Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182718 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Fukuyama, Francis
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005
321.050 905 FUK m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mikhail Rifqi Rinaldi
"Makalah Non-Seminar ini menggali dampak transformatif analitika bisnis dalam organisasi saat ini. Analitika bisnis melibatkan pemeriksaan menyeluruh terhadap data bisnis, mengintegrasikan wawasan dari analisis ke dalam pengambilan keputusan dan perencanaan strategis. Yang dulunya dianggap sebagai produk samping era informasi, data kini telah berkembang menjadi sumber daya berharga, mendorong inovasi dan keunggulan kompetitif. Tantangan dalam menggali wawasan bermakna dari data diakui. Studi ini menilai artikel-artikel penting seperti "The Analytics Mandate," "Big Data: The Management Revolution," "Business Analytics: Why Now and What Next?," "Building the AI-Powered Organization," dan "Analytics as a Source of Business Innovation." Secara kolektif, artikel-artikel ini menekankan pentingnya analitika pada abad ke-21, menyoroti perannya dalam memanfaatkan sumber daya data yang melimpah, mempromosikan pengambilan keputusan berbasis data, dan beradaptasi dengan lingkungan bisnis yang dinamis. Artikel-artikel yang ditinjau memiliki interpretasi umum tentang analitika sebagai penggunaan data untuk perencanaan berbasis fakta, pengambilan keputusan, dan pembelajaran. Mereka menekankan permintaan yang meningkat terhadap analitika sebagai sarana untuk menjaga keunggulan kompetitif. Perusahaan yang mengadopsi pengambilan keputusan berbasis data terbukti lebih unggul dari pesaingnya, menghasilkan peningkatan produktivitas dan profitabilitas. Contoh nyata dari Sears Holdings dan Nedbank disajikan untuk mengilustrasikan bagaimana analitika meningkatkan efisiensi dan ketepatan pemasaran. Diskusi juga mengeksplor temuan survei dalam artikel "Analytics as a Source of Business Innovation," yang mengungkap keuntungan kompetitif yang meningkat, peningkatan inovasi, peran tata kelola data, dan peluang yang diciptakan oleh mesin pintar. Bagian diskusi kritis mengevaluasi efektivitas artikel-artikel tersebut, memuji penggunaan metafora, kejelasan, dan aplikasi dunia nyata. Ini juga menyoroti istilah-istilah yang mungkin memerlukan penjelasan bagi pembaca. Pengenalan Tiga Tingkatan Kematangan Analitika—Inovator Analitik, Praktisi Analitik, dan Tantangan Analitik—mencategorikan perusahaan berdasarkan tingkat kecanggihan analitika. Implikasi untuk praktik menekankan tahap awal pengadopsian analitika, menyajikan banyak peluang untuk pertumbuhan pendapatan, pengurangan biaya, dan manajemen risiko. Tren dalam praktik organisasi yang berfokus pada data menekankan perlunya memperlakukan data sebagai aset berharga, mempromosikan berbagi data, mengatasi interpretasi yang beragam, dan berbeda melalui analitika. Sebagai kesimpulan, paper ini menegaskan bahwa adopsi luas analitika sedang membentuk praktik organisasi. Keberhasilan perusahaan dalam bidang ini tidak hanya bergantung pada pengenalan potensi analitika tetapi juga pada pembentukan budaya analitis, penerimaan pemikiran inovatif, dan transformasi praktik bisnis. Munculnya analitika bisnis diakui sebagai revolusi yang tidak dapat diabaikan yang sangat penting untuk menjaga daya saing dalam lanskap bisnis kontemporer.

This paper dives into the transformative impact of business analytics in today's organizations. Business analytics entails a thorough examination of business data, integrating insights from the analysis into decision-making and strategic planning. Once considered a byproduct of the information era, data has now evolved into a valuable resource, fueling innovation and competitive advantage. The challenges of extracting meaningful insights from data are acknowledged. The study assesses pivotal articles such as "The Analytics Mandate," "Big Data: The Management Revolution," "Business Analytics: Why Now and What Next?," "Building the AI-Powered Organization," and "Analytics as a Source of Business Innovation." Collectively, these articles underscore the increasing importance of analytics in the 21st century, emphasizing its role in utilizing abundant data, promoting data-driven decision-making, and adapting to dynamic business environments. The reviewed articles share a common interpretation of analytics as the use of data for fact-based planning, decision-making, and learning. They highlight the growing demand for analytics as a means to maintain a competitive edge, showcasing that companies embracing data-driven decision-making outperform competitors, leading to improved productivity and profitability. Real-life examples from Sears Holdings and Nedbank are presented to illustrate how analytics enhances efficiency and marketing precision. The discussion also explores survey findings in the "Analytics as a Source of Business Innovation" article, revealing increased competitive advantages, a surge in innovation, the role of data governance, and opportunities created by smart machines. The critical discussion section evaluates the articles' effectiveness, praising their use of metaphors, clarity, and real-world applications. It also points out unfamiliar terms that may need clarification for readers. The introduction of the Three Levels of Analytics Maturity—Analytical Innovators, Analytical Practitioners, and Analytically Challenged—categorizes companies based on their sophistication in analytics. Implications for practice underscore the early stages of analytics adoption, presenting numerous opportunities for revenue growth, cost reduction, and risk management. Trends in data-centric organizational practices stress treating data as a valuable asset, promoting data sharing, addressing diverse interpretations, and achieving differentiation through analytics. In conclusion, the paper asserts that the widespread adoption of analytics is reshaping organizational practices. Success in this field is not solely dependent on recognizing analytics potential but also on fostering an analytical culture, embracing innovative thinking, and transforming business practices. The rise of business analytics is acknowledged as an undeniable revolution crucial for maintaining competitiveness in the contemporary business landscape."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aura Pijar Matahati
"Ketimpangan sosial menjadi suatu permasalahan sosial yang terjadi di Rusia pada abad ke-19 dan abad ke-21. Penelitian ini menganalisis representasi ketimpangan sosial yang terdapat dalam film Холоп (Budak) karya Klim Shipenko tahun 2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan mendeskripsikan tanda-tanda adanya ketimpangan sosial di Rusia pada abad ke-19 dan abad ke-21 yang digambarkan pada film ini melalui cuplikan-cuplikan dan dialog. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif analisis representasi Stuart Hall. Teori representasi dari Stuart Hall membantu mengidentifikasi dan mengeksplorasi bukti adanya ketimpangan sosial di Rusia melalui analisis encoding dan decoding. Berdasarkan penelitian ini, dapat diketahui tanda-tanda ketimpangan sosial dalam film dapat dikategorikan berdasarkan kelas sosial, status sosial, dan kekuasaan sesuai tiga aspek utama ketimpangan sosial dari Max Weber. Penelitian ini mengungkapkan kritik sosial yang mencakup konflik antarkelas dan status sosial, ketidaksetaraan, dan penyimpangan kekuasaan di Rusia abad ke-19 dan abad ke-21. Selain itu, penelitian ini juga memberikan wawasan mengenai film melalui penyampaian kritik sosial dengan memperlihatkan tanda-tanda ketimpangan sosial di Rusia yang dapat memengaruhi pandangan penonton terhadap kondisi sosial di Rusia.

Social inequality has been a persistent social issue in Russia in the 19th century and 21st centuries. This research analyzes the representation of social inequality in the movie Холоп (Slave) by Klim Shipenko in 2019. This research aims to explore and describe the signs of social inequality in Russia in the 19th and 21st centuries which are portrayed in this film through scenes and dialog. The method used in this research is qualitative representation analysis of Stuart Hall. The Representation Theory of Stuart Hall helps to identify and explore the evidence of social inequality in Russia by analyzing encoding and decoding. Based on this research, the signs of social inequality in the movie can be categorized based on social class, social status, and power, based on Max Weber's aspects of social inequality. This research examines the social critique of social class and social status conflicts, inequality, and the irregularities of power in Russia in the 19th and 21st centuries. Furthermore, this research also gives insight into the movie through the delivery of social criticism by showing signs of social inequality in Russia that can influence the audience's point of view of social conditions in Russia."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dibyo Utomo
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Agus Iskandar
"Permasalahan selalu mengundang perbedaan pendapat, dan Internasional hukum dari perbedaan ini , akan di hasilkan hal-hal baru yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu hukum. Demikian pula dengan masalah hukum yang pernah terjadi beberapa dasawarsa yang lalu setelah usainya perang dunia kedua, yaitu dengan dibentuknya Mahkamah Militer Internasional, untuk mengadili para penjahat perang dunia kedua. Fihak Sekutu sebagai pemenang perang berfikiran bahwa dai am perang dunia kedua ini kejahatan perang sudah dalam batas menghawatirkan peradaban manusia. Oleh sebab itu sanksi atas pelanggaran hukum perang harus ditegakan. Atas dasar hal itu maka didirikanlah Mahkamah Militer Internasional. Disisi lain fihak Jerman dan Jepang sebagai fihak yang kalah dalam perang tidak bisa menerima cara tersebut, karena selain mereka adalah fihak terdakwa, mereka juga beranggapan bahwa didirikannya mahkamah tersebut oleh Sekutu dan dilaksanakannya proses peradilanya oleh ahli-ahli hukum negara Sekutu, adalah merupakan balas dendam yang terselubung» Selain itu dalam pelaksanaannya, terdapat tatacara yang tidak lazim menurut tatanan hukum yang telah ada. Dalam kenyataanya, mahkamah tersebut tetap dilaksanakan dan mempunyai dampak positif bagi perkembangan hukum internasional."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1989
S25629
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soemarsaid Moertono
"BUKU KLASIK ini mengupas kedudukan raja dan seni mengelola kekua saan di Jawa masa lampau, mulai dari segi magis-religius raja, struktur kekuasaan, hingga pembiayaan negara. Dapat dibaca, raja Jawa memiliki kekuasaan tak terbatas, namun ia dituntut berlaku adil, bijak sana, dermawan, dan mampu menjaga ketenteraman negara. Dapat dibaca pula, struktur kekuasaan di Jawa sangat rentan pemberontakan sehingga kedudukan raja senantiasa rapuh. Buku ini dapat menjadi latar belakang dalam memahami politik Indonesia sekarang."
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2017
959.82 SOE n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Muhamad
"ABSTRAK
Between 2000-2005 period, Malaysia intensively conducting efforts in increasing its military capacity. The country quick recovery from 1997 economic crisis made it possible for this step. On the other hand, Indonesia economic condition yet to recover. This have caused the imbalance of military strenght between both countries. In fact, between Southeast Asian countries, Indonesia defense budgets
are the lowest in the region. With this recognition, along with the increasing amount of security problems faced by Indonesia, this country then consistenly pursue numerous actions in order to fill the
gap in the military posture. Slowly, the nation?s defense budget are increased to achieve this objective. But in the process, the military build-up by Indonesia, and Malaysia, appear to shadows the bilateral relations. Each country military build-up actions, are always followed by the other. By few, these trend could induce arms race between Indonesia and Malaysia. The relationship of two nations seems to support this view. Bilateral relations between Indonesia dan Malaysia, historically, cannot be said free from troubles. Until today, there are still numerous issues hampering Indonesia-Malaysia relations, such
as border disputes over several outstanding border problems in Kalimantan, dan the lattest, the ambalat case in 2005. Through depht analysis, the view of arms race between Indonesia and Malaysia, are
proven wrong. Beside the absence of hostile intentions, the domestic factors are the biggest reason for Indonesia to achieve better military strenght. This reasons include the increasing transnational crimes activities in Indonesia territorial?s dan modernization of military weaponry for the quest of deterrence capability. From
Indonesia perspective, Malaysia military modernization did not triger the actions. On the other hand, Malaysia military modernization mostly affected by ?Singapore factor?, rather than Indonesia. This shows that the military capability improvement by both countries are cannot be characterize as an arms race. The motives are also
absolutely far from competition. Nevertheless, both countries actions in enhancing its military capability, have had an impact for the region. Despite the internal motives and the moderat characterization
of both military build-up, increasing defense budget that followed by weapons purchasing have triger other countries in the region to take the same steps. In the context of good neighbour principles and the importance of confidence and trust building, the enhancement of military capability supposedly conducted in full transparency and openness attitude. And, in order to prevent any disturbance to the
peace and security in Southeast Asia, then, military capability enhancement must be taken in a moderate manner. "
2007
T 22910
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pratama Putra Prasetya
"Resesi ekonomi yang terjadi di Nikaragua akibat menurunnya bantuan finansial dari Venezuela sejak tahun 2014 secara bertahap telah berdampak pada stabilitas ekonomi dan politik rezim Daniel Ortega di Nikaragua. Pada tahun 2018 pemerintah Ortega mengumumkan kebijakan reformasi sistem jaminan sosial (INSS) yang telah menimbulkan reaksi protes masyarakat sipil. Tidak lama tuntutan mobilisasi massa berubah menjadi protes untuk menurunkan rezim otoriter Ortega. Dalam merespon situasi tersebut, pemerintahan Ortega justru meningkatkan tindakan koersif dengan melakukan represi dan kekerasan terhadap kelompok masyarakat dan oposisi yang memicu adanya sanksi komunitas internasional. Hal ini telah menciptakan suatu krisis multidimensional yang menimpa rezim. Kendati begitu, ketika dihadapkan pada serangkaian krisis dan gelombang perlawanan masyarakat, nyatanya rezim Ortega dapat tetap bertahan dan merestabilisasi keadaan. Oleh sebab itu, fokus utama dari penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi durabilitas rezim Ortega. Bagaimana ia mampu bertahan di tengah situasi krisis yang ada. Adapun, peneliti menggunakan kerangka teori mengenai kekuatan infrastruktural negara dan mekanisme infrastruktural yang dikembangkan oleh Slater dan Fenner (2011), untuk menjelaskan faktor kausalitas. Kemudian, dalam membantu mengoperasionalisasikan teori, penelitian ini menggunakan metode theory-guided process tracing (TGPT). Hasil dari temuan penelitian menunjukkan bahwa peningkatan tindakan koersif negara (coercing rivals) dalam bentuk pengerahan aparat kepolisian dan kelompok paramiliter, pada saat terjadinya krisis menjadi faktor kunci yang mempengaruhi durabilitas rezim Ortega.

The economic reccesion that occurred in Nicaragua due to a decrease in financial assistance from Venezuela since 2014 has gradually affected the economic and political stability of the Daniel Ortega regime in Nicaragua. In 2018 Ortega’s government announced a social security system reform policy (INSS) which has triggered protests from civil society. Soon the demands of mass mobilization turned into a protest to bring down Ortega’s authoritarian mode of regime. In responding to this situation, Ortega government increased the coercive actions instead, by carrying out repression and violence against civil society and the opposition which caused sanctions from the international community. This situation has created a multidimensional crisis that fell upon the regime. Nevertheless, despite being confronted with a series of crises and mass revolts, in fact the Ortega regime was able to survive and manage to restabilize the situation. Therefore, the main focus of this research is to identify the factors that caused the Ortega’s regime durability. How it managed to survive amidst the existing crisis. In pursue to explain the causal factors, this research employs the theoretical framework of state infrastructural power and infrastructural mechanisms developed by Slater and Fenner (2011). Then, to be able operationalize the theory, this study has adopted theory-guided process tracing method (TGPT). The findings of this study indicate that the increased in state coercive mechanisms (coercing rivals), such as deploying the police apparatus and paramilitary groups during times of crises, constitutes a key factor that affect the durability of the Ortega regime."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>