Ditemukan 27234 dokumen yang sesuai dengan query
Rutter, Derek
New York: John Wiley & Sons, 1984
302.222 RUT l
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
New York: Psychology Press, 2007
306.44 SOC
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
New York: The Free Press, 1972
302 Stu
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Mahwah, N.J. : Lawrence Erlbaum Associates, 2005
306.44 HAN
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Miftahul Khairunnisa
"Tindak kejahatan terjadi di mana saja dan kapan saja. Terorisme merupakan salah satu bentuk dari tindak kejahatan. Terorisme terjadi baik dalam dunia nyata maupun dunia fiksi. Salah satu karya fiksi yang menceritakan terorisme adalah drama Bloody Monday. Dalam drama teroris melakukan berbagai bentuk interaksi sosial dalam menjalankan rencana. Teroris tidak hanya melakukan interaksi secara fisik atau kekerasan. Skripsi ini membahas mengenai bentuk interaksi apa saja yang dilakukan oleh teroris dalam menjalankan rencananya dan THIRD-i serta Fujimaru dalam menghentikan teroris. Penelitian ini dilakukan dengan metode studi dokumen. Hasil dari penelitian menunjukkan bentuk interaksi selain tindakan fisik dan kekerasan yang dilakukan oleh kedua belah pihak.
Crimes happen anywhere and anytime. Terrorism is a form of crime. Terrorism occurs in both the real world and the world of fiction. One of these works of fiction that tells terrorism is drama Bloody Monday. In the drama terrorist conduct various forms of social interaction in carrying out their plan. Terrorists do not only interact physically or violence. This paper discusses the interaction forms that is being done by terrorists in carrying out their plans and THIRD-i with Fujimaru in stopping terrorists. This paper is conducted by the method of study document. Results of the paper show a form of interaction besides the physical action and violence committed by both sides."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S62191
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Englewood Cliffs: Prentice-Hall, [1971]
370.15 SOC
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Najat
"Kemampuan interaksi sosial dapat membantu dalam meningkatkan fungsi otak Tunagrahita yang merupakan salah satu tipe anak keterbelakangan mental dan dengan skor social quotient yang rendah. Meningkatkan kemampuan interaksi sosial anak tunagrahita dapat melalui salah satu sarana, yaitu Pramuka. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kemampuan interaksi sosial anak tunagrahita yang ikut Pramuka dengan yang tidak melalui desain penelitian komparatif, sehingga hasil akhir penelitian ini dapat membantu dalam melakukan peningkatan kemampuan interaksi sosial anak di masyarakat nantinya.
Penelitian ini mengkaji pengaruh antara variabel independen (Pembinaan Pramuka) terhadap variabel dependen (Kemampuan interaksi sosial anak Tunagrahita). Penelitian dilaksanakan pada 27 anak siaga SLB Nusantara dan SLBN Depok secara total sampling, menggunakan lembar observasi yang valid dan reliable diisi oleh enumerator yang sebelumnya dilakukan diskusi kecil untuk menyamakan persepsi.Uji yang digunakan adalah uji T-independen dan menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan interakasi sosial anak yang ikut pembinaan dengan yang tidak.
The ability of social interaction could help in improving brain function of children with mental retardation and social quotient scores were low. Improve social interaction skills of children with mental retardation could be through one means, namely Scouts. This study aimed to see differences in the ability of social interaction children with mental retardation who were not Scouts through comparative research design, so that the final results of this study could help in making a child's social interaction skills enhancement in public later.This study examined the influence of the independent variable (Coaching Scouting) on the dependent variable (social interaction ability of children with mental retardation). The experiment was conducted on 27 children stand in SLB Nusantara and SLBN Depok in total sampling, used a sheet of valid and reliable observation by enumerators who had previously filled a small discussion to follow the same perception. Test used the T-independent test and lead to the conclusion that there were differences in the interaction of social skills training with children who did not participate."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46429
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Bales, Robert Freed, 1916-2004
Chicago : University of Chicago Press , 1950
301.185 BAL i
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Shafika Mauldina
"Penelitian ini mengenai peran guru pembimbing khusus (GPK) dalam mengembangkan interaksi sosial anak autis di Sekolah Inklusi yang dibahas dari disipilin ilmu kesejahteraan sosial. Umumnya, anak autis memiliki kesulitan untuk melakukan interaksi sosial. Beberapa penelitian terdahulu mengemukakan bahwa interaksi sosial penting untuk dikembangkan pada anak berkebutuhan khusus, khususnya pada anak autis. GPK merupakan salah satu significant other yang membersamai perkembangan anak autis di sekolah. Lebih lanjut, GPK memiliki peran signifikan dalam mengembangkan pola interaksi sosial anak autis, khususnya di sekolah inklusi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran GPK dalam mengembangkan pola interaksi anak autis di suatu sekolah inklusi yaitu Sekolah Semut-Semut The Natural School. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Data penelitian didapatkan melalui depth interview bersama 5 narasumber di Sekolah Semut-Semut The Natural School, yaitu 3 GPK, 1 guru kelas, dan 1 guru bidang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa GPK memiliki peran penting dalam mengembangkan interaksi sosial. Peran yang diberikan oleh GPK adalah membimbing anak autis dengan antusias, meningkatkan kepercayaan diri anak autis di sekolah, membimbing dalam kegiatan serta mengingatkan jika salah, sehingga anak autis dapat berinteraksi dan dapat mengikuti pembelajaran menjadi lebih baik. Selain itu, GPK juga melakukan penyelarasan murid autis dengan murid regular di sekolah dengan cara memotivasi anak autis untuk aktif berinteraksi, memberikan edukasi untuk menerima semua teman, melakukan penanganan jika anak tantrum.
This study discusses the role of special guidance teachers (GPK) in developing autistic children's social interactions in the School of Inclusion discussed from the discipline of social welfare. Generally, autistic children have difficulty in social interaction. Some previous studies suggested that social interaction is important for development in children with special needs, especially in autistic children. The GPK is one of the significant others that brings together the development of autistic children in schools. Furthermore, GPK has a significant role in developing patterns of autistic children's social interaction, especially in inclusion schools. The study aims to describe the role of GPK in developing patterns of autistic child interaction in an inclusion school, the Ant-Semut School of The Natural School. This study uses a qualitative approach and a descriptive research type. The research data were obtained through a depth interview with 5 sources at Ant-Semut School The Natural School, namely 3 GPK, 1 class teacher, and 1 field teacher. The results of this study show that GPK plays an important role in developing social interactions. The role given by the GPK is to guide autistic children enthusiastically, increase the confidence of autistic children in school, guide in activities and remind them that they are wrong, so that autistic children can interact and be able to follow learning for the better. In addition, the GPK also harmonizes autistic students with regular students at school by motivating autistic children to actively interact, providing education to accept all friends, handling if children are tantrums."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dam Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Kiki Rustina
" Prinsip kerja sama merupakan kaidah bertutur yang berisi sejumlah tuntunan bagaimana seharusnya seseorang bertutur. Secara mendasar, dalam berinteraksi antara penutur dan mitra tutur sama-sama menyadari bahwa ada kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya, dan interpretasi-interpretasinya. Grice, mengatakan bahwa dalam prinsip kerja sama harus mematuhi empat maksim. Keempat maksim tersebut, yaitu maksim kualitas, maksim kuantitas, maksim relevansi, dan maksim cara. Dalam jurnal ini, menjelaskan realisasi prinsip kerja sama yang terjadi dalam interaksi jual beli di sebuah pasar di kawasan Pasar Rebo Jakarta Timur, Indonesia. Realisasi prinsip kerja sama dalam data terdapat pematuhan dan pelanggaran dari keempat maksim tersebut. Pematuhan dan pelanggaran maksim memengaruhi peserta tutur untuk bertutur dengan cara yang efisien, rasional, dan kooperatif. Ketika menyampaikan informasi, antara penutur dan mitra tutur harus bertutur dengan tulus, relevan, dan jelas."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library