Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181599 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Reza Aditya
"Pendahuluan: Selama pandemi COVID-19, terjadi peningkatan beban kerja, serta kewaspadaan dan kepatuhan yang lebih besar dalam bekerja. Tenaga kesehatan harus menjalankan tugasnya dalam menghadapi ketakutan terhadap infeksi COVID-19 yang dapat memicu dan/atau memperparah stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinan stres petugas kesehatan pada masa pandemi dengan menekankan pada perubahan situasi psikososial di rumah sakit.
Metode penelitian: Studi potong lintang ini dilakukan dari bulan Januari sampai Maret 2021 dengan menggunakan kuesioner online yang terdiri dari kuesioner pribadi dan pekerjaan, serta kuesioner stres dan stres yang divalidasi menggunakan uji validitas dan reliabilitas (Cronbach's alpha 0,8 dan 0,9). Untuk analisis multivariat, digunakan regresi logistik multinomial untuk mengidentifikasi faktor determinan (p<0,05). Data dianalisis menggunakan software SPSS versi 20 (IBM Corp, USA).
Hasil: Gambaran perubahan stresor pada responden adalah peningkatan stresor ringan 59,7%, peningkatan stresor sedang 20,6%, peningkatan stresor berat 5,1%, stresor tetap 11.1%, penurunan stresor 3,3%. Dengan gambaran persepsi stres adalah stres sedang 56,1%, stres berat 27,2%, stres ringan sebanyak 16,7%. Faktor determinan pada kejadian stres berat adalah tingkat perubahan stresor sedang berat dibandingkan dengan stresor menetap [aOR 8(95% CI, 2.2–29.7)], stresor tetap dibandingkan dengan stresor yang menurun [aOR 11(95% CI, 0.01–0.9)] dan lokasi kerja zona merah[aOR 3.2(95% CI, 0.1–0.8)], faktor determinan pada kejadin stres sedang adalah stresor menetap dibandingkan dengan yang menurun [aOR 25(95% CI, 0.7–0.9)], lokasi kerja zona merah[aOR 2.6(95% CI, 0.2-0.9)] dan usia kurang dari 3030[aOR 1.8(95% CI, 1.1-3.2)].
Kesimpulan: Faktor determinan kejadian stres berat pada tenaga kesehatan adalah perubahan stresor kerja dan zona kerja, untuk kejadian stres sedang adalah perubahan stresor kerja, zona kerja dan usia

Background: During the COVID-19 pandemic, there has been an increase in workload, as well as greater vigilance and compliance at work. Healthcare workers must perform their duties while facing fear of COVID-19 infection, which can trigger and/or aggravate stress. This study aimed to obtain the determinant factor of stress among the healthcare workers during the pandemic by emphasizing the change in the psychosocial situation at the hospital.
Methods: This cross-sectional study was conducted from January to March 2021 using an online questionnaire consisting of personal and occupational questionnaires, as well as a validated stressor and stress questionnaires using validity and reliability tests (Cronbach's alpha 0.8 and 0.9). For the multivariate analysis, multinomial logistic regression was used to identify the determinants factor (p<0.05). Data were analyzed using SPSS software version 20 (IBM Corp., USA).
Results: More than half of respondents had a moderate stress (56.1%) and then followed by severe and mild stress. Determinant factors in the occurrence of severe stress are the alteration of stressors, moderate-severe stressors compared to constant stressors [aOR 8(95% CI, 2.2–29.7)] constant stressors compared to decreased stressors [aOR 11(95% CI, 0.01–0.9)], and working in the red zone [aOR 3.2(95% CI, 0.1–0.8)].The determinants of moderate stress events were constant stressors compared to decreased stressors [aOR 25(95% CI, 0.7–0.9)], working in the red zone [aOR 2.6(95% CI, 0.2-0.9)] and age less than 30[aOR 1.8(95% CI, 1.1-3.2)].
Conclusions: The determinant factors for the occurrence of severe stress in health workers are changes in work stressors and work zones, for moderate stress events are changes in work stressors, work zones and age.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Farhani Dea Asy-Syifa
"Perempuan yang menjadi ibu sekaligus pekerja merupakan salah satu subjek yang paling terdampak dari perubahan aktivitas kerja selama pandemi COVID-19. Kemampuan resiliensi berperan penting untuk menghadapi situasi sulit, sehingga resiliensi menjadi salah satu faktor individu ibu bekerja untuk tidak mengalami dampak psikologis berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi lebih lanjut gambaran tingkat resiliensi dan stres pengasuhan serta hubungan antara resiliensi dengan stres pengasuhan pada ibu yang bekerja selama pandemi COVID- 19. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain penelitian studi korelasi. Sebanyak 296 ibu bekerja terlibat pada penelitian ini dan dikumpulkan melalui teknik convenience sampling. Hasil analisis univariat menemukan bahwa lebih dari sebagian ibu bekerja memiliki tingkat resiliensi tinggi (53.7%) dan sebagian besar memiliki tingkat stres pengasuhan rata-rata (66.5%) selama pandemi COVID-19. Analisis bivariat dengan uji chi-square dilakukan untuk menganalisis hubungan antara resiliensi dan stres pengasuhan dan hasil yang dapatkan nilai p value=0.001 sehingga terdapat hubungan antara resiliensi dengan stres pengasuhan pada ibu yang bekerja selama pandemi COVID-19. Resiliensi yang tinggi perlu dipertahankan, salah satu upayanya dengan promosi kesehatan mental agar dapat menurunkan kondisi stres yang dialami ibu bekerja.

Women who become mothers and workers are one of the subjects most affected by changes in work activities during the COVID-19 pandemic. Resilience ability plays an important role in dealing with difficult situations, so resilience is one of the individual factors for working mothers to not experience ongoing psychological impacts. This study aims to further identify the level of resilience and parenting stress and the relationship between resilience and parenting stress in working mothers during the COVID-19 pandemic. This research uses quantitative research methods with a correlation study research design. A total of 296 working mothers were involved in this study and were collected through convenience sampling technique. The results of the univariate analysis found that most of the working mothers had a high level of resilience (53.7%) and an average level of parenting stress (66.5%) during the COVID-19 pandemic. Bivariate analysis with chi-square test was conducted to analyze the relationship between resilience and parenting stress and the results obtained p value = 0.001 so that there is a relationship between resilience and parenting stress in working mothers during the COVID-19 pandemic. High resilience needs to be maintained, one of the efforts is by promoting mental health in order to reduce the stress conditions experienced by working mothers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah Dwi Kustianingsih
"Skripsi ini membahas gambaran stres dan strategi coping pada tenaga kesehatan di Puskesmas Kelurahan Klender 1 selama pandemik COVID-19 tahun 2021. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui stressor, persepsi terhadap stressor, strategi coping yang digunakan untuk menghadapi stressor, dan efek langsung yang dirasakan oleh tenaga kesehatan setelah melakukan coping. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara mendalam terhadap 5 orang tenaga kesehatan dan 1 orang Kasatpel Puskesmas. Hasil penelitian menunjukan bahwa stressor tenaga kesehatan selama pandemik COVID-19 berasal dari eksternal yaitu kekurangan SDM, kesulitan mencapai target SPM, berkaitan dengan pasien, penggunaan APD, pembuatan laporan, ketakutan menularkan COVID-19 ke keluarga, dan angka kematian COVID-19 yang tinggi. Sebagian besar menilai stressor tidak menghambat dan mengancam. Sedangkan sisanya menganggap bahwa stressor sebagai tantangan dan mengancam. Kemudian seluruh tenaga kesehatan merasa bahwa mereka mampu dan memiliki sumber yang cukup untuk mengatasi stressor. Sebagian besar menggunakan Emotion focused coping. Hasil jangka pendek yang dirasakan oleh informan setelah melakukan coping adalah perasaan positif yang menunjukan coping berhasil.

.The focus of this study is description of stress and coping strategies for health workers at Klender 1 Public Health Center during the COVID-19 pandemic in 2021. The purpose of this study was to determine stressors, perceptions of stressors, coping strategies used to deal with stressors, and the direct effects felt by health workers after coping. This study is a qualitative research with case study design. Data collection was done by using in-depth interviews with 5 health workers and 1 leader of Public Health Center. The results found that the stressors of health workers during the COVID-19 pandemic came from external sources, those are the lack of human resources, difficulty in achieving MSS targets, relating to patients, use of PPE, reporting, fear of transmitting COVID-19 to families, and high COVID-19 mortality rates. Most of health workers assess stressors are not inhibiting and threatening. While the rest consider the stressor as a challenge and threat. Then all health workers felt that they are capable and have sufficient resources to deal with stressors. Most of them used Emotion focused coping as their coping strategies. The short-term results felt by the informants after coping were positive feelings that showed successful coping."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Epi Sapitri
"Pelayanan kesehatan selama pandemi mengharuskan pelaksanaan adaptasi kebiasaan baru untuk mengurangi penyebaran virus covid-19. Salah satu kondisi yang ditimbulkan akibat covid-19 adalah kekhawatiran akan kesehatan yang berujung pada stres. Stres merupakan perubahan psikologis pada seseorang diantaranya dirasakan oleh pasien ginjal kronis selama menjalani pengobatan hemodialisis di masa pandemi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi stres pasien ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di RSUD dr. Dradjat Prawiranegara. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan desain cross-sectional yang melibatkan 99 pasien. Stres pasien diukur menggunakan Depression Anxiety Stress Scale-21. Hasil penelitian menggambarkan sebagian besar pasien mengalami stres. Hasil uji bivariat menggunakan likelihood ratio menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara faktor usia, pendidikan, pekerjaan, penghasilan ekonomi, lama menjalani terapi hemodialisis, adanya modifikasi protokol kesehatan prosedur hemodialisis, dan adanya covid-19 dengan tingkat stres pasien (p value < 0,05). Sementara itu, faktor jenis kelamin tidak terdapat hubungan signifikan dengan stres pasien (p value > 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat stres pasien dipengaruhi banyak faktor baik internal maupun eksternal. Pada faktor penyebab stres yang tidak dapat diubah seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, ekonomi dapat dijadikan skrinning awal sehingga bisa dilakukan upaya preventif seperti pasien dapat mengkonunikasikan keluhan kepada keluarga atau perawat, melakukan hobi yang bermanfaat,berfikir positif, relaksasi, dan beribadah serta mendekatkan diri kepada Tuhan. Sedangkan untuk faktor yang dapat dimodifikasi atau diperbaiki dapat diberikan asuhan keperawatan manajemen stres baik dengan memanfaatkan lingkungan ataupun hubungan interpersonal.

Health services during the pandemic require the implementation of new habit adaptations to reduce the spread of the COVID-19 virus. One of the conditions caused by COVID-19 is concern for health which leads to stress. Stress is a psychological change in a person, one of which is felt by chronic kidney patients during hemodialysis treatment during a pandemic. This study aims to determine the factors that influence the stress of chronic kidney patients undergoing hemodialysis at dr. Dradjat Prawiranegara. This study used a quantitative descriptive approach with a cross-sectional design involving 99 patients. Patient stress was measured using the Depression Anxiety Stress Scale-21. The results showed that most of the patients experienced stress. The results of the bivariate test using the likelihood ratio showed that there was a significant relationship between factors of age, education, occupation, economic income, length of time undergoing hemodialysis therapy, modification of the health protocol for hemodialysis procedures, and the presence of COVID-19 with the patient's stress level (p value < 0.05 ). Meanwhile, there was no significant relationship between gender and patient stress (p value > 0.05). These results indicate that the patient's stress level is influenced by many factors, both internal and external. Factors that cause stress that cannot be changed such as age, gender, education, occupation, economy can be used as initial screening so that preventive measures can be taken, such as patients being able to communicate complaints to their families or nurses, doing useful hobbies, positive thinking, relaxation, and worship. and draw closer to God. As for factors that can be modified or improved, stress management nursing care can be provided either by utilizing the environment or interpersonal relationships."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amita Rahma Shintyar
"Stres kerja adalah kondisi yang menyebabkan karyawan merasa tertekan, bosan, dan tidak nyaman dalam melakukan pekerjaannya. Sekitar 50-60% dari hari kerja yang hilang disebabkan oleh stres kerja dan jumlah ini cenderung meningkat di Eropa. Semenjak merebaknya COVID-19, seluruh negara di dunia mulai memberlakukan Work from Home (WFH) atau bekerja dari rumah. Oleh karena situasi yang mendesak, WFH dapat berpotensi menjadi stressor bagi pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat stres kerja dan hubungan antara karakteristik pekerja serta penerapan WFH pada pekerja PT LTI yang bekerja dari rumah selama masa pandemic COVID-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan menggunakan kuesioner stres kerja NIOSH Generic Job Stres Questionnaire dan kuesioner pelaksanaan WFH dari ILO yang didistribusikan secara daring kepada 62 responden. Sebanyak 66,1% responden mengalami stres kerja ringan. Variabel karakteristik pekerja yang terbukti signifikan memiliki hubungan dengan stres kerja pada penelitian ini adalah jumlah anak, usia anak dan lokasi kerja. Pada variabel penerapan WFH variabel yang terbukti signifikan memiliki hubungan dengan stres kerja adalah kesejahteraan dan produktivitas pekerja yaitu pada elemen pertanyaan: digitalisasi dan implikasi hukum serta kontrak kerja. Hambatan dalam bekerja memiliki hubungan yang signifikan sedangkan variabel kepercayaan dan budaya organisasi tidak memilki hubungan yang signifikan dengan stres kerja.

Job stress is a condition that causes employees to feel pressured, bored, and uncomfortable when doing work. About 50-60% of all lost workdays are caused by work stress and this number is increased in Europe. Since the outbreak of COVID-19, all countries in the world have started implementing WFH (work from home). Due to the urgency of the situation, WFH can potentially be a stressor for workers. This study aims to analyze the level of work stress and the relationship between worker characteristics and the application of WFH to PT LTI Work From Home Worker’s during pandemic COVID-19. This study used a cross sectional approach using the NIOSH Generic Job Stress Questionnaire and the ILO's WFH implementation questionnaire distributed using G-form to 62 respondents. As many as 66,1% of respondents experienced mild work stress. Variables of worker characteristics that were shown to have a significant relationships with work stress in this study were the number of children, children's age and work location. Meanwhile, in the variable of WFH implementation that were shown to have a significant relationship with work stress are the well-being and productivity of workers, on the question elements: digitalization, legal and contractual implications. The work obstacles have a significant relationship, while trust and organizational culture don’t have a significant relationship with work stress."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal Dwiputra
"Tesis ini membahas teori institutional analysis pada manajemen heat stress di perusahaan konstruksi. Kompleksnya teori institutional analysis yang dikembangkan memicu penulis untuk melakukan penelitian karena banyaknya faktor yang teridentifikasi, selain itu terdapat pula beberapa institutional level eksternal perusahaan yang tidak dapat diintervensi langsung oleh perusahaan konstruksi. Penelitian ini bersifat kualitatif menggunakan tinjauan sistematis dengan metode analisis tematik. Didapatkan hasil penelitian berupa gambaran tematik mengenai underlying factors dan tools and tecnhiques pada setiap institutional level dan keseluruhannya sebagai salah satu metode dalam manajemen heat stress. Penelitian ini menyarankan agar perusahaan konstruksi menerapkan teori institutional analysis dan mengaplikasikan gambaran tematik yang dihasilkan penelitian dalam pelaksanaan manajemen heat stress pada institutional level yang dapat diintervensi langsung oleh perusahaan.

This study mainly discussing about institutional analysis theory for managing heat stress in construction company. The complexity of that theory urge Author to conduct this research because of many identified factors and some institutional levels that have been identified are an external factors that could not be interfeared directly by construction company. Systematic review with thematic analysis are the methods for this research. The results show thematic analysis about underlying factors and tools and techniques of each institutional level and altogether as one method to manage heat stress. This research recommends the application of institutional analysis combined with thematic analysis from this research to manage heat stress in construction company."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutrani Rachmawati
"Pandemi Covid-19 menjadi situasi yang menantang bagi tenaga kesehatan karena menempatkan mereka sebagai populasi berisiko tinggi untuk terinfeksi dan mendapatkan permasalahan terkait kondisi kerja yang berpengaruh terhadap tingkat distres. Tujuan penelitian ini ingin menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat distres pada tenaga kesehatan di Kabupaten Pandeglang selama pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional yang dilakukan pada Oktober-Desember 2021 secara daring. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kesehatan di Kabupaten Pandeglang yang bekerja di Rumah Sakit, Puskesmas dan Klinik. Distres diukur menggunakan Pandemic-Related Perceived Stress Scale of COVID-19 (PSS-10-C). Data dianalisis menggunakan Chi-squere dan regresi logistik ganda. Tenaga kesehatan memiliki tingkat distres rendah (30,49%) dan sedang (69,51%). Analisis regresi logistik ganda menunjukan bahwa faktor dominan yang berhubungan dengan tingkat distres yaitu ketersediaan APD dan dukungan rekan kerja. Tenaga kesehatan di Kabupaten Pandelang mengalami tingkat distres rendah dan sedang selama pandemi Covid-19. Pasokan APD yang memadai dan pembagian tugas yang jelas antar rekan kerja dibutuhkan untuk mencegah meningkatnya tingkat distres pada tenaga kesehatan selama pandemi Covid-19.

The Covid-19 pandemic has become a challenging situation for health workers because it places them as a population at high risk for infection and getting problems related to working conditions that affect the level of distress. This study aims to analyze the factors associated with the level of distress among health workers in Pandeglang during the Covid-19 pandemic. This study uses a cross-sectional study design that was conducted in October-December 2021. The population in this study were all health workers in Pandeglang who worked in hospitals, public health centers, and clinics. The distress level is measured using the Pandemic-Related Perceived Stress Scale of COVID-19 (PSS-10-C). Data are analyzed using Chi-square and multiple logistic regression. Health workers have low (30.49%) and moderate (69.51%) levels of distress. Multiple logistic regression analysis showed that the dominant factors associated with the level of distress are the availability of PPE and the support of colleagues. Health workers in Pandelang experienced low and moderate levels of distress during the Covid-19 pandemic. An adequate supply of PPE and a clear division of tasks among co-workers are needed to prevent an increase in the level of distress for health workers during the Covid-19 pandemic."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bani Amalia Mardiah
""ABSTRACT
"
Nama : Bani Amalia MardiahProgram Studi : Kesehatan MasyarakatJudul Skripsi : Gambaran Stres Akademik Mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan Angkatan 2016Stres akan menjadi penyakit dengan beban global kedua terbesar di dunia setelah penyakit jantung iskemik pada tahun 2020. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan perbedaan tingkat stres akademik berdasarkan jenis kelamin, indeks prestasi, dan fakultas pada mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia angkatan 2016. Penelitian ini memakai desain cross sectional dengan instrument kuesioner DASS-42. Hasil penelitian dengan CI 95 diperoleh mahasiswa RIK UI 2016 didominasi perempuan 76.2 dengan Indeks Prestasi Cukup 42.2 , dimana rata rata berasal dari FK 31.4 dengan tingkat stress Normal 39.4 . Ada perbedaan yang bermakna antara asal fakultas dengan tingkat stres akademik. Namun, tidak ada perbedaan tingkat stres akademik dengan jenis kelamin dan indeks prestasi. Kata Kunci: Stres Akademik, Jenis Kelamin, Indeks Prestasi, Fakultas, Mahasiswa
"hr>"
"b>ABSTRACT
"
Name Bani Amalia Mardiah Major Public Health Title Levels of Academic Stress Among Health Students Regular 2016 in University of Indonesia Stress will become the second largest global burden in the world after ischemic heart disease in 2020. This study aims to determine the picture and the difference of academic stress level based on gender, achievement index, and faculty of students of Health Sciences University of Indonesia class of 2016. Research this uses a cross sectional design with the DASS 42 questionnaire instrument. The result of research with 95 CI obtained by RIK UI 2016 student was predominantly female 76.2 with Achievement Index 42.2 , where average came from FK 31.4 with Normal stress level 39.4 . There is a significant difference between the origin of the faculty and the level of academic stress. However, there is no difference in academic stress levels with gender and achievement index. Keywords Academic Stress, Gender, GPA, Faculty, and College Students "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fenindra Anggi Alifta
"Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan tapi juga pendidikan. Pembelajaran daring dianggap sebagai salah satu solusi agar aktivitas akademik dapat terus berjalan. Nyatanya sistem baru ini mengakibatkan stres bagi beberapa mahasiswa. Selain faktor yang berhubungan langsung dalam proses perkuliahan, terdapat pula permasalahan dari kehidupan sehari-hari yang beresiko mengakibatkan munculnya stres khususnya pada mahasiswa Ekstensi yang tidak jarang beberapa dari mereka sudah bekerja dan berumah tangga. Hal ini menambah beban tugasnya dalam menjalani tanggung jawabnya sehari-harinya serta berdampingan memaksimalkan tugasnya sebagai seorang mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat stres mahasiswa selama masa pandemi Covid-19 pada mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Penelitian ini cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa Ekstensi FKM UI yang berjumlah 176 responden dengan kriteria inklusi mahasiswa dengan status akademis aktif dan kriteria eksklusi mahasiswa yang tidak bersedia menjadi responden ketika penelitian berlangsung. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner yang diberikan kepada responden. Dari hasil penelitian didapatkan 5,7% responden mengalami stres berat. Hasil analisis bivariat diperoleh dua faktor yang berhubungan dengan tingkat stres mahasiswa yaitu jadwal perkuliahan dengan p-value 0,005 dan metode pembelajaran dengan p-value 0,01. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar untuk mengambil tindakan dalam pencegahan dan pengendalian stres pada mahasiswa.

The Covid-19 pandemic has not only impacted the health sector but also education. Online learning is considered one of the solutions so that academic activities can continue to run. But, this new system caused stress for some students. In addition to factors that are directly related to the lecture process, there are also problems from everyday life that are at risk of causing stress, especially for Extension students, some of whom are already working and having families. This adds to the burden of his duties in carrying out his daily responsibilities and side by side maximizing his duties as a student. This study aims to determine the factors associated with student stress levels during the Covid-19 pandemic in students of the Extension Program of the Faculty of Public Health, University of Indonesia. This study is a quantitative study with a cross-sectional study. The sample in this study were all Extension FKM UI students totaling 176 respondents with inclusion criteria of students with active academic status and exclusion criteria of students who were not willing to be respondents when the research took place. The data used in this study are primary data obtained through questionnaires given to respondents. From the results of the study, it was found that 5.7% of respondents experienced severe stress. The results of the bivariate analysis obtained two factors related to the stress level of students, namely the lecture schedule with a p-value of 0.005 and the learning method with a p-value of 0.01. From the results of this study, it is hoped that it can be used as basic data to take action in preventing and controlling stress in students."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sonia Ariyanti Sareng
"Meningkatnya jumlah kasus COVID-19 dan ketidakpastian berakhirnya penyebaran dari COVID-19 memberikan dampak di berbagai sektor salah satunya pada tenaga kesehatan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan. Secara global, menunjukkan bahwa stres adalah perasaan yang paling sering dilaporkan oleh tenaga kesehatan, dengan 93% dari mereka secara teratur mengalami stres dalam 3 bulan terakhir, hal ini diikuti oleh kecemasan sebanyak 86%, frustasi 77%, kelelahan 76%, dan perasaan kewalahan 75%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik tenaga kesehatan, gambaran tingkat stres pada tenaga kesehatan dan penyebab dari terjadi tingkat stres pada tenaga kesehatan selama masa pandemi COVID-19 di UPTD Puskesmas Tanah Baru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kombinasi antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional dilakukan kepada 25 responden tenaga kesehatan di UPTD Puskesmas Tanah Baru berupa pengisian kuisioner DASS-21 serta pendekatan kualittatif berupa wawancara mendalam kepada 4 narasumber. Hasil pada penelitian ini, tenaga kesehatan yang bertugas selama masa pandemi COVID-19 sebanyak 72% tidak mengalami stres, 24% mengalami stres ringan, dan 4% mengalami stres sedang dengan berbagai macam ternjadinya faktor penyebab terjadinya resiko seperti presepsi reiko pada peningkatan kasus COVID-19, kelengkapan sarana berupa APD, peningkatan durasi kerja yang terjadi selama masa pandemi COVID-19, dan stigmatisasi terhadap tenaga kesehatan selama masa pandemi COVID-19.

The increasing number of COVID-19 cases and the uncertainty of the end of the spread of COVID-19 has an impact on various sectors, one of which is on health workers who work in health care facilities. Globally, stress is the most frequently reported feeling by healthcare professionals, with 93% of them regularly experiencing stress in the past 3 months, this is followed by anxiety at 86%, frustration at 77%, fatigue at 76%, and feeling overwhelmed at 75%. This study aims to describe the characteristics of health workers, describe stress levels in health workers, and the causes of stress levels in health workers during the COVID-19 pandemic at the Tanah Baru Health Center UPTD. The method used in this study uses a combination of quantitative and qualitative approaches. A quantitative approach with a cross-sectional design was carried out to 25 respondents of health workers at the Tanah Baru Health Center UPTD in the form of filling out the DASS-21 questionnaire and a qualitative approach in the form of in-depth interviews with 4 sources. The results of this study, 72% of health workers on duty during the COVID-19 pandemic did not experience stress, 24% experienced mild stress, and 4% experienced moderate stress with various risk factors such as risk perception in increasing COVID-19 cases. 19, completeness of facilities in the form of PPE, increased work duration during the COVID-19 pandemic, and stigmatization of health workers during the COVID-19 pandemic"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>