Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191090 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tassya Lay
"Latar Belakang: Kesehatan mulut mengacu pada kesehatan gigi, gingiva, dan seluruh sistem mulut-wajah yang memungkinkan kita untuk tersenyum, berbicara, dan mengunyah. Kesehatan mulut yang buruk dapat memperburuk kondisi kesehatan umum, juga sebaliknya. Kolaborasi yang baik antara tenaga kesehatan merupakan hal yang penting dalam memberikan perawatan mulut. Untuk membangun kolaborasi yang baik, edukasi perawatan kesehatan mulut diperlukan.
Tujuan: Untuk mengetahui tingkat kesadaran, sikap, dan persepsi tentang kesehatan gigi dan mulut yang dimiliki mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, dan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Angkatan 2021.
Metode: Penelitian deskriptif analitik potong lintang pada 442 mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan realibilitasnya.
Hasil Penelitian: Dari 442 mahasiswa, sebanyak 223 mahasiswa (50,5%) memiliki tingkat kesadaran, sikap, dan persepsi yang tinggi. Namun, tingkat kesadaran, sikap, dan persepsi yang dimiliki mahasiswa FIK lebih rendah dibandingkan mahasiswa FK dan FKG, dengan 65,8% mahasiswa FIK memiliki tingkat kesadaran, sikap, dan persepsi yang rendah, sedangkan mayoritas mahasiswa FK (51,9%) dan FKG (63,2%) memiliki tingkat kesadaran, sikap, dan persepsi yang tinggi.
Kesimpulan: Sebagian besar mahasiswa (50,5%) memiliki tingkat kesadaran, sikap, dan persepsi yang tinggi. Tingkat kesadaran, sikap, dan persepsi responden dipengaruhi asal fakultas.

Background: Oral health refers to the health of teeth, gums, and the entire mouth-face system that enables us to smile, talk, and chew. Poor oral health can worsen general health conditions. Good collaboration between health workers is important to providing oral health care. In order to promote collaborative oral health care, oral health care education is needed.
Objectives: To determine the level of awareness, attitudes, and perceptions of oral health care among students of Health Sciences Cluster, Universitas Indonesia, batch 2021.
Methods: Cross-sectional analytic descriptive study method involving 442 students of Health Science Cluster, Universitas Indonesia using valid and reliable questionnaire.
Results: 223 out of 442 students (50,5%) had high level of awareness, attitudes, and perceptions of oral health care. However, the level of awareness, attitudes, and perceptions of nursing students were lower than medical students and dental students, 65.8% of nursing students had low levels of awareness, attitudes, and perceptions, while the majority of medical students (51.9%) and dental students (63.2%) had high level of awareness, attitudes, and perceptions.
Conclusion: Most students (50,5%) had high level of awareness, attitudes, and perceptions. The level of awareness, attitudes, and perceptions were influenced by faculty.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilla Zahradu Andrapis
"Latar Belakang : Penurunan kapasitas fisik dan peningkatan risiko penyakit terjadi seiring pertambahan usia. Kesehatan rongga mulut saling berhubungan dengan kesehatan umum. Selain itu, adanya ketidakmerataan dokter gigi menjadi alasan dibutuhkannya kerjasama antara dokter gigi dan tenaga kesehatan selain dokter gigi, seperti mahasiswa bidang kesehatan. Penelitian ini, dilakukan untuk menganalisis penilaian kesehatan gigi dan mulut lansia oleh mahasiswa bidang kesehatan dibandingkan dengan dokter gigi menggunakan Oral Health Assessment Tool (OHAT). Tujuan : Untuk mengetahui reliabilitas OHAT versi Bahasa Indonesia yang dilakukan oleh mahasiswa bidang kesehatan dan dokter gigi. Metode : Penelitian deskriptif analitik potong lintang pada 57 lansia Panti Werdha Budi Mulia 03 dengan pencatatan data sosiodemografis dan pemeriksaan intraoral menggunakan kuesioner oleh mahasiswa bidang kesehatan dan dokter gigi. Hasil Penelitian : Terdapat perbedaan bermakna terhadap rerata total OHAT versi Bahasa Indonesia. Reliabilitas antar pemeriksa terhadap total skor OHAT adalah sedang. Reliabilitas kesepakatan antar pemeriksa terhadap penilaian 8 kategori OHAT versi Bahasa Indonesia buruk hingga kuat. Kesimpulan : Diperlukan pelatihan kepada mahasiswa bidang kesehatan yang memadai terkait penilaian rongga mulut lansia menggunakan OHAT versi Bahasa Indonesia untuk meningkatkan reliabilitas antar pemeriksa.

Background: Decreased physical capacity and increased risk of disease occur with increasing age. Oral health is interconnected with general health. Apart from that, the unequal distribution of dentists is the reason for the need for collaboration between dentists and health workers other than dentists, such as health students. This research was conducted to analyze the assessment of the dental and oral health of the elderly by health students compared to dentists using the Oral Health Assessment Tool (OHAT). Objective: To determine the reliability of the Indonesian version of OHAT carried out by health and dentist students. Method: Cross-sectional analytical descriptive research on 57 elderly people at Budi Mulia 03 Nursing Home by recording sociodemographic data and intraoral examination using questionnaires by health students and dentists. Research Results: There is a significant difference in the total mean of the Indonesian version of OHAT. Inter-examiner reliability of the total OHAT score was moderate. The reliability of agreement between examiners regarding the assessment of the 8 OHAT categories in the Indonesian version was poor to substantial agreement. Conclusion: Adequate training is needed for health students regarding the assessment of the oral cavity of the elderly using the Indonesian version of the OHAT to increase inter-examiner reliability."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Pontiviana Akbari
"Latar belakang: Angka kejadian Early Childhood Caries di Indonesia termasuk tinggi di dunia yaitu 90% untuk anak usia 5 tahun pada tahun 2018. Banyak faktor terkait dengan hal itu, salah satunya adalah orang tua dan juga para pengasuh yang masih mempercayai mitos terutama mitos mengenai kesehatan gigi dan mulut. Mitos juga memiliki pengaruh yang kuat pada proses pencarian pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kepercayaan ibu terhadap mitos mengenai kesehatan gigi di Indonesia.
Metode: Penelitian dengan desain potong lintang menggunakan kuesioner online yang disebarluaskan kepada para ibu hamil dan atau ibu menyusui dan atau yang memiliki anak balita di Indonesia selama 10 hari. Mulai tanggal 22 Juli sampai 2 Agustus 2022. Kuesioner terdiri atas 4 domain yaitu biodata responden, riwayat  kesehatan  responden,  mitos kesehatan  gigi  ibu  hamil  dan  menyusui, mitos kesehatan gigi anak balita. Hasil: Jumlah responden sebanyak 895 orang dan yang termasuk kedalam kriteria inklusi sebanyak 801 orang responden dan mayoritas adalah ibu menyusui (47,2%) dengan rerata usia 31,7 tahun (±4,7 tahun) dan rerata jumlah anak responden 1,8 (±1,1). Ibu dengan pendidikan formal dasar lebih mempercayai mitos (r=0,001, p<0,05) begitu juga dengan Ibu Rumah Tangga dibandingkan dengan ibu yang bekerja diluar rumah (r=0,001, p<0,05). Ibu yang pernah melakukan kunjungan ke dokter gigi sebelum hamil (r=0,001, p<0,05) maupun selama kehamilan (r=0,001, p<0,05) kurang memiliki kepercyaan terhadap mitos dibandingkan dengan ibu yang tidak pernah melakukan kunjungan ke dokter gigi. Tingkat kepercayaan terhadap mitos paling tinggi yaitu pada ibu hamil dibandingkan dengan ibu menyusui ataupun ibu yang memiliki anak balita (r=0,010, p<0,05). Kesimpulan: Faktor latar belakang pendidikan baik pendidikan ibu maupun suami, pekerjaan ibu dan riwayat kunjungan ibu ke dokter gigi merupakan fakto-faktor yang berhubungan dengan tingkat kepercayaan ibu terhadap mitos kesehatan gigi anak balita.

Myth belief might have an impact on oral health, especially in mothers. The aim of this study was to describe the myths related to oral health and the belief in such myths by pregnant women, breastfeeding mothers, and mothers with preschool children in Indonesia. A cross-sectional study was conducted using a self-administered online questionnaire. The questionnaire was designed to collect data on the sociodemographics and medical histories of mothers, oral health histories of mothers and their children, oral health behavior during pregnancy, and related myths and beliefs. The identified myths and associated variables were then analyzed. A total of 895 respondents participated; however, only 801 respondents were eligible for inclusion in the analysis. Women who were housewives, had a lower educational levels, and had not visited a dentist before or during pregnancy tended to believe in myths. In Indonesia, belief in myths related to oral health exists and may potentially be a barrier to optimizing maternal and child oral health, and health in general. Educating the community about myths and facts in oral health is encouraged."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Putri Rahmadita
"Latar Belakang : Kesehatan mulut merupakan masalah kesehatan masyarakat utama yang dapat mengenai semua kelompok populasi, dan kelompok anak usia dini penting untuk diperhatikan. Masalah kesehatan mulut yang paling penting pada masa ini adalah Early Childhood Caries (ECC). ECC dapat dicegah dengan pemberian pendidikan kesehatan kepada anak. Taman Kanak-Kanak (TK) tepat untuk dijadikan sebagai pusat pendidikan kesehatan bagi anak, dan guru TK memainkan peranan penting dalam hal ini. Namun ditemukan bahwa pengetahuan, sikap, dan praktik guru TK masih kurang serta terdapat beberapa faktor yang memengaruhi hal ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara berbagai karakteristik pribadi guru TK dan pengetahuan, sikap, dan praktik mengenai kesehatan mulut di Jakarta Selatan.
Metode: Studi analitik observasional cross-sectional dengan metode convenience sampling dilakukan pada beberapa TK di Jakarta Selatan dengan menggunakan kuesioner secara daring yang disebarluaskan melalui pesan grup WhatsApp dan melibatkan 253 guru TK. Kuesioner digunakan untuk pengambilan data karakteristik pribadi serta pengetahuan, sikap, dan praktik guru TK mengenai kesehatan mulut. Analisis statistik meliputi statistik deskriptif, uji korelasi Spearman, dan uji bivariat (p < 0,05).
Hasil: 66,4% guru TK memiliki pengetahuan yang baik, 53% guru TK memiliki sikap yang baik, dan 55,7% guru TK memiliki praktik yang baik mengenai kesehatan mulut. Terdapat hubungan positif signifikan antara pengetahuan dan sikap, pengetahuan dan praktik, dan sikap dan praktik guru TK mengenai kesehatan mulut. Terdapat perbedaan signifikan antara status pernikahan, anak, dan pengalaman pelatihan kesehatan mulut dengan pengetahuan mengenai kesehatan mulut (p < 0,05).
Kesimpulan: Sebagian besar guru TK sudah memiliki pengetahuan, sikap, dan praktik yang baik mengenai kesehatan mulut. Terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap, pengetahuan dan praktik, dan sikap dan praktik guru TK mengenai kesehatan mulut. Karakteristik pribadi guru TK seperti status pernikahan, anak, dan pengalaman pelatihan kesehatan mulut memiliki hubungan dengan pengetahuan mengenai kesehatan mulut.

Background: Oral health is a major public health problem that can affects all population group, and it is important to pay attention to early childhood group. The most important oral health problem at this time is Early Childhood Caries (ECC). ECC can be prevented by providing health education to children. Kindergarten has become an approriate place as a center for health education for children and kindergarten teacher plays important role in this. However, it was found that teachers were still lacking in knowledge, attitude, and practice and there were several factors that influenced this. This study aims to determine the relationship between kindergarten teachers’ various personal characteristics and knowledge, attitude, and practice regarding oral health in South Jakarta.
Methods: A cross-sectional observational analytic study using the convenience sampling method was conducted in several kindergartens in South Jakarta using an online questionnaire which was distributed via WhatsApp group message and involved 253 kindergarten teachers. The questionnaire was used to collect data on kindergarten teachers’ personal characteristics and knowledge, attitude, and practice regarding oral health. Statistical analysis included descriptive statistics, Spearman correlation test, and bivariate test (p < 0,05).
Results: 66,4% of kindergarten teachers had good knowledge, 53% of kindergarten teachers had good attitude, and 55,7% of kindergarten teachers had good practice regarding oral health. There was a significant positive correlation between kindergarten teachers’ knowledge and attitude, knowledge and practice, and attitude and practice regarding oral health. There was a significant difference between marital status, children, and oral health training experience with knowledge regarding oral health (p < 0,05).
Conclusion: Most kindergarten teachers already had good knowledge, attitude, and practice regarding oral health. There was a correlation between kindergarten teachers’ knowledge and attitude, knowledge and practice, and attitude and practice regarding oral health. Kindergarten teachers’ personal characteristics such as marital status, children, and oral health training experience were associated with knowledge regarding oral health.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Andriani Zahra
"Latar Belakang: Merokok telah menjadi ancaman serius bagi kesehatan selama empat abad terakhir, menyebabkan lebih dari 8 juta kematian dini setiap tahun. Di Indonesia, 28,96% penduduk usia 15 tahun ke atas adalah perokok. Meskipun banyak yang menyadari dampak buruknya, praktik ini masih tinggi. Penelitian di Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM) FKG UI mengeksplorasi hubungan antara pengetahuan pasien tentang dampak merokok terhadap kesehatan mulut dengan sikap mereka terhadap berhenti merokok. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan pasien tentang dampak merokok terhadap kesehatan mulut dengan sikap pasien terhadap upaya berhenti merokok. Metode: Studi analitik potong lintang menggunakan kuesioner pada pasien RSKGM FKG UI. Data dianalisis menggunakan perangkat lunak statistik SPSS. Hasil: Sebanyak 75 pasien RSKGM FKG UI berpartisipasi. Responden (>50%) merokok setiap hari, dengan dominasi responden laki-laki dan kelompok usia remaja akhir. Responden (60%) menyatakan menggunakan rokok filter. Responden (42,7%) menggunakan rokok konvensional kurang dari 12 batang/hari. Jenis kelamin, frekuensi merokok, dan tipe rokok yang diugnakan berhubungan dengan pengetahuan pasien terhadap efek merokok. Berhenti merokok dalam jangka waktu tertentu dan frekuensi merokok berhubungan dengan sikap pasien terhadap berhenti merokok. Terdapat korelasi positif yang lemah antara pengetahuan pasien tentang dampak merokok dan sikap mereka untuk berhenti merokok, yang berarti bahwa semakin baik pengetahuan pasien tentang dampak merokok, semakin besar pengaruhnya terhadap sikap pasien untuk berhenti merokok. Kesimpulan: Sebagian besar responden penelitian sudah menyadari dampak berbahaya dari merokok. Mayoritas responden penelitian berkeinginan untuk berhenti merokok namun tidak ingin berpartisipasi dalam program berhenti merokok.

Background: Smoking poses a significant health threat, causing over 8 million premature deaths annually globally. In Indonesia, where 28.96% of the population aged 15 and above are smokers, the prevalence remains high despite widespread awareness of its detrimental effects. Research at the Dental Hospital of Faculty of Dentistry Universitas Indonesia (FDUIDH) investigated the correlation between patient knowledge regarding smoking's impact on oral health and their willingness to quit. Aim: To know the association between patients’ knowledge on the effects of smoking on oral health with their attitude towards its cessation. Methods: Cross-sectional analytical study using questionnaires on FDUIDH patients. Data were analysed using SPSS statistical software. Results: A total of 75 FDUIDH patients participated. Respondents (>50%) smoke every day, with a predominance of male respondents and the late teens age group. Respondents (60%) stated that they used filter cigarettes. Respondents (42.7%) used conventional cigarettes less than 12 cigarettes/day. Gender, frequency of smoking, and the types of cigarettes are related to patients' knowledge of the effects of smoking. Stopped smoking within a certain period and frequency of smoking are related to patients' attitudes towards smoking cessation. There is a weak positive correlation between patients' knowledge about the effects of smoking and their attitude of smoking cessation, implying that the better the patient's knowledge of the effects of smoking, the greater the influence it has on the patient's attitude towards quitting. Conclusion: Most research participants are already aware of the harmful effects of smoking. The majority of research respondents desire to quit smoking but do not want to participate in a smoking cessation programme."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairissa muthia, Author
"Latar belakang: Stunting masih menjadi salah satu masalah gizi kronis dengan prevalensi yang cukup tinggi di dunia. Saat ini, di Indonesia, prevalensi kondisi stunting masih melebihi batasan dari ketentuan WHO (World Health Organization) yaitu ambang batas prevalensi masalah stunting sebesar <20%. Penyakit karies dan status gizi seseorang dapat saling berhubungan satu sama lain. Karies gigi sulung yang tidak dirawat dapat berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Tujuan: Mengetahui prevalensi stunting dan karies pada anak usia 5 tahun di Indonesia serta melihat hubungan antara status kesehatan gigi dan mulut dengan stunting anak usia 5 tahun. Metode: Penelitian cross-sectional pada 410 anak berusia 5 tahun melalui kuisioner data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 dan pemeriksaan klinis gigi. Hasil: Prevalensi stunting pada 410 anak usia 5 tahun adalah 25,4%. Tingkat keparahan karies paling banyak ditemukan pada kategori S-ECC sebesar 260 anak (63,5%). Berdasarkan uji Chi-square, terdapat hubungan (p= 0,001) antara stunting dengan tingkat pendidikan orang tua dan sosial ekonomi. Tidak terdapat hubungan antara karies dengan stunting. Kesimpulan:Terdapat hubungan bermakna antara tingkat pendidikan orang tua dan status sosioekonomi dengan status gizi berupa stunting.

Background: Stunting, is one of the chronic malnutrition problems with a relatively high prevalence in the world. Nowadays, in Indonesia, the prevalence of stunting conditions still exceeds the limits of threshold prevalence of the World Health Organization (WHO) provisions which is <20%. Caries disease and nutritional status can be related to one another. Untreated caries in deciduous teeth can affect a nutritional status in individuals. Objective: This study aims to determine the prevalence of stunting and caries disease of 5 year old children in Indonesia and to determine the relationship between oral health status with stunting of 5 year-old children. Method: A cross-sectionl study of 410 children aged 5 years old through clinical tooth examinations and questionnaire of National Health Survey 2018. Results: The prevalence of stunting in 410 children aged 5 years old was 25,4%. Caries severity was mostly found in the S-ECC category of 260 children (63,5%). Based on the Chi-square test, there is a correlation (p=0,001) between stunting with the level of parenteral education and sosioeconomic status. There is no correlation between caries and stunting. Conclusion: There is a significant correlation between the level of parenteral education and socioeconomic status with nutritional status in the form of stunting."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ubaida Ahmad Alhety
"Latar belakang: Pengetahuan mengenai kesehatan periodontal merupakan salah satu cara untuk mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan gigi dan mulut.
Tingkat pengetahuan yang tinggi terhadap kesehatan periodontal bisa menjadi penghalang potensial untuk upaya pencegahan kesehatan periodontal dan mulut
yang efektif. Tujuan: Mengevaluasi gambaran tingkat pengetahuan mengenai kesehatan jaringan periodontal pada mahasiswa Universitas Indonesia angkatan
2017. Metode: Penelitian menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan potong lintang menggunakan kuesioner melalui Google Form. Subjek penelitian sebanyak 234 orang yang terdiri atas 100 laki-laki dan 134 perempuan. Data dianalisis dengan menggunakan uji komparatif. Hasil: Terdapat perbedaan tingkat pengetahuan mengenai kesehatan jaringan periodontal pada mahasiswa UI 2017 berdasarkan jenis kelamin dan terdapat perbedaan tingkat pengetahuan mengenai kesehatan jaringan periodontal berdasarkan rumpun ilmu. Kesimpulan:
Pengetahuan mengenai kesehatan jaringan periodontal pada mahasiswa perempuan lebih tinggi dari laki-laki, dan mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK) mempunyai tingkat pengetahuan mengenai kesehatan jaringan periodontal yang lebih tinggi dari mahasiswa rumpun ilmu yang lain.

Background: The knowledge about periodontal health is one way to prevent and
overcome dental and oral health problems. A high level of knowledge about periodontal health can be a potential barrier that can affect oral and periodontal health prevention efforts. Objective: To evaluate the level of knowledge regarding periodontal health among students of Universitas Indonesia class 2017. Methods: This study used an analytic observational design with a cross-sectional approach,
using questionnaire via Google Form. The research subjects were 234 students consisting of 100 male and 134 female. Data were analyzed using a comparative
test. Results: There is a difference in the level of knowledge regarding the health of periodontal tissue among Universitas Indonesia students class 2017 based on gender, and there is a difference in the level of knowledge about periodontal tissue health among Universitas Indonesia students class 2017 based on faculties clusters. Conclusions: The level of knowledge regarding periodontal tissue health in female students was higher than that of male students, and students of the health science faculties (RIK) had a higher level of knowledge about periodontal tissue health than students of other disciplines.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shera Cynthia Islami
"Latar Belakang: Berdasarkan laporan Riskesdas (2018), terdapat sekitar 77 juta perokok berusia diatas 15 tahun di Indonesia. Banyaknya masyarakat yang mulai merokok pada saat remaja dan peningkatan jumlah perokok remaja di Indonesia menjadikan remaja sebagai target untuk pencegahan dan intervensi kebiasaan merokok. Pengetahuan dan kesadaran mengenai bahaya merokok serta motivasi berhenti merokok diketahui mejadi faktor dalam mencegah kebiasaan merokok dan memprediksi peluang seseorang berhenti merokok. Tujuan: Untuk mengetahui kesadaran dan tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok pada rongga mulut serta motivasi berhenti merokok pada siswa SMA di Jakarta beserta variabel yang berkontribusi terhadapnya. Metode penelitian: Studi analisis cross-sectional pada 552 siswa SMA di Jakarta. Kesadaran dan tingkat pengetahuan diukur menggunakan kuesioner penelitian AlAbdullah, dkk (2019). Kuesioner penelitian Joly, dkk (2017) digunakan untuk mengukur tingkat motivasi berhenti merokok. Kedua kuesioner selanjutnya melalui proses adaptasi lintas budaya, uji validitas, dan uji reliabilitas terlebih dahulu sebelum digunakan. Pengambilan data dilakukan melalui dua tahap yaitu total sampling di SMAN 77 Jakarta Pusat pada tahap pertama dan convenience sampling pada tahap kedua. Hasil: Mayoritas siswa (n = 493, 89,3%) telah sadar akan bahaya merokok pada rongga mulut. Terdapat 324 (65,72%) siswa dari siswa yang sadar masih memiliki tingkat masih memiliki tingkat pengetahuan yang rendah, yaitu hanya dapat mengetahui paling banyak empat dari sepuluh efek spesifik merokok terhadap rongga mulut. Efek spesifik merokok terhadap rongga mulut yang paling banyak diketahui oleh siswa adalah bau mulut dan yang paling sedikit siswa ketahui adalah nyeri saat mengunyah. Terdapat hubungan bermakna antara beberapa karakteristik sosiodemografi terhadap kesadaran dan pengetahuan siswa. Siswa perempuan, memiliki niat berhenti merokok dan belum lama merokok memiliki kesadaran lebih baik. Siswa yang tidak pernah merokok memiliki kesadaran dan tingkat pengetahuan lebih baik. Selain itu, motivasi berhenti merokok masih rendah pada 22 (43,1%) dari 51 siswa yang pernah merokok. Terdapat korelasi linear antara skor motivasi berhenti merokok terhadap ratarata nilai rapor, status berhenti merokok, lama merokok, dan niat berhenti merokok. Semakin tinggi nilai rapor, semakin lama siswa telah berhenti merokok, dan pada siswa yang memiliki niat berhenti merokok, semakin tinggi pula tingkat motivasi siswa untuk berhenti merokok, hal sebaliknya terjadi pada siswa yang semakin lama merokok. Lebih lanjut, tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat motivasi berhenti merokok terhadap kesadaran (p = 0,136) dan tingkat pengetahuan (p = 0,504) mengenai bahaya merokok pada rongga mulut. Kesimpulan: Mayoritas siswa SMA di Jakarta telah sadar bahwa merokok membahayakan rongga mulut, namun tingkat pengetahuan mengenai efek spesifik rokok terhadap rongga mulut dan tingkat motivasi berhenti merokok masih rendah. Dibutuhkan intervensi lebih lanjut untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mengenai bahaya merokok pada remaja sebagai upaya mencegah perilaku merokok pada remaja dan membantu remaja berhenti merokok

Background: According to Riskesdas (2018), there are over 77 million 15-years-old and above smokers in Indonesia. The fact that most of smokers in Indonesia start smoking during adolescent makes it as the right target for prevention and intervention of smoking. Awareness and knowledges about the jeopardy effect of smoking on health have known to be protective factors for smoking. Meanwhile, motivation to stop smoking plays role in predicting smoking cessation. Objective: To asess the awareness and knowledge about the jeopardy effects of smoking on oral health and smoking cessation motivation among high school students in Jakarta along with their contributing variables. Method: An analytic questionnaire-based cross-sectional study was conducted among 552 high school students in Jakarta. Questionnaire from AlAbdullah, et al (2019) was used to asses awareness and knowledge. Smoking cessation motivation was assed using questionnaire from Joly, et al (2017). Both questionnaires have undergone cross-cultural adaptation, validity, and reliability test. There were two steps of data collection, the first step was using total sampling on students from Public Senior Highschool number 77 in Central Jakarta and the second step was using convenience sampling to senior high school students in Jakarta. Results: The majority of students were aware (n = 493, 89.3%) about the jeopardy effects of smoking on oral health. However, there were 324 (65,72%) students that still had low knowledge level among students who aware, students mentioned were only able to mention maximum four specific effects of smoking on oral health. The most known effect was bad odor and the least was painful chewing. There were significant associations between awareness with gender, intention to quit smoking, smoking status, and duration of smoking. Female students, students who have intention to quit smoking, never smoke, and have shorter smoking duration were more likely to aware than the contra group. With respect to knowledge, students who have never smoked were more likely to have higher knowledge level. Aside of that, the level of smoking cessation motivation was still low on 22 (43,1%) over 51 students who have smoked. There are linier correlations between motivation score with academic score, abstinence duration, smoking period, and the intention to quit smoking. The higher academic score, the longer abstinence from smoking, the shorter smoking duration, and having intention to quit smoking, the higher the motivation to quit smoking will be. However, there was no any statistically significant difference between smoking cessation motivation with awareness (p = 0.136) and knowledge (p = 0.504). Conclusion: Most of the students were aware that smoking affects oral health. However, the level of knowledge about further effects and smoking cessation motivation was still low. Thus, more interventions are required to address these issues in order to prevent adolescencts from smoking and promote smoking cessation on adolescents who smoke."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Ayu Ratih Utari Mayun
"Kepuasan pasien terhadap perawatan gigi tiruan lepasan dipengaruhi oleh banyak faktor. Keberhasilan perawatan gigi tiruan lepasan dapat diukur berdasarkan nilai persepsi pasien terhadap perawatan yang diterimanya dan kualitas hidup dari aspek kesehatan gigi dan mulut OHRQoL.
Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan alat ukur kepuasan pasien menggunakan kuesioner Turker's Patient's Perceptions bahasa Indonesia, dan menganalisis hubungan antara kepuasan pasien dengan OHRQoL pemakai gigi tiruan lepasan. Sebanyak 140 pemakai gigi tiruan lepasan GTL atau GTLT atau GTSL berpartisipasi dalam penelitian potong lintang ini. Dilakukan validasi kuesioner Turker's Pasient's Perceptions. Kemudian wawancara untuk pengisian kuesioner Turker's Pasient's Perceptions bahasa Indonesia yang telah divalidasi dan kuesioner Kualitas Hidup Lansia serta pemeriksaan rongga mulut.
Hasil penelitian didapatkan uji validasi dan reliabilitas menunjukan nilai Cronbach's Alpha 0,743. Terdapat hubungan bermakna antara kepuasan pasien menggunakan kuesioner Turker's Patient's Perceptions bahasa Indonesia dengan OHRQoL p=0,000. Analisis multivariat menunjukan variabel lama pemakaian gigi tiruan lepasan paling mempengaruhi kepuasan pasien dan pengalaman memakai gigi tiruan lepasan paling mempengaruhi OHRQoL.
Kesimpulan penelitian ini diperoleh alat ukur kepuasan pasien yang valid dan reliabel berupa kuesioner Turker's Patient's Perceptions-ID. Terdapat hubungan antara kepuasan pasien dengan OHRQoL. Lama pemakaian gigi tiruan mempengaruhi kepuasan pasien dan pengalaman memakai gigi tiruan mempengaruhi OHRQoL.

Patient's satisfaction with prosthodontic treatment is affected by many factors. Success of removable denture treatment can be measured using an index to evaluate patients'perceptions of their treatment and their oral health related quality of life OHRQoL.
The objectives of this research are to analyze the relationship between patient satisfaction using Turker's Patient's Perceptions questionnaire and the OHRQoL of removable denture wearers. One hundred and forty removable denture wearers complete dentures, single complete dentures and removable partial dentures participated in this cross sectional study. Participants were interviewed using a validated Turker's Patient's Perceptions questionnaire in Indonesia and an OHRQoL questionnaire.
The results are there was a significant relationship between patient's satisfaction and OHRQoL p 0.000. Multivariate analysis showed that the duration of using removable dentures had a significant effect on patient's satisfaction using Turker's Patient's Perceptions questionnaire. The experience of using removable dentures showed a significant effect on OHRQoL.
Conclusion are Turker's Patient's Perceptions ID questionnaire are valid and reliable. There was a relationship between patient's satisfaction and their OHRQoL. The duration of using removable dentures affected patient's satisfaction and the experience of using removable dentures affected OHRQoL.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Silke Ramadhani Tresnatri
"Latar belakang: Merokok merupakan salah satu faktor risiko yang dapat menimbulkan
berbagai macam masalah pada kesehatan termasuk pada gigi dan mulut. Jumlah perokok
di Indonesia tinggi dan menurut Riskesdas (2013) usia pertama kali merokok paling
tinggi di Indonesia adalah pada kelompok umur 15 – 19 tahun yang merupakan remaja.
Selain itu, jumlah perokok yang merupakan pelajar di Bogor juga cukup tinggi. Oleh
karena itu, perlu dilakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap pada
remaja khususnya siswa SMAN 3 bogor mengenai dampak merokok terhadap kesehatan
gigi dan mulut menggunakan media poster. Tujuan: Mengetahui efektivitas poster
melalui daring dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap dari siswa SMA mengenai
dampak merokok terhadap kesehatan gigi dan mulut Metode: Dilakukan penelitian
secara daring dengan kuesioner yang menggunakan desain studi pre-experimental dengan
rancangan one group pretest-posttest design pada siswa SMAN 3 Bogor yang berusia 15-
19 tahun. Responden penelitian terdiri dari 410 orang yang dipilih melalui metode
purposive sampling. Hasil: Berdasarkan uji Wilcoxon, terdapat perbedaan bermakna
secara statistik pada rerata nilai pre-test dan post-test pengetahuan (p < 0,05) namun tidak
ada perbedaan bermakna pada rerata sikap (p > 0,05). Berdasarkan uji Effect Size Cohen’s
d, efektivitas poster dalam meningkatkan pengetahuan siswa mengenai dampak merokok
terhadap kesehatan gigi dan mulut relatif kecil. Kesimpulan: Terdapat peningkatan
pengetahuan namun tidak terjadi peningkatan sikap pada siswa SMAN 3 Bogor.
Evektivitas poster dalam meningkatkan pengetahuan relatif kecil dan poster tidak efektif
dalam meningkatkan sikap

Background: Smoking is one of the risk factors that can cause a lot of problems in health
including oral health. The number of smokers in Indonesia is high and according to
Riskesdas (2013) the highest age group to start smoking is between 15 to 19 years old
which is the teenager. Other than that, the number of smokers amongst students in Bogor
is quite high. Based on those statements, the need to educate students in 3 Senior High
School Bogor is important to increase the knowledge and attitude of the students about
smoking effects on oral health by using poster as a media which was posted online.
Objectives: To identify the effectivity of online posted poster in increasing knowledge
and attitude of senior high school’s students about smoking effects on oral health.
Methods: This research has been done through online questionaires by using preexperimental
study with one group pretest-posttest design towards the students in 3
Senior High School Bogor aged 15-19. Result: Based on Wilcoxon test, there is
statistically significant difference between the mean of pre-test and post-test score in
knowledge (p < 0,05) but there is no statistically significant difference in attitude. Based
on Effect Size Cohen’s d test, the effectivity of poster in increasing knowledge of the
students about smoking effect on oral health is relatively small. Conclusion: There is an
increase in knowledge but there is no increase in attitude of the 3 Senior High School
Bogor’s students. Poster effectivity in increasing knowledge is relatively small and poster
is not effective in increasing attitude.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>