Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154840 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Asep Taryana
"Tindakan pembedahan sebagai salah satu upaya terapi medis, selain bertujuan untuk menyembuhkan klien, juga dapat menimbulkan beberapa penyulit, seperti gangguan saluran pernafasan, gangguan saluran cerna, gangguan saluran perkemihan serta terlambatnya penyembuhan luka pembedahan. Selain itu pembedahan dapat menimbulkan stress, karena terdapat ancaman terhadap tubuh, integritas dan jiwa seseorang. Keadaan stress yang tidak diatasi dapat menimbulkan permasalahan pada saat pra bedah, selama pembedahan maupun pasca bedah.
Salah satu upaya yang harus dilaksanakan oleh perawat untuk mengatasi permasalahan di atas adalah melaksanakan pendidikan kesehatan pra bedah, yang pada prinsipnya bertujuan untuk mempersiapkan fisik dan mental klien dalam menghadapi pembedahan.
Di USA pelaksanaan pendidikan kesehatan terbukti telah dapat mengurangi pemakaian obat-obatan, mengurangi rasa sakit, perasaan cemas, mengurangi lama hari rawat yang pada akhirnya dapat mengurangi biaya perawatan di rumah sakit yang harus dikeluarkan klien. Bahkan sejak 1972, perhimpunan rumah sakit di Amerika telah menyatakan bahwa pendidikan kesehatan pra bedah adalah hak klien, sehingga merupakan keharusan bagi perawat untuk melaksanakannya.
Di Instalasi Bedah RSU. Dr. Hasan Sadikin Bandung pendidikan kesehatan pra bedah telah dilaksanakan, namun belum maksimal. Banyak faktor yang mungkin mempengaruhi pelaksanaan pendidikan kesehatan pra bedah, seperti pendidikan, pengetahuan, sikap, pengalaman perawat, sarana dan fasilitas yang tersedia, serta pengawasan dalam pelaksanaannya. Berdasarkan kepada hal di atas tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku perawat dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan klien pra bedah di RSU. Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Penelitian dilaksanakan melalui kegiatan cross sectional survei dilakukan dengan cara observasi dan wawancara kepada 99 orang perawat sebagai responden (total sampel) yang bertugas di Instalasi Bedah RSU. Dr. Hasan Sadikin Bandung. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat menggunakan uji chi square dan multivariat menggunakan analisis regresi logistik.
Hasil analisis bivariat menunjukkan dari 6 variabel yang diduga berhubungan dengan perilaku perawat dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan pra bedah, ternyata hanya variabel tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan perawat yang berhubungan dengan perilaku perawat dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan pra bedah. Dari hasil analisis regresi logistik ternyata variabel pendidikan mempunyai hubungan yang paling bermakna dengan perilaku perawat dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan pra bedah, dengan tingkat pendidikan yang tinggi, maka peluang perawat untuk melaksanakan pendidikan kesehatan pra bedah yang baik mencapai 15.29 kali dibanding tingkat pendidikan rendah. Rata-rata perilaku perawat dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan pra bedah didapatkan hasil baik 44.4% dan kurang 55.6%.
Untuk lebih meningkatkan pelaksanaan pendidikan kesehatan pra bedah di RSU.Dr. Hasan Sadikin Bandung, disarankan untuk terus memelihara dan meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan perawat, melengkapi protap yang sudah ada dengan protap pendidikan kesehatan pra bedah, serta melengkapi sarana dan fasilitas yang dibutuhkan.

Factors Which Related to Nurse Behavior in the Implementation of Pre - Operative Health Education Clients in Surgical Department of RSU. Dr. Hasan Sadikin Bandung, in 2001Operation as one among other efforts of medical therapies, besides the aims of healing the clients, also able to cause various complication, such as respiratory system disorders, gastrointestinal system disorders, urinary system disorders and the delayed of wound healing. On the other hand operation leads to stress, because of threaten to the body, integrity and human soul. This unsolved stress can make problems on pre-operative, during operation and post operative. (Perioperatively)
One of the efforts that should be undertaken by nurses to solve the problems above is to implement the pre-operative health education, which in principal purpose is to prepare physical and mental of the clients facing operation.
In USA the implementation of health education proven could decrease drug consumption, lessen the painful and anxiety. These all would cut down the duration of treatment days, and at last could decrease the hospital payment that should be paid by the client. More over since 1972, the American Hospital Association has declared that pre-operative health education is a right of the client, so it should be a necessity for nurse to implement it.
In the surgical department in RSU. Dr. Hasan Sadikin Bandung, pre-operative health education has been implemented, but not maximum yet. There are many factors that might be influenced the implementation of the pre-operative health education, such as; education, knowledge, attitude, nurse experiences, instruments, the provided facilities and the supervision of the implementations.
Based on those mentioned above, the objective of this research was to obtain information concerning factors which related to nursing behavior in the implementation of pre-operative health education clients, in surgical department of RSU. Dr. Hasan Sadikin Bandung.
The research was conducted through activities of cross sectional survey, using respondents of nurses which worked at the surgical department in RSU. Dr.Hasan Sadikin Bandung. The total samples were 99 respondents, and data collection was done through observation of nursing activities and interview.
Statistical analysis used distributions frequencies and chi-square analysis to find the relationships among the dependence variable and each independence variables. However, multivariate analysis with the logistic regression was also used to find the dominance independence variable which gave the highest relation.
The research results showed there was a significant relationship among nurses behavior in the implementation of pre-operative health education with education level and knowledge. The nurses which higher level education were usually done better in implementing pre-operative health education, 15.29 times compared with the low level education. On the average nurse behavior of the pre-operative health education got the good results 44.4% and less than 55.6%.
To RSU. Dr. Hasan Sadikin Bandung suggested to complete operational procedure with the pre-operative health education guidance, to complete the instruments and facilities, also the continuation of effort in increasing the nurse education, should be kept and increased."
2001
T9338
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enok Siti Marhumah
"Pelayanan kesehatan di rumah sakit lebih ditekankan pada pelayanan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif dimana obat-obatan merupakan salah satu faktor penting dalam penyembuhan penderita, sehingga perlu penanganan yang baik yang menjadi tugas instalasi farmasi. Untuk menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik instalasi farmasi memerlukan sistem pendistribusian, dalam hal ini adalah prosedur distribusi obat yang cepat dan efisien.
Depo farmasi ruang 11 merupakan bagian dari instalasi farmasi yang berfungsi mengendalikan distribusi obat sehingga penyediaan obat di ruangan senantiasa sesuai dengan perencanaan dan kebutuhan. Pasien ruang 11 terdiri dari pasien umum, pasien kontraktor dan pasien askes. Ruang 11 mempunyai kapasitas sebanyak 43 tempat tidur, terdiri dari VIP A, VIP B dan kelas 1. Sistem distribusi yang digunakan di ruang 11 adalah sistem distribusi persediaan di ruang dan sistem distribusi unit dosis parsial. Sistem distribusi obat tersebut dituangkan dalam bentuk depo farmasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis situasi sistem dan prosedur yang dilaksanakan kaitannya dengan peningkatan pelayanan farmasi di RSHS; mengkaji masalah-masalah yang menghambat dalam pelaksanaan prosedur; serta mencari alternatif yang diharapkan untuk mengurangi masalah tersebut.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode telaah kasus dengan pendekatan deskriptif dengan cara penelusuran proses sejauhmana prosedur tetap yang ada dijalankan. Menggunakan data primer, yaitu melalui observasi dan wawancara. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui catatan dan laporan farmasi bulan Juli 2000, protap, kebijakan, standar pelayanan farmasi, dan lain-lain.
Dari hasil penelitian diperoleh prosedur tetap yang ada kurang mendukung terhadap pelayanan dan tidak memberikan kepuasan pasien, sehingga perlu dikembangkan.
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan, apabila sistem distribusi obat didukung oleh prosedur yang baik dan mudah dilaksanakan, personal yang cukup, jumlah dan kemampuan kefarmasiannya meningkat, serta sarana bagi prosedur distribusi yang lengkap, diharapkan dapat mendukung terhadap pelayanan kesehatan secara efektif dan efisien.

Analysis of Medicine in In-Patient Care of Interne Unit, Hasan Sadikin Hospital, BandungThe health service served by hospital is more emphasized on curative and rehabilitation service, there for drugs is one of essentiale factors in the cure process of the patients. Consequently, management of drugs have to be organized effectively as the main job of pharmacy installation. In applying its job and its function effectively, pharmacy installation requires good distribution system. In this case, the procedure of drugs distribution must be fast and efficient.
Pharmacy stand in Room 11 is a part of pharmacy installation which has function to contrail distribution of drugs, so that drugs supply in that room is suitable to the plan and requirement. There are three types of patient in Room 11, namely general patient, contractor patient and helath insurance patient. Room 11 has capacity; 43 beds contains VIP A, VIP B dan first class. Distribution system used in Room 11 is room supply distribution system and partial dose unit distribution system. The form of that distribution system is pharmacy stand.
This research is aimed to analyze the application of permanent procedure in relation to the improvement of pharmacy service in RSHS (Hasan Sadikin Hospital); to recite problems obstruct in procedure application; and to observe expected alternative in reducing those problems.
Methodology used in this research in case observation method with descriptive approach which try to measure how far the process of permanent procedure has been held by using primary data, that is through observation and interview. Mean while, secondary data is obtained through notes and pharmacy report in July 2000, permanent procedure, policy, pharmacy service standard etc.
The best assumed from the investigation is; if the drug distribution system supported by good procedure and easy to be applied, adequat personnel, increasing in amount and capability of its pharmacy, and sufficient in facility of distribution procedure, so we can expect that all of above factor can develop the health service efficiency and effectively.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T4607
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suharyati
"Telah dilakukan penelitian tentang masalah bagaimana peluang pasar program HHC di RSHS Bandung tahun 1998, dengan tujuan utama diperolehnya informasi tentang kondisi peluang pasar program HHC RSHS Bandung. Ruang lingkup penelitian meliputi empat indikan peluang pasar ialah indikan Pelanggan, Pasar, Kontpetitor dan Lingkungan, dimana indikan Pelanggan membentuk kriteria daya tarik, sedangkan ketiga indikan lainnya membentuk kriteria kemungkinan keberhasilan bagi program HHC RSHS Bandung.
Penelitian ini terdiri dari berbagai rancangan ialah:
Studi data primer tentang pelanggan, yang terbagi dalam dua bagian ialah rancangan kualitatif dengan cara FGD untuk aspek sensitivitas pelanggan terhadap 4P dan perilaku pelanggan, dan rancangan kuantitatif untuk segmentasi pelanggan. Studi data sekunder tentang Pasar, dengan menggunakan rancangan time series. Studi data primer tentang kompetitor, dengan rancangan survei deskriptif, untuk mencari informasi pelayanan primer program HHC dan berapa besar pembayarannya.
Studi data sekunder tentang lingkungan dengan rancangan time series, meliputi peraturan, sosial ekonomi, pendidikan , demografi dan epidemiologi di Jawa Barat. Studi data primer terhadap kemungkinan keberhasilan dan daya tank program HHC RSHS, melalui rancangan kualitatif dengan cara nursing expert judgment melalui teknik Delphi. Sebanyak tiga kali putaran.
G. Studi data primer terhadap besarnya peluang pasar program HHC RSHS melalui expert judgment pengambil keputusan bidang keperawatan ( Kabid Keperawatan ) RSHS Bandung.
Melalui penelitian ini telah diperolelb informasi bahwa program HHC di RSHS Bandung mepunyai daya tank dan kemungkinan keberhasilan yang tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa peluang pasar program HHC di RSHS Bandung adalah besar.
Mengingat basil penelitian memberikan informasi bahwa peluang pasar program 1-MC ternyata besar, maka disarankan kepada RSHS Bandung untuk membentuk organisasi khusus yang berada di bawah Kadir Pelayanan Medis dan keperawatan yang berperan dalam penyususunan pcrencanaan stratejik program HHC serta strateji pelaksanaan dan evaluasinya. Hal ini penting, mengingat Direktur telah menginstruksikan kepada Kepala Bidang Keperawatan untuk melaksanakan program HHC dalam bidang keperawatan, mendahului bidang lainnya. Untuk penelitian lebih lanjut, disarankan untuk mengenal lebih jauh kebutuhan dan harapan pelanggan dengan jumlah dan jenis pelanggan yang lebih besar dan bervariasi. Mengingat Program ini merupakan program baru, maka disarankan pula melakukan penelitian untuk melihat efisiensi dan efektifitas program, bail( dari sudut RSHS, piovider maupun pelanggan.

A research concerning the market opportunity of Hospital Home Care Program in RSHS in 1998 has been made with the main aim to get the information about the market opportunity condition of the Hospital Home Care Program in Hasan Sadikin General Hospital Bandung. The scope of research covers four market opportunity indicators, the Consumer, Market, Competitor and Environment, where the Consumer indicator forms the criteria of attractiveness while the other three forms the criteria of the possibility of success for the program.
The research is divided into several designs:
1. Primary data study for the consumer, mainly divided into two sections, the qualitativedesign with FGD design for the aspect of the consumer's sensitivity toward the 4P's (Promotion, Product, Place and Price) and the quantitative design for the consumer's segmentation.
2. Secondary data study concerning the market, using the Time Series Design.
3. Primary data study concerning the primary competitor, using the descriptive survey in order to find the service of and cost charged for the Program.
4. Secondary data study concerning the environment, using the Time Series Design that covers the policies, social economy, education, demography and epidemiology in West Java Province.
5, Primary data study concerning the possibility of success and the attractiveness of Hospital Home Care Program in RSHS Bandung, through the qualitative design, using the Nursing expert judgment with three ruonds Delphi technique.
6. Primary data study concerning the market opportunity through the expert judgment of the decision makers of the Nursing Division of RSHS Bandung.
The research finds that the Hospital Home Care Program in Hasan Sadikin General Hospital has a high attractiveness and possibility of success so that it can be concluded that the market opportunity of the program is high.
As the research result shows that the market opportunity of the program is indeed great, it is recommended for the RSHS Bandung to form a special organization under the authority of Wadir Pelayanan R4edis dan Keperawatan that functions in the strategic planning, actuating and evaluation of the program. This is important, as the Director has instructed The Nursing Division to proceed with the program, ahead of other divisions. For further research, it is recommended to find out the needs and expectancy of the consumer through the FGD with more and varied consumers participate. Since it is new, when starting to work out, it is recommended to make a further research to find out the efficiency and effectiveness of the program, from the RSHS, providers and consumers point of view.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Chandra Sukma Kelana
"Penelitian ini membahas hubungan antara kualitas layanan, kepuasan, dan loyalitas pasien. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Responden berjumlah 96 orang dan merupakan pasien yang harus melakukan kunjungan ulang. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan antara penilaian kualitas layanan dengan karakteristik pasien (p-value > 0,05). Tidak terdapat hubungan antara kepuasan dengan karakteristik pasien (pvalue > 0,05). Tidak terdapat hubungan antara loyalitas pasien dengan karakteristik pasien (p-value > 0,05). Terdapat hubungan antara kualitas layanan dengan kepuasan pasien (p-value = 0,000).Terdapat hubungan antara kepuasan dengan loyalitas pasien (p-value = 0,0002). Terdapat hubungan antara kualitas layanan dengan loyalitas pasien (p-value = 0,037). Kembalinya pasien dapat dikarenakan kepercayaan terhadap dokter. Tidak kembalinya pasien dapat dikarenakan pasien kecewa pada pelayanan atau beralih ke sarana pelayanan lain.

This research discussed the relationship of service quality, satisfaction, and patient loyalty. This was a quantitative research with cross-sectional design of study. Data was acquired from 96 respondents who were required to do control by physician. Statistical findings demonstrated that there was no difference of satisfaction service quality with patient's characteristics (p-value > 0,05). There was no difference of satisfaction with patient's characteristics (p-value > 0,05). There was no difference of patient loyalty with patient's characteristics (p-value > 0,05). There was relationship between each dimension of service quality with patient's (p-value > 0.000). There was relationship between of satisfaction with patient loyalty (p-value > 0.0002). There was relationship between service quality with patient loyalty (p-value > 0.037). Actual return behavior could be influenced by the patient's trust to physician. Unreturned behavior of patient due to disappointment ni service quality or switch to another service of facility."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31102
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mantra Nandini
"Penanganan pasangan ingin anak membutuhkan kesabaran dari pihak medis maupun pasien di samping kemampuan mendiagnosa serta pengobatan yang terarah. RSUP Dr. Hasan Sadikin mempunyai kelompok kerja ART (Assisted Reproduktif Technology) dengan surat keputusan Direktur Nomor: Kp 01.01.1.2.231.P tanggal 20 Nopember 1995, untuk mengembangkan Tim Ahli Bayi Tabung di Seksi Infertilitas SMF Kebidanan dan Penyakit Kandungan. Kememapuan penangann pasangan infertil di RSUP Dr. Hasan Sadikin masih jauh dari memadai, karena keterbatasan sarana, sedangkan kebutuhan akan pelayanan ART sudah mendesak.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memperoleh gambaran trend pelayanan infertilitas di RSUP Dr. Hasan Sadikin dan memilih model strategis yang tepat untuk di terapkan. Penelitian ini adalah operasional riset yang dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian dari analisia situasi menggambarkan total jumlah kunjungan pelayanan mengalami penurunan sekitar 19,21% dan dari total jumlah kasus, 87% kasus usia di bawah 35 tahun potensi untuk ditangani tuntas dan 67% kasuss memerlukan tindakan ART, pada periode tahun 1993-1997.
Hasil analisis metode Dekamposisi menggambarkan faktor trend kunjungan menurun, sehingga sulituntukmerencanakan sasaran jangka panjang, dan Indeks Musim.memperlihatkan peningkatan hanya pada bulan Januari, Maret, Mai, Juni, Nopember dan Desember, sehingga baru dapat mereucanakan sasaran jangka pendek di pelayananinfertilitas.
Hasil analisis metode Delphi menggambarkan derajat pelaksanaan rendah, akselerasi pelayanan lamban, adanya factor pendorong dan penghambat pelaksanaan serta masalah keuangan sebagai faktor kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang Seksi Pelayanan Infertilitas.
Hasil analisis matrike SPACE dalam memposisikan strategi sebagai langkah awal pemilihan model strategi, yaitu pada Kuadran I: Agresif adalah pertumbuhan dan perkembangan.
Pada penelitian ini dibahas dua strategi alternatif untuk memilih model strategi yang tepat, yaitu strategi umum/bisnis dan strategi operasional. Untuk mengembangkan pelayanan infertilitas di RSUP Dr. Hasan Sadikin saat ini dipilih strategi operasional dengan sasaran elemen kunci pengembangan di bidang pemasaran, keuangan, produksi/operasi, riset dan pengembangan, sumber daya manusia serta konsisten dengan target lahir bayi tabung, sehingga. dapat disusun program kerja berdasarkan pendekatan legislatif, edukatif, ekonomi, administratif dan teknis.

Managing couples wishing to have children needs patience from the medical services as well as the patient besides ability to diagnose and well planned medical treatment. Dr. Hasan Sadikin Provincial Hospital developed has an ART (Assisted Reproductive Technology) team work through the Director's Decree: Kp. 01.01.2. 231.P date 20'h November 1995. This Team of Experts of Test-tube Babies at the Infertility Division, Obstetrics and Gynecology Department is developing it capability in managing infertile couples at Dr. Hasan Sadikin Provincial Hospital, however it still far from adequate, due to limited facilities, while the need for ART services is already urgently field.
This is an operational research study, utilizing quantitative and qualitative analysis, aiming at obtaining the trend of the infertility service demand at Dr. Hasan Sadikin Provincial Hospital, and selecting a correct strategy model to be applied.
The situational analysis of this study revealed for that a period of 1993-1997 there was a decrease of around 19,21% in the total number of visits; in which, 87 % of the cases of those under 35 years of age and were potential for complete treatment, while 67% of the cases needed an ART management.
Analysis by decomposition method revealed that the trend factor decreased, so that it was difficult to plan for a long term target, and that the season Index showed an increase only in the months of January, March, May, June, November, and December, so that only a short term plan could be planned in the infertility services.
Analysis by the Delphi method revealed a low level of implementation, a slow acceleration of service, the presence of enchancing and delaying factors in the implementation, and also financial problems as factors of strength, weakness, threat, and opportunity in the infertility services.
Result of SPACE matrix analysis in positioning strategy as an initial step in the selection of a strategy model, is as follows Quadrant I: Aggressive is growth and development.
In this study two alternative strategies were analyzed to choose the right strategy model, i.e. general business strategy and operational strategy to develop the infertility services at Dr. Hasan Sadikin Provincial Hospital. At present the operational strategy was selection with the development key element as the target in the aspect of marketing, finance, production/operation, research and development, human resources, and consistent with the birth of test-tube babies as target, so as to allow the compilation of a working program based on a legislative, educative, economic, administrative, and technical approach.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hardini Tri Indarti
"ABSTRAK
Lupus Eritematosus Sistemik (LES) merupakan penyakit autoimun yang
mengakibatkan peradangan di banyak organ. Prevalensi LES terus meningkat dan
angka mortalitasnya pun tinggi. Etiologi LES sampai saat ini belum diketahui
secara pasti. Namun, beberapa faktor risiko yang diduga dapat mempengaruhi
kejadian LES. Salah satunya adalah riwayat alergi obat, terutama antibiotik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan riwayat alergi antibiotik
dengan kejadian LES setelah dikontrol oleh variabel kovariat berupa riwayat
keluarga menderita LES, riwayat menderita penyakit autoimun lain, usia
menarche, dan perilaku merokok di RSUP Dr. Hasan Sadikin Kota Bandung.
Penelitian ini dilakukan bulan April-Juli 2014 dengan menggunakan desain kasus
kontrol. Kasus adalah pasien LES wanita yang berobat ke Poli Rematologi RSUP
Dr. Hasan Sadikin Kota Bandung. Kontrol merupakan pasien wanita yang berobat
ke Poli Penyakit Dalam dengan dilakukan individual matching dengan kasus pada
usia (rentang 3 tahun), dan asal daerah. Data dianalisis dengan analisis univariat,
bivariat, dan multivariat dengan uji regresi logistik conditional. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa riwayat alergi antibiotik cenderung meningkatkan risiko
kejadian LES sebesar 2,34 kali (OR=2,34, 95% CI 0,66-8,22) setelah dikontrol
oleh riwayat keluarga LES, riwayat autoimun, dan perilaku merokok. Untuk kelas
antibiotik penisilin/sefalosporin, risiko meningkat menjadi 2,75 kali (OR=2,75,
95% CI 0,65-11,59).

ABSTRACT
Systemic Lupus Erythematosus ( SLE ) is an autoimmune disease that results in
inflammation in many organs. The prevalenceof SLE is increasing and the
mortality rate was high. Etiology of SLE has not known. However , several risk
factors could be expected to affect the incidence of SLE . One of them is a history
of drug allergies, especially antibiotics. This study aimed to determine the
relationship between antibiotic allergy history and SLE after controlled by family
history,other autoimmune disease, age of menarche, and smoking behavior in Dr.
Hasan Sadikin Hospital Bandung. This study was conducted from April to July
2014 using case-control design. Cases were women SLE patients who went to
Rheumatology Department Dr. Hasan Sadikin Hospital Bandung. Control were a
female patient who went to Internist Department with individually matched at the
age ( 3 years range ), and region. Data were analyzed with univariate, bivariate ,
and multivariate conditional logistic regression. The results showed that a history
of antibiotic allergy tends to increase the incidence of SLE for 2.34 times ( OR =
2.34 , 95 % CI 0.66 to 8.22 ) after controlled by SLE family history, history of
autoimmune, and smoking behavior. For the class of penicillin/cephalosporin, the
risk increased to 2.75 times ( OR = 2.75 , 95 % CI 0.65 to 11.59) ."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T43364
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Usman
"ABSTRAK
Pengelolaan rumah sakit mernbutuhkan biaya yang cukup besar, terus menerus dan terus meningkat, disisi lain kemampuan sumber dana dari perintah sangat terbatas. Untuk itu pecan serta masyarakat dalam pembiayaan rumah sakit perlu digali dan ditingkatkan. Atas dasar itu pemerintah melakukan terobosan dengan diberlakukannya Keputusan Pemerintah No. 38 tanggal 22 Agusutus 1991 tentang Unit Swadana dan Tata Cara Pengelolaan Keuangan. , Masalah dalam penelitian ini dengan memperhatikan data adalah meningkanya jumlah piutang pasien umum rawat imp dan cenderung meningkat setiap tahunnya.
Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan gambaran tentang manajemen piutang pasien umum rawat imp kelas III berikut permasalahannya. Untuk mendapatkan gambaran tersebut dilakukan analisis terhadap faktor-faktor internal yang berhubungan dengan proses terjadinya piutang pasien umum rawat inap.
Metodologi penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan semi kualitatif, melalui pengkajian terhadap sistem yang sedang berjalan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa meningkatnya jumlah piutang pasien umum rawat inap disebabkan oleh masih lemahnya sistem manajemen piutang pasien umum rawat inap kelas III. Tahapan pra perierimaan yang merupakan tahapan yang penting ternyata belum ada Kegiatan informasi yang seharusnya dilakukan pada tahap tersebut, pada tahap berikutnya juga tidak dilakukan. Informasi biaya belum dapat disampaikan kepada pasien / penanggungjawabnya secara berkala, sehingga pasien / penanggungjawabnya tidak dapat memperkirakan jumlah biaya yang hams disiapkan. Masih ada kegiatan-kegiatan / kebijakan-kebijakan yang belum dikukuhkan dalam : Standar Prosedur Operasional " tertulis, sehingga tidak cukup kuat sebagai bahan acuan apabila ada pihak-pihak yang mempertanyakan legalitas kebijakan tersebut. Kurangnya koordinasi, penyediaan tenaga dan slat juga kurang memadai yang mengganggu kelancaran dalam kegiatan. Upaya penanggulangan yang dapat dilakukan adalah memperbaiki kelemahan-kelemahan dari setiap tahapan.
Penerapan upaya ini diharapkan dapat menekan jumlah piutang pasien umum rawat inap kelas III dan meningkatkan penerimaan rumah sakit.

ABSTRACT
Analysis of the System on Account Receivable Procedure for Self-Paid Inpatients in Dr. Hasan Sadikin General Hospital Year 1997/1998Managing a hospital requires a high cost, in which increases from time to time, mean while the goverment's budget is very limited. Therefore, developing and strengthening community participation is a need.
Based on the above situation, the goverment made its moves through the issuance of Decree pf the Goverment No. 38, dated August 22 1991 on Self Financing and Financial Management Procedures. The issue of this research is focusing on the yearly increase of bad for self-paid inpatients.
The objective of the research is to give the general idea on the management of account receivable for class III self-paid in patients with its problems. Enabling to do so, analysis on the internal factors which associated with the process of account receivable for class III self-paid inpatients was carried out Methodology research chosen is in a form of a descriptive through qualitative approach using analysis on the on going system.
The result showed that the increase of account receivable self-paid patients is due to the weakness of the on going system in managing account receivable for self-paid inpatients. The pre admission stage which became an important stage for transaction to occur, has not been developed yet. Information which should be address during this stage and the following stages were unaccomplished. Periodic information on cost of services as self-paid inpatients was not delivered ti the guarantor, therefore, the guarantors was unable to predict the sum of cost need to be prepared. It is also found that there were some procedures I policies that has not yet written in the Standard Operating Procedure, which can not be used as reference of a legal policy. The lack of coordination, human resources, and hardware interferes the smooth implementation of the system.
Elimination of weakness in every stage, The above solutions hopefully with decrease account receivable for class III self-paid inpatients and increases the revenue.
Reference : 28 ( 1977 - 1997 )
"
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Kartini Sari
"ABSTRAK
Dampak krisis moneter berpengaruh besar terhadap pelayanan kesehatan gigi dimana sebagian besar peralatan, bahan material dan obat-obatan adalah impor sehingga harganyapun semakin mahal dan kemampuan masyarakat untuk membelipun berkurang. Industri jasa pelayanan kesehatan gigi, bila ingin tetap bertahan pada masa seperti ini harus mengupayakan agar biaya yang dikeluarkan dapat dilampaui oleh pendapatan. Instalasi Rawat Jalan Gigi dan Mulut RSHS sebagai salah satu pusat pendapatan rumah sakit yang masih mendapat subsidi pemerintah dan sampai saat ini masih mengalami defisit anggaran. Dengan adanya krisis pada saat ini biaya operasional semakin meningkat dan tidak ditunjang dengan peningkatan subsidi dari pemerintah, terlihat dengan semakin sulitnya pengadaan (obat dan bahan habis pakai.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang efisiensi biaya di Instalasi Rawat jalan Gigi dan Mulut Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung. Penelitian ini merupakan kajian studi kasus pendekatan kuntitatif dan kualitatif dengan metode analisis deskriptif untuk mendapatkan gambaran efisiensi biaya di Instalasi Rawat Jalan Gigi dan Mulut RSHS Bandung, yang berkaitan dengan biaya total, biaya standar maupun subsidi dan pendapatan dengan menggunakan metoda analisa double distribution.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa bila menggunakan biaya satuan berdasarkan biaya total, tidak satupun bagian Instalasi Rawat Jalan Gigi dan Mulut mengalami surplus tetapi bila menggunakan biaya satuan berdasarkan biaya variabel maka hanya Poli Pedodonti yang kondisinya surplus. Perbedaan biaya tersebut pada setiap poli berbeda tergantung dari jumlah tenaga, luas poli, sarana dan prasarana yang dimiliki poli, jenis bahan dan obat serta tingkat pemanfaatan pelayanan.
Inefisiensi terjadi bila biaya total dibandingkan dengan pendapatan dan subsidi begitu pula bila biaya total dibandingkan dengan biaya standar. Inefisiensi ini terjadi karena besarnya biaya investasi bangunan bila biaya ini dihitung dengan menggunakan laju inflasi 53,74%, besarnya biaya sumber daya manusia dan tingginya biaya obat dan bahan medis. Dapat dilakukan upaya pengendalian biaya dengan cara menekan biaya obat/bahan medis dan tenaga kesehatan, meningkatkan total output, meningkatkan total pendapatan dan subsidi silang baik antar pasien, antar bagian Instalasi Rawat Jalan Gigi dan Mulut, maupun antara FKG UNPAD dan RSHS.

ABSTRACT
The impacts of monetary crisis highly affect dental health service. Most equipment, material and medicines axe imported that their price is increasingly expensive while on the other hand the people purchasing power is decreasing. If dental health service industry to maintain its survival during such period it must attempt to suppress the cost to keep with the revenue. Up to now, Dental Health Clinic of RSHS as one of hospital which receive subsidy from the government subsidy which can be seen from the increasingly difficulties of purchasing of medicines and disposable material.
The purpose of this research is to obtain description of efficiency cost in Dental Health Clinic of Dr. Hasan Sadikin Bandung. This research is a case study with a quantitative and qualitative approach by using descriptive analysis method to obtain description of cost in dental clinic of RSHS Bandung related to total cost, standard cost and subsidy and revenue by using double distribution analysis method.
The results of this research indicate that if using cost unit of total cost, none of the part dental clinic that obtain surplus. However, when using the unit cost based on variable cost, it is only Pedodonti clinic than obtain surplus. The cost difference in each clinic depends on number of personnel, extent of clinic, facilities and infrastructure owned by clinic, types of material and medicines and level of service utilization.
Inefficiency occurs when the total cost is compared to revenue and subsidy. The same when total cost is compared to standard cost. This inefficiency occurs due to the large amount of building investment cost if the cost is calculated by using inflation rate of 53.74%, the large amount of human resources cost and high cost of medicines and medical materials. Due to this matter, cost control efforts in needed by suppresing medical cost or dental materials and health personnel, increasing total output, increasing total revenue and cross subsidy among patients, among dental clinics, and between Faculty of Dentistry University of Padjadjaran and RSHS.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>