Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56708 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rr. Rita Rosiana
"Pusat Pengujian Mutu Barang (PPMB) adalah satu unit dalam lingkungan Depperindag RI, mempunyai tugas utama membina dan melayani pengujian serta sertifikasi terhadap mutu produk. Produk yang dihasilkan organisasi ini adalah Pelayanan Jasa Teknis (PJT), meliputi : pengujian, pengambilan contoh, konsultasi teknis dan pengembangan metoda pengujian.
Dalam memberikan PJT kepada masyarakat luas terutama dalam era globalisasi ini, PPMB berhadapan dengan pesaing-pesaing sejenis baik dari dalam maupun luar negeri. Pesaing dari dalam negeri yang terbesar adalah ; SUCOFINDO. Agar tetap eksis dan sukses saat ini dan masa yang akan datang PPMB harus memiliki key success factor (KSF) yaitu lebih baik, lebih murah, lebih cepat dan lebih baru dari pesaing dalam memberikan kepuasan kepada pelangggan. Sebelum mengarah kepada KSF maka posisi daya saing organisasi ini terhadap pesaing harus diketahui. Salah satu metode yang digunakan oleh penulis adalah metode analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (SWOT analysis).
Secara akademis, penelitian ini diharapkan menjadi salah satu referensi bagi peneliti lain dalam penelitian sejenis. Secara praktis khususnya bagi PPMB penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan masukan bagi penyusunan strategi dalam rangka meningkatkan daya saing organisasi ini dalam bisnis PJT.
Dari hasil analisis SWOT yang dilakukan, posisi PPMB dan SUCOFINDO terdapat pada kwadran I. PPMB pada posisi kekuatan 0.22 dan peluang O.7 sedang SUCOFINDO pada kekuatan 2.14 dan peluang 1.06 PPMB dapat dikatakan terdapat pada posisi yang lebih rendah dibandingkan SUCOFINDO. Sejumlah perubahan harus dilakukan oleh PPMB meliputi beberapa variabel internal agar dapat bersaing terhadap SUCOFINDO dan bila memungkinkan melampauinya. Perubahan yang diusulkan adalah : Sosialisasi visi, misi dan sasaran PPMB; Perubahan struktur organisasi termasuk memandirikan BPSM Regenerasi manajemen PPMB; Peningkatan Keahlian, ketrampilan dan tanggungjawab SDM fungsional dan non fungsional yang terkait PJT; Pembentukan dan pemberdayaan tim pemasaran jasa PPMB; Peningkatan jumlah dan kualitas sarana dan prasarana PPMB; Pembelajaran individu dan tim secara berkesinambungan yang ditunjang dengan teknologi informasi terkini; Pemberdayaan SDM PPMB; Peningkatan Kompensasi; Perbaikan manajem keuangan termasuk efisiensi pembiayaan; menjadikan PPMB sebagai unit swadana; Peningkatan mutu pelayanan dan peningkatan sinergi antara SDM fungsional dan non fungsional."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T6488
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Al Muntasar
"ABSTRAK
Nikel ada dialam bebas dalam beberapa bentuk, salah satunya adalah saprolit. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh reduktor batubara terhadap hasil yang didapatkan dari proses pembakaran bijih saprolit dengan menggunakan perbandingan massa yang berbeda. Perbandingan massa saprolit dan reduktor batubara adalah 1:4, 1:3, 1:2, dan 1:1. Proses pemanggangan ini berlangsung selama 60 menit pada suhu 1000 Celsius. Proses pembakaran dikarakterisasi dengan XRD untuk melihat senyawa dan kadarnya. Hasil pengujian menunjukkan peningkatan kadar Ni pemurnian yang tinggi yaitu 10% dengan perbandingan 1:2. Senyawa yang didapatkan dari hasil reduksi yang awalnya berbentuk Lizardit menjadi beberapa hasil reduksi seperti NiS, NiFeO4, dan Fe3O4.

ABSTRACT
Nickel exist in the soil in several forms, one of it is the saprolite. The purpose of this study was to determine the influence of the coal reductant to the results obtained from the combustion process saprolite ore using a different mass ratio. Saprolite and reducing agent mass ratio of coal is 1: 4, 1: 3, 1: 2 and 1: 1. The roasting process lasts for 60 minutes at a temperature of 1000 Celsius. The roasting products was characterized by XRD to observe compounds and percentage levels. The results showed elevated levels of high purification Ni is 10% with a ratio of 1: 2. Compounds obtained from the roasting of lizardite were NiS, NiFeO4, and Fe3O4.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S61910
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Afandi
"Limbah minyak bumi (oily Sludge) merupakan bitumen industri yang berasal dari Lumpur (sludge) pengilangan yang dapat digunakan sebagai bahan baku cat berbitumen yang diharapakan tahan terhadap lingkungan yang mengandung asam, basa, panas, dan air. Untuk mengetahui manfaat sludge tersebut pada aplikasi proses pelapisan material (coating) maka dilakuakan penelitian pada skala laboratorium.
Penelitian ini menyangkut pengujian karakteristik bahan cat pelapis pada berbagai komposisi yang antara lain menggunakan bahan-bahan berupa resin, talk, lilin, aspal dan pelarut toluena. Pengujian yang dilakukan antara lain: ketahanan korosi berupa uji kabut garam, curing 150° C, uji ekspos atmosferik serta uji daya lekat dengan paint adhesion tester. Kemampuan lapis-ulang (recoatabilily) dari bahan cat tersebut diharapkan dapat diaplikasikan dengan baik. Di samping itu pula ketahanan panasnya dapat ditinbgkatkan secara signifikan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa peningkatan kadar sludge akan meningkatkan ketahanan pelepuhan rata-rata 15 % per 20 gram kenaikan kadar sludge dari 100 gram sampai dengan 120 gr. Namun peningkatan kadar sludge dari 120 gram sampai dengan 140 gram cenderung menurunkan daya rekat sekitar 30% per 20 gram kenaikan kadar sludge. Peningkatan sludge/resin akan menurunkan nilai ketahanan korosi dan pelepuhan. Rasio komposisi minimum sludge : resin yaitu 140:40 menunjukan nilai ketahanan korosi dan nilai ketahanan pelepuhan masing-masing sebesar 8(10 adalah nilai terbaik), sedangkan rasio komposisi maksimum sludge resin yaitu 100: 80 menunjukan nilai ketahanan pelepuhan sebesar 9 (10 adalah nilai terbaik). Ketahanan panas dapat ditingkatkan secara signifikan yaitu sekitar 35% per 20 gram peningkatan resin."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T.14.03.06 / Afa / k
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fadlilah
"Komposit merupakan material yang sedang dikembangkan, yang terdiri dari dua jenis material atau lebih untuk meningkatkan sifat mekanis. Salah satu aplikasinya yaitu pada tabung roket, yang menggunakan komposit berbahan dasar logam Metal Matrix Composite . Material yang digunakan yaitu Al 6061 dengan penambahan partikel nano SiC 0.15 Vf sebagai penguat, Mg 10 wt. sebagai agen pembasah, dan variabel TiB sebesar 0.02, 0.03, 0.04, 0.05, dan 0.06 wt. sebagai pemodifikasi butir agar lebih halus dan meningkatkan sifat mekanis. Hasil dari penelitian ini menunjukan dengan adanya penambahan partikel nano SiC dan TiB sebagai pemodifikasi ukuran butir, dapat meningkatkan sifat mekanis. Penambahan TiB yang paling baik yaitu pada pada penambahan 0.06 wt. dengan kandungan aktual pada komposit sebesar 0.0535 wt. , yang menghasilkan nilai kekuatan tarik sebesar 204.9 MPa, nilai kekerasan 53.58 HRB, dan laju keausan sebesar 0.0012 mm3/m. Peningkatan sifat mekanis disebabkan karena terdapat fasa Mg2Si sebagai penguat, lalu TiB2 sebagai agen nuklean yang memperhalus butir, dan fasa MgAl2O4 yang berada pada antarmuka partikel nano SiC dengan matriks sehingga memiliki pembasahan yang baik.
Composite is advance material that being developed, that contains of two materials or more to improve the mechanical properties. One of the application is rocket tube, that using metal matrix composite MMC . The base material is Al 6061 with addition of nanoparticles SiC 0.15 Vf as reinforcment, Mg 10 wt. as wetting agent, and variables of TiB 0.02, 0.03, 0.04, 0.05, and 0.06 wt. as grain refiner so it can improve the mechanical properties too. The result of this research, that with addition of nanoparticles SiC and TiB as grain refiner, it make the improvement of mechanical properties. The best addition of TiB is with the addition of 0.06 wt. TiB, which is the actual content in composite is 0.0535 wt. . The result shows that the Ultimate Tensile Strength reached 204.9 MPa, the hardness is 53.58 HRB, and the wear rate is 0.0012 mm3 m. The improvement of mechanical properties are because of there are Mg2Si phase as second phase that increase the strength of material, TiB2 as the nuclean to refine the grain, and MgAl2O4 phase that exist in the interface of nanoparticles SiC and the matrix, so it have good wettability between nanoparticles SiC and the matrix."
2016
S66212
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juliansyah Rizki Pratama
"Penelitian kali ini adalah berfokus terhadap pengaruh unsur logam tanah jarang Samarium Sm terhadap morofologi pada struktur mikro saat proses solidifkasi. Penambahan unsur Samarium sebesar 0.1; 0.3; 0.5 wt pada matriks Al-5Zn-0.5Si yang nantinya akan dilihat terhadap sifat dari mekanisme korosi yang terjadi dan efisiensi dari anoda korban Al-5Zn-0.5Si. Alumunium paduan pada penelitian ini akan mencapai sifat optimum jika dilihat dari struktur mikro pada konsentrasi 0.5 , tetapi bertolak belakang terhadap mekanisme korosi yang terjadi pada anoda korban. Dimana dengan semakin di tambahkannya unsur Samarium, morfologi dari butir akan semakin halus dan equixed, tetapi laju korosi pada anoda korban akan semakin menurun. Pengaruh DSC Differential Scanning Calorimetry pada mikrostruktur terlihat dari bentuk presipitat yang hadir pada batas butir. Dengan penambahan unsur Samarium pada anoda korban Al-5Zn-0.5Si menghasilkan fasa yang terbentuk antara lain AlSiSm,Al2Si2Sm yang dapat mempengaruhi efisiensi dari anoda korban.
The research is focused on the effect of rare earth Samarium Sm element on the microstructure morphology during the solidification proccess. The concentration of Samarium Sm addition are 0.1 0.3 0.5 wt on Al 5Zn 0.5Si matrix and corelated to the characteristic and mechanism of corrosion proccess in Al 5Zn 0.5Si sacrificial anode. In this research, Aluminium alloy will get the optimum addition if it seen from the microstructure at 0.5 wt addition, but it reverse to the corrosion mechanism on the sacrificial anode. The more and more addition of Samarium, the morphology of microstructure is finer and equixed, but the corrosion rate of the sacrificial anode decrease. The effect of Differential Scanning Calorimetry DSC on the microstructure can be seen on the morphology of the presipitate. With the addition of the element Samarium on the sacrificial anode Al 5Zn 0.5Si produce phase formed are AlSiSm, Al2Si2Sm which may affect the efficiency of the sacrificial anode."
2017
S66213
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Louis Utama
"ABSTRAK
Semakin berkembangnya laju teknologi menyebabkan tuntutan bagi perusahaan untuk mencapai produktivitas dan efisiensi yang lebih tinggi. Laju teknologi dilihat dengan makin bergesemya sistem produksi yang berifat manual menuju ke sistem komputerisasi. Perkembangan teknologi juga dapat menimbulkan ancaman dan sekaligus juga kesempatan bagi suatu perusahaan. Perusahaan dituntut untuk mencari dan menerapkan sistem manajemen kerja yang dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas bagi suatu perusahaan. Hal ini didasari bahwa di era informasi global, kecepatan dalam memperoleh, mengelola, dan menerjemahkan informasi bagi kepentingan jalannya perusahaan merupakan salah satu faktor utama untuk mencapai keunggulan dalam bersaing dengan pesaing.
Untuk mencapai keunggulan bersaing salah satu sistem yang dapat diterapkan oleh perusahaan adalah sistem Manufacturing Resources Planning I MRP II. Sistem ini merupakan suatu sistem informasi manufakturing yang mengintegrasikan fungsi-fungsi utama dalam industri manufaktur, seperti keuangan, pemasaran dan produksi. Sistem Manufacturing Resources Planning / MRP II mencakup dan mengintegrasikan semua aspek bisnis perusahaan manufaktur, sejak perencanaan strategik bisnis pada tingkat manajemen puncak sampai perencanaan dan pengendalian terperinci pada tingkat menengah, kcmudian memberikan umpan balik kepada tingkat manajerial diatasnya.
Penerapan sistem Manufacturing Resources Planning / MRP II dapat ditempuh secara company wide atau quick slice. Company wide dilakukan pada seluruh bagian perusahaan dan membutuhkan waktu sekitar 18 bulan, sedangkan untuk quick slice dilakukan pada bagian tertentu perusahaan dan berlangsung sekitar 3-5 bulan. Pada umumnya proses MRP-II melalui tahapan-tahapan : business planning, sales and operation planning, Master Production Scheduling dan Material Requirements Planning.
Perusahaan yang digunakan dalam kasus rencana penerapan sistem Manufacturing Resources Planning / MRP II adalah PT. Toa Galva Industries. Perusahaan ini merupakan perusahaan industri yang menghasilkan sound system. Alasan pemilihan perusahaan ini adalah sesuai dengan visinya yang ingin go internasional. Dengan adanya keinginan go internasional maka perusahaan harus bisa mengintegrasikan unit yang ada di dalam perusahaan untuk dapat bekerja secara produktif dan efisien sehingga dapat menghadapi persaingan di pasar intemasional Oleh karena itu salah satu sistem yang dapat diterapkan ke perusahaan adalah sistem Manufacturing Resources Planning / MRP II.
Tahapan persiapan merupakan masa yang paling kritis dalam menerapkan sistem Manufacturing Resources Planning / MRP II. Hal ini dikarenakan terjadinya perubahan total dalam sistem perencanaan, mental, dan disiplin karyawan. Manajemen Puncak harus mempunyai komitmen dan konsistensi yang kuat dalam memulai tahapan ini.
Rancangan implementasi sistem Manufacturing Resources Planning I MRP II di PT. Toa Galva Industries menggunakan sistem Quick Slice. Fungsi-fungsi yang diintegrasikan adalah perencanaan bisnis, perencanaan pemasaran, perencanaan keuangan, perencanaan produksi dan perencanaan kebutuhan sumber daya / Resource Requirements Planning, penjadwalan produksi induk / Master Production Schedule (MPS) dan Rough Cut Capacity Planning (RCCP), perencanaan kebutuhan material / Material Requirements Planning (MRP) dan perencanaan kebutuhan kapasitas I Capacity Requirements Planning (CRP) dan terakhir pengendalian aktivitas produksi I Production Activity Control (PAC) dan pengendalian kapasitas Input/Output. Alasan yang terpenting pemilihan metode Quick Slice dalam penerapan sistem Manufacturing Resources Planning /MRP II adalah masalah biaya yang terhatas dalam penerapan sistem tersehut sehingga hanya unit hisnis yang lehih penting diprioritaskan terlehih dahulu.
Keuntungan yang diperoleh PT. Toa Galva Industries hila menggunakan sistem Manufacturing Resources Planning / MRP II adalah tercapainya efisiensi, efektifitas dan produktivitas yang lehih haik dalam operasi perusahaan meliputi : kemampuan menangani gejolak permintaan, persediaan dapat ditekan seminimal mungkin, penggunaan sumher daya perusahaan yang lehih efisien, kemudahan dalam penyusunan struktur produk, kemudahan dalam mengalokasikan hiaya, dan mempermudah dalam melaksanakan pengawasan. Untuk efisiensi biaya dapat dilihat dengan disimulasikannya salah satu produk dari perusahaan dan dapat menimbulkan efisiensi lehih dari 50 % dalam biaya persediaan hila menggunakan sistem Manufacturing Resources Planning / MRP II. Dengan adanya keuntungan ini maka perusahaan dapat menambah daya saing dalam memenuhi visinya untuk go internasional.
Namun terdapat faktor-faktor yang mungkin dapat menghamhat penerapan sistem Manufacturing Resources Planning / MRP II di perusahaan. Hal tersebut antara lain kurangnya ahli yang mengerti dan menguasai sistem ini di Indonesia, besarnya investasi yang diperlukan dalam penerapan sistem ini, kebiasaan karyawan yang sulit untuk menerima perubahan dan kebijakan manajemen yang helum merasa perlu menerapkan sistem ini. Langkah utama yang harus dilakukan sehingga sistem Manufacturing Resources Planning / MRP II dapat dilaksanakan dengan baik adalah melakukan pengemhangan sumber daya manusia melalui program pelatihan dan pendidikan yang mampu menghasilkan peruhahan perilaku sehingga lebih siap untuk menerapkan sistem Manufacturing Resources Planning / MRP II.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Erlinda Muslim
"Manajemen persediaan material proses yang bersifat dependent demand di PT. X masih dilakukan secara intuitif dan belum memanfaatkan sistem Material Requirement Planning (MRP), sehingga mengakibatkan perencanaan kebutuhan material kurang akurat dan penggunaan biaya persediaan tidak efisien. Keadaan ini mendorong perusahaan untuk mengimplementasikan sistem MRP. Salah satu input penting dari sistem MRP adalah teknik penentuan ukuran lot pengadaan material (lot sizing). Teknik lot sizing y ang tepat diperlukan untuk meminimalkan biaya persediaan yang dikeluarkan. Pada penelitian ini dilakukan analisis perbandingan performa terhadap beberapa teknik lot sizing yang bertujuan untuk memperoleh teknikyang tepat digunakan untuk masing-masing material.
PA nalisis klasifikasi ABC dilakukan untuk menentukan material yang akan menjadifokus penelitian, kemudian dihitung biaya persediaan dan tingkat variasi pengkonsumsian material, Hasil perhitungan tersebut digunakan sebagai masukan dalam melakukan uji coba terhadap tiap-tiap teknik lot sizing, yaitu Lot For Lot (LFL), Economic Order Quantity (EOQ), Period Order Quantity (POQ), Fixed Period Requirement (FPR), Part-Period Balancing (PPB), Least Unit Cost (LUC), dan Silver-Meal algorithm (SM). Parameter yang digunakan untuk menilai performa teknik lot sizing adalah hasil optimal dari Wagner-Within algorithm (WW), Dari hasil analisis perbandingan performa diperoleh teknik lot sizing yang paling tepat digunakan untuk masing-masing material yang menjadifokus dalam penelitian ini.

Material planning for process material at PT. X is still done in intuitive way and is not based on MRP system. It causes less in material planning accuracy and ineffective inventory cost. This condition drives the company to start to implement MRP system. One significant input of MRP system is lot sizing technique. The suitable lot sizing technique is needed for minimizing inventory cost. This research presents performance comparison analysis among several lot sizing techniques for getting the most suitable technique for each material.
ABC classification analysis is done to determine research focused materials. Then, the inventory cost and variation level of material consumption are calculated. Its results would be the input of performance assessment of lot sizing techniques. The techniques are Lot For Lot (LFL), Economic Order Quantity (EOQ), Period Order Quantity (POQ), Fixed Period Requirement (FPR), Part-Period Balancing (PPB), Least Unit Cost (LUC), and Silver-Meal algorithm (SM). As the parameter, optimal result of Wagner-Within algorithm (WW) is used to examine those techniques performance. This performance comparison analysis results in the most suitable technique for each analyzed material.
"
2004
JUTE-XVIII-2-Juni 2004-138
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, L. Samuel
"Material Berkekuatan Tekan Rendah atau disebut juga Controlled Low Strength Material (CLSM) adalah material yang dapat terpadatkan (terkompaksi) sendiri, mengandung sifat pengikat khususnya digunakan sebagai material pengurug serta dapat mengisi rongga-rongga pada galian saluran. Material terkompaksi sendiri bukanlah jenis beton dengan kuat tekan rendah tetapi lebih tepat dianggap sebagai material urugan terkompaksi sendiri sebagai pengganti material tanah urugan biasa. Bukan juga disebut soil-cement yang membutuhkan pemadatan dan pengeringan. Ada beberapa keuntungan dari penggunaan material ini antara lain, dapat mengurangi tenaga dan biaya kerja, pekerjaan selesai lebih cepat serta mampu mengisi rongga-rongga yang sempit. Rendahnya kuat tekan material ini memudahkan penggaliannya di kemudian hari bila diperlukan dengan menggunakan peralatan galian yang sederhana.
Tujuan dari riset ini adalah meneliti material kuat tekan rendah/Controlled Low Strength Material (CLSM) dan mengevaluasi formula dari Laboratorium Jalan dan Jembatan Nantes - LCPC (Laboratoire Central des Ponts et Chaussées, Centre de Nantes) dan EUROVIA yang memproduksi material tersebut. Sifat utama dari material ini adalah hasil uji kuat tekannya di bawah 2,1 MPa dalam pengamatan setelah umur 28 hari. Flowability-nya harus di atas 200 mm. Apabila hasil uji tersebut tidak memenuhi sifat yang ditentukan, modifikasi komposisi dari formula yang diuji diperlukan untuk mendapat sifat umum dari material terkompaksi dimaksud. Penelitian ini pada akhirnya akan menentukan formulasi ideal penyusun material terkompaksi sendiri.

Controlled Low Strength Material (CLSM) is a self-compacted, cementitious material used primarily as a backfill, utility bedding and void fill in lieu of compacted fill. Self-compacted material should not be considered as a type of a low strength concrete, but rather a self-compacted backfill material that is used on place of compacted fill. Also, should not be confused with compacted soil-cement, because soil-cement requires compaction and curing. There are various advantages of using this self-compacted material. These benefits include reduced labor and equipment cost (due to self-leveling properties and no need for compaction), faster construction, and ability to place material in confined spaces. The relatively low strength of this material is easily excavated in future with conventional digging equipment.
The focus of this research is to investigate the CLSM and evaluate the formulation of self-compacted material based on LCPC (Laboratoire Central des Ponts et Chausseres, Centre de Nantes) formulation and EUROVIA. The main properties of the material is its compressive strength shall have under 2,1 MPa in 28th day. The flowability shall above 200 mm. Should the result properties based on LCPC formulation were not satisfied, modification of the formulation is required in order to meet the intended properties of CLSM or self-compacting material. This research will eventually establish its appropriate formulation which produces the self-compacting material.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29833
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>