Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161097 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Sandra
"ABSTRAK
Ketika anak berada dalam tahap middle childhood, seringkali terjadi masalah dalam hubungannya dengan orangtua karena orangtua yang mengalami kesulitan dalam mengubah pola asuh atau berperan sesuai dengan tuntutan perkembangan anak. Pada tahap middle childhood sudah mampu mengembangkan sikap dan persepsi tertentu terhadap tingkah laku dan pola asuh orangtuanya. Pada anak dengan orangtua yang menerapkan pola asuh premisif hal ini menjadi penting. Dalam pemeriksaan psikologis, hal-ha! ini dapat terungkap melaiui alat bantu seperti tes proyeksi. Salah satu tes yang
efektif adalah Children Apperception Test. Penelitian ini berusaha melihat apa saja pandangan, perasaan dan kebutuhan terhadap orangtua yang temngkap melalui CAT pada anak yang mengalami masalah dalam hubungan mereka dengan orangtua, yaitu pola asuh yang permisif.
Hasil yang diperoleh adalah anak memandang bahwa hubungan mereka dengan orangtua kurang hangat, dan beberapa subyek memandang tokoh otoritas sebagai tokoh yang tidak berdaya. Anak merasakan kesedihan ketika berpisah dengan orangtua, dan senang ketika bersama orangtua. Kepada tokoh otoritas yang pernah memberikan hukuman kepada mereka, anak mengembangkan dua pilihan perasaan, yaitu merasa takut dan cemas terhadap tokoh tersebut atau merasakan agresi pada tokoh itu Kebutuhan yang terungkap adalah bahwa
sebagian besar subyek menginginkan kedekatan dengan orangtuanya.
Secara umum hasil penelitian ini bersesuaian dengan karakteristik anak middle chilhood. Hal yang menarik adalah anak memandang hubungannya dengan Orangtua cenderung kurang hangat, di mana hal ini sedikit berbeda dengan penjelasan teori bahwa orangtua yang permisif adalah orangtua yang responsif dan tidak menerapkan kendali, bukan orangtua yang tidak responsif. Kedekatan anak dengan orangtua tampak hanya pada hubungan fisik dan bukan emosional."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T38175
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martina Dwi Mustika
"Penelitian mengenai sikap orang tua dan siswa SLTP Tarakanita I terhadap Pemberian Pendidikan Seksualitas untuk Remaja di Sekolah ini dilakukan dengan alasan berkembangnya kebutuhan masyarakat akan pendidikan seksualitas untuk remaja. Kebutuhan ini muncul dengan makin maraknya kejahatan seksual yang alaupun meningkatnya kehamilan di luar nikah yang dialami remaja. Meskipun masih ada pro dan kontra di kalangan masyarakat tentang pentingnya pendidikan seksualitas untuk remaja, namun para ahli berpandangan b^wa pemberian pendidikan seksualitas untuk remaja merupakan salah satu cara yang tepat untuk mengurangi fenomena negatif, seperti kehamilan di luar nikah, pelecehan seksual, di kalangan remaja. Dengan mengetahui sikap orang tua dan siswa, dapat dicari jalan keluar untuk mengatasi pro dan kontra, sehingga pendidikan seksualitas dapat diberikan sesuai dengan kebutuhan remaja dan keinginan orang tua.
Dengan menggunakan metode purposive sampling, responden penelitian yang dipakai dalam penelitian ini beijumlah 102 orang, yang terdiri dari 51 orang responden orang tua dan 51 orang responden siswa yang merupakan pasangan orang tua dan anak. Semua responden diambil pada SLTP Tarakanita 1, Jakarta, dimana anak duduk di kelas 3 SLTP yang telah mendapatkan pendidikan seksualitas di kelas 2 SLTP. Alat ukur yang digunakan adalah seperangkat kuesioner yang terdiri dari 20 pernyataan. Data yang diperoleh diukur dengan menggunakan metode Likert, dan dengan menggunakan SPSS 11.0 menghitung mean, A NOVA dan Hesl untuk menggambarkan sikap responden serta membandingkan antar komponen sikap yang diukur.
Dari data yang diperoleh, gambaran hasil penelitian dapat diuraikan secara singkal sebagai berikut; secara umum, responden orang tua adalah wanita yang berusia antara 35 hingga 50 tahun, memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dengan pendidikan terakhir adalah SMU keatas. Sedangkan responden siswa, sebagian besar berusia 14 hingga 15 tahun, dan perbandingan antara pria dan wanita hampir seimbang. Sedangkan sebagian besar responden berasal dari daerah Jawa. Dari hasil perhitungan mean, didapatkan bahwa hampir seluruh responden bersikap positif terhadap pemberian pendidikan seksualitas di sekolah. Artinya responden setuju dengan pemberian pendidikan seksualitas di sekolah.
Hasil perhitungan t-test, untuk membandingkan mean antar komponen sikap yang diukur, didapatkan hasil bahwa ada perbedaan yang signifikan antar komponen yang diukur. Hal ini berarti masing-masing komponen sikap hal yang sesuai dengan pengertiannya.
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian diatas adalah sikap responden, baik responden orang tua maupun siswa, terhadap pemberian pendidikan seksualitas di sekolah adalah positif meskipun tidak ada perbedaan yang signifikan antar kelompok responden. Saran yang dapat diberikan terbagi menjadi dua, yaitu saran untuk penelitian dan saran untuk pihak sekolah.
Saran untuk penelitian ditujukan agar pada penelitian lebih lanjut, peneliti dapat mengubah dan memperhatikan hal-hal tertentu, seperti item-item pemyataan, metode penelitian, sehingga hasil atau data dapat lebih akurat dan mewakili populasi yang sebenamya. Sedangkan saran untuk pihak sekolah lebih ditujukan agar pihak sekolah dapat mengadakan pendidikan seksualitas yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi orang tua dan siswa. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S2872
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Aswati
"Penelitian ini berawal dari mengapa saat ini banyak terjadi kehamilan yang belum diharapkan di kalangan remaja. Kemudian ditunjang dengan buku para pakar yang mengetengahkan hasil-hasil penelitian yang dilakukan di kalangan remaja bahwa, banyak remaja sudah berani melakukan perbuatan seksual. Hal ini disebabkan antara lain: tersedianya berbagai media cetak dan media elektronik yang dapat menimbulkan rangsangan seksual remaja.
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan sikap terhadap perilaku tersebut antara lain, keadaan remaja yang karena mulai berfungsinya hormon seksual menyebabkan keingintahuan tentang seks meningkat, sedangkan sebagian orangtua bersikap kurang terbuka dan membuat jarak kepada anak dalam masalah seksual. Sarwono (1991) menyatakan behwa perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang timbul akibat dorongan seksual yang muncil.
Lebih lanjut penelitian Fox dan Inayu dalam penelitiannya yang dikutip oleh Sarwono (1991) menyatakan bahwa (a) Makin sering terjadi percakapan seks antara ibu dan anak, tingkah laku seksual anak makin bertanggung jawab, (b) Makin awal komunikasi itu dilakukan fungsi pencegahannya makin nyata, (c) Tetapi jika komunikasi itu dilakukan setelah hubungan terjadi maka komunikasi itu justru mendorong lebih sering dilakukannya hubungan seks. Meskipun demikian pengaruh positif itu tetap ada yaitu hubungan seks yang terjadi tidak sampai menimbulkan kehamilan yang tidak diharapkan.
Lebih lanjut Zelnik dan Kim dalam Sarwono (1991) jugs menyatakan bahwa remaja yang telah mendapat pendidikan seks jarang melakukan hubungan seks, tetapi mereka yang belum pernah mendapat pendidikan seks cenderung lebih banyak mengalami kehamilan yang tidak dikehendaki.
Zakiah Daradjat (1976) mengemukakan pendidikan agama yang ditarapkan sejak kecil pada anak melalui pembiasaan-pembiasaan akan meresap dalam sanubari anak dan akan dibawa sampai dewasa. Pemahaman agama yang benar ini akan dapat menangkal perubahan-perubahan nilai-nilai seksual dalam masyarakat.
Penelitian ini mengambil 3 faktor yang diduga menjadi penyebab sikap remaja terhadap perilaku seksual yaitu pendidikan seks oleh orangtua, pola asuh orangtua dan pendidikan agama dari orangtua.
Melalui kajian teoritis tentang sikap remaja terhadap perilaku seksual diajukan empat hipotesis untuk diuji kebenarannya. Penelitian ini dilakukan dengan responden sebanyak 295 orang yang diambil secara acak. Hasil pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
Tiga hipotesis ditolak dan satu hipotesis diterima. Hipotesis yang ditolak adalah hipotesis satu, dua., dan empat, sedangkan hipotesis yang diterima adalah hipotesis ketiga.
Dengan demikian terungkaplah hasil penelitian sebagai berikut:
- Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan seks dari orangtua dengan sikap remaja terhadap perilaku seksual.
- Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orangtua dengan sikap remaja terhadap perilaku seksual.
- Terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara pendidikan agama dari orang tua dengan sikap remaja terhadap perilaku seksual.
- Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan seks, pola asuh, pendidikan agama dari orangtua dengan sikap remaja terhadap perilaku seksual.
Untuk penelitian lebih lanjut dalam bidang ini perlu memperhitungkan variabel lain yang diduga barpengaruh antara lain, pengaruh media cetak dan elektronik. Begitu Pula dalam menentukan sampel hendaknya dibedakan tempat tinggal, perbedaan jenis kelamin serta usia. Selain itu pendidikan seks perlu diberikan di sekolah. Bagi orangtua hendaknya menjaga hubungan dengan anak remajanya agar tetap hangat dan mengontrol secara bijaksana."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
T107
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donny Gahral Adian
"Democracy, politics, religion, and law in Indonesia from a philosophical viewpoint; collected articles"
Depok: Koekoesan, 2006
321.8 DON d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Dewi Kaniati
"Perilaku altruistik adalah perilaku menolong orang lain tanpa pamrih. Perilaku altruistik remaja kurang banyak diteliti karena remaja dianggap cenderung lebih memperhatikan diri dan kelompoknya saja, padahal cukup banyak remaja yang bekerja sebagai relawan dalam berbagai masalah sosial dan tidak mengharapkan imbalan. Penelitian ini bertujuan untuk menggali peran pengasuhan dan keberagamaan terhadap pembentukan perilaku altruistik relawan remaja ditinjau dari teori identifikasiinternalisasi dari Staub (1978) yang dikembangkan berdasarkan teori belajar social dari Bandura (1972). Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan mewawanearai lima orang relawan remaja yang membantu anak jalanan, yang dipilih berdasarkan wawancara dan Helping Orientation Questionnaire (Ribal, 1963)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peranan panting dari pengasuhan dan keberagamaan orangtua, yang bekerjasama dengan sifat remaja yang cenderung "mudah". Pengasuhan yang berdasarkan keberagamaan yang kuat, kehangatan dan kontrol serta contoh perilaku prososial dari orangtua mendorong terjadinya identifikasi clan internalisasi nilai-nilai orang tua, sehingga menumbuhkan keberagamaan intrinsik dan perilaku altruistik. Perilaku altruistik relawan remaja ditandai oleh adanya empati, kesediaan untuk menolong yang diiringi rasa tanggung jawab, dan keyakinan akan kernampuan diri dalam menghadapi kesulitan dan tantangan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17820
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Afifah Hurriyati
"Penelitian ini bertujuan mengetahui dinamika dan pola coping stress' dan onentasi religiusitas pengguna narkoba pada remaja akhir. Hal ini dilatar belakangi oleh kenyatazm penderita ketergantungan narkoba di Indonesia mengalami peningkatan, khususuya pada remaja. Menumt konsep model ketergannmgan dari Brickman (dalam Marlalt & Boer, 1988), aktivititas ketergantungan narkoba climotivasi oleh usaha individu untuk beradaptasi terhadap stres yang agaknya lebih dihubungkan dengan alcibar penggunaan narkoba itu sendin dibandingkan dengan awal peznggunaan narkoba. Namun demikian, banyak pengglma narkoba yang berusaha mengubah pola pemakaiannya dan menginisiasi suatu proses perubahan. Fenomena adanya usaha untuk melakukan perubahan pada individu yang rnengalami ketergantungan narkoba menunjukkan bahwa merelca melakukan penyesuaian terhadap tuntutan yang bersifat internal maupun ekstemal atau dengan kata lain melakukan coping. Dari beberapa hasil penelitian dikelahui ada beberapa faktor yang mempengaruhi coping stress individu, diantaranya faktor religiusitas. Banyak penelitian menunjukkan keyakinan religius dihubungan dengan hasil kesehatan mental dan Esmlc yang posilii Pada pengguna narkoba, agama mempakan salah satu yang paling konsisten berkorelasi dengan penunman pemakaian narkoba. Selain itu faktor lain yang membantu proses coping individu adalah locus of contral dan persepsi terhadap adanya dukungan sosial yang diberikan. Penelirian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus. Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa remaja pengguna narkoba pada kasus ini mempnnyai dinarnica dalam mempersepsikan dan mengatasi sires dengan aspek-aspek yang mempengaruhi perilaku coping stress-uya selama program penyembuhan keterganlungn terhadap narkoba. Kedua subjek remaja pada kasus ini mengembangkan kedua pola jenis coping stress, yaitu problem focused dan emotion focused siraiegies. Aspek internal remaja yang ditelili pada kasus ini yaitu orientasi religiusitas, focus of control dan persepsi yang positif terhadap aclanya dukungan sosial yang diterima menjadi sumber daya (bzgyer) yang mempengaruhi coping stress mereka sehingga mereka masih berperilaku adaptif selama berada di pesantren rehabilitasi. Namuu demikian, pada situasi yang tidak kondusif seperlzi adanya konflik dengan orang tua (ayah) ketika mereka kembali ke lingkungan rumah, menyebabkan mereka melakukan coping maladaptl yaitu relapse. Konflik dengan ayah menyebabkan remaja mempunyai persepsi yang negatif terhadap adanya duklmgan sosial dari ayah, m pengaruhi orientasi religiusitas dan focus of control remaja. Relapse ditentukan oleh interaksi antam inclividu,situasi dan fisiologis. Relapse pada remaja pada kasus disebabkan oleh kondisi fisiologi yang masih berada dalam taraf penyembuhan, dan dipicu oleh adanya situasi konflik yang menyebabkan mereka memsa tidak memplmyai kompetensi dalam melakukan coping stress yang adaptif Di sisi lain mereka mempunyai keyakinan bahwa narkoba dapat memberikan efek positif yang sehingga mereka dapar meminimalislr atau keluar dari kondisi yang negatli Perilaku pada fase perubahan aktif dari ketergantungan (adiksi), dipengaruhi oleh fuktor treatment, gender, motivasi,usia, kepribadian, fungsi kognitif psikososial (Davies dan Stacey dalam Marlatt & Boer, 1988). Untuk itu muntuk penelitian selanjutnya adalah agar melakukan penelitian dengan jumlah subjek yang lebih banyak dengan melihat pengaruh pabedaan faktor treatment, usia, tingkat ketergantungan dan pola asuh orang tua. Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar melakukan penelitian dengan pendekatan kuantitatif sehjngga diperoleh hasil yang dapat terukur secara statistik."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38139
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Nurrahdiana Dewi
"Slogan iklan merupakan rangkuman dari semua hal yang ingin di ucapkan oleh pengiklan. Oleh karena itu, biasanya slogan iklan menjadi ujung tombak suatu ikian. Slogan iklan harus menarik dan mampu dimengerti oleh semua pihak. Hal ini penting karena iklan juga mampu menarik perhatian dan mampu dimengerti orang yang tidak menggunakan produk tersebut dan pada akhirnya mau beralih dari produk yang lama. Salah satu hal yang mempengaruhi ketertarikan pada slogan iklan adalah motivasi. Kebutuhan akan suatu produk akan membuat orang aktif mencari informasi mengenai produk tersebut. Bagi para pengguna produk sabun cair, informasi-informasi yang berkaitan dengan produk menjadi penting baginya karena ada keterikatan antara dia dan produk. Bagaimana halnya dengan orang yang tidak menggunakan produk ? Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena peneliti ingin mengadakan penelitian eksperimen pada para pengguna dan bukan pengguna sabun cair mengenai asosiasi kognitif mereka tentang beberapa slogan iklan sabun cair. Para subjek merupakan mahasiswi FISIP dan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode kuesioner. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terjadi perbedaan asosiasi kognitif antara pengguna dan bukan pengguna sabun cair yang mencolok. Dalam hal ini pun teori motivasi tidak berpengaruh. Kebutuhan para pengguna akan sabun cair tidak mampu membedakan tingkat asosiasi kognitifnya bila dibandingkan dengan bukan pengguna sabun cair. Hal ini disebabkan karena iklan yang sudah lama. Slogan iklan menjadi tidak novelty lagi dan sudah familiar. Sehingga tidak menarik. lagi. Selain itu, responden yang homogen menyebabkan tingkat asosiasi kognitifnya juga sama."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4239
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor persepsi terhadap sikap dan minat konsumen dalam hal ini nasabah asuransi untuk menggunakan layanan internet asuransi. Teknologi internet yang makin berkembang baik penggunaannya dan jumlah penggunanya di Indonesia yaitu 55 juta orang pada tahun 2012, memberikan peluang bisnis yang baik. Pada industri jasa keuangan maka industri asuransi masih baru pada tahapan awal dalam menyediakan jasa layanan produk-produk asuransi. Dengan adanya perbedaan karakteristik dari transaksi jasa layanan menggunakan media internet dibandingkan layanan transaksi langsung, merupakan suatu hal yang penting bagi pihak perusahaan jasa asuransi untuk lebih memahami hal-hal apa yang dapat mempengaruhi konsumen mereka dalam menentukan keputusan menggunakan jasa layanan transaksi internet. Metode yang digunakan untuk menganalisa pengolahan data adalah dengan SEM (Structural Equation Modelling) dengan menggunakan perangkat lunak LISREL 8.70. Penelitian ini menemukan bahwa ada pengaruh dari faktor-faktor persepsi kepercayaan, kegunaan, dan kemudahan penggunaan terhadap sikap nasabah yang kemudian mempengaruhi minat untuk menggunakan layanan internet asuransi. Juga ditemukan bahwa tidak adanya pengaruh dari faktor persepsi kepercayaan terhadap minat nasabah untuk menggunakan layanan transaksi internet asuransi. "
JOMUT 10:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ambarita, Alexander Said Mulia
"Analisa Sikap dan Perilaku Fenggunaan Kartu Kredit Citibank. Dijaman modern ini, dikenal kartu plastik (Kartu Kredit) yang dikeluarkan oleh BAN sebagai salah satu alternatif pengganti transaksi dengan uang tunai. Perkembangan pertama didahului dengan perkembangan kartu kredit yang meningkat. Dan sekian banyak kartu kredit yang beredar, ada dua nama yang mendominasi yaitu Visa dan Master.
Ketika krisis ekonomi melanda Indonesia pada akhir tahun 1997, hampir menghancurkan seluruh sektor usaha yang ada di Indonesia tak terkecuali bisnis kartu kredit- Bisnis ini semakin terpuruk dengan semakin meningkatnya kredit yang bermasalah ditambah dengan semakin meningkatnya suku bunga kredit. Dan akhirnya, membawa dampak menurunnya nilai transaksi dengan menggunakan kartu kredit.
Keadaan ekonomi membaik sehingga industri kartu kredit ini mulai menimbulkan optimisme baru. Tetapi dampak krisis ekonomi, sedikit banyak telah mengubah perilaku konsumen yaitu konsumen menjadi takut dengan suku bunga yang tinggi dan orang cenderung menghindari pembeiian dengan kredit karena akan menimbulkan beban dikemudian hari. Melihat perubahan perilaku konsumen tersebut timbui suatu ide untuk menerbitkan kartu kredit yang mempunyai persyaratan keanggotaan lebih mudah dan tidak tergantung pada suku bunga.
Dengan adanya kartu kredit ini tentunya motivasi yang dicari konsumen pada tiap jenis kartu tersebut berbeda walaupun semuanya mempunyai fungsi yang hampir sama. Oleh karena itu penetitian ini bertujuan mengidentifikasi sikap dan perilaku pengguna kartu kredit Citibank, dengan demikian dari identifikasi sikap dan perilaku pengguna kartu kredit Citibank tersebut dapat dlketahui apa yang menjadi motivasi konsumen menggunakan kartu kredit Citibank sebagai kartu kredit utama, dan juga tentunya mengetabui sikap dan perilaku mereka juga tehadap kartu kredit Citibank.
Desain penelitian (research design} yang digunakan datam riset ini adalah gabungan riset eksploratori (exploratory research] dan riset deskriptif (descriptive research) dengan melalui metode sample survey, dengan jumlah sampel yang diperoleh adalah 120 responden. Target populasi yang dituju adalah pengguna kartu kredit Citibank yang bertempat tinggal di Jakarta. Dari data yang telah dikumpulkan, dilakukan analisis deskriptif berupa frekwensi, Mean dan tabulasi data serta analisa inferential Anova. Pengumpulan data dilakukan dengan cara non probability sampling dengan metode judgemental samping dan disproportioned stratified sampling.
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa sikap dari pengguna kartu kredit Citibank mempunyai banyak persamaan antara responden satu dengan yang lainnya yaitu bahwa kartu kredit Citibank merupakan kartu kredit dengan bunga yang tinggi dan sistem penagihan yang dilakukan oleh Citibank kurang menyenangkan bagi konsumen. Namun demikian juga ternyata faktor yang dianggap penting bagi konsumen dalam memilih dan menggunakan kartu kredit Citibank adalah acceptance dan kredibilitas dari bank penyelenggara kartu kredit tersebut. Jika dilihat dari perilaku konsumen terhadap penggunaan kartu kredit Citibank, sebagian besar responden menggunakannya sebagai kemudahan dalam hal pembayaran yang kebanyakan dilakukan untuk keperiuan belanja kebutuhan sehari-hari baik yang bersifat rutin maupun yang bersifat mendadak.
Dengan adanya sikap dan perilaku dari konsumen pengguna kartu kredit Citibank, Bank penyelenggara dapat mengadakan promosi/direct sales yang lebih bersifat mengedukasi konsumennya seperti mengadakan acara-acara di televisi baik itu sifatnya entertainment maupun edukasi sehingga dapat menimbulkan motivasi pada calon konsumennya terutama mengenai keuntungan dalam menggunakan kartu kredit. Dan juga dari penelitian ini dapat disarankan kepada Citibank sebagai penerbit kartu kredit untuk lebih sering menggunakan media surat kabar sebagai media komunikasi terhadap konsumennya, melihat source of brand awareness responden dalam mencari informasi mengenai kartu kredit."
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2002
T278
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>