Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35202 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Forum Komunikasi Operator Terminal, 2002
388.33 Sis
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Lianurzen
"ABSTRAK
Terminal pelabuhan merupakan tempat berlangsungnya semua
kegiatan bongkar muat dan tempat, terjadinya alih moda
transport dari laut ke darat atau sebaliknya, salah satu
jenis terminal pelabuhan yang mempunyai karakteristik khusus
dalam penanganan barang adalah terminal curah, yaitu terminal
pelabuhan yang digunakan untuk menangani barang seperti
semen, pupuk yang diangkut. dalam bentuk curah. Untuk
penanganan barang pada terminal jenis mi perlu dilengkapi
fasilitas seperti ; alat bongkar muatandari kereta api, alat
pemecahan batubara (crusher), lapangan penumpukan, alat
pengangkut (conveyor belt) dan alat pemuatan ke kapal (ship
loader). Sehubungan dengan hal itu dipilih studi kathus
pelabuhan batubara Tarahan, yang saat mi terus berusaha
meningkatkan fasilitas terminalnya untuk menangani produksi
batubara yang datang dari Bukit Asam yang terus bertambah
sesuai dengan perkembangan kebutuhan PLTU Suralaya.
Meningkatnya jumlah batubara yang haru5 ditangani set iap
tahun akibat meningkatnya produksi tambang Bukit Asam -dan
kebutuhan batubara dari PLTU Suralaya menyebabkan terjadinya
peningkatan anus batubara melalui pelabuhan batubara Tarahan.
Oleh karena itu peranan pelabuhan batubara Tarahan untuk
menangani batubara yang datang dan yang akan dikirim sangat
besar untuk saat mi dan dimasa yang akan datang. Masalahnya
ialah bagaimana membuat seimbang antara penanganan batubara
di darat dan pelayanan kapal pengangkut agar tidak terjadi
arus batubara yang terhainbat karena ketidakmampuan penanganan
di darat atau oleh pelayanan kapal pengangkut yang jumlahnya
terbatas -
Untuk itu akan dievaluasi kemampuan fasilitas terminal
pelabuhan mi dengan menganalisis data-data sebagai berikut:
-Data kondisi pelabuhan saat mi.
-Data operasional alat-alat penanganan.
-Data volume batubara yang masuk dan keluar pelabuhan.
-Data jenis kapal yang merapat, jumlah hari penambatan
perkapal, rasio penggunaan tempat benlabuh (BOR), waktu
pelayanan dan waktu tunggu.
Dengan menganalisis data-data di atas maka dapat
ditentukan kebutuhan fasilitas terminal curah mi (pelabuhan
batubara Tarahan), sehingga dapat tercapai manfaat fasilitas
terminal yang optimum dalam penanganan batubara di pelabuhan.

"
1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hikmawan Bagus Prakoso
"Latar belakang penelitian ini adalah rencana penutupan terminal Lebak Bulus dikarenakan pembangunan proyek MRT (Mass Rapid Transit) yang berimbas terhadap rencana pemindahan bus AKAP (antar kota antar propinsi) dari terminal Lebak Bulus ke terminal Kampung Rambutan.
Tujuan penelitian ini adalah menentukan prioritas bus AKAP yang dipindahkan ke terminal Kampung Rambutan dan dampak yang ditimbulkan akibat pemindahan tersebut serta memberikan alternatif solusi terhadap penumpang.
Metode yang dipakai dalam penentuan prioritas pemindahan bus AKAP antara lain berdasarkan analisis proporsi bus AKAP dan analisis karakteristik demand penumpang, sedangkan metode yang dipakai dalam mengetahui dampak yang terjadi, antara lain analisis peningkatan perjalanan dan analisis penambahan beban volume lalu lintas akibat pemindahan bus AKAP.
Hasil penelitian menyatakan bahwa pemindahan bus AKAP diprioritaskan untuk trayek Jawa Barat dikarenakan trayek Jawa Barat merupakan trayek dominan dan memiliki demand penumpang yang cukup besar di sekitar Kampung Rambutan, selain itu pemindahan ini berdampak meningkatkan antrian di sekitar Kampung Rambutan terutama di Pasar Rebo.

The background of this research is the plan of shutdown of Lebak Bulus Terminal because of MRT project which effects to displacement of AKAP buses (inter city and inter province) from Lebak Bulus Terminal to Kampung Rambutan Terminal.
The purpose of this research is to determine the priority of AKAP buses that are moved to Kampung Rambutan terminal and effects that are caused by that displacement and also gives alternative solution to the passengers.
Method that is used in determining priority of displacement of AKAP buses is proportion analysis of AKAP buses and passenger's demand characteristic analysis. Meanwhile, method that is used to know effects that happen is analysis of trip's increasing and analysis of traffic volume increasing as a result of AKAP buses displacement.
The result of this research states that displacement of AKAP buses is prioritized for West Jawa's trayek because West Jawa's trayek is one of dominant's trayek and has passenger's demand that is quite big around Kampung Rambutan. Besides of that, this displacement has the impact to increase queue around Kampung Rambutan, mainly at Pasar Rebo.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56202
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ray Ferza
"ABSTRACT
Bus Terminal, as a revenue-producing service entity in the regional government jurisdiction, is expected to contribute to the independence of the region in the form of the Regional Governments Own-Source Revenue (Pendapatan Asli Daerah/PAD). However, the performance of the bus terminals levy was less than desirable. Furthermore, due to the change of authority over some type of bus terminals, it no longer able to produce revenue for the Regional Government. The authority to raise levies from the bus terminals motivated the regional government to introduce service innovations for the bus terminals under their jurisdiction. One example of such innovation was Tirtonadi Bus Terminal in Surakarta, Central Java. This study objective was to understand the impact of the terminal services innovations on the improvement of PAD in Surakarta, Central Java. The study used descriptive methods with a qualitative approach. The result of the study showed that the innovation in Tirtonadi Bus Terminal services was in the form of modernization of the bus terminals facilities. The impact of terminal services innovations on the increase of levy collections was not significant. The impact of the innovations on the improvement of services was mainly on the physical aspect. The innovations increase customer satisfaction; however, the number of passengers tend to be stagnant and even slightly decrease. Some problems also appear in relation to the change of authority over the bus terminal, in the form of transfer of personnel, funding, infrastructures, and documents (personil, pendanaan, sarana/prasarana dan dokumen/P3D). The change of the authority has a positive impact on the management of the bus terminal. To reap the benefit, the bus terminal management should be directed to utilize a Public Private Partnership cooperation (PPP), change the revenue base and adopt the transit-oriented development (TOD) approach."
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri, 2019
351 JBP 11:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Miro, Fidel
Jakarta: Erlangga, 2012
388 FID p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Harisman
"Dalam merencanakan pengelolaan suatu sistem angkutan umum, ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan. Faktor-faktor itu dapat berupa pemilihan rute terbaik, pengaturan sistem pengelolaan dan kebijakan di dalam perusahaan dan pengoptimalan kepuasan user atau pengguna. Kesemua hal ini dipengaruhi oleh faktor pengaruhnya masing-masing. Diantara sekian banyak rute yang ada, perlu diperhatikan tuntutan pelayanan sepanjang rute, jalrak dan waktu tempuh, aspek pembiayaan pengoperasian rute tersebut, kebutuhan bis dan pengemudi untuk rute tersebut, serta perencanaan load factor rule tersebut. Lalu untuk pengaturan sislem perigelolaan dan kebijakan di dalam perusahaan, faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan dasar adalah pada kebijakan pengemudi yang mencakup pola hubungan kerja dan kebijakannva, juga pada pengaturan armadanya itu sendiri. Untuk mengoptimalkan kepuasan pengguna jasa, peningkatan load factor adalah salah salu alternatif pemecahan. Akan tetapi peningkatan ini apakah dapal diterapkan atau tidak oleh operator, itu semua tergantung dari besar tidaknya pengaruh peningkatan ini terhadap revenue operator karena bukanlah tujuan uiituk merugi dalam usaha ini. Oleh karena itu, untuk mencari titik temu antara operator dengan pengguna, dicobalah suatu jalan dengan membuat pemodelan ini. Pada Pemodelan Penugasan Armada ini ditinjau dan dikaji sebesar apa pengaruh penugasan armada berdasarkan kebijakan yang ada beserta penjadwalan bis dari pengaturan jumlah bis yang beroperasi dalam pemuasan kedua belah pihak. Selain itu tentunya, dievaluasi tentang format terbaik dalam penugasan armada ini, agar pemilihan rute manapun dan pemilihan kebijakan pola pengelolaan manapun akan dapat menghasilkan revenue yang optimal bagi operator dan kepuasan tingkat pelayanan pada pengguna. Dalam tahapan perancangan model ini hasil pemodelan mendekati sistem yang sebenarnya, sehingga dari pemodelan ini tujuan utama penulisan berupa penggunaan pendekatan dinamika sislem dalam proses pemodelan penugasan armada angkutan umum dapat tercapai."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S35077
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Suryakusuma
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1985
S17517
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atiek Soeparyati
"Tingkat laju urbanisasi yang tinggi sebagai akibat laju perkembangan ekonomi yang pesat, kota Jakarta mengalami ledakan populasi penduduk sehingga mengakibatkan meningkatnya jumlah perjalanan akibat mobilitas penduduk yang akhimya memerlukan peningkatan sistem transportasi kota.
Peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang lalu lalang di jalan raya di kota baik kendaraan pribadi maupun angkutan umum merupakan gambaran adanya interaksi antara peningkatan taraf hidup dankebutuhan mobilitas penduduk. Prediksi perkembangan penduduk Jakarta tahun 2015 akan mencapai 32,3 juta jiwa dengan laju perkembangannya rata-rata 2,19% per tahun dan diperkirakan kebutuhan perjalanan akan meningkat menjadi 23,7 juta perjalanan per hari, sehingga terjadi peningkatan rata-rata 3,6% per tahun. Pada tahun 2015 jumlah kendaraan pribadi akan mencapai 4,5 juta kendaraan, hal ini di dapat dari hasil survei yang menyatakan bahwa penduduk yang berpenghasilan tinggi lebih banyak menggunakan kendaraan pribadi sedang yang berpenghasilan rendah banyak menggunakan transportasi umum.
Permasalahannya dengan meningkatnya jumlah kendaraan yang beroperasi di jalan yang disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan perjalanan, akan berakibat cukup serius terhadap menurunnya kualitas udara. Upaya peningkatan ruas Bekasi-Tangerang adalah untuk memperlancar lalulintas sehingga waktu tempuh dari dan ke tempat tujuan dapat dipersingkat, pelayanan cepat, memperlancar roda perekonomian dan pencemaran udara dapat ditekan sehingga darnpak sosialnya positip namun di sisi lain kebisingan meningkat. Sebagai akibatnya, bagaimana pengaruhnya terhadap kualitas hidup masyarakat kota di sekitar ruas jalan ini.
Maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keterkaitan antara sistem transportasi, kualitas udara dan dampaknya terhadap kesehatan (persepsi masyarakat) serta memberi masukan kepada perencana transportasi perkotaan. Hipotesis yang dipakai yaitu adakah hubungan antara arus lalulintas dan kualitas udara; dan persepsi dampak kesehatan masyarakat.
Metode penelitian yang dipakai adalah untuk lokasi penelitian dipilih berdasarkan metode two stage cluster, sedang data sosial-ekonomi diperoleh dari hasil wawancara terstruktur dan mendalam dari 570 sampel yang ditentukan (Purposive stratified random sampling) di 15 kelurahan terpilih yang diwakili oleh pengguna jalan (penumpang/pengemudi kendaraan pribadi, penumpang kendaraan umum dan pengemudi kendaraan umum) yang tinggal/beraktivitas pada kawasan penelitian. Kualitas udara dan data lalulintas diperoleh dari hasil penelitian terdahulu dari instansi terkait.
Dari hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa secara umum sistem transportasi mempunyai pengaruh terhadap kualitas udara serta persepsi dampak kesehatan masyarakat pengguna. Hal ini ditunjukkan oleh adanya keterkaitan erat antara sistem transportasi dengan kualitas udara dan variabel sosek, sehingga unsur sosek ini dapat dipergunakan sebagai pengendali kemacetan lalu-lintas di antaranya dengan cara:
- Membatasi urbanisasi penduduk karena laju fertilitas relatif Iebih kecil dibanding dengan laju urbanisasi penduduk.
- Pembatasan tingkat urbanisasi ini dapat diantisipasi dengan menciptakan suatu lapangan kerja yang memadai dengan tingkat laju penduduk di suatu wilayah, misalnya dengan menciptakan suatu kawasan mandiri, sehingga mengurangimobilitas penduduk antar wilayah dan biaya transportasi dapat ditekan.
- Diperlukannya sarana angkutan umum yang memadai, mudah, murah, aman dan nyaman serta ramah lingkungan,
- Perlunya penataan tata ruang yang tepat dan enforcement dilaksanakan dengan benar, sehingga perencanaan jaringan jalan dapat dilaksanakan sesuai sasaran (perencanaan terpadu).
- Sebagai perimbangan akibat keterbatasan lahan di perkotaan, maka perencanaan superblok/ kawasan mandiri sebagai altematif upaya mengatasi kemacetan lalulintas perkotaan serta menyediakan fasilitas-fasilitas umum yang lain yang sesuai dan cukup dengan kebutuhan masyarakat dengan tingkat pelayanan yang cukup baik kapasitas, keamanan maupun kenyamanannya dan murah. Dengan demikian masyarakat akrab dengan lingkungannya, sehingga mengurangi niat untuk berpindah/bergerak ke lingkungan yang lain. (mengurangi intensitas mobilitas).
- Dari seluruh altematif penanganan yang direncanakan, maka penanganan pelayanan transportasi massal urnum (Mass Rapid Transportation) adalah solusi yang perlu dipertimbangkan penggunaannya di masa mendatang.

The high growing urbanization in Jakarta Metropolitan City was due to developing of economic rapidly, caused of the booming population so the citizen's intensity traveling increased.
The increasing numbers of the vehicles passing on the highway road city, either the private vehicles or public vehicles were the reflection of the interaction between the increasing living cost and the needs of citizen mobility.
In 201 5 the citizen of Jakarta will be predicted up to 32.3 million with increasing growth in average of 2.19% per year and. the needs of mobilization estimated to increased up to 23.7% per day, therefore this average progress raised up to 3.6% per year. In 2015, the total number of private vehicle will be 4.5 million, based on field - survey, which stated that the people which have high income more frequently use private vehicles while those who has lower income use public transportation.
Due to increasing the needs of trips, the numbers of vehicles pass the highways increased so this condition caused the seriously air pollution. Effort to upgrade the Bekasi - Tangerang Corridor is to smoothing the traffic so that the traveling time can be shorter, a good public services, then the economic cycling raised and finally the air pollution can be reduced, so the social impact positively, however on the other-side the noisy increased.
Based on that all conditions above how is the influences of the life quality of the urban society on this corridor. The aim of this research is to know of the correlation between transportation system, air pollution and the effect of the society life quality and give the input to the urban transportation planner. The hypothesis used in this research is to know how deep is correlation between the trips and the air pollution, and its impact to the society health perception.
The method used to select the location based on method two stage cluster, while social-economic data get from a structure deep interview from 570 samples (purposive stratified random samples) in 15 selected sub-district was represented by road user (passengers/private car drivers, passengers and drivers of public transport) living and their activities in research area. The air quality and the trips data obtained from previous involved institution.
The conclusion from this analysis in generally the transportation system has impact to the society life quality. It is can be shown by the closed correlation between transportation system and the air quality, and also with the social economic variables, so the social economic parameter can be used as controlling the traffic jam, that is :
- To limiting the booming of urban population is by pressing the urbanization cause the urbanization index is higher than the birth people index.
- The limitation of the urbanization can be anticipated by creating a business job in that region, for instance, to create the super-block system area. So, the people necessities could be fully support locally, finally reduced the inter region mobilization and the transportation cost.
- It needs the sufficient and good services of public transportation easy, cheap, sound, comfortable and environment guarantee (familiar to the environment) need.
- It needs a good master planning and enforcement implementation correctly in this area, so the network road planning can be use in a good function.
- To balance of limited urban area, the super-block planning is an alternative to solve the urban traffic jam, provided a sufficient public facilities, either capacity, safety, comfortable and cheap. So that the society will have environment guarantee and decreasing the mobility intensities.
- From all the system proposed, the Mass Rapid Transportation System is the solution for considering used in the future.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Ghafiqie
"Penelitian ini membahas efek pembangunan stasiun MRT pada perkembangan area residensial dan komersial terhadap penerimaan pajak. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan model yang komprehensif dalam menyediakan usulan kebijakan untuk pengembangan MRT Jakarta. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah simulasi berbasis sistem dinamis. Hasil penelitian mengusulkan pada pemerintah mengenai kebijakan kenaikan pajak bumi dan bangunan sebesar 5% dan besaran subsidi 10% dari pajak tersebut untuk MRT.

This research is focusing on development effects of MRT station on residential and commercial area development to the tax revenue. The purpose of this research is to provide policy recommendations for MRT Jakarta development. The Method used here is the system dynamic simulation. The results suggested the government's policy on land tax increases by 5% and 10% from the tax for MRT subsidy.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31003
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sunarwoko
"Jakarta dihadapkan pada masalah transportasi yang berkaitan dengan kemacetan, jumlah kendaraan pribadi yang terus bertambah, polusi udara yang semakin parah, dampak negatif polusi udara bagi kesehatan, kerugian finansial dan waktu akibat kemacetan, serta pemborosan bahan bakar. Salah satu alternatif dalam menyelesaikan masalah kemacetan sekaligus polusi perkotaan adalah dengan elektrifikasi armada bus pada sistem Bus Rapid Transit (BRT) Transjakarta dengan mengganti armada bus existing yaitu bus diesel dan CNG dengan bus listrik. Keuntungan menggunakan bus listrik dibandingkan dengan mesin konvensional atau Internal Combustion Engine antara lain tidak bising, lebih efisien, bisa mengurangi pemakaian bahan bakar minyak sehingga secara langsung mengurangi emisi Gas Rumah Kaca. Studi ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan ekonomi penerapan bus listrik pada sistem BRT Transjakarta berdasarkan profil rute bus yaitu kecepatan, elevasi jalan, jarak dan waktu perjalanan untuk mendapatkan estimasi konsumsi energi dengan model matematis. Data profil rute diperoleh dengan memanfaatkan sensor Global Positioning System (GPS) pada smartphone dan software GPS logger berbasis android. Penilaian kelayakan investasi menggunakan perhitungan Total Cost of Ownership (TCO), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Period. Hasil analisis berdasarkan asumsi siklus hidup 15 tahun, MARR 10% dan bunga 6% menunjukkan bahwa bus listrik masih memenuhi kelayakan ekonomi dengan NPV 292 milyar rupiah, IRR 14% dan payback period selama 8 tahun.

Jakarta is facing transportation problems related to congestion, the increasing number of private vehicles, severe air pollution, negative impact of air pollution, waste of fuel, financial losses and time because of congestion. One alternative to solve the problem of congestion, as well as urban pollution, is by electrification of the bus fleet on the TransJakarta Bus Rapid Transit (BRT) system by replacing the existing fleet of buses i.e. diesel buses and CNG with electric buses. The advantage of using an electric bus compared to a conventional engine or Internal Combustion Engine, are, less noise, more efficient, can reduce the use of fuel oil so that it directly reduces greenhouse gas emissions. This study aims to analyze the economic feasibility of applying electric buses on the TransJakarta BRT system based on bus route profiles, namely speed, road elevation, distance, and travel time to obtain estimations of energy consumption with a mathematical model. Route profile data is obtained by utilizing the Global Positioning System (GPS) sensors on smartphones and Android-based GPS logger software. The assessment of investment feasibility uses the calculation of Total Cost of Ownership (TCO), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) and Payback Period. The analysis results are based on the assumption of a 15-year life cycle, 10% MARR and 6% interest indicating that the electric bus still meets economic feasibility with NPV 292 billion rupiahs, 14% IRR and an 8-year payback period."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54153
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>