Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124626 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Kajian perkembangan industri dan perdagangan domestik sektor produk tekstil, kulit, kimia, dan karet dimaksudkan untuk memberikan masukan kepada Indonesia untuk meningkatkan partisipasi pada aktivitas ISO/TC produk tekstil, kulit, kimia, dan karet dalam mengantisipasi tingkat perkembangan pada sektor industri tersebut. Kajian ini dilakukan menggunakan metodologi deskriptif analitis dengan melakukan studi literatur tentang perkembangan industri dan perdagangan produk domestik dalam kaitannya dengan lingkup ISO/TC. Hasil dari kajian ini adalah terdapat kelompok industri terpilih yang meliputi empat komoditi, yaitu industri tekstil, industri kulit dan barang-barang dari kulit, industri kimia dan barang-barang dari bahan kimia, industri karet dan barang-barang dari karet. Mengingat kelompok industri memiliki nilai ekspor yang relatif besar dibandingkan industri pengolahan lainnya maka keikutsertaan Indonesia sebagai P-member dalam ISO/TC terkait perfu tetap dipertahankan dan ditingkatkan. Adanya ketersediaan bahan baku yang cukup potensial serta Indonesia termasuk negara agraris menjadikan pengolahan sektor produk tersebut cukup berkembang. Adapun untuk nilai impor rata-rata kecil selama Indonesia mampu memenuhi kebutuhan konsumen dalam negeri walaupun belum seluruhnya, dengan ketersediaan industri pengolahan yang cukup banyak."
JSTA 7:1 (2005)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"
Dalam penerapan standar diperlukan prasarana teknis dan institusional yang meliputi SNI, lembaga akreditasi, lembaga sertifikasi, lembaga inspeksi, laboratorium uji, personal, serta peraturan perundang-undangan. Contohnya pada industri pupuk yang telah diberlakukan wajib SNI untuk beberapa produk. SNI wajib tersebut, wajib dipenuhi oleh produsen dan importir menyusul diterbitkannya Permenperin No. 19/M-IND/ Per/2/2009 tentang pemberlakuan SNI Pupuk secara wajib. Beranjak dari pemberlakuan SNI untuk produk pupuk secara wajib dapat dijadikan sebagai referensi kualitas produk yang perlu ditingkatkan bagi komoditi industri pupuk lainnya, juga dapat menjadi mekanisme perlindungan sekaligus pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap komoditi industri pupuk tersebut. Namun demikian pemberlakuan SNI secara wajib pupuk inipun haruslah dilakukan pada kondisi yang tepat mengingat adanya sejumlah konsekuensi yang melekat dari keputusan pemberlakuan SNI pupuk secara wajib tersebut. Makalah ini akan membahas upaya pemberlakukan SNI wajib industri pupuk untuk penerapan TBT yang akan menguntungkan berbagai pihak antara lain produsen pupuk yang memiliki tanda SNI, konsumen pengguna pupuk dan perdagangan/pasar pupuk dari serbuan pupuk ilegal/palsu dan pupuk impor yang kualitasnya tidak dapat dipertanggungjawabkan. Hasil kajian menunjukkan bahwa yang menjadi prioritas pertama untuk TBT adalah Pupuk NPK padat, Pupuk Kalium Klorida dan Pupuk urea dengan total skor > 15 yang artinya sangat siap dijadikan sebagai TBT, prioritas kedua adalah Pupuk Tripel Superfosfat (TSP), Pupuk Amonium Sulfat (ZA) dan Pupuk Super Fosfat Tunggal (SP-36) dengan total skor 11 - 15, prioritas terakhir Pupuk Fosfat Alam untuk Pertanian, Pupuk Amonium Klorida, Pupuk Tripel Superfosfat Plus-Zn, Pupuk Dolomit, Pupuk Mono Amonium Fosfat (MAP), Urea Amonium Fosfat (UAP), Pupuk Diamonium Fosfat (DAP), Pupuk SP-36 Plus Zn, Pupuk Cair Sisa Proses Asam Amino (Sipramin) dan Pupuk Borat dengan skor dibawah 11. Dengan mengacu pada hasil studi tersebut maka penerapan wajib SNI industri pupuk dapat diimplementasikan sebagai TBT, dengan melakukan upaya antara lain pembenahan sistem, penguatan kelembagaan, koordinasi yang terpadu dan upaya diplomatis kepada WTO dan anggotanya untuk meyakinkan penggunaan SNI untuk TBT semata-mata melindungi konsumen dan lingkungannya."
JSTA 12:3 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"
Kesepakatan CAFTA antara Cina dan negara-negara ASEAN termasuk Indonesia, telah menempatkan standar menjadi salah satu faktor penting dalam perdagangan antara Cina dan negara-negara ASEAN. Standar pengukuran menjadi penting karena sangat erat kaitannya dengan kegiatan penilaian kesesuaian seperti pengukuran, pengujian dan inspeksi. Di samping itu kesepakatan TBT (Technical Barrier to Trade) juga mendorong negara-negara anggota WTO (World Trade Organization) untuk menggunakan standar internasional sebagai basis dalam penerapan regulasi teknis. Oleh karena itu didalam perumusan suatu standar nasional harus harmonis dengan standar internasional. Untuk mengetahui sejauh mana standar SNI untuk satuan ukuran yang merupakan standar penting dalam kegiatan penilaian kesesuaian,harmonis dengan standar internasional dan perkembangan ilmu pengetahuan/teknologi terkait dengan CAFTA, telah dilakukan suatu kajian terhadap 20 SNI satuan ukuran yang terkait dengan pengukuran dan pengujian. Hasil kajian menunjukkan bahwa ke 20 SNI tersebut masih digunakan oleh pemangku kepentingan dan perlu direvisi untuk menghadapi CAFTA karena belum mengikuti cara penulisan yang benar sesuai dengan aturan internasional."
JSTA 12:3 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Sejak dibentuknya Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang mengarah pada perdagangan yang bebas dan transparan, masalah penerapan standar dan penilaian kesesuaian menjadi perhatian di kalangan pelaku usaha, terutama masalah penerapan standar sistem manajemen mutu (ISO 9001). Standar ISO 9001 merupakan standar sistem manajemen mutu dan bersifat sukarela serta dapat diterapkan oleh berbagai jenis, bentuk, dan ukuran organisasi. Untuk itu dalam memasuki perdagangan dunia yang bebas dan transparan tersebut pelaku usaha perlu melakukan upaya dan strategi yang salah satunya adalah dengan menerapkan ISO 9001. Untuk membuktikan bahwa suatu industri atau organisasi telah menerapkan dan memenuhi persyaratan ISO 9001 adalah melalui assesmen oleh lembaga pihak ketiga yang independen, kredibel, dan transparan. Lembaga pihak ketiga tersebut dikenal dengan Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu (LSSM). Penerapan standar ISO 9001 merupakan alat untuk meningkatkan daya saing produk baik di pasar nasional maupun internasiohal. Penerapan ISO 9001 di kalangan industri diharapkan tidak hanya akan memberikan jaminan konsistensi produk yang dihasilkan, tetapi juga dapat meningkatkan efisiensi, kerapian dalam dokumentasi dan mampu telusur serta memberikan image/citra yang positif terhadap kepercayaan pasar sehingga pelanggan akan merasa puas terhadap produk yang dibelinya (costumer satisfaction).
"
JSTA 7:1 (2005)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Recently, international trade regime has rejected cultural perceptions of what is safe to eat, overturning millennial of tradition. In WTO Agreement on Sanitary and Phytosanitary Measures (SPS), science has been used as the arbiter in resolving disputes related to food safety. However, the SPS Agreement is under attack by many parties, critics cite concern on ethical, local culture, unpredictably changing technology, etc. The WTO-SPS approach is increasingly challenged for its balance in favor of economic consideration towards its a unique cultural identities. Food as culture and food as commerce. Dispute on Beef Hormones is the ideal example on this matter. The local perception of food and food safety, evolution of food production technologies, and security aspects of food, then being explored, in order to analyze the relationship between SPS Agreement, food tradition, science and technology. At the end, it is realized that no matter how strong the faith in science and economics, it is unwise to dismiss the deeply-rooted beliefs of many people in the world."
JSTA 7:1 (2005)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Saat ini pemeriksaan kualitas beras telah dilakukan secara manual oleh inspektur yang telah berpengalaman. Dengan cara ini memiliki kelemahan seperti: (1) adanya subjektivitas penilaian mutu antara pengamat yang satu dengan yang lain; (2) adanya kelelahan fisik jika pengamat bekerja terlalu lama, sehingga menyebabkan hasil pengamatan tidak konsisten, dan (3) waktu yang dibutuhkan untuk pengamatan mutu lebih lama. Sehubungan dengan permasalahan diatas, maka diperlukan cara untuk menentukan klasifikasi mutu beras dengan cepat, akurat dan mudah untuk dioperasikan, sehingga dapat meningkatkan efisiensi pengkelasan mutu fisik beras. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sistem penunjang keputusan untuk menentukan klasifikasi mutu beras. Bahan baku yang digunakan adalah beras dari varietas Membramo. Citra beras diambil dengan menggunakan kamera digital dan diproses oleh teknologi pengolahan citra digital dan jaringan syaraf tiruan (JST). Model JST yang dikembangkan adalah 10 parameter input, 20 lapisan tersembunyi dan 4 target. Keempat target tersebut adalah butir utuh, butir kepala, butir patah dan menir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akurasi pelatihan adalah 99%, dan akurasi validasi 93,25%. Penelitian ini dapat dikembangkan untuk varietas padi yang berbeda, sehingga sistem penunjang keputusan dapat diterapkan tidak hanya untuk varietas Membramo, tetapi juga untuk berbagai jenis beras dari varietas yang berbeda. Aplikasi dari penelitian ini berupa perangkat lunak sistem penunjang keputusan yang secara langsung dapat digunakan untuk menguji kelas mutu beras Membramo."
JSTA 12:3 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"
Pengukuran Laju kerma udara pesawat OB-85 telah dilakukan dengan menggunakan alat ukur radiasi standar sekunder dan standar turunannya pada berbagai kondisi pengukuran. Tujuan pengukuran ini adalah untuk memperoleh data pengukuran laju kerma udara dari 3 alat standar yang berbeda dan untuk mengetahui konsistensi dan kinerja alat standar apakah standar turunannya layak /dapat digunakan sebagai stándar baru. Standar sekunder yang digunakan untuk pengukuran kerma udara adalah calibrated ionization chamber 600 cc/NE 2575/#135 yang dirangkai dengan dosimeter Farmer NE 2570/1B#1319 yang tertelusur ke BIPM via IAEA dan alat standar turunannya adalah calibrated ionization chamber 600 cc, NE 2575/135, yang dirangkai dengan elektrometer Keithley 6487/#1123640 dan calibrated ionization chamber RIC DRM 201-1 volume 400 cc yang dirangkai dengan elektrometer Aloka. Adapun faktor kalibrasi kerma udara, Nk untuk ketiga alat standar tersebut adalah (51,3 ± 0,2 )Gy/nC (Farmer), (51,1 ± 0,3)Gy/nC (Keithley) dan (7,68±0,2) Gy/mR (Aloka). Pengukuran kerma udara dilakukan terhadap pesawat OB-85 (137Kata kunci: komparasi, laju kerma udara, standar sekunder. Cs) buatan Buchler GMBH dengan aktivitas 740 GBq (20 Ci) pada tanggal acuan: Mei 1985. Alat ukur radiasi standar tersebut diuji stabilitasnya menggunakan check source, Sr/Y-90 setiap bulan. Hasil regresi laju kerma udara ketiga alat standar tersebut cukup baik dengan koefisien korelasi mendekati 1. Perbedaan hasil pengukuran kerma udara dan regresinya untuk Farmer berkisar antara (0 - 2,2)% untuk kondisi pengukuran tanpa absorber (TA), (-2,1 - 2,2)% untuk absorber (A1), (-5,3 - 2,9 ) % untuk absorber (A2) dan (-19,5 - 9,8)% untuk absorber (A1+A2), sedangkan untuk Keithley berkisar antara (-1,3 - 1,5) % untuk (TA), (-4,4 - 2,8) % untuk (A1), (-3,7 – 1,3)% untuk (A2) dan (-16,8 - 6,3) % untuk (A1+A2), dan untuk Aloka berkisar antara (-2,4 – 3,6)% untuk tanpa absorber (TA), (-0,5 – 0,3)% untuk absorber (A1), (-0, 1- 1,0 )% untuk absorber (A2) dan (-6,6 – 9,2)% untuk absorber (A1+A2). Perbandingan hasil pengukuran kerma udara menggunakan Aloka (A) dan Keithley (K) dengan dosimeter Farmer (F) pada umumnya cukup baik, dengan perbedaan di bawah 5%, namun pada kondisi pengukuran menggunakan Absorber A1+A2, sangat bervariasi."
JSTA 12:3 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Fertilizer is important component in agriculture. Natural phosphate fertilizer is one of fertilizer is one of fertilizer which is highly demand
"
JSTA 11:1 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Physiological quality is one of the parameter used to determine the seed quality standard in a certification procedure. Information on the physiological quality often not readily available since germination test as a direst test takes time...."
JSTA 11:1 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Pada setiap pengukuran, akan dihasilkan sejumlah data yang perlu dievaluasi. Metode statistik merupakan alat untuk memantau mutu hasil pengukuran atau pengujian. Gambaran mutu hasil pengukuran dapat dilihat melalui besaran ketidakpastian, yang akan memberikan banyak informasi tentang pengukuran tersebut. Sebelum mengevaluasi data pengukuran perlu dilakukan pemeriksaan terhadap data pengukuran apakah perlu dieliminasi atau tidak. Eliminasi titik-titik data harus konsisten dan tidak bergantung pada personil yang melaksanakan pengukuran dan bisa berdasarkan keinginan. Seorang peneliti yang kompeten akan bekerja keras untuk memelihara kekonsistenan di dalam analisis data primer. Ada beberapa bentuk analisis data yang dapat digunakan untuk mengevaluasi seluruh data pengukuran sebelum perhitungan hasilnya, di antaranya kriteria chauvenet, kertas grafik probabilitas, z-score atau X (chi-square)."
JSTA 7:1 (2005)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>