Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122721 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hasniaty A.G.
"Kepuasan kerja perawat pelaksana mencakup aspek keragaman tugas, pengawasan, relevansi dengan minat, umpan balik dan pertumbuhan pribadi. Kepuasan kerja perawat pelaksana dapat dipengaruhi oleh pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan. Dengan demikian keberhasilan pelaksanaan supervisi ditentukan oleh kompetensi supervisi kepala ruangan. Kompetensai supervisi mencakup kompetensi entrepreneurial, intelektual, emosi dan interpersonal. Hubungan kepuasan kerja perawat pelaksana dengan kompetensi supervisi kepala ruangan dapat dipengaruhi oleh karakteristik perawat pelaksana tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di RS OMNI Medical Center Jakarta, dengan jumlah sample 128 perawat pelaksana. Hasil analisis dengan table silang atau uji kai kuadrat didapatkan empat subvariabel kompetensi supervisi kepala ruangan (entrepreneurial, intelektual, emosi dan interpersonal) semua berhubungan secara signifikan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana. Sedangkan hubungan karakteristik perawat pelaksana (usia, pendidikan, jertis kelamin, status perkawinan, lama kerja dan pelatihan) dengan kepuasan kerja perawat pelaksana hanya variabel pendidikan yang berhubungan secara signifikan. Hasil analisis multivariat dengan regresi logistik ganda didapatkan variabel karakteristik perawat pelaksana yang diprediksi sebagai variabel pengganggu temyata tidak benar, sehingga variabel kompetensi supervisi merupakan variabel utama yang berhubungan secara signifikan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana. Variabel intelektual dan emosi merupakan variabel yang paling signifikan berhubungan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana dan variabel intelektual yang paling besar berkontribusi terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana.
Disarankan kepada RS CMNI Medical Center Jakarta untuk menggunakan hasil penelitian ini guna perbaikan kualitas pelayanan keperawatan, khususnya yang berhubungan dengan kepuasan perawat.

The Relation between Supervision Competences of Head Nurse with Nurse Work Satisfaction in OMNI Medical Center Hospital Jakarta 2002The nurse work satisfaction consists of aspects of job variety, supervision, relevance with interest, feedback and personal development. Nurse work satisfaction could be influenced by the supervision implemented by head nurse, which give a great impact of a success. Head nurse must entrepreneurial, intellectual, emotional and interpersonal competence to achieve a success. Nurse characteristics could also influence the relation between head nurse supervision and nurse work satisfaction.
The type of this research is descriptive study, using the cross sectional approach. The research was implemented at OMNI Medical Center Hospital Jakarta, utilizing 128 nurses as the show samples. The analyze result, using cross table or Chi square show that all four competences of head nurse (entrepreneurial, intellectual, emotional and interpersonal) have significant relation with nurse work satisfaction. The relation between nurse characteristics (age, education, genital status, marital status, work duration, training) and nurse work satisfaction show only variable of education which has a significant relation. The multivariate analyze result with logistic regression indicate that the prediction of nurse characteristics as disturbing variable is not true. Supervision competence is the major variable that has a significant relation with head nurse satisfaction. Intellectual and emotional competences are the most significant variable, related with head nurse work satisfaction. Intellectual competence is the variable having the greatest contribution to nurse work satisfaction.
The researcher recommends that OMNI Medical Center Hospital had better use these results to gain medical service improvement, especially which have relation with nurse satisfaction."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T2926
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laelasari
"Supervisi adalah suatu proses fasilitasi sumber-sumber yang diperlukan staf, dilaksanakan dengan cara perencanaan, pengarahan, bimbingan, motivasi, evaluasi dan perbaikan agar staf dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara optimal. Kepala Ruangan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di Rumah sakit harus mempunyai kemampuan untuk melakukan supervisi, karena dengan adanya supervisi dan pengarahan kepada staf keperawatan dapat meningkatkan kinerja, kinerja staf akan meningkat apabila ada kepuasan kerja.
Tujuan penelitian adalah diperoleh informasi tentang hubungan kompetensi supervisi Kepala Ruangan dengan kepuasan kerja tenaga Pelaksana Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung. Sampel penelitian diambil 10 ruang rawat Inap di RSUP Dr Hasan Sadikin, dengan jumlah sampel, 10 kepala ruangan, 148 pelaksana keperawatan untuk melihat kepuasan kerja, 110 status rekam medis pasien, dan 110 pelaksana keperawatan untuk melihat penerapan standar operational prosedur (SOP). Pengambilan sampel dilaksanakan secara acak dan proporsional.
Jenis penelitian merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan kelompok pembanding (kontrol group). bersifat operational research, dengan analisa deskriftif dan analitik, Alat pengukur data adalah kuesioner terstruktur, observasi tindakan keperawatan dan observasi rekam medis pasien. Waktu penelitian dilakukan pada Ruangan Kontrol dan ruangan eksperimen, kemudian ruang eksperimen diintervensi berupa pelatihan, 1 bulan kemudian ruangan eksperimen dan ruangan kontrol diteliti kembali.
Pada ruangan eksperimen hasil penelitian menunjukan adanya hubungan positif antara kompetensi supervisi Kepala Ruangan dengan kepuasan Kerja Tenaga Pelaksana Keperawatan, karena pads Ruangan eksperimen telah mendapatkan intervensi berupa pelatihan. Sedangkan pada Ruangan Kontrol, tidak ada perencaan, nilainya masih dibawah standar. Ada perbedaan bermakna antara kompetensi supervisi kepala ruangan antara ruangan kontrol dan ruangan eksperimen, dan ada perbedaan bermakana kepuasan kerja tenaga pelaksana keperawatan, antara ruangan kontrol dan ruangan eksperimen.
Saran penelitian ini adalah perlu adanya penambahan pengetahuan dengan mengadakan pelatihan, dan setelah pelatihan perlu evaluasi secara regular agar hasil penelitian ada manfaatnya. Pada waktu melaksanakan supervisi sebaiknya penyelia, melihat pekerjaan sedang berlangsung agar dapat memperbaiki apabila ada kesalahan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.

Supervisory Competency Relationship of Ward Head Nurse with Job Satisfaction at the Nursing Unit of RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung 1998Supervision is one sources accommodative process are needed by staffs, performed by means of planning, directing, guidance, motivation, evaluation and improvement in order that staffs can optimally perform their tasks. Head Nurse as the health service forefront in hospital must have a capability to do the supervision, because the availability of supervision and direction for nursing staff can improve their performance, staff performance will improve when the working satisfaction is available.
The purpose of research is to obtain information concerning the supervisory competency relationship of Head Nurse with the Job satisfaction at nursing unit in RSVP. Dr. Hasan Sadikin, Bandung. Research's sample is taken from 10 nursing unit in the RSUP Dr. Hasan Sadikin, with total of samples, 10 Head Nurse, 148 nurses for observe the working satisfaction, 110 status of patient medical records and 110 nurses for observing the application of Standard Operational Procedure (SOP). Sampling is both randomly and proportionally taken.
Type of this research is an experimental one by means of control group, operational research in nature, with the descriptive and analytical analysis. Data measuring total is the structured questionnaire, observation of nursing action and observation of patient medical record. Research is performed in both Control and Experimental Room, and then the experimental room is intervened with the training, 1 month later, both control and experimental room is reviewed.
In the experimental room, the research result showed the availability of positive relationship between supervisory competency of Head Nurse with the Working Satisfaction of Nursing, because in. the experimental room they have followed an intervention such as training. Whereas, in the Control Room, there is no change and its value is still under standard. There is significant difference between supervisory competency of Head Nurse between control room and experimental room and there is significant difference of job satisfaction of nurses between control and experimental room.
The recommendation of this research is necessarily the improvement of knowledge by operating the training, and after that training, a regularly evaluation is need in order that results of research has benefit. At best when supervising the supervisor observing the work is taking place in order to be able to improve when any mistake occurs in the execution of nursing guidance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Setiawan
"Konflik telah menjadi bagian keseharian dalam sebuah organisasi. Manajer merupakan sosok strategis dalam memanfaatkan konflik secara fungsional guna mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Pandangan interaksionistik manajer menjadikan konflik sebagai wahana untuk menciptakan situasi dinamis dalam organisasi kerjanya. Penelitian bertujuan mencoba melihat bagaimana hubungan antara model penatalaksanaan konflik kepala ruangan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode korelasional dengan sampel penelitian secara total sampling pada seluruh perawat yang bertugas di instalasi rawat inap yang berjumlah 96 orang. Derajat kesalahan yang dipergunakan adalah 0.05. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara model penatalaksanaan konflik kepala ruangan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana (0.0001), Model penatalaksanaan konflik kolaboratif menyebabkan kepuasan kerja tertinggi dibandingkan model penatalaksanaan konflik kompromi dan otoritatif Analisis statistik terhadap variabel confounding memperoleh hasil bahwa karakteristik perawat pelaksana tidak memberikan perbedaan bermakna terhadap kepuasan kerja, yaitu usia (r = 0.083), jenis kelamin (0.491), pendidikan (0.333), status perkawinan (0.297), status kepegawaian (0.582), dan masa kerja (r = 0.192). Karakteristik perawat pelaksana jugs diujikan secara statistik terhadap persepsi penatalaksanaan konflik kepala ruangan. Masa kerja memberikan kesimpulan adanya hubungan yang signifikan dengan persepsi penatalaksanaan konflik kepala ruangan (0.046). Sementara variabel lainnya tidak memberikan hubungan yang bermakna, yaitu usia (0.065), jenis kelamin (0.927), pendidikan (0.618), status perkawinan (0.343), dan status kepegawaian (0.477). Guna meningkatkan kepuasan kerja karyawan, upaya-upaya manajemen sumber daya manusia memerlukan perhatian khusus. Perlu peningkatan pengetahuan, sikap dan kompetensi kepemimpinan pada setiap tingkatan manajerial. Secara metodologis penelitian ini dapat dijadikan data dasar guna penelitian terkait dengan kepuasan kerja. Secara teoritis penelitian ini telah memperkuat teori pentingnya kepemimpinan dalam sebuah organisasi untuk menciptakan kepuasan kerja dan iklim kerja yang kondusif."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T8758
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadeta Budi Juliati
"Dalam rangka menanggapi tuntutan jaman dan masyarakat luas dalam pelayanan kesehatan, Rumah Sakit Pelni mulai membenahi diri dengan memperbaiki sistem manajemennya. Perubahan sistem manajemen RS Pelni menjadi merit sistem RS Pelni, menimbulkan kebingungan dan keresahan. Para perawat yang semula merasa antusias, juga mengungkapkan kekecewaan dan ketidakpuasan terutama antara mereka yang memegang jabatan struktural dan mereka yang di pelaksana. Perawat juga merasakan adanya ketidakadilan diantara mereka sendiri. Penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil wawancara dan data yang diperoleh dari RS Pelni Petamburan mengenai kecenderungan perawat rawat inap yang ingin pindah ke unit rawat jalan atau unit lain. Selain itu adanya keresahan di antara perawat mengenai sistem upah yang diberikan pada mereka kurang memuaskan. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan karakteristik perawat dengan kepuasan kerja berdasarkan dimensi kerja di RS Pelni Petamburan Jakarta pada tahun 2002. Faktor karakteristik perawat yang ingin diketahui hubungannya dengan kepuasan kerja adalah variabel berikut ini: variabel umur, status perkawinan, pendidikan, lama kerja, dan kebijakan rumah sakit: gilir jaga. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan cross sectional dengan pendekatan deskriptif analitik. Total sampel yang diambil adalah total perawat pelaksana yang berstatus organik yang bekerja pada minggu IV bulan April sampai dengan minggu II bulan Mei 2002. Analisa dilakukan secara univariat, bivariat, dan multivariat. Dari hasil uji univariat didapat bahwa perawat yang puas adalah 50,3%, dan yang tidak puas adalah 49,7%.tingkat kesesuaian sebesar 68,08 %, Jika rata-rata kepuasan kerja dilihat dari 6 dimensi kerja: Kebijakan Organisasi, Kondisi Kerja, Upah, Peluang Promosi, Rekan Kerja dan Supervisi, maka didapatkan rata-rata kepuasan kerja tertinggi adalah pada dimensi rekan kerja (86,2%) dan kepuasan kerja terendah adalah pada dimensi upah (50,77% ). Analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik perawat dengan kepuasan kerja. Dari uji multivariat dengan regresi Linier, menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna. Hasil analisis setiap faktor terhadap dimensi kerja, Yang digunakan diketahui bahwa faktor kebijakan organisasi dan upah berada dalam prioritas utama bagi perawat, dan RS Pelni Petamburan harus segera memperbaiki serta mengoreksi faktor-faktor dimensi kerja ini. Faktor kondisi kerja, rekan kerja dan peluang promosi merupakan faktor-faktor dimensi kerja yang harus dipertahankan, karena perawat merasa puas. Sedangkan faktor supervisi merupakan prioritas rendah bagi perawat.

In Order to address the demand of era and people in health services, Pelni Hospital begins to attend to the better management system that is Merit System of Pelni Petamburan Hospital. The Changes of the system into Merit System Pelni Hospital bring about confusion and uncertainty. Among the nurses who were enthusiastic, show their disappointment and dissatisfaction, especially among those who have structural position as well as those of functional position. They also feel that there are some injustices among them. This research was based on results of the interview and document data from Pelni Petamburan Hospital, about tendencies the nurses from inpatient units who want to be transferred to outpatient units. Moreover there are also restlessness among the nurses in salary system which dissatisfies them. Therefore the purpose of the research was to describe the relationship between the characteristic of the functional nurse and the job satisfaction based on the work dimension in Pelni Petamburan Hospital Jakarta in the year 2002. The characteristic of the nurse in this study which are investigated to reveal their correlation with the nurse's satisfaction include the following variables: age, marriage status, education, working period, and shifting. These types of research were cross sectional with descriptive analytic approach. The total sample is taken from the functional nurses who have organic status and work between 4th week of April till 2nd week of May 2002. Data analysis was conducted by using univariat, bivariate and multivariate techniques. The study results show that the proportion of satisfied nurses reach to 50,3% and unsatisfied nurses reach to 49,7 % with compliance of 68,08%. If we see the mean of job satisfaction through 6 dimensions its shows that : Organizational policy, working condition, pay, promotion, co-worker , and supervision shows that the highest proportion of work satisfied is co-worker dimension ( 86,2%) and the lowest proportion of work satisfied is the pay dimension (50,77%). The bivariate analysis using Chi-square reveals that there are no correlation between characteristic of the functional nurse and job satisfaction. The multivariate test using linier regression shows that no correlation between characteristic of the functional nurse and job satisfaction. Analysis of each factor dimension of work, indicates that the dimension of Organizational policy and pay are priority for the nurses, and Pelni Petamburan Hospital should immediately improve and review its factors. The dimension of work condition, promotion, and co-worker should be maintained for they prove to satisfy nurses. Factor supervision is low priority for the nurses."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T3347
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mazly Astuty
"Fungsi pengarahan kepala ruangan dapat meningkatkan kepuasan kerja perawat pelaksana. Hasil penelitian cross sectional pada 146 perawat pelaksana yang diambil secara acak membuktikan tujuan penelitian yang ingin melihat adanya hubungan antara fungsi pengarahan dengan kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Haji Jakarta. Seluruh variabel pengarahan yaitu; motivasi, supervisi, delegasi, manajemen konflik, dan komunikasi terbukti berhubungan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana (p=0,000-0,005; α=0,05). Mayoritas perawat pelaksana mempersepsikan pelaksanaan fungsi pengarahan baik, dan kepuasan kerja perawat juga baik. Faktor yang paling berpengaruh terhadap kepuasan kerja perawat adalah fungsi motivasi kepala ruangan, sehingga perlu ditingkatkan untuk menghasilkan kepuasan kerja perawat pelaksana yang optimal.

Nurse manager directing function will increase nurse job satisfaction. The crosssectional study result from 146 nurses by randomn sampling design proved the aim of the study that intended to find the relationship between nurse manager directing with nurses job satisfaction in Rumah Sakit Haji Jakarta. Variables of directing such as motivation, supervision, delegating, conflict management, and communication had relationship with nurses job satisfaction (p=0,000-0,005; α=0,05). Most nurses perceived that nurse manager directing was good, and the nurses job satisfaction were good as well. The most influential factor of nurse job satisfaction was motivational function of nurse manager, so it is needed to be improved to get an optimal nurse job satisfaction."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Haslinda Wahab
"Kepala ruangan pada unit rawat Inap Rumah Sakit sebagai salah satu manajer keperawatan bertanggung jawab atas keberhasilan pelayanan keperawatan. Disamping itu kepala ruangan harus mampu memotivasi, memimpin, memahami hubungan interpersonal serta kebutuhan dan keinginan perawat agar dapat menimbulkan kepuasan bagi mereka yang akan melaksanakan pekerjaan. Untuk itu peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai hubungan antara kepemimpinan efektif kepala ruangan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSU Labuang Baji Makassar.
Rumah Sakit Umum Labuang Baji Makassar sebagai tempat penelitian yang meliputi 16 ruang rawat inap dengan melibatkan 143 perawat pelaksana sebagai responden. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi yang bersifat cross sectional dengan tujuan untuk melihat hubungan antara indikator yakni kepemimpinan efektif kepala ruangan, kepuasan kerja dan karakteristik perawat pelaksana. Penelitian ini menunjukkan tingkat kepuasan kerja yang diukur dengan kondisi kerja yang dirasakan dan yang diharapkan dengan rasio rata-rata 96,8 %.
Dari hasil multivariate dengan uji statistik regresi linier menunjukkan dua indikator dari kepemimpinan efektif berhubungan secara signifikan dengan kepuasan kerja nilai p<0,05. Kedua indikator tersebut adalah energi dan tindakan. Tindakan menunjukan hasil yang lebih besar dari energi, ini menunjukkan adanya hubungan sebagian indikator dari kepemimpinan efektif dengan kepuasan kerja. Indikator energi berhubungan negatif dengan kepuasan kerja misalnya makin tinggi energi makin rendah kepuasan kerja. Dengan demikian diperlukan perbaikan pengertian dan isi yang terkait dengan energi dalam kepemimpinan. Makin besar semangat pimpinan dipersepsikan sebagai makin besar pula tekanan dan beban kerja perawat. Penelitian ini juga menyarankan agar kepala ruangan selalu mempertahankan bahkan meningkatkan kepemimpinannya melalui pendidikan, pelatihan dan bekerja secara efektif di dalam tim keperawatan dalam rangka menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dengan bawahannya.

Correlations Study of Effective Leadership Style with Nurse's Job Satisfaction in in-Patient Care of Public Hospital Labuang Baji Makassar Head of nursing unit in a ward has main responsibility to establish excellent nursing care. For that purpose, it is necessary for the head of nursing unit to motivate, to lead, to practice excellent human relation, and to fulfill nurses need to do their job. These will lead to high job satisfaction among the nurses. For that reason this study was conducted at General Public Hospital Labuang Baji Makassar, which title Correlations Study of Effective Leadership Style with Nurse Job Satisfaction in in-Patient Care of Public Hospital Labuang .Baji Makassar.
The hospital has 16 in-patient wards with total 143 nurse practitioners who were involved in this study as respondents. This study is a quantitative survey with a cross sectional design and the objective to examine correlation between effective leadership style of head nurse with nurse's job satisfaction. This study showed level of satisfaction which measured as ratio between expected working conditions and perceived of it, of 96,8 % in average.
Multivariate statistic with linear regression showed that two indicator of effective leadership style significant related to job satisfaction score (p"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
T 10113
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu Ningtyas
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran "hubungan iklim kerja dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di RS Pemerintah dan RS Non Pemerintah". Penelitian ini merupakan penelitian descriptive correlational yang pengumpulan datanya secara cross sectional. Hipotesis yang dibuktikan dalam penelitian ini adalah "Adanya Hubungan Antara Lkhm Kelja Dengan Kepuasan Kcrja Pcrawata Pclaksana di RS Pemerinlah dan RS Non Pemerintah di Mojokerto Jawa Timur, 2002".
Sampel penelitian adalah perawat pelaksana di RS Pemerintah dan RS Non Pemerintah di Mojokerto Jawa Timur, dengan jumlah 86 perawat RS Pemerintah dan 70 perawat RS Non Pemerintah. Instrumen yang digunakan adalah instrurnen iklim kerja dan kepuasan kerja perawat pelaksana yang telah dimodifikasi dan telah disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Instrumen iklim kerja terdiri dari 35 pertanyaan dan instrumen kepuasan kerja perawat pelaksana terdiri dari 33 pertanyaan. Hasil uji coba validitas dan reliabilitas instrumcn menggunakan Alpha Cronbach dengan hasil baik.
Hasil penelitian adalah kepuasan kerja perawat pelaksana dengan katagori kurang baik di RS Pemerintah sebesar 55,8 % dan RS non Pemerintah sebesar 94,3 %. Iklim kerja dengan katagori baik dirasakan oleh perawat pelaksana di RS pemerintah sebesar 57 % dan RS Non Pemerintah sebcsar 50 %. Variabel iklim kerja dengan kepuasan kerja perawat pelaksana yang berhubungan di RS Pemerintah adalah variabel cara mengatasi resiko, penghargaan dan cara mengatasi konflik, serta variabel yang dominan berhubungan adalah variabel konflik. Sedangkan pada RS Non Pemerintah tidak ada variabel iklim kerja yang berhubungan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana.

This research is aimed to gain the description on "Comparative Study About Relationship Between Work Climate And Nurses? Job Satisfaction At The Govemrnent Hospital And The Non Govemment Hospital In Mojokerto East Java 2002". The design of this research was descriptive cot-relational with cross sectional methode. The proven in this research was the relationship between work climate aand nurses' job satisfaction at the government hospital and the non government hospital in Mojokerto East Java.
The sample of researh were 86 nurses in patient care unit of the government hospital and 70 nurses? in patient care unit of the non government hospital. In this researh used two instruments they were work climate and measurement and job satisfaction measurement. Both instrument were aadjusted with the needs and had been modified as needed. The work ssclimate instrument consist of 35 statement and nurses' job satisfaction consist of 33 statement. Test of validity and reliability of these instrumens utilized Alpha Cronbach and got good results.
The results inddicateed that nurses? job satisfaction was at poor category 55,8% at the government hospitaal and the non government hospital 94,3%. The work climate with good category was 57% at the government Hospital and the non govemrnent hospital 50%. The analysis variabel implied that the entire work climate satistically had significant connection with nurses? job satisfactin the govemment hospital, risk, reward and conflict were that variabel indicated had significant connection with nurses? job satisfaction aand conflict was the most significant statistically. The analysis variabel implied that there is no connection between work climate with nurses? job satisfaction at the non government hospital."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T5243
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veenda Herlyna Pertiwi
"Pendahuluan
Latar Belakang
Dalam era globalisasi saat ini, Rumah Sakit senantiasa dituntut untuk meningkatkan efektifitasnya. Hal itu mencakup kemampuan Rumah Sakit dalam mengantisipasi perubahan-perubahan lingkungan. Caranya memanfaatkan sumber daya internal secara optimal. Ini penting mengingat, di era globalisasi keunggulan kompelitif dikedepankan dari pada keunggulan komparatif, sehingga Rumah Sakit harus dapat lokal dan berpikir global.
Salah satu bagian dari mata rantai pelayanan kesehatan adalah Rumah Sakit, unluk itu Rumah Sakit melakukan upaya-upaya kesehatan yang mempunyai sifat-sifat atau karakteristik tersendiri dengan fungsi utama adalah penyembuhan dan pemulihan penderita, selain itu diharapkan juga Rumah Sakit dapat memberikan kesehatan yang paripurna bagi masyarakat.
Rumah Sakit merupakan salah satu organisasi yang unik dan komplek. Untuk mendapatkan organisasi yang baik dan dapat berkembang dengan cepat dan sukses salah satu faktor yang tidak dapat diabaikan adalah faktor martabat manusia, faktor ini harus mendapatkan perhatian penuh terutama terhadap kebutuhan para pekerja dalam mendapatkan kesejahteraan yang lebih layak."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12788
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irman Somantri
"Penelitian ini merupakan penelitian dengan disain deskriptif korelasional yang dilatarbelakangi timbuinya tanda dan gejala ketidakpuasan pada beberapa perawat di rumah sakit sehingga mengakibatkan rendahnya kinerja yang berefek kepada BOR rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji hubungan antara gaya kepemimpinan dan tipe kepribadian kepala ruangan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di Rumah Sakit TNI AU TK II "Dr. Salamun" Bandung. Populasi dari penelitian ini adalah 79 orang dengan latar belakang pendidikan SPK dan Akper. Sarnpel yang digunakan dengan menggunakan total sampling dengan jumlah 72 orang perawat.
Hasil analisis didapatkan bahwa perawat pelaksana sebagian besar mempersepsikan gaya kepemimpnan kepala ruangan sebagai demokratis dan tipe kepribadian B. Analisis lebih lanjut menunjukkan adanya hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja aspek imbalan (p = 0,009), adanya hubungan antara tipe kepribadian dengan kepuasan kerja aspek pekerjaan (p = 0,025), kepuasan kerja aspek imbalan (p = 0,017) dan kepuasan kerja aspek rekan kerja (p = 0,044). Penelitian ini jugs mendapatkan hasiI bahwa gaya kepemimpinan merupakan variabel yang paling dominan untuk kepuasan kerja aspek imbalan dan tipe kepribadian sebagai variabel yang paling dominan berhubungan dengan kepuasan kerja aspek rekan kerja. Saran yang diajukan terhadap basil penelitian ini antara lain diperlukan suatu metode untuk dapat meningkatkan kepuasan kerja perawat dengan memodifikasi gaya kepemimpinan dan tipe kepribadian kepala ruangan sesuai dengan situasi dan kondisi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T17741
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilie Anggraini
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kepuasan kerja dan harapan perawat terhadap gaya kepemimpinan dan kegiatan manajerial yang dilakukan oleh kepala ruangan rawat inap Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang menggunakan desain penelitian survei dan pengumpulan data secara cross-sectional. Hipotesa yang dibuktikan dalam dalam penelitian ini adalah adanya hubungan antara karakteristik perawat dengan kepuasan kerja perawat, adanya hubungan antara karakteristik perawat dengan harapan terhadap gaya kepemimpinan dan kegiatan manajerial kepala ruangan dan adanya hubungan antara kepuasan kerja perawat dengan harapan terhadap gaya kepemimpinan dan kegiatan manajerial kepala ruangan.
Instrumen yang digunakan adalah instrumen pengukuran kepuasan kerja dan harapan perawat terhadap gaya kepemimpinan dan kegiatan manajerial kepala ruangan.Instrumen kepuasan kerja dibuat berdasarkan pendapat Loher et.all (1985 ) yaitu adanya empat komponen yang berpengaruh kuat terhadap kepuasan kerja perawat, sedangkan instrumen harapan perawat terhadap gaya kepemimpinan dan kegiatan manajerial kepala ruangan dikembangkan berdasarkan gabungan pendapat Hersey, 1993 , Evans & House dan Swansburg, 1990.
Instrumen kepuasan kerja terdiri dari 35 butir penyataan dan instrumen harapan terdiri dari 40 butir pernyataan,Instrumen telah diuji reliabilitasnya dengan Cronbach Alpha kemudian diadakan perbaikan pada butir-butir pemyataan sehingga akan didapatkan r = 0,7828 untuk instrumen kepuasan kerja dan instrumen harapan perawat terhadap gaya kepemimpinan dan kegiatan manajerial kepala ruangan mencapai r = 0,9542.
Sampel penelitian adalah 83 orang tenaga perawat pelaksana yang bekerja di ruang rawat inap pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto yang diambil dari seluruh populasi perawat pelaksana di ruang rawat inap dengan masa kerja lebih dari 3 bulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat disini mencapai kepuasan kerja (X = 3,86) dan komponen yang mencapai tingkat kepuasan paling tinggi adalah interaksi (X = 4,00 ), sedangkan yang terendah adalah penghasilan ( X =3,45 ). Harapan perawat terhadap gaya suportif mencapai tingkat harapan yang paling tinggi ( X = 4,38 ) , sedangkan harapan terhadap gaya kepemimpinan direktif mencapai tingkat harapan yang paling rendah (X=2,16).Harapan terhadap pengarahan oleh kepala ruangan mencapai skor tertinggi (X = 4,43 ), sedangkan pengawasan mencapai skor terendah ( X = 4,11 ).
Dari analisis hubungan ternyata dari karakteristik perawat umur mempunyai hubungan bermakna dengan kepuasan terhadap citra profesi, dengan p = 0.000, pendidikan dan status perkawinan mempunyai hubungan bermakna dengan harapan terhadap gaya kepemimpinan yang direktif, dengan p= 0.036 dan 0.004, pendidikan juga berhubungan bermakna dengan harapan terhadap pengorganisasian yang dilakukan kepala ruangan. Sedangkan komponen kepuasan kerja yaitu komponen otonomi dan citra profesi berhubungan bermakna dengan harapan terhadap pengawasan yang dilakukan kepala ruangan (p = 0.000 & 0,023 ), komponen penghasilan berhubungan bermakna dengan harapan terhadap gaya kepemimpinan direktif dan kegiatan perencanaan yang dilakukan kepala ruangan (p = 0,011 & 0,034 ), komponen interaksi mempunyai hubungan bermakna dengan harapan terhadap gaya kepemimpinan suportif dan partisipatif (p = 0,050 & 0,045 ), juga dengan harapan terhadap perencanaan, pengarahan dan pengawasan yang dilakukan oleh kapala ruangan (p = 0,03E , 0,048 & 0,023).
Berdasarkan hasil oenelitian iri makes pihak manajemeri pavilyun Kartika disarankan perlu mempertahankan aktivitas sosial yang diadakan diantara karyawan Kartika sehingga kepuasan terhadap interaksi dapat dipertahankan, juga evaluasi terhadap kepuasan kerja hendaknya dilakukan secara berkala karena kepuasan kerja bukanlah hal yang menetap tetapi akan berubah setiap waktu sesuai dengan perubahan situasi dan lingkungan, selain itu penelitian terhadap harapan perawat juga perlu dilanjutkan, karena seperti yang disebutkan oleh Locke dalam teori ketidak sesuaian yaitu adanya perbedaan atau selisih antara apa yang dianggap telah didapatkan dengan apa yang diharapakan akan menimbulkan kepuasan atau ketidak puasan.Penelitian lanjutan tentang persepsi perawat tentang gaya kepemimpinan dan tentang harapan perawat terhadap gaya kepemimpinan dan kegiatan manajerial dengan metode riset kualitatif diusulkan untuk dilakukan."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>