Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157139 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sutji Nuraini
"Kebersihan mulut dan gingivitis merupakan faktor langsung yang kuat untuk menilai kesehatan gigi anak. Selain itu pula faktor tidak langsung yang cukup berpengaruh adalah sikap serta pengetahuan orang tua terhadap kesehatan tinggi anak.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara sikap orang tua mengenai kesehatan gigi dan mulut dengan keadaan gigi dan mulut anaknya,
Untuk melihat hubungan di atas digunakan ORI -- C untuk menilai kesehatan gigi dan mulut anak Serta Hiroshima University Dental Behaviour index yang telah dimodifikasi untuk menilai sikap orang tua terhadap kesehatan gigi. Dari hasil ditemukan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap orang tua dengan keadaan kesehatan gigi dan mulut anaknya."
2000
T5147
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winawati Radijanto
"Sejak PELITA III, perihal penyakit gigi dan mulut tercantum sebagai masalah kesehatan nasional yang perlu ditangani secara intensif karena prevalensi penyakit gigi dan jaringan penyangga gigi pada anak-anak usia sekolah (7-14 tahun) dan orang dewasa di Indonesia mencapai 80% dari jumlah penduduk.
Untuk mengatasinya diperlukan upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut dengan meninjau berbagai aspek antara lain aspek lingkungan yang meliputi faktor sosial ekonomi, sosial budaya serta kesadaran dan perilaku masyarakat terhadap masalah kesehatan gigi dan mulut.
Pencegahan penyakit gigi dan mulut anak-anak sebaiknya dilakukan sedini mungkin, yaitu sejak gigi sulung mulai tumbuh karena kerusakaan gigi merupakan proses patologis yang bersifat irreversible. Bila kerusakan gigi dibiarkan berlanjut akan berakibat tidak baik bagi pertumbuhan gigi tetapnya, antara lain kerusakan pada benih gigi tetap akibat infeksi gigi sulung yang berlanjut dan tumbuhnya gigi tetap yang kurang teratur.
Sampai saat ini di Indonesia belum ada indikator prevalensi karies gigi sulung maupun kebersihan mulut anakanak. Di samping itu penelitian di Indonesia mengenai hal tersebut di atas masih sangat sedikit.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menambah informasi tentang prevalensi karies gigi sulung dan tingkat kebersihan mulut anak-anak serta pengaruh faktor sosial ekonomi terhadap penyakit karies gigi dan kebersihan mulut anak-anak usia prasekolah yang ditinjau dari faktor pendapatan keluarga pendidikan ibu, status kerja ibu dan perilaku ibu yang berhubungan dengankesehatan gigi dan mulut anaknya.
Penelitian dilakukan dalam lingkup kecil yaitu pada anak-anak di Taman Kanak-Kanak (TK) Putra sebanyak 7 buah di Wilayah Jabotabek yang dikelola oleh Yayasan pendidikan Putra di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum.
Metoda penelitian yang digunakan adalah survai diskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sejumlah 165 sampel diambil secara acak proporsional dan acak sederhana. Cara pengambilan data melalui pemeriksaan gigi dan mulut langsung pada anak-anak dan wawancara dengan ibu anak-anak tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi karies gigi anak-anak TK Putra cukup tinggi (90,97) dengan rata-rata def-t 7,5 dan indeks kebersihan mulut rata-rata sedang (0,97). Hasil penelitian tersebut menyatakan adanya pengaruh faktor sosial ekonomi dan kebersihan mulut terhadap karies gigi walaupun dalam korelasi yang lemah. Dari faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut ternyata kebersihan mulut merupakan faktor yang mendominasi faktor lainnya.
Untuk mencegah risiko terjadinya karies gigi sulung perlu dilakukan upaya peningkatan kebersihan mulut, peningkatan pengetahuan serta kesadaran para orang tua anakanak TK Putra akan pentingnya pencegahan penyakit karies gigi sedini mungki, yaitu melalui penyuluhan dan pemeriksaan secara teratur yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang terlatih dari lingkungan Departetnen PU serta melakukan perawatan secara singkat dan sederhana bagi anak-anak yang telah menderita karies gigi."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Jessica Apulina
"Penyakit gigi dan mulut yang dialami oleh anak usia dini disebabkan oleh banyak faktor, namun kondisi kesehatan gigi dan mulut ini dapat dicegah serta diobati pada tahap awal. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis persepsi ibu dalam melakukan upaya pencegahan masalah kesehatan gigi dan mulut anak usia dini berdasarkan Health Belief Models. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam menggunakan pedoman pertanyaan yang dilaksanakan pada bulan Desember 2022-Januari 2023 pada 16 informan meliputi 6 informan utama dan 2 informan dari Sekolah X, 6 informan utama dan 2 informan kunci dari PAUD Y. Hasil Penelitian menunjukkan perilaku pencegahan masalah kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan ibu kepada anaknya adalah menyikat gigi, mengurangi makanan dan minuman manis, dan pemeriksaan rutin ke dokter gigi. Perilaku tersebut dipengaruhi oleh persepsi kerentanan dan persepsi bahaya/kesakitan terhadap penyakit gigi dan mulut, persepsi manfaat dan hambatan untuk melakukan perilaku tersebut, memiliki kemampuan melakukan perilaku tersebut, dan adanya isyarat untuk melakukannya yang berasal dari kesadaran diri, pengalaman terkena penyakit gigi, dukungan orang sekitar, dan program sekolah. Untuk itu, perlu dilakukan penyuluhan untuk meningkatkan perilaku ibu dalam mengupayakan pencegahan masalah kesehatan gigi dan mulut anak.

Oral diseases experienced by young children are caused by many factors, but these oral health conditions can be prevented and treated at an early stage. The purpose of this study was to analyze parent's perceptions in carrying out preventive actions for young children's oral health issues based on the Health Belief Models. This study used a qualitative approach with a case study design. Data collection was carried out by in-depth interviews using question guidelines carried out in December 2022-January 2023 on 16 informants including 6 main informants and 2 informants from School X, 6 main informants and 2 key informants from PAUD Y. The results showed that the preventive behavior of oral health issues carried out by parents to their children was brushing teeth, reducing sugary foods and drinks, and regular checks to the dentist. These behaviors are influenced by perceptions of susceptibility and perceptions of severity to oral and dental disease, perceptions of benefits and barriers to performing these behaviors, having the self-efficacy to perform these behaviors, and the presence of cues to action which come from self-awareness, experience of dental disease, support from surrounding people, and school’s programs. For this reason, it is necessary to improve parental behavior in seeking to prevent children's oral health issues."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakiah Yahya
"Saat ini tuntutan terhadap mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut semakin tinggi, dimana mutu pelayanan dipengaruhi oleh kepuasan kerja tenaga kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan hubungan antara faktor psikologis, organisasi, individu dengan kepuasan kerja tenaga kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Jakarta Pusat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi potong lintang.
Hasil penelitian menunjukkan, dua variabel tidak memiliki korelasi yang signifikan dengan kepuasan kerja, yaitu usia dan lama kerja. Sikap kerja berkorelasi lemah dengan arah positif. Waktu kerja dan pendidikan berkorelasi sedang dengan arah positif. Fasilitas, penghasilan, ruang kerja, dan keterampilan berkorelasi kuat dengan arah positif.

Demands of quality of oral health services has increased, and the quality is affected by job satisfaction. This study aims to determine the strength of the relationship of psychological, organizational, and individual factors with job satisfaction of oral health workers at public health centers in Central Jakarta. This research is a quantitative study using cross sectional design.
The result shows, age and length of employment don?t have a significant correlation. Working attitude has a positive and weak correlation. Working time and education have a positive and moderate correlation. Facilities, income, work space, and skills have a positive and strong correlation."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Aqsa Aditya Gunadarma
"Perubahan sistem pelayanan kesehatan yang terjadi di Jakarta menyebabkan peningkatan pengguna pelayanan kesehatan yang berdampak pada ketidakpuasan pasien.
Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui korelasi kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan di Poli Gigi Puskesmas Jakarta Pusat.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi potong lintang dengan menggunakan 92 sampel yang diberikan kuisoner. Uji non-parametik Spearman digunakan untuk mengetahui seberapa kuat korelasi yang ada.
Hasil: Terdapat 15 item pada variabel mutu pelayanan yang memiliki nilai p< 0,05.
Kesimpulan: Terdapat 13 item yang memiliki korelasi positif sangat kuat, dan 2 item memiliki korelasi positif yang kuat.

System changing in health service that’s happening in Jakarta increase dental and oral health service user number which may cause unsatisfied patient.
Objective:The purpose of this study is to know how strong the correlation between patient satisfaction and the service quality in Poli Gigi Puskesmas Jakarta Pusat is.
Method:A quantitative study with a cross-sectional design was used in this study and there were 92respondents which have been given questionnaire. Spearman’s non-parametric test was used to know how strong the correlation is.
Result:15 items from service quality variables had p-value<0,05.
Conclusion: There’re 13 items that show very-strong positive correlation, and 2items show strong correlation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Elysia Pramesti
"Latar Belakang: Pandemi COVID-19 menyebabkan masyarakat khawatir melakukan perawatan gigi dan mulut di praktik dokter gigi akibat khawatir terpapar virus SARS-CoV-2 sehingga dapat menjadikan swamedikasi sebagai pilihan perawatan.
Tujuan: Mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan praktik swamedikasi orang tua serta perbedaan praktik swamedikasi dengan berbagai karakteristik orang tua.
Metode: Studi potong lintang kepada 421 orang tua dengan anak usia 0-12 tahun di DKI Jakarta pada Agustus hingga Oktober 2021 menggunakan kuesioner daring berisi 21 pertanyaan. Digunakan uji Chi-Square dan dilanjutkan uji regresi logistik.
Hasil: Mayoritas orang tua (73,9%) melakukan swamedikasi saat pandemi dengan obat yang utama digunakan adalah analgesik dan antibiotik, serta mayoritas mengetahui mengenai efek samping obat terhadap sistem pencernaan. Terdapat perbedaan bermakna praktik swamedikasi berdasarkan tingkat pendidikan orang tua, tingkat ekonomi orang tua, kekhawatiran orang tua ke dokter gigi saat pandemi, dan kemauan (willingness) orang tua membawa anak ke dokter gigi saat pandemi. Tingkat pendidikan orang tua dan kemauan orang tua membawa anak ke dokter gigi saat pandemi merupakan prediktor swamedikasi.
Kesimpulan: Swamedikasi orang tua terhadap masalah gigi dan mulut pada penelitian memiliki prevalensi tinggi namun masih terdapat cara serta pengetahuan yang kurang tepat. Sehingga diperlukannya edukasi kepada orang tua untuk mengurangi risiko swamedikasi, terutama dalam penggunaan antibiotik.

Background: The COVID-19 pandemic has caused people to worry about getting dental care at a dentist's practice due to concerns about the SARS-CoV-2 virus, making self-medication a treatment option.
Objective: To describe the knowledge, attitudes, and practices of parents' self-medication towards children's dental problems and to find out the significant differences in the practice of self-medication with various characteristics of parents.
Methods: A cross-sectional study of 421 parents with children aged 0-12 years in DKI Jakarta from August to October 2021 using an online questionnaire containing 21 questions. Chi-Square test was used and continued with logistic regression.
Results: Most parents (73.9%) self-medicated during the pandemic, with the primary drugs used being analgesics and antibiotics. The majority of parents knew about the side effects of drugs on the digestive system. There are significant differences in the practice of self-medication based on parents' education level, parents' economic level, parents' worries about going to the dentist during the pandemic, and the willingness of parents to take their children to the dentist during the pandemic. The level of parental education and the willingness of parents to take their children to the dentist during a pandemic are predictors of self-medication.
Conclusion: In this study, parents' self-medication towards children's dental problems was highly prevalent, but some parents used inappropriate methods and knowledge. Thus, education is needed to reduce the risk of self-medication, especially in antibiotics.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pradono
"ABSTRAK
Sampai saat ini perawatan tumor ameloblastoma masih mengundang perbedaan pendapat. Sebagian cenderung menggunakan pendekatan yang konservatif, sedang sebagian lagi cenderung lebih radikal. Penelitian ini mencoba melihat gambaran perluasan tumor ameloblastoma pada mandibula yang terlihat pada ro foto panoramik dan tindakan yang dilakukan pada kelainan tersebut. Kasus yang menjadi obyek penelitian ialah 33 kasus penderita tumor ameloblastoma dari Pali Bedah Mulut RSCM selama kurun waktu Januari 1992 - September 1995. Dari hasil penelitian tampak bahwa sebagian besar penderita berada pada usia dekade III dan IV, meskipun terdapat prosentase yang cukup besar pada dekade II. Sebagian besar penderita datang sudah pada tahap yang lanjut, dengan korteks tulang yang telah perforasi. Terlihat tumor dengan diameter terbesar di bawah 7cm, dengan korteks yang belum mengalami perforasi dilakukan tindakan radikal kuretase, sedang tumor di atas 7 cm dengan korteks yang telah mengalami perforasi dilakukan tindakan reseksi.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayudewi Komala Indriastuti
"ABSTRACT
Latar belakang: Terbatasnya jumlah dokter gigi di Kabupaten Hulu Sungai Selatan diduga berdampak terhadap bertambahnya peran perawat gigi dalam menanggulangi permasalahan kesehatan gigi mulut masyarakat, namun belum teridentifikasi tingkat kesesuaian pelayanan tersebut terhadap Standar Pelayanan Asuhan.Tujuan: Mengidentifikasi jenis serta distribusi pelayanan oleh perawat gigi dan mengetahui tingkat kesesuaian pelayanan tersebut terhadap standar pelayanan asuhan. Metode: Penelitian analisis deskriptif dilakukan melalui kuesioner kepada masyarakat dan perawat gigi Hasil: Dari jawaban 102 masyarakat, terlihat jenis pelayanan yang terbanyak diterima yang sesuai dengan standar adalah Penyuluhan kesehatan gigi mulut, khususnya penjelasan cara menyikat gigi yang benar 83,33 ; sedangkan yang tidak sesuai standar yaitu penggunaan antibiotik dan antinyeri sebanyak 79,41 . Dari jawaban 17 perawat gigi, pelayanan yang tidak sesuai standar yang diberikan yaitu pemberian obat antibiotik dan antinyeri 94,12 dan pencabutan gigi tetap belakang 35,29 . Kesimpulan: Pemenuhan kebutuhan masyarakat setempat untuk pengobatan gigi sebagian besar dipenuhi oleh perawat gigi yang beberapa dari pelayanannya tidak sesuai dengan standar.

ABSTRACT
Background The limited number of dentists in Hulu Sungai Selatan is thought to have an impact in the increase of dental nurses role in and type of services in solving oral health problems of the community, but the suitability of the services to the standard has not been identified yet. Aim To identify types and distribution of services by dental nurses and investigate the level of its suitability to the oral health care service standard. Methods This study uses descriptive analysis. Results From the total of 102 answers of community, 83.33 stated that dental health education is the most suitable to the service standard. On the other hand, 79.41 stated that the use of antibiotics and painkillers is not suitable to the service standard. Furthermore, from a total of 17 answers from dental nurses, 94.12 stated that the prescription of antibiotics and painkillers and 35.29 stated that extraction of posterior permanent teeth are not suitable to the service standard. Conclusion The fulfilment of needs of the community for oral treatment are mostly catered by dental nurses which several of their services are not suitable to the standard. "
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Rukasa
"Upaya pelayanan kesehatan gigi dan mulut, merupakan salah satu kegiatan dari Puskesmas dalam rangka melaksanakan salah satu program pokok Puskesmas. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut ditujukan kepada keluarga serta masyarakat di wilayah kerjanya, secara menyeluruh baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Oleh karena itu peneliti mencoba mencari variabel-variabel penentu dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Kota Bogor.
Tujuan Penelitian : mengidentifikasi faktor-faktor penentu dalam pencapaian pemanfataan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Kota Bogor.
Subjek Penelitian : masyarakat yang pemah memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut serta masyarakat yang belum memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Kota Bogor dengan usia 18-70 tahun serta dapat berkomunikasi dengan baik.
Metode Penelitian : penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan cross sectional serta besar sampel 936 responden. Variabel-variabel bebas sesuai konsep penelitian, yang terdiri dari faktor predisposisi atau pemudah (motivasi perawatan, perilaku kesehatan), faktor-faktor enabling atau pemungkin (jarak/akses, sarana/prasarana, kemampuan membayar dan kemauan membayar), faktor reinforcing atau penguat (sikap keluarga atau teman, persepsi terhadap pelayanan petugas) dan need/kebutuhan akan perawatan gigi), sedang variabel terikat adalah pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas.
Hasil Penelitian : hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa faktor-faktor penentu dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada Puskesmas-Puskesmas di Kota Bogor adalah faktor motivasi (p = 0,000), faktor perilaku (p=0,000) dan faktor kebutuhan akan perawatan kesehatan gigi dan mulut (p=4,005). Dari ketiga faktor terebut setelah dilakukan uji "t" menunjukkan bahwa hanya faktor motivasi dan faktor kebutuhan akan perawatan kesehatan gigi dan mulut saja yang menunjukkan perbedaan bermakna antara Puskesmas yang mencapai cakupan kunjungan dengan Puskesmas yang tidak mencapai cakupan kunjungan (p<0,05).
Kesimpulan : motivasi masyarakat yang tinggi serta kebutuhan/need akan perawatan kesehatan gigi dan mulut sangat berperan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Kota Bogor.

Dental health care effort is the one of activity of Center Health Care to achieve the primary program of. Center Health Care. Dental health care is especially for family and community in activity area of Center Health Care, and its done for entire area including promotion, preventive, curative and rehabilitative, instead of that writer/examiner try to looking for the variables as a decided factor to using a dental treatment in community health center in Bogor City.
Subject of the experiment : Community which ever and before using the facilities of dental and mouth health care at Center of Health Care in Bogor City which age 18-70 years old also could communicate with good.
Method of experiment : this experiment is a non experimental experiment with Cross Sectional design and the sample size 936 respondent. Independent variable fit with concept of experiment including simplify factors (motivation health care, and health care behavior), enabling factors (distance/access, facilities, ability payment or desire of payment), reinforcing factors (family behavior or friend, perception of provider health care) and needed factor of dental health and mouth care, and dependent variable are dental and mouth health care at Center of Health Care.
Result of experiment : The result or regression logistic analysis indicate that determinant factors in using a dental treatment in community health center in Bogor City is motivation factor (p=0,000): behavioral factor (p-O,OOO) and needed factor of dental health and mouth care ( p=0,005). From third the factor that after "t" test, indicating that only factor motivate and needed factor of dental health and mouth care will be which show difference have a meaning between Center or Health Care have visit coverage with Center of Health Care which is not reach visit coverage (p<0,05).
Summary : Motivation of community also need of dental and mouth health care very useful to profitable dental and mouth health care at Center or Health Care in Bogor City.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2005
T16253
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harindra
"Tenaga kesehatan gigi dan mulut, merupakan salah satu sumber daya yang mendukung dan menentukan keberhasilan layanan kesehatan. Pendidikan tenaga kesehatan gigi dan mulut dilakukan agar kualitas layanan kesehatan gigi dan mulut secara terus menerus meningkat, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan Sekolah Pengatur Rawat Gigi, merupakan lembaga yang besar peranannya dalam meningkatkan kualitas layanan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran kualitas layanan kesehatan gigi dan mulut, dan hubungan antara karakteristik siswa yang terdiri dari pengetahuan, sikap terhadap profesi dan keterampilan pre-klinik siswa dengan kualitas layanan kesehatan gigi dan mulut Selain itu penelitian ini untuk melihat bagaimana faktor Pendidikan orang tua/wali siswa dan pengalaman praktek klinik siswa mempengaruhi hubungan karakteristik siswa dengan kualitas layanan kesehatan gigi dan mulut. Penelitian ini menggunakan data sekunder, kuesioner dan pengamatan.
Jumlah siswa yang melakukan praktek di klinik Sekolah Pengatur Rawat Gigi Tanjungkarang yang menjadi subjek penelitian ini ada 67 orang. Penelitian ini bersifat kuantitatif, menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Hipotesis yang diajukan adalah : Ada hubungan positip antara pengetahuan, sikap terhadap profesi perawat gigi dan keterampilan praktikum pre-klinik siswa dengan kualitas layanan kesehatan gigi dan mulut. Hubungan positip ini semakin lemah dengan semakin tingginya pendidikan orang tua siswa dan semakin lamanya pengalaman praktek klinik siswa.
Hasil penelitian membuktikan adanya hubungan positip antara pengetahuan, sikap terhadap profesi perawat gigi dan keterampilan praktikum pre-klinik siswa dengan kualitas layanan kesehatan gigi dan mulut. Dari hasil uji chi-square dengan tingkat kemaknaan a. = 0.05, didapatkan nilai p = 0.02568 untuk variabel pengetahuan,.p = 0.02273 untuk variabel sikap terhadap profesi, dan p = 0.00000. untuk variabel keterampilan pre-klinik. Analisis stratifikasi dengan variabel pendidikan orang tua siswa dan pengalaman praktek klinik siswa sebagai kontrol, menunjukkan keeratan hubungan positip antara pengetahuan, keterampilan praktikum pre-klinik dengan kualitas layanan kesehatan gigi dan mulut semakin lemah dengan semakin tingginya pendidikan orang tua dan semakin lamanya pengalaman praktek klinik siswa Sedangkan keeratan hubungan positip sikap terhadap profesi perawat gigi dengan kualitas layanan kesehatan gigi dan mulut semakin kuat dengan semakin tingginya pendidikan orang tua siswa, dan semakin lemah dengan semakin lamanya pengalaman praktek klinik siswa.

The teeth and mouth health personnel is one the human resource which support and important for success of the health service. Education of the mouth and teeth health personnel is intended to increase the continuity of the teeth and mouth health service according to the development of science and technology. The school of teeth maintenance is an institution which has an important role in increasing the quality of service.
This research is intended to obtain description of the teeth and mouth health service quality and its relationship with the student?s characteristics which consist of knowledge, attitudes toward the profession and the student?s pre-clinic skill with the teeth and mouth health service quality. Besides, this research is to study how the students' parents education and the students clinic experience influence the relationship of the teeth and mouth health service quality. This research use primary, secondary data, questioner and observation.
The number of students practice in the clinic of Tanjungkarang School of Teeth Maintenance which is the subject of this research is 67. This research is a quantitative one using a descriptive analytic methods with a cross sectional approach. The hypothesis is that there is a positive relationship between knowledge, attitudes toward the teeth and mouth health profession and the students pre-clinic practice skill with the teeth and mouth health service quality. The weaker the positive relationship, the higher the students' parent education and the longer the student clinic practice experience.
This research proved a positive relationship between knowledge, attitudes toward the teeth and mouth health profession and the students pre-clinic practice skill with the quality of teeth and mouth service. According to the chi-square test with a significance level a.= 0.05, p = 0.02568 for knowledge variable, p 0.02273 for the variable of attitudes toward the profession, p = 0.00000 for the pre-clinic skill variable. The stratification analysis with the students' parents education variable and the students' clinic practice experience as a control indicates that the closeness of positive relationship between knowledge, pre-clinic practice skill with the quality of teeth and mouth service. The relationship is weaker with the higher the education of the parents and the longer the students' clinic practice experience. While the closeness of the positive relationship of the attitudes toward the teeth and mouth health profession with the service quality of the teeth and mouth is stronger with a higher the education of the students' parents, and the weaker with the longer the students clinic practice experience.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>