Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 78481 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rofiq Shulchi
"Perkembangan dunia telekomunikai yang sangat cepat menggiring pelanggan pada kebutuhan telepon bergerak dengan akses data kapasitas besar dan kecepatan tinggi. PT Indosat melakukan modernisasi jaringan telekomunikasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan membangun jaringan 3G dan 4G beserta infrastrukturnya. Bersama PT XL axiata sudah dilakukan skema berbagi bersama jaringan dalam rangka melakukan efisiensi investasi untuk pembangunan jaringan. Dengan menggunakan Lean Principle akan ditinjau proses bisnis yang berlaku dan pelaksanaan implementasi Lean System pada proses produksi yang terjadi dari skema jaringan berbagi antara PT Indosatooredoo dengan PT XL Axiata. Metode skema kerjasama berbagi yang sudah dilakukan akan dianalysis berdasarkan Lean sistem untuk mengetahui waste dari proses bisnis pada Joint construction jaringan Transmisi Backbone. Current Value Stream akan dibandingkan dengan Future Value Stream untuk mendapatkan nilai tambah kepada pelanggan yang pada akhirnya memberikan nilai tambah pada perusahaan.

The rapid growth of Telecommunication industry lead the customer into the demand on mobile telphon with high capacity and speed requirement.Indosat need to modernize their network to fulfill cutomer requirement by providing 3G and 4G network. Including the required infrastructure. Together wit PT XL Axiata PT Indosat has already provide cooperation on Network Sharing scheme in order to invest on buil network efficiently. Using Lean system,  it will be reviewed of the process and the implementation of Lean system on Network Sharing scheme PT Indosat-PT XL Axiata. Sharing cooperation methode will be analize using Lean system to acknowledge waste in bisnis process on Transmission Backbone Network Joint Construction. Curent value stream will be compared with future value stream to obtain added value for customer which at the end will add the value for company."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuar Antoni
"Dunia telekomunikasi menjadi lokomotif inovasi yang secara fundamental mengubah kehidupan manusia. Perkembangan teknologi telekomunikasi mewujudkan beberapa sistem yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara serta efektifitas dan efisiensi dalam kehidupan manusia. Meninjau manfaat peran telekomunikasi, Pemerintah Indonesia membangun jaringan backbone serat optik nasional yang disebut Palapa Ring dengan memanfaatkan kontribusi Kewajiban Layanan Universal yang dikelola oleh Kementerian Telekomunikasi dan Informatika (KOMINFO) Republik Indonesia. Namun demikian, Jaringan Palapa Ring memiliki tingkat pemanfaatan yang rendah karena strategi pengelolaan bisnis yang belum matang.
Penelitian ini menganalisis strategi terbaik yang dapat diterapkan BAKTI sebagai perwakilan KOMINFO dalam mengelola pelaksanaan bisnis dan operasi Palapa Ring. Analisis strategi dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif strategic planning matrix (QSPM), Analisis SWOT dan IE Matrix. Analisis tersebut dielaborasi berdasarkan hasil evaluasi faktor internal dan eksternal dimana pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode deksriptif.
Strategi terbaik yang dihasilkan dari analisis dalam penelitian ini adalah “Mengkatalisasi pertumbuhan 4G di area rural”. Strategi tersebut menjadi strategi terbaik dari 5 (lima) strategi alternatif yang telah terbentuk. Penentuan strategi terbaik ditinjau dari hasil metode QSPM dimana strategi tersebut memiliki nilai Total Attractiveness Score (TAS) sebesar 3,49.

Telecommunication world is becoming innovation locomotive which fundamentally changing human life. The development of telecommunications technology embodies several systems that can increase effectiveness and efficiency of human life and economic growth of a country. Reviewing the benefits of the role of telecommunications, Government of Indonesia is building a national fiber optic backbone network called Palapa Ring by utilizing the contribution of Universal Service Obligations managed by the Ministry of Communications and Information (MCI) of the Republic of Indonesia. However, the Palapa Ring Network has a low utilization rate due to its immature business management strategy.
This study analyzes the best strategies that can be applied by BAKTI as MCI's representatives in managing Palapa Ring business and operations. The strategy analysis is carried out using the quantitative strategic planning matrix (QSPM) method, SWOT Analysis and IE Matrix. The analysis is elaborated based on the results of evaluation of internal and external factors which data collection is done using a descriptive method.
The best strategy resulted from the analysis in this study is “Catalyzing 4G growth in rural areas”. This strategy is the best strategy of 5 (five) alternative strategies that have been formed. Determination of the best strategy is reviewed from the results of the QSPM method where the strategy has a value of Total Attractiveness Score (TAS) of 3.49."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54141
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nana Rusdiana
"Beragamnya layanan informasi semakin menuntut peningkatan bandwidth dan kehandalan jaringan yang memadai. Oleh karena itu PT Telkom Indonesia, melakukan perencanaan jaringan backbone DWDM 40G link Jatinegara - Cikupa. perencanaan ini berasal dari jaringan exsisting sampai batas maksimum kapasitas yang dapat ditampung. Pada tahun 2012 kebutuhan bandwidth adalah 380 Gbps sampai tahun 2024 mencapai 1178,296 Gbps yang dihitung menggunakan regresi linear. Terdapat perbedaan teknologi yang dipakai antara DWDM 40G dengan teknologi DWDM dibawahnya seperti faktor dispersi kromatik dan format modulasi (RZ-DQPSK). Pada perencanaan ini dilakukan kalkulasi level daya dan penambahan DCM untuk mendapatkan parameter perencanaan yang optimum seperti BER dan OSNR.

Diversity of information services increasingly demanding higher bandwidth and network reliability are adequate. Therefore, PT Telkom Indonesia, planning 40G DWDM backbone network link Jatinegara - Cikupa. This plan comes from exsisting network to the maximum capacity that can be accommodated. In 2012 was 380 Gbps bandwidth requirements up to 2024 Gbps reached 1178.296 calculated using linear regression. There are differences between 40G DWDM and under 40G DWDM such as chromatic dispersion factor and modulation format (RZ-DQPSK). This planning is done calculations on the power level and the addition of DCM to obtain the optimum design parameters such as A and OSNR."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46107
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muliasari Rahmadini
"Seiring dengan pesatnya kebutuhan layanan multimedia semakin menuntut peningkatan bandwidth dan kehandalan jaringan yang memadai. Oleh karena itu PT Telkom Indonesia, Tbk melakukan perencanaan jaringan backbone DWDM 100 Gbps link Cirebon-Tegal guna memenuhi kebutuhan bandwidth tersebut. Pada perencanaannya dilakukan prediksi kebutuhan bandwidth dimasa yang akan datang. Berdasarkan keakuratan regresi linear yang hanya sampai 4 tahun, maka perhitungan prediksi dilakukan hanya sampai tahun 2017 dengan besar kapasitas yaitu 721.793 Gbps. Selain itu dilakukan kalkulasi level daya serta perhitungan BER untuk mengetahui performansi jaringan. BER yang diperoleh dari jaringan ini sebesar 4.48 x 10-31 sehingga dapat dikatakan bahwa jaringan ini memiliki performansi yang baik. Dari jaringan 100 Gbps ini pula diperoleh nilai tambah untuk segala bidang baik edukasi, kesejahteraan sosial hingga kemajuan teknologi selain itu nilai tambah yang dapat dihasilkan dari perencanaan jaringan 100 Gbps ini adalah penekanan biaya operasional serta pengurangan total loss yang terjadi selama pentransmisian.

Along with the increasing of multimedia services needs rapidly, it is adequate the increased bandwidth and network reliability. Therefore, PT Telkom Indonesia Tbk planning 100 Gbps DWDM backbone network for link Cirebon-Tegal to meet the bandwidth requirements. In the planning, the prediction bandwidth is one of requirements in the future . Based on the accuracy of linear regression that only up to 5 years , then the prediction calculation is performed only in 2017 with a large capacity is 721.793 Gbps. Moreover the power level and the BER calculation is needed to determine network’s performance. BER is obtained from this network is 4.48 x 10-31 so it can be said that this network has a good performance . From 100 Gbps network is also obtained value added to all areas such as education, social welfare until the advancement of technology besides these added values, other added value that can be generated from 100 Gbps network planning is operational cost reduction as well as reduction in the total loss that occurs during transmission."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53497
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christopher Gerson Batara
"Jaringan backbone bawah laut merupakan salah satu faktor utama yang menjaga suatu sistem jaringan dapat berjalan dengan lancar, terutama di Indonesia ini sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Skripsi ini membahas mengenai rencana pengembangan jaringan backbone bawah laut berkapasitas 40G dengan kanal yang tersedia sebanyak 25 kanal. Jaringan ini menghubungkan kota Surabaya dengan kota Banjarmasin yang terpasang sepanjang 450 km dan melewati bagian timur Laut Jawa. Jaringan dibuat menggunakan serat optik Z-Fiber buatan Sumimoto Electric Industries, serta Unitrans ZXWM M920 dari ZTE.
Hasil yang didapat berupa perhitungan setiap parameter kerja jaringan tersebut serta analisis kehandalan jaringan yang dibuat. Jaringan milik Indosat akan digunakan sebagai acuan yang akan dikembangkan, dimana pada awalnya hanya berkapasitas 10G akan dikembangkan menjadi 40G. Terdapat juga pembahasan mengenai pemilihan sistem proteksi jaringan serat optik bawah laut yang akan digunakan, serta perangkat serat optik yang digunakan pada jaringan tersebut.

Submarine backbone network is one of the main factors that keep a network system to run smoothly, especially in Indonesia as the largest archipelago in the world. This thesis discusses the development plan of the network backbone capacity 40G submarine channels available with as many as 25 channels. This network connects the city of Surabaya to Banjarmasin city is built along the 450 km and pass east of the Java Sea. Network created using Z-Fiber optical fiber madeSumimoto Electric Industries, as well as from ZTE Unitrans ZXWM M920.
The results form each network parameter calculation and network reliability analysis made. The author uses as Indosat's network of reference will be developed, which was originally only going to be developed with a capacity of 10G to 40G. There is also discussion on the selection of protective systems submarine fiber optic network that will be used, as well as fiber optic devices used on the network.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47033
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antares Abdillah Wahid
"Kemajuan teknologi mengakibatkan kebutuhan kecepatan data meningkat. Sehingga perlu dirancang suatu jaringan backbone serat optik yang handal berkapasitas tinggi. Pada skripsi ini, akan didesain suatu jaringan backbone berkapasitas 40G*80 kanal yang menghubungkan kota Bandar Lampung dan Palembang. Jaringan yang dirancang memiliki panjang total 566 Km dan melewati kota Bandar Lampung, Kotabumi, Martapura, Muara Enim, Prabumulih, dan Palembang. Jaringan dibuat menggunakan serat optik SMF-28 premium buatan Perusahaan Corning dan Unitrans ZXWM M920 dari Perusahaan ZTE. Menghasilkan jaringan yang mampu membawa minimal 7 kanal hingga 80 kanal dengan OSNR berkisar antara 32dB hingga 42 dB.

Technology advances make the demand of bit rate increase. So we need to design a reliable fiber optic backbone network with high-capacity. In this paper, a backbone network will be designed with a capacity of 40G * 80 channel that connects the city of Bandar Lampung and Palembang. Designed network has a total length of 566 km and pass through Bandar Lampung, Kotabumi, Martapura, Muara Enim, Prabumulih, and Palembang. Network created using SMF-28 premium from corning incorporated and Unitrans ZXWM M920 from ZTE coorporation. This network able to operate at 7 to 80 channel with ONSR value 34dB to 42dB."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46408
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veny Sesanria
"ABSTRAK
Perkembangan telekomunikasi yang sangat pesat menyebabkan
pertumbuhan jumlah pelanggan seluler terus meningkat sehingga trafik pun
meningkat namun ternyata tidak sebanding dengan cost dan power yang
dikeluarkan dan revenue yang diperoleh. Hal ini terjadi pada PT XYZ yang
merupakan salah satu operator telekomunikasi di Indonesia. Melihat kondisi
keuangan perusahaan saat ini, maka Tim Transmission Backbone harus jeli
menentukan teknologi yang akan digunakan untuk mereduksi CAPEX dan OPEX
sehingga bisa meningkatkan revenue. Di beberapa daerah di Sumatera saat ini
memiliki traffic demand yang besar. Selain itu juga adanya pertimbangan untuk
kebutuhan proteksi trafik skala besar di wilayah Sumatera. Namun jaringan
eksisting saat ini di dareag tersebut dan mayoritas Pulau Sumatera masih
menggunakan teknologi SDH dan traditional WDM sehingga tidak mampu
memenuhi kebutuhan tersebut. Akibatnya diperlukan pembangunan jaringan
backbone optik baru dengan teknologi baru yaitu OTN yang dengan kelebihankelebihannya
dapat membantu kondisi keuangan perusahaan namun tetap
memperhatikan kelebihan dalam sisi teknisnya.
Laporan tesis ini menganalisa tingkat profitabilitas dan tingkat risiko
investasi implementasi teknologi OTN pada penyelenggaraan jaringan backbone
optik di beberapa daerah di Sumatera menggunakan metode Analisa Tekno
Ekonomi. Implementasi teknologi OTN pada penyelenggaraan jaringan backbone
optik diharapkan dapat mereduksi nilai CAPEX, OPEX, serta dapat meningkatkan
revenue namun tetap mempertimbangkan kualitas jaringan yang dibangun.
Parameter yang digunakan dalam tesis ini adalah First Installed Cost
(FIC), Life Cycle Cost (LCC), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return
(IRR), dan Payback Period (PBP). Untuk periode investasi 5 tahun, kelima
parameter tersebut mengindikasikan kerugian bagi perusahaan. Namun jika
periode investasi diperpanjang menjadi 10 tahun, maka memberikan indikasi
untung bagi perusahaan. Jika dibandingkan dengan teknologi traditional WDM,
maka teknologi OTN mengindikasikan hasil yang lebih baik yang ditunjukkan
oleh kelima parameter yang digunakan. Berdasarkan analisa risiko, dapat
disimpulkan bahwa NPV berbanding lurus dengan tarif layanan dan total trafik,
tetapi berbanding terbalik terhadap nilai tukar Dollar, nilai OPEX, dan discount
rate. Dapat dismipulkan juga bahwa PBP berbanding lurus tarif layanan dan total
trafik tetapi berbanding terbalik dengannilai tukar Dollar dan OPEX. Sedangkan
discount rate tidak memberikan pengaruh apa-apa terhadap PBP investasi.

ABSTRACT
Telecommunication development causes rapid growth in the number of
mobile subscribers continues to increas, so that traffic growth has increased too.
But the increased of traffic growth is not balance to the cost incurred and the
power and revenue earned. This occurs in PT XYZ which is one of
telecommunication operator in Indonesia. Looking at this company financial
condition now, then Transmission Backbone team should determine which
technology will be used to reduced CAPEX, OPEX buat can increase revenue
with also best quality in network performance. Today, in some areas in Sumatera
have large traffic demands. There is also consideration for the need of large-scale
traffic protection accross Sumatera area. However, the existing network in that
areas is still using SDH technology. And existing network in Sumatera area in
majority is also still using SDH and traditional WDM technology that cannot meet
those needs. Consequently, it is required the development of new optical
backbone network with new technology is that with the OTN strenghts can help
the company’s financial condition but still consider the advantages of the
technical side.
This thesis analyze profitability analyze the level of profitability and the
level of investment risk of OTN technology implementation in optical backbone
network development in several areas in Sumatera using Techno-Economic
analysis method. The implementation of OTN technology From this analysis, it
will be known whether the OTN technology in optical backbone network
development is expected to reduce CAPEX and OPEX, and also can improve
revenue, but still considering quality of network that is built.
Parameters that are used in this tesis are First Installed Cost (FIC), Life
Cycle Cost (LCC), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan
Payback Period (PBP). For investment period 5 years, all five parameters indicate
suffer a financial loss for company. However, if investment period is extended to
10 years, then all five parameters indicate profit for company. If it is compared
with traditional WDM technology, then OTN techonology indicates better result
that is showed from all five parameters. Based on the result of risk analysis, it can
be concluded that the sensitivity of NPV is proportional to the tariff and traffic,
but it is inversely related to Dollar exchange rate, OPEX, and discount rate. And it
also can be concluded that the sensitivity of PBP is propotional with tarif and
traffic, but is is inversly related to Dollar exchange rate and OPEX. But discount
rate not give any changes to PBP."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T39363
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasyidah Mubarak
"Salah satu pencapaian Rencana Pitalebar Indonesia tahun 2014-2019 adalah terbangunnya jaringan tulang punggung yang menghubungkan 514 Ibukota Kabupaten/Kota dari 34 Provinsi di Indonesia. Terdapat 57 Ibukota kabupaten yang dibangun dengan pola Kejasama Pemerintah dan Badan Usaha dengan skema Availabililty Payment (AP) dengan menggunakan dana Kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal. Pembangunan tersebut dibagi atas 3 (tiga) paket yaitu palapa ring paket barat, palapa ring paket tengah dan palapa ring paket timur. Karena palapa ring paket barat telah selesai pembangunannya sejak bulan Maret 2018 maka telah dilakukan evaluasi tahunan berdasarkan komitmen pembangunan penyelenggaraan jaringan namun belum mencakup sisi pemanfaatan jaringan. Dari hasil penelitian dengan menggunakan metode evaluasi gap analisis,fishbone analisis dan SWOT analisis,  terdapat kendala dari sisi teknis dan kebijakan regulasi yang menyebabkan pemanfaatan jaringan palapa ring barat kurang optimal selama bulan Maret 2018 hingga Februari 2019. Penelitian ini juga menganalisis strategi yang telah dan yang perlu dilakukan Pemerintah dengan menggunakan model kanvas sebagai rekomendasi langkah-langkah perbaikan untuk pemanfaatan jaringan tulang punggung palapa ring barat.

One of the achievements by the Indonesian Broadband Plan for 2014-2019 was the establishment of a backbone network connecting 514 regency/city capitals from 34 provinces in Indonesia. There are 57 regency capitals that are built on the pattern of Public Privat Partnership (PPP)  with Available Payments (AP) using funds from the Universal Service Obligation. The development is divided into 3 (three) packages, namely the western package palapa ring, the middle package palapa ring and the east package palapa ring. Since the West Package Palapa Ring has been completed since March 2018, an annual evaluation has been carried out based on the commitment to the development of network operations but has not covered the network utilization side. From the results of the study using gap analysis evaluation, fishbone analysis and SWOT analysis, there were technical and regulatory policy constraints that caused the utilization of the West Palapa Ring network to be less than optimal during March 2018 to February 2019. This study also analyzed strategies that had Government needs to be done by using the canvas model as a recommendation for corrective steps to utilize the west palapa ring  backbone network."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53327
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Mayandi
"Perkembangan teknologi telekomunikasi menunjukkan peningkatan yang sangat pesat seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan manusia akan fasilitas komunikasi. Sekarang ini manusia telah mampu melakukan komunikasi tanpa harus tergantung pada waktu dan tempat. Hal ini bisa terwujud berkat ditemukannya teknologi komunikasi. Sebuah perusahaan membutuhkan sebuah jaringan untuk dapat menghubungkan beberapa kantor yang mereka miliki. Untuk dapat berhubungan antar kantor tersebut maka dibutuhkan jaringan sesuai dengan kebutuhan layanan yang akan dibuat pada jaringan tersebut.
Adapun pada penulisan skripsi kali ini, yang dirancang merupakan jaringan yang akan mengakomodir 4 buah layanan yaitu layanan video conferencing, IP VPN, IP telepon, serta internet. Sedangkan yang dijadikan backbone adalah layanan IP VPN. Layanan ini akan diwakili dengan perancangan backbone itu sendiri yang dibagikan menjadi 2 buah layanan pada tingkatan yang ada pada OSI layer. Layanan yang diwakili oleh layer 2 dibuat dengan backbone yang tersusun atas beberapa switch, sedangkan layer 3 disusun oleh router.
Untuk membuat sebuah jaringan maka dibutuhkan beberapa metode, yaitu PDIOO, yaitu singkatan dari Plan- Design- Implementation- Operation-Optimization. Langkah- langkah ini merupakan rekomendasi dari Cisco. Langkahlangkah inilah yang nantinya yang menjadi dasar untuk perancangan jaringan. Adapun perancangan ini dibuat dengan menggunakan perangkat lunak Packet Tracer. Perangkat lunak ini akan mensimulasikan VLAN dan EIGRP tersebut dan untuk kemudian dapat diuji.

Development of telecommunication technology shows the big increasement and along with the increasement of human need to communicate between each other. Rigth now, people can communicate each other without limitation of place and time. This term can be done by invention of communication technology. A coorporate need the network to connect their branch office with another. Build a network can be done by look into what services will be build on that office.
In this research, the design of network hepefully can accomodate 4 servies, the services are : video conferencing, IPVPN, internet and ip telephony. IP VPN will be an option to build the backbone. This services represent by designing the backbone of layer 2 and layer 3. The backbone in layer 2 represent by switch and named switch, and the backbone in layer 3 represent by router and named the routing protocol with EIGRP.
To build a network, we need some method, the metchod called PDIOO, which recomended by Cisco. The abbreviation of Plan- Design ' Implementoperation an Optimization. This step of method that become a foundation of network building. This design of network build by simulation software called Packet Tracer. This software can be simulate EIGRP and VLAN and also test the network.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40495
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Oniwati Susanti
"Kesenjangan digital di Indonesia merupakan wicked problem yang membutuhkan proses kolaborasi dalam penyelesaiannya. Dalam hal ini, pemerintah menyelenggarakan Proyek Strategis Nasional berupa pembangunan infrastruktur jaringan tulang punggung serat optik Palapa Ring yang menggunakan konsep KPBU (Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha). 
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana penerapan tata kelola kolaboratif proyek penyelenggaraan jaringan tulang punggung serat optik Palapa Ring saat ini dan faktor apa saja yang mempengaruhinya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan post positivist yang menggunakan teori tata kelola kolaboratif Emerson dan Nabatchi (2015) sebagai pisau analisis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses collaborative governance dalam Proyek Penyelenggaraan Jaringan Tulang Punggung Serat Optik Palapa Ring di Indonesia belum berjalan secara maksimal karena terdapat beberapa elemen kolaborasi yang belum terpenuhi dengan baik.

The digital divide in Indonesia is a wicked problem that requires a collaborative process in its resolution. In this case, the government is implementing a National Strategic Project in the form of building a Palapa Ring fiber optic backbone network infrastructure using the concept of PPP (Government and Business Entity Cooperation).
This study aims to analyze how the current collaborative governance of projects implementing the implementation of the Palapa Ring fiber optic backbone network and what factors influence it. The research method used is qualitative with a post positivist approach that uses Emerson and Nabatchi's collaborative governance theory (2015) as a knife of analysis.
The results showed that the collaborative governance process in the Palapa Ring Fiber Optic Backbone Network Implementation Project in Indonesia has not run optimally because there are several elements of collaboration that have not been properly fulfilled.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
T55040
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>