Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181361 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sidig Handanu Widoyono
"Dalam rangka mempercepat penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia, maka salah satu upaya pemerintah adalah menempatkan bidan di desa. Penempatan bidan di desa sampai dengan tahun 1999, di Kecamatan Nanga Pinoh sudah mencapai 85,7% dari 21 desa. Masuknya bidan di desa, menunjukkan adanya peningkatan cakupan pelayanan program kesehatan ibu dan anak (KIA) di Kecamatan Nanga Pinoh, kecuali cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (31,2%), yang belum terdapat peningkatan yang berarti dikaitkan dengan jumlah bidan yang ditempatkan di desa. Pertolongan persalinan juga dilaksanakan oleh dukun bayi, dengan demikian pemanfaatan dukun bayi untuk menolong persalinan di Kecamatan Nanga Pinoh masih sangat besar. Dampak dari masih tingginya pemanfaatan pertolongan persalinan oleh dukun bayi di Kecamatan Nanga Pinoh adalah terjadinya dua kematian ibu, delapan kematian bayi lahir dan 12 kematian perinatal pada tahun 1999, yang sebagian besar ditolong oleh dukun bayi.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai karakteristik pelayanan persalinan oleh dukun bayi, yang menyebabkan pilihan persalinan kepada dukun bayi dan informasi tentang karakteristik pelayanan positip dari dukun bayi yang dapat diadopsi oleh bidan di desa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan bidan di desa. Karakteristik pelayanan dukun bayi dilihat dari faktor biaya persalinan, kepercayaan, jarak tempuh, kemudahan mendapatkan pelayanan, kelengkapan pelayanan dan kekerabatan.
Penelitian dilakukan di Kecamatan Nanga Pinoh, Kabupaten Sintang, Propinsi Kalimantan Baran Pelaksanaan pengumpulan data dimulai bulan September 2000 sampai Nopember 2000. Desain penelitian adalah kualitatif, dengan teknik wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat karakteristik pelayanan oleh dukun bayi yang menyebabkan pilihan persalinan cenderung kepada dukun bayi, baik di wilayah perdesaan maupun di perkotaan. Karakteristik tersebut adalah persepsi jarak ke dukun lebih dekat, lebih cepat dipanggil, tidak menolak, selalu siap di tempat dan pelayanan pasca persalinan antara lain memasak, mencuci dan mengurut ibu (ngangkil), serta pembayaran kepada dukun dapat dicicil atau ditunda. Pemilihan kepada dukun bayi juga didasari oleh kepercayaan yang tinggi, karena do'a (.selusuh), pengalaman dan faktor kebiasaan, serta pengaruh dari orang tua. Pada penelitian ini juga mengungkap beberapa kelemahan pelayanan persalinan oleh dukun bayi yaitu kebersihan, keamanan persalinan dan risiko keterlambatan rujukan, yang perlu segera dicarikan pemecahannya.
Karakteristik pelayanan persalinan oleh bidan desa, yang membuat masyarakat cenderung tidak memilih bidan, antara lain bidan sering tidak ada di tempat, persepsi jarak ke rumah bidan lebih jauh, bidan yang kadang-kadang menolak, persepsi terhadap pembayaran biaya persalinan yang tidak dapat ditunda.
Terdapat beberapa karakteristik positif pelayanan oleh dukun bayi, yang dapat diadopsi oleh bidan di desa antara lain cara pembayaran biaya persalinan yang dapat dicicil, pendekatan spiritual dan budaya, selalu siap ditempat dan tidak menolak, memperpanjang pelayanan pasca persalinan dan menciptakan empati dengan klien. Untuk itu disarankan agar membuat kebijakan lokal dengan musyawarah tentang biaya persalinan dan mekanisme kerja sama atau kemitran antara dukun dan bidan, di samping perlunya pembekalan kepada bidan di desa tentang ilmu komunikasi, ilmu sosial dan budaya serta situasi dan kondisi tempat kerja. Selain itu pembinaan, supervisi dan monitoring kepada bidan desa perlu dilakukan, di samping perlunya dilaksanakan pelatihan dan pembinaan dukun bayi, karena masih banyak ditemukan risiko pelayanan persalinan oleh dukun bayi.

Analysis on Choice of Delivery by Traditional Birth Attendants (TBAs) in Nanga Pinoh Sub District, Sintang District, West Kalimantan Province Year 1999To accelerate the decrease of mothers mortality rates (MMR) and infants mortality rates (IMR) in Indonesia, the government has commenced midwives placement program throughout villages in Indonesia. The placement of midwives until 1999, in Nanga Pinoh sub district, has reached to 85.7% of 21 villages. The existence of midwives in villages has increased the output of mother and children health service program in Nanga Pinoh sub district. However, it has not yet increased delivery assistance by health workers (31.2%) compared to the number of midwives available in the villages. Delivery assistance also took place with TBAs, therefore the use of TBAs delivery assistance in Nanga Pinoh sub district is still considerable. The outcome of delivery assistance by TBAs still considerable, there are two maternal mortality, eight infant mortality and twelve prenatal mortality, in Nanga Pinoh sub district, there was assistance by TBAs.
This study was aimed at investigating characteristics of delivery assistance conducted by TBAs by which the choice of baby delivery by TBAs was made. It also focused on examining characteristics of positive service by TBAs that can be adopted by midwives in villages to improve midwives service quality. Characteristics of TBAs service were reduced from the cost of delivery, accountability, distance, accessibility to the service, type of service and rapport.
This study was conducted in Nanga Pinoh sub district, Sintang district, West Kalimantan province. Data collection was commenced from September 2000 until November 2000. The study design was qualitative and employed in-depth interview and focus group discussion techniques.
The study shows that there are same characteristics of service by TBAs that inclined to choice of delivery by TBAs, in rural and urban areas. Such characteristics are closer distance to the TBAs, immediate visit, no refusal, constant availability and post delivery assistance including preparing meals, washing clothes and massaging (ngangkil) as well as postponeable or installed service fee. Moreover, choice of delivery by TBAs is based on high accountability due to prayer (selusuh), experience and habit as well as influence from parents. In addition, the study reveals some shortcoming of such delivery by TBAs that consist of sanitary and safety of delivery as well as risk caused by lateness of reference. These shortcomings demand immediate solution.
There are less favorable characteristics in choice of midwives for delivery include on-site in availability, longer distance, refusals, unpostponeable payment of service fee. There are several positive characteristics of TBAs that may be adopted by midwives in villages. These consist of mode of service fee payment, spiritual and cultural approaches, availability and acceptance, providing post delivery assistance and creating empathy toward clients. It is recommended that local policies be established by discussing service fee and joint service mechanism between midwives and TBAs, work orientation for midwives be conducted concerning communication, social and cultural knowledge and work environment as well as coaching, supervising, monitoring over village midwives. Training and coaching for TBAs should also be provide due to the fact that the risk of delivery assistance by TBAs."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T 10038
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Soetimah
"Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang tugas sehari-harinya terlibat langsung pada pelayanan kebidanan terutama dalam pelaksanaan pertolongan persalinan. Pekerjaan ini mempunyai risiko tinggi terhadap kemungkinan penularan berbagai penyakit, termasuk HIV/AIDS. Salah satu upaya untuk memberikan perlindungan baik kepada klien maupun kepada bidan sendiri adalah dengan melaksanakan tindakan pencegahan infeksi melalui cuci tangan, sebelum dan sesudah melakukan tindakan, menggunakan sarung tangan ketika melakukan tindakan, menggunakan larutan antiseptik untuk persiapan sebelum tindakan, melakukan langkah﷓langkah proses pencegahan infeksi pada peralatan setelah digunakan dengan melakukan dekontaminasi, pencucian, sterilisasi atau desinfeksi tingkat tinggi dan mengelola sampah dengan baik dan benar (IBI, UNFPA, BKK13N, 2000).
Berdasarkan konsep World Health Organization (1994): The Four Pillars of Safe Motherhood dalam upaya penyelamatan ibu dan bayi, Departemen Kesehatan antara lain menerapkan pelayanan kebidanan dasar melalui pertolongan persalinan aman dan bersih. Hal ini dilaksanakan dengan mengenal standar minimal tiga bersih yang meliputi bersih penolong, bersih alat dan bersih tempat/lingkungan, untuk mencegah terjadinya penularan penyakit atau infeksi bagi petugas atau bidan yang bekerja baik di Rumah Sakit, Puskesmas, maupun di unit-unit pelayanan kesehatan lainnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran pengaruh pelatihan berdasar kompetensi terhadap kepatuhan bidan melaksanakan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan normal dihubungkan dengan faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain potong lintang. Data diperoleh melalui penyebaran kuesioner dan pengamatan langsung di Puskesmas yang dilaksanakan pada bulan Mei hingga bulan Juni Tahun 2004.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa belum sepenuhnya bidan patuh melaksanakan pencegahan infeksi terdapat (57,3%) tidak patuh, belum semua bidan dilatih pencegahan infeksi (56,1%), pengetahuan tentang pencegahan infeksi masih kurang (58,5%), sikap terhadap pencegahan infeksi masih belum positif (52A%), umumnya lama kerja lebih dari 10 tahun (82,9°/o), ketersediaan alat dan bahan yang tidak lengkap (39%), bekerja tanpa SOP (73,2%) responden berpersepsi ada dukungan atasan (93,9%) dan dukungan teman (92,7%). Hampir semua bidan mendapat dukungan terhadap pelaksanaan pencegahan infeksi dari atas (93,9%) dan dukungan dari teman (92,7%).
Hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik ditemukan faktor yang mempengaruhi kepatuhan melaksanakan pencegahan infeksi adalah pelatihan (OR=2,583), pengetahuan (OR=3,010) dan sikap (OR=2,962).
Memperlihatkan hasil penelitian peneliti menyarakankan adanya kebijakan peningkatan jumlah bidan yang dilatih, peningkatan supervisi, melengkapi alat dan bahan PI, pengadaan dan sosialisasi penggunaan SOP.
Daftar Pustaka : 23 (1985 - 2002)

The Effect of "Training Based on Interest" to Midwife Compliance Executing the Infection Prevention in Normally Give Birth Help on RB Puskesmas East Jakarta Subdistrict in the Year 2004Midwife is one of the health energy which daily duty involved directly io midwife service especially in the execution of giving birth. This job has a high risk to the infection of many kind of disease, including HIV/AIDS. One of the strive to give good protection whether to client or midwife is by executing the infection prevention by washing hands, before and after doing things, using glove when doing things, using antiseptic for the preparation before action, doing infection prevention process steps to tools after being used by doing decontamination, wash, sterilization or high level disinfection and distributing waste with well and right (IBI, UNFPA, BKKBN, 2000).
In pursuant to the World Health Organization concept (1994): The Four Pillars of Safe Motherhood in doing some effort for rescuing mother and her baby, Health Department applying basic midwife service through a safe and healthy give bind It conducted by knowing the 3 minimal clean standards which are clean help, clean tools, and clean environment/society, to prevent the disease infection or infection for worker or midwife which is working well in Hospital, Puskesmas, and also in other health care units.
This research aim to get a picture of training influence based on competition to midwife compliance in doing the infection prevention in normally give born help relate to predisposition factor, possible factor, and lasing factor. This research is a descriptive research with cross sectional design. Data obtained through the questioner spreading and direct observation in Puskesmas which is executed on May until June in the year 2004.
Research result show that not yet all midwife obediently doing the infection prevention there's (57,3%) not obedient, not yet all midwife trained infection prevention (56,1%), the lack of knowledge about infection prevention (58,5%), not yet posing a the attitude to infection prevention (52,4%), work longer than 10 years in common (82,9%), the availability of tools and substance not complete (39%), work without SOP (73,2%), respondent perception that there's a support from government (93,9%). and friend support (92,7%). Almost all the midwife got support with the infection prevention from above (93,9%) and support from all friends (92,7%).
The result of multivariate analysis with logistic regression testing found factor which influencing the obedience in doing infection prevention are training (OR=2,583), knowledge (OR=3,10I) and attitude (OR=2,962).
Showing the result researcher advising a midwife improvement in quantity policy which is trained, supervision improvement, tools equipping and PI substance, Levying and socialization in using SOP.
Bibliography: 23 (1985-2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12824
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andy Jap
"Pada era globalisasi dan persaingan bebas termasuk dalam bidang pelayanan kesehatan saat ini, maka peningkatan mutu pelayanan menjadi sesuatu yang mutlak harus diperhatikan oleh para petugas kesehatan. Salah satu dimensi mutu adalah kepatuhan petugas terhadap standar pelayanan. Semakin tinggi kepatuhan petugas penyelenggara pelayanan kesehatan terhadap standar, maka akan semakin tinggi pula mutu pelayanan tersebut terhadap pasien.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tingkat kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan antenatal care (standar dari Depkes RI tahun 1997) yang merupakan salah satu kegiatan pokok di Puskesmas. Selain itu juga untuk mengetahui bagaimana hubungan kepatuhan bidan dengan karakteristik bidan serta faktor eksternal lainnya yang berhubungan, dan faktor paling dominan yang berhubungan dengan kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan antenatal care.
Jenis penelitian adalah cross sectional, dilakukan di Puskesmas se Kabupaten Sanggau pads bulan Oktorber 2000 sampai dengan Nopember 2000. Sampel penelitian adalah seluruh bidan yang bertugas di 27 Puskesmas se-Kabupaten Sanggau, sebanyak 30 orang.
Analisis yang digunakan adalah chi-square dan regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi kepatuhan bidan di Kabupaten Sanggau masih sangat rendah, terutama pada komponen kegiatan pemberian tindakan/terapi. Dari analisis bivariat didapat faktor yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan bidan adalah usia, pengetahuan, sikap, dan supervisi. dan analisis multivariat didapat bahwa variabel yang paling dominan berhubungan dengan kepatuhan bidan adalah supervisi.
Dari hasil ini disarankan terutama kepada para kepala puskesmas agar melakukan supervisi internal kepada bidan di wilayah kerjanya secara kontinu dan berkesinambungan, minimal 3 bulan sekali, dalam rangka bimbingan teknis dan meningkatkan pengetahuan serta ketrampilan bidan dalam memberikan pelayanan antenatal di puskesmas.

Global era and free competition have great influence on today's health services. For that reason, the quality of services is undoubtedly becoming highly considered by health workers. One of quality dimensions is the providers? compliance to the service standard. The higher compliance of the provider health service the higher the quality of service to the patient will be.
This study aims to obtain the description of level midwives' compliance to antenatal care service standard (issued by Ministry of Health Republic of Indonesia,1997) that is one of public health center main activities. Moreover, this study was also focused on investigating the correlation between midwives' compliance to the standard and their characteristics as well as other external factors that correlate, and factor that predominant midwives' compliance to the antenatal care service standard.
This study, a cross sectional one, was carried out at all public health centers in Sanggau District from October 2000 to November 2000. The samples were all midwives serving at all of public health centres in Sanggau district, which were 30 peoples. The analysis techniques employed were chi square and logistic regression. The study results show that level of midwives' compliance to the standard is low, particularly on treatment/therapy item. Age, knowledge, attitude and supervision were significance correlated to midwives compliance while supervision was found as a predominant factor.
This study recommends chiefs of public health centers to perform internal supervision on midwives throughout their work area regularly and continuously at least once within three months, to give technical guidance and to improve the midwives knowledge and skills in providing antenatal care service at public health centers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T3348
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardiana
"Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi dibanding dengan negaranegara Asia Tenggara. Rendahnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan merupakan salah satu penyebab tingginya AKI. Cakupan persalinan tenaga kesehatan di Kecamatan Bantan tahun 2012, 78,1% (target SPM 90%). Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan pemilihan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan di wilayah kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis. Pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel 290 dari 793 ibu bersalin pada tahun 2012. Di analisis secara univariat dan bivariat.
Sebanyak 33,3% persalinan ditolong oleh dukun bayi. Terdapat 5 variabel yang berhubungan dengan pemilihan penolong persalinan oleh tenga kesehatan, yaitu pendidikan ibu (p=0,000 dan OR= 5,000), pengetahuan ibu (p=0,000 dan OR=6,191), riwayat pemeriksaan kehamilan (p=0,000 dan OR=6,270), pendapatan keluarga (p=0,000 dan OR=3,375) dan dukungan dari keluarga (p=0,033 dan OR=2,231). Sedangkan umur, paritas dan biaya persalinan tidak berhubungan dengan pemilihan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan.
Disarankan kepada pihak Puskesmas Kecamatan Bantan untuk meningkatkan pengetahuan ibu dan masyarakat tentang KIA melalui kelas ibu hamil, kerjasama lintas sektor untuk revitalisasi kemitraan dukun bayi dan bidan.

Maternal and infant mortality rate in Indonesia is still high compared with other countries in Southeast Asia. The low utilization at medical labour attendants (midwives) is one of the factors contributed to the high rates. The coverage number of labour by medical attendants in Bantan District is 78,1% (target SPM 90%). This study aims at determine the factors associated with the selection of medical professional as the labour attendants in the area of Occupational Health District Health Clinics UPTD Bantan. This study is a quantitative cross-sectional design. The sample was taken from 290 women who giving birth in January to December 2012. Data are collected by descriptive analysis techniques and analysis of the relationship between two variables.
Research findings show that there is a big involvement of Traditional Birth Attendants as birth attendants (33.3%). The results of the analysis of the relationship of five variables show that Education (p = 0.000 and OR=5,000), Knowlegde (p = 0.000 and OR=6,191), Ante Natal Care (p = 0.000 and OR=6,270), Income Family (p = 0.000 and OR=3,357) and Family Support (p= 0.033 and OR=2,231) are the variables related to the selection of birth attendants. Furthermore, the results of this study show that age, parity, and cost has no significant relation with the selection of medical professional as the labour attendants .
The result of this study recommends to the District Health Clinics Health UPTD Bantan to increase public knowledge about the health of the mother and maternal through pregnancy class, cross-sector cooperation related to the revitalization of Traditional Birth Attendants and midwives partnership.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52677
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjut Maimunah
"WHO (1987) memperkirakan 500.000 ibu meninggal di dunia setiap tahunnya akibat penyulit selama hamil, bersalin dan nifas, dan 99% terjadi di negara-negara berkembang. Berdasarkan data SDKI (Survey Demografi Kesehatan Indonesia) angka kematian ibu masih tinggi yaitu sebesar 390/100.000 kelahiran hidup. Untuk menunjang program pembangunan kesehatan Propinsi Daerah Istimewa Aceh melakukan perencanaan upaya penurunan AKI (Angka Kematian lbu) dan AKB (Angka Kematian Bayi) yaitu antara lain mempersiapkan dan mendidik tenaga kesehatan (bidan) untuk melakukan pelayanan kesehatan terutama ibu dan anak. Sehubungan dengan hal tersebut penulis ingin melihat keterampilan bidan dalam melakukan asuhan kebidanan antenatal. Data Kantor Wilayah Kesehatan Propinsi Daerah Istimewa Aceh tahun 1998, cakupan Kl dan K4 masih jauh dari target nasional (K1=90%, K4=80%). Dari data Kabupaten Aceh Besar dan Kecamatan Kuta Baro juga masih sangat rendah dari target nasional. Untuk peningkatan peranan dalam menyelenggarakan kesehatan ibu dan anak diadakan peninjauan kembali peraturan dan perundang-undangan tentang Registrasi Bidan No. 36311980, dan tahun 1996 keluar Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 572/Menkes/Per/1996. Sehubungan dengan hal tersebut bidan diharapkan mempunyai keterampilan bidan dalam melakukan asuhan kebidanan antenatal.
Tujuan penelitian adalah diketahuinya keterampilan bidan dalam melakukan asuhan kebidanan antenatal. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan potong lintang. Pengamatan dilakukan diseluruh desa Kecamatan Kuta Baro (total populasi). Dengan jumlah 87 pasien dan 44 bidan, pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan daftar isian terhadap keterampilan bidan melakukan asuhan kebidanan antenatal, mengisi angka untuk menjawab pengetahuan tentang keterampilan bidan melakukan asuhan kebidanan antenatal. Analisa data adalah analisa univariat dan analisa bivariat.
Hasil analisis univariat keterampilan bidan melakukan anamnesis diperoleh hasil 50,6% yang terampil, tidak terampil 49,4%. Keterampilan menimbang berat badan diperoleh sebesar 82,8% terampil, 17,2% tidak terampil. Pengukuran tekanan darah diperoleh 67,8% terampil, 32,2% tidak terampil. Hasil yang diperoleh dalam melakukan periksa pandang 49% terampil dan sebanyak 51% tidak terampil, sedangkan hasil yang diperoleh dalam melakukan periksa raba abdomen 92% terampil, 8% tidak terampil, periksa dengar sebanyak 87,4% yang terampil, tidak terampil sebanyak 12,6% serta penyuluhan 88,5% yang terampil, 11,5% yang tidak terampil.
Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan yang bermakna (p<0.05) antara pengetahuan bidan dengan keterampilan bidan dalam melakukan periksa pandang, umur bidan dengan anamnesis, umur bidan dengan keterampilan bidan dalam melakukan periksa pandang, umur bidan dengan keterampilan bidan dalam melakukan penyuluhan, masa kerja bidan dengan keterampilan bidan dalam melakukan periksa pandang, masa kerja bidan dengan keterampilan bidan dalam melakukan penyuluhan, banyaknya pelatihan yang diikuti bidan dengan keterampilan bidan dalam melakukan periksa pandang.

WHO (1987) estimated 500,000 women passed away every year because of pregnancy, 99% of them happened in the developing countries. Based on Indonesia Health and Demographic Survey (IHDS) or SDKI (Survei Demografi Kesehatan Indonesia) Maternal Mortality Rate in Indonesia Currently is about 390/100.000 live births.
To support the national on health development, Daerah Istimewa Aceh province is carrying out program to reduce maternal mortality rate in infant mortality rate by preparing and training health providers (midwives) to provide adequate health services for mother and children. Considering the situation in country in general and specifically DI Aceh the author is carrying out research to examine the midwives skill in practicing midwifery antenatal care and it's related factors.
According to the data available at Kantor Wilayah Kesehatan Daerah Istimewa Aceh achievement of K1 and K4 in 1998 is for bellow the national target (K1=90%, K4=80%). The Data in Aceh Besar regency and Kuta Baro sub district also show the low of K1 and K4 compared national target .To improve mother and child health, rules and legislation of midwives registration No. 363/1980 is reviewed and them in 1996 Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 572/Menkes/Per/1998 is authorized.
To examine the midwives skill in midwifery care and its influencing factors are the purpose of this research. A cross sectional method of data collection and observation have been done in very Single Village on the sub district of Kuta Baro with 87 patients and 44 midwives as total population.
Data collection was also carried out using questionnaires to reveal midwives knowledge about midwifery their skill in practicing midwifery antenatal care. After data collection on has been done, the univariate and bivariate is conducted to reveal the distribution and relationship between variables.
The result of univariate analysis on midwives skill in practicing anamnesis as follows 50.6% is skillful, 49.4% not skillful. Measuring weight 82.8% is skillful, and 17.2% are not skillful. Measuring blood tension 67.8% is skillful, and 32.2% are not skillful. Measuring inspection diagnose 39.1% are skillful, and 60.9% are not skillful, measuring palpation 92% are skillful, and 8% are not skillful, measuring auscultation 87.4% are skillful, and 12.6% are not skillful, measuring consultation 88.5% are skillful, and 11.5% are not skillful.
The result of bivariate analysis determined the significant association (p<0.05) between knowledge and skill in inspection at diagnose practice, ages with skill in anamnesis practice, ages with skill in-inspection diagnose practice, ages with skill in consultation practice, job experience with midwives skill in inspection of diagnose practice, job experience with skill in consultation practice, and frequency of training participation with midwives skill in inspection diagnose practice.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T4641
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suginarti
"Untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi pengetahuan dan ketrampilan siswa bidan dalam pertolongan persalinan setelah semester 1 di Jawa Barat tahun 1997 dilakukan penelitian dengan rancangan Studi Penampang Analitik ,dilanjutkan dengan penelitian kualitatif melalui Diskusi Kelompok Terarah dan wawancara mendalam terhadap orang yang terkait.
Populasi adalah seluruh siswa bidan angkatan 1996/1997 di Jawa Barat yang telah menyelesaikan ujian semester I Math Ajaran Asuhan Kebidanan pada Ibu ( MA 110 ). Sampel diambil secara Sistimatik Random Sampling, dengan besar sampel adalah 409 siswa.
Untuk mendapatkan hubungan antara beberapa faktor dengan pengetahuan maupun ketrampilan dilakukan uji statistik Korelasi dan Uji t , dengan 95 % confidence Interval.Untuk mendapatkan faktor-faktor yang paling mempengaruhi pengetahuan atau ketrampilan dilakukan uji Muitipel Regresi Linier.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan siswa bidan pada pertolongan persalinan dipengaruhi oleh pengalaman siswa membantu menolong persalinan patologis sebelum dan sewaktu PPB .Sedangkan ketrampilan siswa pada pertolongan persalinan dipengaruhi nilai ujian semester I . pengetahuan pertolongan persalinan, anal SPK, dan persalinan patologis yang dilakukan siswa sendiri saat PPB.
Pada pemegang program pendidikan bidan disarankan pada saat seleksi siswa bidan sebaiknya diprioritaskan kepada peserta yang mempunyai pengalaman kerja di pelayanan , dilakukan realokasi kurikulum pada mata ajaran asuhan kebidanan ( MA 110 ), materi upaya rujukan ibu resiko tinggi, dengan mengajarkannya pada semester pertama. Hal ini dimaksud untuk menambah pengetahuan siswa bidan sedini mungkin dalam pertolongan persalinan. Sedangkan untuk menambah ketrampilan siswa dalam pertolongan persalinan dengan mentargetkan siswa melakukan tindakan awal pada upaya rujukan ibu/bayi resiko tinggi. Target tersebut harus dimulai sejak semester satu.
Pada pemegang program bidan desa ,apabila melaksanakan penyegaran mengenai upaya rujukan untuk ibu/bayi beresiko tinggi sebaiknya mengikut sertakan sekolah ataupun pembimbing lapangan siswa bidan .Hal ini dimaksud agar mereka mengajarkan ilmunya ke siswa bidan dengan benar.

To find out the factor influencing the knowledge and skill midwives student in delivery after first semester in West Java in 1997 have done research with study The Crossectional Analitic Design, and conducted with qualitatif research throgh Focused Group Discusion and deep interview to personal object.
The population are all midwives student periodic 1996/1997 in West Java which have finished the examine first semester I in Obsetric Care syllabus ( MA 110 ) .The Sample have taken with Random Sampling Systematic, with value the Samples are 409 students.
To get the relationship between some factors with the knowledge and the skill have examined the statistic corelation and " t test " , with 95 % cofidence interval
To get the facotrs most influencing the knowledge or the skill have Multiple Linear Regression examined.
The result of research showed the knowliedge of midwives student in delivery influenced by the student experience in delivery patologis before and in PPB. The student skill in delivery influenced by the score of first semester examination,the knowledge of delivery , The SPK origin and delivery patologis which done by student itself in PPB.
To midwifery educational programmers have suggested when selecting the midwives student is better to priority the student which have experience in service area , Realocation the curriculum in Obcetric Care syllabus ( MA 110) , the reference material with high risk pregnancy , though in first semester.
This fact is to add the knowledge midwives student as soon in delivery. To add the skill of student in delivery are to give the student target to do prelimenary action in high risk reference mother/baby.
The village midwives programmer , if to do refreshing in pregnancy high risk reference or neonatal high risk if followed the school ( PPB program ) or clinical instructional.
In this case mean that they teach their knowledge to midwives student with true.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fauzi
"Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap ibu dan anak khususnya pada saat persalinan perlu didukung oleh tenaga kesehatan yang terampil termasuk didalamnya bidan yang melakukan praktek swasta. Bertitik tolak dari masalah tingginya angka kematian Ibu (AKI) dan Angka kematian Bayi (AKB) di Indonesia diketahui bahwa kematian tersebut sebagian besar terjadi pada saat persalinan, sedangkan penyebab terbesar adalah penyebab langsung yang sering disebut dengan "bias klasik" yaitu perdarahan, pre-eklampsi dan infeksi. Berdasarkan data tahun 1997 dan 1998, perdarahan dan pre-eklampsi mengalami penurunan, namun kejadian infeksi justru sebaliknya yaitu mengalami peningkatan.
Cakupan pertolongan persalinan di kota Jambi tahun 2001 sebesar 84,6%, dari jumlah persalinan tersebut diketahui bahwa pertolongan persalinan sebagian besar dilaksanakan oleh tenaga bidan. Sebagaimana kita ketahui bahwa perilaku pencegahan seseorang berbeda masing-masing setiap individu, perilaku tersebut dipengaruhi beberapa faktor seperti faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan infeksi oleh bidan praktek pada waktu melakukan pertolongan persalinan di kota Jambi.
Penelitian ini bersifat deskriftif dan analitik yang dilakukan dengan menggunakan desain non experimental secara cross sectional. Besar sample sebanyak 55 orang yang terdiri dari bidan yang melakukan praktek swasta di kota Jambi dengan pengambilan sampel secara random.
Dari penelitian ini terungkap bahwa perilaku pencegahan infeksi responden pada pertolongan persalinan berada pada kategori kurang sebanyak 27 (49,1%) orang dan pada kategori baik sebanyak 28 (50,9%) orang.
Selanjutaya dari uji Chi-Square terbukti bahwa
1. Variabel faktor predisposisi: lama praktek, pengetahuan dan persepsi berhubungan secara signifikan dengan perilaku pencegahan infeksi, sementara. variabel umur dan tingkat pendidikan tidak berhubungan.
2. Variabel faktor pemungkin: fasilitas praktek berhubungan secara signifikan dengan perilaku pencegahan infeksi responden, sementara variabel jumlah persalinan yang ditolong tidak berhubungan.
3. Variabel faktor penguat: pelatihan berhubungan secara signifikan dengan perilaku pencegahan infeksi responder, sementara variabel bimbingan teknis dan pengawasan praktek tidak berhubungan.
Analisis multivariate diketahui bahwa variabel fasilitas praktek dan pelatihan merupakan variabel yang berhubungan secara signifikan, namun dari kedua variabel tersebut fasilitas praktek merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan perilaku pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan dengan OR 11,88 (CI: 2,77-50,99).
Untuk mencegah terjadinya infeksi pada pertolongan persalinan oleh bidan praktek disarankan agar dinas kesehatan mengadakan evaluasi kebijakan tentang pemberian izin praktek bidan dengan terlebih dahulu mengadakan studi kelayakan terhadap fasilitas praktek sebelum mengeluarkan izin praktek sesuai dengan Kepmenkes nomor 900 tahun 2002, dan mengadakan pengawasan yang rutin secara bulanan maupun tribulanan baik dari aspek kuantitas maupun kualitas peralatan yang dimiliki praktek bidan. Untuk peningkatan keterampilan bidan praktek, dinas kesehatan kota Jambi perlu mengusulkan kegiatan pelatihan pengembangan keterampilan yang memungkinkan mereka untuk mencapai tingkat mahir (skill proficiency), dengan melibatkan pihak terkait diantaranya organisasi profesi IBI dan POGI.
Daftar bacaan : 51 (1971-2002)

In order to improve mother and child health care particularly at delivery, support in term of skillful health personnel including private practicing midwives is necessary. High Maternal Mortality Ratio (MMR) and high Infant Mortality Rate (IMR) in Indonesia was mainly occurred at delivery and mostly caused by direct causes called as classical triad namely bleeding, pre-eclampsia, and infection. The 1997 and 1998 data indicated declines on bleeding and pre-eclampsia but an increase figure for infection.
Coverage of health personnel assisted delivery in City of Jambi in 2001 was 84.6%, mostly assisted by midwife. It is known that infection prevention behavior is differed among persons and was influenced by predisposing, enabling, and reinforcing factors.
The aim of this study is obtain information on factors related to infection prevention behavior among private practicing midwives at delivery in City of Jambi.
This study is descriptive and analytical conducted using cross sectional non-experimental design. There were 55 subjects (private practicing midwives in City of Jambi) who were randomly selected.
The study shows that 27 subjects (49.1%) were in poor category of infection prevention behavior at delivery and 28 subjects (50.9%).
The Chi-Square test shows that:
1. For predisposing factors: there were significant relationships between infection prevention behavior and length of practice, knowledge, and perception; while there were no significant relationship found for age and level of education.
2. For enabling factors: significant relationships were found for practice facility; while no significant relationship was found for number of assisted delivery.
3. For reinforcing factors: training was significantly related to infection prevention behavior while no significant relationships were found for technical assistance and practice monitoring.
The multivariate analysis shows that both practice facility and training on infection prevention were significantly related to infection prevention behavior with practice facility posed as the most dominant factor with OR of 11.88 (CI: 2.77-50.99).
In order to prevent infection at delivery care by private practicing midwives, it is suggested that health office evaluate the policy on licensing midwife practice by inserting a feasibility study on practice facility according to Kepmenkes No 900/2002, and conduct routine monitoring either monthly or tri-monthly on both quantity and quality of private practicing midwife facility. To improve midwife's skill, health office of City of Jambi should propose training activities as to enable midwives to achieve a level of skill proficiency collaborating with related institutions such as IBI and POGI.
References: 51 (1971-2002)
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T1875
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasbi
"Cakupan persalinan dengan tenaga kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Lambur Kabupaten Tanjung Jabung Timur baru mencapai 68,75 %. Angka ini masih jauh dari target nasional yaitu 90%. Lima desa dalam wilayah kerja Puskesmas Lambur telah ditempatkan masing-masing satu orang bidan, sementara jumlah dukun bayi yang masih aktif sebanyak 13 orang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan penolong persalinan oleh ibu bersalin dalam rentang Januari 2012 sampai dengan April 2013. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan jumlah responden 94 orang dan data dianalisis secara univariat, bivariat dengan pendekatan chi square, dan multivariat dengan regresi logistik.
Hasil penelitian didapatkan lima variabel yang ada hubungan signifikan dengan pemilihan penolong persalinan yaitu kepercayaan (p=0,021), pengetahuan (p=0,02), sikap (0,003), ketersediaan tenaga (0,03), dan dukungan keluarga (0,000). Faktor yang paling dominan adalah dukungan keluarga dengan Odds Ratio 8,253 dan CI 2,623-25,961.
Diharapkan kepada dinas kesehatan dan puskesmas untuk meningkatkan advokasi kepada masyarakat tentang pentingnya pertolongan persalinan dengan tenaga kesehatan serta menerapkan reward and punishment kepada bidan yang melaksanakan pelayanan kesehatan ibu dan anak di desa."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35390
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Zazri
"Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia relatif masih tinggi dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya, yaitu 373 per 100.000 kelahiran. Sebagai negara yang pernah ikut dalam konggres Nairobi 1987, Indonesia mempunyai komitemen untuk dapat menurunkan angka kematian setengah dari yang ada. Banyak usaha yang telah dilakukan, salah satunya adalah peningkatan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Namun salah satu masalah dalam penggunaan tenaga kesehatan adalah kualitas pelayanan yang diberikan. Banyak kematian ibu dan bayi dapat dihindari dengan penanganan dengan kualitas yang tepat. Salah satu indikator untuk mengukur kualitas pelayanan adalah melalui pencatatan persalinan dan partograph adalah salah satu bentuk pencatatan persalinan yang telah diakui oleh WHO.
Pelatihan APN adalah salah satu pelatihan yang mengajarkan tentang partograph. Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya informasi tingkat keterampilan dan kepatuhan bidan dalam mengisi partograph antara bidan yang dilatih APN dan yang tidak dilatih APN.
Penelitian ini dilakukan di kabupaten Kuningan, Cirebon dan Kota Cirebon. Disain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. Unit penelitian adalah bidan yang bekerja baik di Rumah Sakit, Rumah Bersalin, Bidan praktek swasta, Puskesmas dan Polindes dengan populasi adalah seluruh bidan yang bekerja di tiga kabupaten tersebut baik yang telah mendapatkan pelatihan APN atau tidak. Metode pengambilan sampel adalah sampel random sampling, dengan jumlah sampel 126 responden. Pengumpulan data dengan metode kuantitatif melalui self administered dan review dokumen. Variabel yang diukur adalah keterampilan dan kepatuhan dan dikontrol dengan variabel pengetahuan, pelatihan klinis, tempat menolong persalinan, supervisi, jumlah persalinan dan pembantu persalinan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar bidan (83.3%) yang mendapatkan pelatihan APN mempunyai keterampilan yang tinggi dalam mengisi partograph, sedang pada bidan non APN yang mempunyai keterampilan tinggi hanya 26.7%. Sebagian besar bidan (86.4%) yang mendapatkan pelatihan APN lebih patuh menggunakan partograph dari pada bidan non APN (45%). Pengetahuan bidan tentang partograph sebagai alat pengambilan keputusan klinis lebih tinggi bidan APN (33.3%) dibanding bidan non APN (13.3%). Ada hubungan antara pelatihan APN dengan keterampilan bidan dalam mengisi partograph. Ada hubungan pelatihan APN dengan kepatuhan bidan dalam mengisi partograph. Ada hubungan antara pelatihan APN dengan pengetahuan bidan tentang partograph sebagai alat pengambilan keputusan klinis setelah dikontrol oleh keterampilan dan kepatuhannya dalam mengisi partograph.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bidan yang telah dilatih APN dikabupaten Kuningan, Cirebon dan Kota Cirebon mempunyai keterampilan dan kepatuhan yang lebih baik dalam mengisi partograph dari pada bidan yang tidak dilatih APN. Namun begitu keterampilan dan kepatuhan ini perlu tetap dipertahankan agar bidan selalu mengikuti prosedur standar yang telah ditetapkan.
Saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini adalah bahwa bentuk pelatihan APN terutama pengajaran tentang partograph perlu dipertahankan, diperlukan kegiatan tindak lanjut untuk mempertahankan tingkat keterampilan, kepatuhan dan pengetahuan bidan tentang partograph. Agar dapat diperoleh hasil yang maksimal maka diperlukan penelitian lain dengan cara observasi langsung terhadap praktek penggunaan partograph.
Daftar bacaan : 50 (1980 - 2003)

The Influence of Basic Delivery Care (APN) Training for Midwife's Skill, Compliance Level in Completing the Partograph and Knowledge for Clinical Decision Making in Kuningan and Cirebon Districts and Cirebon City, in 2003Maternal Mortality Rate (AKJ) in Indonesia is relatively high compared to other ASEAN countries, which is 373 per 100,000 births. As a participating country in the Nairobi congress in 1987, Indonesia has a commitment to lower maternal mortality to half the existing number. Many efforts have been implemented; one of them is to increase skilled birth attendance. But one of the problems in using healthcare provider is the quality of service provided. Many maternal and neonatal deaths can be avoided with appropriate quality management. One indicator to measure service quality is through delivery record and partograph is one of the form of delivery record acknowledge by WINO. APN training is one of the training that includes partograph study. The purpose of this study is to gain information on midwife's skill and compliance in completing partograph among midwives who attended APN training and those who did not.
The study was carried out in Kuningan and Cirebon district and Cirebon City. The design of this study is cross-sectional. The study unit was midwives who worked in hospitals, maternity clinics, private practice midwives, Puskesmas and Polindes. The population is midwives who work in those three districts either those who attended APN training or those who did not. Sampling method is random sampling, with sample number 126 respondents. Data collection is by quantitative method through self-administered document. Review Measured variables are the skill and compliance and controlled by knowledge variable, clinical training, place for delivery, supervision, number of deliveries and birth assistant.
The study result shows that most midwives (83.3%) who attended APN training has a high skill in completing the partograph, while non APN midwives only 26.7% has high skill. Most midwives (86.4%) who attended APN training adhere more to completing the partograph than non-APN midwives (45%). APN Midwives knowledge of partograph as a clinical decision-making is higher (33.3%) than non-APN midwives. There is a relationship between APN training on midwife's skill in completing the partograph. There is a relationship between APN training and midwife's compliance in completing the partograph. There is a relationship between APN training and knowledge to clinical decision-making after it is controlled by midwife's skill and compliance in completing the partograph.
The study result concludes that midwives who attended APN training in Kuningan and Cirebon districts and Cirebon city has better skill, compliance in completing the partograph and knowledge to clinical decision-making than those who did not. However, the skill and compliance need to be maintained so that midwife always follows the established standard procedure.
The recommendation that be given from the result of study are APN training, especially partograph training need to be maintained, follow up activities was needed to maintained midwife skill, compliance and knowledge regarding partograph. In order to maximal result, it was needed another research by direct observation for the Using of partograph.
References : 50 (1980 - 2003)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13142
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>