Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117049 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
"Perdarahan perimenopause dan perdarahan menopause dapat disebabkan karena berbagai penyebab. Salah satu penyebab yang berbahaya adalah hiperplasia atipik dan karsinoma endometrium. Terdapat beberapa faktor risiko terhadap kemungkinan timbulnya karsinoma endometrium. Kelompok yang mempunyai risiko ini termasuk pada kelompok risiko tinggi. Pada kelompok risiko tinggi ini diperlukan suatu metode untuk mengetahui perubahan kelainan endometrium. Salah satu alternatifnya adalah pemeriksaan sitologi endometrium. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji sensitifitas, spesifitas serta uji kesesuaian antara sitologi endometrium dibandingkan dengan histologi endometrium. Penelitian merupakan penelitian uji diagnostik dengan membaningkan pemeriksaan sitologi endometrium dengan histologi endometrium. Sitologi endometrium dilakukan dengan modifikasi cytobrush dan selongsong IUD. Spesimen dilarutkan dalam NaCI, yang disentrifus, endapan diproses untuk pemeriksaan sitologi dengan pewarnaan Papanicolaou dan Giemsa. Setelah pengambilan sitologi, dilanjutkan dengan kuretase endometrium, spesimen diproses untuk pemeriksaan histologi. Keduanya diperiksa oleh spesialis patologi anatomi. Analisa statistik menggunakan uji diagnostik dengan baku emas pemeriksaan histologi spesimen kuretase. Dalam kurun waktu penelitian terkumpul 45 sampel penelitian, 12 (26.66%) adenokarsinoma endometrium, 6 (13.33%) dengan hiperplasia atipik, 11 (24.44%) hiperplasia nonatipik, 15 (33.33%) sampel tanpa kelainan dan 1 sampel dengan endometritis. Nilai kesesuaian nyata 57.8%, kesesuaian karena peluang 3.38%, kesesuaian bukan karena peluang 54.42%, potensi kesesuaian bukan karena peluang 96.62% dan Kappa 0.56. Disimpulkan bahwa pemeriksaan endometrial cytology dengan cytobrush dapat digunakan sebagai metoda screening pada kelainan ketebalan endometrium, dengan sensitivitas 62.5% dan spesivisitas 62.2%. (Med J Indones 2004; 14: 87-91)

Perimenopausal menopausal hemorrhage can be due to by a variety of causative factors. One of its dangerous causes is atypical hyperplasia and endometrial carcinoma. There are a number of risk factors for the occurrence of endometrial carcinoma. The group that has this risk belongs to high-risk group. In this high-risk group, it is necessary to have a method to identify the changes in endometrial abnormality. One of the alternatives is the examination of endometrial cytology. The objective of this study was to evaluate the sensitivity, specificity and correlation test between endometrial cytology and endometrial histology. This study was a diagnostic test of cytological examination of the endometrium as compared with endometrial histology. Endometrial cytology was performed with a modification of cytobrush and IUD shell. Specimen was dissolved into the centrifuged NaCl, and its deposits were then processed for cytological examination with Papanicolaou and Giemsa staining. After the taking of cytology, the process was continued with curettage of the endometrium, and the specimens were processed for cytological examination. Both of them were examined by anatomic pathologist. Statistical analysis used diagnostic test using histological examination of curettage specimens as gold standard. During the period of study 45 study samples were collected, among which 12 (26.66%) were endometrial adenocarcinoma, 6 (13.33%) with atypical hyperplasia, 11 (24.44%) with non-atypical hyperplasia, 15 (33.33%) were samples without abnormality, and one sample with endometritis. Actual correlation value was 57.8%, correlation because of possibility 3.38%, and correlation not because of possibility 54.42%, potential correlation not because of possibility 96.62%, and Kappa value 0.56. It was concluded that cytological examination of the endometrium with cytobrush could be employed as a screening method in the abnormalities of endometrial thickness, with sensitivity of 62.5% and specificity of 62.2%. (Med J Indones 2004; 14: 87-91)"
Medical Journal of Indonesia, 14 (2) April June 2005: 87-91 , 2005
MJIN-14-2-AprJun2005-87
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Gaines, William C
Jakarta: Institute Studi Arus Informasi, 2007
384.55 GAI it
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Reza Phallaphi
"Empati penting untuk memicu perilaku prososial anak, seperti mengikuti aturan sosial dan terlibat dalam perilaku altruisme. Oleh karena itu, perkembangan empati pada anak penting untuk dinilai agar dapat diantisipasi jika perkembangannya terhambat. Kuesioner Empathy Quotient-Child EQ-C dan Systemizing Quotient-Child SQ-C dapat digunakan untuk menilai keterampilan empati pada anak. Namun, kuesioner tersebut belum ada untuk Bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan uji diagnostik EQ-C dan SQ-C versi Bahasa Indonesia. Studi ini adalah studi potong lintang yang melibatkan 100 siswa/i kelas I-VI SDN 01 Pagi Rawasari beserta orangtuanya. Pengambilan sampel melalui sistem acak. Uji diagnostik yang dilakukan berupa uji kesahihan isi, kesahihan construct, kehandalan konsistensi internal, dan kehandalan test-retest. Analisis kesahihan isi menunjukkan pernyataan nomor 17, 23, 32, dan 54 pada EQ-C dan SQ-C versi Bahasa Indonesia tidak sahih. Kesahihan construct yang dianalisa berdasarkan Principal Component Analysis PCA dan uji korelasi Pearson mendapatkan hasil yang baik. Konsistensi internal untuk EQ-C dan SQ-C versi Bahasa Indonesia mendapatkan hasil berupa Cronbach rsquo;s Alpha sebesar 0,82 baik dan 0,66 cukup. Test-retest yang dianalisa berdasarkan Intra-Class Correlation ICC mendapatkan EQ-C dan SQ-C versi Bahasa Indonesia berturut-turut sebesar 0,69 cukup dan 0,79 baik. Dengan demikian EQ-C dan SQ-C versi Bahasa Indonesia sahih dan handal untuk digunakan pada populasi anak di Indonesia.

Empathy is an important factor for developing prosocial behavior, such as following social rules and engaging in altruism behavior. Therefore, it is needed to be assessed in every children included primary school students. Empathy Quotient Child EQ C and Systemizing Quotient Child SQ C questionnaire is one that could assess empathy and systemizing skills in children. However, it is not validated in Indonesian language. This study aimed to validate the Indonesian version of EQ C and SQ C. This study was a cross sectional study involving 100 students of SDN 01 Rawasari grade 1 6 and their parents. The sample collection was done by simple random sampling. The study tried to identify content validity, construct validity, internal consistency reliability, and test retest reliability of Indonesian version of EQ C and SQ C. The results of the study found that Indonesian version of EQ C and SQ C consisted of 51 statements 25 items for EQ C and 26 items for SQ C . The construct validity was good enough based on Principal Component Analysis PCA and Pearson correlation test. Internal consistency of the EQ C and SQ C was good Cronbach's alpha 0.82 and 0.66. Test retest reliability by ICC analysis was 0.69 and 0.79. In conclusion, Indonesian version of EQ C and SQ C is valid and reliable to be used among primary school students.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiscbach, Frances Talaska
Philadelphia: Wolters Kluwer, 2015
R 616.075 FIS m
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Philadelphia: F.A. Davis, 1997
R 616.07 JAF d
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hamdani Rizal
"ABSTRAK
Kehandalan suatu generator dengan kapasitas besar harus diperhatikan, salah satunya dengan melakukan upaya pemeliharaan rutin. Pada penelitian ini, isolasi generator diuji dengan pengujian diagnostik yang bersifat tidak merusak, pengujian tersebut antara lain, pengujian tahanan isolasi IR , indeks polarisasi PI , faktor daya tip-up tan ? , Electromagnetic Core Impefection Detection ELCID , kepadatan pasak stator, dan Recurrent Surge Oscilograph RSO . Pengujian tahanan isolasi berkaitan dengan tingkat kebersihan isolasi, sedangkan pengujian indeks polarisasi PI lebih kepada tingkat kekeringan isolasi. Faktor daya tip-up menunjukkan besarnya rongga di dalam isolasi groundwall dan rongga antara belitan dan inti besi, sedangkan ELCID mengetahui kondisi inti besi stator dengan hanya memberikan asupan daya kecil pada generator. Kepadatan pasak sebagai penjaga kestabilan belitan agar tidak berpindah atau bergetar dari posisi. RSO bertujuan mendapatkan kondisi lebih lanjut kondisi isolasi rotor setalah pengujian tahanan isolasi dilakukan. Hasil pengujian yang didapat menunjukkan kondisi belitan dalam keadaan baik, akan tetapi pengujian kepadatan pasak menyatakan kondisi pasak memiliki nilai presentase longgar lebih dari 25 . Tindakan yang dilakukan adalah dengan mengganti keseluruhan pasak dan meningkatkan kualitas material, mengoptimalkan desain, serta memperbaiki gap antara belitan dengan inti besi. Perbaikan tersebut bertujuan untuk mengurangi percepatan pemburukan isolasi secara signifikan.

ABSTRACT
The reliability of large generators capacity should be considered by performing routine maintenance. In this study, the insulation of the generator was tested with non destructive diagnostic testing, the tests included, insulation resistance IR , polarization index PI , power factor tip up tan , Electromagnetic Core Impefection Detection ELCID , wedges looseness test, and Recurrent Surge Oscilograph RSO . IR and PI tests are related to the level of insulation cleanliness and dryness of the insulation. The tip up power factor indicate the size of the cavity in the groundwall insulation and the cavity between the winding and core iron, while the ELCID is indicate the condition of the core iron stator. The looseness wedges become the guard and hold stator bar in order to keep on their original position. RSO test become diagnostic test to obtain a further condition of rotor isolation conditions after insulation resistance test was performed. The test results showed good winding conditions, but the wedges condition was loose more than 25 . The recommended action is to replace the entire wedges and improve the quality of the material, optimize the design, and improve the gap between winding and iron core. These improvements aim to reduce the acceleration of insulation deterioration significantly."
2017
T48288
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamzah Hamdani
Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka. Kementerian Pendidikan Malaysia, 1988
801.95 HAM k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Henni Wahyu Triyuniati
"Latar belakang: Keterlambatan perkembangan adalah morbiditas jangka panjang akibat prematur dan perdarahan intraventrikel (PIV). Uji Capute scales merupakan alat perkembangan yang praktis dan dapat menegakkan keterlambatan perkembangan. Tujuan: mengetahui luaran keterlambatan perkembangan dengan uji Capute scales pada anak dengan riwayat prematur dan PIV. Metode: Studi potong lintang dilakukan terhadap 96 anak usia koreksi 6-36 bulan di RSCM. Penelitian ini mencari prevalens dan jenis keterlambatan perkembangan dengan uji Capute scales antara kelompok prematur dengan PIV sedang-berat dan kelompok PIV ringan. Analisis dilakukan untuk mengetahui hubungan antara derajat PIV, usia gestasi, berat lahir, apneu of prematurity (AOP), ventilator mekanik dini, resusitasi aktif, dan patent ductus arteriosus (PDA) terhadap keterlambatan perkembangan. Hasil: Prevalens keterlambatan perkembangan pada kelompok anak dengan prematur dan PIV adalah 19,8%. Kelompok anak dengan riwayat prematur dan PIV sedang berat memiliki 2,56 kali mengalami keterlambatan perkembangan umum dibandingkan dengan kelompok prematur dan PIV ringan (IK95% 1,176-5,557; nilai p=0,037). Jenis keterlambatan perkembangan kognitif/visual-motor didapatkan peningkatan risiko tertinggi (rasio prevalens 4,73 (IK95%1,92-11,69; nilai p=0,001) dibandingkan keterlambatan perkembangan bahasa. Analisis multivariat menunjukkan apneu of prematurity (AOP) adalah faktor risiko independen yang berhubungan dengan luaran keterlambatan perkembangan pada kelompok prematur dan PIV (OR 4,01 (IK95%1,37-11,75); nilai p=0,011). Kesimpulan: Derajat PIV berperan sebagai salah satu komorbid yang mempengaruhi luaran keterlambatan perkembangan.

Background: Neurodevelopmental delay is among one of long-term morbidities for children with history of prematurity and intraventricular hemorrhage (IVH). The Capute scales test is a practical developmental tool with diagnostic value for neurodevelopmental delay. Objective: To investigate neurodevelopmental delay outcome using Capute scales test. Methods: It is a cross-sectional study involving 96 children at 6-36 months corrected age with history of prematurity and IVH in RSCM Jakarta. This study measures prevalence and characteristics of neurodevelopmental delay among children with prematurity and IVH mild-severe IVH group compared with mild IVH group. Analysis was done to determine relationship between IVH grades, gestational age, birth weight, apneu of prematurity (AOP), early mechanical ventilator use, active resuscitation history, and patent ductus arteriosus (PDA) and neurodevelopmental delay. Results: Prevalens of neurodevelopmental delay in children with history of prematurity and IVH is 19,8%. Premature children with mild-severe IVH group showed greatest risk in cognitive/visual-motor delay (PR 4,73 (95%CI 1,92-11,69; p=0,001) than language delay. Multivariate analysis showed AOP is the only independent risk factor related to neurodevelopmental delay in children with history of prematurity and IVH (OR 4,01 (95%CI 1,37-11,75); p=0,011). Conclusion: IVH grades contribute as one of comorbidities which influence neurodevelopmental delay."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>