Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126030 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faisal Azhar
"Peribahasa merupakan produk konseptual dari sebuah kebudayaan. Peribahasa bisa bersifat metaforis dan nonmetaforis. Peribahasa bermakna metaforis menjelaskan satu hal abstrak dengan satu hal yang konkret. Peribahasa metaforis juga banyak ditemukan di dalam peribahasa Mbojo. Peribahasa Mbojo adalah peribahasa yang digunakan oleh penutur bahasa Mbojo di Bima, Nusa Tenggara Barat. Peribahasa bahasa Mbojo mengungkapkan prinsip, aturan, nasihat, dan pandangan tradisional masyarakat Mbojo. Masyarakat Bima menggunakan bahasa Mbojo sebagai bahasa sehari-harinya. Peribahasa bahasa Mbojo, sebagai produk konseptualisasi kebudayaan Mbojo, lekat dengan alam sekitarnya. Bima merupakan daerah dengan keadaan alam yang beragam karena terdapat pegunungan, dataran rendah dan tinggi, dengan batas wilayah sebagian besarnya perairan. Oleh karena itu, beberapa peribahasa penting memunculkan ranah sumber yang lekat dengan alam, seperti air, api, dan tanah. Penelitian ini menggunakan data dari Kamus Peribahasa Mbojo yang beranah sumber air, api, dan tanah. Penelitian ini merupakan penelitian peribahasa yang dilakukan dengan menggunakan teori metafora konseptual (Lakoff & Johnson, 2003). Peribahasa-peribahasa yang sudah diseleksi kemudian diklasifikasi sesuai dengan ranah sumbernya, setelah itu satu kalimat ditentukan untuk merumuskan pemetaan metafora, menentukan tipe metaforanya, termasuk tipe struktural, orientasional, atau ontologis, menentukan skema citranya, dan terakhir menjelaskan konsep representatif sesuai dengan analisis ranah sumber, target, dan skema citranya. Ditemukan sebanyak 20 peribahasa beranah air, api, dan tanah yang ditelaah secara metaforis memunculkan 13 metafora ranah sumber air, api, dan tanah.

Proverbs are conceptual products of a culture. Proverbs can be metaphorical and nonmetaphorical. Proverbs metaphorical meaning is usually used to describe an abstract thing with something more concrete. Metaphorical proverbs are also found in Mbojo's proverbs. The Mbojo proverb is a proverb used by speakers of the Mbojo language in Bima, West Nusa Tenggara. The proverb in the Mbojo language contains advice, rules, principles of life, and the traditional views of the Mbojo people. The Bima community uses the Mbojo language as their daily language. Proverbs in the Mbojo language are called Mbojo proverbs. The proverb of Mbojo, as a product of the conceptualization of Mbojo culture, is attached to the natural surroundings. Bima's surroundings is varied with high and low plains, mountains, boundaries of areas that intersect with water. Therefore, several important proverbs mentioned sources that are closely related to nature, such as water, fire, and land. The data used in this study are the Mbojo Proverbs, which are sources of water, fire, and land gained from the Mbojo Proverbs Dictionary. This research is a proverb research which is analyzed using conceptual metaphor theory (Lakoff & Johnson, 2003). Proverbs that have been selected are then classified according to the realm of their source, after which one sentence is determined to formulate a metaphorical map, determine the type of metaphor, including the structural, orientational, or ontological type, determine the image scheme, and finally explain the representative concept according to the analysis of the source domain, its target, and its image scheme. 20 proverbs stating water, fire, and land analyzed metaphorically and classified into 13 metaphor of water, fire, and land."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfani Al Mahlufi
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang gambaran mengenai simbol binatang anjing pada
peribahasa Arab yang terdapat di dalam kamus Munjid. Peneliti menggunakan
metode deskriptif analisis serta pendekatan struktur untuk memahami maksud dari
peribahasa yang menggunakan simbol anjing. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat delapan belas peribahasa yang menggunakan simbol binatang
anjing di dalamnya. Enam di antaranya mengandung gambaran positif dan dua
belas mengandung gambaran negatif binatang anjing. Struktur yang ditemukan
dalam peribahasa tersebut adalah: 1) lima kalimat verba, 2) tiga kalimat nomina,
3) dua kalimat persyaratan, 4) tujuh kalimat komparatif dan 5) satu kalimat
imperatif. Gambaran anjing dalam peribahasa mampu mewakili penggambaran
karakter dari masyarakat Arab.

ABSTRACT
This research observes the image of dogs as the animal symbol of the Arabic
proverbs from the dictionary Munjid. Researcher using descriptive methods of
analysis and structural approach to understand the purpose of the using dogs
symbol on Arabic proverbs. The results showed that there were eighteen proverbs
that use dog symbols in it. Six of them contain positive images and twelve of them
contain negative images of dog. Structures found in the proverbs are: 1) five verb
sentences, 2) three noun sentences, 3) two requirement sentences, 4) seven
comparative sentences and 5) an imperative sentence. Image of dog in the
proverbs is able to represent the character of Arab society."
2014
S53879
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cynthia Fransisca
"Peribahasa dari setiap bangsa diyakini mencerminkan pemikiran dan karakter bangsa tersebut. Orang Indonesia dengan pemikiran dan karakter yang berbeda dengan orang Korea belum tentu dapat memahami makna kata peribahasa Korea atau sebaliknya. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan makna kata air dalam peribahasa Korea dan Indonesia guna mencari persamaan dan perbedaanya. Penelitian ini dirancang untuk menjawab dua pertanyaan penelitian, yaitu bagaimana domain target yang digunakan untuk domain sumber AIR dalam bahasa Korea dan bahasa Indonesia? dan bagaimana persamaan dan perbedaan makna kata air dalam peribahasa Korea dan Indonesia? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan menggunakan metode studi perbandingan. Teori Conceptual Metaphor Theory (CMT) dari lakoff dan Johnson digunakan untuk menganalisis data dua bahasa, melalui pemetaan domain sumber dan target. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan makna kata ‘air’ dalam peribahasa Korea dan Indonesia. Persamaannya, di kedua bahasa metafora AIR dapat dikonseptualisasikan sebagai karakteristik manusia, lingkungan, bahaya, masalah, usaha, dan harta. Perbedaannya, konseptualisasi metafora AIR sebagai pengetahuan dan hal kesukaan hanya ada pada peribahasa Korea, sedangkan konseptualiasi metafora AIR sebagai pemimpin dan kebiasaaan hanya ada di peribahasa Indonesia. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat memperkaya literatur di bidang linguistik, khususnya pada bidang kajian metafora dalam peribahasa Korea dan Indonesia.

The proverbs of each nation are believed to reflect the thoughts and character of the nation. Indonesian people with different thoughts and characters from Korean people may not necessarily be able to understand the meaning of Korean proverbs or vice versa. This study is designed to answer two research questions, namely how is the target domain used for the WATER source domain in Korean and Indonesian? and what are the similarities and differences in the meaning of the word water in Korean and Indonesian proverbs? This research is descriptive qualitative research using a comparative study method. The Conceptual Metaphor Theory (CMT) from Lakoff and Johnson is used to analyze bilingual data, through mapping the source and target domains. The results showed that there were similarities and differences in the meaning of the word 'water' in Korean and Indonesian proverbs. The similarity is that in both languages, the metaphor of WATER can be conceptualized as human characteristics, environment, danger, problem, effort, and property. The difference is that the conceptualization of the metaphor of WATER as knowledge and liking is only found in Korean proverbs, while the conceptualization of the metaphor of WATER as a leader and habit only exists in Indonesian proverbs. The results obtained from this study can enrich the literature in the field of linguistics, especially in the field of metaphor studies in Korean and Indonesian proverbs."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Chaer
Depok: Masup Jakarta, 2009
R 499.221 3 ABD k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998
398.9 UNG (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Shirley Elivia Kusumawati
"Shirley Elivia Kusumawati. Makna Metaforis Judul Mon yang Terkandung dalam Novel Mon. (Di bawah bimbingan Ibu Sri Ratnaningsih M. Hum). Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengungkapkan makna yang tersirat dari judul Mon dan pesan yang disampaikan Natsume Souseki yang terkandung di dalamnya. Pemgumpulan data dilakukan dengan metode kepustakaan, dengan sumber_-sumber dari koleksi perpustakaan FIB UI, Japan Foundation, dan Pusat Studi Jepang juga dari koleksi pribadi. Sedangkan untuk analisa, metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis yang dibantu dengan teori pendekatan objektif dari M. H. Abrams yang menyatakan bahwa karya sastra diteliti dengan memberi perhatian penuh pada karya sastra sebagai struktur yang otonom, yang harus ditimbang atau dianalisis dengan melihat unsur-unsur pembentuknya. Selain itu ada teori yang membahas tentang tema yang diungkapkan oleh Panuti Sudjiman, yaitu ada kalanya tema dan isi dari suatu cerita dapat terlihat dengan jelas dari judulnya, akan tetapi tidak selalu semudah itu. Ada beberapa karya sastra yang judulnya tidak secara gamblang menggambarkan isi dalam karya sastra tersebut melainkan tersirat di dalamnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa judul Mon yang seolah-olah tidak ada hubungannya dengan isi cerita novel Mon yang menceritakan tentang kehidupan sepasang suami istri sebenamya memiliki makna bias atau makna metaforis. Hal ini ditunjukkan oleh unsur-unsur intrinsik dalam novel ini, yaitu latar dan tokoh, juga didukung dengan keadaan situasi masyarakat ketika novel ini dibuat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S13851
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifa Maghfirli
"Kajian ini mendalami penggunaan leksikal leksem لِسَان /lisa:n/ dalam امْثَال /ams̄a:l/ atau dikenal dengan Peribahasa Arab. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencoba menguraikan pelajaran moral yang disampaikan oleh peribahasa Arab dan penggunaan leksem lisan. Pendekatan deskriptif kualitatif digunakan untuk penelitian ini. Pendekatan observasional, termasuk pencatatan, digunakan untuk mengumpulkan data. Penelitian ini menggunakan konsep peribahasa dari Norrick (1985) dan Mieder (1993) yang memandang peribahasa sebagai alat menyampaikan prinsip moral dengan makna yang luas. Data didapatkan dari buku Mahfuzhat Kumpulan Kata Mutiara Islam-Arab yang disusun tahun 2020 oleh penerbit Tim Rene Islam dan sebagai penunjangnya buku karya John Lewis Burckhardt pada tahun 1830 berjudul Arabic Proverbs, or The Manner and Customs of The Modern Egyptians yang menyajikan peribahasa Arab di Mesir awal abad ke-19. Pemilihan data didasari oleh penelitian mengenai peribahasa, terutama berbahasa Arab berguna untuk mengetahui konsep yang sering ditemukan mengandung pesan moral, juga dapat memahami keyakinan yang mendasari dan sikap masyarakat. Ams̄ a:l berleksem lisan yang ditemukan dalam analisis memiliki makna yang beragam dan menyesuaikan dengan syarat terdapatnya kata yang mensifati atau disifati ‘lisan’. Pesan moral yang terkandung dalam peribahasa Arab dengan leksem lisan meliputi upaya untuk menjaga tingkah laku dan reputasi yang selaras dengan perkataan baik, memikirkan dengan bijaksana dan dampak yang akan disebabkan darinya, serta meminimalisasikan ucapan dengan diam saat tidak memahami sesuatu hal.

This study delves into the lexical use of the lexemeلِسَان /lisa:n/ in امْثَال /ams̄a:l/, also known as Arabic Proverbs. The objective of this research is to attempt to elucidate the moral lessons conveyed by Arabic proverbs and the use of the lexeme lisan. A qualitative descriptive approach is employed for this research. Observational methods, including note-taking, are used to collect data. The study utilizes the concept of proverbs from Norrick (1985) and Mieder (1993), who view proverbs as tools for conveying moral principles with broad meanings. Data is obtained from the book Mahfuzhat Kumpulan Kata Mutiara Islam-Arab compiled in 2020 by the publisher Tim Rene Islam, and as a supporting reference, John Lewis Burckhardt's 1830 work titled Arabic Proverbs, or The Manner and Customs of The Modern Egyptians, which presents Arabic proverbs in early 19th-century Egypt. The selection of data is based on research indicating that sayings, especially in Arabic, are very useful for understanding concepts that often contain moral messages and can also aim to comprehend the beliefs underlying societal attitudes. Ams̄a:l containing lexeme lisan found in the analysis have diverse meanings and adapt to the conditions of the presence of words that characterize or be characterized by ‘lisan’. The moral messages contained in Arabic proverbs with the lexeme lisan include: consistently safeguarding behavior and reputation in line with good words, thinking wisely about the consequences that may arise, and minimising speech by remaining silent when not understanding something."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ismirani Mardalena
"ABSTRAK
Tesis ini adalah terjemahan beranotasi empat belas fabel karya Jean De La Fontaine ke bahasa Indonesia. Pembaca sasaran adalah anak-anak berumur 9 ndash;15 tahun. Unit yang dianotasi adalah peribahasa Prancis yang diterjemahkan berupa peribahasa Indonesia dan parafrase. Penganotasian dilakukan dalam empat tataran, yaitu tataran tekstual, referensial, kohesi, dan kewajaran. Capaian skopos digunakan sebagai sebagai indikator keberhasilan terjemahan. Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis faktor penting peribahasa. Untuk menilai ketercapaian skopos, terjemahan dilakukan dengan melihat penggunaan strategi penerjemahan dan respon dari pembaca sasaran. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa ada tiga faktor penting peribahasa yang harus diperhatikan dalam penerjemahan peribahasa Prancis ke bahasa Indonesia, yaitu kata kunci, ketepatan, dan koherensi. Adapun masalah utama dalam menerjemahkan peribahasa Prancis adalah tidak ditemukan padanan berupa peribahasa Indonesia. Guna mengatasi masalah itu, peneliti ini mengaplikasikan strategi parafrase Baker. Masalah kepaduan dapat diatasi dengan berpegang pada skopos. Penelitian ini pun menunjukkan pentingnya mencapai skopos dalam menerjemahkan.Tesis ini adalah terjemahan beranotasi empat belas fabel karya Jean De La Fontaine ke bahasa Indonesia. Pembaca sasaran adalah anak-anak berumur 9 ndash;15 tahun. Unit yang dianotasi adalah peribahasa Prancis yang diterjemahkan berupa peribahasa Indonesia dan parafrase. Penganotasian dilakukan dalam empat tataran, yaitu tataran tekstual, referensial, kohesi, dan kewajaran. Capaian skopos digunakan sebagai sebagai indikator keberhasilan terjemahan. Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis faktor penting peribahasa. Untuk menilai ketercapaian skopos, terjemahan dilakukan dengan melihat penggunaan strategi penerjemahan dan respon dari pembaca sasaran. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa ada tiga faktor penting peribahasa yang harus diperhatikan dalam penerjemahan peribahasa Prancis ke bahasa Indonesia, yaitu kata kunci, ketepatan, dan koherensi. Adapun masalah utama dalam menerjemahkan peribahasa Prancis adalah tidak ditemukan padanan berupa peribahasa Indonesia. Guna mengatasi masalah itu, peneliti ini mengaplikasikan strategi parafrase Baker. Masalah kepaduan dapat diatasi dengan berpegang pada skopos. Penelitian ini pun menunjukkan pentingnya mencapai skopos dalam menerjemahkan.

ABSTRACT
Abstract This thesis is an annotated translation of fourteen fables by Jean de La Fontaine into Bahasa. A target audience is children aged 9 15 years. Units are annotated is a French proverb that translated to proverbs in Bahasa and paraphrasing. The annotation done in four levels. They are the textual, referential, cohesion and fairness level. Fulfillment of skopos is used as an indicator for the successful translation. The first step taken in this research is the analysis of the proverb rsquo s important factors. To assess the fulfillment of skopos, the translation is done by looking at the use of translation strategies and the response from the target audience. The finding of this research shows that there are three important factors of proverbs that must be considered in the French proverbs rsquo s translation. There are keywords, accuracy and cohesion. The main problem in translating proverbs is cannot found the equivalent in the form of proverbs in Bahasa. To overcome this problem, researcher is applying a strategy paraphrase Baker. Cohesion rsquo s problem can be overcome by adhering to the skopos. This research has also proved that the importance of determining skopos in translating.
"
2016
T46929
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Budhi Santosa
Jakarta: DPP PDI Perjuangan, 2016
398.9 IMA p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Astin Dwi Hanifah
"Di Korea dan Indonesia, banyak peribahasa yang menggunakan metafora binatang untuk mengungkapkan suatu makna tertentu. Salah satu binatang yang digunakan sebagai metafora dalam suatu peribahasa adalah harimau. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan metafora harimau dalam peribahasa Korea dan Indonesia. Data dalam penelitian ini diperoleh dari sumber daring di internet dan buku. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Metafora peribahasa dianalisis menggunakan Conceptual Metaphor Theory (CMT) dari Lakoff dan Johnson, yakni dengan pemetaan domain sumber dan domain target. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan konseptualisasi harimau dalam peribahasa Korea dan Indonesia. Persamaan yang ditemukan adalah bahwa harimau dikonseptualisasikan sebagai manusia dan kehebatan. Perbedaan yang ditemukan adalah bahwa dalam peribahasa Korea, harimau dikonseptualisasikan sebagai sebuah ancaman dan pencapaian, sedangkan dalam peribahasa Indonesia, harimau dikonseptualisasikan sebagai penguasa, orang pintar, petaka, orang jahat, dan bahaya. Perbedaan lain yang ditemukan adalah bahwa dalam peribahasa Korea, kelinci digunakan sebagai pembanding harimau dan keduanya memiliki konseptualisasi yang bertolak belakang, sedangkan dalam peribahasa Indonesia menggunakan kambing.

In Korea and Indonesia, many proverbs use animal metaphors to express a certain meaning. One of the animals used as a metaphor in a proverb is the tiger. This study aims to compare the tiger metaphor in Korean and Indonesian proverbs. The data in this study were selected from online sources on the internet and books. The method used in this research is descriptive qualitative method. The metaphors of the proverb were analyzed using the Conceptual Metaphor Theory (CMT) from Lakoff and Johnson, by mapping the source domain and target domain. The analysis revealed that there are similarities and differences in the conceptualization of tigers in Korean and Indonesian proverbs. The similarities found are that the tiger is conceptualized as a human and greatness. The difference found is that in the Korean proverb, the tiger is conceptualized as a threat and achievement, while in the Indonesian proverb, the tiger is conceptualized as a ruler, smart, wretched, evil, and dangerous figure. Another difference found is that in Korean proverbs, rabbits are used as a comparison to tigers and both have opposite conceptualizations, while in Indonesian proverbs, goats are used."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>