Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10123 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Otih Rostiana
"This study was performed to evaluate the development of somatic embryo from embryogenic calli of ginger meristem culture. Completely randomized design was applied, replicated 4 times. Embryogenic calli from meristem tissue of inner shoot bud of rhizome obtained on MS medium containing 100 mg/L glutamine, 2% sucrose with the addition of 1.0 mg/L 2,4-D and 3.0 mg/L BA, were subjected to proliferation medium, MS and N basal media containing 3% mannitol. Then, transferred into somatic embryo maturation medium, either MS or N basal media supplemented with 6% sucrose. The number of somatic embryos-formed significantly affected by the proliferation medium applied. The highest number of somatic embryos (about 82.0 per 1 g friable calli) was achieved on the MS medium, 4 weeks after incubation. In addition, the optimum growth of embryogenic calli containing somatic embryos was obtained on MS and N medium supplemented with 6% sucrose. There were significantly difference between the media applied (MS and N ) to somatic embryos maturation. The highest number of mature somatic embryos (57.2 embrios) was achieved on the MS medium, 18 days after incubation."
Bogor: Pusat Penelitian Biologi, 2007
BBIO 8:5 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Jartopha curcas L. is a potential source of a non-edible biofuel. Conventional propagation of J. curcas technique has some limitations. Somatic embryo can produce a large number of embryos and obtain a large number of plant ..."
ANNALES 18:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adeline Clarissa
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek obat kumur mengandung ekstrak daun teh hijau terhadap penyembuhan keradangan gingiva secara klinis. 60 penderita gingivitis dibagi menjadi dua kelompok, kelompok eksperimen dan kontrol. Berkumur dilakukan dua kali sehari selama empat hari. Pengukuran Indeks Plak (PlI) dan Indeks Papilla-Bleeding (PBI) dilakukan pada hari nol dan hari lima. Data dianalisis menggunakan uji Paired dan Independent T-Test. Terdapat penurunan PlI dan PBI yang bermakna (p<0,05) setelah berkumur pada kedua kelompok dan terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) antara kelompok pada penurunan PlI dan PBI. Dengan demikian, obat kumur mengandung ekstrak daun teh hijau mampu menurunkan keradangan gingiva.

The purpose of this research is to know the effect of mouthwash containing green tea leaves extract towards gingivitis healing clinically. 60 subjects suffering gingivitis were divided into two groups, the experimental group and control group. Rinsing was done twice a day for four days. Plaque Index (PlI) and Papilla-Bleeding Index (PBI) were measured on day zero and day fifth. Data were analyzed using Paired and Independent T-Test. There was a significant reduction (p<0,05) of PlI and PBI post-rinsing within both group and there was significant difference (p<0,05) between the groups on PlI and PBI reduction. Mouthwash containing green tea leaves extract is able to decrease gingival inflammation."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
S44832
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tria Firza Kumala
"Green tea ( Camellia sinensis ) merupakan suatu jenis minuman teh yang banyak dikonsumsi orang dalam kesehariannya. Green tea memiliki khasiat dalam menghambat kerja dari reseptor reseptor - reseptor trombosit khususnya reseptor TxA2 untuk proses aggregasi. Didalam kandungan green tea terdapat komposisi flavonoid sebanyak 300/0 yang ternYata memiliki khasiat. Sehingga dapat mencegah terjadinya komp1ikasi, yaitu penyakit pada system kardiovaskularmisalnya MCI, pengentalan pembuluh darah, dan stroke. Peningkatan aktifitas trombosit ini juga dipengaruhi oieh beberapa faktor kebiasaan seseorang> terutama merokok, dapat menyebabkan kompJikasi seperti tersebut diatas. Rokok mengandung nikotin yang dapat meningkatan k.atekolamin didalam darah sehingga dapat meningkatkan lipoJisis dan peningkatan sintesis asam arakidonat sampai ke pembentukkan TxA2 dan sebagai hasii metabolitnya berupa TxB2. Mengetahui peran pemberian ekstrak green tea ( camellia sinensis )terhadap kadar TxB2 urin pada perokok. Duapuluh empal orang laki-laki yang memiliki kebiasaan merokok selama 2 tahun terakhir dengan jumlah konsumsi rokok antara 12- 24 batang tiap harinya.Total jumlah sampel di bagi 2 kelompok, yaitu kelompok l diberikan perlakuan konsumsi green tea sebanyak 3 x 20 gr tiap harinya seiama 7 hari, dan kefornpok II diberikan plasebo 3 x 2 gr tiap harinya selama 7 hari. Sebelum dan sesudah pemberian green tea dan plasebo sampel di periksa kadar TxB2 dalam urin yang sudah ditampung 24 jam sebeiumnya, pemeriksaan kadar TxB2 dalam urin yang sudah ditampung 24 jam sebelumnya, pemeriksaan kadar TxB2 ini menggunakan tehnik ELISA Green tea (camellia sinensis) yang di berikan kepada kadar TxB2 urin pada perokok.

Green tea which is commonly consumed by the people has been thought to have the activity to inhibit the thrombocyte receptors particularly TxA2 receptor. The green tea contains 30% of flavoring which may prevent people from cardiovascular diseases such as MCI or stroke. This can be valuable for smokers with increased Tx:A2 due to nicotine-indeuxed catecholamine release in the blood. To examine the effect of green tea extract on thromboxane B2 production in the urine of smokers. Twenty four men of 20- 32 years old who had smoking habit for the last 2 years with average of 12-24 cigarettes every day were divided into two groups; one group was given 20 gram of green tea three times daily for 7 days while another group was given placebo containing green tea essence oil only. The respondents were checked for their levels ofTxB2 in the urine which were collected for 24 hours using ELISA technique before and after the treatment. The green tea treated group receiving the tea extract 3 times daily for 7 days shows a decrease ofTxB2 in the urine as compared to the placebo group (p= 0.028). Green tea (camellia sinensis) decreases the level of urinary TxB2."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T29140
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lestari R. Kusmadji
"Penelitian kultur jaringan pada tanaman menunjukkan bahwa semua sel yang tumbuh dan berkembang selalu mempunyai DNA untuk mengawasi pertumbuhannya baik dalam sintesis protein, kandungan klorofil serta-sintesis metabolit sekunder (Kamlesh et al.1986).
Penanaman secara in vitro tanaman teh telah banyak dilakukan antara lain oleh Palni et al.(1993) dan Ogada dan Wachira (1995)dengan menggunakan medium modifikasi Murashige & Skoog(1962).
Dengan uji histokimiawi yakni dengan pengecatan jaringan dan bantuan pereagen(zat warna) akan diketahui aktivitas biokhemis. Hal tersebut tampak pada daun teh dan kalusnya berwarna merah muda dengan pereagen S'chiff dan pewarna Feulgen karena mengandung DNA. Berdasarkan kemampuan hidrolisis jaringan dengan bantuan HCL, senyawa urine-glikosid di dalam DNA dan dalam bentuk gugus aldehid dalam gula desoksiribose. Dengan spektrofotometrik menunjukkan bahwa kandungan klorofil a dan klorofil b pada kalus daun teh 0,0365 mg/g berat basah dan 0,0079mg/g bb; sedang pada daunnya 0,09522 mg/g bb dan 0,04490 mg/bb. Hal ini membuktikkan pada kalus hidup secara semiheterotrof.(George & Sherrington, 1984) Namun pada kalus kandungan tannin 0,51361 mg/g bb dan 0,09031 mg/bk dan pada potongan daun induknya: 0,56488 mg/g bb dan 0,0920 mglg bk. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa metabolit sekunder hasil penanaman jaringan secara kualitatif dan kuantitatif hampir sama; sesuai dengan penelitian Forrest (1969) dan Palni et al. (1993)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Lestari Rahayu
"Tanaman teh (C. sinensis) banyak manfaat da1am kesehatan tubuh antara lain untuk mencegah pertumbuhan sel-sel kanker, menurunkan tekanan darah tinggi, mengurangi penyakit degenerativ, serta untuk penyegar tubuh. Hal ini disebabkan pada organ tanaman yakni daun dan pucuk batangnya mengandung bahan alami seperti tannin, theobromin, theophyllin, cafein serta mineral. Penanaman jaringan daun teh menghasilkan kalus berwarna putih kekuningan dan bertekstur kompak pada medium 1/2 MS 1962 yang diperkaya dengan 2 ppm 2,4D dan 3 ppm kinetin. Transformasi genetik dengan bantuan Aarobacterium tumefaciens dapat mengurangi penggunaan fitohormon dan zat pengatur tumbuh untuk meningkatkan pertumbuhan dan kandungan bahan alami(senyawa metabolit sekunder). Hal ini disebabkan bakteri tersebut mempunyai plasmid yang mengandung gen nopalin sintase dan octopin sintase disamping gen virulen sehingga terjadi tumorgenesis ataupun perbanyak perakaran dan pertunasan. Inokulasi A. tumefaciens pada kadar 5 x 10^5 dan 5 x 10^6 sel/ml dapat meningkatkan. pertumbuhan kalus dari 8,5624 g menjadi 13,0053 g dan kandungan tannin dari 0,0837 g menjadi 0,1389g. Sedangkan pada kadar 5 x 10^3; 5 x 10^4 sel/ml secara statistik tidak berbeda nyata. Dengan demikian kalus daun teh dapat digunakan sebagai sumber tannin secara alternativ."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Teh hijau diolah dari daun teh yang tidak difermentasi. Berbagai aktivitas biologis teh hijau telah dilaporkan. Bentuk infus dan kandungan polifenolnya telah diketahui mempunyai efek antimutagenik, antibakterial, menurunkan kadar kolesterol, antioksidan, dan mitogen limfosit B. Penelitian membuktikan bahwa polifenol teh hijau dapat meningkatkan produksi IL-12. Infeksi yang disebabkan oleh kuman salmonella spp sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan di berbagai negara di seluruh dunia. Peran imunitas tubuh, diantaranya imunitas seluler yang diperantarai sel T helper sangat diperlukan untuk mengatasi infeksi akibat kuman ini. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa IL-12 berperan penting dalam mekanisme imunitas seluler. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek polifenol terhadap respon imun seluler mencit selama infeksi Salmonella typhimurium. Subjek penelitian adalah mencit Balb/C betina berumur 6-8 minggu yang dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama mendapat polifenol dosis 10 mg/hari, kelompok kedua 5 mg/hari selama 1 bulan, dan kelompok ketiga tidak mendapat polifenol. Pada hari ke-31 semua kelompok diinfeksi dengan Salmonella typhimurium 108 CFU per oral. Pada hari 0, 3, 5, dan 7 setelah infeksi masing-masing kelompok dibunuh 3 ekor mencit untuk diekstraksi splenosit dan sel makrofag peritonealnya. Kadar IFN-g supernatan kultur splenosit dan aktivitas fagosit oleh makrofag peritoneum diperiksa pada hari tersebut. Kadar IFN-g pada supernatan kultur splenosit meningkat selama infeksi pada semua kelompok, tetapi kadarnya pada kelompok yang mendapat polifenol lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Persentase aktivitas fagositosis makrofag peritoneal juga lebih tinggi pada kelompok yang mendapat polifenol daripada kelompok kontrol. Peningkatan aktivitas fagositosis makrofag ini berkorelasi positif dengan kadar IFN-g pada supernatan kultur splenosit. (Med J Indones 2004; 13: 1-7)

Green tea is an aqueous infusion of dried unfermented leaves of Camellia sinensis. Numerous biological activities of green tea have been reported. The aqueous infusion and its polyphenolic substance are known for their activity as an antimutagenic, antibacterial, hypocholesterolemic, antioxidant, and mutagenic of B lymphocyte. Studies have demonstrated that green tea polyphenols increase IL-12 production. Salmonella spp infection is an important public health problem in many countries. Cell-mediated immunity (CMI), especially T-cell help is important for protection against this infection. Recent evidence indicates that IL-12 is one such factor that plays a crucial role in the development of CMI. These studies were carired out to investigate the effect of green tea polyphenols to the immune cellulare in mice responses of mice during Salmonella typhimurium infection. The subject consisted of 36 female mice (Balb/C), 6-8 weeks old, divided into 3 groups. The first group was given 10 mg polyphenols/mouse, the second group was given 5 mg polyphenols/mouse, and the third group as the control. In day 31, all mice were infected with 108 CFU Salmonella typhimurium orally. On day 0, 3, 5, and 7 postinfection, 3 mice from each groups were sacrificed, the splenocytes were extracted and cultured to measure the level of IFN-g in the supernatan and. The peritoneal macrophages were also extracted and cultured to measure the phagocytic activity. The level of IFN-g in splenocyte culture supernatant increased during infection in all groups, but the level of the experimental groups were higher than in control group. The percentage of phagocytic activity of peritoneal macrophages were higher in the experimental groups than in the control group. The increase of the phagocytic activities were seen corelate with the level of IFN-g supernatan splenocyte culture. (Med J Indones 2004; 13: 1-7)"
Medical Journal of Indonesia, 13 (1) January March 2004: 1-7, 2004
MJIN-13-1-JanMar2004-1
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Enhanced humoral immune response (sIgA) can be caused by gingivitis. A study has been conducted on the effect of tea leaf extract (Camellia sinensis) at a concentration of 0,5% as mouth-wash on salivary sIgA level on gingivitis patients. Ten patients (age=18-30 years) were divided into 2 groups so that five patients of the first group represented early gingivitis, and five patients of the second group represented normal gingiva. The gingival index by Loe and Silness (1963) was measured one day before treatment and five days after treatment. The first group was given tea leaf extract solution (0,5%) and the others were given aquabidest as control. Five ml of each solution was mouth washed for 5 seconds and this was repeated two times in the morning and at night before sleeping. All treatments were repeated for five days. Saliva samples were collected one day before treatment and five days after treatment. The sIgA level was measured using sIgA ELISA kit (Salimetrics LLC). Optical Density was read on standard plate at 450 nm. The results showed a significant decrease in the salivary sIgA level and in the severity of gingivitis by mouth-washing with a tea leaf extract at a concentration 0.5%."
Journal of Dentistry Indonesia, 2004
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yulieyas Wulandari
"Melamin merupakan suatu zat organik yang tidak dapat mengalami proses metabolisme oleh tubuh dan akan dikeluarkan melalui ginjal bersama urin. Masuknya melamin ke dalam tubuh biasanya disebabkan penyalahgunaan melamin sebagai zat aditif dalam susu untuk meningkatkan kadar protein. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan nanopartikel emas (AuNp) yang dapat mendeteksi adanya kandungan melamin. Pada penelitian ini digunakan metode preparasi nanopartikel emas (AuNp) yang ramah lingkungan, yaitu dengan menggunakan ekstrak tanaman teh hitam (Camellia sinensis) yang bertindak sebagai agen pereduksi Au3+ menjadi Au0. Pada uji melamin, larutan nanopartikel emas (AuNp) berwarna merah anggur akan berubah menjadi warna biru. Analisis nanopartikel emas (AuNp) menggunakan spektrofotometer UV-Vis menghasilkan panjang gelombang pada 540 nm. Hasil FTIR menunjukkan adanya gugus N-H yang merupakan senyawa melamin setelah dideteksi oleh AuNp. Karakterisasi dengan SEM menunjukkan bentuk bulat dan segitiga dengan ukuran 100 nm yang mengindikasikan keberadaan nanopartikel emas (AuNp)."
Depok: Jurnal Sains dan Teknologi Kimia, 2014
541 JSTK 5:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>