Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6785 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Situmorang, Augustina
"This study focuses on single young Indonesian's attitude and behavior regarding virginity and premarital sex. The transition from a traditional to a modem society has raised concern about changes in Indonesian young people's lives and values. in particular regarding premarital sex. Data used in this paper are based on the survey among 875 single young people age 15-24. in-depth interviews and focus group discussions conducted over a period of seven months (July l997-January l99S) in Medan, North Sumatra, Indonesia. Results suggest that young people in Medan are increasingly tolerant of premarital sex. Although for most of them a woman's virginity is a great concern. it is no longer seen as the most important factor in choosing a future spouse. The demise of parental arrangement of marriage and the growing opportunity to know the future spouse long before marriage mean that the potential wife?s personality is now of more significance than her virginity. Losing virginity does not necessarily losing respectability. Ol' 875 unmarried young people being studied. nine percent of women and 2? percent of men reported having had sex; these figures doubled for those who approved of premarital sex."
Journal of Population, 2003
JOPO-9-2-2003-27
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Anggraini
"Pada masa transisi ini, remaja tidak memiliki pengetahuan yang cukup memadai mengenai seksual pranikah, karena orang tua merasa tabu membicarakan masalah seksual dengan anaknya. (Sarwono, 2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik (jenis kelamin, usia responden dan tempat tinggal), dan pengetahuan seks pranikah terhadap sikap seks pranikah remaja di SMKN 1 Bogor tahun 2012. Jenis penelitian yang digunakan bersifat kuantitatif dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah potong lintang dimana populasi adalah seluruh siswa/siswa SMKN 1 Bogor dari kelas X-XII yang berjumlah 1347 orang. Dalam penelitian ini tekhnik sampling yang digunakan adalah metode stratified random sampling sehingga didapat sampel sebanyak 330 orang yang tersebar dari kelas X-XII. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu 188 orang (57%) dan minoritas laki-laki yaitu 142 orang (43%), mayoritas responden berada pada kelompok remaja pertengahan yaitu 200 orang (60,6%), mayoritas responden tinggal bersama orang tuanya sebanyak 315 orang (95,5%), mayoritas responden memiliki pengetahuan seks pranikah yang baik sebanyak 322 orang (97,6%), dan mayoritas responden memiliki sikap seks pranikah yang positif sebanyak 179 orang (54,2%). Dari hasil penelitian didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara jenis kelamin (p-value=0,000) dan pengetahuan seks pranikah (p-value=0,001) terhadap sikap seks pranikah. Namun, tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara tempat tinggal (p-value 0,603) dan usia responden (p-value=0,431) terhadap sikap seks pranikah.

Nowadays, teenagers who are in their transition phase do not have sufficient knowledge about premarital sex. This phenomenon happened because parents talk about sex to their children is taboo (Sarwono, 2012). In this research objective is about to find out the characteristic relationship (sex, age and place of residence) and premarital sex knowledge towards sex attitude on the teenagers in SMKN 1 Bogor 2012. This research is a quantitative type which its design is a cross sectional which requires all 1347 student population in SMKN 1 Bogor from the 10th to 12th Grade. Sampling method that used in this research is a stratified random sampling, and all collected sample is 330 people who are scattered in the 10th to 12th Grade. The result has shown that female is dominating with 188 people (57%) and male has only 142 people (43%). The dominating despondences are teenager in the middle age with 200 people (60,6%), most despondences who resides with their parents are 322 people (97,6%), and the despondences who has positive premarital sex knowledge are 179 people (54,2%). From this research there is a meaning relationship between sex (p-value = 0,000) and premarital sex knowledge (p-value = 0,001) towards premarital sex attitudes. However, there was no relationship found between place of residence (p-value 0,603), and age (p-value = 0,431) towards premarital sex attitudes."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45635
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bell, Robert R.
Englewood Cliff: Prentice Hall Inc., 1966
301 BEL p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Khalila Yuniarto Suprapto
"[ ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi penerimaan wanita muda Indonesia terhadap
seks pranikah dan kehamilan remaja. Penulis menggunakan film berjudul "Love Rosie"
sebagai studi kasus, untuk melihat bagaimana mereka memandang pesan melalui konsep
encoding - decoding. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
mendalam dengan tiga responden yang belajar di luar negeri dengan berbagai latar
belakang, yang telah menyaksikan film sebelum wawancara. Studi ini menemukan bahwa
orang yang belajar di negara barat mereka cenderung bernegosiasi dalam mempersepsikan
masalah dan memiliki pemikiran yang terbuka terhadap isu-isu sensitif.;
ABSTRACT This study aims to explore Indonesian young women reception towards premarital sex and
teen pregnancy. The writer used the movie called ?Love Rosie? as the study case, to examine
how they perceive the message through encoding-decoding concept. The method that is
utilized in this research is in-depth interview with three respondents whose study abroad with
various background, who have watched the movie prior to the interview. This study finds that
people who study in western country have open minded towards sensitive issues and they tend
to be negotiated in perceiving the issues., This study aims to explore Indonesian young women reception towards premarital sex and
teen pregnancy. The writer used the movie called “Love Rosie” as the study case, to examine
how they perceive the message through encoding-decoding concept. The method that is
utilized in this research is in-depth interview with three respondents whose study abroad with
various background, who have watched the movie prior to the interview. This study finds that
people who study in western country have open minded towards sensitive issues and they tend
to be negotiated in perceiving the issues.]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Awalia Ahsana Sabila
"Perilaku seks pranikah remaja berdampak terhadap masalah kesehatan salah satunya penularan infeksi menular seksual. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui determinan perilaku seks pada remaja di Kota Depok berdasarkan Theory of Planned Behavior. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. Sampel berjumlah 165 responden remaja 15-19 tahun di Kota Depok dan belum/tidak menikah. Sampel terbatas pada remaja yang memiliki akses pada media sosial. Instrumen berupa kuesioner YSI-Q dan Perilaku Seksual Remaja dan Pengukurannya. Kuesioner disebar secara online pada komunitas online remaja di Kota Depok. Hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 13,3% responden memiliki perilaku seks berisiko, meliputi berhubungan seksual dengan lebih dari satu orang (0,6%), berhubungan seksual dengan/tanpa kontrasepsi (1,8%), petting (4,2%), seks oral (3,6%) dan berciuman (13,3%). Diketahui sikap memiliki hubungan dengan perilaku seks pranikah (p=0,003) dengan OR=5,1 (1,6-15,8). Remaja yang memiliki sikap positif terhadap seks pranikah memiliki risiko 5,1 kali lebih mungkin melakukan seks pranikah berisiko dibanding remaja yang memiliki sikap negatif. Norma subjektif juga memiliki hubungan dengan perilaku seks pranikah remaja (p=0,010) dengan OR=3,9 (1,3-11,3). Remaja yang memiliki norma subjektif mendukung memiliki risiko 3,9 kali lebih mungkin melakukan perilaku seks pranikah berisiko dibanding norma subjektif yang tidak mendukung. Persepsi kontrol perilaku dan intensi seksual tidak ada hubungan dengan perilaku seks pranikah (p value > 0,05). Hasil dari penelitian ini diharap menjadi pertimbangan bagi pihak-pihak terkait dalam menyikapi masalah perilaku seks pranikah remaja.

Adolescent premarital sexual behavior has an impact on health problems, one of which Sexual Transmitted Infections. The purpose of this study was to determine the determinants of sexual behavior in adolescents in Depok City based on the Theory of Planned Behavior. The research design used was cross-sectional. The sample was 165 adolescent respondents 15-19 years old in Depok City and not married. The sample was limited to adolescents who had access to social media. Instruments in the form of a YSI-Q  (Azimah, 2016) and Adolescent Sexual Behavior and Measurements (Muflih & Syafitri, 2018). Questionnaires were distributed online to the youth online communities in Depok City. The results showed that as many as 13,3% of respondents had risky sexual behavior, including having sex with more than one person (0,6%), having sex with and without contraception (each 1,8%), petting (4,2%), oral sex (3,6%) and kissing (13,3%). It is known that attitude signifcantly related with premarital sex behavior (p = 0.003) with OR = 5.1 (1.6-15.8). Adolescents who have a positive attitude towards premarital sex have a risk of 5,1 times more likely to have risky premarital sex than adolescents who have a negative attitude. Subjective norms also related with adolescent premarital sexual behavior (p=0,010) with OR=3.9 (1,3-11,3). Adolescents who have a supportive subjective norm have a risk of 3,9 times more likely to engage in risky premarital sex behavior than a not supportive subjective norm. Perceived control behavior and sexual intention have no significant relation with premarital sex behavior (p-value > 0,05). The results of this study are to be a consideration for related parties who handling the problems of adolescent premarital sexual behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bukit, Dhani Syahputra
"Tingginya jumlah kasus HIV-AIDS di Sumatera Utara khususnya di Kota Medan yaitu sebanyak 3.780 kasus dan telah terjadi penurunan angka penggunaan kondom dari 86% menjadi 51,5% pada tahun 2011. Guna mengetahui penyebab kondisi tersebut maka perlu diketahui gambaran perilaku wanita pekerja seks dalam menawarkan kondom bagi pelanggan saat melakukan hubungan seksual.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang perilaku wanita pekerja seks dalam menawarkan kondom pada pelanggan saat berhubungan seks di Kota Medan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain RAP. Data penelitian didapatkan dengan melakukan Indepth Interview (wawancara mendalam) kepada 12 informan yaitu para WPS di Kota Medan dan 8 informan kunci yang terdiri dari KPA, Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan LSM Kota Medan, mucikari serta pelanggan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan WPS tentang HIV-AIDS dan kondom sudah baik, ketersediaan kondom sudah optimal, peran teman sebaya mendukung sesama WPS untuk menawarkan kondom ke pelanggan cukup tinggi dan peran mucikari mendukung WPS untuk menawarkan kondom pada pelanggan sangat rendah. Perilaku WPS dalam menawarkan kondom ke pelanggan sudah baik akan tetapi daya tawar serta kemampuan negosiasi WPS dalam menawarkan kondom belum optimal, sehingga penggunaan kondom masih tidak konsisten dan rendah, sehingga perlu dilakukan peningkatan upaya promosi kondom secara komprehensif baik pada WPS, pelanggan dan pihak-pihak yang terkait.

The high prevalence of HIV-AIDS in Medan North Sumatra as many as 3,780 cases and there has been a decrease in condom use (86%) to (51.5%) in 2011. Order to determine the cause of the condition needs to be known picture of female Perilaku wanita pekerja seks (WPS) dalam menawarkan kondom pada pelanggan saat hubungan seks di Kota Medan tahun 2014 = Behavior of female sex workers in offering condoms to sex customers in Medan 2014 behavior in offer condom for customers during sexual intercourse.
The aim of this study was to obtain in depth information about the behavior of female sex workers in offering a condom for customers during sex in Medan. Qualitative methods had been used in this study. The research data obtained by conducting indepth interviews to 12 of sex workers and 8 key informants consisting of National AIDS Commission, Department of Health, Office of Women's Empowerment and NGO in Medan, pimps and customers of sex.
The results showed that female sex workers knowledge about HIV-AIDS and condoms is high, the availability of condoms is optimal, the role of peer support fellow sex workers to offer condoms to customers is high enough, the role of pimps supports for sex workers to offer condoms is very low. Female sex workers behavior in offering condoms to customers is good but the bargaining power of female sex workers as well as the ability to negotiate in offering condom is non optimal, therefore condom use still inconsistent and required to increase condom promotion efforts comprehensively both the WPS, customers and related parties.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Rusmiati
"ABSTRAK
Peningkatan perilaku seksual berisiko serta penurunan sikap positif remaja terhadap keperawanan
menimbulkan asumsi bahwa meningkatnya perilaku seksual remaja dalam berpacaran terjadi
karena sikap positif terhadap pentingnya menjaga keperawanan mengalami penurunan. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sikap remaja terhadap keperawanan dengan
perilaku seksual dalam berpacaran di Indonesia dengan melibatkan variabel umur, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, wilayah tempat tinggal, umur pertama kali pacaran, pengetahuan tentang risiko
kehamilan dan pengaruh teman sebaya sebagai variabel perancu. Penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan menggunakan data sekunder dari Survey Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2012. Populasinya adalah seluruh remaja di Indonesia baik remaja pria maupun
wanita di Indonesia yang berumur 15-24 tahun, belum menikah serta pernah atau sedang
berpacaran pada saat survey SDKI-KRR tahun 2012 dilakukan dengan sampel sebanyak 13.013
responden terdiri dari 7.329 responden pria dan 5.684 responden wanita. Hasil penelitian
menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara sikap remaja terhadap keperawanan dengan
perilaku seksual dalam berpacaran dengan nilai OR 3,6 (CI 2,3 – 5,5) dan setelah dikontrol oleh
variabel teman sebaya nilai OR menjadi 3,1 (CI 1,91 – 5,02). Tidak ada interaksi antara sikap
remaja terhadap keperawanan dengan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengetahuan
tentang risiko kehamilan, dan pengaruh teman sebaya terhadap perilaku seksual remaja dalam
berpacaran serta pengaruh teman sebaya merupakan confounder. Remaja harus memiliki
komitmen untuk menjaga keperawanannya, selektif dalam pergaulan serta harus ditunjang oleh
peran orang tua dan para pembuat kebijakan terkait.

ABSTRACT
Report given in risky sexual behavior and decrease in positive attitudes toward adolescent
virginity, These events lead to the assumption that the increase in adolescent sexual
behavior in dating occur because of a positive attitude for importance of maintaining
virginity decreased. This study aims to determine the relationship between adolescent
attitudes toward virginity with sexual behavior in dating in Indonesia by involving the age
variable, gender, level of education, region of residence, age of first dating, knowledge
about the risk of pregnancy and peer influence as a confounding variable. This research is
a quantitative study by analytic design using secondary data from Indonesia Demograpic
Health Survey (IDHS) in 2012. Entire adolescent population in Indonesia both male and
female adolescents aged 15 – 24 years, not married or in a relationship and never at the
time of the IDHS in 2012 conducted with a sample of 13.013 respondents. Respondents
consisted of 7.329 male and 5.684 female respondents. The results showed a significant
relationship between adolescent attitudes toward virginity with sexual behavior in dating
with OR value of 3,6 (CI 2,3-5,5) and after controlled by variable peers OR value to 3,1
(CI 1,91-5,02). There is no interaction between adolescent attitudes toward virginity by
age, sex, level of education, knowledge about the risk of pregnancy, and Peer influence
on adolescent sexual behavior in dating as well as the influence of peers is a confounder.
The results of this study suggested that adolescents have commitment to keep her
virginity, selective in the association and it also be back by the role of parents and policy
makers related."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41999
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lita Rosalia
"Melakukan hubungan seksual pranikah dapat dilakukan dengan teman lawan jenis. Dalam konteks hubungan pertemanan orang dewasa, faktor attachment memegang peranan yang cukup besar. Walaupun adult attachment style tidak selalu berhubungan dengan perilaku seksual, tetapi gaya attachment pada orang dewasa turut mewarnai perbedaaan perilaku seksual mereka. Ada empat model adult attachment yang dikemukakan oleh Bartholomew dan Horowitz (1991) yaitu secure attachment style, preoccupied attachment style, dismissing attachment style, dan yang terakhir adalah fearful attachment style. Diantara keempat gaya adult attachment tersebut terdapat perbedaan karakteristik perilaku seksual dalam berhubungan dengan pasangan. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melihat gambaran adult attachment style dalam hubungan seksual pranikah dengan teman lawan jenis.
Peneliti menggunakan desain kualitatif dengan wawancara sebagai metode pengumpulan data utama untuk menggali gambaran attachment style. Subjek dalam penelitian ini adalah wanita dewasa muda yang melakukan hubungan seksual pranikah dengan teman lawan jenisnya. Dari hasil wawancara didapatkan bahwa subjek dan pasangan seksualnya terlibat dalam casual relationship yaitu hubungan secara fisik dan emosional antara dua orang yang tidak menikah yang melakukan hubungan seksual tanpa adanya tuntutan atau mengharapkan hubungan formal. Wanita yang terlibat dalam hubungan ini adalah individu dengan secure attachment style. Hal ini dapat terjadi karena individu dengan secure attachment style sehingga mereka terbuka terhadap eksplorasi seksual, tapi biasanya dengan satu pasangan yang telah lama berhubungan dan ditandai dengan adanya aktivitas seksual dan kesenangan kontak fisik (Davis, Follette & Lesbo, 2001).

Premarital sex can be done with opposite sex friend. In adult friendship, attachment holds a big role. Although adult attachment style is not always related to sexual behavior, this aspect also contributes the variety of human?s sexual behavior. There are four model of adult attachment style from Bartholomew (1997), they are secure attachment style, preoccupied attachment style, dismissing attachment style, and the last one is fearful attachment style. Every adult attachment style has different characteristic related to their sexual behavior in a relationship with their spouse. Therefore, researcher is interested in finding the adult attachment style in young adulthood women who practice premarital sex with her opposite sex friend.
Researcher uses qualitative design with interview as the main method to collect data about attachment style. The subjects in this research is young adulthood women who practice premarital sex with her opposite sex friend. The interview shows that subjects and their spouses are involved in a casual relationship, a physical and emotional relationship between two unmarried couple who have sex outside a formal relationship. The women in this relationship is those with secure attachment style. This could happen because people with secure attachment style is open with sexual exploration but usually with one long term couple and this relationship is marked with the existance of sexual activity and the pleasure of pshysical contact (Davis, Follette & Lesbo, 2001)."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Ananda Safitri
"Remaja mulai muncul ketertarikan dengan lawan jenis sehingga mulai memiliki hubungan pacaran. Ketika berpacaran, banyak remaja yang bersama pasangannya menjalani hubungan pacaran di luar rumah dan tidak adanya pengawasan dari orang tua. Perilaku tersebut bisa mendorong hasrat seksual yang dimiliki remaja untuk melakukan hubungan seks sebelum adanya ikatan pernikahan. Oleh karena itu, perlu adanya cara preventif untuk mencegah terjadinya perilaku seks pranikah pada remaja berpacaran, salah satunya dengan kontrol diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kontrol diri dengan perilaku seks pranikah pada remaja berpacaran. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang melibatkan 116 partisipan dengan karakteristik yaitu remaja berusia 11-20 tahun dan pernah atau sedang memiliki hubungan pacaran. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Brief Self Control Scale (BSCS) versi adaptasi Bahasa Indonesia untuk meneliti variabel kontrol diri (Arifin & Milla, 2020) dan Brief Sexual Attitude Scale (BSAS) versi adaptasi Bahasa Indonesia untuk meneliti perilaku seks pranikah (Wahyudina & Rahmah, 2016). Melalui perhitungan uji reliabilitas, alat ukur kontrol diri dan perilaku seks pranikah terbukti memiliki konsistensi internal yang baik dengan nilai α = 0,750 untuk Brief Self Control Scale (BSCS) dan nilai α = 0.907 untuk Brief Sexual Attitude Scale (BSAS). Analisis korelasi menggunakan model bivariat menunjukkan bahwa terdapat korelasi secara negatif dan signifikan antara kontrol diri dan perilaku seks pranikah r = -.305, p < 0.01. Maka, terdapat hubungan antara kontrol diri dan seks pranikah.

Teenagers begin to appear interested in the opposite sex so that they begin to have a courtship relationship. When dating, many teenagers with their partners undergo courtship outside the home and there is no supervision from their parents. This behavior can encourage the sexual desire of teenagers to have sex before the marriage. Therefore, it is necessary to have a preventive way to prevent the occurrence of premarital sexual behavior in adolescent dating, one of which is self-control. This study aims to determine the relationship of self-control with premarital sexual behavior in adolescent dating. This study is a quantitative study involving 116 participants with the characteristics of adolescents aged 11-20 years and have or are in a dating relationship. In this study, researchers used the Indonesian version of the Brief Self Control Scale (BSCS) to examine self-control variables (Arifin & Milla, 2020) and the Indonesian version of the Indonesian-adapted Brief Sexual Attitude Scale (BSAS) to examine premarital sex behavior (Wahyudin & Rahmah, 2016). Through the calculation of the reliability test, self-control and premarital sex behavior was proven to have good internal consistency with a value of α = 0.750 for the Brief Self Control Scale (BSCS) and a value of α = 0.907 for the Brief Sexual Attitude Scale (BSAS). Correlation analysis using bivariate model showed that there was a negative and significant correlation between self-control and premarital sex behavior r = -.305, p > 0.05. So, there is a relationship between self-control and premarital sex."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>