Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156508 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ramdani
"Penelitian ini mengkaji tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh mahasiswa anggota Menwa UI yang berasal dari luar Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) dalam proses adaptasi yang mereka alami di lingkungan kampus UI. Dalam proses adaptasi tersebut Menwa UI berperan sebagai sarana yang memberikan coping option bagi mereka dalam menghadapi masalah-masalah yang ditemui. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode etnografi yang mencakup observasi partisipasi, wawancara mendalam, dan pengumpulan data sekunder. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa anggota Menwa UI yang berasal dari luar Jabodetabek menemui masalah-masalah dalam proses adaptasi yang mereka alami di lingkungan kampus UI. Masalah-masalah tersebut mencakup kesulitan dalam berintegrasi, permasalahan ekonomi, dan terjadinya suatu pandemi. Dalam upaya menghadapi masalah-masalah tersebut mereka memanfaatkan coping option yang tersedia di lingkungan Menwa UI.

This research examines the problems faced by Menwa UI member students who come from outside Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) in the adaptation process they experience in the Kampus UI environment. In the adaptation process, Menwa UI acts as a means that provides coping options for them in dealing with the problems encountered. The method used in this study is an ethnographic method that includes participation observation, in-depth interviews, and secondary data collection. The findings of this study show that Menwa UI member students who come from outside Jabodetabek encounter problems in the adaptation process they experience in the Kampus UI environment. These problems include difficulties in integrating, economic problems, and the occurrence of a pandemic. In an effort to deal with these problems they take advantage of the coping options available in the Menwa UI environment."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Lathifah Tyas Utami
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara strategi koping dan distres psikologis pada mahasiswa FKUI. Penelitian terkait dengan strategi koping serta distres psikologis masih sedikit dibahas pada mahasiswa kedokteran di Indonesia. Hal ini penting untuk diteliti mengingingat banyaknya kompetensi yang harus dipenuhi oleh mahasiswa kedokteran dan dapat menimbulkan stres pada diri mereka. Jika tidak ditangani dengan baik, maka hal tersebut mampu memunculkan distres pada diri individu yang kemudian dapat menghambat pendidikannya. Sebanyak 187 partisipan yang merupakan mahasiswa FKUI mengisi alat ukur Kuesioner Kesehatan Umum untuk mengukur tingkat distres psikologis, dan The Brief COPE untuk mengukur strategi koping. Pengolahan data dilakukan menggunakan teknik statistik pearson correlation menunjukkan tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara strategi coping dengan distres psikologis dengan nilai korelasi yaitu r = 0,035 dan p = 0,637 two tailed. Tidak terdapat korelasi negatif yang signifikan antara jenis koping problem-focused coping dengan distres psikologis, kemudian distres psikologis dan emotion-focused coping juga ditemukan tidak berkorelasi positif secara signifikan. Artinya, semakin tinggi tingkat penggunaan problem-focused coping individu maka semakin tinggi pula tingkat distres psikologis individu tersebut. Terdapat korelasi negatif yang signifikan antara distres psikologis dengan adaptive coping, dan begitu pula pada distres psikologis dan maladaptive coping. Semakin tinggi tingkat penggunaan maladaptive coping maupun adaptive coping maka akan semakin rendah tingkat distres psikologis yang dialami. Namun jika dilihat dari korelasinya maka individu yang menggunakan strategi maladaptive coping memiliki distres psikologis yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang menggunakan strategi adaptive coping.

Indonesian medical students are very prone to stress because of the high standards of competencies that they must fulfill in order to become future doctors. This puts the individuals at risk of further distress that might eventually become a barrier for their education. A lot of research under the topic of psychological distress have not yet focused on Indonesian medical students particular condition. Therefore, it is urgent to dig deeper upon the problem in this current research.This research aims to unravel the relationship between coping strategy and psychological distress in medical students in University of Indonesia. As much as 187 medical students from University of Indonesia participated in the study. They completed a questionnaire on general health Kuesioner Kesehatan Umum in order to measure their level of psychological distress and the Brief COPE to measure their coping strategy.The final data were produced by using Pearson correlation statistics, which showed that there was no significant positive correlation between coping strategy and psychological distress, with r 0,035 and p 0,637 two tailed. There was no signicificant negative correlation between problem focused coping and psychological distress. Furthermore, the positive correlation between psychological distress and emotion focused coping was also found to be insignificant. This means that the more a person uses problem focused coping strategy, the higher the psychological distress level that the person has. There were, however, a significant negative correlation between psychological distress and adaptive coping, and also between psychological distress and maladaptive coping. Both the users of adaptive coping and maladaptive coping seem to have lower levels of psychological distress. However, judging from the correlation, individuals who use maladaptive coping strategy actually have higher levels of psychological distress compared to their counterparts who use adaptive coping.
"
Depok: Fakultas Psikologi Unversitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmadini
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat proactive coping pada mahasiswa tahun pertama dan mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Partisipan penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia yang berada pada tahun pertama dan tahun terakhir perkuliahan sebanyak 150 orang. Tingkat proactive coping diukur dengan menggunakan alat ukur hail adaptasi dari alat ukur Proactive Coping Inventory (PCI) yang dikembangkan oleh Esther Greenglass.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkatan proactive coping pada mahasiswa tahun pertama dan tahun terakhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI). Selain itu, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkatan proactive coping pada mahasiswa tahun pertama dan tahun terakhir FIK UI jika dilihat dari perbedaan jenis kelamin. Namun terdapat hubungan yang signifikan antara mahasiswa tahun pertama dan tahun terakhir FIK UI jika dilihat dari perbedaan kepemilikan dukungan sosial. Kepemilikan dukungan sosial diukur dari ada atau tidaknya teman dekat/ teman curhat.

This study aimed to determine whether there are differences in the level of proactive coping in the first year and last year student in the Faculty of Nursing, University of Indonesia. Participants of this study were the first year and last year students of the Faculty of Nursing, University of Indonesia. Level of proactive coping was measured using an adaptation instrument developed by Greenglass.
The results of this study indicate that there is no significant difference between the levels of proactive coping in the first-year and last year student Faculty of Nursing, University of Indonesia (FIK UI). In addition, there is no significant difference between the levels of proactive coping in the first-year and last year students of FIK UI when viewed from the difference between the sex. But there is a significant relationship between the first-year and last year students of FIK UI when viewed from a difference of social support ownership.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45465
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Amirul Anwar
"Pasca pandemi COVID-19 membawa perubahan bagi mahasiswa dalam proses pendidikannya. Kondisi tersebut berpotensi menimbulkan burnout akademik. Penerapan mekanisme koping positif dapat menghindari terjadinya burnout akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan mekanisme koping dengan burnout akademik pada mahasiswa pasca pandemi COVID-19. Metode Penelitian dilakukan dengan pendekatan Cross Sectional dengan teknik proportionate stratified random sampling Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Demografi, Coping Strategies Inventory Short Form (CSI-SF), dan Maslach Burnout Inventory Student Survey (MBI-SS). Responden penelitian 241 mahasiswa, 89,2% perempuan dan 10,2% laki-laki, rata-rata usia responden 20 tahun. Hasil penelitian menunjukkan mekanisme koping paling banyak digunakan adalah Problem-focused engagement (PFE). Hasil MBI-SS menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa mengalami burnout akademik tingkat sedang 68,9%. Analisis uji statistik menggunakan uji Spearman’s Rho didapati hasil hubungan yang bermakna antara mekanisme koping (PFE, EFE, PFD, EFD) dengan burnout akademik (p=0,001, p=0,042, p=0,019, p=0,001). Hasil ini menunjukkan bahwa koping yang digunakan oleh mahasiswa berpengaruh terhadap burnout akademik. Sehingga diharapkan pada kondisi pasca pandemi COVID-19 ini mahasiswa menerapkan mekanisme koping efektif untuk mengelola stres dan tekanan akademik sehingga tidak menimbulkan bunrout akademik.

Post-COVID-19 pandemic brought changes to college student in their education process. This condition has the potential to cause academic burnout. Applying positive coping mechanisms can prevent academic burnout. This study aims to determine the relationship between coping mechanisms and academic burnout in college students post-COVID-19 pandemic. The research method was carried out using a cross-sectional approach with a proportionate stratified random sampling technique. The instruments used were Demographic questionnaires, Coping Strategies Inventory Short Form (CSI-SF), and the Maslach Burnout Inventory Student Survey (MBI-SS). The research respondents were 241 college students, 89.2% female and 10.2% male, the average age of the respondents is 20 years. The results showed that the most widely used coping mechanism was problem-focused engagement (PFE). The MBI-SS results show that most college students experience moderate academic burnout of 68.9%. Statistical test analysis using the Spearman's Rho test showed a significant relationship between coping mechanisms (PFE, EFE, PFD, EFD) and academic burnout (p=0.001, p=0.042, p=0.019, p=0.001). These results indicate that the coping used by college students influences academic burnout. So, it is hoped that in post-COVID-19 pandemic conditions, students will apply effective coping mechanisms to manage academic stress and pressure so that they do not cause academic burnout."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anyta Pinasthika
"Mahasiswa kedokteran melalui berbagai penyesuaian pada tahun pertama pendidikan, sehingga dapat menimbulkan stres. Mekanisme coping merupakan usaha mengatasi stres dan penggunaannya dapat dipengaruhi jenis kelamin serta asal daerah seseorang. Penelitian ini merupakan studi cross-sectional dengan sampel konsekutif dari mahasiswa tahun pertama program studi pendidikan dokter FKUI. Penelitian ini menggunakan kuesioner COPE Inventory yang telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia dan divalidasi lebih lanjut. Dari studi awal yang telah dilakukan, terjemahan kuesioner cukup reliabel skor Cronbach alpha 0.774. Sampel penelitian ini berjumlah 165 responden response rate 73 dengan skor Cronbach alpha kuesioner 0.848.
Hasil penelitian menunjukkan skor mekanisme coping tertinggi dan terendah di sampel ialah masing-masing "religious coping"dan "substance use". Hubungan asal daerah dengan mekanisme coping tidak dapat disimpulkan, karena jumlah sampel yang tidak sebanding di kedua kelompok asal daerah. Terdapat perbedaan bermakna mekanisme coping antar jenis kelamin, yaitu pada "focusing on and venting of emotions"p=0.004, "religious coping"p=0.001, "use of emotional social support"p=0.004 dan "substance use" p=0.024. "Focusing on and venting of emotions", "use of emotional social support"dan "religious coping" lebih tinggi pada perempuan, sedangkan "substance use" lebih tinggi pada laki-laki. Sebagai kesimpulan, terdapat hubungan antara jenis kelamin dan mekanisme coping, sedangkan hubungan asal daerah dan mekanisme coping tidak dapat disimpulkan.

Medical students go through various adjustments in first year of undergraduate medical education and this often leads to stress. Coping mechanism is a way to reduce stress and its use can be influenced by gender and place of origin of the person. This study is a cross sectional study with consecutive sampling of first year undergraduate medical students in Universitas Indonesia. A translated and validated COPE Inventory Questionnaire was administered in pilot study and the modified questionnaire is reliable Cronbach alpha score 0.774. 165 respondents response rate 73 filled the questionnaire with Cronbach alpha score 0.848.
Result shows overall highest and lowest coping mechanism score of respondents were "religious coping" and "substance use" respectively. Place of origin differences could not be concluded, as the sample was not comparable between two groups. There are significant gender differences in coping mechanisms "focusing on and venting of emotions" p 0.004, "religious coping" p 0.001, "use of emotional social support" p 0.004 and "substance use" p 0.024. "Focusing on and venting of emotions", "use of emotional social support" and "religious coping" score higher in females and "substance use" score higher at males. To conclude, gender shows to have significant differences in coping mechanism, while place of origin could not be concluded."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Maharini
"Dari berbagai kehilangan yang djumpai di usia lanjut, salah satunya yang terberat adalah kehilangan pasangan melalui kematian. Secara umum, kematian pasangan mendatangkan tekanan yang amat berat bagi individu yang mengalaminya terbukti dari dijumpainya peristiwa ini pada peringkat pertama dari skala penyesuaian diri atas sejumlah peristiwa dalam kehidupan, yang disusun oleh Hoimes & Rahe (1967). lndividu yang ditinggal mati pasangannya dapat dikatakan mengalami bereavement, yaitu situasi dimana individu kehilangan orang yang dicintainya melalui kematian.
Berbagai Iiteratur yang ada menunjukkan bahwa wanita lebih mampu bertahan dalam menghadapi kehidupan sendiri setelah ditinggal mati pasangan, dibandingkan dengan pria. Pada pria umumnya ataupun pria Ianjut usia khususnya, dijumpai masalah-masalah yang berkisar dari kehilangan peran sebagai pasangan, masalah rumah tangga, dan perubahan jaringan sosial. Mengingat penyesuaian terhadap kematian pasangan merupakan salah satu tugas perkembangan yang harus dihadapi pada masa usia Ianjut (Turner & Helms, 1995), maka individu yang ditinggal mati pasangan harus melakukan upaya untuk menghadapi tuntutan ataupun kesulitan yang kemudian timbul dari peristiwa ini. Secara umum, upaya yang dilakukan individu untuk menghadapi tuntutan yang mendatangkan tekanan disebut coping (Lazarus, 1976).
Secara garis besar Lazarus & Folkman (1984) membagi coping menjadi 2 dimensi yaitu coping yang mengarah pada masalah, dan coping yang mengarah pada emosi. Untuk setiap dimensi, coping dapat terjadi pada taraf kognitif, perilaku, maupun secara bersamaan. Lebih lanjut Mikulincer & Florian (1996) mengembangkan klasirikasi respon coping khusus pada situasi bereavement, dengan diferensiasi pada coping yang mengarah pada emosi yang telah dikemukakan oieh Lazarus & Folkman, yaitu meliputi strategi berfokus pada masalah, reappraisal atau penilaian ulang, reorganisasi, dan penghindaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana lanjut usia pria rnengatasi kesulitan yang timbul akibat kematian pasangan. Dengan menggunakan metode studi kasus, dilakukan wawancara terhadap empat Ianjut usia pria yang ditinggal mati istri dalam kurun waktu maksimal dua tahun, sesuai perkiraan Iamanya individu pulih dari bereavement menurut Cook & Dworkin (1992).
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa jenis coping disesuaikan dengan karakteristik masalah. Untuk masalah-masalah praktis (separti masalah rumah tangga, pendamping dalam menghadiri acara sosial), coping perilaku yang mengarah pada masalah banyak dijumpai. Sedangkan untuk masalah-masalah emosi (rasa sedih), subyek banyak menggunakan upaya kognitif untuk meredakannya. Coping yang menonjol dari para subyek dalam menghadapi emosi yang menekan adalah berpaling pada keyakinan religius. Strategi berfokus pada masalah dengan melakukan tindakan tertentu juga efektif meredakan emosi yang menekan. Strategi reappraisai atau penilaian ulang banyak dijumpai dalam bentuk pengarahan atensi secara selektif terhadap informasi positif seputar peristiwa kematian istri. Keempat subyek sudah menunjukkan upaya reorganisasi dengan berbagai pengalaman positif maupun negatif selama menjalani masa kehilangan. Adapun faktor yang berperan dalam membantu mengatasi kesulitan pada masa bereavement dapat dibedakan menjadi faktor dari dalam diri subyek dan dari Iuar. Faktor dari dalam berupa iman, karakteristik kepribadian, dan pengalaman terlibat dalam tugas kerumahtanggaan, sedangkan faktor dari Iuar meliputi dukungan sosial serta masih adanya kesibukan rutin untuk dijalani. Dari hasil penelitian ini, disarankan untuk mengembangkan pusat penanganan masalah bagi para Ianjut usia yang mengalami kehilangan pasangan. Penelitian lanjutan dapat diarahkan untuk mengetahui perbedaan pengaruh dukungan sosial yang diperoleh lanjut usia berdasarkan sumber dukungan (dari pihak keluarga ataukah teman-teman), maupun bentuk-bentuk dukungan sosial yang diperiukan Ianjut usia sesuai dalam tahapan waktu tertentu selama menjalani masa kehilangan pasangan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S2618
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini mencoba lebih lanjut meneliti fenomena pengaruh buruk stres terhadap kemampuan pasangan melakukan coping dengan membedakan sumber stres dan menggunakan analisa diadik. Penelitian ini menguji pengaruh stres internal dan stres eksternal terhadap coping diadik negatif pasangan. Data dikumpulkan dari 203 pasangan, metode statistik dilakukan mengikuti Actor-Partner Interdependece Model (APIM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres eksternal tidak mempunyai pengaruh langsung terhadap coping diadik negatif, tapi stres eksternal akan mempengaruhi stres internal yang kemudian akan mempengaruhi coping diadik negatif. Stres internal mempunyai orientasi pasangan, oleh karena itu stres internal suami bukan hanya mempengaruhi coping suami, tetapi juga istri. "
JPSU 1:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lystia Tri Utami
"Masa transisi menjadikan remaja sebagai kelompok berisiko pada masalah kesehatan perkotaan. Salah satu masalah kesehatan masyarakat perkotaan pada remaja adalah kekerasan. Kekerasan di remaja merupakan ketidakefektifan koping terhadap stressor. Karya Ilmiah Akhir ini memberikan gambaran tentang latihan asertif untuk mengatasi masalah ketidakefektifan koping pada remaja. Implementasi yang telah dilakukan terdiri dari implementasi yang bersifat kognitif dan psikomotor dengan pendekatan lima tugas kesehatan keluarga. Latihan asertif merupakan intervensi unggulan dalam asuhan keperawatan yang diberikan kepada remaja. Latihan asertif dapat menjadi koping efektif dalam mengatasi stressor. Hasil evaluasi selama kunjungan bulan Mei dan Juni yaitu terjadi penurunan emosi pada remaja, remaja mampu mengungkapkan pendapat atau masalah dan rasa ketidaksukaan secara asertif. Karya tulis ini diharapkan dapat menjadi sumber dalam memberikan promosi kesehatan bagi remaja.

Transition make a adolescent as a group at risk for urban health problems. One of the urban health problems for adolescent is violence. Violence as a result for ineffective coping with stressors. This paper to overview of assertiveness training for problem solving of ineffective coping in adolescent. Implementation consisted of cognitive and psychomotor skills that approach on five family health tasks. Assertiveness training is an excellent intervention in nursing care provided to adolescent. Assertiveness training is one of efectiveness coping that can used by adolescent. The result of evaluation in May and June are adolescent emotion decresed, Assertiveness training can be effective for coping of the stressor. The results of the evaluation during a visit in May and June are the decrease of emotions in adolescents, teenagers are able to express their opinions and problems assertively. This paper is expected to be a resource in providing health promotion for adolescents.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Restu Wardhani
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S3070
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>