Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181352 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Elly Nurachmah
"Penelitian fenomenologis ini telah mengkaji aspek bio-psiko-sosio-spiritual klien pengidap kanker payudara yang tengah mendapatkan pengobatan. Data kualitatif dalam bentuk Catalan lapangan teiah dikumpulkan seiama pelaksanaan am kelompok pendukung. Maksud penelitian ini adalah uniuk mendapatkan pemahaman yang mendalam bagaimana wanita Indonesia yang mengidap kanker payudara merasakan pengalaman yang kompleks, sangat interpersonal, dan dinamis. Latar belakang pemekiran dari penelitian mi didasarkan oleh pengertian bahwa untuk mendapatkon pengetahuan tentang sesuatu akan menjadi sia-sia dan hampir tldak mungkin tanpa menerangkan pengalaman individu bagaimana adanya ketika dialami dan sebagaimana diterangkan oleh individu itu secara langsung (Polit, 1996). Tulisan ini adalah untuk mengkaji dampak kanker payudara dan pengobatannya terhadap aspek (a) fisiologis, (b) keseimbangan psikologis, (c) hubungan klien dengan orang lain, (d) nilai-nilai spiritual, dan (e) kualitas kehidupan keseharian klien. Subyek penelitian terdiri dari 87 wanita dengan diagnosa kanker payudara yang menghadiri kelompok pendukung. Hasil anatisis kualitatif berasal dari analisis isi komentar dan pernyataan subyek selama mengikui kegiatan kelompok pendukung telah mendapaikan lima kalegori thema yaitu: ketidakmampuan fisiologis (physiological incapability) ketidakseimbangan psikologis (psychological disequilibrium), perilaku negatif dalam hubungan social (social relationship misbehavior), disparitas nilai-nilai spiritual (spiritual values disparity), dan kehidupan bersemangat (life of courage). Setiap pernyataan dinilai dan diinterpretasikan menjadi thema, kelompok thema, dan kategori thema. Evaluasi hasil riset telah menunjukkan bahwa partisipasi kelompok dalam kelompok pendukung telah menolong mereka untuk membentuk perasaan positif tentang diri mereka sendiri dan meningkatkan kemampuan mereka dalam berkomunikasi dengan pasangan hidup dan anggota keluarga lainnya.

The phenomenologicall study explored bio psycho social spiritual aspects of Indonesian women with breast cancer who having therapy. A qualitative data in a form of field note a was obtained during the course of the support group program. The main objective -was to have a deeper and richer understanding on how Indonesian women with breast cancer made sense of an experience that was complex, interpersonal, and dynamic The premise was that gaining knowledge would be impossible without describing human experience as it was lived and as it was defined by the persons themselves (Path The purpose of the study was to explore the impact of breast cancer and its treatment on their (a) physiological :. (h) psychological equilibrium, (c) relationship with others, (d) spiritual values, and quality of daily living. Eighty objects who joined the support group for women with breast cancer participated in the study. The result of qualitative analysis which were extracted from the significant statements and comments made by the subjects during the course of the breast cancer support group program identified five theme categories : physiological incapability, psychological disequilibrium, social relationship misbehavior, spiritual values disparity, and life of courage. Each statement was examined and interpreted in relation Jo themes, theme groups, and theme categories The result of the study concluded that group participation had helped them to have positive feelings about themselves and improved their communication skills with their i and other family members."
1999
JJKI-II-6-Mei1999-186
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Damanik, Melda Tiorina
"Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui sejauh mana persepsi klien kanker payudara setelah tindakan mastektomi. Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Sederhana dan dilakukan di Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta (RSPP) dengan jumlah responden sebanyak 15 orang. Kepada responden diberikan kuisioner untuk dijawab dan setelah itu dianalisa oleh peneliti.
Hasil pengumpulan dan analisa data diperoleh bahwa Sebagian besar klien yaitu 86,6 % memiliki persepsi yang positif, dimana klien mampu beradaptasi terhadap perubahan untuk melanjutkan kehidupannya, Sedang 13,4 % responden memiliki persepsi negatif sehingga menunjukkan keputusasaan. Dari penelitian tersebut dapat terlihat bahwa klien kanker payudara dengan tindakan Mastektomi dapat mengalami persepsi positif dan persepsi negatif."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5286
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Klien dengan kanker payudara dan keluarga karena target pengobatan kanker termasuk
pengobatan kemoterapi bukanlah kesembuhan, namun hanya kontrol memperpanjang
jarak kekambuhan dan kemoterapi terdiri mempunyai efek samping yang dapat merusak
organ vital tubuh dan menimbulkan kebotakan., diare, kulit menghitam, nafsu makan
menurun dan kelemahan. Hal-hal ini menimbulkan stresor tersendiri bayi klien kanker
payudara yang menjalani kemoterapi. Weisman (1979) mengatakan klien dengan kanker
mengalami periode kecemasan yang berkepanjangan mulai dari penentuan diagnostik
sampai dengan menjalani terapi dikatakan pula 70 % klien.kanker yang menjalani
kemoterapi mengalami stres berat. Sehingga dibutuhkan manuver keperawatan yang
adekuat untuk meminimalkan gangguan psikologis tersebut. Tujuan dari penelitian ini
mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan klien kanker
payudara dalam menghadapi kemoterapi baik faktor internal ( pengetahuan, pengalaman
dan pemahaman agama) maupun faktor ekstrenal (dukungan keluarga dan pendapatan).
Penelitian ini dilakukan di RS Kanker Dharmais dengan jenis penelitian studi deskriptif
dan desain penelitian cross sectional. Jumlah responden 15 orang klien kanker payudara
yang sedang menjalani kemoterapi. Dari pengumpulan data demografi, faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan dan tingkat kecemasan data yang didapat diolah dengan
distribusi frekuensi menggunakan sentral tendensi, kemudian diiakukan uji statistik non
parametrik Pearson product moment yaitu untuk menguji hubungan antara faktor
internal dan eksternal terhadap tingkat kecemasan klien kanker payudara dalam
menghadapi kemoterapi dari penelitian didapatkan 100 % responden wanita, 60 %
berpendidikan setingkat sarjana dan 53,33 % berusia 40 - 60 tahun. Dari faktor-faktor
yang berpengaruh ditemukan faktor pengalaman, dukungan keluarga dan pendapatan
mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan kecemasan. Sedangkan faktor agama
mempunyai hubungan liner dengan kecemasan dan faktor pengetahuan mempunyai
hubungan yang tidak signifikan dengan kecemasan klien kanker payudara dalam
menghadapi kemoterapi: Dengan demikian dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi acuan untuk meningkatkan kemampuan perawat mengantisipasi faktor-faktor
yang berpengaruh pada kecemasan klien dalam menghadapi kemoterapi dan mengatasi
cemas."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5100
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Namora Lumongga
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari intervensi kelompok cognitive behavorial therapy (CBT), kelompok dukungan sosial (DS) dan kelompok kontrol (KK) terhadap sikap menghargai diri sendiri pada kalangan penderita kanker payudara. Skala sikap menghargai diri sendiri yang dibuat oleh Rosemberg (Rosenberg Self
Esteem/RSE) digunakan untuk mengukur sikap menghargai diri sendiri. Kelompok pasien terdiri atas kelompok CBT dan kelompok DS. Dalam penelitian ini setiap kelompok pasien akan menjalani 12 sesi konseling selama 6 minggu. Analisis kuantitatif pengukuran berulang general linear model (GLM) digunakan untuk mengetahui dampak terbesar
pada kelompok (CBT, DS, dan KK) serta dampak utama dari tes secara berulang dengan skala RSE (pra tes, pasca tes 1, pasca tes 2, dan pasca tes 3). Hasil analisis memperlihatkan tidak terdapat perbedaan dampak utama antara kelompok CBT, kelompok DS, dan kelompok KK terhadap skor skala menghargai diri sendiri. Ditemukan perbedaan dampak utama dari tes berulang skala RSE (antara pra tes, pasca tes 1, pasca tes 2 dan pasca tes 3) terhadap skor sikap menghargai diri sendiri. Hasil utama secara keseluruhan dalam penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan skor skala RSE dari pra tes, pasca tes 1, pasca tes 2, dan pasca tes 3 terhadap skor skala RSE.
This study is aimed to determine the main effects of CBT group, social support group (DS) and control group (KK) on the self esteem among breast cancer patients. Rosemberg self esteem scale (RSE) was used to
measure self-esteem. The treatment group consisted of CBT and DS groups. Each treatment group received 12 counselling sessions within six weeks. Quantitative analysis general linear model (GLM) repeated measures was used to identify the groups? (CBT, DS, and KK) main effect, the repeated test RSE scale (pre test, post test 1, post test 2, and post test 3) main effect and the interaction effect (CBT, DS, and KK), and repeated tests RSE scale (pre test, post test 1,
post test 2, post test 3). There was no significant difference in the groups (CBT, DS, and KK) main effect on the Rosenberg Self Esteem (RSE) scores. There was a significant difference (F (3.10) = 66.823, p = 0.0001 (Wilk's Lambda) on the repeated test RSE scale (pre test, post test 1, post test 2, and post test 3) main effects on self esteem
score. Overall findings showed an increase in RSE scores between the pre test, post test 1, post test 2 and post test 3."
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI;Universitas Sumatera Utara. Fakultas Kesehatan Masyarakat;Universitas Sumatera Utara. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara. Fakultas Kesehatan Masyarakat], 2011
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Kanker payudara merupakan gangguan payudara yang paling ditakuti perempuan dan angka kejadiannya terbanyak kedua di Indonesia. Salah satu efek panjang yang dirasakan pada pasien yang mengalami kanker payudara nyeri. Nyeri yang dialami oleh pasien kanker payudara merupakan nyeri kronis yang bersifat nosiseptif yakni nyeri secara fisik dan juga nyeri
yang diakibatkan karena pengalaman emosional pasien. Nyeri tersebut sifatnya berkepanjangan dan dapat membuat pasien tidak nyaman Eratnya keterkaitan antara nyeri dengan emosi memberikan suatu peluang bahwa pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri tidaklah semata hanya mengandalkan pengobatan atau terapi secara kimia saja tetapi juga dapat menggunakan metoda komplementer lain seperti terapi modalitas berbasis energy. Salah satu terapi berbasis energy yang mudah dan cukup simple digunakan adalah Quantum Touch yang di Indonesia dikembangkan menjadi sentuhan spiritual quantum. Penelusuran literatur digunakan menggunakan kata kunci Quantum-Touch, Therapeutic Touch, Healing Touch dan Biofield dengan biofield atau terapi sebagai variabel independent dan nyeri, nyeri kronis, nyeri kanker payudara sebagai variabel dependent.
Penelusuran dilakukan pada website Proquest, Ebscohost maupun website lain yang menggunakan bantuan google Scholar. Dari hasil penelusuran di dapatkan sebanyak 13 jurnal yang terkait dengan tema tersebut. Dari ke-13 jurnal tersebut 6 jurnal merupakan sitematik review atau meta analisis, 5 jurnal penelitian klinis dan 2 penelitian cross sectional, Hasil literatur review
didapatkan bahwa dalam hal efektifitas terapi, dari 12 jurnal menyebutkan bahwa quantum touch memiliki kemampuan dalam menurunkan nyeri pada pasien kanker payudara. Selain aspek fisik, ternyata quantum touch pun dapat menyentuh aspek spiritual pasein tanpa menimbulkan efek samping. "
613 JKKI 10:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Kanker payudara merupakan penyakit kanker ketiga didunia dan penyebab kematian yang utarna pada wanita (American Cancer Society tahun 2000), data dari Dirjen Pelayananan Medik Departemen kesehatan RI tahun 1996 menunjukan kasus kanker payudara adalah sebesar 2.993, serta berdasarkan YK1 (Yayasan kanker Indonesia) bekerjasama dengan 13 rumah sakit didapat 2.993 kasus kanker payudara.
Berdasarkan data dari RS. Kanker Dharmais Jakarta tahun 2002, didapatkn bahwa pasien kanker payudara yang berkunjung sebanyak 225 orang (26,2%) dari 859 pasien kanker yang berkunj ung dan yang menjalani khemoterapi adalah sebanyak 114 orang atau 50,67%. Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengamhi tingkat adaptasi psikologis pada klien kanker payudara yang menjalani kemoterapi belum pernah dilakukan di RS. Kanker Dharmais.
Berdasarkan hal ini maka peneliti meneliti tentang faktor-faktor tersebut yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat adafiasi psikologi pada klien kanker payudara yang menjalani kemoterapi. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif sederhana dengan analisa univariat.
Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat adaptasi klien kanker payudara yang menjalani khemoterapi adalah karakteristik klien terbanyak seperti : umur (41-50 tahun) sebesar 34,3 %, pendidikan (SLTA) sebesar 42,9 %, pekerjaan (Ibu rumah tangga) sebesar 48,6 %, suku (Sumatera) sebesar 37,1 %, Kondisi klien (sedang) sebesar 65,7 %, pengalaman terhadap penyakit (sedang) sebesar 74,3 %, sosial ekonomi (sedang) sebesar 77,1 %, psikologi (baik) sebesar 94,3 % dan efek samping terhadap pengobatan (baik) sebesar 100 %. Adaptasi terhadap penyakit (dapat beradaptasi) sebesar 85,7 %.
Berdasarkan hasil penelitian ini maka perlu bagi pemberi asuhan keperawatan untuk memberikan informasi yang baik bagi klien dan pentingnya dukungan keluarga terhadap klien kanker payudara yang menjalani kemoterapi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
TA5431
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Ratna
"Penelitian ini mendiskusikan tindakan yang harus dan diharapkan ners lakukan untuk merawat klien yang sakit kanker. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 20--
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Puji Lestari
"Kanker serviks merupakan kanker kedua tersering pada perempuan di seluruh dunia setelah kanker payudara. Di Indonesia ditemukan 15.050 kasus setiap tahunnya dan disebut sebagai penyakit pembunuh perempuan nomor 1. Masalah psikososial yang ditemukan pada klien kanker serviks adalah ketidakberdayaan, dan setiap pasien dengan penyakit kronis memiliki hardiness sebagai respon psikologis terhadap penyakitnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi kelompok suportif ekspresif terhadap ketidakberdayaan dan hardiness klien kanker serviks.
Desain penelitian ini menggunakan quasi eksperimental pre post test with control group. Responden penelitian ini terdiri dari 25 klien kanker serviks sebagai kelompok intervensi dan 25 klien kanker serviks sebagai kelompok kontrol di RSUP Dr. Kariadi Semarang, pada bulan Juni 2013.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan rata-rata skor ketidakberdayaan 73,85% dan peningkatan rata-rata skor hardiness sebesar 21,92% pada kelompok intervensi. Terapi kelompok suportif ekspresif dapat meningkatkan keberdayaan dan hardiness pada klien kanker serviks.

Cervical cancer is the second most common cancer in woman after breast cancer. In Indonesia found 15.050 cases annually and is referred to as the number one killer disease of woman. Psychososial problems were found in patients with cervical cancer is the powerlesness and every patient with a chronic illness has a psychological hardiness in response to the illness.
The aims of the research is to determine the effect of supportive expressive group therapy for powerlesness and hardiness in cervical cancer patient.
The research is quasi-experimental design pre-post test with control group. The survey respondents consisted of 25 clients cervical cancer as the intervention group, and 25 clients cervical cancer as controls group in Public Hospitals Dr. Kariadi Semarang in June 2013.
The result of study showed an increase in the average scores of powerlesness 73,85% and hardiness increased by 21,92% in the intervention group. Supportive expressive group therapy can increase empowerment and hardiness in cervical cancer patient.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T36107
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risti Ana Malik Jani Jaleha
"Penelitian ini menganalisis faktor penentu keputusan individu untuk berpartisipasi dalam perdagangan lintas batas informal (ICBT) dan sejauh mana pendapatan rumah tangga dipengaruhi oleh partisipasi individu dalam ICBT. Dengan menerapkan metode pengambilan sampel melalui snowball method, peneliti melakukan survey kepada 77 individu yang melakukan ICBT dan 70 individu yang tidak melakukan ICBT yang menetap di daerah perbatasan Entikong, Indonesia. Kuesioner ICBT diadopsi dari Uganda Bureau of Statistics (UBOS) tahun 2008. ICBT tidak dikenakan pajak akan tetapi bersifat resmi sesuai Border Trade Agreement 1970. ICBT mengizinkan pedagangan untuk melakukan aktivitas jual beli barang-barang tertentu di daerah tertentu di bawah Rp. 2.025.900 (RM 600). Jumlah barang yang diperdagangkan setiap bulan juga terbatas. Untuk mengidentifikasi peran ICBT bagi daerah Entikong, peneliti menggunakan metode kuantitatif dan metode kualitatif. Pertama, sebuah model partisipasi dalam ICBT diestimasi menggunakan regresi multivariat logit.
Hasil penunjukkan bahwa gender, lokasi, jarak, banyaknya jumlah pekerjaan yang dimiliki, posisi sebagai kepala rumah tangga dan kepemilikan asset mempengaruhi keputusan individu untuk berpartisipasi dalam ICBT. Kedua, sebuah model regresi OLS digunakan untuk menginvestigasi manfaat moneter bagi individual dari ICBT. Hasil mengindikasikan bahwa partisipasi dalam ICBT mendorong pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi rumah tangga, khususnya pendapatan sekunder di daerah. Ketiga, peneliti memeriksa karakteristik dari ICBT dan menunjukkan bahwa komoditas ekspor utama adalah terong dan lada. Sedangkan komoditas impor utama adalah gula dan minyak goreng. Profit yang dihasilkan dari ICBT ini sebagian besar digunakan sebagai modal untuk diinvestasikan kembali, membayar pinjaman, dan membayar biaya sekolah anak. Peneliti menyimpulkan bahwa ICBT diperlukan sebagai sumber pendapatan yang penting bagi individu di Entikong dan sebagai mekanisme individu untuk menyelesaikan suatu masalah. Ketiadaan ICBT akan membuat kondisi perekonomian rumah tangga semakin memburuk, sehingga pemerintah perlu langkah lebih lanjut untuk menyelesaikan situasi tersebut melalui program jaminan sosial yang mahal. Akan tetapi, masih dipertanyakan apakah pemerintah benar-benar mendapatkan manfaat dari formalisasi perdagangan skala kecil ini.

This study analyzes the determinants of people's participation in informal cross-border trade (ICBT) and to what extent household income is affected by participation in informal trade. By applying a snowball sampling method, the author carried out a survey among 77 ICB traders and 70 non-ICB traders who live all in the Entikong border area of Indonesia. The ICBT questionnaire developed by the Uganda Bureau of Statistics (UBOS) in 2008 was adapted. ICBT is non-taxed but formalized in Indonesia since 1970 under The Border Trade Agreement. It allows traders within a certain area to exchange pre-specified goods below a value of Rp. 2,025,900 (RM 600). The numbers of monthly trades are also limited. To assess the role of ICBT for the Entikong region I make use of quantitative and qualitative methods. First, a model of ICBT participation is estimated using a multivariate logit regression. The findings illustrate that gender, location, distance, multiplicity of jobs, position in a household and asset ownership affect the decision to engage in ICBT. Second, an OLS regression model was employed to examine the individual monetary benefit from ICBT.
The result indicates that ICBT participation boosts income and improves the household's economic prosperity, especially secondary income in the Entikong region results to a large extend from ICBT. Third, I assess the nature of trade and show that the major exported goods are sour eggplant and pepper. The major imported goods are sugar and cooking oil. Proceeds from ICBT are mainly used for reinvestment, for rental payments and to cover school fees. I conclude that ICBT is needed as an important source of income in Entikong and a coping mechanism. In the absence of ICBT, the economic conditions of the households would be worse suggesting that the government would need to step in with social programs that are costly. Therefore, it is questionable whether the government would really gain from formalizing this small-scale cross-border trade.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T45039
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>