Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159890 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Akmal Mufriady Hanif
"Instalasi rawat Jalan (IRJ) merupakan bagian yang strategis bagi rumah sakit, sehingga kinerja IRJ akan berpengaruh terhadap kinerja rumah sakit secara keseluruhan. Sebagai pintu gerbang rumah sakit, IRJ merupakan cermin dari rumah sakit, sahingga kesan pertama dari masyarakat terhadap rumah sakit akan didapat dari penampilan dan kinerja IRJ. IRJ RSUP Dr M. Djamil Padang dengan 16 poliklinik spesialis mempunyai angka kunjungan yang tinggi. Namun faktor-faktor apa raja yang berhubungan dengan tingkat permintaan pasien terhadap pelayanan rawat jalan di poliklinik Penyakit Dalam belum diketahui secara pasti.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar tingkat permintaan pasien dan berbagai faktor yang berhubungan dengan tingkat permintaan paien terhadap pelayanan rawat jalan di poliklinik Penyakit Dalam dengan harapan hasilnya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan jumlah kunjungan rawat jalan.
Metode penelitian adalah studi potong lintang dengan bantuan kuesioner terhadap pasien yang melakukan kunjungan ulangan minimal 2 x dalam tahun 2001 ini di Poliklinik Penyakit Dalam dengan jumlah sampel sebanyak 150 orang. Hasil penelitian memperlihatkan adanya berbagai faktor eksternal dan faktor internal yang kemungkinan berhubungan dengan tingkat permintaan terhadap pelayanan rawat jalan. Dengan bantuan analisis statistik bivariant dan multivariant dapat diketahui adanya beberapa variabel bebas yang mempunyai hubungan bermakna dengan tingkat permintaan pasien sebagai variabel terikat.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa variabel umur, penghasilan keluarga, tempat tinggal, cara pembayaran, keramahan perawat dan kelengkapan spesialisasi mempunyai hubungan bermakna dengan tingkat permintaan pasien. Dari keseluruhan variabel diatas faktor keramahan perawat dan kelengkapan spesialisasi temyata merupakan dua variabel yang sangat berperan.
Disarankan agar dilakukan upaya peningkatan kunjungan rawat jalan dengan memperhatikan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat permintaan pasien terhadap pelayanan rawat jalan melalui pemasaran yang intensif serta meningkatkan peran dokter dan seluruh karyawan rumah sakit. Pelayanan Kesehatan Sore perlu dipertimbangkan untuk menggaet mereka yang mempunyai penghasilan menengah keatas dan tidak menghendaki birokrasi yang berbelit-belit.

Demand Analysis Of Outpatients At Internal Medicine Department (OPIMD) M.Djamil Hospital in PadangOutpatient department (OPD) is a strategic department in hospital, in this case the OPD performance will influence the hospital performance as whole. OPD is the front gate of hospital, and it is said that OPD is the mirror of the hospital. People first impression will be derived from the OPD performance. OPD M. Djamil hospital has 16 specialist polyclinics and still has high number of the patient visit. But factors related to demand stage analysis have not been confirmed.
The aim of this study is to find several factors related to demand at OPIMD, in hoping that the results can be used to increased OPIMD repeated visits.
A cross sectional study with questionnaires was used for collecting data from patient at OPIMD with repeated visits at least two times in 2001. Based on the formula, minimal sample size were 150.
The results of this study showed different external and internal factors may be related to demand at OPIMD. Statistic analysis, using bivariant and multivariant. Revealed some independent variables which had significant relationship to demand as a dependent variable.
This study concluded that age, income rate, home distances, payments method, nurses courtesy and completeness of medical specialization had significant relationship to demand at OPIMD. From above variables, with used multivariate analysis, nurses courtesy and completeness of medical specialization were two variables that played important role. It is suggested that in order to increase repeated visits at OPIMD, the hospital has to pay attention on certain factors which are related to demand.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T2524
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Putri
"Latar belakang penelitian ini adalah banyaknya pasien batal yang berobat di rawat jalan Rumah Sakit Awal Bros Batam yang kemungkinan disebabkan oleh lamanya waktu tunggu,angkanya berkisar 4% bulan dari total kunjungan .Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya mutu pelayanan dan rusaknya performance Rumah Sakit.Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mencari informasi dan mengetahui penyebab pasien lama menunggu dengan melakukan penelitian di sub unit yang terkait di unit Rawat Jalan yaitu observasi langsung,wawancara mendalam dan telaah dokumen.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sub unit yang berperan besar terhadap lamanya pasien menunggu adalah di sub unit Rekam Medis pada saat proses persiapan berkas file Rekam Medis dan pada penelitian ini didapatkan juga lama waktu masing-masing proses yang dilalui pasien sehingga dapat dijadikan pedoman standar waktu pelayanan rawat jalan Rumah Sakit Awal Bros Batam.
Pada penelitian ini didapatkan bahwa sebagai unit Rawat Jalan yang terdiri dari sub unit-sub unit,maka diperlukan SOP yang mengatur secara keseluruhan sebagai satu kesatuan pelayanan yang ada di Rumah Sakit sehingga memudahkan untuk kordinasi dan evaluasi pelyanannya.

The background of this research is the number of patients who canceled outpatient in Awal Bros Hospital Batam which may be caused by long waiting periods, the figure ranges from 4% months of total visits. This can lead to reduced quality of service and destruction of hospital performance.The study was a qualitative study that aims to seek information and find out the causes of long wait patients with conducting research in the relevant sub-units in the outpatient unit of direct observation, depth interviews and document review.
Based on the results, sub-units that contribute greatly to the length of patient waiting is the Medical Record subunits during the process of file preparation file Medical Records and in this study, too much time each process through which the patient so that it can be used as guidelines for standards of patient care time Initial Awal Bros Hospital Batam.
In this study it was found that as the Outpatient unit consisting of sub-unit of sub units, the necessary standard operating procedures that set a whole as a single unit to service at the Hospital, making it easier for coordination and evaluation of services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Sebastian
"ABSTRAK
Nama : Andre SebastianProgram Studi / : Kajian Administrasi Rumah SakitJudul : Faktor-Faktor Penentu Waktu Tunggu Penyerahan Obat PasienRawat Jalan Di RSUD Kota Mataramxiv ndash; 130 halaman, 29 tabel, 46 gambar, 7 lampiranSalah satu Standar Pelayanan Kefarmasian di rumah sakit adalah waktu tunggu. Waktutunggu pelayanan yang baik berhubungan dengan kepuasan pelanggan, sehingga rumahsakit harus dapat mengontrol waktu pelayanan untuk mencapai kepuasan pasien. semakincepat waktu tunggu pasien, semakin baik juga penilaian terhadap pelayanan kefarmasiansuatu rumah sakit. Lean adalah suatu upaya terus menerus untuk menghilangkanpemborosan waste dan meningkatkan nilai tambah value added produk baik barangmaupun jasa agar memberikan nilai kepada pelanggan. Penelitian ini dilaksanakan diInstalasi Farmasi RSUD Kota Mataram pada bulan Maret 2018, dengan hasil masihditemukan kegiatan yang tergolong non value added tidak memiliki nilai tambah ,sehingga waktu tunggu rata-rata yang diperlukan dalam proses pelayanan resep obatmenjadi lebih lama obat kronis non racikan 32,69 menit dan racikan 64,30 menit obatnon kronis non racikan 32,72 menit dan racikan 81,8 menit . Rata-rata waktu tunggumelebihi peraturan 129/Menkes/SK/II/2008. Usulan perbaikan berdasarkan analisa akarmasalah pada alur proses kegiatan pengerjaan resep, disusun menjadi langkah-langkahefektif untuk mengurangi waktu tunggu pelayanan sehingga mencapai target standarpelayanan yang ditetapkan, yang sesusi dengan keadaan situasi dan kemampuan rumahsakit serta faktor yang mempengaruhi.Kata Kunci : Lean, Waktu Tunggu, Kefarmasian

ABSTRACT
Name Andre SebastianStudy program Hospital administrationTitle The Determinants of Waiting Time for Outpatient MedicationDelivery at Mataram General Hospitalxiv ndash 130 pages, 29 tables, 46 pictures, 7 attachment.One of the standard pharmaceutical services in the hospital is the waiting time. The goodservice waiting time related with customer satisfaction, so that the hospital must be ableto control the service time to achieve patient satisfaction. The faster the patient 39 s waitingtime, the better assessment of the pharmaceutical services of a hospital. Lean is anongoing effort to eliminate waste and increase the value added of both products andservices to deliver value to customers. This research conducted in pharmacy installationof Mataram general hospital on March 2018, with the results is still found activities thatare categorized as non value added, so that the average waiting time required in theprocess of medicine recipe becomes longer crhonic with no blend take 3.69 minutes andchronic with blend take 64.30 minutes, non chronic no blend take 32,72 minutes and nonchronic with blend take 81.8 minutes . The average of waiting time exceeds regulation ofMinistry of Health number 129 Menkes SK II 2008. The proposed improvement basedon the root problem analysis of process the recipe work, is structured into effectivemeasures to reduce waiting time so could achieve the targeted service standard, which isappropriate with the situation and the ability of the hospital as well as the influencingfactors.Key words Lean, waiting time, pharmaceuticalReference list 57 Reference"
2018
T50669
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hario Untoro
"Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Bekasi merupakan bagian dari 14 Poliklinik rawat jalan dengan jumlah pasien terbanyak (21,69%) dan rata-rata 414 pasien per minggu. Pada jam-jam tertentu (antara 07.00-10.00) dan hari tertentu (Senin) jumlah pasien yang banyak menyebabkan waktu tunggu menjadi panjang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa lama waktu tunggu seorang pasien, faktor-faktor yang mempengaruhinya dan mengembangkan model antrian yang sesuai agar pasien tidak perlu menunggu lama dan fasilitas yang tersedia dipergunakan efektif.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian cross sectional dan penelitian operasional dengan analisa kuantitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil secara stratified random sampling dari 20% pasien Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Bekasi pada hari kerja dari tanggal 2 Juni sampai dengan 7 Juni 1997.
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa: rata-rata kedatangan (lamda) adalah 16 pasien tiap jam, rata-rata pelayanan (miu) adalah 10 pasien tiap jam, lama tunggu pemeriksaan 1 jam 22 menit dengan utilisasi sebesar 52,59 %. Faktor-faktor yang menyebabkan waktu tunggu dalah sistem antrian, lama pemeriksaan dokter, kedatangan dokter terlambat dan kedatangan pasien yang tidak terjadual.
Untuk mengurangi waktu dibuat model antrian M-M-2-I, dari hasil simulasi tersebut didapat rata-rata lama menunggu pasien dalam antrian sebesar 4 menit dan waktu tunggu dalam sistem sebesar 9 menit. Dengan menggunakan model ini diharapkan dapat mengurangi waktu tunggu dan meningkatkan utilisasi melalui peningkatan displing kedatangan dokter dan penjadwal kedatangan pasien.

Internal Medicine Outpatient Department is one of fourteen outpatient department in Bekasi District Hospital. This outpatient department has the highest number of patients compared to other, with an average 414 patients per week. During the peak hours between 07.00-10.00 and on Monday, the number of patients visiting outpatient is high and they have to wait for a long time before doctor s examination.
The objective of this study was to find out of the waiting time of the patient, the contributing factors, and to develop appropriate queueing model to avoid a long waiting time and increase the utilization of facilities effectively.
This study was a combination of cross sectional and operational research by using quantitative analysis. Sample was taken from 20% of Internal Medicine OPD in Bekasi District Hospital who came in workdays from 2 June up to 7 June 1997. Data analysing was done by using Microsoft Excel 5.0 software with Queueing System Simulation (QSB).
This study revealed that the average waiting time is 72 minutes and the average proportion of patients came from 07.00-10.00 is 95%. It was found out that the factors that cause a long waiting time were the queueing system, the length of doctor s examination, the unpunctuality of doctor s arrival and the patient s unscheduled visit. In order to reduce the waiting time one model was developed, namely the queueing model M-M-2-1.
Based on simulation it was indicated that the average time patient has to queue is 4 minutes and the waiting time in the system is 9 minutes. By using this model, it is expected that the waiting time could be decreased and utilization of service can be increased through improving the punctuality of doctor s arrival and scheduling the patients visit.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T9536
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Jenny Rumondang
"Persaingan bisnis rumah sakit yang semakin kompetitif saat ini menuntut rumah sakit untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggannya. Hal ini dilakukan agar mampu bersaing dengan rumah sakit lain. Salah satunya dengan memberikan jasa pelayanan yang sesuai dengan keinginan pasien yang dapat memberikan kepuasan tersendiri.
Saat ini peneliti ingin mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan rawat jalan di poliklinik rumah sakit Azra, dimana sampai saat ini belum tersedia data yang bisa dijadikan informasi untuk rumah sakit. Adapun metodologi yang digunakan dengan menggunakan kuesioner dimana nantinya kuesioner ini diberikan pada pasien yang telah memakai jasa poliklinik minimal 2 kali kunjungan. Jumlah responden yang diharapkan ada 210 responden. Setelah data diperoleh mulai dilakukan pengolahan data dengan menggunakan komputerisasi dan data disajikan dalam bentuk narasi dan tabulasi juga dalam bentuk diagram kartesius.
Hasil yang diperoleh adalah rata-rata pasien atau penggunjung sudah puas dengan pelayanan yang diberikan, hal ini bisa dilihat pada tabel 7.1 . Ada dua jenis pelayanan yang dianggap masih kurang memuaskan pelayanannya yakni ketepatan jam praktek dokter (Tki 62,77) dan kecepatan petugas pendaftaran dalam melayani (Tki 69,50). Karena Tingkat Kepuasa yang diperoleh atau cut of point- nya 71,87 yang artiny bila Tki dibawah 71,87 masih tidak puas, sedangkan bila Tki > 71,87 maka dinyatakan puas.
Adapun saran yang diberikan untuk penyelesaian masalah tersebut adalah denagn melakukan komunikasi yang baik dengan para dokter mengenai ketepatan jam praktek dan memberikan punishment bagi para dokter yang terlambat mulai praktek. Tapi pada kenyataannya sangat susah melakukan. Sedangkan untuk para petugas pendaftaran diadakan pendekatan pada mereka agar pihak manajemen bisa mengetahui apa yang menjadi penyebabnya. Diadakan penambahan unit komputer bisa dijadikan solusi."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Supinah
"Penelitian ini menganalisis alur proses pelayanan pasien poliklinik spesialis penyakit dalam rawat jalan di RSUD Kota Bogor tahun 2016 dengan konsep lean hospital. Hasil penelitian ini value added activity sebesar 3,7 % dan non value added sebesar 96,3 % hal ini menunjukkan tingginya pemborosan. Dari analisis melalui diagram tulang ikan dan 5 Why didapatkan hambatan : lamanya menunggu di pendaftaran, keterlambatan rekam medik, hambatan pada kedisiplinan dokter, serta hambatan pada lamanya mengambil obat. Melalui design usulan perbaikan terjadi peningkatan kegiatan yang mempunyai nilai tambah bagi pasien dari 3,7 % menjadi 38,4 % dan penurunan kegiatan yang tidak mempunyai nilai tambah dari 96,3 % menjadi 61,6 %.

A study was conducted to analyze the process flow of patient internist specialist policlinic outpatient services in the Public Hospitals Bogor 2016 by concept of lean. The research showed value added activity by 3.7%, and non value added activity by 96.3% showed a high waste. Fishbone diagram and 5 why analysis obtained obstacles : the long wait at registration, medical records delays, discipline doctors, as well as constraints on the length of taking the drug. Through design improvements proposed was expected to increase value added activity from 3,7 % to 38,4 % and decline non value added activity from 96,3 % to 61,6 %."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Novia Lestari
"Penelitian ini membahas proses pelayanan rawat jalan poli bedah, jantung dan penyakit dalam dengan perspektif lean hospital di RSUP Fatmawati tahun 2015. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan hasil analisis proses pelayanan rawat jalan pasien poli bedah, jantung dan penyakit dalam. Jenis penelitian yang digunakan adalah operational research dengan menggunakan pendekatan time motion study. Hasil dalam penelitian didapatkan diagram Values Stream Mapping dengan perbandingan nilai value added: non value added: non value added but necessary adalah 14%: 86%: 1%. Rata-rata pasien mendapatkan waktu pelayanan 151 menit. Jenis waste yang ditemukan adalah motion waiting waste, motion waste, extra processing waste, dan defects waste. Jenis waste terbesar adalah waiting waste. Penyebab pemborosan adalah waktu kedatangan pasien yang penuh pada pagi hari, rekam medis yang tidak sesuai standar waktu pelayanan, kedatangan dokter yang tidak sesuai jam pelayanan, dokter yang tidak memiliki komitmen untuk datang tepat waktu, standar pelayanan pada instalasi yang sama menyebabkan waktu tunggu menjadi lama.

This research discussed service process outpatient poly surgical, the heart and internal medicine with perspective lean hospital in fatmawati hospital in 2015. The purpose of this research is get the analysis service process outpatients poly surgical, cardiovascular and internal medicine. The kind of research use is operational research using approach time motion study. Results obtained in the diagram Value Stream Mapping study comparison of Value Added: Non-Value Added: Non-Value Added but Necessary is 14%: 86%: 1%. Average time to spent service on patient is 151 minutes. A kind of waste found waiting waste, motion waste, extra. The biggest waste types are waiting waste and waste services with the greatest care poly destination. Causes of waste is the arrival time of patients who come in the morning, the medical records that don't match the standard of service time, the arrival of a doctor who does not fit service hours, doctors don't have the commitment to arrive on time, service standards at the same installation causes the waiting time becomes longer."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S62409
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianthy
"Tesis ini membahas tentang waktu tunggu pelayanan resep pasien umum di Farmasi URJ Selatan P. K. St. Carolus. Dari penelitian didapatkan bahwa rata-rata waktu tunggu pelayanan resep pasien umum sebesar 21.90 menit untuk resep non-racikan dan 39.40 menit untuk resep racikan. Untuk resep non racikan, waktu untuk tindakan sebesar 8.78 menit lebih kecil dari waktu jeda yaitu 13.13 menit. Sedangkan untuk resep racikan, waktu tindakan sebesar 26.75 menit lebih lama dari waktu jeda yaitu 12.75 menit, hal ini dikarenakan adanya proses peracikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu tunggu pelayanan resep pasien umum di P. K. St. Carolus adalah adanya jeda waktu dimana resep tidak diproses, adanya proses peracikan, ketidaksesuaian pengetahuan dan keterampilan SDM, SDM yang belum memadai, ketersediaan obat yang kurang, kecepatan dan keterampilan petugas, sistem komputerisasi yang belum memadai, dan sarana ruangan yang kurang luas."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T29995
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Edwin Rusli
"Kebutuhan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Indonesia, paling tidak dipengaruhi oleh 3 (tiga) perubahan besar, yang merupakan tantangan dan peluang. Perubahan itu adalah sumber daya yang terbatas, adanya kebijakan desentralisasi (decentralization policy) dan berkembangnya kesadaran akan pentingnya mutu (quality awareness) dalam pelayanan kesehatan. (Depkes RI, 2003). Lima penentu kualitas jasa yang dapat dijadikan dasar menilai tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan yang diterimanya meliputi: tangible, reliability, responsiveness, assurance dan emphaty. (Parasuraman, Zeithaml dan Berry (dalam Jauhari, 2004)
Puskesmas Bukit Kemuning Kecamatan Bukit Kemuning Kabupaten Lampung Utara, adalah Puskesmas dengan pelayanan rawat jalan dan rawat inap. Dan laporan tahunan Puskesmas Bukit Kemuning sejak ditetapkannya sebagai Puskesmas unit swadana didapatkan kunjungan rawat jalan khusus pasien umum mulai tahun 2002 mengalami penurunan. Untuk melihat efisiensi dan efektifitas pelayanan Puskesmas Bukit Kemuning, maka perlu dilakukan analisis hubungan antara tingkat kepuasan dengan keinginan pasien kembali memanfaatkan pelayanan rawat jalan di Puskesmas Bukit Kemuning.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan kuantitat'l, menggunakan rancangan cross sectional, dilaksanakan pada bulan 7uni-]uli 2006. Tujuan penelitian ini melihat gambaran hubungan antara kepuasan pasien pada 5 (lima) dimensi mutu pelayanan dan karakteristik pasien dengan keinginan pasien untuk kembali memanfaatkan pelayanan rawat jalan di Puskesmas Bukit Kemuning. Responden berjumlah 127 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, lalu dilakukan pengolahan dan analisis univariat, bivariat, multivariate dan important and performance analysis.
Hasil penelitian menunjukkan, dari lima dimensi mutu layanan, sebagian besar pasien tidak puas pada dimensi tangible, assurance dan emphaty, pada dimensi reliability dan responsibility proporsi pasien yang puas lebih besar dari pada yang tidak puas. Hal ini tidak berbanding lurus dengan besarnya proporsi pasien yang ingin kembali memanfaatkan pelayanan rawat jalan di Puskesmas Bukit Kemuning (68,5%). Kepuasan pada dimensi tangible, reliability, Responsiveness dan Assurance merupakan variabel yang dominan mempengaruhi keinginan pasien kembali memanfaatkan pelayanan rawat jalan di Puskesmas Bukit Kemuning. Secara statistik terdapat hubungan antara cara bayar, Tangible, Reliability, Responsiveness dan Assurance dengan keinginan responden kembali memanfaatkan pelayanan rawat jalan di Puskesmas Bukit Kemuning. Pada important and performance analysis diperoleh kesenjangan terbesar antara tingkat harapan dengan pengalaman responden pada aspek Assurance. Aspek-aspek yang seharusnya menjadi prioritas untuk meningkatkan mutu layanan di Puskesmas Bukit Kemuning adalah Kelengkapan, kesiapan, kebersihan alat-¬alat yang dipakai (non media), Prosedur pelayanan yang tidak berbelit-belit, kecepatan petugas pendaftaran dalam memberikan pelayanan, Keramahan dan kesopanan dokter/perawat/bidan dalam memberikan pelayanan, Jaminan keamanan pelayanan dan kepercayaan terhadap pelayanan, Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memandang status sosial dan lain-lain, Dokter/perawat/bidan memberikan dukungan dengan sabar pada saat memberikan pelayanan kesehatan.
Beberapa hal yang penting yang perlu dilakukan oleh pimpinan Puskesmas Bukit Kemuning untuk meningkatkan mutu layanan adalah: lebih meningkatkan kinerja petugas pemberi pelayanan di unit rawat jalan, mengevaluasi kembali prosedur pelayanan yang selama ini dipakai agar pasien merasa tidak berbelit-belit dalam menerima pelayanan, agar pelayanan kepada pelanggan dapat memenuhi harapan sebaiknya program jaga mutu pada internal Puskesmas ditingkatkan, agar pengguna jasa pelayanan Puskesmas merasa nyaman dalam menerima tindakan yang diberikan sebaiknya pelayanan diberikan sesuai dengan standar operasional.

Nowadays, the need on improving and increasing the quality of health services in Indonesia is urgently needed. At least, it is influence by three main changes, which can work as threaten and opportunity. These changes are namely: a limited on resources, the decentralization policy, and the development of the important of the quality awareness on health services (Depkes RI, 2003). There are five dimensions of quality services that can determine the level of client's satisfaction on the service that they have received, which are: tangible, reliability, responsiveness, assurance, and empathy (Pasuraman, Zeithaml and Berry, cited by Jauhari, 2004)
Puskesmas Bukit Kemuning of Sub-district of Bukit Kemuning at the District of Lampung Utara, is a Puskesmas with services both for outpatient and inpatient. Refer to the Annual Report of Puskesmas Bukit Kemuning, since the Puskesmas has stated as a Self-funded Puskesmas Unit, it is found that begin in 2002 there are a declining on the number of general patient especially on outpatient services. Therefore, to look at how the efficiency and the efficacy on the services of Puskesmas Bukit Kemuning, it is needed to carry out the correlation analysis on the level of satisfaction and patient's willingness to return and re-utilizing the outpatient services at Bukit Kemuning Puskesmas.
The study is an observational study with a qualitative approach, and carried out with a cross-sectional design from June to July 2006. The aim of the study is to look at the picture of correlation between patient's satisfactions on five dimensions of quality services and patient's characteristics, with patient's willingness to return and re-utilizing the outpatient services at Bukit Kemuning Puskesmas. There are 127 respondents, the data collected by interviewing, and analyzed by a univariate, bivariate, multivariate, and also an important and performance analysis.
The study found that from five dimensions of quality services, mostly patients are not satisfied on the aspect of tangible, assurance, and empathy. But, on the dimension of reliability and resp,; nsiven ii__ proportion of sctis icd patients is higher than iiiose who are not satisfied. The situation is not linearly related with the proportion of patients who are willing to return and re-utilize the outpatient services (68.5%). Satisfaction on the aspects of tangible, reliability, responsiveness, and. Assurance are variables that dominantly influence the willingness of the patient to return and re-utilize the outpatient services. Statistically, there are significant correlations between mode of payment, tangible, reliability, responsiveness and assurance, with the willingness of the patient to return and re-utilize the outpatient services. Refer to the important and performance analysis, the widest disparity is found between level of expectation and respondent's experience on the aspect of assurance. Some aspects that should be prioritized in order to increase the quality of services at Puskesmas Bukit Kemuning are namely: completeness, readiness, sanitation on non-medical utensils, simple procedures on services (mean that the procedures is not too complicated and takes time), promptness of registration personnel in giving services, hospitality and politeness of the doctors/midwives/nurses while delivering services, assurance on services safeness and reliability towards services, suppose the services are delivered to all patients regardless their social status or else, suppose the doctors/nurses/ midwives are giving full support and full of serene at the time they are on duty to deliver health services.
Suggestion on things that should be considered by the head of Puskesmas Bukit Kemuning, are: to increase the performance of any personnel that giving services at the unit of outpatient, to evaluate the procedures of services at the outpatient unit as its too complicated, in order to fulfill the expectation of the clients, it is needed to increase the quality assurance program for the internal affair of the Puskesmas, and in order to reach the Puskesmas client's comfort while receiving treatment of services, its suppose that services are given in the base of operational standard."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T 19069
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Paramita
"Kepuasan pasien merupakan evaluasi subjektif terhadap layanan rumah sakit yang berperan penting dalam membangun loyalitas dan meningkatkan citra rumah sakit. Salah satu faktor yang sering menyebabkan ketidakpuasan pasien adalah waktu tunggu yang terlalu lama. Selain Actual Waiting Time (AWT), faktor subjektif seperti Expected Waiting Time (EWT), Perceived Waiting Time (PWT), dan Disconfirmation juga turut memengaruhi tingkat kepuasan pasien. Berdasarkan survei awal, terungkap bahwa waktu tunggu pasien BPJS di Poliklinik Reguler Rumah Sakit PMI Bogor masih belum memenuhi standar pemerintah, yang menyebabkan tingkat kepuasan pasien yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara EWT, PWT, AWT, dan Disconfirmation terhadap kepuasan pasien BPJS di Poliklinik Reguler Rumah Sakit PMI Bogor pada tahun 2024. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi cross-sectional terhadap 132 sampel pasien. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner, observasi, serta data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi antara PWT, AWT, dan Disconfirmation dengan kepuasan pasien BPJS di Poliklinik Reguler Rumah Sakit PMI Bogor pada tahun 2024, sementara EWT tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kepuasan pasien BPJS. Saran untuk perbaikan rumah sakit meliputi penyediaan demo registrasi pasien, layar monitor kedatangan dokter, loket prioritas bagi lansia dan anak-anak, serta dorongan kepada pasien untuk mengisi survei kepuasan dan memberikan umpan balik. Temuan ini dapat ditingkatkan pada penelitian berikutnya dengan perbaikan instrumen, teknik sampling, serta pendalaman melalui pendekatan kualitatif.

Patient satisfaction is a subjective evaluation of hospital services that plays a crucial role in building loyalty and enhancing the hospital's image. One factor that often leads to patient dissatisfaction is excessively long waiting times. In addition to Actual Waiting Time (AWT), subjective factors such as Expected Waiting Time (EWT), Perceived Waiting Time (PWT), and Disconfirmation also influence the level of patient satisfaction. Based on an initial survey, it was revealed that the waiting time for BPJS patients at the Regular Polyclinic of PMI Hospital Bogor still does not meet government standards, leading to low patient satisfaction. This study aims to examine the relationship between EWT, PWT, AWT, and Disconfirmation on BPJS patient satisfaction at the Regular Polyclinic of PMI Hospital Bogor in 2024. The research method uses a quantitative approach with a crosssectional study design involving 132 patient samples. Data collection was carried out through questionnaires, observations, and secondary data. The results of the study show a correlation between PWT, AWT, and Disconfirmation with BPJS patient satisfaction at the Regular Polyclinic of PMI Hospital Bogor in 2024, while EWT does not show a significant relationship with BPJS patient satisfaction. Recommendations for hospital improvements include providing a patient registration demo, doctor arrival monitor screens, priority counters for the elderly and children, and encouraging patients to complete satisfaction surveys and provide feedback. These findings can be enhanced in future research with improved instruments, sampling techniques, and deeper qualitative approaches."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>