Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33693 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fleming, Quentin W.
Newton Square, Pennsylvania: Project Management Institute, 2000
658.15 FLE e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmadsyah Alghozi Nugroho
"Istilah mature merupakan istilah yang lazim di kalangan industri minyak dan gas. Istilah tersebut merujuk pada sebuah kondisi di mana produksi migas mulai menurun dan akan terus menurun. Perusahaan yang dihadapkan pada kondisi mature, sudah pasti akan menerapkan berbagai strategi guna menghadapi proses tersebut, agar kondisi perusahaan tetap stabil. PetroSyah adalah perusahaan migas yang telah beroperasi lebih dari 30 tahun dan mulai memasuki kondisi mature sejak tahun 2000. Pada pertengahan tahun 2002, Manajemen Petrosyah memutuskan unruk melakukan implementasi Asset-Based Management sebagai upaya menyikapi kondisi mature mereka.
Asset Based Management (ABM) adalah sistem manajemen yang memperlakukan sumber daya utamanya sebagai semi-independent business unit, di mana masing-masing aset memiliki kewenangan untuk menentukan alokasi budget dan target kinerjanya sendiri. Pendekatan ini dipilih karena secara geografis sesuai dengan lingkungan kerja PetroSyah, yang memiliki aset berupa empat lapangan rnigas utama yang letaknya terpisah. Pihak manajemen berharap penerapan ABM akan memicu tirnbulnya persaingan dalam efisiensi kinerja antar aset, yang berujung pada penurunan biaya operasional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan mengimplementasikan ABM dapat menahan kenaikan biaya operasi dari $ 982 juta di tahun 2000 menjadi $ 1.102 juta di tahun 2005, hal ini karena terjadi perubahan yang mendasar pada struktur organisasi.
Kalau sebelumnya yang dinamakan sebagai departemen Asset adalah departemen yang hanya berfungsi sebagai eksploirasi terhadap lapangan minyak dan gas bumi yang ada dalam wilayah kerjanya, dengan implementasi ABM Asset berubah menjadi divisi yang memiliki tanggung jawab lebih besar. Selain eksploitaisi juga rermasuk di dalamnya produksi, plant field maintenance, HSE, sampai dengan analis bisnis yang bertugas mengatur keuangan dari divisi tersebut. Sehingga implementasi ABM ini seperti melakukan perubahan ke struktur organisasi ke arah unit bisnis yang semi-independen.
Dengan perubahan ini terjadi aliansi antar divisi Asset, yang memiliki tujuan yang sama yaitu meningkatkan keuntungan perusahaan dengan cars meningkatkan produksi dan menurunkan biaya operasi. Aliansi yang terbentuk di antara divisi Asset meningkatkan kinerja masing-masing divisi, yang pada akhirnya juga meningkatkan kinerja PetroSyah secara keseluruhan.
Namun, kelemahan ABM ini terletak pada saat melakukan penilaian kinerja antar divisi. Di mana antar divisi tidak bisa diukur dengan kuantitatif yang sama, karena masing-masing Asset memiliki karakterisdk yang berbeda-beda. Oleh karena itu perlu ditunjang dengan penilaian kualitatif yang bisa didapat dan manajer divisi lainnya, serta menggunakan organisasi sejenis sebagai pembanding.
Memang secara indikator-indikator kinerja yang ada, semua menunjukkan penurunan, namun hal ini tidak bisa dihindarkan karena PetroSyah memang berada di tahapan mature. Di mana tingkat produksi dari lapangan rninyak dan gas buminya sudah menurun drastis. Namun dengan implementasi ABM ini, penurunan produksi tersebut dapat ditahan, sehingga dapat disimpulkan bahwa implementasi ABM menunjukkan hasil yang positif.

The term "mature" is very well known among the petroleum community. The term refers to a particular condition when the production capacity started to decrease until it finally vanishes. Petroleum Company dealing with the mature condition will likely implements various strategies in order to extent the process and maintains the company's stabilization. PetroSyah' is a petroleum company operated more than thirty years and has beginning to enter a mature phase since year 2000. In the middle of year 2002, the board of Petrosyah management has decided to implement an approach, known as Asset-Based Management, as a response to the mature phase they are facing.
Asset Based Management (ABM) is an approach management system which treated its main resources or asset as semi-independent business runt. The system implies that each asset will have full authority to create their budget allocation and performance targets. This approach has chooser regarding the geographic nature of Petrosyah, who has four main gas field separated by location. The management hopes that the implementation of ABM wills likely act as a trigger to encourage performance competition between assets, which ends up with an operational cost decrement in the corporate level.
Result of this research has shown that ABM implementation successfully hold the operational cost at $982 million in year 2000 to $1.102 million in year 2005. This could happen because ABM implementation has also brought a significant change in the organization structure.
If prior what entitled as asset department was only concerning at petroleum exploitation within their work scope, ABM implementation transform it as a division with a broaden responsibilities, including not only exploitation but also production, plant & field maintenance, health and safety environment, and business analysis to arrange financial aspects of that division. Therefore, ABM implementation significantly changes the organization structure to become a semi-independent business unit.
The ABM implementation also brought cultural change. Because the new system encourages each asset division to make alliance with each other in orders to increase their performance by maximizing their production while at the same decreasing operational cost. This will likely resulted in profit increment in the corporate level.
The weakness side of ABM lies in the performance evaluation. Because it is almost impossible co quantify measure different characteristics of assets. Therefore, performance evaluation must be supported qualitatively by division manager, or used the same kind of organization as a benchmark.
It is clearly stated that all performance indicators has shown decrement. But this particular situation is hardly avoidable because of the mature state. The enhancement in this thesis is that ABM implementation in Petrosyah successfully holds up the decrement. Therefore it is likely to conclude that ABM implementation has shown positive response.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18334
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Andika Putra
"Tingginya risiko dan ketidakpastian dalam tahap pelaksanaan manajemen material pada proyek EPC dapat menjadi salah satu penyebab penyimpangan biaya proyek. Salah satu strategi pengendalian untuk meminimalkan terjadinya penyimpangan biaya adalah mendeteksi sedini mungkin risiko risiko yang dapat terjadi pada tahap pelaksanaan manajemen material yang dituangkan kedalam prosedur pengendalian biaya material disetiap tahapan pelaksanaannya.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan alternatif preventive dan corrective action serta merekomendasikan pengembangan prosedur pengendalian biaya material berbasis risiko berdasarkan risiko utama penyebab penyimpangan. Untuk mengetahui besarnya frekwensi dan dampak risiko penyebab penyimpangan biaya material dilakukan penilaian secara kualitatif terhadap salah satu proyek yang mengalami penyimpangan biaya terbesar pada PT.Y, dengan melakukan wawancara pakar dan kuisioner kepada tim inti proyek yang mempunyai pengalaman dalam proyek EPC.
Analisa data diolah dengan analisa risiko kualitatif untuk memperoleh risiko utama penyebab penyimpangan, kemudian untuk dapat menentukan preventive dan corrective action serta rekomendasi pengembangan prosedur pengendalian biaya material berbasis risiko digunakan metode delphi.
Hasil analisa data ditemukan delapan penyebab utama terjadinya penyimpangan biaya material yaitu: Terjadi kesalahan dalam menentukan spesifikasi material karena kontrak yang kurang jelas; Terjadi kesalahan dalam menentukan spesifikasi material karena kurang lengkap atau akuratnya data informasi mengenai jenis-jenis material yang efektif; Terjadi revisi spesifikasi material akibat kesalahan pada design material (misdesign); Terjadi kesalahan dalam menentukan spesifikasi material karena kesalahan dalam memahami spesifikasi material yang tertera didalam kontrak; Terjadi pembelian ulang material karena kesalahan dalam penentuan spesifikasi material; Meningkatnya biaya pembelian material akibat tingginya harga material dipasaran; Meningkatnya biaya pembelian material akibat fluktuasi harga material dipasaran; Terjadi instalasi ulang material karena kesalahan design spesifikasi material.

The height of the risk and the uncertainty in the implementation stage of the material management in the EPC project could become one of the causes of project cost deviation. One of the controlling strategies to minimize the occurrence of the cost deviation is detecting the risks earlier that could happen in the implementation stage of the material management which is presented in the material cost controlling procedure in each implementation stage.
This research aimed to determine the alternative preventive and corrective action and also to recommend the development of the material cost controlling procedure based on the risk according to the main risk of the deviation cause. To recognize the frequency value and the impact of the risk as the cause of material cost deviation, it would be carried out by the assessment qualitatively towards one of the projects experienced in the biggest cost deviation to PT.Y, by interviewing experts and spreading questioner to the key person in the core project team that had experiences in the EPC project.
Data analysis would be processed by the qualitative risk analysis to find the main risk of the deviation cause, afterwards to be able in determining preventive and corrective action along with recommendation of the material cost controlling procedure development based on the risk used by the Delphi method.
Data analyzes resulted that eight main causes of material cost deviation were found, there are: Fault in determining material specification because of the unclear contract; Fault in determining the material specification because the data information about effective material kinds is not accurate and incomplete; revision of the material specification as the consequence of faulty in material design; the fault happened in determining the material specification because of the misunderstanding in defining the material specification that stated on contract; material repurchasing because of fault in determining of the material specification; the Increasing of material purchasing cost as consequence of material price increasing on market; the Increasing of material purchasing cost as consequence of material price fluctuation on market; material reinstallation happened because of the faulty design in material specification.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T40652
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Shahnaz Ilma
"Fasilitas Integrated Cold Storage sangat dibutuhkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pembangunan fasilitas ICS di Kabupaten Kampar oleh PT. S di tahun anggaran 2018 membuktikan bahwa manajemen proyek yang efektif harus diterapkan. Satu cara untuk menilai kinerja manajemen proyek PT. S adalah dengan menilai proses kontrol biaya selama proyek tersebut. Kontrol biaya adalah proses pengawasan status proyek untuk memperbaharui biaya proyek dan mengatur perubahan pada biaya dasar. Proses kontrol biaya dianalisa menggunakan Earned Value Analysis.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen proyek dari PT. S menghadapi banyak tantangan dalam mempertahankan planned values. Tantangan terbesar datang dari faktor-faktor penyebab keterlambatan di fase konstruksi yang mencakup cuaca, kualitas rendah dari SDM dan distribusi barang dan material. Hasil analisa kasus ini berujung pada kerangka manajemen proyek yang bisa digunakan untuk pekerjaan selanjutnya.

Integrated Cold Storage facilities are much needed by Indonesian Marine and Fisheries Ministry. The construction of ICS facility in Kampar District by PT.S in fiscal year 2018 proved that efficient project management must be implemented. One way to measure the performance of PT. S PM is by examining the control cost process throughout the project. Control Costs is the process of monitoring the status of the project to update the project costs and managing changes to the cost baseline. Control cost process is analyzed using Earned Value Analysis.
The results showed that PT. S was not able to manage their cost efficiently The biggest challenge is caused by delaying factors in construction phase which include weather, low quality in manual labor and distribution of materials and goods. The analysis resulted in improved project management framework that can be used in future projects.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53704
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donny Bangkit Ariwibowo
"Proyek Pembangunan Bendungan Bener Paket 4 yang dilaksanakan oleh PT. Adhi Karya (Persero) TBK. merupakan bagian dari Proyek Strategi Nasional National. Praktik Keinsinyuran kali ini adalah mengevaluasi penyelenggaraan Earned Value Management. Batasan pada penelitian ini adalah 1. Data yang digunakan adalah data Proyek Pembangunan Bendungan Bener Paket 4. 2. Data cashflow berdasarkan laporan keuangan Proyek Pembangunan Bendungan Bener Paket 4. 3. Pengamatan dilakukan dari awal proyek hingga akhir proyek (berdasarkan data laporan bulanan dan time schedule. 4. Penelitian hanya dikhususkan pada masalah kinerja biaya dengan metode earned value concept. Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dari awal proyek sampai dengan bulan November 2021 kinerja biaya proyek tidak baik faktor utama yang berpengaruh terhadap indeks kinerja biaya proyek adalah akibat biaya langsung maupun biaya tidak langsung yang dikeluarkan sedangkan realisasi progress belum berjalan baik di proyek. Hal ini yang menyebabkan nilai ACWP lebih besar dari BCWP sehingga kinerja biaya proyek di awal menjadi tidak baik karena nilai CPI < 1. Sedangkan mulai bulan Desember 2021 sampai dengan Oktober 2022 kinerja biaya proyek sudah baik ditunjukkan dengan nilai CPI >1.

Bener Dam Construction Project package 4 implemented by PT. Adhi Karya (Persero) TBK. is part of the National Strategy Project. This Engineering Practice is evaluating the implementation of Earned Value Management. The limitations of this study are 1. The data used are data from the Bener Dam Package 4 Construction Project. 2. Cash flow data is based on the financial reports of the Bener Dam Package 4 Construction Project. 3. Observations were made from the beginning of the project to the end of the project (based on monthly report data and time schedule 4. This research is only devoted to the issue of cost performance using the earned value concept method Based on the analysis and discussion that has been carried out, from the start of the project to November 2021 the project cost performance was not good. The main factor influencing the project cost performance index is due to cost direct and indirect costs incurred while the realization of progress has not gone well in the project. This is what causes the ACWP value to be greater than the BCWP so that the initial project cost performance is not good because the CPI value is < 1. Meanwhile from December 2021 to October 2022 the project's cost performance has shown good d with a CPI value > 1."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Mahendra
"Pada bidang konstruksi, dengan nilai investasi cukup besar dan peningkatan biaya produksi, tentunya sangat diharapkan pengembalian investasi yang besar pula, dan hal tersebut dapat terwujud jika investasi itu mengandung salah satu unsur yang penting, yaitu penghematan, terutama untuk biaya-biaya yang tidak menunjang kualitas, fungsi, umur, penampilan, dan bahkan kriteria-kriteria yang ditetapkan pemilik (owner). Penghematan dalam investasi bidang konstruksi dapat dilakukan oleh salah satu metode, yaitu Value Engineering. Pemikiran awal, yang kemudian berkembang menjadi Value Engineering, adalah "jika kita tidak dapat menghasilkan suatu produk tertentu karena keterbatasan sumber daya, maka kita dapat mencari alternatif produk yang lain yang tetap memiliki fungsi yang sama." Dalam Value Engineering, pencarian alternatif tersebut harus dilakukan dengan pengeluaran biaya yang paling rendah. Intinya adalah bahwa Value Engineering bukan sebagai cutting cost, yang cenderung tidak memperhatikan kualitas, tapi sebagai saving cost, yang tetap memperhatikan kualitas.
Konsep dasar pengaplikasian Value Engineering adalah keterkaitan antara fungsi dan biaya. Suatu produk konstruksi harus dapat memenuhi fungsi-fungsi yang sesuai dengan kriteria pemilik dan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan fungsi tersebut haruslah seoptimal mungkin. Walaupun sebenarnya dapat digunakan di seluruh tahapan dan seluruh komponen biaya, Value Engineering dapat menghasilkan penghematan yang maksimal ketika diaplikasikan pada tahap desain dan pada komponen dengan biaya yang besar. Pada tahap perencanaan ini, terdapat fleksibilitas yang maksimal untuk mengadakan perubahan-perubahan tanpa menimbulkan biaya tambahan untuk desain ulang. Penghematan yang berpotensi untuk dihasilkan dapat habis ditelan oleh biaya yang digunakan untuk mengadakan perencanaan baru. Dan, komponen dengan biaya yang besar memiliki potensi penghematan yang cukup besar pula di dalamnya. Selain lebih praktis, keterbatasan waktu dan tenaga dapat menjadi kendala ketika Value Engineering digunakan pada seluruh tahapan dan seluruh komponen biaya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S35691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kuehn, Ursula
Leesburg: Management Concepts, 2006
658.404 KUE i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Turtle, Quentin C.
Englewood Cliff, New Jersey: Prentice-Hall, 1994
658.5 TUR i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dilworth, James B., 1939-
New York: McGraw-Hill, 1992
658.5 DIL o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kharbanda, O.P.
Aldershot: Hampshire Gower Technical Press, 1980
658.15 KHA p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>