Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191068 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iskandar Zulkarnain
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara iklim organisasi dan insentif terhadap produktivitas kerja tenaga pemasaran PT. Internusa Hasta Buana. Produktivitas mempunyai peran yang sangat penting dalam peningkatan kesejahteraan bakk secara nasional, perusahaan maupun pada level individu. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor produksi yang dapat memberikan jasa dan produk secara langsung dibandingkan faktor produksi lainnya.
Penelitian ini melibatkan 59 responden yang dipilih sebagai sample dari tenaga pemasaran pada PT. Internusa Hasta Buana. Teknik pengumpulan data menggunakan Quistionaire yang diisi oleh responden sesuai dengan skala liked yang dikembangkan dalam kuesioner. Analisis data menggunakan tabulasi silang untuk menguji produktivitas ditinjau dari unsur-unsur karakteristik individu. Di samping itu analisis regresi dilakukan untuk menguji hubungan antara insentif, iklim organisasi dan produktivitas kerja.
Berdasarkan analisis data, penelitian ini menemukan bahwa insentif mempunyai hubungan yang signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan (r0.507;p"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T10462
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maabuat, Rolex L.
"Penelitian ini bertolak dari dugaan bahwa produktivitas pekerja ditentukan oleh dua variabel utama yaitu kemampuan dan motivasi kerja para pekerja. Variabel-variabel yang menentukan motivasi kerja antara lain karakteristik pekerjaan dan iklim organisasi. Produktivitas pekerja sebagai perbandingan antara keluaran dengan masukan dalam satuan waktu kerja tertentu setiap pekerja. Karakteristik pekerjaan sebagai sifat-sifat yang terdapat pada pekerjaan operator yaitu variasi ketrampilan, identitas tugas, signifikansi tugas, otonomi, dan umpan balik. Kehadiran kelima dimensi inti karakteristik pekerjaan ini dapat menimbulkan kondisi psikologis kritis pada individu pekerja yang menuntun pada pencapaian produktivitas. Sedangkan iklim organisasi sebagai suatu lingkungan internal perusahaan dalam bentuk peraturan, kebijakan pimpinan, prosedur serta cara pelaksanaan kegiatan perusahaan, relatif bersifat tetap dan dialami setiap pekerja dalam dimensi-dimensi otonomi individual, tinggi rendahnya posisi berdasarkan struktur, orientasi imbalan, perhatian dan kehangatan serta dukungan, serta perkembangan dan kemajuan. Sebagai lingkungan internal perusahaan, maka iklim organisasi dapat mempengaruhi produktivitas pekerja.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi berdasarkan data empiris mengenai besaran dan arah pengaruh karakteristik pekerjaan dan iklim organisasi terhadap produktivitas pekerja. Penelitian ini bersifat "ex post facto", dengan subyek penelitian sebanyak 99 orang pekerja operator Bagian Linking PT Big Star Knitting di Jakarta. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan Panduan Observasi Produktivitas, kuesioner Job Diagnostic Survey, dan kuesioner Iklim Organisasi. Kedua macam kuesioner tersebut telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Pengolahan dan analisis data menggunakan komputer Program SPSS/PC+4.0, untuk analisis varians, analisis korelasi, dan analisis regresi ganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan:
1. Terdapat pengaruh karakteristik pekerjaan dan iklim organisasi secara bersama-sama terhadap produktivitas pekerja. Karakteristik pekerjaan dan iklim organisasi dapat memberi sumbangan efektif secara bersama yang bermakna terhadap produktivitas pekerja. Secara sendiri-sendiri karakteristik pekerjaan dan iklim organisasi dapat berpengaruh positif dan bermakna terhadap produktivitas pekerja, di mana karakteristik pekerjaan memiliki pengaruh yang lebih kuat dibandingkan pengaruh iklim organisasi terhadap produktivitas pekerja.
2. Terdapat hubungan yang positif dan bermakna antara karakteristik pekerjaan dan kondisi psikologis kritis. Dimensi variasi ketrampilan, identitas tugas, dan signifikansi tugas berhubungan secara positif dan bermakna dengan kondisi keberartian pekerjaan. Ketiga dimensi karakteristik pekerjaan tersebut dapat memberikan sumbangan efektif secara bersama yang bermakna terhadap munculnya kondisi keberartian pekerjaan. Tidak terdapat hubungan yang positif antara dimensi otonomi dan kondisi tanggungjawab pekerjaan. Sedangkan dimensi umpan balik berhubungan positif dan bermakna dengan kondisi pengetahuan hasil kerja.
3. Terdapat hubungan yang positif dan bermakna antara kondisi psikologis kritis dan produktivitas pekerja.
4. Terdapat hubungan yang positif dan bermakna antara karakteristik pekerjaan dan produktivitas pekerja. Terbukti dimensi umpan balik mempunyai hubungan yang positif dan bermakna dengan produktivitas pekerja. Sedangkan variasi ketrampilan, identitas tugas, signifikansi tugas, dan otonomi, masing-masingnya tidak ada hubungan yang bermakna dengan produktivitas pekerja.
5. Dimensi-dimensi karakteristik pekerjaan secara bersama-sama dapat berpengaruh positif dan bermakna terhadap produktivitas pekerja. Kelima dimensi karakteristik pekerjaan dapat memberikan sumbangan efektif secara bersama yang bermakna terhadap produktivitas pekerja. Hanya dimensi umpan balik yang dapat berpengaruh positif terhadap produktivitas pekerja, sedangkan dimensi variasi ketrampilan, identitas tugas, signifikansi tugas, dan otonomi, masing-masing tidak berpengaruh secara positif terhadap produktivitas pekerja.
6. Terdapat hubungan yang positif dan bermakna antara iklim organisasi dan produktivitas pekerja. Dimensi orientasi imbalan, dan dimensi perhatian, kehangatan serta dukungan, masing-masing berhubungan secara positif dengan produktivitas pekerja. Sedangkan dimensi otonomi individual, tinggi rendahnya posisi berdasarkan struktur, dan perkembangan serta kemajuan, masing-masingnya tidak berhubungan secara positif dengan produktivitas pekerja.
7. Dimensi-dimensi iklim organisasi secara bersama-sama dapat berpengaruh positif dan bermakna terhadap produktivitas pekerja. Kelima dimensi iklim organisasi dapat memberi sumbangan efektif secara bersama yang bermakna terhdap produktivitas pekerja. Dimensi orientasi imbalan, dan dimensi perhatian, kehangatan serta dukungan, masing-masing dapat berpengaruh secara positif dan bermakna terhadap produktivitas pekerja. Sedangkan dimensi otonomi individual, dimensi tinggi rendahnya posisi berdasarkan struktur, dan dimensi perkembangan dan kemajuan, masing-masing tidak berpengaruh secara positif terhadap produktivitas pekerja.
8. Hasil penelitian ini membawa implikasi, antara lain, karakteristik pekerjaan operator Linking dan iklim organisasi PT Big Star Knitting di Jakarta perlu dikendalikan untuk mempertahankan ataupun meningkatkan produktivitas pekerja. Dalam penelitian selanjutnya, perlu mengkodisikan proses produksi untuk pengamatan produktivitas pekerja; serta mengembangkan Job Diagnostic Survey dan kuesioner Iklim Organisasi agar kedua kuesioner ini bisa reliabel dengan keofisien alpha yang lebih tinggi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
T4228
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kaligis, Retor A.W.
"Industri manufaktur merupakan industri yang menempati posisi penting di Indonesia dan diarahkan untuk berorientasi pada ekspor. Pada industri manufaktur tekstil, sandang, dan kulit, industri sepatu merupakan salah satu andalan pemerintah untuk melakukan ekspor terutama setelah adanya relokasi industri sepatu dari perusahaan transnasional ke Indonesia.
Salah satu perusahaan sepatu transnasional yang beroperasi di Indonesia adalah Nike Inc. yang melalui perusahaan lokal yang menjadi mitranya membayar upah buruh murah untuk menekan biaya produksi. Dengan upah yang murah, buruh akan terus mengalami kemiskinan. Sebagai konflik yang bersifat laten (laten conflict) persoalan kemiskinan buruh dapat menjadi terangkat ke permukaan. Di sisi lain tuntutan buruh untuk memperbaiki kesejahteraannya seringkali dipandang sebagai salah satu faktor yang mengurangi daya saing investasi di Indonesia, sehingga bisa menjadi pernicu perusahaan manufaktur transnasional merelokasikan produksi ke tempat lain.
Penelitian ini mengambil kasus operasionalisasi industri manufaktur transnasional Nike Inc di PT Doson Indonesia dan PT Pratama Abadi Industri yang berlokasi di Kabupaten Tangerang. PT Doson Indonesia adalah perusahaan yang sudah dihentikan ordemya oleh Nike Inc. Sebagai pembanding dilakukan penelitian terhadap buruh pabrilc PT Pratama Abadi Industri (PAD yang masih menerima order dari Nike Inc. Tujuan penelitian ini adalah: mendeskripsikan pola kebijakan pemerintah dalam bidang industrialisasi dan ketenagakerjaan di Indonesia dan Kabupateri. Tangerang, mendeskripsikan dan menguji hubungan antara tingkat kemiskinan buruh, persyaratan-persyaratan kondisional yang memungkinkan konflik antara buruh dan pihak perusahaan, dan tingkat konflik yang terjadi antara buruh dengan pihak perusahaan dalam operasionalisasi perusahaan transnasional melalui perusahaan lokalnya, serta menganalisis perbedaan pola hubungannya di kedua perusahaan tersebut.
Dalam penelitian ini dilakukan eksplanasi hubungan antar variabel dengan menggunakan metode korelasional. Untuk mengetahui perbedaan antara buruh di kedua perusahaan digunakan studi komparatif dengan menganalisis perbedaan kemiskinan buruh, persyaratan-persyaratan kondisional, dan tingkat konflik di PT Doson Indonesia dan di PT Pratama Abadi industri.
Dari penelitian ini disimpulkan sebagai berikut:
a) Industrialisasi yang mengejar pertumbuhan ekonomi dengan berorientasi pada ekspor dapat menyebabkan arus perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri dan jika tidak diimbangi pembangunan sosial memadai akan membuat limpahan tenaga kerja di sektor industri tidak diikuti oleh kemampuan tenaga kerja yang tinggi;
b) Kondisi angkatad kerja yang ditandai dengan rendahnya Human Development Index (HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan terdapat ketimpangan Gender-related Development Index (GDI) merupakan cerminan rendahnya kemampuan dan kesejahteraan penduduknya dan terjadi ketimpangan gender. Kondisi ini dimanfaatkan oleh industri manufaktur yang lebih banyak mempekerjakan tenaga kerja perempuan untuk mendapatkan buruh yang dapat dibayar lebih murah;
c) Perusahaan industri manufaktur transnasional beroperasi di suatu negara melalui perusahaan subkontraktor lokalnya lebih mempertimbangkan biaya produksi murah dan lokasi pabriknya mudah dipindah ke negara lain . tanpa menanggung kerugian berarti atas investasi yang sudah ditandai, sehingga berusaha menekan seminimal mungkin upah buruh;
d) Pola hubungan kemiskinan, persyaratan kondisional, dan tingkat konflik perusahaan industri manufaktur transnasional berbeda-beda. Perbedaan pola ini terjadi karena faktor pemicu (trigger) yang dimiliki suatu perusahaan menyebabkan adanya hubungan yang signifikan antara kemiskinan dengan persyaratan kondisional, serta antara persyaratan kondisional dengan tingkat konflik;
e) Menurut teori Ralf Dahrendorf bahwa kepentingan yang bersifat laten (laten interest) berubah menjadi manifest interest karena berkorelasi dengan persyaratan kondisional (teknis, politis, dan sosial) dan persyaratan kondisi tersebut juga memiliki korelasi dengan tingkat konflik. Tapi dalam penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa teori Ralf Dahrendorf berlaku jika ada faktor pemicu (trigger), yakni diputuskrnnya secara sepihak hubungan pihak non otoritas dan pihak otoritas."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12252
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunarwan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel pendidikan, pelatihan dan motivasi kerja dengan produktivitas kerja. Subjek penelitian ini adalah operator mesin Two For One (TFO) merk Muratex dibagian persiapan pada perusahaan tekstil PT. Alenatex , penelitian dilakukan dengan metode survai dengan jumlah sampel sebanyak 64 orang yang diambil dengan menggunakan teknik proporsi random sampling dari jumlah populasi 160 orang.
Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu pendidikan, pelatihan dan motivasi kerja berupa angket/kuesioner dengan menggunakan metode Skala Likert dimana untuk variabel pendidikan angket pertanyaan identitas responden , untuk variabel pelatihan dan motivasi kerja kuesioner sedangkan variabel produktivitas kerja diperoleh dari waktu rata-rata penyelesaian tugas melaksanakan pemasangan benang dan doffing oleh operator. Teknik analisis data yang digunakan korelasi dan regresi yang dilanjutkan dengan uji t dan F pada taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa : Terdapat hubungan yang positif antara ketiga variabel bebas dengan variabel terikatnya yaitu untuk variabel pendidikan dengan produktivitas kerja walaupun pelatihan dan motivasi kerja telah dikontrol dengan koefisien korelasi r(y.x1 ? x2x3 ) = 0,478 dan persamaan regresinya Y^ = 87,430 + 1,410 XI, kontribusi pendidikan terhadap produktivitas kerja sebesar 22,9 %.
Untuk variabel pelatihan dengan produktivitas kerja meskipun variabel pendidikan dan motivasi kerja telah dikontrol , koefisien korelasinya r(yx2- xlx3 ) = 0,466 dan persamaan regresinya Y^= 47,602 + 0,595 X 2 , kontribusi pelatihan terhadap produktivitas kerja sebesar 21,7%. Untuk variabel motivasi kerja dengan produktivitas kerja dengan variabel pendidikan dan pelatihan dikontrol , koefisien korelasinya r(yx3_ xix2 ) = 0,491 dan persamaan regresinya Y^= 26,797 + 0,775 X3 , kontribusi motivasi kerja terhadap produktivitas kerja sebesar 24,1%.
Secara bersama-sama ketiga variabel bebas mempunyai hubungan positif dengan variabel terikatnya ,koefisien korelasinya r y-x1 x2x3 = 0,681 dan persamaan regresinya Y^ = 2,283 + 0,874 X1 + 0,365 X 2 + 0,608 X3, secara bersama-sama memberikan kontribusi sebesar 46,4 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan, pelatihan dan motivasi kerja turut menentukan variasi produktivitas kerja operator pada PT Alenatex."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T1991
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Bernhard
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel pelatihan dan motivasi kerja dengan produktivitas kerja operator, baik itu hubungan secara sendiri-sendiri, maupun bersama-sama.
Populasi pada penelitian ini adalah operator tenun yang mengoperasikan mesin Air Jet Loom merek Toyota type T.170, T.190, T.600, dan Tsudakoma, pada Weaving-I, perusahaan tekstil PT. X, Tangerang, yang telah bekerja sekurang-kurangnya satu tahun. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai; sampel penelitian berjumlah 51 orang, yang diambil dengan menggunakan teknik proporsional random probability dari 84 orang populasi.
Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data pelatihan dan motivasi kerja berupa kuesioner dengan menggunakan skala Likert, dirnana masing-masing variabel memuat 24 butir pernyataan. Produktivitas kerja diperoleh dari efisiensi penggunaan mesin oleh operator.
Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan korelasi sederhana, parsial, dan ganda; regresi sederhana dan ganda, yang dilanjutkan dengan uji t dan F pada taraf signifikansi 5 %.
Dari hasil analisis data mengungkapkan bahwa : Pertama, terdapat hubungan yang positif antara pelatihan dengan produktivitas kerja meskipun motivasi kerja telah dikontrol, dimana koefisien korelasinya (rYX1-x2) = 0,5214, dan persamaan regresinya Ŷ= 51,205 + 0,4968 X2; kontribusi pelatihan terhadap produktivitas kerja sebesar 27,188 %. Kedua, ada hubungan yang positif antara motivasi kerja dengan produktivitas kerja meskipun pelatihan telah dikontrol, koefisien korelasinya (ryx2-x1) = 0,6535, dan persamaan regresinya Ŷ = 37,445 + 0,6435 X2; kontribusi motivasi kerja terhadap produktivitas kerja sebesar 42,705 %. Ketiga, secara bersama-sama pelatihan dan motivasi kerja memiliki hubungan yang positif terhadap produktivitas kerja, dengan koefisien korelasinya (rYX1x2) = 0,68998 dan persamaan regresinya Ŷ = 25,7265 + 0,2445 X1 + 0,5157 X2. Secara bersamasama, kedua varians ini memberikan kontribusi sebesar 47,607 % terhadap produktivitas kerja sebesar 47,607 %.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelatihan dan motivasi kerja, secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, turut menentukan adanya variasi produktivitas kerja operator pada perusahaan tekstil PT. X. Tangerang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T8739
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Enny Budiarti
"ABSTRAK
Topik yang diteliti adalah keeratan hubungan (korelasi) antara pelatihan kerja, pengalaman kerja, motivasi kerja dan kepuasan kerja terhadap produktivitas kerja serta perbedaan produktivitas kerja antara operator yang mempunyai latar belakang pendidikan kejuruan (SMK) dan non kejuruan (SMU). Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan industri kabel PT. Voksel Electric, bertujuan untuk merumuskan jawaban mengenai: (1) hubungan pelatihan kerja dengan produktivitas kerja, (2) hubungan pengalaman kerja dengan produktivitas kerja, (3) hubungan motivasi kerja dengan produktivitas kerja, (4) hubungan kepuasan kerja dengan produktivitas kerja (5) pengaruh pelatihan kerja, pengalaman kerja, motivasi kerja dan kepuasan kerja terhadap produktivitas kerja dan (6) perbedaan produktivitas kerja operator yang berlatar belakang pendidikan kejuruan dan non kejuruan. Subyek penelitian ini sebanyak 80 orang operator, terdiri dari 45 orang operator yang berlatar belakang pendidikan kejuruan dan 35 orang operator yang berlatar belakang pendidikan non kejuruan.
Teknik analisis data yang digunakan adalali: (1) analisis korelasi persial, (2) analisis regresi ganda, (3) analisis varians. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa: (1) terdapat hubungan yang signifikan antara variabel pelatihan kerja (XI) dengan produktivitas kerjanya sebesar (r1Y - 234 = 0,338 dengan p = 0,003), (2) terdapat hubungan yang sangat kecil dan tidak signifikan antara pengalaman kerja (X2) dengan produktivitas kerja (r2Y - 134 0,184 dengan p = 0,109), (3) terdapat hubungan antara yang signifikan antara motivasi kerja (X3) dengan produktivitas kerja (r3Y ?? i 24 = 0,2603 dengan p = 0,022), (4) terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja (X4) dengan produktivitas kerja (r4Y- 123 = 0,4474 dengan p = 0,000), (5) dari analisis korelasi ganda diperoleh harga R = 0,76187 dan R2 =
0,58044. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang berarti antara pelatihan kerja, pengalaman kerja, motivasi kerja dan kepuasan kerja terhadap produktivitas kerja dan 58,04 % produktivitas kerja dapat dipredik oleh keempat variabel tersebut dan (6) hasil analisis varians menunjukkan bahwa terdapat perbedaan produktivitas antara operator yang berlatar belakang pendidikan kejuruan dengan non kejuruan.
Akhirnya penelitian ini menunjukkan bahwa pimpinan perusahaan perlu semakin meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Nelson Edi
"Banyak usaha sudah dilakukan untuk meningkatkan produktivitas perusahaan, terutama produktivitas tenaga kerjanya, tetapi tidak semua berhasil untuk meningkatkan produktivitas secara nyata. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisa persepsi karyawan di Kantor Pusat PT. ASTEK (Persero) Jakarta terhadap insentif dan produktivitas kerja.
PT. ASTEK (Persero) Kantor Pusat Jakarta berfungsi antara lain : merencanakan dan mengendaliken pelaksanaan kebijaksanaan umum perusahaan serta merumuskan, merencanakan dan menetapkan strategi pengembangan Sumber Daya Manusia.
Tugas pokok dari Badan Usaha Milik Negara ini adalah mengutamakan pelayanan kepada peserta dalam rangka peningkatan perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja beserta keluarganya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai dengan menitik beratkan pada analisis persepsi karyawan terhadap kebijaksanaan insentif dan produktivitas kerja. Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner dan wawancara, sedangkan data sekunder diambil dari kepustakaan maupun melalui informasi lain yang ada kaitannya dengan penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa persepsi karyawan terhadap kebijaksanaan insentif dalam upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja adalah positif. Pembinaan, pendidikan dan pelatihan, pendapatan dan penghargaan sebagai faktor utama insentif ditemukan pada penelitian cukup mendukung peningkatan produktivitas kerja karyawan. Kepemimpinan, peraturan, pengawasan, sarana kerja dan kesetiaan sebagai faktor pendukung produktivitas menunjukkan turut mempengaruhi usaha peningkatan produktivitas kerja karyawan.
Dari wawancara yang dilakukan, ditemukan bahwa meningkatnya produktivitas kerja karyawan tergantung pada sikap perilaku individu khususnya kesadaran mereka sebagai karyawan disamping peranan kepemimpinan dan kesetiaan kepada perusahaan, keinginan untuk berprestasi, kesempatan dan kemampuan untuk meningkatkan prestasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wijayanti Roshalin
"Dalam lingkungan kerja di suatu perusahaan atau organisasi, seringkali kepuasan komunikasi karyawan mempengaruhi tingkat produktivitas karyawan di perusahaan atau organisasi tersebut. Komunikasi dapat menjadi tolak ukur dalam menentukan produktivitas karyawan dalam organisasi atau perusahaan.
Perusahaan tempat melakukan penelitian adalah PT Media Lintas Inti Nusantara (Kantor Berita Radio 68H). Dengan karyawan yang berjumlah 119 orang, Kantor Berita Radio 68H ini sedang dalam proses untuk menjadi salah satu perusahaan terbaik dalam bidangnya. Pemilihan perusahaan ini lebih didasarkan kepada adanya pembedaan yang cukup besar dalam sikius komunikasi dan sistem internal KBR untuk masing-masing bagian di dalamnya. Oleh karena itu, pada penelitian ini penilaian kepuasan komunikasi dan produktivitas dibagi berdasarkan bagian yang ada yaitu bagian produksi (redaksi), Marketing, dan Keuangan, personalia & Umum.
Penelitian dilakukan dengan penyebaran kuisioner untuk mengetahui tingkat kepuasan komunikasi karyawan, kemudian kuesioner mengenai hubungan kepuasan komunikasi dengan produktivitas kerja mereka. Setelah itu dilaksanakan interview mengenai pengertian produktif di masing-masing bagian dan kemudian yang terakhir interview mengenai tingkat produktivitas karyawan.
Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kepuasan komunikasi di Kantor Berita Radio 68H masih berada dalam tingkat sedikit di atas rata-rata. Padahal berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan komunikasi mempunyai hubungan yang cukup signifikan dengan produktivitas kerja. Sehingga untuk hasil penelitian mengenai tingkat produktivitas, adalah sedikit di atas rata-rata pula. Sedangkan untuk pengertian produktivitas, pada dasarnya hampir semua bagian mempunyai pengertian yang sama, yaitu kualitas kerja, kuantitas kerja serta pencapaian target kerja. Namun perbedaan hanya lebih terarah kepada pengertian dari masing-masing bagian saja. Misalnya seperti adanya penilaian service untuk bagian non produksi. Sehingga berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa di Kantor Berita Radio 68H, kepuasan komunikasi mempunyai hubungan dengan produktivitas kerja."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12174
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hesty Puspitasari
"Dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada kondisi perekonomian dunia yang penuh dengan ketidakpastian saat ini. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat melakukan peningkatan kualitas sumber daya manusianya agar kinerja perusahaan dapat unggul dalam daya saing industri, baik di pasar domestik maupun di pasar global. Masalah produktivitas sebenarnya merupakan salah satu fokus utama permasalahan sumber daya manusia karena didalamnya sudah meliputi efisiensi, efektivitas, relevansi dan kualitas sesuai yang dihasilkan oleh manusia, namun semua ini dapat tercapai dengan memperhatikan kompensasi karyawan dan budaya perusahaan diterapkan dengan baik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kompensasi dan budaya perusahaan terhadap produktivitas kerja karyawan PT.Bridgestone Tire Indonesia di pabrik Bekasi Jawa Barat. Populasi adalah karyawan pada perusahaan tersebut di Pabrik Bekasi yang berjumlah 396 responden untuk bagian produksi III. Teknik pengontrolan data menggunakan data primer melalui angket/kuesioner yang diberikan kepada masing-masing responden. Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan program SPSS for Windows dan komputer Excell. Uji korelasi yang digunakan untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan antara variabel Y dan X. Dalam hal ini metode yang digunakan adalah Analisis Korelasi Bivariate, Koefisien Korelasi Pearson (r), Korelasi Ganda (R), Uji Signifikansi Hipotesis Penelitian.
Secara umum hasil penelitian ini menjelaskan bahwa kompensasi mempunyai hubungan yang kuat, positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan PT Bridgestone Tire Indonesia, budaya perusahaan mempunyai hubungan yang sangat kuat, positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan PT. Bridgestone Tire Indonesia, serta secara bersama-sama kompensasi dan budaya perusahaan mempunyai hubungan yang sangat kuat, positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan PT Bridgestone Tire Indonesia.
Bagi pengambil kebijakan di PT.Bridgestone Tire Indonesia agar memperhatikan faktor kompensasi dan faktor nilai budaya perusahaan dalam kaitannya dengan faktor produktivitas kerja."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T5493
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setiyo Utomo
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan motivasi, disiplin pegawai dan produktivitas kerja pada Pusat Penelitian dan Pengernbangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi "Lemigas"
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan menitikberatkan pada analisis pengaruh motivasi terhadap produktivitas kerja, dan pengaruh disiplin pegawai terhadap produktivitas kerja. Pengumpulan data primer dilakukan melalui laporan interen perusahaan dan wawancara terstruktur sedangkan data sekunder diambil dari kepustakaan maupun
Teknik analisis yang digunakan adalah untuk melihat hubungan antara motivasi dengan produktivitas dan antara disiplin dengan produktivitas kerja. Dalam hal ini digunakan pendekatan kualitatif untuk menjelaskan hubungan-hubungan tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang positif antara motivasi dan produktivitas serta antara disiplin dan produktivitas. Yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan upayaupaya memotivisir pegawai melalui peningkatan imbalan, dorongan dan penghargaan dan sikap disiplin pegawai, yang diiringi dengan peningkatan produktivitas.
Analisis atas data primer menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan, melalui peningkatan pendapatan dalam bentuk gaji maupun insentif merupakan pendorong yang paling memotivisir pegawai dalam meningkatkan kinerja dan produktivitasnya.
Dengan demikian motivasi mempengaruhi produktivitas kerja dan disiplin pegawai juga mempengaruhi produktivitas kerja pada PPPTMGB "Lemigas"."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>