Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7278 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yoshiki, Takashi
Japan: Hokkaido University Graduate School of Medicine, 2004
616.994 YOS p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tobias, Jeffrey
London: Bloomsbury, 1995
616.994 TOB c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Quilliam, Susan
London: Penguin Books, 1992
616.994 66 QUI p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yoshiki, Takashi
Japan: Hokkaido University Graduate School of Medicine, 2004
616.994 YOS m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Erni Rahmawati
"Latar Belakang: Mahkota dewa, [Phaleria macrocarpa (Schaff.) Boerl.] merupakan tumbuhan asli Indonesia yang berasal dari Papua. Tumbuhan ini dikenal di Indonesia, secara empiris banyak digunakan untuk mengobati berbagai penyakit. Uji in vitro menunjukkan bahwa mahkota dewa dapat menghambat pertumbuhan set HeLa dan leukemia.
Tujuan : Meneliti aktivitas antikanker ekstrak etanol daging buah mahkota dewa [Phaleria macrocarpa (Schaff) Hoed.] terhadap tumor kelenjar susu mencit C3H, yang diinduksi dengan cara transplant.
Rancangan penelitian : 32 mencit C3H dibagi secara acak dalam 4 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan ketiga kelompok uji yang diberikan ekstrak etanol 70 % daging buah mahkota dewa dengan dosis Di (20 kali dosis manusia), D2 (40 kali dosis manusia), dan D3 (80 kali dosis manusia) per oral selama 30 hari berturut-turut, setelah transplantasi tumor. Pertumbuhan tumor diamati dengan mengukur volume dan berat tumor. Proliferasi set tumor diketahui dengan menghitung butir-butir AgNOR setelah dipulas dengan perak nitrat koloidal. Set yang mengalami apoptosis diketahui dengan menghitung indeks apoptosis setelah dipulas dengan Tunel. Luas area nekrosis dianalisis dari pulasan FEE.
Hasil dan Kesimpulan : Hasil analisis varian menunjukkan bahwa secara statistik tidak terdapat perbedaan bermakna pada volume tumor, berat tumor, nilai AgNOR, dan area nekrosis antara kelompok kontrol dengan ketiga kelompok uji (p>O,OS) kecuali pada indeks apoptosis, menunjukkan perbedaan bermakna antara kelompok 80 kali dosis manusia dibandingkan kontrol (p<0,05).
Disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol daging buah mahkota dewa dengan dosis 20 kali, 40 kali dan 80 kali dosis manusia selama 30 hari berturut-turut setelah transplantasi tumor, tidak menghambat pertumbuhan tumor kelenjar susu mencit C3H yang diinduksi dengan cara transplant (p>0,05) namun terjadi peningkatan apoptosis secara bermakna (p<0,05) pada dosis 80 kali dosis manusia.

Background: Mahkota dewa, [Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.] is an Indonesian indigenous plant from Papua. This plant is famous in Indonesia, empirically used to treat many diseases. In vitro study indicated that mahkota dewa could inhibit the growth of HeLa and leukaemic cells.
Aims : The present study was designed to investigate the anticancer activity of ethanol extract of mahkota dewa mesocarp fruit [Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.] , using in vivo experiment model of C3H mouse mammary tumor induced by transplantation.
Design :Thirty two C3H mice were randomly devided into 4 groups i.e. control and 3 groups of mice orally treated with 70 % ethanol extract of mahkota dewa mesocarp fruit, Dl (equivalent to 20 times human dose), D2 (equivalent to 40 times human dose) and D3 (equivalent to 80 times human dose) for 30 consecutive days, after tumor transplantation. Body weight and tumor volume periodically measured every week. Tumor weight was measured after the animal was sacrificed, fixed in formaldehyde and embedded in paraffin for histological preparation. The proliferation activity of tumor cell was examined by counting the AgNOR deposits detected after colloidal AgNOR staining. Index apoptosis was assessed by mean of Tunel method, and the width of necrotic area was identified by hematoxyllen eosin of the histological specimen.
Result and Conclusion : The result of analysis of variants showed that there were no statistical differences in tumor volume, tumor weights, AgNOR values and in the necrotic area among control and the three treated groups (p>0,05), except in the index apoptosis between control and D3 groups (p<0,05).
It can be concluded that oral administration of 3 doses of ethanol extract of mahkota dewa mesocarp fruit [Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.] 20, 40 and 80 times human dose for 30 consecutive days did not prevent the C3H mouse mammary tumor growth induced by transplantation (p>0,05) but there was the increased apoptosis in the group of receiving the fruit extract of 80 times human dose (p<0,05).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T17670
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sara Tania Aprianty
"Karya ilmiah akhir ini merupakan kumpulan dari laporan praktik residensi medikal bedah yang terdiri dari laporan kasus kelolaan, penerapan penggunaan foam dressing untuk mencegah luka tekan berdasarkan evidence based nursing dan laporan inovasi tentang pelatihan pengkajian ESAS dan penatalaksanaannya. Praktik ini menerapkan asuhan keperawatan pada pasien kanker dengan menggunakan pendekatan Peaceful end of life. Hasil analisis praktik menunjukkan bahwa Peaceful end of life theory sesuai diterapkan pada pasien kanker. Penggunaan foam dressing dalam pencegahan luka tekan efektif sehingga tidak terjadi luka tekan. Pelatihan perawat dapat meningkatkan kemampuan mengkaji ESAS dan memberikan penatalaksanaannya. Peaceful end of life theory, penggunaan foam dressing dan pelatihan pengkajian ESAS dan penatalaksanaannya dapat diaplikasikan pada tatanan klinik untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan.

This final report is a compilation of Medical Surgical Nursing internship consist of case report, the use of foam dressing to prevent pressure ulcer and innovation report on training ESAS (Edmonton Symptom Assessment System) and it's treatment and implementation of Peaceful End of Life Theory approach on caring for breast cancer. There is evidence that is theory can be applied in nursing care of cancer patient. Foam dressing as a barrier to prevent pressure ulcers is effective technique. Training for nurse to assess patient using ESAS and its treatment will increase nurses knowledge to assess their patient. Peaceful end of life theory, foam dressing and ESAS can be implemented for increasing nursing care quality.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Philadelphia: Elsevier Saunders, 2015
617.556 TRA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Pohan, M. Yusuf Hanafiah
"Saat ini kasus kanker paru meningkat jumlahnya dan menjadi salah satu masalah kesehatan di dunia juga di Indonesia. Data yang dikemukakan World Health Organization (WHO) menunjukkan kanker pare adalah penyebab utama pada kelompok kematian akibat keganasan, bukan hanya pada laki-laki tetapi juga pada perempuan. Di Indonesia kanker paru menduduki peringkat ke-3 atau ke-4 di antara tumor ganas yang paling sering ditemukan di beberapa rumah sakit. Jumlah penderita kanker paru di RS Persahabatan 239 kasus pada tahun 1996, 311 kasus tahun 1997 dan 251 kasus di tahun 1998. Lebih dari 90% penderita kanker paru datang berobat pada keadaan penyakit yang sudah lanjut, hanya 6% penderita masih dapat dibedah.
Prognosis buruk penyakit ini mungkin berkaitan erat dengan penderita yang jarang datang ke dokter ketika penyakitnya masih berada dalam tahap awal. Hasil penelitian pada penderita kanker pare pascabedah menunjukkan bahwa rerata angka tahan hidup 5 tahun stage 1 jauh berbeda dengan mereka yang dibedah setelah stage II, apalagi jika dibandingkan dengan penderita kanker pare stadium lanjut. Masa tengah hidup penderita kanker part stage lanjut yang diobati adalah 9 bulan.
Kanker pare adalah salah satu jenis penyakit paru yang memerlukan penanganan dan tindakan yang cepat dan terarah. Penegakan diagnosis ini membutuhkan keterampilan dan sarana yang tidak sederhana serta memerlukan pendekatan multidisiplin kedokteran. Penyakit ini membutuhkan kerjasama yang erat dan terpadu antara ahli pare dengan ahli radiologi diagnostik, ahli patologi anatomi, ahli radioterapi, ahli bedah toraks dan ahli-ahli lainnya. Pengobatan atau penatalaksanaan penyakit ini sangat tergantung pada kecekatan ahli paru untuk mendapatkan diagnosis pasti. Penemuan kanker part pada stage dini akan sangat membantu penderita dan penemuan diagnosis dalam waktu lebih cepat memungkinkan penderita memperoleh kualiti hidup yang lebih baik.
Diagnosis pasti penyakit kanker ditentukan oleh basil pemeriksaan patologi anatomi. Dasar pemeriksaan patologi anatomi adalah pemeriksaan mikroskopik terhadap perubahan sel atau jaringan organ akibat penyakit. Terdapat dua jenis pemeriksaan patologi anatomi yaitu pemeriksaan histopatologi dan sitologi. Pemeriksaan histopatologi bertujuan memeriksa jaringan tubuh, sedangkan pemeriksaan sitologi memeriksa kelompok sel penyusun jaringan tersebut. Pemeriksaan histopatologi merupakan diagnosis pasti (baku emas). Pemeriksaan sitologi mampu memeriksa sel kanker sebelum tindakan bedah sehingga bermanfaat untuk deteksi pertumbuhan kanker, bahkan sebelum timbul manifestasi klinis penyakit kanker.
Diagnostik kanker paru memang tidak mudah khususnya pada lesi dini. Pemeriksaan sitologi sputum merupakan satu-satunya pemeriksaan noninvasif yang dapat mendeteksi kanker pare tetapi nilai ketajamannya rendah. Pengambilan bahan pemeriksaan sel/jaringan pare banyak dilakukan dengan cara invasif seperti biopsi pare tembus dada (transthoracic biopsy/TTB), bronkoskopi atau torakoskopi. Teknik ini jauh lebih noninvasif dibandingkan biopsi pare terbuka dengan cara pembedahan yang sudah banyak ditinggalkan. Di RS Persahabatan jumlah penderita kanker paru yang dapat dibedah masih dibawah 10%, angka ini masih sangat kecil dibandingkan negara lain yang dapat mencapai angka sekitar 30%. Data yang belum dipublikasi dari bagian bedah toraks RS Persahabatan dari tahun 2000-2004 mencatat 33 kasus kanker paru yang dibedah, rata-rata hanya sekitar 6-7 pasien pertahun, itupun bukan untuk tujuan diagnostik tetapi untuk penatalaksanaan. Hal ini menjadikan pemeriksaan sitologi masih akan tetap menjadi alat utama untuk diagnostik kanker paru.
Berbagai teknik pemeriksaan sitologi dan histopatologi memberikan akurasi basil yang berbeda-beda dan umumnya tidak membandingkan akurasi berbagai teknik pemeriksaan sitologi tersebut dengan baku emas pemeriksaan histopatologi. Perbandingan akurasi basil berbagai teknik pemeriksaan tersebut akan berguna untuk menentukan pilihan pemeriksaan yang paling efektif dan efisien."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T18032
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kanker vulva merupakan kanker ginekologi yang kejadiannya relative sedikit. Pasien umumnya datang pada stadium lanjut, terapi radiasi pada stadium lanjut tidak memberi prognosis yang baik. Dua modalitas utama pengobatan kanker vulva yaitu terapi pembedahan dan terapi radiasi. Terapi radiasi dapat dilakukan pula pada stadium awal, tetapi terapi pembedahan dinilai mempunyai beberapa kelebihan, antara lain faktor efek samping pada ovarium/gangguan fungsi reproduksi, faktor higienis pasien dan kemudahan terapi bila terjadi residif. Berbagai variasi teknik pembedahan kanker vulva, antarannya adalah vulvektomi radikal dengan insisi kupu-kupu (VRIK), vulvektomi radikal dengan insisi terpisah (VRIP).
Tujuan penelitian adalah melihat keuntungan pembedahan vulvektomi radikal dengan insisi terpisah dibandingkan dengan insisi kupu-kupu dalam hal lamanya pembedahan, penyembuhan luka, kejadian infeksi, lamanya perawatan. Penelitian ini merupakan uji klinik. Selama kurun waktu 1990-2000 terdapat 15 kasus kanker vulva yang dilakukan pembedahan, 14 kasus stadium II dan 14 kasus dengan histologi karsinoma sel skuamosa dan 1 kasus dengan adenokarsinoma. Lama pembedahan pada VRIP rata-rata 168 menit, lebih singkat dibandingkan VRIK yang mencapai rata-rata 275 menit. Kejadian infeksi pada kelompok VRIP 3 dari 11 kasus (27.27%) sedangkan pada kelompok VRIK seluruh kasus mengalami infeksi pada luka pembedahan. Kegagalan aproksimasi luka operasi 1 dari 12 kasus ( 9.99% ) sedangkan pada VRIK seluruh kasus mengalami kegagalan sehingga memerlukan pembedahan kosmetik. Lama perawatan pasca bedah kelompok VRIP 12.3 hari sedangkan VRIK 21.5 hari. Dengan demikian pembedahan VRIP lebih kecil komplikasinya dan lebih pendek lama pembedahan dan lebih pendek masa perawatan pasca bedah. (Med J Indones 2003; 12: 103-8)

Vulvar cancer is a gynecological cancer whose incidence rate is relatively low. Patients generally were admitted at advanced stage, and radiation therapy at advanced stage does not provide favorable prognosis. Two main modalities in the treatment of vulvar cancer are surgery and radiation therapy. However, radiation can be performed in early stage vulvar cancer but surgery is thought to have more benefits, such as in side effect on the ovary/ reproductive function disorder, patient's hygiene factor, and the ease in performing therapy if recurrence occurs. There are various techniques of vulvar cancer surgery, such as radical vulvectomy with butterfly incision (RVBI) and radical vulvectomy with separated incision (RVSI).
The objective of this study was to identify the benefits of radical vulvectomy with separated incision in comparison with radical vulvectomy with butterfly incision in terms of the length of surgery, wound recovery, infection incidence, length of hospital stay. This study was a clinical trial performed during the period of 1990-2000. Fifteen cases of vulvar cancer were found and underwent surgery. Fourteen cases were at stage II and 14 cases were histologically defined as squamous-cell carcinoma and 1 case was adenocarcinoma. The average length of surgery in RVSI was 168 minutes, this was shorter than that in VRBI which reached an average of 275 minutes. The incidence of infection in RVSI group was 3 of 11 cases (27.27%), while in RVBI group all cases had infection in surgical wound. Failure of surgical wound approximation was 1 of 12 cases (9.99%), while in RVBI all cases experienced the failure such that cosmetic surgery was required. Length of postoperative care in RVSI group was 12.3 days, while in RVBI 21.5 days. Thus, complications in VRBI were lower, and length of surgery and length of postoperative care were shorter. (Med J Indones 2003; 12: 103-8)
"
Medical Journal of Indonesia, 12 (2) April June 2003: 103-108, 2003
MJIN-12-2-AprilJune2003-103
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
New York: McGraw-Hill Medical, 2007
616.994 CLI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>