Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 46185 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Moh Adib
"Dinas Kesehatan Kabupaten Pontianak dari tahun 1998 sampai tahun 2000 telah memperoleh Health Project IV dan melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan pendekatan jaminan mutu yaitu mulai dari seminar sadar mutu sampai ke pelaksanaan pemecahan masalah berdasarkan tim. Pendekatan jaminan mutu ini diutamakan untuk 4 PKD yaitu pelayanan antenatal, Imunisasi, Batuk dan Kesulitan Bernafas, dan Diare. Dukungan dana HP-IV sudah berakhir pada Desember 2000 sehingga perlu adanya strategi untuk membuat kesinambungan pendekatan jaminan mutu tahun 2001 sampai 2003. Sasaran dari analisis ini hanya satu PKD yaitu pelayanan antenatal dengan tujuan agar strategi yang dihasilkan lebih spesifik, disamping data tingkat kepatuhan bidan yang terus men ingkat dalam 3 tahun terakhir.
Untuk mengetahui strategi upaya mempertahankan kesinambungan penerapan pendekatan jaminan mutu pada pelayanan Antenatal tahun 2001 - 2003, dilakukan penelitiau terapan dengan berpedoman pads SUSTAINABILITY ANALYSIS dari Primary Health Care Management Advancement Programme yaitu menganalisis peluang - ancaman 10 faktor kesinambungan yang meliputi: Besaran target populasi - Tingkat Pengetahuan, sikap dan perilaku sasaran - Tingkat Kepatuhan petugas - Tingkat Kepuasan sasaran - Dukungan manajemen dan kapasitas organisasi - Komitmen politik - Sumber daya manusia Pemasukan - Pengeluaran - Lingkungan. Adapun tahapan yang dilalui yaitu: ldentifikasi pengguna, tujuan spesifik dan ruang lingkup kajian - Memperjelas sasaran kajian - Memutuskan tingkat ketelitian - Mengumpulkan data 10 faktor kesinambungan - Kajian strategik peluang dan ancaman 10 faktor kesinambungan melalui CDMG I - Memilih strategi dan membuat rumusan rencana kesinambungan melalui CDMG IL
Dari basil penelitian ini, diperoleh gambaran bahwa 5 faktor sebagai ancaman, 4 faktor sebagai peluang dan 1 faktor netraL Untuk menetralisasi ancaman dan memanfaatkan peluang yang ada, maka disusun 26 altematif strategi. Setelah dilakukan penelaahan maka dilakukan penggabungan beberapa alternatif strategi sehingga tinggal 16 strategi. Dad 16 strategi disepakati bahwa 10 strategi disusun rumusan rencana kesinambungannya untuk tahun 2001 dan 5 strategi akan dimulai tahun 2002 serta 1 strategi akan dimulai tahun 2003.
Penelitian ini memberi pengalaman bahwa SUSTAINABILITY ANALYSIS dari Primary Health Care Management Advancement Programme dapat diaplikasikan untuk membuat strategi kesinambungan penerapan pendekatan jaminan mutu pada peiayanan antenatal, walaupun berbagai data sulit didapat seperti pendapatan dan pengeluaran peiayanan antenatal secara rinci, sehingga membuat penelitian ini hanya membatasi did pada kajian strategik saja. Sedangkan untuk pengumpulan data yang lain relatif mudah bahkan beberapa data sekunder biasa tersedia di Dinas Kesehatan Kabupaten, sehingga penelitian ini juga memberi kesadaran bahwa sebetulnya banyak sekali data disekitar kita yang sernestinya dapat dioptimalkan untuk membuat suatu keputusan balk dalam rangka untuk menyelesaikan masalah maupun untuk membuat suatu perencanaan. Disamping itu penelitian ini juga memberi kita kesadaran bahwa bekerja secara tim, dapat dengan mudah/lebih ringan dalam memecahkan masalah yang komplek sekalipun.
Akhirnya peneliti menyarankan agar Tim Jaminan Mutu Dinas Kesehatan Kabupaten Pontianak betul-betul melaksanakan rumusan rencana kesinambungan yang telah disepakati bersama dan untuk memudahkan penerapan SUSTAINABILITY ANALYSIS pada program-program yang lain, agar ada laporan tentang tingkat kepuasan pelangganipasien secara berkala dari Puskesmas.

Analysis of Strategic Plan on the Sustainability of the Application of Quality Assurance Approach on Antenatal Service in Pontianak District West Kalimantan Province for the Year 2001 - 2003The Health Department of Pontianak District had been chosen to implement the Health Project IV of Ministry of Health since 1998 until 2000 and they had performed all series of activities of quality assurance approaches that ranged from awareness seminars to the implementation of team based problem solving. The quality assurance approach was mainly intended to improve 4 BHS, namely Antenatal Care, Immunization, Cough and Difficult Breathing, and Diarrhoea. Funding for HP-IV has been terminated since December 2000 so that now it is necessary to develop a strategy for the sustainability of quality assurance approach beginning 2001 until 2003. Analysis objective only antenatal care to get specific strategic, and data health workers' compliance rate through increase trend in three years ago.
To find out strategies or effort to sustain the application of quality assurance approach on Antenatal service for the year 2001 - 2003, an operational study was conducted by refereeing to SUSTAINABILITY ANALYSIS frame work of Primary Health Care Management Advancement Programme that analyzed opportunities and threats of 10 factors of sustainability including: Population size. Target group knowledge, attitudes and practice - Health workers' compliance rate - Clients satisfaction. Management support and organizational capacity - Political commitment - Personnel resources - Revenues - Expenditures ? Environment factors. The steps of study conducted were: Identify users, and specify the purpose and scope of the analysis - Clarify the objectives - Decide on the level of detail needed - Conduct strategic assessment on 10 factors of sustainability - Identify strategies for addressing threats and opportunities of 10 factors of sustainability by CDMG I and Select strategy and setting sustainability plan by CDMG II.
The result of study shows that there are 5 factors identified as threats, 4 factors identified as opportunities, and 1 neutral factor. To neutralize threats and utilize the existing opportunities, 26 alternative strategies were analyzed. Following the consensus of CDMG II, some strategies were combined that resulted in 16 strategies. Of the 16 agreed strategies, 10 strategies will bw implemented as inputs for setting the sustainability plan for 2001, 5 others shall commence in 2002, and I strategy shall be employed in 2003.
This study provides experience that SUSTAINABILITY ANALYSIS of Primary Health Care Management Advancement Programme is applicable for setting sustainable strategy of the application of quality assurance approach on Antenatal care, although more detailed data, including Antenatal care revenues and expenditures were hard to obtain. This will probably impact to the validity of the result. This study experienced a relatively easy data collection process. Data Inputs can be found in the existing system and it only process that similar studies/activities can be done where by existing local provider staff. This study also provides experience that teamwork helps to ease problem solving, even the complex one.
The researcher finally offers recommendations for Quality Assurance Team of Health Department of Pontianak District to execute the agreed sustainability plan and to utilize the SUSTAINABILITY ANALYSIS on other programs so that regular reports on client's level of satisfaction of Basic Health Services are available."
2001
T415
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Roem
"Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Siak 2005-2008, lokasi penelitian Dinas kesehatan Kabupaten Siak Propinsi Riau.Disain penelitian operasional ini menggunakan analisa data primer dan sekunder. Sebagai informan adalah Bupati, DPRD, Ketua Bappeda, Sekretaris Daerah, Organisasi profesi dan Tokoh Masyarakat. Tim Consensus Decision Making Group (CDMG), adalah Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala Sub Bag Perencanaan Program, para Kepala Sub Dinas, Kepala Rumah Sakit dan Kepala Puskesmas.
Visi "Kabupaten Siak Sehat 2010", dan Misi (1) Menggerakkan pembagunan daerah berwawasan kesehatan; (2) Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat; (3) Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau; (4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat termasuk lingkungannya.
Faktor Eksternal dan Internal; ekonomi, geografi, demografi, kebijakan umum, dana, sarana, SDM kesehatan. Strategi hasil dari IE matriks adalah Hold and Maintain dan strategi hasil analisis QSPM adalah (1) Pengembangan produk (2) Penetrasi pasar (3) Pengembangan pasar.
Balanced Scorecard program Dinas Kesehatan (1) Penataan organisasi dan Manajemen (2) Perencanaan dan Pengembangan SDM (3) Penataan Sistem Informasi Manajemen Kesehatan (4) Pemberdayaan Masyarakat dan Sosialisasi Pogram (5) Penataan program sub dinas (6) Negosiasi dan Avokasi dengan Tim Panitia Anggaran (7) Pengendalian, Pemantauan dan Evaluasi Kerja.
Penelitian ini menyarankan (1) Penataan Organisasi dan Infrastruktur (2) Perencanaan Kesehatan Terpadu (3) Pelayanan Kesehatan yang berorientasi kepuasan masyarakat (4) Peningkatan kemampuan petugas (5) Acuan penyusunan kegiatan tahunan dengan alat ukur kinerja
Daftar bacaan : 30 (1992 - 2003)

Riau Province Siak District Health Office Strategic Plan 2005-2008 This research has done is to get Siak district health office strategic plan 2005 --2008, research location is Siak district health office in Riau Province. The operational research design used primary and secondary data analyzing. The informants are : Bupati, DPRD, Bappeda, District professional organization, and community leader. Consensus Decision making groups ( CDMG) are : Head of Administration, division of programmer Planing Sub Division, head of Division in Siak district health office, Director of Siak district Hospital, and Head of Public Health Centre in Siak district.
Vision " Healthy Siak district 2010", and Mission are : (1) To mobilized local development in healthy circumstances (2) To encourage community in healthy life style (3) To maintain and progress good quality health service, equal, and affordable (4) To maintain and progress personal health, family and community including environmental.
Internal and external factor are : economic, geographic, demographic, public policy, budgetary, facilities, and health human resources. Output strategic from Matrix lE is Hold and Maintain, and output strategic from QSPM analyzing are : (1) Product development (2) Market Penetration (3) Market Development.
Health office Balanced Scorecard program are : (1) Management and organization structural (2) Planning and progressing human resources (3) Health information management system structural (4) Community empowerment and program socialization (5) Haelth office program structural (6) Advocacy and negotiation with local budgetary commission team (7) controlling, monitoring, and evaluating performance.
This research suggest (1) Infrastructure and organization structural (2) Integrated health planning (3) Health service based on community satisfaction (4) To increase personal skill (5) To make annual activities protocol on performance tool.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12867
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Triastuti
"Saat ini kondisi Laboratorium RSJP Bogor masih merupakan unit yang bersifat cost center. Seiring dengan perubahan status RSJP Bogor menjadi RS Perjan diharapkan Laboratorium bisa menjadi unit yang profit center. Sehingga dalam operasional pelayanannya diperlukan suatu perencanaan strategik.
Dalam penyusunan perencanaan strategik Laboratorium RS Jiwa Pusat Bogor dilakukan penelitian operasional dengan analisis data kualitatif dan kuantitatif. Penyusunan strategi dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu Tahap I Input Stage yang merupakan analisa lingkungan Internal dan External, Identifikasi faktor kekuatan, kelemahan dan faktor peluang serta ancaman yang dilakukan oleh Consensus Decision Making Group (CDMG) yang terdiri dari direksi, para kepala bidang dan para kepala Instansi.
Tahap II dilakukan Matching Stage, CDMG melakukan analisa dengan IE matrix dan BCG Matrix, yang menghasilkan beberapa alternatif strategi. Selanjutnya Tahap III adalah Decision Stage dengan menggunakan matrix QSPM untuk menentukan prioritas strategi.
Dari hasil penelitian pada Matrix IE, posisi Laboratorium RSJP Bogor berada pada posisi kuadran III yaitu Hold and Maintain dengan alternatif strategi yaitu Market Penetration dan Product Development. Sedangkan dengan BCG Matrix berada pada posisi kuadran II yaitu Question Mark dengan alternatif strategi market penetration dan product development.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Laboratorium RSJP Bogor masih memiliki peluang pasar yang besar dan dengan memaksimalkan kekuatan yang dimiliki serta meminimalkan kelemahannya diharapkan dapat meraih peluang yang ada. Sebagai saran, maka strategi yang terpilih perlu dijabarkan dalam bentuk kegiatan sehingga lebih mudah dioperasionalkan dan dipantau.

Now a days, the condition of RSJP Laboratory still a cost center unit. According to the changing of RSJP Bogor become RS Perjan we hope that the Laboratory will be the profit center unit. Within the operational services will need a strategic planning.
In heaps of strategic planning of Laboratory RSJP Bogor held the operational research of analysis from qualitative and quantitative data. The strategic heaps was done by ranking or step such as step 1 is Input Stage means Internal and External Environment analysis, identification of strengthen, weakness, opportunities and threatened factor done by Consensus Decision Making Group (CDMG) consist of Board of Director, and other staffs. Step II is Matching Stage, CDMG has analyzed with IE matrix and BCG matrix, has produced a few strategy alternative. Next step, step III is Decision Stage using QSPM matrix to set up the strategy priority.
From the result of IE matrix research, the position of RSJP Bogor Laboratory exists on position Quadrant III which Hold and Maintain with strategy alternative which is Market Penetration and Product Development. According to BCG matrix the position was Quadrant II is Question Mark with strategy alternative Market Penetration and Product Development.
The research has conclude that RSJP Bogor Laboratory still have a big market chance with maximizing the strengthen and minimizing the weakness, and hope to get the chance. As an advising, the strategy still need to apply on good activity means easy to operate and evaluate."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T9432
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boy Hazuki Rizal
"ABSTRAK
Perencanaan strategik merupakan kumpulan produk dari proses manaJemen
perusahaan untuk kondisi masa depan yang diharapkan (desired future). Ketika sebuah
perusahaan telah mendefinisikan bisnisnya, maka sesungguhnya perusahaan tersebut
telah menetapkan garis-garis yang membatasi wilayah-wilayah bisnis yang boleh (dan
yang tidak boleh) dimasukinya dan wilayah bisnis dimana ia harus (dan tidak seharusnya)
membangun capability on competence
Pasar Modal Indonesia mempunyai visi dan misi yang dituangkan dalam Cetak
Biru Pasar Modal Indonesia yang menjadi acuan kerja dari pelaku-pelaku pasar modal di
Indonesia. Cetak Biru Pasar Modal Indonesia direvisi setiap 5 (lima) tahun sekali dan
yang terbaru adalah edisi 2000-2004.
Pasar Modal Indonesia mempunyai 3 (tiga) lembaga utama yang mendukung
operasional, yaitu Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP), dan Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP). Peran dari masing-masing lembaga ini tertuang
jelas dalam UU no.8/1995. Undang-Undang Pasar Modal ini menyebutkan secara j~las
fungsi-fungsi apa yang ada dan harus ada dari tiap lembaga.
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (selanjutnya disingkat KPEI) berfungsi
sebagai LKP yang menyediakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa
yang teratur, wajar dan efisien telah secara resmi mendapat izin usaha dari Bapepam.
Dengan adanya fungsi penjaminan, KPEI mempunyai peran yang sangat strategis yaitu
sebagai mitra pengimbang. Peran ini sangat mempengaruhi perilaku investasi di Pasar
Modal Indonesia, karena memberikan jaminan atas penyelesaian transaksi bursa yang
dilakukan.
Sejak tahun 1996 hingga awal tahun 2000 ini, KPEI sebagai objek penelitian,
belum mempunyai perencanaan yang memadai. Hal inilah yang mendorong penul.is untuk
memformulasikan secara ilmiah perencanaan strategik KPEI dengan ruang lingkup
tinjauan atas visi, misi, tujuan dan sasaran dari perusahaan, analisa eksternal dan internal
dari perusahaan, analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat),
perhitungan posisi perusahaan dan usulan-usulan penulis untuk KPEI dalam perencanaan
masa yang akan datang.
Dalam melakukan penelitian ini penulis melakukan survei atas kondisi sekarang
melalui diskusi, kuesioner dan wawancara dengan karyawan. Berdasarkan hasil survei,
bahwa 71.43% karyawan tidak jelas mengenai visi dan misi perusahaan, 80.95% menilai
bahwa komunikasi dari visi dan misi perusahaan selama ini tidak pemah ada. Hal lain
yang juga terlihat adalah bahwa 71.34% dari karyawan tidak jelas mengenai tujuan dan
sasaran dari perusahaan untuk masa yang akan datang. Sehingga selama ini karyawan
bekerja berdasarkan day to day operasional tanpa mempunyai perencanaan yang jelas.
Selain dengan karyawan, diskusi dan wawancara juga dilakukan dengan para
pejabat setempat. Penulis bersama dengan para pejabat merumuskan daftar dari analisa
SWOT KPEI dan dari analisa ini kemudian dilanjutkan dengan perhitungan posisi dari
perusahaan dengan bobot dan skor yang disepakati. Dari hasil perhitungan, dengan
menggunakan Grand Strategy Matrix didapatkan posisi KPEI di kuadran 2 (dua) dari
matriks yaitu posisi dimana kesempatan lebih besar dari ancaman, dan kekuatan lebih
kecil dari kelemahan.
Berdasarkan hal di atas dan dari literatur-literatur yang dibaca, dengan
menggunakan asumsi-asumsi dasar penulis memformulasikan ulang visi, misi, tujuan dan
sasaran dari KPEI untuk masa yang akan datang.
"
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi S. Widjojo
"ABSTRAK
P.T. AdvanBank International, adalah suatu nama suatu bank yang disamarkan dan merupakan suatu Bank Umum yang diiniliki oleh beberapa pengusaha swasta nasional. Nama Bank tersebut dirasa perlu disainarkan, khususnya didalam rangka menjaga kerahasiaan bank dimaksud. Hal mi merupakan suatu kelaziman terjadi dibanyak usaha, demikian juga dibidang perbankan.
P.T. AdvanBank International merupakan bank yang beroperasi pada pertengahan tahun 1990 yakni setelah adanya kebijaksanaan Paket Oktober 1988 atau sering dikenal dengan "Pakto 1988". Paket kebijaksanaan Oktober 1988 merupakan kebijaksanaan deregulasi dibidang keuangan, moneter dan perbankan. Kebijaksanaan mi mentbawa pengaruh yang besar terhadap industri perbankan baik peningkatan jumlah bank baru, perluasan jaringan kantor maupun peningkatan usaha dan jenis jasa dan produk yang ditawarkan.
Pesatnya perkembangan jumlah bank dan juxnlah kantor bank tersebut telah inengakibatkan meningkatnya jumlah kebutuhan tenaga perbankan yang potensial, terjadinya kebutuhan dukungan teknologi dalam operasional bank, serta pola pikir dan sikap yang lebih bertanggung jawab dalam mengainankan kepentingan masyarakat. Para pendiri dan pemegang saham AdvanBank International adalah beberapa pengusaha inuda dari beberapa kelonipok usaha yang cukup terkenal. Sebagai bank umum komersil, bank mi cukup cepat perkembangannya, bahkan dianggap terlalu cepat bagi sebuah bank yang baru. Terlalu cepatnya perkeinbangan bank mi inenimbulkan inasalah pula, baik itu inasalah organisasi, teknologi, operasi, organisasi dan pengawasan.
Dengan dikeluarkannya kebijaksanaan moneter dibidang keuangan dan perbankan pada bulan Februari 1991 atau yang dikenal dengan istilah Paket Februari 1991 ("Paktni 1991"), maka perbankan mengalami perubahan mendasar karena perbankan dituntut untuk mementingkan sikap kehati-hatian didalam menjalankan usahanya.
Paket kebijaksanaan Februari 1991 tersebut dilaksanakan pemenintah berdasarkan berbagai pertimbangan antara lain dengan adanya globalisasi perbankan secara interna tional, seperti masalah peninodalan harus sesuai dengan ketentuan dari Bank for International Settlement (BIS).
Kebijaksanaan tersebut merupakan penyempurnaaafl dari ketentuan yang telah ada, antara lain:
(a) Pengawasan inaupun Pembinaan bank dilakukan dalam rangka inewujudkan sistem perbankan yang sehat dan effisien dalaxa arti
- dapat memelihara kepentingan masyarakat banyak
- berkembang dengan wajar
- berxnanfaat bagi perkembangan ekonomi Indonesia
(b) Pola pendekatan yang digunakan adalah bahwa sebagai leinbaga kepercayaan,"kesehatan" suatu bank merupakan kepentingan semua pihak yang terkait, balk peinilik dan pengelola bank, masyarakat sebagai pengguna jasa maupun Bank Indonesia selaku pengawas dan pembina bank.
(c) Untuk inencapai tujuan tersebut pada butir (a) dan dengan menggunakan pendekatan pada butir (b) maka terdapat dua hal yang perlu dilakukan
- perubahan pola pikir pihak yang terkait dengari upaya peningkatan usaha bank.
- Penyesuaian sisteni pengawasan dan pembinaan bank dalain deregulasi dan globalisasi
(d) Penyesuaian sistem pengawasan dan pembinaan bank
(e) Sentralisasi dalarn pelaksanaan kegiatan pengawasan dan penthinaan perbankan.
Dengan adanya kebijaksanaan tersebut inaka AdvanBank International menghadapi masalah strategis yang mempengaruhi rencana dan kebijaksanaan jangka panjang, khususnya didalam pengembangannya.
Tingkat kesehatan dari bank tersebut pada saat mi sangat mempengaruhi keberhasilan didalam melaksanakan rencana pengeiribangan bank khususnya didalairt perluasan jaringan cabang maupun peningkatan status rnenjadi sebuah bank devisa.
Sesuai kebijaksanaan Paktri 1991 tersebut maka sejauh mi untuk membuka cabang ataupun peningkatan status inenjadi bank devisa adalah sebagai berikut
1.Pembukaan Kantor Cabang dengan status dibawah kantor cabang - tingkat kesehatan dan permodalan bank dalam 12 bulan terakhir sekurang-kurarigflya dalain 10 bulan tergolong sehat dan 2 bulan selebihnya cukup sehat.
2. Pembukaan Kantor Cabang dengan status Kantor Cabang diluar negeri
- telah inenjadi bank devisa sekurang-kurangnya 1 tahun
- tingkat kesehatan serta permodalan dalam 24 bulan terakhir sekurang-kurangflya 20 bulan tergolong
sehat dan 4 bulan selebihnya cukup sehat.
Syarat menjadi Bank Devisa
- Bank yang bersangkutan dalam 24 bulan terakhir minimal 20 bulan tergolong sehat dan inempunyai perinodalan yang cukup dan 4 bulan selebihnya cukup sehat.
- Volume usaha sekurang-kurangflya sebesar Rp 100 milyard.
- Dana pihak III sekurang-kUrangflya Rp 80 milyard.
- Pinjaman yang diberikan sekurang-kuraflgflya sebesar Rp 75 inilyard.
Dengan adanya berbagai kebijaksanaan tersebut inaka didalam pengembanganflya rnaupun pertumbuhan baik dilihat dari segi total aktiva, jumlah jaringan cabang dan status bank, tidak saja dilihat dari jumlah dana yang dapat dihimpun dan disalurkan. Sesuai dengan ketentuan tensebut maka nilai tingkat kesehatan bank tersebut sangat menentukan pengembangannya. Sedangkan tingkat kesehatan bank ditentukan oleh berbagai faktor yang ada didalam bank, termasuk pegawai, pengelola dan pemilik bank itu sendiri. Walaupun faktor internal tersebut dipengaruhi pula oleh faktor eksternal yang merupakan lingkungan usaha secara global.
Menghadapi situasi, lingkungan usaha dan kondisi tersebut maka AdvanBank International perlu menetapkan kebijaksanaan dan strategi yang efektip agar berbagai kendala didalam pengembangannYa dapat diatasi dengan baik, sehingga berhasil dalam mencapai sasaran untuk menjadi bank yang sehat, dapat berkembang dengan baik, bermanfaat bagi perkembangan ekonoini nasional serta dapat membantu meningkatkan tarap hidup masyarakat banyak."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Freeman, R. Edward
Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1985
658.401 2 FRE s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmilah
"Menghadapi tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks serta kritis sudah selayaknya Akpernes Jakarta membekali diri dengan melaksanakan suatu perencanaan strategis yang tertuang dalam perencanaan strategik Akpernes Jakarta tahun 2001-2005.
Perencanaan strategik Akpernes Jakarta disusun dengan menggunakan metode penelitian operational (operational research) dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Input Stage adalah tahap pertama dari perencanaan strategik yaitu melakukan evaluasi faktor eksternal dan evaluasi faktor internal organisasi Akpernes yang dilakukan oleh Consensus Decision Making Group (CDMG). Anggota CDMG terdiri dari Pelaksana Harian Direktur (PLH), pembantu direktur (Pudir) I , Pudir II, sub bagian Administrasi umum, sub bagian Administrasi Akademi dan kemahasiswaan serta 2 (dua) orang dosen senior.
Tahap kedua adalah melakukan matching antara metode Internal-External Matrix (IE-Matrix) dan TOWS Matrix, sedangkan tahap ke tiga melakukan pilihan strategi terbaik dengan menggunakan Quantitative Strategic Planning Matrix (QPSM).
Analisis dengan IE Matrix memperlihatkan Akpernes Jakarta berada pada posisi kuadran V yang berarti direkomendasikan untuk menerapkan strategi memelihara dan mempertahankan (Hold and Maintain) dengan strategi Market Penetration dan Product Development.
Mempergunakan TOWS matrix Akpernes Jakarta berada pada posisi kuadran II yakni internal fix it quadrant yang berarti menerapkan strategi product development dan market development.
Setelah memperhitungkan hasil yang di dapat dengan IE matrix dan TOWS matrix maka Akpernes Jakarta akan mempergunakan strategi Product Development, dalam menjalankan pendidikan Akpernes di masa mendatang.
Saran yang dapat penulis kemukakan agar tetap seiring dengan visi, misi dan tujuan jangka panjang yang telah ditetapkan maka dalam perencanaan strategi perlu dilakukan sosialisasi, pemantauan dan evaluasi secara berkala.

Strategic Planning of Academic of Nursing (Anesthesia Program) at Jalan Kimia 22- 24 Central Jakarta Year 2002 - 2005Facing the society demand and necessity which is getting complex and critically it is only necessary that Akpernes Jakarta supplies itself by implementing certain strategic steps in Strategic Planning of Akpernes Jakarta of the year 2002 - 2005. Strategic planning of Akpernes Jakarta is developed by using operational research method with both qualitative and quantitative approaches.
Input stage which is the first stage of strategic planning is making evaluation of internal and external factors of Akpermes organization. The evaluation is done by Consensus Decision Making Group (CDMG). The member of CDMG consist of Chief Operational Officer, First Assistant to the Director, Second Assistant to the Director, Sub division of General Administration, Sub division of Academic Administration and University Student Affair and also two University level instructors.
IE Matrix analysis shows that Akpernes Jakarta is on quadrant V position. It means that Akpernes Jakarta is recommended to apply bold and maintain strategy with market penetration and product development strategies. With TOWS matrix analysis shows that Akpernes Jakarta is on quadrant II position namely Internal fix it quadrant, which means to accommodate product development and market development strategies.
After calculating IE matrix and TOWS matrix result, Akpernes Jakarta will make Product Development strategies in performing Akpernes education in the next future. It is suggested after that after the planning process, it is needed to conduct socialization, monitoring, and evaluation in order to implement the strategic plan with the perspective of its vision, mission and long term goal that has been committed before."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T5248
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinsigus
"Menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat sekarang ini apotik Kimia Farma di RSUD Dr Doris Sylvanus Palangkaraya berencana melakukan kiat-kiat bisnis yang tepat untuk menyiasatinya. Untuk itu dibuat suatu perencanaan strategik yang sejalan dengan visi, misi dan budaya perusahaan PT Kimia Farma sebagai perusahaan induk yang tertuang dalam Perencanaan strategik Apotik Kimia Farma di RSUD Dr Doris Sylvanus Palangkaraya Tahun 2001-2004.
Perencanaan strategik Apotik Kimia Farma di RSUD Dr Doris Sylvanus Palangkaraya disusun dengan menggunakan metoda penelitian operasional (Operational Research) dengan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam dan pendekatan kuantitatif dengan analisis runtun waktu (time series analisis).
Tahap pertama dan perencanaan strategik ini adalah melakukan analisis faktor-faktor eksternal dan internal apotik (input stage). Analisis ini dilakukan oleh Consensus Decision Making (CDM) Group yang terdiri dari Apoteker Pengelola Apotik (APA) apotik Kimia Farma di RSUD Dr Doris Sylvanus Palangkaraya, Apoteker Pengelola Apotik (APA) apotik Kimia Farma lain, pejabat struktural, serta staf senior kantor cabang PT Kimia Farma di Palangkaraya. Berikutnya dalam tahap kedua melakukan penyesuaian (matching) dengan metoda Internal-External Matrix (IE-Matrix), TOWS-Matrix dan BCG Matrix (matching stage). Pada tahap ketiga sebagai tahap terakhir melakukan pilihan strategi terbaik menggunakan matriks QSPM (decision stage).
Analisis dengan IE-Matrix memperlihatkan apotik Kimia Farma di RSUD Dr Doris Sylvanus Palangkaraya berada pada posisi kuadran V yang berarti apotik direkomendasikan untuk menerapkan strategi memelihara dan mempertahankan (hold and maintain) dengan strategi market penetration dan product development. Mempergunakan TOWS-Matrix apotik Kimia Farma di RSUD Dr Doris Sylvanus Palangkaraya berada pada posisi kuadran II yaitu internal-fix-it-quadrant yang berarti apotik direkomendasikan untuk menerapkan strategi-strategi yang dua strategi diantaranya adalah strategi market development dan product development. Analisis menggunakan BCG-Matrix memperlihatkan posisi apotik Kimia Farma di RSUD Dr Doris Sylvanus Palangkaraya berada pada kuadran I (stars) yang berarti menunjukkan keberhasilan apotik sebagi market leader dalam pasar obat generik dan obat generik berlogo.
Mempertimbangkan hasil yang diperoleh dari analisis dengan mempergunakan IE Matrix, TOWS-Matrix dan BCG-Matrix, maka apotik apotik Kimia Farma di RSUD Dr Doris Sylvanus Palangkaraya akan mempergunakan strategi market penetration, market development dan product development dalam menjalankan bisnisnya dimasa-masa datang.
Sosialisasi dan pelaksanaan perencanaan strategik ini sebaiknya segera dilakukan, juga dengan terus melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala (periodik) agar tetap sejalan dengan visi, misi dan tujuan jangka panjang yang telah ditetapkan.

Strategic Planning of Kimia Farma Drugstore at Dr Doris Sylvanus Hospital Palangkaraya Year 2001-2004To face the competitive business which grows rapidly and strictly nowadays, Kimia Farma Drugstore at Dr. Doris Sylvanus Hospital Palangkaraya is planning to apply the best business strategy ini order to be able to struggle and compete in the business competition. Therefore, strategic planning should be arranged in accordance with the vision, mission, and culture of PT Kimia Farma as the holding company which can be seen in the strategic planning of Kimia Farma Drugstore at Dr. Doris Sylvanus Hospital Palangkaraya year 2001-2004.
The strategic planning of Kimia Farma Drugstore at Dr. Doris Sylvanus Hospital Palangkaraya should be arranged by using the operational research with qualitative approach like indepth interview and quantitative approach such as time series analysis.
The first stage of the strategic planning is the input stage which analyzes the external and internal factors. Such analysis is done by the consensus decision making group which consists of the managers' pharmacy of the Kimia Farma Drugstore at Dr. Doris Sylvanus Hospital Palangkaraya, managers' pharmacy of other the Kimia Farma Drugstore, structural staff; and senior staff of PT Kimia Farma branches in Palangkaraya. The next step is the matching stage using the Internal-External matrix (IE-Matrix) method, TOWS-Matrix and BCG-Matrix. The last step is the decision stage to choose the best strategy using the QSPM-Matrix.
The IE-Matrix analysis shows that the position of Kimia Farma Drugstore at Dr. Doris Sylvanus Hospital Palangkaraya is at quadrant Y. It means that Kimia Farma Drugstore is recommended to apply the hold and maintain strategy using market penetration and product development strategy. Meanwhile, the use of TOWS-Matrix brought the Kimia Farina Drugstore at Dr. Doris Sylvanus Hospital Palangkaraya to be at quadrant II or what so called internal-fix-it-quadrant which means that it is recommended to apply some strategies such as market development and product development strategy. On the other hand, use of BCG-Matrix analysis caused Kimia Farma Drugstore at Dr. Doris Sylvanus Hospital Palangkaraya to be at quadrant I which shows the success of that pharmacy as the market leader of generic medicine and generic medicine with logo.
Considering the result taken from the analysis using IE-Matrix, TOWS-Matrix and BCG-Matrix, the Kimia Farma Drugstore at Dr. Doris Sylvanus Hospital Palangkaraya is going to apply the market penetration, market development and product development strategies in running its business in the future.
The socialization and application of the strategic planning should be done right away, and also makes periodic monitoring and evaluation in order that it is always in accordance with the vision, mission and the long term target of the company."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T8323
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfi Atmansyah
"Dunia bisnis dewasa ini dihadapkan pada perubahan-perubahan eksternal yang semakin kerap terjadi, dengan sendirinya as harus mampu beradaptasi menghadapi perubahan tersebut. Pengembangan investasi, perluasan dan diversifikasi usaha yang demikian cepat tahun 1990, dianggap kurang diimbangi dengan kesiapan manajemen maupun tersedianya sumber daya manusia yang memadai.
Bagaimana kiat menghadapi segala perubahan sekaligus mengantisipasi perubahan tersebut? Bagaimana unit unit ekonomi atau aktor dapat memutuskan berapa banyak sumber daya dapat dimanfaatkan dan dikembangkan dalam perputaran roda perusahaan? Itulah pertanyaan pokok yang mendasari pemikiran dalam tulisan ini yang mencoba menemukan benang merah yang menjembatani antara praktek-praktek dalam pengambilan keputusan oleh para manajer puncak yang ditempatkan sebagai aktor dan kepeduliannya terhadap pengembangan sumber daya manusia.
Penelitian ini mengacu kepada konsep Sistem yang mengasumsikan bahwa organisasi sebagai suatu sistem akan saling berinteraksi dan saling mempengaruhi diantara sub-sub sistemnya dan dengan supra sistemnya. Agar dapat berinteraksi dengan seimbang, organisasi perlu menjaga stabilitas sistemnya_ Usaha tersebut merupakan dasar kegiatan pimpinan organisasi yang bersifat strategik. Pandangan manajamen strategik tersebut membawa konsekuensi bahwa bila terjadi perubahan pada suatu komponen yang manapun akan berpengaruh kepada beberapa aiau seluruh komponen. Wright dan Robins menegaskan bahwa peagaturan manajemen strategik memainkan peranan penting dalam lingkungan untuk menuju survive dan growth. Analisis SWOT mendasari dan mengarahkan manajemen strategik tersebut.
Penelitian bertujuan mengkaji hubungan antara orientasi strategik perusahaan yang mengacu kepada konsep manajemen strategis perusahaan dengan pengembangan sumber daya manusia.. Lebih spesifik, penelitian ini berusaha untuk mengetahui proses perencanaan strategik pemecahaan dan penetapan kebijakan dasar yang sesuai dengan pengembangan sumber daya manusia. Selain itu juga ingin mengungkapkan analisis SWOT yang dilakukan Berta masalah-masalah yang dihadapi dalam pengembangan sumber daya manusia.
Penelitian ini merupakan studi kasus mengenai Hadji Kalla Group. Jenis penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan memanfaatkan kepustakaan, sedangkan data primer sangat mengandalkan wawancara semi terstruktur dan wawancara mendalam kepada unsur-unsur pimpinan dalam manajemen Hadji Kalla Group.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hadji Kalla Group dalam pengelolaan sumber daya manusia menetapkan suatu strategi manajemen sumber daya manusia yang merupakan dasar dari semua kegiatan perencanaan dalam divisi sumber daya manusia, khususnya kegiatan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia. Melalui strategi manajemen sumber daya manusia, setiap kegiatan manajemen sumber daya manusia di Hadji Kalla Group selalu dihubungkan dengan proses strategi manajemen dan perencanaan bisnis perusahaan yang didahului dengan analisis terhadap kemampuan internal dan eksternal perusahaan.
Saran yang dikemukakan berangkat dari adanya tuntutan dunia usaha yang membutuhkan antisipasi terhadap perubahan lingkungan yang cepat dan adaptasi perusahaan terhadap perubahan tersebut melahirkan kecenderungan perusahaan untuk melakukan diversifikasi usaha kesegala bidang usaha. Kecenderungan ini menuntut tersedianya sistem informasi dalam manajemen sumber daya manusia yang mampu menyajikan data secara akurat, cepat dan Up to date."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trisna Setiawan
"Meningkatnya persaingan dan tuntutan mutu pelayanan terhadap puskesmas serta munculnya tuntutan kemandirian dalam aspek pembiayaan kesehatan di daerah telah mendorong puskesmas agar dikelola secara profesional. Selain itu, masih adanya kelemahan manajemen puskesmas seperti sumber daya manusia yang masih terbatas dalam kuantitas dan kualitasnya, sumber keuangan belum mencukupi, sistem informasi masih dilakukan secara manual dan sarana/prasarana puskesmas masih belum sesuai dengan kebutuhan. Dalam era otonomi, Puskesmas didorong untuk menyusun perencanaan yang matang sesuai dengan analisis situasi setempat dalam bentuk rencana strategis (renstra) puskesmas. Penyusunan renstra puskesmas semakin menjadi prioritas setelah adanya mandat berupa SK Kadinkes Kota Depok nomor 440/30/Kpts/Pr-2002 yang mengharuskan setiap puskesmas yang ada di Kota Depok menyusun renstra.
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun renstra Puskesmas Cimanggis tahun 2004 - 2008, yang untuk selanjutnya dapat digunakan oleh pimpinan puskesmas sebagai acuan dalam menyusun perencanaan dan penganggaran tahunan puskesmas. Ruang lingkup penelitian dilakukan di Puskesmas Cimanggis, Dinkes Kota Depok, BPS Kota Depok, dan sarana kesehatan yang ada di sekitar puskesmas.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, concerrsus decision making group dan kajian dokumen.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang menjadi peluang adalah lokasi puskesmas strategis, tarif murah, ekonomi stabil, tingginya kepadatan penduduk dan banyaknya industri. Faktor yang menjadi ancaman adalah meningkatnya tuntutan mutu, kebijakan dana operasional yang belum menunjang puskesmas, teknologi pesaing lebih baik, bertambahnya jumlah pesaing dan beragamnya jenis penyakit. Faktor yang menjadi kekuatan adalah puskesmas sebagai tempat rujukan, adanya layanan rawat inap, produk layanan lebih banyak, buka pagi dan sore hari serta kegiatan pemasaran yang baik. Faktor yang menjadi kelemahan adalah keuangan tidak memadai, SDM masih kurang, belum ada layanan spesialis, Organisasil manajemen dan sistem informasi belum berkembang.
Kesimpulan pada penelitian ini adalah posisi puskesmas yang dianalisis dengan matriks IE berada pada sel V yaitu pelihara dan bertahan, dengan altematif strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Sedangkan posisi yang sesuai dengan matriks SPACE berada pada kuadran konservatif dengan alternatif strategi penetrasi pasar, pengembangan produk, pengembangan pasar dan diversifikasi konsentrik. Pada tahap matching dihasilkan strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Pada tahap menentukan prioritas dengan QSPM terpilih pengembangan produk diikuti dengan penetrasi pasar.
Disarankan jenis kegiatan untuk strategi pengembangan pasar adalah menambah kapasitas rawat inap, membuka layanan spesialis anak, membuka layanan gigi sore hari, mengembangkan rumah bersalin dan layanan laboratorium. Sedangkan kegiatan untuk strategi penetrasi pasar adalah membuka puskesmas pembantu, mengaktifkan pusling, mengembangkan kerjasama dengan perusahaan dan sektor informal serta mengembang kan program dokter keluarga.

High competition and increasing demand of Public Health Center (PHC) service quality as well as requirement for regional health financing independency has drive the tendency to organize PHC professionally.
Several PHC management weakness found are : the lack of human resources, inadequate financing resource, manual information system as well as facilities and infrastructure that has not yet meet the real need. All of these factors has force PHC to make a good sequential strategic plans in the form of PHC Strategic Planning. The need for a PHC Strategic Planning has become a top priority following the mandate of SK Kadinkes Kota Depok No 440!301KptslPr-2002 that requires each PHC in Depok to compile its Strategic Planning.
This research aim to provide Strategic Planning for PHC Cimanggis for the period of 2004 - 2008, which afterwards could be used by PHC top management as a guidance in writing their Annual Budget Planning,
The research is conducted at the Public Health Center Cimanggis, Dinkes Depok, BPS Depok with its health facilities in the surrounding. Data is collected using the method of indepth interview, consensus decision making and document study.
Result of the study has disclosure : Opportunity factors are strategic location of PHC, low charge for the service, economic stability, high demography density and many industries. Threat factors are increasing requirement to quality, policy of operational financing, competitor's higher technology, as well as the increase number of competitors and various diseases existed. Strength factors are PHC use as reveral, overnight care provided, broader product services, longer open hours in the morning and afternoon as well as fine marketing activities. Weakness factors are insufficient finance, unorganized human resource, nothing specialist service, undeveloped information system and management.
In conclusion, using the 1E matrix, PHC is positioned at cell V, Hold and Maintain with alternative strategic are market penetration and product development. In the other hand, using SPACE matrix, PHC is suite to Conservative Quadrant with alternative strategic are market penetration, product development, market development and concentric diversification.
For increase the success of PHC Strategic Planning, so suggested for product development, activities recommended are adding overnight care capacity, open up pediatric services, provide dental service in the afternoon, build up maternity care with its laboratory service. For market penetration, activities recommended are open assist PHC, activate pulsing, widen cooperation and informal sector companies and initiate family doctor.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12669
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>