Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20456 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kurnia Laniati Syakira
"Prefektur Wakayama merupakan pelopor dari berkembangnya gaya kerja workation di Jepang. Perkembangan workation di Prefektur Wakayama juga mendorong upaya revitalisasi regional terutama di sektor pariwisata. Daya tarik wisata merupakan faktor utama yang memotivasi wisatawan mengunjungi suatu destinasi wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan daya tarik wisata dalam memengaruhi motivasi wisatawan memilih Prefektur Wakayama sebagai destinasi workation dan cara workation berdampak pada pengembangan pariwisata Wakayama. Penulis menggunakan teori daya tarik wisata Cho, 2000 untuk dan penelitian dianalisis menggunakan teknik analisis isi (content analysis). Hasil analisis menunjukkan bahwa upaya pemerintah Wakayama dalam membangun citra prefektur Wakayama dan mengembangkan potensi sumber daya wisata serta fasilitas workation yang membantu Prefektur Wakayama menjadi salah satu pilihan utama destinasi workation untuk wisatawan. Hasil dari perkembangan workation di Prefektur Wakayama merupakan upaya kolektif dari pemerintah Wakayama dan juga pihak swasta seperti perusahaan-perusahaan yang turut dalam kolaborasi dengan pemerintah mengirim karyawan dan membuka peluang revitalisasi ekonomi di Prefektur Wakayama.

Wakayama Prefecture is a pioneer in the development of the workation style of work in Japan. The development of workation in Wakayama Prefecture also encourages regional revitalization efforts of the government, especially in the tourism sector. Tourist destination’s attractiveness is one of the main factors that motivates tourists to visit a destination. This study aims to determine the connection of tourist attraction in influencing the motivation of tourists to choose Wakayama Prefecture as a workation destination and how workation has an impact on the development of Wakayama tourism. The author uses the theory of destination attractiveness by Cho 2000 and analyzed using content analysis methods. The results of the analysis show that the efforts of the Wakayama government in building the image of Wakayama prefecture and developing the potential of tourism resources with abundant workation facilities have helped Wakayama Prefecture become one of the main choices of workation destinations for tourists. However, the result of the development of workation in Wakayama Prefecture is the collective effort of the Wakayama government and also private parties such as companies that participate in collaboration with the government to send employees and open up opportunities for economic revitalization in Wakayama Prefecture."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Sumarahati
"Menghadapi tantangan perubahan struktur pertanian dan dinamika sistem pangan global, Pemerintah Jepang bekerjasama dengan masyarakat dan organisasi koperasi pertanian mengkampanyekan gerakan pangan untuk merevitalisasi daerah melalui konsep Chisan Chishou /地産地消(Produk Lokal Konsumsi Lokal). Melalui konsep Sanchoku/産直(direct sales), petani menjalin kemitraan penjualan produk pertanian melalui Chokubaijyo (gerai penjualan langsung) dalam jaringan distribusi yang dikelola oleh Nougyou Kyoudou Kumiai /農業協同組合atau JA (Japan Agricultural Cooperative) sebagai entitas penting dalam tata kelola pangan pertanian Jepang. Metode kualitatif digunakan untuk menjelaskan paradigma social capital melalui pemberdayaan potensi daerah bagi pembangunan sosial dan ekonomi, dan bagaimana operasionalisasi social capital dalam dimensi kognitif, struktural, dan relasional untuk menjaga kerjasama yang berkelanjutan. Studi kasus petani yang tergabung dalam Koperasi Pertanian JA Prefektur Wakayama menggambarkan bagaimana saluran penjualan alternatif Chokubaijyo menjadi salah satu strategi petani untuk mengatasi masalah profitabilitas dan menghadapi perubahan pasar akibat pandemi Covid-19. Sistem keanggotaan Koperasi pertanian JA yang tidak mengikat, memudahkan petani untuk mengakses fasilitas pertanian sekaligus mengamankan saluran penjualan dengan resiko biaya operasional yang lebih rendah. Sistem Chokubaijyo memungkinkan JA dan petani sebagai anggota memiliki hubungan timbal balik secara ekonomi dengan menjadi aktor utama di pasar lokal, dan di sisi lain menjalankan fungsi sosial yang menumbuhkan motivasi petani lansia dengan menciptakan tujuan hidup baru dalam usaha pertanian dan bersama JA berkolaborasi untuk melestarikan produk lokal di tingkat regional.

Facing the challenges of changing agricultural structures and the dynamics of the global food system, the Government of Japan, in collaboration with communities and cooperative organizations, campaigns for the food movement to revitalize the region through the concept of Chisan Chisho/地産地消(Local Products for Local Consumption). Through the system of Sanchoku/産直(Direct Sales), farmers establish partnerships in selling agricultural products through Chokubaijyo in a distribution network managed by Nougyou Kyoudou Kumiai (農業協同組合) or JA (Japan Agricultural Cooperative) as a prominent organization in Japanese agricultural food governance. Qualitative methods are used to explain the paradigm of social capital in exploiting the potential for regional social and economic development by considering how to utilize social capital in the cognitive, structural, and relational dimensions to maintain sustainable cooperation. The case study of farmers who are members of the Wakayama Prefecture JA Agricultural Cooperative illustrates how the Chokubaijyo alternative sales channel is one of the farmers' strategies to overcome profitability problems and an increasingly competitive market, as well as facing market changes due to the Covid-19 pandemic. The non-binding membership system of the JA Agricultural Cooperative makes it easier for farmers to access facilities related to agriculture in the Chokubaijyo mechanism and secure sales channels with the risk of lower operating costs. The Chokubaijyo system allows JA and farmers as members to have a reciprocal relationship economically by being the main actors in the local market. Still, on the other hand, it also plays a social function by cultivating the motivation of elderly farmers to creat new life goals in agriculture and collaborating with JA to preserve local products at the regional level."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dafa Pramudya Gumay
"Pemerintah Jepang memanfaatkan produk budaya populer, seperti anime dan manga untuk mengembangkan industri pariwisata yang disebut dengan content tourism atau pariwisata konten. Pemanfaatan konten budaya populer dalam pariwisata menarik perhatian penggemar untuk mengunjungi lokasi yang muncul dalam konten di dunia nyata. Kota Wakayama dan anime Summertime Render bekerjasama pada tahun 2022-2023 untuk meningkatkan sektor pariwisata setelah penurunan pengunjung akibat pandemi dengan memanfaatkan content tourism. Penelitian ini membahas tentang pengaruh kerja sama antara otoritas lokal Wakayama dan anime Summertime Render dalam jumlah pengunjung yang datang ke Kota Wakayama. Penelitian ini menggunakan konsep content tourism dan creative fandom dari penelitian Takayoshi Yamamura dengan metode kualitatif serta analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan kenaikan jumlah pengunjung yang datang ke Wakayama setelah kerja sama dengan anime Summertime Render pada tahun 2023 sebesar 1,4 juta pengunjung dibandingkan tahun sebelumnya . Hubungan antara otoritas lokal, penggemar, dan pebisnis konten dalam promosi pariwisata melalui konten Summertime Render di Wakayama berperan penting dalam promosi pariwisata di Kota Wakayama.

The Japanese government is using popular cultural products, particularly anime and manga, to develop a tourism industry referred to as content tourism. The use of popular culture content in tourism attracts fans of these content products to visit locations that appear in the content in real life. Wakayama City and Summertime Render Anime collaborated in 2022-2023 to increase the tourism sector after the decline in visitors due to the pandemic by utilizing content tourism. This paper examines the effects of cooperation between Wakayama local authorities and the Summertime Render anime on the number of tourists coming to Wakayama City. This study uses the concept of content tourism and creative fandom from Takayoshi Yamamura's research with qualitative methods and descriptive analysis. The study results show an increase in the number of visitors coming to Wakayama after cooperation with the Summertime Render anime in 2023 by 1.4 million visitors compared to the previous year. The relationship between local authorities, fans, and content businesses in the promotion of tourism through Summertime Render content in Wakayama played an important role in tourism promotion in Wakayama City."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Divo Ario Noercahyo
"Perkembangan industri pariwisata membawa tantangan baru di Taman Nasional Bunaken (TNB). Pada tahun 2016, di resmikannya rute penerbangan langsung di beberapa kota di China dari dan menuju Manado, menyebabkan peningkatan jumlah wisatawan asal Tiongkok, situasi tersebut dapat membahayakan ekosistem terumbu karang di Pulau Bunaken. Kebijakan baru untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan tersebut dapat menimbulkan indikasi pariwisata massal yang merusak. Penelitian ini melakukan studi awal pengukuran keberlanjutan Pulau Bunaken sebagai destinasi pariwisata. Sebagai kajian untuk masa mendatang dan meninjau kembali keberhasilan manajemen pengelolaan TNB. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode penilaian cepat untuk pariwisata di Pulau Bunaken (RAPBunaken). Analisis RAPBunaken menggunakan 24 atribut dengan tujuan mengukur keberlanjutan berdasarkan empat indeks: ekologis (72,83), ekonomi (55,19), sosial (50,23), dan kelembagaan (45,53). Indeks kumulatif keberlanjutan ekosistem terumbu karang rata-rata adalah 55,94, hasil tersebut menunjukan keberlanjutan dalam status sedang. Temuan penelitian ini dapat digunakan sebagai rekomendasi awal untuk pengelolaan Taman Nasional Bunaken di masa depan

The development of the tourism industry brings a new challenge in Bunaken National Park. In 2016, new direct flight routes were established from and to Manado, spike an increase in the number of tourists from China, create an unusual situation that could jeopardize the coral reefs ecosystem in Bunaken Island. Encounter new policy to increase tourist volume could lead to destructive mass tourism. This research presented a preliminary measurement of sustainability in Bunaken Islands as a tourist destination, future challenge, and revisiting successful story management of this National Park. The data obtained were analyzed using the rapid appraisal technique for Bunaken Island tourism (RAPBunaken). The RAPBunaken analysis used 24 attributes to measure destination sustainability, based on four indices: ecological (72,83), economic (55,19), social (50,23), and institutional (45,53). The average cumulative index of coral reef ecosystem sustainability was 55,94, within a threshold denoting sustainability in medium status. The findings of this study can use as a recommendation for future management of Bunaken National Park"
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosefa Putri Tanjungsari
"ABSTRAK
Penelitian ini berfokus pada masalah upaya prefektur kecil di Jepang yaitu Kochi dalam menyiasati fenomena penurunan angka kelahiran, peningkatan populasi lansia, dan berkurangnya jumlah penduduk dan tenaga kerja?karena pindah ke prefektur besar. Menyoroti pelaksanaan, kendala serta hasil program revitalisasi regional bernama ldquo;Machi Hito Shigoto rdquo; menggunakan sektor pariwisata untuk menarik tenaga kerja dan meningkatkan perekonomian lokal. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan metode kepustakaan dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesebelas kota di Prefektur Kochi melakukan promosi jenis pariwisata berbasis pengalaman yang memanfaatkan alam, meningkatkan jumlah turis asing dengan memperluas jangkauan informasi pariwisata khususnya menjelang Olimpiade Tokyo 2020 serta mengembangkan area baru untuk menambah destinasi wisatawan. Kurangnya jumlah tenaga kerja, fasilitas wisata, infrastruktur, dan cuaca buruk menjadi kendala dalam pelaksanaan revitalisasi regional. Sedangkan hasil dari program ini adalah terdapat peningkatan jumlah pengunjung dalam dua tahun terakhir meski belum signifikan.

ABSTRACT
This study focused on the problem of small prefectures in Japan called Kochi that using certain tactic for deal with the phenomenon of declining birth rate, an increase in the elderly population, and the decrease in population due to resident and productive worker migration to major prefectures. Highlighting the implementation, obstacles and outcomes of the regional revitalization program called Machi Hito Shigoto using the tourism sector to attract workers and improve the local economy. This research is a qualitative research with data collection technique literature review method and interview. The results of this study indicate that the 11 cities in Kochi Prefecture are promoting an experiential based tourism type that utilizes nature, increasing the number of foreign tourists by extending the reach of tourism information especially towards the Tokyo Olympic 2020 and developing new areas to add tourist destinations. The lack of manpower, facilities, infrastructure and bad weather is an obstacles in the implementation of regional revitalization. While the result of this program is an increase in the number of visitors in the last two years though not so significant."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Luqman Fauzan
"Fenomena perang talenta menjadi isu universal bagi perusahaan-perusahaan akibat kebutuhan kompetensi dan keahlian sumber daya manusia yang terus berkembang, sehingga perusahaan saling berkompetisi mendapatkan talenta terbaik yang dibutuhkan. Isu ini semakin kompleks dengan mulai masuknya angkatan kerja Generasi Z (kelahiran 1995-2010), dengan karakteristik ekspektasi dan pandangan karier yang berbeda dari generasi sebelumnya. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan talenta, perusahaan perlu menentukan strategi yang efektif untuk mampu menarik talenta eksternal dan mempertahankan talenta internal melalui perumusan dan penerapan strategi employee value proposition yang sesuai dengan ekspektasi dari karyawan Generasi Z. Tesis ini akan mengeksplorasi bagaimana strategi employee value proposition menjadi hal yang krusial bagi perusahaan untuk bisa memenuhi kebutuhan talenta Generasi Z di masa depan. Peneliti menggunakan pendekatan studi kualitatif dengan studi kasus tunggal di PTMI.

Current phenomenon of war for talent has been a universal issues for most companies due to human resources demand with more complex competencias and skills, leads to competition between companies to get the best talents. This issue become more complicated as Generation Z (born 1995-2010) began to enter current workforce, with different characteristics on expectation and career perspective compared to former generations. In order to fulfill talent demand, company needs to develop an effective strategy to attract external talent and retain internal talent by formulating and implementing employee value proposition strategy which suitable with expectations from Generation Z. This research explore how employee value proposition strategy will be vital for company to fulfill talent demand of Generation Z in the future. This research was conducted using qualitative methods with a case study in PTMI."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rohmah
"ABSTRAK
Jurnal ini menjelaskan mengenai daya tarik pariwisata, menggambarkan tempat-tempat wisata, dan menjelaskan mengenai tempat-tempat tujuan pariwisata kota Marrakesh di Maroko. Penulisan jurnal ini menggunakan metode deskritif analitis dengan menjelaskan dan menggambarkan tempatt wisata di Marrakesh, dengan cara studi pustaka. Teori dalam buku-buku teks yang digunakan dalam penulisan jurnal ini merupakan hasil dari catatan serta pendapat para ahli. Jurnal ini dibuat tidak hanya untuk memenuhi syarat kelulusan saja, tetapi juga untuk menambah wawasan bagi penulis maupun bagi pembacanya mengenai pariwisata yang berada di Marrakesh serta kaitannya dengan kebudayaan dan sejarah salah satu negara Liga Arab, Maroko. Hasil penelitian membuktikan: Marrakesh menyajikan objek wisata alam, sejarah dan kebudayaan. Bentuk wisata tersebut sesuai dengan teori dimensi interaksi dalam berwisata, yaitu sosial, budaya, alam, dan ilmu, sehingga wisatawan merasakan kesimbangan dan kebahagia dengan lingkungan hidup. Pantas kota Marrakesh menjadi kota wisatan terbanyak di Maroko dan menjadi kota pilihan banyak wisatawan untuk dikunjungi.

ABSTRACT
This journal explains about the attractiveness of tourism, describes tourist attractions, and explains about the tourist destinations of Marrrakech in Morocco. This journal used analytical descriptive methode by describing the tourist attractions in Marrakech, and by way of literature study. The theory in text books used in the writing of this journal is the result of the records and experts opinion. This journal was made aiming not only to fulfill the qualification for graduation, but also to broaden both for writer and readers of Marrakech tourism as well as to the culture and history of the Arab League Countries, Morocco.the results showed Marrakesh presents natural, history, and culture atrraction in tourism. The form of tourism is in accordance with the theory of the dimensions of interaction in the tourism, namely social, cultural, natural, and science, so the tourists feel the balance and happiness with the environment. The city of Marrakech is the most city in Morocco and is the choice of many tourists aroung the world to visit."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadhan Arsy Putra Makarti
"DKI Jakarta memiliki potensi wisata seperti wisata sejarah. Banyaknya peristiwa bersejarah yang terjadi di DKI Jakarta pada masa lalu, membuat DKI Jakarta memiliki banyak area wisata sejarah. Masing-masing area wisata sejarah di DKI Jakarta memiliki tingkat daya tarik yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat daya tarik area wisata sejarah di DKI Jakarta serta mengetahui hubungan antara tingkat daya tarik area wisata sejarah di DKI Jakarta dengan jumlah wisatawan dan karakteristik wisatawan. Metode yang digunakan adalah analisis areal differentiation dan analisis deskriptif secara keruangan serta menggunakan uji statistik chi square untuk mencari hubungan antara tingkat daya tarik dengan jumlah wisatawan dan karakteristik wisatawan. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat daya tarik area wisata sejarah di DKI Jakarta sebagian besar berada pada kelas rendah. Berdasarkan hasil uji statistik chi square, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat daya tarik area wisata sejarah di DKI Jakarta dengan jumlah wisatawan dan karakteristik wisatawan. Hal tersebut menyatakan bahwa tidak semua area wisata sejarah di DKI Jakarta yang memiliki tingkat daya tarik tinggi akan dikunjungi banyak wisatawan, begitupun sebaliknya. Meskipun tidak ada hubungan yang signifikan, pada realitanya tetap ada area wisata sejarah yang memiliki tingkat daya tarik tinggi dan memiliki jumlah wisatawan yang banyak, atau area wisata sejarah yang memiliki tingkat daya tarik rendah dan memiliki jumlah wisatawan yang sedikit. Selain itu, tingkat daya tarik area wisata sejarah di DKI Jakarta juga tidak memengaruhi karakteristik wisatawan yang mengunjungi area wisata sejarah tersebut.

DKI Jakarta has tourism potential such as historical tourism. The number of historical events that occurred in DKI Jakarta in the past has made DKI Jakarta has many historical tourism areas. Each historical tourism areas in DKI Jakarta has a different level of attractiveness. This study aims to determine the level of attractiveness of historical tourism areas in DKI Jakarta and to determine the relationship between the level of attractiveness of historical tourism areas in DKI Jakarta with the number of tourists and tourist characteristics. The method used is a areal differentiation and descriptive analysis spatially and uses the chi square statistical test to find the relationship between the level of attractiveness and the number of tourists and tourist characteristics. The results showed that the level of attractiveness of historical tourism areas in DKI Jakarta is mostly in the low class. Based on the results of the chi square statistical test, there is no significant relationship between the level of attractiveness of historical tourism areas in DKI Jakarta with the number of tourists and tourist characteristics. This states that not all historical tourism areas in DKI Jakarta that have a high level of attractiveness will be visited by many tourists, and vice versa. Although there is no significant relationship, in reality there are historical tourist areas that have a high level of attractiveness and have a large number of tourists, or historical tourism areas that have a low level of attractiveness and have a small number of tourists. In addition, the level of attractiveness of historical tourism areas in DKI Jakarta also does not affect the characteristics of tourists visiting these historical attractions."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ester Monnesari
"Penelitian ini bertujuan menguji ekuitas merek suatu tujuan wisata dengan menggunakan konsep Customer Based Brand Equity (CBBE), Dimensi CBBE yang digunakan adalah brand awareness, brand image, brand quality, brand loyalty, dan brand value seperti pada penelitian Soyoung Boo (2008). Bali sebagai destinasi yang menarik perhatian wisatawan lokal hingga mancanegara menjadi objek penelitian ini. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa brand awareness mempengaruhi brand value, secara positif karena Bali dinilai sebagai destinasi yang diakui memiliki reputasi yang bagus di masyarakat. Di sisi lain brand image mempengaruhi brand value bahwa adanya kecocokan citra yang didapat saat berlibur di Bali sesuai dengan nilai yang dibayarkan wisatawan. Brand quality mempengaruhi brand value secara positif. Bagi wisatawan kualitas yang memuaskan cukup membayar nilai yang dimiliki Bali sebagai destinasi yang dikenal mahal. Brand quality dan brand image mempengaruhi brand loyalty. Dengan kualitas wisata dan citra cukup membuat wisatawan loyal untuk kembali lagi sehingga brand value pun mempengaruhi brand loyalty secara positif.

This research aims to examine brand equity of a destination by using Customer Based Brand Equity (CBBE) concept Dimension of CBBE used are brand awareness, brand image, brand quality, brand loyalty, and brand value as research of Soyoung Boo (2008). Bali stands as an interesting destination for local and foreign tourists to be the object of this research. This research concluded that brand awareness affects brand values in positive way because Bali is considered as a good reputable towards people. On the other hand brand image affects brand value, that self-image suits value for money they pay through travelling in Bali. Brand quality affects brand values in a positive way. For travellers, good quality is adequate to pay brand value of Bali as an expensive destination known. Brand quality and brand image affect brand loyalty. With good quality and image is sufficient to get loyal tourists back so that brand value affects brand loyalty positively.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S56378
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ayu Ditha Ambarawati
"Dalam situasi yang semakin kompetitif serta tantangan yang lebih besar dalam industri pariwisata, suatu destinasi memerlukan pemahaman yang baik mengenai destination image dan hubungannya dengan behavioral intention agar dapat bertahan dan sustainable di pasar yang semakin kompleks.Penelitian ini menguji dimensi dari destination image (cognitive, affective, dan unique image) terhadap behavioral intention.Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada 100 wisatawan domestik di Bandung.Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan multiple regression.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dua dimensi destination image (affective and unique image) merupakan dimensi yang berpengaruh pada behavioral intention wisatawan domestik di Bandung.

The competitive situation and greater challenges within the tourism industry entail a better understanding of a destination image toward future behavioral intention to make a sustanaible position in the competitive market. This study examines the dimensions of destination image (cognitive, affective, and unique image) toward behavioral intention of domestic tourist to Bandung. This research uses a quantitative methodology using responses given by 100 domestic tourist. Analysis technique of the data used in this study is multiple regression.
The results showed that two dimensions of destination image (affective and unique image) are significant dimensions of domestic tourists‟s behavioral intention.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S56733
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>