Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 213920 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dolok Yosuadi
"Riset ini membahas mengenai analisis penerapan regulasi dan kebijakan di Indonesia dari sudut pandang regulasi nasional dan GATS khususnya pada layanan Over The Top (OTT) Netflix, sebagai layanan teknologi informasi yang dijalankan oleh pelaku jasa telekomunikasi dengan konten berupa data, informasi atau multimedia yang berjalan melalui jaringan internet, layanan yang disampaikan yaitu melalui jaringan, infrastruktur internet milik operator, namun tanpa ada kerjasama dengan operator maupun pemerintah di Indonesia. Peraturan yang berkaitan dengan layanan OTT seperti Netflix masih terpencar dalam berbagai regulasi yang ada di Indonesia yang kemudian oleh Netflix berbenturan dengan konsep Net Neutrality yang menurutnya merupakan standar yang sesuai pada ketentuan GATS pada sektor jasa telekomunikasi. Penelitian dilakukan dengan metodologi yuridis normatif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada ranah abu-abu hukum pada regulasi di Indonesia dan GATS mengenai Net Neutrality yang menimbulkan perdebatan pada layanan jasa OTT seperti Netflix. Kesimpulannya sudah seharusnya pihak pemerintah segera menerbitkan peraturan khusus terkait layanan OTT seperti Netflix untuk menjamin kepastian hukum, dan keadilan bagi para pihak dalam menjalankan usaha khususnya di bidang Telekomunikasi sesuai komitmen Indonesia di dunia Internasional sertakomitmen negara untuk melindungi hak segenap warga negara Indonesia.

This research discusses the analysis of the implementation of regulations and policies in Indonesia from the point of view of national regulations and GATS, especially on Netflix's Over The Top (OTT) service, as an information technology service run by telecommunication service actors with content in the form of data, information or multimedia that runs through the Internet. Internet network, the service delivered is through the network, internet infrastructure owned by the operator, but without any cooperation with the operator or the government in Indonesia. Regulations related to OTT services such as Netflix are still scattered in various regulations in Indonesia, which Netflix then clashed with the concept of Net Neutrality which according to is a standard that is in accordance with GATS provisions in the telecommunications services sector. The research was conducted using a normative juridical methodology with a qualitative approach. The results show that there is a legal gray area in regulations in Indonesia and GATS regarding Net Neutrality which creates debate on OTT services such as Netflix. In conclusion, the government should immediately issue regulations related to OTT services such as Netflix to ensure legal certainty and justice for the parties in running their business, especially in the telecommunications sector, according to Indonesia's commitment in the international community and the state's commitment to protect the rights of all Indonesian citizens."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andy Novrianto
"Dalam beberapa tahun terakhir, layanan streaming video on demand mengalami perkembangan yang sangat pesat, dimana hal tersebut terlihat dari munculnya berbagai layanan video on demand di Indonesia. Melihat hal tersebut maka salah satu perusahaan video on demand, yaitu Netflix selalu berusaha semaksimal mungkin untuk menarik & meningkatkan jumlah pelanggan serta mempertahankan kualitas layanan agar para pelanggan tetap setia menggunakan layanan yang ditawarkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh dimensi electronic service quality terhadap electronic customer satisfaction dan electronic customer loyalty pada pengguna aplikasi Netflix di daerah JABODETABEK. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif melalui metode survei kepada 120 responden yang merupakan pelanggan Netflix dan bertempat tinggal di daerah JABODETABEK. Data yang didapatkan diolah menggunakan SPSS dan SmartPLS. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa dimensi electronic service quality berpengaruh langsung dan signifikan terhadap electronic customer satisfaction. Lalu electronic customer satisfaction berpengaruh langsung dan signifikan terhadap electronic customer loyalty. Terakhir beberapa dimensi electronic service quality berpengaruh langsung dan signifikan terhadap electronic customer loyalty.

In the last few years, video on demand services have experienced very rapid development, which can be seen from the emergence of various video on demand services in Indonesia. Seeing this, one of the video on demand companies, namely Netflix, always tries its best to attract & increase the number of subscribers and maintain the quality of service so that customers remain loyal in using the services offered. The purpose of this study was to analyze the effect of electronic service quality on electronic customer satisfaction and electronic customer loyalty for Netflix application users in the JABODETABEK area. This research uses a quantitative approach through a survey method to 120 respondents who are Netflix subscribers and live in the JABODETABEK area. The data obtained was processed using SPSS and SmartPLS. The results of this study indicate that the dimension of electronic service quality has a direct and significant effect on electronic customer satisfaction. Then electronic customer satisfaction has a direct and significant effect on electronic customer loyalty. The dimension of electronic service quality has a direct and significant effect on electronic customer loyalty"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanif Farhan Muhammad
"Hadirnya Netflix sebagai Pelaku Usaha PMSE di Indonesia menjadi tantangan di bidang perpajakan. Sehingga perlu dilakukan perubahan dan/atau penambahan definisi subjek dan objek pajak di peraturan perpajakan yang ada dalam rangka memungut pajak dari Netflix. Terbitnya UU No. 2 Tahun 2020 di Indonesia menjadi babak baru dalam pemungutan pajak terhadap Netflix sebagai Pelaku Usaha Luar Negeri yang melakukan PMSE di Indonesia dan perlu dilakukan studi komparasi dengan negara yang sudah lebih dahulu berhasil memberlakukan ketentuan perpajakan terhadap Netflix yaitu Australia. Setelah perbandingan hukum yang dilakukan, dapat dikatakan bahwa ketentuan perpajakan terhadap Netflix sebagai Pelaku Usaha dalam PMSE di Indonesia dengan Australia memiliki unsur-unsur yang serupa namun tidak sama sehingga dapat dikatakan ketentuan dalam UU No. 2 Tahun 2020 sudah cukup ideal sebagai dasar hukum pemungutan pajak terhadap Netflix sebagai Pelaku Usaha Luar Negeri dalam PMSE di Indonesia.
The presence of Netflix as a Foreign Business Entity in Indonesia is a challenge in the tax field. It is necessary to change and / or add to the definition of subjects and objects existing tax regulations in order to collect taxes from Netflix. The issuance of Law no. 2 of 2020 in Indonesia is a new chapter in Netflix tax collection as a Foreign Business Entity conducting Electronic Trades in Indonesia and it is necessary to conduct a comparative study with a country that has succeeded in imposing tax provisions on Netflix, namely Australia. After a legal comparison has been made, it can be said that the tax provisions on Netflix as a Foreign Business Entitiy in Indonesia and Australia have similar but not the same elements, so it can be said that the provisions in Law No. 2 of 2020 is quite ideal as a legal basis for tax collection on Netflix as a Foreign Business Ector in Indonesia."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulia Ditriya Yulistiana
"Akses terhadap pasar global yang dihasilkan dari teknologi internet adalah sebuah kesempatan bagi perusahaan asing untuk mengenalkan produknya kepada khalayak yang lebih besar. Kesempatan tersebut dapat diraih melalui strategi globalisasi, yaitu dengan mendistribusikan produk yang sama dan mengkomunikasikannya secara seragam ke semua negara tujuan. Namun, pergerakan industri di seluruh dunia yang membuat konsumen tak lagi merasakan koneksi terhadap produk memicu perubahan strategi untuk dapat lebih menyesuaikan diri dengan target khalayak. Strategi ini disebut dengan glokalisasi yang dilakukan dengan membedakan cara komunikasi produk di masing-masing negara walaupun distribusi produknya sama. Proses penerapan strategi glokalisasi tersebut dapat dijelaskan melalui teori hibridisasi budaya yang mengatakan bahwa di dalam proses komunikasi yang dilakukan perusahaan asing terjadi peleburan antara budaya global yang dibawa produk dengan budaya lokal yang dimiliki oleh masyarakat. Tulisan ini akan menganalisis bagaimana Netflix menggunakan pendekatan glokalisasi dan hibridisasi budaya dalam mempromosikan produknya di Indonesia menggunakan strategi pemasaran media sosial di platform Instagram. Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa di dalam konten Instagram, Netflix mengakomodasi budaya lokal seperti bahasa, makanan, dan hiburan populer yang ada di Indonesia. Selain itu, hasil analisis juga menunjukkan bahwa Netflix menggunakan tokoh lokal yang familiar bagi masyarakat Indonesia untuk merepresentasikan produk melalui konten yang didistribusikan.

Access to global markets resulting from internet technology is an opportunity for foreign companies to introduce their products to a larger audience. This opportunity can be achieved through a globalization strategy that distributes the same product and communicates it uniformly to all target markets. However, the movement of industries around the world that makes consumers feel no longer connected to products has triggered a change in strategy to adapt to consumers. This strategy is called glocalization, which differentiates the communication of products in different target market even though the products are distributed uniformly. The implementation of the glocalization strategy can be explained through the cultural hybridization theory which states that in the communication process, there is a fusion between the global culture brought by the product with the local culture owned by the community. This essay will analyze how Netflix uses the glocalization and cultural hybridization approach in promoting its products in Indonesia using social media marketing on Instagram. The result of the analysis conducted shows that in its social media content, Netflix accommodates local culture such as language, food, and popular entertainment. Netflix also uses local figures who are familiar to the community to represent products through distributed content."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Calvin Huang
"Menggunakan “sirkuit kebudayaan” (circuit of culture) sebagai kerangka analisis, artikel ini meneliti perubahan di dalam Netflix saat beradaptasi dalam era “perang antar-platform streaming” serta dampaknya terhadap konsumsi masyarakat. Kehadiran Netflix di dunia maya telah membantu berbagai penduduk dunia dengan memudahkan akses menonton film dan serial televisi. Akan tetapi, ketika para kompetitor baru mulai bermunculan sehingga menyebabkan lingkungan pasar ekonomi yang menjenuhkan dan naiknya pembajakan ilegal, Netflix harus mengatur ulang katalog serta identitas mereka agar memiliki ciri khas yang berbeda dari situs-situs saingan. Selain itu, berbagai faktor tertentu menyebabkan sulitnya untuk memperoleh hak siar streaming. Sekitar awal-hingga-pertengahan 2010-an, Netflix menemukan sebuah langkah krusial yang akan mengubah operasi bisnisnya secara permanen dan menjadikan mereka sebagai perusahaan streaming yang paling ternama. Dengan melihat Netflix dari tiga aspek sirkuit kebudayaan, fokus analisis akan terbagi menjadi tiga bagian: keadaan Netflix sebelum perang antar-platform streaming dan gagasan yang mendorong perubahan strategi Netflix (produksi), kegiatan Netflix dalam mempromosikan karya serial yang mereka produksi sendiri (representasi), serta reaksi pengguna terhadap promosi tersebut (konsumsi). Analisis ini berargumen bahwa di luar kapabilitas Netflix untuk mendapatkan lisensi acara yang pernah tayang sebelumnya dengan cara memproduksi serial mereka sendiri, mereka sukses meningkatkan angka keuntungan dan popularitas meskipun di tengah persaingan antar-layanan streaming yang sengit.

Using the analytical framework “circuit of culture”, this article examines the changes within Netflix as the company adapts into the age of “streaming wars”, and the impact of it towards public consumption. The existence of Netflix online has significantly helped people across the world to gain easier accessibility towards movies and TV series, but as new competitors emerge in recent times which cause market saturation and the rise of piracy, Netflix has to reconfigure their catalog and identity in order to distinguish themselves from other similar sites. Moreover, several reasons have also made obtaining streaming rights to be much harder. In the early-to-mid 2010s, Netflix found a pivotal venture that would completely alter their business operation permanently, and they would become the most well-known streaming company. By looking into Netflix through three processes of circuit of culture, the focus shall be divided into three main sections: the state of Netflix before the streaming wars and the idea that prompts Netflix to change their strategy (production), a look into Netflix’s effort to market their own shows (representation), and the users’ reaction to their effort (consumption). This analysis argues that by flexing their capability beyond licensing pre-existing shows through producing their original series, Netflix successfully gains more revenue and recognition despite the fierce nature of streaming wars."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Amanah
"Netflix merupakan media untuk menonton streaming yang sudah berdiri sejak 1998. Saat ini, Netflix telah hadir di 190 negara dan menyediakan serial dan film dengan berbagai macam genre. Penggunaan audio-visual untuk belajar bahasa asing pun bukan hal yang jarang. Sudah banyak proses belajar daring yang mengimplementasi teknik belajar menggunakan audio-visual dan dinilai efektif. Artikel ini membahas tentang efektivitas serial Netflix sebagai media pembelajaran bahasa asing bagi mahasiswa Program Studi Prancis Universitas Indonesia. Metode kualitatif dengan studi kepustakaan digunakan dalam melakukan penelitian. Dengan menggunakan teknik analisis kesalahan berbahasa oleh Tarigan (2011), teori fonetik dan fonologi bahasa Prancis oleh Léon (1993), teori fonetik bahasa Indonesia oleh Chaer (2013), dan teori interferensi oleh Weinreich (2010), ditemukan bahwa serial Netflix mampu memberikan paparan kosakata bahasa asing baru yang cukup baik bagi penontonnya. Namun, paparan yang diterima dengan cukup baik tidak sejalan dengan kemampuan berbahasa subjek penelitian. Kemampuan berbahasa Prancis subjek penelitian yang sudah menonton serial berbahasa Prancis berjudul Family Business di Netflix tidak mengalami perubahan yang signifikan dengan begitu Netflix terbukti belum mampu menjadi media pembelajaran bahasa asing yang efektif bagi pemelajar bahasa asing.

Netflix is a media for streaming that has been established since 1998. Currently, Netflix is available in 190 countries and provides series and films of various genres. The use of audio-visuals to learn foreign languages is very common. There are many online learning processes that implement audio-visual learning techniques and are considered effective. This article discusses the effectiveness of Netflix series as a foreign language learning media for students of the French Studies Programme at the University of Indonesia. Qualitative method with literature study is used in conducting the research. Using Tarigan's (2011) language error analysis technique, Léon's (1993) theory of French phonetics and phonology, Chaer's (2013) theory of Indonesian phonetics, and Weinreich's (2010) theory of interference, it is found that Netflix series is able to provide a fairly good exposure to new foreign language vocabulary for its audience. However, the well-received exposure is not in line with the language proficiency of the research subjects. The French language skills of the research subjects who had watched the French series Family Business on Netflix did not change significantly, therefore Netflix proved not to be an effective foreign language learning medium for foreign language learners."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Grace Sandra
"Dirayakan Hari Perempuan Internasional berpengaruh terhadap kemajuan hak-hak perempuan untuk mencapai kesetaraan gender, salah satunya adalah stereotip. Stereotip tersebut memberikan dampak negatif bagi perempuan, seperti terbatasnya pandangan dan citra terhadap perempuan. Artikel ini membahas isu perempuan dalam video kampanye Netflix Du bist Du (2019). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan kekuatan dan diversitas perempuan bahwa seharusnya perempuan tidak dibatasi dan dilabelkan dalam kategori tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan teori representasi Stuart Hall untuk menggambarkan nilai-nilai kekuatan dan diversitas perempuan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan adalah sosok yang kuat, mandiri dan memiliki kebebasan dalam dirinya sendiri.

International Women's Day affects the progress of women's right to achieving gender equality, one of which is stereotypes. These stereotypes giving negative impact on women, such as narrow towards images of women. This articel discusses the issue of women in Du bist Du (2019) Netflix's campaign video. The purpose of this study is to show the strength and diversity of women that they are should not be narrowed and labeled in certain categories. The method used in this study is a qualitative descriptive method with Stuart Hall's representation theory to describe the values ùof women's strength and diversity. The results of this study indicate that women are strong, independent, and have freedom in themselves."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Prisca Afifah Febrianti
"Serial Netflix "Never Have I Ever" (2020) mendapat tanggapan positif dari para penonton. Banyak yang mengatakan bahwa serial ini menggunakan pendekatan baru untuk pertunjukan remaja, menampilkan bagian komedi dan meditasi yang seimbang pada beratnya kehilangan figur seorang ayah dalam keluarga imigran yang harus ditanggung oleh seorang gadis remaja. Oleh karena itu, untuk menggali lebih dalam masalah ini, penelitian ini mengkaji bagaimana peran ayah menciptakan hasil positif dan negatif dalam perkembangan karakter utama sebagai remaja yang tumbuh di Amerika Serikat dengan menganalisis elemen sinematografinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak peran ayah dalam perkembangan remaja imigran dalam proses mengkonstruksi pilihan hidup, membuat keputusan, dan menemukan identitas budayanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ingatan Devi tentang mendiang ayahnya telah membantunya mengatasi masalah, seperti penerimaan budaya, masalah seputar hubungannya dengan teman sebaya di sekolah, dan kurangnya keterikatan dengan latar belakang Indianya sebagai remaja imigran. Namun, cita-cita ideal mendiang ayahnya tentang American Dream menyebabkan Devi memiliki hubungan ibu-anak yang kompleks dan mengalami konflik budaya dalam dirinya.

The Netflix series "Never Have I Ever" (2020) has received positive feedback from the audience. Many have said that the series takes a novel approach to teen shows, displaying equal parts comedy and meditation on the weight of loss caused by the absence of a father figure in an immigrant family that a girl must bear as a teenager. To delve deeper into this issue, this study examines how fatherhood creates positive and negative outcomes in the main character’s development as a teenager growing up in the United States by analyzing its cinematographic elements. The purpose of this study is to analyze the impact fatherhood has in the development of immigrant adolescents in the process of constructing life choices, making decisions, and discovering a person’s cultural identity. The results of the study show that Devi’s memories of her late father have helped her to cope with problems, such as cultural acceptance, issues around her relationship with peers at school, and lack of attachment to her Indian background as an immigrant adolescent. However, her late father’s standard ideals of the American dream have caused Devi to have a complex mother-daughter relationship and experience a cultural conflict within herself. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alfan Yusuf Romadhon Pamungkas
"Kontroversi tindakan pemblokiran akses layanan over-the-top (OTT) Netflix oleh Grup Telkom membuat masyarakat berpikir kembali apakah pemblokiran tersebut menghambat kebebasan mereka dalam memilih dan mengakses konten atau aplikasi pilihan mereka yang sah. Terlebih fakta bahwa ketiadaan prinsip netralitas internet dalam kerangka hukum telekomunikasi Indonesia yang melarang tindakan pemblokiran tersebut. Fakta tersebut ditambah dengan kecenderungan arah kebijakan telekomunikasi dan sektor industri telekomunikasi yang tidak mendukung semangat netralitas internet, serta mengingat fakta bahwa pendekatan yang diambil Pemerintah Indonesia ketika mengawasi peredaran konten yang dinilai ‘berbahaya’ sering kali jauh dari prinsip netral. Penelitian skripsi ini menggunakan metode analisis kualitatif dengan menganalisis bagaimana kerangka hukum telekomunikasi dapat mengatasi kasus pemblokiran Netflix oleh Grup Telkom. Mengetahui bagaimana tidak efektifnya kerangka hukum telekomunikasi Indonesia saat ini dalam mengantisipasi kasus a quo, dapat disimpulkan bahwa, tindakan pemblokiran tersebut bukan merupakan pelanggaran hukum karena keputusan pemblokiran ini sebenarnya diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan, sebaliknya, akan terlihat berbeda jika kasus a quo dianalisis dengan Open Internet Order 2015 sebagaimana diberlakukan oleh Federal Communications Commission Amerika Serikat. Demi mengantisipasi permasalahan terkait netralitas internet yang akan datang, beberapa rekomendasi hukum yang diberikan yakni dengan mengamandemen Undang-Undang Telekomunikasi dengan mengadaptasikan model pengklasifikasian common carrier dan information service, menambahkan ketentuan larangan pemblokiran, perlambatan akses, dan prioritisasi lalu lintas paket data tertentu berdasarkan kesepakatan harga, serta menambahkan kewajiban transparansi.

The controversy of Netflix blocking as an over-the-top (OTT) service by Telkom Group has made society think twice if such action degrades their freedom to choose and access the lawful content or application of their choice. Let alone the fact that there is a lack of net neutrality principle in Indonesian telecommunications regime which prohibits such action, coupling the latest development of the policy direction and telco industry side are not in favor of network neutrality spirit and given the fact that the approach that Indonesian Government takes when monitors ‘harmful’ content is far from neutral. This thesis research leverages the qualitative analysis method by analyzing how the telecommunications regime could cope with the case study of the Netflix blocking by Telkom Group. Knowing the fact that how ineffective the existing telecommunication regime is in anticipating a quo case, it can be concluded that, this said blocking activity does not fall into any form of infringement since the fact that this blocking decision is actually mandated by law, otherwise, it would be seen as different if this a quo case analyzed with the FCC’s 2015 Open Internet Order. To further anticipate this net neutrality issue, a string of recommendations offered are to amend Indonesian Telecommunications Law by incorporating common carrier and information service classification model, no-blocking, no-throttling, and no-paid prioritization rules, and also transparency rules."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hastings, Reed, 1960-
New York: Penguin Press, 2020
384.550 65 HAS n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>