Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80935 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Mulatsih
"Perubahan kebijakan industri otomotif ini menimbulkan niat penulis untuk mengetahui mengapa kebijakan industri otomotif itu berubah-ubah selama 23 tahun dari tahun 1976 sampai dengan 1999. Dari hasil peneltian dengan menggunakan wawancara kepada pihak-pihak terkait dengan kebijakan ini, menunjukkan bahwa dalam kebijakan itu terjadi kesenjangan (gap) antara kebijakan dan pelaksanaannya, sehingga tujuan kebijakan itu tidak tercapai. Dengan kerangka hirarkhi kebijakan dalam membahas penelitian ini, tampak bahwa kesenjangan itu terjadi karena kebijakan itu tidak konsisten dan tidak konvergen. Sikap yang menyatakan kebijakan itu tidak konsisten dan tidak konvergen diberikan dari interaksi pihak-pihak terkait yaitu industri komponen lokal, asosiasi vendor Astra, dan PT Toyota-Astra Motor sebagai industri perakit dan sebagai kasus dalam penelitian ini. Sikap para stakeholder ini sebagai bentuk pola interaksi ini dilandasi oleh persepsi, aspirasi dan deskripsi mereka terhadap kebijakan industri itu.
Dampak yang dapat dilihat dari kebijakan kandungan lokal ini terutama pada lambannya perkembangan produksi kendaraan bermotor roda empat dalam menggunakan komponen dalam negeri (kandungan lokal). Sebagai kasus dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa PT TAM sebagai salah satu industri perakit (industri patungan) tingkat pencapaian kandungan lokal relatif rendah jika dihubungkan dengan waktu. Walaupun kendaraan niaga Toyota Kijang telah mencapai KL sebesar 49 %, tetapi belum mencapai tujuan kebijakan untuk menumbuhkan industri penunjang (komponen). Karena pemenuhan kebutuhan komponen industri perakit dalam hal ini PT TAM bersifat eksklusif, masih, ,terkait dengan prinsipal. Sehingga tidak begitu mudah bagi perusahaan komponen lokal menembus perusahaan perakit."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T4370
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juniar Lili; Tufrida M. Hasyim
"ABSTRAK
Mutu produk merupakan salah satu kriteria pengukuran kinerja suatu
manufaktur. Dalam era industrialisasi, pengendalian mutu menjadi semakin
penting, terutama setelah adanya kebijakan full manufacturing yang digalakkan
oleh pemerintah akhir-akhir ini.
Pengendalian mutu terpadu adalah sistem manajemen yang
mengikutsertakan seluruh karyawan di perusahaan untuk mencapai kepuasan
pelanggan. Segala kegiatan yang dilakukan di perusahaan diarahkan untuk
kepuasan pelanggan.
P.T. Toyota-Astra Motor sebagai salah satu strategic business unit dan
P.T. Astra International telah menerapkan pengendalian mutu terpadu sejak tahun
1980. Beberapa penghargaan ?sehubungan dengan penerapan manajemen
kuantitas telah diperoIehnya baik di dalam negeri maupun internasional. Namun
perusahaan tidak dapat mengelak dari permasalahan dan hambatan untuk dapat
menerapkan manajemen kualitas dengan Iebih balk.
Keterilbatan sumber daya manusia menjadi sangat penting dalam
penerapan pengendalian mutu terpadu, dimana para karyawan tidak hanya
bekerja secara fisik untuk berkarya, akan tetapi juga dituntut untuk
menyumbangan pemikirannya demi peningkatan dirinya sendiri dan perusahaan.
Akan tetapi landasan utama yang tidak dapat diabaikan dalam menerapkan
pengendalian mutu terpadu ini adalah pendidikan. Teknologi canggih yang
dümpor dan negara maju tidak akan membenikan dampak positip yang sigriifikari
tanpa didukung oleh sumber daya mariusia yang memitiki pengetahuan. keahliafl.
keterampilan dan kemauan.
Kemampuan teknologi produk di Indonesia masih sangat rendah
dibanding kemampuan teknologi pembuatan. PT. Toyota-Astra Motor sebagai
salah satu industri otomotif yang besar di indonesia, layak untuk menjadi sarana
peningkatan teknologi produk yang selama ¡ni masih tertingga!. Pembinaan oleh
industri besar seperti P.T. Toyota-Astra Motor terhadap komuriitas industri kecil
yang rata-rata ditekuni para industriawan kecil akan memberikan hasil saling
menguntungkan.
"
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Padang Wicaksono
"Dunia pada abad ini ditandai oleh integrasi perekonomian dan perkembangan teknologi yang luar biasa cepat. Integrasi perekonomian didorong oleh adanya jaringan lintas negara melalui perdagangan, investasi asing langsung, yang bertujuan mencari peningkatan keuntungan. Aktivitas tersebut dilakukan oleh suatu kekuatan yang tak terpengaruh oleh batas-batas kedaulatan suatu negara, yaitu perusahaan multinasional. Dengan ditopang oleh kekuatan managerial yang tangguh dan basis teknologi yang kuat maka tak heran apabila kehadiran MNC menjadi suatu fenomena tersendiri pada abad ini. Bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, salah satu aspek penting dari kehadiran MNC adalah adanya kesempatan untuk mempelajari teknologi up-to-date yang dibawanya dari negara asal. Teknologi menjadi persoalan penting manakala dihadapkan pada persaingan global yang semakin ketat. Toyota, sebagai salah satu MNC yang cukup tangguh di dunia dalam bidang otomotif, telah menjadi perhatian tersendiri bagi para pengamat terutama semenjak era 1970-an. Sistem Produksi Toyota telah menjadi referensi baru menggantikan sistem produksi massal Ford yang dirasa telah usang. Toyota Astra Motor (TAM), sebagai perusahaan yang berafiliasi dengan TMC, telah tumbuh menjadi kekuatan otomotif terbesar di Indonesia. Perkembangan tersebut didorong oleh proses transformasi teknologi yang berlangsung selama lebih dari dua dasawarsa. Proses transformasi teknologi, yaitu penerapan Sistem Produksi Toyota di TAM, menjadi fokus dalam skripsi ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
S19196
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Hartono
"Tesis ini berupaya menjelaskan bagaimana pengaruh industri terhadap ketahanan daerah. Tekanan penelitian ini pada bagaimana pengaruh pengembangan industri pengolahan besar dan sedang di propinsi Jawa Timur dilihat dari aspek ketahanan ekonomi regional.
Temuan penting dalam penelitian ini adalah model regresi ganda nilai tambah industri pengolahan di propinsi Jawa Timur dengan model In Y = -1,5826 + 0,7549 ln (TA) + 1,2648 1n (N) + 0,2939 1n (FS). Secara statistik dari ketiga variabel bebas masing-masing perubahan teknologi (TA), jumlah perusahaan bersaing (N), dan jumlah perusahaan modal asing (FS) telah memberikan sumbangan (koefisien determinasi) terhadap nilai tambah (In Y) sebesar 99,71%. Sisanya sebesar 0,29% disebabkan oleh variabel lain yang tidak atau belum masuk dalam model.
Selanjutnya dalam peranan pengembangan sektor industri pengolahan besar dan sedang terhadap ketahanan ekonomi regional, dengan melakukan peningkatan pada nilai tambah yang dihasilkan, tetap memperhatikan terwujudnya kebutuhan keseimbangan hidup dengan tidak semata-mata hanya untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, melainkan dapat diarahkan pada maksimalisasi martabat manusia, berarti akan memberikan sumbangan terhadap pendapatan daerah propinsi Jawa Timur dan berpengaruh positif terhadap peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Produk Domestik Bruto (PDB) atau Pendapatan Nasional Indonesia (PNB).
Dengan demikian, akan memberikan kontribusi yang berarti terhadap Ketahanan Ekonomi Regional khususnya di Propinsi Jawa Timur. Sedangkan hubungan pengembangan sektor industri terhadap pemerataan pendapatan, diperoleh gambaran bahwa tingkat kesenjangan atau ketidakmerataan pendapatan di propinsi Jawa Timur sampai pada tahun 2000 masih terlihat belum merata dengan angka Gini sebesar 0,56 pada tahun 1996 dan sebesar 0,41 pada tahun 2000. Walaupun selama tahun 1996-2000 tingkat pendapatan di propinsi Jawa Timur masih belum merata, tetapi dengan melihat perkembangan angka Gini memberikan indikasi bahwa penurunan angka Gini pada tahun 2000 berarti distribusi pendapatan di propinsi Jawa Timur mengalami pemerataan yang relatif lebih baik, jika dibandingkan pada 1996. Kondisi yang demikian, memberikan pengaruh yang positif terhadap ketahanan daerah. Sedangkan hubungan pemerataan pendapatan dengan nilai sosial ada hubungan yang signifikan, artinya bahwa penurunan angka Gini akan berpengaruh positif terhadap tingkat pelayanan pendidikan dan kesehatan serta penurunan terhadap tingkat kejahatan. Dengan demikian, ada indikasi bahwa apabila angka Gini mengalami penurunan angka (mengalami pemerataan), maka sektor sosial akan mengalami suatu peningkatan atau perbaikkan. Berarti kondisi yang demikian memberikan pengaruh yang positif terhadap ketahanan daerah dalam bidang sosial.

The Influence of Manufacture Industry to The Regional Resilience for Economic Aspect.This thesis is aimed at finding out of how the influence of manufacture industry to the regional resilience for economic aspect, especially in East Java.
By using multiple regression model, the result of this research for added value on manufacture industry in East Java is In Y = -1.5826 + 0.7549 ln (TA) + 1.2648 ln (N) + 02939 ln (FS). Statistically, from the three independent variables, technology arising (TA), number of competitor firm (N), number of foreign capital firm (FS) gave determination score for added value (In Y) 99.71%. The rest, 0.29%, is the other determined factors excluded on the model. The role of manufacture industry development to the regional resilience for economics aspect is actively participate in realizing the need of life balancing for the local society, not only for gaining the economics advantage merely, but also how to optimally increase the human values (dignity), of course, that is by increasing the added value from the production. From this context, it will significantly give contribution to the increase of regional income as well as Gross Regional Domestic Product (GRDP), Gross Domestic Product (GDP) or Indonesian National Income (INI). So that, as consequently, in the next turn, it also will give a significant contribution for the regional resilience for economics aspect, especially in East Java. Meanwhile, the correlation between the even distribution of the income and the regional resilience is that there is inequitable distribution of income in East Java up to 2000 that is showed by Gini 0.56 in 1996 and 0.41 in 2000.
AIthough during 1996-2000 income level in East Java was inequitable, but by seeing the incremental development of Gini, it gave indication that the Gini decreased in 2000. It means that income even distribution in East Java had been better than that in 1996.
The condition like this, give positively contribution to the regional resilience. Meanwhile, the correlation between the even distribution of income and the social value is very significant, means that decrease of Gini will influence positively to the education and health service degree as well as criminal decrease. So that, there is indication that if Gini decrease (even distribution), so the social sector will increase, means that it also will give positively influence to the regional resilience for social aspect."
2002
T 2424
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nangoi, Ronald
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1993
307.2 RON t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Agung Handayani
"ABSTRAK
Persaingan dalam industri otomotif menjadi semakin ketat, hal ini terlihat dari
usaha yang dilakukan oleh para ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merck) dan lmportir
Umum (lU) dalam mengembangkan produk lokal yang sudah ada di pasar juga dalam
meluncurkan mobil-mobil baru baik yang dirakit di Indonesia maupun diimpor Iangsung
dari luar negeri.
Persaingan industri otomotif yang ketat ini juga sangat dipengaruhi oleh kebijakan
pemerintah yang sangat fundamental yaitu yang berkaitan dengan dikeluarkannya
keputusan penurunan tarif bea masuk (BM) dan Pajak Barang Mewah (PPnBM) bagi
impor mobil dalam kondisi (Completly Built Up (CBU) dan Completely Knock Down
(CKD). Selain itu juga dilakukan perubahan kebijakan mengenai tata niaga impor
kendaraan bermotor dimana impor otomotif CBU diserahkan ke Importir Umum (lU)
tidak lagi kepada Importir Produsen (IP) atau ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek).
Kebijakan pemerintah lainnya juga termasuk penurunan tarif bea masuk mengenai
penurunan tarif bea masuk untuk komponen kendaraan bermotor.
Kebijakan lain yang membuat persaingan dalam industri otomotif menjadi
semakin kuat adalah dengan diberlakukannya Undang-undang Perlindungan konsumen
No. 8 tahun 1999 sejak 20 April 2000, yang mengatur hak dan kewajiban konsumen dan
produsen. Kebijakan ini menuntut dunia usaha, termasuk pelaku bisnis otomotif untuk
dapat menyajikan kualitas produk dan pelayanan yang profesional kepada konsumen.
PT Toyota-Astra Motor sebagai salah satu perusahaan otomotif hasil kerjasama
PT Astra-International Tbk. dan Toyota-Motor Corporation (TMC), yang memiliki
lingkup usaba bukan hanya rnemproduksi mobil-mobil merek Toyota di Indonesia,
melainkan sebagai pemegang lisensi, ímportir, perakit dan distributor kendaraan
bermotor bermerek Toyota, juga sebagai pembuat mesin dan pengekspor komponen dan
kendaraan Toyota. Komitmen yang tinggi untuk memberikan kualitas pelayanan yang
terbaik kepada pelanggan tertuang dalam Toyota Quality Service (TQS) sebagai konsep
Toyota yang diterapkan selama ini untuk memberikan kualitas produk, kualitas jaringan
pemasaran, kualitas layanan purna jual yang terbaik dan selalu berorientasi kepada
kepuasan pelanggan.
Sebagai usaha dalam mempertahankan pelanggannya, maka pengetahuan
mengenai kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan Toyota merupakan suatu hal yang
sangat penting karena kepuasan pelanggan pada akhimya akan membawa pada loyalitas
terhadap merek brand (Brand Loyalty) yang memberikan keuntungan jangka panjang
pada perusahaan.
Dari hasil penelitian ini kemudian dapat disimpulkan bahwa:
Pertama, terdapat 3 alasan utama pelanggan memilih Toyota sebagai kendaraaan barunya
yaitu performa/penampilan produk, mutu dan ketahanan produk, dan kemudahan
mendapatkan suku cadang.
Kedua, terdapat 23 elemen kepuasan pelanggan yang díberikan oleb Toyota pada saat
kepemilikan kendaraan baru yang dikelompokan menjadi 5 kategoni kepuasan
pelanggan yaitu ruang pamer (showroom), proses pembelian, proses penyerahan
kendaraan, aktivitas tindak lanjut dan tentang Toyota baru Anda.
Ketiga, dari 23 elemen kepuasan pelanggan tersebut masalah ketepatan janji wiraniaga
tentang proses penyerahan kendaraan, ketepatan penyerahan kendaraan, dan
kemudahan dalam proses pembelian merupakan hal yang sangat penting bagi
pelanggan.
Keempat, terdapat tiga nilai rata-rata kepuasan tertinggi adalah kepuasan terhadap produk
itu sendiri yang meliputi kepuasan terhadap peralatan mekanik, kondisi bagian
luar kendaraan dan bagian dalam kendaraan.
Kelima, tiga nilai rata-rata terendah menunjukkan ketidakpuasan pelanggan terhadap
ketepatan janji wiraniaga tentang proses penyerahan kendaraan, ketepatan
penyerahan kendaraan, dan kemudahan dalam proses pembelian.
Keenam, 71 % pelanggan kendaraan baru Toyota merasa cukup puas karena
ditindaklanjuti oleh wiraniaga Toyota 1 minggu setelah kendaraan diserahkan
kepada pelanggan.
Ketujuh, 56.5 % pelanggan pasti merekomendasikan kendaraan Toyota kepada teman
teman, sahabat, kerabat dan keluarga pelanggan.
"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T2915
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Susanto
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari kelayakan pada pengembangan produk karet otomotif
yang inovatif di Small Medium Industries (IKM) dengan prinsip industri hijau. Produk Produk karet suku
cadang otomotif yang dikaji adalah karet pijakan kaki (RFS) dan karet pegangan stang kendaraan bermotor
(RGH), sedangkan inovasi adalah pendekatan berbasis industri hijau pada IKM. Penelitian ini meliputi
inovasi pada teknologi proses produksi, menganalisis aspek ekonomi dan mengusulkan rekomendasi
pengelolaan limbah untuk industri. Analisis deskriptif SWOT dilakukan untuk menentukan inovasi pada
penggantian karbon hitam (CB) dengan pati termodifikasi pada proses pembuatan vulkanisat karet. Analisis
tekno ekonomi dihitung untuk menentukan keuntungan inovasi, sementara analisis deskriptif pada
pengelolaan limbah IKM juga dijelaskan juga dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pati
termodifikasi dapat digunakan sebagai pengisi alternatif dalam pembuatan vulkanisat karet tanpa investasi
mesin baru atau mengubah proses produksi. Berdasarkan pemenuhan kualitas produk SNI 06-7031 2004
(Karet Foot Step) dan SNI 06-7032-2004 (Rubber Handle Grip), jumlah CB yang bisa diganti hanya sekitar 15-
20% untuk setiap produk. Selanjutnya, analisis ekonomi techno dengan kapasitas vulkanisat karet 550
kg/bulan akan memiliki B/C ratio 1,2. Dapat disimpulkan bahwa inovasi ini layak secara ekonomi dan
teknologi serta mudah diadopsi oleh IKM. Prinsip reuse dan recycle dalam pengelolaan limbah padat IKM
ini adalah direkomendasikan untuk meminimalkan dampak lingkungan."
Yogyakarta: Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik, 2016
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mahardika Chilmi Kurniawan
"Penelitian ini menganalisis rasionalitas Indonesia pada era kepemimpinan Jokowi tahun 2014-2019 dalam mereplikasi model Developmental State (DS). Dengan mengidentifikasi kebijakan-kebijakan pembangunan pemerintah dalam menjalankan elemen dan fitur yang dikembangkan dalam kerangka model DS. Setelah memahami rasionalitas pemerintah dalam menjalankan DS untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi, penulis turut menganalisis bentuk hubungan negara-bisnis yang terjadi dalam proses pembangunan nasional khususnya pada salah satu industri prioritas nasional yaitu TPT. Serta melihat bagaimana hasil dari intervensi negara terhadap industri nasional yang berorientasi pada pertumbuhan. Tesis ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan analisis dari data-data primer yang didapat dari sumber utama dengan menggunakan teknik wawancara. Dalam menganalisis studi kasus TPT, penulis membangun model ideal yang dihimpun dari beberapa cendekia yang mengembangkan model DS seperti Johnson, Evans, Leftwich, serta beberapa peneliti lain. Berdasarkan empat variabel model ideal DS, penulis menemukan bahwa Indonesia di era Jokowi menerapkan model DS dalam orientasi dan intervensi pembangunan dengan variasi dan karakter tersendiri baik dalam hal birokrasi yang meritokrasi, lembaga yang memiliki otonomi relatif, maupun hubungan pemerintah dengan pebisnis/swasta. Atas dasar tersebut tesis ini menyimpulakan kondisi DS di era pemerintahan Jokowi I menunjukkan performa DS yang berupaya beradaptasi dengan model pembangunan baru di Indonesia yang berfokus pada pertumbuhan ekonomi tinggi dengan bertumpu pada penguatan industri, namun juga berpotensi menjadi “model DS formalistis” jika pada periode selanjutnya tidak tercapai performa DS yang ideal.

This research analyzes Indonesia's rationality during Jokowi's leadership era in 2014-2019 in replicating the Developmental State (DS) model. By identifying government development policies in carrying out the elements and features developed in the DS model framework. Following the understanding of government rationality in replicating DS model to accelerate the pace of economic growth, the author also analyze the form of state-business relations that occur in the national development process, especially in one of the national priority industries, namely Textile and Textile Products Industry. As well as seeing the results of state intervention in growth-oriented national industries. This thesis uses a qualitative method by explaining primary data obtained from primary sources using interview techniques. In analyzing the Textile and Textile Products Industry case study, the author developed an ideal model that was compiled from several scholars who developed the DS model such as Johnson, Evans, Leftwich, and several other researchers. Based on the four variables of ideal DS model, the author found that Indonesia in the Jokowi adopt the DS model in development orientation and economic intervention. With its own variations and characters both in terms of meritocratic bureaucracy, institutions that have relative autonomy, and government relations with business/private sector. On this basis, this thesis concludes that the DS conditions in the in the era of Jokowi I government shows the performance of DS which is trying to adapt to a new development model in Indonesia which focuses on high economic growth by relying on industrial strengthening, but also has the potential to become a "formalistic DS model" if in the next period Jokowi does not achieve ideal DS performance."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Finny Fauzana
Depok: Universitas Indonesia, 1997
S23003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daisy Oktavia
"Industri otomotif Indonesia tidak lepas dari pengaruh perubahan yang ditimbulkan oleh semakin diterimanya prinsip perdagangan bebas di hampir seluruh negara di dunia. Dengan demikian, industri otomotif Indonesia harus mampu melakukan perubahan dan penyesuaian dalam merebut peluang pasar. Kemudian pada perkembangannya, potret persaingan produk otomotif di Indonesia tak lebih dari pergulatan sejumlah pabrikan yang memang dari tahun ke tahun tidak dapat dipungkiri selalu mendominasi pasar, seperti PT. Toyota Astra Motor, PT. Krama Yudha Tiga Berlian (Mitsubishi), PT. Indomobil Niaga Internasional (Suzuki), dan PT. Pantja Motor (Isuzu). Menyebut nama Toyota sebagai Produsen Kendaraan Bemiotor di Indonesia tentulah tidak dapat dipisahkan dengan salah satu kendaraan produksinya yang merajai pasar dan hati masyarakat-KIJANG-. Secara teoritik, keberhasilan suatu perusahaan otomotif, tidak terkecuali PT. Toyota-Astra Motor (TAM), dipengaruhi oleh sejumlah faktor, salah satu diantaranya adalah strategi promosi dan pemasaran yang diterapkan.
Dalam penelitian ini penulis mempergunakan metode deskriptif, dengan pendekatan kualitatif. Metode wawancara digunakan untuk mengumpulkan data primer. Nara sumber berasal dari pihak internal PT. Toyota Astra Motor (Public Relation, Staf Marketing, dan Staf Promosi PT. Toyota Astra Motor), sedangkan nara sumber eksternal merupakan konsumen produk Toyota yang diambil secara acak atau random yang berdomisili di wilayah Jabotabek. Dokumen internal dan eksternal digunakan dalam rangka pengumpulan data sekunder.
Bagi PT. TAM kepuasan pelanggan atau konsumen adalah segalanya, dan mutlak harus selalu ditingkatkan. Tekad yang selalu dipegang teguh ini selaras dengan komitmen PT. TAM bahwa setelah membeli produk Toyota tidak berarti 'putus hubungan' namun tetap akan terus-menerus disempurnakan. Sejalan dengan itu langkah-langkah strategi promosi dan pemasaran yang dilakukan oleh PT. TAM senantiasa diprioritaskan pada kepuasan dan kenyaman konsumen. Pembentukan image seperti di atas selalu menjadi sasaran utama PT. TAM agar dapat harming di tengah maraknya kompetisi industri otomotif nasional.
PT. TAM menerapkan strategi promosi yang berdasarkan pada potential market sesuai dengan jenis produk yang dihasiikan oleh PT. TAM. Secara umum program promosi yang dilakukan oleh PT. TAM dibagi dalam 3 periode dalam satu tahun, yaitu : Program Promosi pada awal tahun (early year), Program Promosi pada pertengahan tahun (mid year), Program Promosi pada akhir tahun (year end). Sementara program pemasaran PT. TAM diarahkan pada pasar potensial bagi produk otomotifnya.
Hasil penelitian tesis ini menunjukkan bahwa secara umum program strategi promosi dan pemasaran PT. TAM telah berjalan dengan sistematis dan terarah sehingga dapat menghasilkan prospek penjualan secara maksimal, walaupun masih ada langkah-langkah yang mungkin dapat dioptimalkan agar hal di atas dapat digali secara lebih optimal lagi.
PT. Toyota Astra Motor dalam menjalankan kebijakan strategi promosi dan pemasaran produk otomotifnya, sebaiknya selalu melakukan pendekatan dengan konsep-konsep promosi dan pemasaran. Faktor pengalaman hendaknya menjadi faktor komplementer yang saling mendukung. Sementara itu, para staf PT. TAM yang menangani riset dan survei bagi kebijakan-kebijakan strategi promosi dan pemasaran sebaiknya terus-menerus dibekali dengan pengetahuan akan konsep-konsep dan teori-teori promosi dan pemasaran beserta paduannya. Selain itu, juga perlunya pengkajian secara lebih mendalam terhadap konsep-konsep dan teori-teori strategi promosi dan pemasaran, agar para praktisi promosi dan pemasaran semakin kaya wawasannya mengenai aspek-aspek strategi promosi dan pemasaran, khususnya dalam proses penggalian unsur-unsur yang sesuai dengan kondisi di lapangan.
xii + 117 + lampiran-lampiran
Bahan bacaan 25 buku, 11 artikel dan lain-lain"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13743
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>