Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 65191 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lubis, Hasmirizal
"Perubahan lingkungan organisasi abad dua puluh satu yang ditandai dengan karakteristik perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat. Perubahan lingkungan ini memerlukan suatu kajian tentang keberadaan organisasi Bidang Metrologi Medan dari bentuk organisasi tradisional menjadi organisasi pembelajar. Permasalahan yang dihadapi Bidang Metrologi Medan adalah rendahnya kemampuan organisasi dalam mengelola informasi, ilmu pengetahuan (knowledge), pendidikan dan pelayanan jasa. Sehingga transformasi organisasi perlu dilakukan.
Tujuan penelitian adalah untuk menjelaskan faktor-faktor yang menjadi prioritas dalam mengubah pola organisasi pada Bidang Metrologi Medan menjadi organisasi pembelajar agar dapat meningkatkan pengelolaan informasi, knowledge, pendidikan dan pelayanan jasa Kemetrologian. Untuk melakukan transformasi organisasi menjadi organisasi pembelajar dilakukan penilaian melalui pendekatan AHP menurut faktor-faktor sistem organisasi seperti kepemimpinan, struktur, budaya organisasi, misi dan strategi, praktek manajemen, kebijakan dan prosedur, dan iklim kerja.
Dari hasil penilaian terhadap terhadap kuesioner yang diterima berdasarkan pendekatan AHP, diperoleh bahwa Kepemimpinan merupakan prioritas yang pertama (48,33 %), diikuti dengan faktor lainnya seperti struktur (20,94 %), budaya organisasi (13,10 %), misi dan strategi (7,21 %), praktek manajemen (5,02 %), kebijakan dan prosedur (3,28 %), dan iklim kerja (2,12 %). Adapun aktor yang berperan dalam melakukan transformasi organisasi dari organisasi tradisional menjadi organisasi pembelajar prioritas pertama adalah Kepala Bidang (68,90 %) kemudian Kepala Seksi (22,16 %) dan Pegawai (8,94 %), dengan prioritas tujuan adalah pembelajaran (66,56 %), peningkatan pengelolaan informasi (24,71 %), peningkatan pendidikan dan pelayanan jasa (8,73 %). Sedangkan alternatif penyelesaian yang diprioritaskan adalah Disiplin Kelima (53,53 %), Total Quality Management (TQM) (37,93 %), dan Benchmarking (8,54 %). Transformasi organisasi Bidang Metrologi Medan bukan merupakan proses sekali jadi melainkan merupakan proses berkesinambungan, maka komitmen seluruh level didalam manajemen perlu dibangun."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T4062
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
V. Hutomo Santoso
"ABSTRAK
P.T XYZ mengalami pertumbuhan yang pesat dan memilild prospek yang baik di masa datang, selama mampu menghadapi perubahan lingkungan internal maupun eksternal. Perubahan lingkungan bilamana tidak diatasi akan menghentikan atau menghambat pertumbuhan.
Proses perancangan struktur (restrukturisasi) dilakukan diawali dengan diagnosis guna mengetahui permasalahan yang sebenarnya dihadapi oleh perusahaan sekaligus untuk mengetahui strategi pengembangan yang telah dicanangkan. Atas dasar hal tersebut maka restrukturisasi dilakukan dengan tujuan untuk mendukung strategi perusahaan.
Penelitian yang dilakukan bersifat analisis deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode diagnosis organisasi untuk membaca kondisi organisasi dan merancang struktur berdasarkan pemahaman tentang kondisi tersebut.
Adapun perusahaan yang menjadi obyek penelitian adalah perusahaan yang bergerak dibidang eceran dengan produk kosmetika intemasional yang dipasarkan dengan sistem waralaba. P.T XYZ metnegang hak pemasaran untuk wilayah Indonesia dan berambisi untuk menjadi pemimpin pasar di Indonesia.
Berdasarkan hasil diagnosis organisasi, diketahui bahwa P.T XYZ berkembang secara pesat, sumber daya manusia yang ada belum sempat dikembangkan sedangkan kemampuan koordinasi juga masih terbatas dan dilakukan oleh individu bukan oleh struktur. Kondisi ini menyebabkan munculnya masalah koordinasi sebagai akibat dari terganggunya keseimbangan organisasi perusahaan.
Pada akhirnya, dapat disimpulkan bahwa selain visi bisnis maka pimpinan puncak organisasi harus mempunyai visi tentang organisasi dan kondisi lingkungan internal maupun eksternal yang senantiasa berubah menuntut adanya struktur organisasi yang adaptif. "
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dani Rustandi
"Organisasi sebagai sebuah entitas sosial akan selalu dihadapkan pada lingkungan yang selalu berubah. Implikasi dari adanya perubahan tersebut adalah organisasi harus melakukan penyesuaian diri untuk dapat mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Upaya penyesuaian diri tersebut dilakukan dengan mengimplementasikan perubahan di dalam organisasi. Upaya mengimplementasikan perubahan di dalam organisasi rentan mengalami kegagalan dikarenakan kurangnya komitmen dan dukungan orang-orang yang ada di dalam organisasi. Tesis ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi behavioural support for change. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas yaitu Change Leadership, Change Communication, dan Person-Organization Fit dengan variabel terikat yaitu Behavioural Support for Change, serta menggunakan dua variabel moderator yaitu Employee Participation dan Affective Commitment to Change. Penelitian ini dilakukan di Komisi Pemberantasan Korupsi yang tengah mengalami perubahan organisasi sehubungan dengan terjadinya revisi undang-undang KPK pada tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel Total Sampling yang selanjutnya dilakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuesioner secara online kepada seluruh pegawai KPK dengan masa kerja minimal 1 tahun. Kuesioner yang berhasil dikumpulkan mencapai 235 buah dari jumlah total pegawai KPK sebanyak 1.551 orang. Selanjutnya data diolah dengan menggunakan software SmartPLS versi 3.0. Hasil pengujian statistik mennunjukkan bahwa Behavioural Support for Change dipengaruhi secara bersama-sama oleh Employee Participation dan Affective Commitment to Change. Adapun Affective Commitment to Change dipengaruhi secara signifikan oleh Change Communiation dan Person-Organization Fit. Hasil lain yang terungkap dalam penelitian ini adalah Employee Participation dipengaruhi secara signifikan oleh Change Communication, sementara itu Change Leadership tidak berpengaruh secara signifikan baik terhadap Employee Participation maupun Affective Commitment to Change. Adapun fungsi mediasi Employee Participation terbukti berlaku pada Change Communication terhadap Behavioural Support for Change, sementara fungsi mediasi Affective Commitment to Change berlaku pada Change Communication dan Person-Organization Fit terhadap Behavioural Support for Change.

Organizations as social entities will always be faced with an ever-changing environment. The implication of these changes is that organizations must make adjustments to be able to maintain their survival. The adjustment effort is carried out by implementing changes within the organization. Efforts to implement change within the organization are prone to failure due to a lack of commitment and support from people within the organization. This thesis discusses the factors that influence behavioral support for change. In this study, there are three independent variables, namely Change Leadership, Change Communication, and Person-Organization Fit with the dependent variable is Behavioural Support for Change, and using two moderating variables, namely Employee Participation and Affective Commitment to Change. This research was conducted at the Corruption Eradication Commission which is undergoing organizational changes in connection with the revision of the KPK law in 2019. This study uses a quantitative method with the Total Sampling sampling technique which is then collected by distributing online questionnaires to all KPK employees with a minimum of 1 year of service. The questionnaires that were collected reached 235 out of the total number of KPK employees as many as 1,551 people. Furthermore, the data is processed using the SmartPLS version 3.0 software. The results of statistical testing show that Behavioural Support for Change is jointly influenced by Employee Participation and Affective Commitment to Change. The Affective Commitment to Change is significantly influenced by Change Communication and Person-Organization Fit. Another result revealed in this study is that Employee Participation is significantly influenced by Change Communication, while Change Leadership has no significant effect on both Employee Participation and Affective Commitment to Change. The Employee Participation mediation function has been proven to apply to Change Communication for Behavioral Support for Change, while the Affective Commitment to Change mediation function applies to Change Communication and Person-Organization Fit to Behavioral Support for Change."
Jakarta: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Perubahan secara harfiah ditakrifkan sebagai sebuah gerakan untuk memantapkan agenda dan posisi perusahaan. Organisasi pelayanan jasa kini berada dalam berbagai tekanan, baik sosial, politik, ekonomi dan teknologi untuk memberikan yang terbaik sesuai ekspektasi-ekspektasi pasar. Dengan kata lain, muara dari perubahan adalah menghasilkan kapabilitas baru, spesifikasi baru (spesialis, subspesialis), segmentasi dan subsegmentasi baru, sehingga pada akhirnya menjadi kompetitor baru di pasar (Bainbridge, 1996). Ini merupakan bagian tak terpisahkan dari perubahan (change) lingkungan bisnis yang semakin memepengaruhi proses pengambilan keputusan di berbagai level organisasi jasa."
320 JUP 4:2 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Asyik
"Pemanfaatan kapasitas produksi adalah hal sangat penting dalam sistem manufaktur terutama pada sistem manufaktur tipe make to order untuk mengukur pencapaian produksi terbaiknya. Parameter pencapaian produksi terbaiknya dapat diukur pada pencapaian terhadap break event point, yaitu titik dimana biaya sama dengan pendapatannya. Tingkat pencapaian pemanfatan kapasitas produksi yang tinggi merupakan sumber keunggulan kompetitif suatu perusahaan. PT Wijaya Karya Komponen Beton adalah sebuah perusahan yang bergerak pada bidang industri beton pracetak dengan tingkat persaingan yang sangat tinggi sehingga menuntut tingkat pemanfaatan kapasitas produksinya yang tinggi. Pada penelitian ini dilakukan analisis pemanfaatan kapasitas produksi di PT Wijaya Karya Komponen beton untuk meninjau strategi perusahaan saat ini dengan tujuan memberikan usulan formulasi strategi perusahaan ke manajemen.
Metode yang di gunakan pada penelitian ini  adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan analisis statistik uji beda untuk analisis pemanfaatan kapasitas produksi, dan metode analisis deskriptif kualitatif untuk tinjauan strategi perusahaan. Rentang periode penelitian ini adalah dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2026.  Pada analisis ditemukan bahwa tingkat pemanfaatan kapasitas produksi tahun 2016, 2017 dan prognosa tahun 2023 melebihi break event point, namun pada tahun 2024 sampai dengan tahun 2026, hasil tingkat pemanfaatan kapasitas produksinya dibawah break even point, sehingga perlu dilakukan tinjauan formulasi strategi agar kinerja tidak mengalami kerugian. Setelah dilakukan analisis VRIO dan analisis PESTEL dilanjutkan dengan analisis SWOT serta matrik TOWS maka didapatkan beberapa usulan formulasi strategi perusahaan, diantaranya adalah diversifikasi strategi unit bisnis ke bidang konstruksi, sinergi holding company, partnership dengan mitra strategis, dan penetrasi pasar.

Capacity utilization production is very important in the manufacturing system, especially in the make to order tipe manufacturing system to measure the achievement of the best production. The best production achievement parameter can be calculated from break even point achievement, namely the point where costs equal income. Achieving a high level capacity utilization production is a source of competitive advantage for a company. PT Wijaya Karya Komponen Beton is a company engaged in the precast concrete industry with a high competition level that demands a high capacity utilization level of production. In this research, an analysis of capacity utilization production at PT Wijaya Karya Komponen Beton was carried out to review the company's current strategy to provide company strategy formulation proposals to management.

The method used in this research is quantitative descriptive research with statistical analysis of different tests for the analysis of capacity utilization production and qualitative descriptive analysis method for review corporate strategy. The range of this research periods is from 2015 to 2026. In this analysis, it was found that the rate of capacity utilization production in 2016, 2017 and the prognosis for 2023 exceeds the break even point from 2024 until 2026, the results level  of capacity utilization production below the break even point, so it is necessary to review the formulation of the strategy so that performance does not suffer losses. After VRIO analysis and PESTEL analysis were carried out, followed by SWOT analysis and TOWS matrix, several corporate strategy formulation proposals were obtained, including diversification of business unit strategies into the construction sector, holding company synergies, partnerships with strategic partners, and market penetration."

Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rina Nurjanna Pakaja
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keselarasan visi, misi dan nilai perusahaan tahun 2013, menganalisis hasil dari strategi perusahaan tahun 2011- 2013, dan memberikan rekomendasi strategi melalui pendekatan balanced scorecard. Penelitian ini dilakukan dengan metode studi kasus, wawancara, dan studi literatur. Visi, misi dan nilai PT. Indosat Tbk telah mengandung unsur keselarasan. Hasil strategi PT. Indosat Tbk pada tahun 2013 adalah belum berhasil dalam melakukan efisiensi biaya, dan berhasil dalam meningkatkan jumlah pelanggan. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah melakukan riset dan pengembangan pencegahan gangguan interkoneksi, mengembangkan sistem pencegahan serangan cyber, optimalisasi aset, melakukan efisiensi biaya operasional, dan membangun win-win relationship dengan pemasok dan distributor.

The purpose of this research is to analyze the alignment of company?s vision, mission and value in 2013, analyze the result of company?s strategies in 2011- 2013, and give strategy recommendations through balanced scorecard approach. The methods of this research are case study, interview, and literature study methods. There is element of alignment between PT. Indosat Tbk?s vision, mission, and value. Indosat Tbk has not yet succeed in doing cost efficiency, and have succeed in raising number of customer. Strategy recommendations are doing interconnection disruption research and development, preventing cyber disruption, asset optimization, doing operational cost efficiency, and building win-win relationship with customer and distributor.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riptono
"The industrial transformation phenomenon that leads to more competitive structure in global business environment has become a common issue, and it happens in almost every business sector This condition has forced all business organizations to compete to be the best. Consequently the business competition becomes tougher and the change of environment becomes very complex due to the massive change of environment pressure towards the organization.
To able to survive and be the front-runner in such competitive environment, an organization must transform itself to become an HPO organization. According to Lytle (1998:4) HPO is an organization that has a high response to future demands, has ability to provide superior results on three dimensions such as : Performance, Adaptability and People. These three dimensions can be achieved if such organization can manage four basic aspects that are interdependent, covering : Work process and technology, Organization structure, People and Organization cuirure.
The transformation process from a traditional organization to become an HPO organization will be properly conducted if the process is managed with proper transformation management principles. In this case, before preceeding with a transformation process, the management must first solve the following issues, such as : Solid business reason for change, Shared vision of the future organization, Clear road map for change process, Comprehensive change strategic and plan, Effective project planning and managing structure, Realistic expectation, Political support, Policies-systems-contracts that support change, Adequate resources, Competent and commited people, Major investment in training and development, Constructive relationship among key parties, involvement people, information available to all, and skillfull out-in leadership.
The objective of this research is to identify any critical factors in the transformation process to become an HPO organization, by using study case on PT. Persero Angkasa Pura 1 (AP1). The research is conducted through a qualitative approach by using Soft System Methodology (SSM) from Checkland (1990) as its analytical tools. The use of SSM in this research is based on the consideration that SSM is the most appropriate tool for conducting the research related to the transformation on 'human and culture' aspects. SSM is based on a notion that human and organizational factors cannot be separated from problem solving and decision making (Pidd, 1996). The data collection technique is carried out through an in-depth interview with persons that are mosthr affected by the transformation process, field observation as well as desk research.
The research result concludes that the transformation process of an organization to become an HPO organization by PT. Persero Angkasa Pura 1 was not property conducted and has failed. The factors that are attributable to the failure of such transformation process are : misundestanding about HPO concept by management and employees, the low capability of environment assessment by the organization, the inadequate leadership of the companys management, poor of change management, low competency of Human Resources especially in non aero division as well as the existence of culture that is still not conform with the HPO culture.
In order to successfully complete the transformation process, the management must be able to solve such issues and utilize strong support from political aspect (Commissioners), the availability of sufficient fund, competent Human resourcess in aero division and high performance of operation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14060
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Suswati
"Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi komitmen di kalangan anggota reserse yang bertugas di Dit. Reskrim Umum Polda Metro Jaya. Selain meniliti hubungan, penelitian ini juga secara spesifik menguji faktor-faktor yang diduga mempunyai pengaruh terhadap pembentukan komitmen. Penelitian ini didasarkan pada literatur teori-teori komitmen dan didorong oleh penelitian serupa yang telah dilakukan sebelumnya. Desain penelitian ini dirancang untuk dapat memberi penjelasan sebanyak-banyaknya berdasarkan eksplorasi data melalui survey, Pengumpulan data dilakukan di Dit. Reskrim Umum Polda Metro Jaya dengan sampel sebanyak 102 orang.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat tingkat komitmen yang cukup tinggi di kalangan anggota reserse di Dit. Reskrim Umum Polda Metro Jaya. Hasil ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan.temuan Beck dan Wilson (1995) dengan sampel petugas kepolisian Australia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13862
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Hasurungan
"ABSTRAK
Dewasa ini BUMN Sub Sektor Perkebunan sebagai pelaku ekonomi dituntut untuk mampu "mandiri" ditengah-tengah persaingan yang semakin ketat, artinya harus memiliki kehandalan untuk mempertahankan dan bahkan mengembangkan prestasinya sebagai badan usaha yang memiliki daya saing.
Pada awal tahun 1996 pemerintah melakukan restrukturisasi seluruh PT. Perkebunan yang sasarannya untuk mempersiapkan PT. Perkebunan agar mampu bersaing dan menjadi pemenang dalam persaingan bisnis dekade mendatang. Langkah tersebut merupakan realisasi dari Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 1988 tentang Pedoman Penyehatan dan Pengelolaan BUMN, sebagai jalan keluar untuk mengatasi berbagai kelemahan pengelolaan PT. Perkebunan yang sebagian besar tidak efisien dan merugi.
PT. Perkebunan XI (Persero), yang berusaha dibidang agribisnis aneka tanaman: karet, teh, kelapa sawit, kelapa hibrida dan kakao selain mengusahakan kebun inti memiliki 15 (lima belas) Unit Usaha Kebun dan tersebar di 3 (tiga) Kabupaten: Sukabumi, Bogor, dan Banten - Propinsi Jawa Barat, serta 1 (satu) Kabupaten: Lahat Propinsi Sumatera Selatan.
Dalam perjalanan bisnisnya tidak lepas dari berbagai kendala managemen yang bermuara pada rendahnya kinerja perusahaan. Kriteria penilaian kinerja PT. Perkebunan ditetapkan oleh Menteri Keuangan R.I berdasarkan Indikator Rasio Rentabilitas, Likuiditas dan Solvabilitas (RLS), dan Indikator Tambaban yang mencakup produktivitas tanah per Ha, biaya produksi dan biaya administrasi. Hasil penilaian kinerja perusahaan berdasarkan kriteria dimaksud digolongkan menjadi 4 (empat) yaitu perusahaan dengan predikat Sehat Sekali, Sehat, Kurang Sehat dan Tidak Sehat.
Banyak pendapat para ahli yang berbeda mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas organisasi. Salah satu yang sangat berpengaruh dan banyak dipedomani oleh perusahaan-perusahaan besar di dunia adalah pendapat yang dirumuskan oleh Mc Kinsey dalam Seven' S Framework (Ref angka Kerja 7'S).
Pada penelitian ini penerapan kerangka kerja 7'S penulis gunakan sebagai alat untuk menganalisis efektivitas organisasi PT. Perkebunan XI dan sebagai obyek pengkajiannya difokuskan pada implementasi manajemen dan strategi. Sedangkan kinerja perusahaan dikaji berdasarkan tingkat produksi dan produktivitas perusahaan, dan secara khusus dikaji pula laporan keuangan terutama neraca (balance sheet) dan laporan laba rugi (income statement).
Dari hasil kajian tersebut, penulis menyimpulkan bahwa selama 3 (tiga) tahun terakhir kinerja PT. Perkebunan XI (Persero) tergolong kurang sehat. Kinerja kurang sehat tersebut perlu segera dibenahi terutama pada faktor-faktor: Strategy, Structure, Staff dan Skills, sedangkan faktor lainnya: Systems, Style, Shared Value, telah dilaksanakan cukup baik walaupun tetap harus disesuaikan untuk menghadapi meningkatnya persaingan yang semakin ketat.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>