungsi tidak efektif, dan hasil analisis kualitas effluent tidak memenuhi syarat Kep.MenLH No.58 /1995 lampiran B, IPAL yang mengolah air limbah sebesar 75,5 - 107 m3 hanya mampu menurunkan konsentrasi hari 1 : BOD5 44,2 mg/l, TSS 82 mg/1, dan koliform 8x104. Hari 2 : TSS 74 dan mg/l, PO4 7,7 mg/l, koliform 22x104. Hari 3 TSS 86 mg/l, NH3 0,23 mg/l, dan koliform 4x104. (3).Efisiensi IPAL hanya mampu menurunkan BOD5 16-49%, COD 14-44%, TSS 4-19%, NH344-52, %, PO4 0 0 ? 8 % dan koliform 0%. (4) Suhu pembakaran limbah padat klinis adalah 342°C belum mencapai suhu optimum (1000°C). Hasil analisis kualitas emisi insenerator tidak memenuhi syarat NH3 yaitu 0,82 mg/m3 menurut SK Gubernur DKI Jakarta No. 670 Tahun 2000. Efisiensi pembakaran 95% dan efisiensi pemusnahan/penghilangan 96% belum memenuhi syarat menurut Kep. Ka.Bapedal No.03/Bapedal 09/1995 yaitu 99,999%. RSPI-SS menangani pembakaran limbah padat klinis dari rumah sakit selain dari sumber internal. Penggunaan air bersih yang berlebih merupakan salah satu obyek untuk minimisasi limbah cair. Limbah fixer, kemasan infus, botol alkohol, botol bayclin, dan betadin merupakan limbah padat yang dapat di daur ulang.
Kesimpulannya adalah bahwa pengelolaan limbah klinis di RSPI-SS baik limbah cair pada IPAL maupun penanganan limbah padat klinis di insenerator belum optimal. Demikian juga upaya minimisasi limbah belum optimal. Pengelolaan limbah klinis rumah sakit tersebut dapat ditingkatkan dengan menerapkan konsep minimisasi limbah dan kaidah dalam penanganan limbah B3 dan limbah non B3 sesuai dengan karakteristik limbah yang dihasilkan.
Sebagai saran: untuk meningkatkan pengelolaan limbah klinis di RSPISS adalah perbaikan dan pemeliharaan peralatan IPAL, operasi IPAL sesuai SOP, menambah waktu aerasi, segregasi dan pre-treatment limbah sebelum masuk ke IPAL, memasang meteran di IPAL dan Instalasi air bersih, efisiensi penggunaan air bersih, serta mengkaji syarat mikrobiologi limbah cair pada Kep.MenLH No.58/1995 Lampiran B.
Pengelolaan limbah padat klinis perlu upaya segregasi, mengendalikan suhu di insenerator, operasi insenerator sesuai dengan SOP, meningkatkan pengetahuan / ketrampilan petugas, dan uji TCLP abu hasil insenerasi serta penanganan abu sesuai prosedur limbah B3.

Management of Hospital Clinical Waste (A Case Study at National Medical Center for Infectious Disease Prof. Dr. Sulianti Saroso Hospital Jakarta)Hospital is a healthcare facility, which generates variety of waste particularly infectious, toxic, and radioactive clinical waste. The improper management of hospital clinical waste will cause direct health impacts on the surrounding community and on the environment.
Data from BTKL Department of Health Jakarta year 2003, obtained result analysis of effluent quality of RSPI-SS waste-water treatment plant (WWTP) was excessive compared to standard issued by Ministry of Environment regulation number 58 year 1995 attachment B on BOD5 34 mg/l, TSS 80 mg/l, NH3 0,18mg/l. Hospital clinical waste incineration was inadequate temperature which is less than 1000°C.
Therefore based on the above data, research questions were as follow: (1) was the WWTP of RSPI-SS effective to remove BOD5, COD, TSS, NH3, PO4, and bacteria and what was its efficiency? (2) Was the combustion temperature of clinical solid waste effective? (3) What were the combustion efficiency (CE) and destruction removal efficiency (DRE)? (4) What was the concentration of emission quality of incinerator such as NH3, Cl2, HCI, NO2, dust, SO2, H2S, HF, CO, C02?
This research aimed to assess management of hospital clinical waste on effluent quality of WWTP and its efficiency, combustion temperature in incinerator, CE, DRE, and also clinical waste management and minimization program. Working hypothesis are: (1) Low efficiency of WWTP caused excessive quality of effluent on BOD5, COD, TSS, NH3, PO4, and bacteria. (2) Low combustion temperature of clinical solid waste caused low on CE and DRE of incinerator. Research was conducted by quantitative approach and analytical descriptive research methodology. Research design was cross-sectional, purposive sampling technique, and data processing by tabulation and comparation.
Results obtained from the research are as follows:
(1) Average water use at RSPI-SS year 2003 was 3810.4 m3/monthly, and BOD5/COD ratio of influent quality was 0.52 which meant organic loading and treatment method was biological process. (2) WWTP functioned ineffective, in which result analysis of effluent quality was exceeded standard, observed parameters on: Day I: BOD5 44.2 mg/l, TSS 82 mg/l, and coliform 6x104. Day 2: TSS 74 mg/l, PO4s 7.7mg/l and, coliform 22x104. Day 3: BOD5 86 mg/l, NH3 0.23 mg/l, and coliform 4x104. (3) Treatment efficiency of WWTP was only enable to remove observed parameters on: BOD5 16 - 49%, COD 14 - 44%, TSS 4 -19%, NH3 44 - 52%, and PO4' 0 - 8% and coliform 0%. (4) Combustion temperature in the incinerator was only 342 °C, which unreached optimum temperature (1000°C). Result analysis of the incinerator emission quality indicated excessive concentration on ammonia refer to stationary source of air quality standard issued by Governor of Jakarta Decree number 670 year 2000). CE of clinical waste incineration was 95% and DRE was 96%, which meant below the standard requirement by ministry of environment which is 99,999%. RSPI-SS hospital incinerated clinical solid waste from out side source. Inefficiency of water use was one of the waste water minimization objects. The hospital waste minimization program covers the following action such as efficiency of water use, effluent re-use, fixer recovery , re-use of infuse bottle, alcohol, detergent, and betadine.
Conclusions are as follows: Clinical waste management at RSPI-SS hospital which consisted of waste water on WWTP and clinical solid waste handling on incinerator were not optimum. Clinical waste management could be improved by application of minimization concept and method of hazardous waste and non hazardous waste handling based on generated waste characteristic.
Recommendations are: repairing and maintenance of WWTP instrument, WWTP operation based on SOP, extend the period of aeration, segregate the waste water, install the flow rate meter on the WWTP and water plant, water efficiency, evaluation of microbiology standard of hospital effluent issued by ministry of environment, segregation of clinical solid waste, operation of incinerator based on SOP, to improve knowledge and skill of operator, and residual TCLP test of incineration and residual handling based on hazardous waste handling procedure."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T 11374
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>