Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133875 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ameni Nazaretha
"Hallyu atau Gelombang Korea di Indonesia membuat masyarakat Indonesia memiliki hiburan baru dan juga membuat masyarakat Indonesia semakin terlibat di dalamnya. Salah satu bentuk keterlibatan yang terjadi adalah dalam Drama Korea, termasuk dalam alur cerita dan aktor yang memainkannya. Fenomena ini yang dimanfaatkan oleh pemasar dan pebisnis untuk meningkatkan engagement khalayak dengan brand yang mereka miliki, yakni melalui mengaitkan brand mereka dengan Drama Korea maupun aktor yang memainkannya. Everwhite, brand kecantikan asal Indonesia juga turut memanfaatkan momentum ini dengan menjadikan Kim Seon Ho, salah satu aktor Drama Korea yang sedang naik daun, sebagai brand ambassador. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis strategi branding dan marketing communication yang dilakukan Everwhite melalui penggunaan brand ambassador asal Korea Selatan yakni Kim Seon Ho. Dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif, penulis menemukan bahwa Everwhite menggunakan brand ambassador Kim Seon Ho dalam strategi advertising, sales promotion, dan digital marketing. Everwhite memilih Kim Seon Ho untuk berperan dalam hal endorsement dan menjadi actor untuk mempromosikan Everwhite, mempertimbangkan karakteristik transference, congruence, kredibilitas, daya tarik dan power yang ia miliki.

Hallyu or Korean Wave in Indonesia makes Indonesian people have new entertainment and makes Indonesian people involved in it. One form of involvement occurs in Korean Drama, including in the storyline and the actors who play it. This phenomenon is what marketers and businesspeople use to increase audience engagement with their brands by linking them with Korean Dramas and actors who play them. Everwhite, a beauty brand from Indonesia, also took advantage of this momentum by making Kim Seon Ho, one of the rising Korean Drama actors, the brand ambassador. This paper aims to analyze Everwhite's branding and marketing communication strategy through a brand ambassador from South Korea, namely Kim Seon Ho. By using a qualitative descriptive analysis method, the authors found that Everwhite uses brand ambassador Kim Seon Ho in advertising, sales promotion, and digital marketing strategies. Everwhite chose Kim Seon Ho to play a role in the endorsement and actor role to promote Everwhite, considering the characteristics of transference, congruence, credibility, attractiveness, and power."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ameni Nazaretha
"Hallyu atau Gelombang Korea di Indonesia membuat masyarakat Indonesia memiliki hiburan baru dan juga membuat masyarakat Indonesia semakin terlibat di dalamnya. Salah satu bentuk keterlibatan yang terjadi adalah dalam Drama Korea, termasuk dalam alur cerita dan aktor yang memainkannya. Fenomena ini yang dimanfaatkan oleh pemasar dan pebisnis untuk meningkatkan engagement khalayak dengan brand yang mereka miliki, yakni melalui mengaitkan brand mereka dengan Drama Korea maupun aktor yang memainkannya. Everwhite, brand kecantikan asal Indonesia juga turut memanfaatkan momentum ini dengan menjadikan Kim Seon Ho, salah satu aktor Drama Korea yang sedang naik daun, sebagai brand ambassador. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis strategi branding dan marketing communication yang dilakukan Everwhite melalui penggunaan brand ambassador asal Korea Selatan yakni Kim Seon Ho. Dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif, penulis menemukan bahwa Everwhite menggunakan brand ambassador Kim Seon Ho dalam strategi advertising, sales promotion, dan digital marketing. Everwhite memilih Kim Seon Ho untuk berperan dalam hal endorsement dan menjadi actor untuk mempromosikan Everwhite, mempertimbangkan karakteristik transference, congruence, kredibilitas, daya tarik dan power yang ia miliki.
Hallyu or Korean Wave in Indonesia makes Indonesian people have new entertainment and makes Indonesian people involved in it. One form of involvement occurs in Korean Drama, including in the storyline and the actors who play it. This phenomenon is what marketers and businesspeople use to increase audience engagement with their brands by linking them with Korean Dramas and actors who play them. Everwhite, a beauty brand from Indonesia, also took advantage of this momentum by making Kim Seon Ho, one of the rising Korean Drama actors, the brand ambassador. This paper aims to analyze Everwhite's branding and marketing communication strategy through a brand ambassador from South Korea, namely Kim Seon Ho. By using a qualitative descriptive analysis method, the authors found that Everwhite uses brand ambassador Kim Seon Ho in advertising, sales promotion, and digital marketing strategies. Everwhite chose Kim Seon Ho to play a role in the endorsement and actor role to promote Everwhite, considering the characteristics of transference, congruence, credibility, attractiveness, and power.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tiffany Kristie
"Pariwisata merupakan sektor yang berperan penting dalam pembentukkan citra dan reputasi Korea Selatan. Namun pandemi Covid-19 menimbulkan dampak yang cukup signifikan pada sektor pariwisata Korea Selatan. Untuk mengatasi hal tersebut, pada tahun 2020, Pemerintah Korea Selatan bersama Korea Tourism Organization (KTO) mulai menggencarkan strategi nation branding daring yang mengedepankan sektor pariwisata. Salah satu caranya adalah melalui video musik Feel the Rhythm of Korea yang ditayangkan di YouTube. Penelitian ini ingin menganalisis pelaksanaan strategi branding negara Korea Selatan melalui seri video musik Feel the Rhythm of Korea (Season 1 dan 2, serta ITZY version) sebagai bagian dari brand pariwisata untuk meningkatkan sektor pariwisata Korea Selatan setelah pandemi Covid-19. Metode pada penulisan ini adalah analisis isi menggunakan analisis Semiotika Barthes berdasarkan empat elemen dari konsep nation branding serta konsep place branding: tourism branding. Hasil temuan dan analisis menunjukkan bahwa keempat elemen utama nation branding serta konsep place branding: tourism branding berhasil teridentifikasi dan terimplementasi dalam sepuluh video musik Feel the Rhythm of Korea yang dipilih. Oleh karena itu, strategi nation branding Korea Selatan melalui seri video musik Feel the Rhythm of Korea (Season 1 dan 2, serta ITZY version) sebagai bagian dari brand pariwisata Imagine Your Korea telah dilaksanakan dengan cukup baik.

Tourism is a sector that plays essential role in shaping the image and reputation of South Korea. However, the Covid-19 pandemic has had a significant impact on the South Korean tourism sector. To overcome this, in 2020, the South Korean Government and the Korea Tourism Organization (KTO) began to intensify an online nation branding strategy that prioritizes the tourism sector. One way is through Feel the Rhythm of Korea, music video series which is aired on YouTube. This study wants to analyze the implementation of South Korean nation branding strategy through the music video series Feel the Rhythm of Korea (Season 1 and 2, and ITZY version) as part of the tourism brand to improve South Korea's tourism sector after the Covid-19 pandemic. The method used in this study is content analysis using Barthes Semiotics analysis based on four main elements of the concept of nation branding and the concept of place branding: tourism branding. The findings and analysis show that the four main elements of nation branding and the concept of place branding: tourism branding have been identified and implemented in ten selected Feel the Rhythm of Korea music videos. Therefore, South Korea's nation branding strategy through the music video series Feel the Rhythm of Korea (Season 1 and 2, and ITZY version) as part of the Imagine Your Korea tourism brand has been implemented quite well."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Alyssa Melita Rahmat
"Produk kecantikan di Indonesia semakin berkembang dan bertambah banyak. Hal ini membuat setiap brand kecantikan harus mampu menyajikan ide-ide yang out of the box, fresh, dan unik. Salah satu cara yang kerap digunakan sejak dahulu sebagai strategi pemasaran adalah dengan menggunakan brand ambassador baik dari kalangan selebriti maupun non-selebriti. Penggunaan brand ambassador terbukti secara signifikan dapat membantu memengaruhi serta mengajak konsumen untuk membeli ataupun menggunakan suatu produk. Media sosial sebagai salah satu media penyampaian pesan juga berperan penting bagi brand untuk memberikan informasi-informasi mengenai produk maupun jasa yang ditawarkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mencari tahu korelasi hubungan yang terbentuk dari tiga variabel yakni brand ambassador, brand credibility, dan brand equity baik secara langsung maupun tidak langsung. Penelitian dilakukan pada produk kecantikan Somethinc yang saat ini sedang menggunakan boyband asal Korea Selatan, NCT Dream, sebagai brand ambassador untuk membantu brand dalam berkomunikasi dengan konsumennya. Pengujian ini dilakukan pada 400 responden yang hasilnya menunjukan bahwa brand ambassador memiliki hubungan signifikan terhadap brand equity baik secara langsung dan tidak langsung. Akan tetapi, secara tidak langsung melalui mediasi brand credibility nilai signifikan yang didapatkan lebih besar dan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan secara langsung.

Beauty products in Indonesia have grown and multiplied more than they used to be. Due to this growth, every beauty brands must be able to present various ideas that are out of the box, fresh, and unique. One strategy that has been used since a long time ago is by using brand ambassadors from both celebrities and non-celebrities as a marketing strategy. The use of brand ambassadors has been proven significantly helps in influence and gain more consumers to buy or use a product. Social media has been used as a media or platform to spread information about the products of services that were being offered. The purpose of this study was to know and determine the correlation formed from brand ambassador, brand credibility, and brand equity either directly or indirectly. This study was conducted on Somethinc, local beauty product, that currently using South Korean boy band, NCT Dream. The result from this study was taken from 400 respondents from its Instagram followers, in which the result showed that brand ambassadors have a significant effect on brand equity both directly and indirectly. However, the indirect result through brand credibility as mediation has greater significant value obtained rather than direct result."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pita Cindriyani Utami
"Pesatnya perkembangan Korean Wave di Indonesia menjadi kesempatan baru bagi industri kecantikan dalam membangun strategi pemasaran. Salah satunya adalah Whitelab, yang telah menjadikan Sehun–seorang anggota boyband EXO asal Korea Selatan–sebagai Brand Ambassador mereka. Whitelab berusaha memanfaatkan ketertarikan dan loyalitas penggemar Sehun untuk menyebarkan brand awareness, membangun engagement, dan menaikkan angka penjualan melalui pengadaan merchandise serta event. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana fenomena commodity fetishism pada penggemar EXO dimanfaatkan melalui strategi komunikasi pemasaran merek produk kecantikan lokal Whitelab. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari studi literatur dan qualitative content analysis. Hasil analisis menemukan bahwa fenomena commodity fetishism terbentuk melalui penerapan strategi komunikasi pemasaran Whitelab yang ditandai dengan pengadaan merchandise serta event. Hal ini disebabkan oleh tingginya nilai yang diberikan penggemar Sehun EXO terhadap merchandise serta event, yang kemudian dapat menggiring penggemar pada sebuah kesadaran dan kebutuhan palsu (false consciousness).

The rapid development of the Korean Wave in Indonesia has become a new opportunity for the beauty industry to develop marketing strategies. One of them is Whitelab, which has made Sehun – a member of the boy band EXO from South Korea – as their Brand Ambassador. Whitelab tries to gain benefits from fans' loyalty to build brand awareness, intensify engagement, and increase sales figures by procuring merchandise and events. This study seeks to find out how Whitelab utilizes the phenomenon of commodity fetishism among EXO fans through a marketing communication strategy. By combining literature studies and qualitative content analysis, the study finds that Sehun fans are highly interested in merchandise and events related to the idol. Thus, leading to false consciousness and need."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Shofa Shabrina
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perilaku konsumsi penggemar atas brand kecantikan lokal yang menggandeng brand ambassador K-Pop. Studi terdahulu seputar konsumsi penggemar dan relasi idola-penggemar telah dikaji dengan mengukur pengaruhnya terhadap perilaku konsumsi serta dianalisis menggunakan konsep consumer society, hiperrealitas, dan representasi identitas. Namun, studi terdahulu belum banyak membahas perilaku konsumsi penggemar yang spesifik terkait konsumsinya atas brand kecantikan lokal yang menggandeng brand ambassador K-Pop menggunakan ketiga teori tersebut secara bersamaan. Oleh karena itu, penelitian ini berusaha menjawab terkait bagaimana perilaku konsumsi penggemar atas brand kecantikan lokal yang menggunakan brand ambassador K-Pop menggunakan ketiga teori tersebut dengan pendekatan kualitatif dan studi kasus kolaborasi Somethinc x NCT Dream. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsumsi penggemar atas produk kolaborasi Somethinc x NCT Dream didasarkan atas konsumsinya terhadap tanda yang ditawarkan dan melekat pada kolaborasi tersebut, yakni NCT Dream sebagai brand ambassador beserta atribut kolaborasi lainnnya (hadiah photocard dan kode unik) dan penggunaan ‘konsep melokal’. Perilaku konsumsi penggemar atas kolaborasi ini menjadi wujud hiperrealitas yang meliputi proses simulasi hingga simulacra dengan adanya kedekatan semu yang dipertontonkan dan dikonsumsi penggemar. Berdasarkan hal itu, hasil penelitian ini melihat bahwa perilaku konsumsi penggemar melibatkan relasi penggemar dan idolanya sehingga mendorong konsumsi penggemar sebagai bentuk loyalitas dan dukungan mereka terhadap idola. Hal ini kemudian menjadi wujud hiperrealitas karena penggemar sulit mengidentifikasi kebenaran terkait kebutuhan mereka dan hubungannya dengan idola. Selain itu, perilaku konsumsi penggemar atas produk kolaborasi Somethinc x NCT Dream juga dapat merepresentasikan identitas penggemar (NCTzen) sekaligus menjadi motif konsumsi itu sendiri melalui interaksinya dan pertukaran tanda dengan sesama kelompok penggemar atau lainnya.

The aim of this study is that to examine fan consumption behavior of local beauty brands which collaborate with K-Pop brand ambassadors. Furthermore, previous research on fan consumption and idol-fan relations had been studied by measuring its influence on consumption behavior and it was analyzed by using the concepts of consumer society, hyperreality, and identity representation. However, they have not discussed the fan consumption behavior specifically related to their consumption of local beauty brands which collaborates with K-Pop brand ambassadors by using these theories simultaneously. Therefore, this study intends to answer how fan consumption behavior of local beauty brands which collaborate with K-Pop brand ambassadors by using these theories with a qualitative approach and the Somethinc x NCT Dream collaboration case study. The result of this study shows that fan consumption of the Something X NCT Dream collaboration product is based on their consumption of the sign which is offered and attached to the collaboration that is NCT Dream as the brand ambassador along with other collaboration attributes (photocard benefit and unique codes) and the use of ‘local concepts’. Moreover, the fan consumption behavior of this collaboration become a form of hyperreality which includes a process of simulation to simulacra with a pseudo-closeness which is presented and consumed by fans. Therefore, the results of this study show that fan consumption behavior involves the relationship between fans and their idols so that it can encourage fan consumption as a form of their loyalty and support for their idols. It becomes a form of hyperreality since fans find it difficult to identify the truth regards to their needs and their relationship with their idol. In addition, fan consumption behavior of Somethinc x NCT Dream collaboration product can represent fan identity (NCTzen) as well as a consumption motive through its interaction and exchange of signs with fellow fan groups or others."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Putri Hanafi
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang tahapan proses pemindahan makna, yaitu meaning acquisition, endorsement, dan consumption yang terdapat dalam celebrity endorsement serta bagaimana dimensi source characteristic, yaitu source credibility, source attractiveness, dan source power yang dimiliki oleh selebriti sebagai sumber pesan dapat mempengaruhi penerimaan makna dalam proses pemindahan makna tersebut. Penelitian ini menggunakan focus group discussion FGD pada delapan orang wanita dan memiliki hasil penelitian bahwa setidaknya terdapat dua tahapan dalam proses meaning transfer yang dipengaruhi maupun mempengaruhi source characteristic yaitu meaning acquisition, dan proses endorsement. Tahapan consumption merupakan tahapan terakhir yang menentukan apakah makna telah berhasil dipindahkan oleh selebriti kepada audiens atau belum dan tidak dipengaruhi ataupun mempengaruhi source characteristic. Dalam tahapan ini, audiens bisa mendapatkan makna yang disampaikan brand melalui selebriti ataupun tidak tergantung dari kesesuaian selebriti dengan brand personality dan kesesuaian pengalaman yang didapatkan audiens pada saat menggunakan produk tersebut dengan apa yang dikomunikasikan oleh selebriti. Sehingga sangat penting untuk perusahaan dalam mempertimbangkan untuk memilih selebriti yang sesuai dengan personality yang dimiliki oleh brand yang akan diwakili, agar proses pemindahan makna dapat terjadi dengan efektif dan pelanggan dapat menerima makna yang diharapkan oleh brand melalui penggunaan atau konsumsi dari produk yang ditawarkan oleh brand.

ABSTRACT
This research discusses the stages of meaning transfer process, such as meaning acquisition, endorsement, and consumption in celebrity endorsement and how source characteristic dimension, such as source credibility, source attractiveness, and source power possessed by celebrities as the source of the message can affect how meaning acquire in meaning transfer process. This research uses focus group discussion FGD on eight women and has the result that there are at least two stages in the meaning transfer process that affect and influenced source characteristic, such as meaning acquisition, and endorsement process. The consumption phase as the last stage that determines whether the meaning has been successfully transferred by celebrity to the audience or not, are not influenced or affect source characteristic. At this stage, the audience can successfully receive the brand 39 s meaning through celebrities depends on the suitability of celebrity with brand personality, and also depends on the experience that audience receive when consuming the product compared to what has been communicated by celebrity. So, it is important for companies to consider selecting celebrities that match the brand personality so that meaning transfer process can function effectively and consumer can receive meaning as expected by the brand through products consumption."
2018
T51535
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Nancy Sio Wulan
"Perkembangan teknologi informasi di Indonesia membuka jalan bagi beragam industri bisnis dalam bentuk digital brand. Jakarta Post Travel sebagai salah satu digital brand di Indonesia, menjadi objek penelitian yang diteliti, dimana penelitian ini bertujuan untuk melihat dan mengetahui proses pembentukan corporate brand, brand identity dan brand awareness melalui proses online branding. Penggunaan teori seperti brand, corporate brand, brand identity, brand awareness, online branding meliputi proses-proses branding-nya dipakai dalam penelitian ini. Penemuan hasil penelitian menunjukkan bahwa proses atau strategi online branding yang dilakukan Jakarta Post Travel dilakukan secara bertahap. Hal ini diperlihatkan oleh hasil proses identifikasi konsumen yakni pembaca Jakarta Post Travel sebagai corporate brand. Proses atau strategi online branding yang dilakukan Jakarta Post Travel dilakukan menggunakan teknologi informasi seperti website maupun media sosial. Bentuk-bentuk komunikasi lain seperti partnership dalam rangka membangun corporate brand, brand identity dan brand awareness, juga dilakukan melalui media yang digunakan Jakarta Post Travel. Selain itu, ditemukan juga bahwa brand Jakarta Post Travel sudah cukup dikenal sesuai dengan target dan segmentasi pembacanya, yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pembaca Jakarta Post Travel di luar Indonesia. Sebagai saran praktis, perlu dilakukan promosi brand secara terus-menerus dan konsisten sehingga dapat bersaing dengan brand kompetitor.

Information technology has make a way for many industries, particularly for digital brands. This research is using Jakarta Post Travel as one of many digital brands in Indonesia. The purpose of this research is to know the formation process of corporate brand, brand identity and brand awareness of Jakarta Post Travel through online branding. This research is using theories such as brand, corporate brand, brand identity, brand awareness, online branding and the branding process. The conclusion of this research shows that Jakarta Post Travel has developing the brand step by step and expand their products by using website and social media, to maximize the online branding process. This matter shows that the readers of Jakarta Post Travel still needs support and assistance to identify Jakarta Post Travel. Strategy, such as online partnership with other brands, is also used by Jakarta Post Travel to increase the formation process of corporate brand, brand identity and brand awareness. Furthermore, this research finds that the readers outside Indonesia has notice the Jakarta Post Travel as a corporate brand about travel in Indonesia, but still need a consistency in promoting the brand to compete with competitor brands."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41724
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadetta Ardanari
"Penelitian ini menganalisis aksi purpose branding yang dilakukan oleh produk kecantikan Garnier Indonesia. Dengan pengetahuan tentang isu lingkungan yang sedang marak terjadi, kini perusahaan industri manufaktur sebagai salah satu kontributor masalah lingkungan mulai mengambil tindakan untuk memberikan dampak positif bagi lingkungan dan sosial. Keputusan untuk mengambil tindakan ini didukung oleh kondisi masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya menjaga lingkungan untuk kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu, untuk tetap dapat berdiri sebagai merek yang baik dan terpercaya, perusahaan mengambil tindakan dengan tujuan keberlanjutan melalui komitmen jangka panjang yang dikampanyekan. Inilah yang dilakukan oleh produk kecantikan Garnier Indonesia. Dengan citra mereknya sebagai produk kecantikan yang peduli terhadap permasalahan lingkungan, Garnier membentuk kampanye Green Beauty. Analisis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis data sekunder dan studi literatur. Melalui materi yang ditemukan pada website dan Instagram Garnier Indonesia, peneliti melihat adanya konsistensi Garnier Indonesia dalam mensukseskan dan mengomunikasikan kampanye Green Beauty. Hasil analisis penemuan data sekunder memperlihatkan bagaimana aksi dari komitmen kampanye Green Beauty dapat membangun citra merek Garnier Indonesia.

This study analyzes the purpose branding action carried out by Garnier Indonesia beauty products. With knowledge about environmental issues that are currently rife, now manufacturing industry companies as one of the contributors to environmental problems are starting to take action to have a positive impact on the environment and social. The decision to take this action is supported by the condition of the people who are increasingly aware of the importance of protecting the environment for a better life. Therefore, to remain able to stand as a good and trusted brand, the company takes action with the aim of sustainability through campaigning long-term commitments. This is what Garnier Indonesia beauty products do. With its brand image as a beauty product that cares about environmental issues, Garnier formed the Green Beauty campaign. The analysis in this study uses secondary data analysis methods and literature studies. Through the materials found on Garnier Indonesia's website and Instagram, the researcher saw Garnier Indonesia's consistency in succeeding and communicating the Green Beauty campaign. The results of the analysis of secondary data findings show how the actions of the Green Beauty campaign commitment can build Garnier Indonesia's brand image."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Regina Ratnadewati Ardiningrum
"Industri kosmetik lokal di Indonesia yang berkembang pesat membuat suatu merek memerlukan keunikan tersendiri agar dapat bersaing dengan para kompetitornya. Keunikan tersebut dapat dibuat melalui strategi branding untuk membangun brand image yang kuat di benak konsumen. Mad for Makeup merupakan salah satu merek yang memiliki keunikan tersendiri dalam membangun brand image, yaitu dengan mengimplementasikan branding co-creating yang berdasar pada kolaborasi konsumen bersama merek. Melalui strategi branding ini, Mad for Makeup tidak hanya memperhatikan aspek fungsional, namun juga aspek emosional dalam membangun brand image. Makalah ini disusun untuk menganalisis penerapan strategi branding co-creating oleh Mad for Makeup dalam pembentukan brand image. Teori dan konsep yang digunakan dalam makalah ini meliputi branding, self-concept connection dan brand image. Metode pengumpulan data makalah ini adalah menggunakan data sekunder yang bersumber dari studi literatur, penelitian terdahulu, analisis media komunikasi resmi brand serta didukung oleh wawancara. Hasil analisis mengungkapkan bahwa strategi branding co-creating berpotensi tinggi digunakan untuk membangun brand image yang kuat sekaligus membangun hubungan emosional brand dengan konsumen.

The rapid growth of Indonesian cosmetic industry urges brands to build their own signature to endure in the competitive market situation. One way to make a brand appear unique is by implementing a branding strategy to build a strong brand image in the consumer's mind. Makeup's unique way to build brand image is by utilizing co-creating branding, building their brand upon collaborative efforts of consumer and brand. Through this strategy, Mad for Makeup maintains both functional and emotional aspect in its brand image. This paper aims to analyze the implementation of co-creating branding by Mad for Makeup in the establishment of brand image. The theory and concept used in this paper include branding, self-concept connection and brand image. The data gathering method is by using secondary data, sourced from literature review and preceding research, analyzing official media communication from brand and supported by interview. The results of the analysis found that co-creating branding is a highly potential strategy to build a strong brand image, as well as building emotional connection between consumers and brand."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>