Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185859 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maria Sinta Hartojo
"Penelitian mengenai strategi persaingan pemasaran melalui iklan cetak dalam kategori produk rokok jenis rendah tar dan rendah nikotin ini dilakukan berdasarkan ketertarikan terhadap adanya fenomena persaingan iklan-iklan di berbagai media, termasuk di media cetak. Diasumsikan bahwa persaingan ini merupakan salah satu terobosan panting dan menjadi bagian dari strategi pemasaran produk-produk tertentu.
Tujuan penelitian kualitatif ini berusaha untuk mengetahui dan memaparkan bagaimana pesan-pesan iklan dikonstruksikan lewat susunan-susunan gambar dalam suatu konteks persaingan pemasaran. Untuk itu pendekatan teori pemasaran dan semiotika dalam aktivitas persuasi lewat elemen-elemen gambar menjadi relevan dalam konteks persaingan tersebut di atas.
Dengan paradigma konstruktivis, peneliti secara metodologis bersikap sebagai passionate participant, yaitu fasilitator yang menjembatani keragaman subyektivitas pelaku sosial. Tujuan paradigma ini adalah melakukan rekonstruksi realitas sosial secara dialektis antara peneliti dan pelaku sosial yang diteliti (Cuba & Lincoln, 1994).
Data penelitian berasal dari data sekunder berupa teks dan gambar iklan cetak produk tiga merek rokok, yaitu : A Mild, LA Lights, dan Star Mild. Ketiganya diambil dari media cetak (majalah, tabloid dan surat kabar yang terbit dari tahun 1995-2000). Studi kepustakaan dan pengumpulan kliping artikel mengenai ketiga merek rokok tersebut mendukung pengumpulan data sekunder.
Hasil penelitian menghasilkan kesimpulan bahwa: elemen-elemen gambar dalam iklan cetak dapat menjadi sarana melakukan persaingan, baik persaingan iklan dan hingga tingkat tertentu juga bisa menjadi representasi persaingan pemasaran antara merek-merek yang beriklan. Ketiga merek rokok kategori rendah tar dan rendah nikotin ini sama-sama menggunakan strategi serupa dalam beriklan, yaitu strategi penciptaan keunikan karakteristik `kepribadian' dari merek.
Dengan strategi itu, masing-masing merek rokok menciptakan karakternya sendiri yang membuat mereka terdiferensiasi secara perseptual satu sama lain. Pembentukan karakterisasi yang tegas ini secara implisit juga mengindikasikan adanya motif persaingan pemasaran dari para produsen rokok yang proses eksekusinya difasilitasi oleh pihak biro iklan, entah internal ataupun eksternal."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T2928
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hani Permata Sari
"Objektifikasi perempuan di dalam iklan masih menjadi suatu perdebatan seiiring banyaknya iklan yang menjadikan perempuan sebagai objek. Skripsi ini membahas iklan-iklan Nike yang hadir pada kisaran tahun 2002 sampai dengan tahun 2009. Terdapat dua hal yang digarisbawahi di dalam skripsi ini. Melalui analisis 8 iklan Nike, penelitian kualitatif dilakukan untuk melihat wacana apa yang ditawarkan oleh pengiklan melalui teks dan konteks iklan. Penelitian ini juga akan melihat bagaimana iklan-iklan ini mendobrak mitos perempuan yang hadir di masyarakat melalui konotasi-konotasi teks dan konteks iklan dan teori feminisme. Dengan menggunakan konsep Cook mengenai wacana periklanan dan teori Barthes mengenai konotasi dan mitos, penelitian ini melihat bahwa pengiklan menampilkan karakter-karakter perempuan yang berbeda dari mitos perempuan yang ada di dalam masyarakat.

The objectification of women advertisements instill becomes a debate since there are many advertisements display women as the object. This thesis looks at Nike advertisements that released in around 2002 until 2009. There are two major points that this thesis attempts to highlights. First, throughout 8 Nike advertisements, the goal of this qualitative research is to depict the discourse that offered by advertiser through the advertisements' text and context. Second, this research also is to show how the advertisements fail to comply with women's myth in social through text and context's connotations and feminism theory. Using Cook's concept of discourse of advertising and Barthes' theory of connotation and mythologies, this paper shows that advertiser represents women's characters that differ from women's myths in the society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52686
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosalina
"ABSTRAK
Iklan adalah salah satu cara untuk mempromosikan produk. Diantara iklan yang
muncul di media massa, terdapat iklan yang menggunakan ilustrasi imaji
maskulinitas. Media secara teoritis dapat mengembangkan imaji tersebut menjadi
konsep yang sering tidak disadari oleh khalayak. Penelitian ini bertujuan untuk
mengungkap representasi dan konsep maskulinitas dalam iklan-iklan produk
minuman berenergi, produk rokok, serta pelembap wajah khusus pria serta untuk
menggali ideologi apa yang ada di balik penggambaran maskulinitas pada ketiga
iklan tersebut. Analisis penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis
semiotik dan menggunakan paradigma critical constructionism. Dengan
perbandingan karakteristik maskulinitas pada tiga iklan, yaitu minuman berenergi
Extra Joss, rokok Surya Pro Mild dan Vaseline Men Face Moisturiser. Penelitian
ini menemukan iklan dibuat oleh produsen dengan melanggengkan ideologi
patriarki di Indonesia supaya industri tetap berjalan sesuai dengan kepentingan
para elit kapitalis. Sehingga iklan bukan sekedar mengemas produk, tetapi juga
bagaimana para produsen menggunakan imaji maskulinitas sebagai komoditas
bagi produk mereka. Para produsen berusaha memberi masukkan ideologi kepada
khalayak, yang akhirnya memperlihatkan sebuah kesadaran palsu.

ABSTRACT
Advertising is one way to promote products. Among the ads that appear in the
mass media, there are ads that use illustration images of masculinity. Media
theoretically can develop that image become the concept that is often not aware of
it by audience. This research aims to uncover the representation and the concept
of masculinity in the advertisements of products, namely energy drinks, cigarettes
and face moisturizer for men products as well as to explore what ideology what is
behind depiction masculinity in third those ads. Analysis of this research was
conducted by using semiotic analysis and using the paradigm of critical
constructionism. By comparing the characteristics of masculinity in three ads, i.e.
energy drink Extra Joss, cigarettes Surya Pro Mild and Vaseline Men Face
Moisturiser. This research found ads created by the producer with a patriarchal
ideology in Indonesia perpetuate that industry continue to run according to the
interests of capitalist elites. So the ads not just pack the products, but also how the
producers use images of masculinity as a commodity for their products. The
producer tried to put in ideology to public, that eventually show a false
consciousness."
2012
T30777
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Mariani
"Positioning merupakan suatu strategi komunikasi pemasaran yang bertujuan untuk menanamkan citra tertentu ke dalam benak khalayak tentang suatu merek diantara merek sejenis lainnya. Strategi positioning digunakan untuk menembus pikiran manusia dalam masyarakat informasi yang mengalami komunikasi berlebih dan tidak mudah menerima informasi barn. Keterbatasan kemampuan manusia dalam pemuatan dan pemilahan informasi produk yang diterima lewat berbagai media dalam saat yang bersamaan menuntut kreativitas perencana strategi marketing dan periklanan dalam menemukan celah baru untuk mengimplementasikan strategi pemasaran dan komunikasi yang tepat dalam memposisikan produknya secara lebih kuat lagi. Rokok, sebagai produk yang umum (parity product) memiliki tingkat keterbedaan yang kecil diantara sesama produk sejenisnya, bersaing memperebutkan tempatnya masing-masing. Untuk membedakannya, karakter produk, dibangun sedemikian rupa sehingga bisa dibuat seakan berbeda dengan produk sejenisnya, melalui pemanfaatan strategi positioning produk. Fokus penelitian ini terletak pada hubungan strategi positioning pesan iklan dengan sikap khalayak, proses pembentukan posisinya dalam benak khalayak, yang berhubungan dengan pembentukan sikap pada khalayak yang ditujunya. Penelitian ini berusaha melihat bagaimana proses pembentukan sikap khalayak, mulai dari persepsi, komunikasi, belajar hingga proses persuasinya. Kasus ini menjadi menarik karena pengangkatan isu bare yang sangat berbeda dalam penekan utama strategi periklanan Sampoerna A Mild sesuai dengan konsep positioning, yang berusaha menanamkan produk dalam posisi tertentu pada benak khalayak, dengan pemanfaatan ide yang pertama, dan yang sangat berbeda. Adapun untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih tepat, dalam penelitian ini dipilih satu strategi iklan pembanding, yaitu strategi periklanan Djisamsoe Filter, dengan pertimbangan berada dalam kategori produk yang sama, ditayangkan dalam kurun waktu yang sama dengan media sejenis, serta pemanfaatan strategi positioning yang serupa dengan produk sejenis lainnya. Dalam penelitian ini, dipertimbangkan juga beberapa faktor yang diduga berpengaruh dalam pembentukan sikap akan produk rokok, yaitu: Faktor kebiasaan merokok, faktor pengaruh lingkungan keluarga dan teman, serta faktor kepedulian terhadap kesehatan. Metode penelitian yang digunakan adalah survai. Pemilihan sampel dalam populasi mahasiswa tahun pertama Fakultas Ekonomi Manajemen Usakti, ditarik melalui teknik penarikan sampel probabilitas dengan cluster sampling. Penggunaan pedoman wawancara berstruktur dengan menggunakan Skala Likert diuji validitas dan reliabilitasnya melalui pemanfaatan analisis faktor dan uji reliabilitas alpha. Hipotesa yang diajukan akan diuji dengan menggunakan test t untuk melihat tingkat perbedaan antara efek strategi positioning A Mild dengan strategi pembandingnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan sikap, persepsi, persuasi responden akan strategi positioning iklan A Mild lebih baik dibanding dengan strategi positioning iklan Djisamsoe Filter. Hal ini menunjukkan bahwa sikap, persepsi dan persuasi akan iklan yang paling berbeda, lebih baik dibanding dengan iklan sejenis lain yang ada. Sementara, tidak ditemukan perbedaan proses komunikasi dan belajar yang signifikan akan strategi positioning iklan A Mild dan strategi positioning iklan Djisamsoe Filter pada responden. Hal ini menunjukkan tidak berhubungannya proses komunikasi dan belajar responden dengan pemilihan strategi positioning iklan rokok. Keseluruhan variabel kontrol yang terdiri dari kebiasaan merokok, pengaruh lingkungan keluarga, pengaruh lingkungan teman dan kepedulian terhadap kesehatan tidak berpengaruh terhadap pembentukan sikap akan strategi positioning iklan rokok tertentu."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S4169
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yunadi
"Kebijakan pemerintah yang tertuang dalam Peraturan pemerintah (PP) No. 81/99, yang kemudian direvisi menjadi PP No. 38/2000, Khususnya tentang pengaturan pembatasan kadar nikotin 1,5 mg dan tar 20 mg dalam setiap batang rokok, akan lebih meramaikan pasar rokok di Indonesia, khususnya segmen rokok rendah tar dan nikotin, di mana akan meningkatkan persaingan antar sesama produsen (merek) yang jumlahnya terus bertambah.
Perkembangan industri rokok di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, menunjukkan adanya peningkatan permintaan akan rokok rendah tar dan nikotin, di mana permintaan akan rokok rendah tar dan nikotin telah meningkat sampai tahun 2000 lalu, mencapai sekitar 10% dari total konsumsi rokok kretek yang berjumlah 199 milyar batang.
Oleh karena itu, produsen rokok harus dapat menetapkan strategi pemasaran yang tepat bagi produknya, agar dapat memenangkan persaingan. Dalam menyusun strategi pemasaran yang tepat, Produsen perlu melakukan positioning dan segmentasi, untuk mengetahui bagaimana konsumen menerima berbagai alternatif rokok rendah tar dan nikotin yang ada, bagaimana persepsi konsumen terhadap produk tersebut. Selanjutnya, karakteristik demografi konsumen apakah yang berpengaruh pada konsumen dalam memilih produk yang akan menjadi umpan balik bagi produsen untuk menentukan strategi pemasaran. Dalam kaitan, perlu dilakukan pengamatan dan analisa pasar untuk dapat mengetahui kebutuhan dan keinginan perokok, sesuai dengan prinsip dasar pemasaran yang berorientasi pada pelanggan (market oriented).
Dilatarbelakangi permasalahan tersebut maka penulis mencoba meneliti masalah mengenai analisis segmentasi, target pasar dan postioning konsumen rokok rendah tar dan nikotin di Jakarta.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengelompokkan segmentasi benefit berdasarkan atribut yang dipentingkan konsumen dari produk rokok rendah tar dan nikotin, menjelaskan target pasar dituju yang dianggap mewakili suatu segmen tertentu dari profit segmen terbentuk, serta untuk melihat kedekatan persepsi sembilan merek rokok rendah tar dan nikotin di benak konsumen yang dikaitkan dengan peta posisi persaingan.
Penelitian menggunakan sampel perokok rendah tar dan nikotin yang berada di wilayah Jakarta. Penarikan sampel dilakukan secara convinience sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, yang disebarkan langsung kepada responden, setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Untuk pengelompokan segmentasi benefit digunakan bantuan program Cluster dan Case V. Sedangkan untuk mengetahui profil segmen, digunakan program Crosstab dari SPSS, sedangkan untuk peta posisi persaingan digunakan program Kyst dari MDS.
Hasil penelitian, menghasilkan tiga segmen. Segmen pertama, terdapat 60 responden (30%). Segmen kedua, dengan 92 responden (45%), Sedangkan segmen ketiga, dengan 48 responden (24%). Masing-masing segmen memiliki atribut utama yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih rokok. Suatu atribut dikatakan penting, jika skala Thurstonenya melebihi nilai 1.5. Segmen 1, lebih mementingkan atribut berturut turut : peformance (3.38), image (3.36), time & energy cost (3.05), style (2.89), reliability (2.47), durability (2,31) dan feature (2.26). Segmen 2, lebih mementingkan atribut performance (3.85), image (3.83), feature (3.14) style (3.13), reliability (2.86), durability (2.40) dan anal/ability (1.87). Segmen 3, lebih mementingkan atribut performance (3.07), image (3.03), feature (2.85), reliability (2.85), availability (2.34), durability (2.31) dan time & energy cost (1.84).
Target segmen yang dipilih adalah segmen 2 (46%), dengan profil segmen sebagai berikut: pria dengan usia 20-30 tahun dan di atas 30 tahun, pendidikan S1/D3, pendapatan di atas satu juta rupiah per bulan, menyukai rokok kretek, dengan rata-rata konsumsi lebih dari 10 batang per Hari, memiliki perilaku pembelian cenderung membeli produk yang terekam/terlintas dalam pikiran, memiliki hobi berolah raga dan menonton pagelaran musik, suka nonton tv, terutama acara jaringan tv swasta lama (RCTI, SCTV, Indosiar, Anteve dan TPI), suka membaca majalah/tabloid olah raga/hobi/politik (Otomotif, Bola, Adil) dan majalah wanita (Nova, Gadis, Femina).
Analisis peta posisi persaingan menunjukkan, bahwa jarak antara A Mild dan LA Lights sangat dekat, dibanding Star Mild, sehingga kedua merek tersebut menurut konsumen banyak memiliki kesamaan, di mana persaingan antara keduanya sangat ketat. Kansas Light dan Dunhill Light jaraknya cukup dekat, sehingga persaingan antara keduanya juga terjadi. Kansas Light, Pall Mall Light dan Marlboro Light, jarak ketiganya juga dekat, berarti konsumen menganggap bahwa ketiganya cukup mirip dan adanya persaingan satu sama lain. Sedangkan Bentoel Mild, jaraknya berjauhan dengan merek lain, serta memiliki ciri khas tertentu yang tidak dimiliki oleh merek rokok rendah tar dan nikotin lain."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T10413
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kumboyono
"Merokok merupakan kebiasaan yang dopat merugikan kesehatan baik bagi perokok aktif maupun perokok pasif. Sampai sekarang kebiasaan merokok cenderung suUt untuk dihentikan bahkan mengalami peningkatan. Pembaiasan Kadar tar dan nikotin yang dilakukan pemerintah justru mengakibatkan porgeseran pola konsumsi rokok di Indonesia. Kecenderungan pergeseran tersebut tercermin dalam peningkatan konsumsi rokok rendah tar dan nikotin di Kota Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan arti dan makna pengalaman perokok dalam mengkonsumsi fokok rendah tar dan nikotin di Kota Malang. Desain penelitian yang digunakan yaitu fenomenologi deskriptif menurut Spiegelberg (1975) dengan teknik pengambilan sampel convinience sampling. Wawancara mendalam digunakan dalam pengumpulan data dengan bentuk pertanyaan open-ended semi terstruktur. Hasil wawancara direkam menggunakan tape recorder, kemudian dilakukan transkrip verbatim dan dianalisis dengan menggunakan metode Colaizzi (1978). Etika penelitian diperhatikan dengan menghormati prinsip autonomy. confidentiality serta projection from discomfort. Keabsahan data dijamin dengan memenuhi prinsip credibility, transferability. deperrdability dan confirmability. Penelilian menghasiikan 17 tema pengalaman perokok yaitu, alasan pertama kali merokok alasan merokok mild persepsi tentang manfaat dan bahaya mengkonsumsi rokok mild perubahan yang terjadi setelah menjadi perokok mild dampak yang dirasakan akibat porubahan pola merokok respon perokok terhadap atribut rokok mild alasan berhenti merokok sementara alasan kembali merokok persepsi alasan berhenti merokok upaya berbeli merokok ; perubaban yang dirasakan setelah menjalankan upaya-upaya berhenti merokok dimana suasana hati terasa nyaman, fungsi sosial. kebiasaan merokok ; jenis dan strategi layanan yang dibutuhkan untuk berhenti merokok. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kebiasaan merokok mild juga dapat mengganggu kesehatan karena perokok menghisap rokok lebib banyak atau lebih dalam. Pemerintah sebagai pengambil kebijakan pengamanan rokok bagi kesehatan disamakan untuk melarang pencantuman label mild, lights, ultra lights dan label sejenis lainnya yang dapat dipersepsikan secara keliru oleh perokok."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
T21854
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S4385
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Rosdianahangka
"Penelitian mengenai tanda dalam iklan A Mild ini bertujuan mengetahui pola penandaan yang muncul melalui deskripsi tanda verbal dan tanda nonverbal iklan A Mild. Kajian terhadap rangkaian versi iklan A Mild yang bertema Bukan Basa Basi tahun 2001-2002 ini difokuskan pada tujuh versi iklan yang dipilih secara acak. Dari tujuh versi iklan yang dianalisis didapati bahwa tanda verbal dan tanda nonverbal yang selalu muncul adalah headline, slogan, logo, dan peraturan pemerintah sehingga terbentuk pola yang teratur, yaitu headline + slogan A Mild + logo merek A Mild + peraturan pemerintah. Hasil analisis menunjukkan bahwa rangkaian versi iklan A Mild tidak berkaitan langsung dalam menawarkan atau membujuk khalayaknya untuk membeli produk rokok tersebut. A Mild melekatkan product personalitynya tidak lagi dengan menjual atribut fisik seperti cita rasa, penampilan produk, bentuk produk, kemasan produk, dan keunggulan produk yang lain. Namun, membangun product personality dengan headlinenya yang mengandung nasihat dan sindiran yang di dalamnya mengandung bahan pemikiran. Dengan headline tersebut A Mild mendeskripsikan bukan saja karakter dari produk A Mild itu sendiri, tetapi juga karakter dari khalayak sasaran atau perokok A Mild."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S10770
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Millaty Ismail
"Pada saat ini, iklan televisi sedang berkembang karena banyaknya televisi swasta di Indonesia. Dala menyampaikan pesan iklan tersebut dapat dilakukan berbagai pendekatan, antara lain dengan pendekatan humor. Pendekatan humor dapat memancing perhatian sehingga penonton mau memperhatikan iklan. Setelah mereka memperhatikan iklan diharapkan mereka
akan memperhatikan produk yang diiklankan tetapi kadang-kadang
yang terjadi adalah penonton tertawa pada humornya dan melupakan produk yang diiklankan. Iklan yang memasukkan unsur humor misalnya iklan Ozzy,
Baygon, dan Komix. Oleh karena itu p \eneliti ingin melihat bagaimana pengetahuan seseorang terhadap humor dan informasi detail produk dalam iklan-iklan tersebut. Pengetahuan akan dilihat dari perbedaan jenis kelamin dan tingkat pengenaan media humor. Yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa FISIP UI. Penelitian ini bersifat
deskriptif dengan metode survei. Sampel dipilih dengan cara
sengaja karena responden sebelumnya harus sudah pernah
melihat iklan Ozzy, Baygon, dan Komix. dari basil penelitian tersebut ternyata responden banyak yang lebih mengingat unsur humor yang ada dalam iklan dibandingkan produk yang diiklankan. Bila dilihat dari
produk, mereka hanya mengi ngat i nformasi yang umum, bukan
yang detail. Sebaliknya, bila dilihat dari unsur humor, ada
di antara mereka yang ingat secara detail humor dalam iklan
tersebut. Bila dilihat berdasarkan jenis kelamin, pengetahuan
tinggi terhadap produk dalam iklan Ozzy dimiliki oleH wanita,
dalam iklan Baygon dimiliki oleh wanita dan pria, sedangkan
dalam iklan Komix pria. Sedangkan penge t ahuan tinggi terhadap
humor da~am iklan Ozzy dimiliki wanita, dalam iklan Baygon
dimiliki pria, dan dalam iklan Komix dimiliki oleh wanita.
Sedangkan berdasarkan tingkat pengenaan media humor,
hampir seluruh responden yang mempunyai tingkat pengenaan
media humor yang tinggi mempunyai perhatian yang tinggi
terhadap unsur produk dan unsur humor dalam iklan-iklan yang
mengqunakan pendekatan humor. Hanya pada iklan Baygon saja,
responden yang mempunyai tingkat pengenaan media humor
rendah mempunyai pengetahuan terhadap produk yang tinggi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S4107
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tim Lorinsi
"Ledakan informasi dan media sebagai dampak pesatnya kemajuan teknologi komunikasi dewasa ini menimbulkan gejala masyarakat dengan komunikasi berlebih (overcommunicated society), Terpaan informasi yang melebihi kapasitas masyarakat ini terutama di kota besar dengan status social ekonomi tertentu. Iklan sebagai alat penting dalam komunikasi pemasaran juga terkena dampak ini. Produk rokok yang merupakan produk dengan bahan dasar yang relatif sama pada tiap produk harus bisa dikomunikasikan dengan melalui fungsi psikologisnya. Ini merupakan jalan terbaik untuk dapat memposisikan produk pada benak konsumen. Positioning dengan upaya pelekatan citra merek dianggap perlu oleh rokok Sampaerna A Mild untuk menjadikannya unik dan terhindar dari persaingan langsung. Kesenjangan antara citra merek yang diharapkan komunikator (Sampoerna Mild) dan khalayak akan merupakan indikator keberhasilan awal sebuah iklan. Hal inilah yang akan dilihat sebagai pokok permasalahan dimana kondisinya akan berbeda bila dilihat dari faktor-faktor tertentu. Populasi mahasiswa FISIP UI sampelnya ditarik melalui teknik penarikan sampel Probabilita dengan Stratified Random Sampling secara kuantitatif datanya akan diambil melalui metede Survai Sampling. Penggunaan pedoman wawancara berstruktur dengah pernyataan tentang persepsi yang menggunakan skala Likert akan diuji validitasnya melalui critical ratio item sebagai alat ukur utama dalam penelitian bertipe deskriptif ini. Dengan menggunakan kerangka pemikiran yang mengacu pada konsep-konsep dan penelitian terdahulu, hipotesa yang diajukan akan diuji melalui teknik T Test yang akan melihat tingkat perbedaan pada rata-rata hitung variabel "pembeda" pada variabel "persepsi", Dengan kesepakatan bahwa nilai t yang diperoleh hares signifikan pada p<0.05, sesuai dengan batas toleransi kesalahan dalam ilmu sosial sebesar 5%. Hasilnya adalah perbedaan dalam mempersepsikan citra merek rokok Sampoerna A Mild secara integral signifikan pada pengenaan iklan tertentu. Sedangkan bila dilihat secara parsial, citra Low Tar Loo Nicotine secara signifikan dipersepsikan berbeda pada variabel "pembeda" kebiasaan merokok, pengaruh lingkungan dan pengenaan iklan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 1994
S4308
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>