Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 43818 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mayang Permatasari Putri
"Salah satu besaran yang digunakan pada uji performa sistem pencitraan ialah detective quantum efficiency (DQE). DQE merupakan ukuran fraksi signal-to-noise ratio (SNR) kuantum dari insiden kuanta yang direkam oleh citra pada sistem pencitraan. Pengukuran DQE menggunakan pengukuran modulation transfer function (MTF) dan noise power spectrum (NPS). Penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan perangkat lunak yang dapat melakukan perhitungan DQE dari citra computed tomography (CT). Perancangan dilakukan menggunakan bahasa pemrograman Python. Nilai MTF divalidasi menggunakan SPICE-CT, sedangkan NPS divalidasi menggunakan ImQuest. Citra yang digunakan merupakan citra fantom Catphan 600 modul CTP528 untuk perhitungan MTF dan CTP486 untuk perhitungan NPS. Perhitungan DQE mengacu pada acuan IEC 62220-1. Penelitian ini berhasil mengembangkan perangkat lunak untuk pengukuran MTF, NPS dan DQE, akan tetapi perhitungan DQE masih belum dapat divalidasi karena belum tersedia perangkat lunak yang dapat dijadikan referensi. Hasil pengukuran MTF menunjukkan nilai yang serupa dengan SPICE-CT (D = 10%). Begitu pula dengan NPS mendapatkan validasi yang baik (D = 6%). Meskipun tingkat validitas DQE belum dapat ditentukan dengan pasti, perangkat lunak yang dihasilkan dapat digunakan untuk pengukuran parameter Fourier dengan potensi akurasi yang tinggi.

One of the metrics used for performance testing of an imaging system is detective quantum efficiency (DQE). DQE is a measure of the quantum signal-to-noise ratio (SNR) fraction of the incident quanta recorded on typical image produced by the imaging system. DQE calculation includes modulation transfer function (MTF) and noise power spectrum (NPS) measurements. This research was conducted to produce a software for DQE calculation from computed tomography (CT) images. The software was written in Python programming language. The MTF results ​​were validated using SPICE-CT and NPS results were validated using ImQuest. Images of Catphan 600 phantom were used as data input; CTP528 module for the MTF calculation and CTP486 for the NPS calculation. The DQE was computed according to IEC 62220-1 protocols. This work has succesfully produced a software to compute MTF, NPS dan DQE, but the DQE calculation still need to be validated according to the proper reference software. The MTF results were close to the measurements on SPICE-CT (D = 10%). The NPS results were also well validated (D = 6%). This software offers high accuracy on the Fourier metrics calculation if data input for the DQE module is very well determined.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Ferdinan Manuel
"X-ray computed tomography (CT) has been playing an important role in current medical practice for diagnostic procedure. Beside its delicate technology, the 'hidden' software of CT image reconstruction has contributed almost half of total cost of a CT-scanner unit. Since Algebraic Reconstruction Technique (ART) is a basic to understand an iterative method of CT image reconstruction algortihm, and since it is difficult to find a clear description of fan beam ART algorithm in university literatures, it is important to develop an own algorithm and to begin a basic systematic research of this iterative method. After a long term of trial and error work, the research had succeded in developing an ART algorithm for third generation CT image reconstruction. By comparing the result of the research with more popular technique like Filtered Back Projection (FBP), the algorithm has been proved applicable to reconstruct a low dimension object matrix (32x32 and 64x64). By the resulted computer program, then basically a simple and low cost third generation CT-scanner can be designed for medical physics or biomedical imaging research. Finding a way of shortening the massive number of iterations process then, will be able to open the possibility of using the software for higher object matrix dimensions."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T21394
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Joni S. Kadir
"Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan pengukuran CTDI dan dosis efektif pada 3 mesin CT dengan pengujian abdominal terhadap pasien pediatrik dan dewasa menggunakan phantom CT yang dibuat dan detector pensil CT serta electrometer RADCAL. Phantom CT dibuat berdasarkan standar US-FDA untuk CT. Pengujian Computed Tomography (CT) yang dilakukan menggunakan 2 CT phantom yang berbeda, diameter 32 cm (pasien dewasa) dan diameter 16 cm (pasien pediatrik). Pengukuran CTDI dan perhitungan dosis efektif radiasi menunjukkan bahwa terdapat dosis pasien pediatrik yang lebih tinggi signifikan dibandingkan dengan dosis pasien dewasa pada perlakuan yang sama. Hal ini menandakan pentingnya penentuan secara hati-hati parameter teknis scan dan justifikasi yang kuat terhadap penggunaan pengujian CT pada pasien pediatrik.

A study has been performed to measure CTDI and effective dose on 3 CT machines pertinent to abdominal examination to adult and pediatric patients using fabricated CT phantom and RADCAL pencil detector and electrometer. The CT phantom was tailored according US-FDA standard. Computed tomographic (CT) examinations have been performed using two different CT phantoms, 32 cm (adult) and 16 cm (pediatric) diameter. Computed tomographic (CT) examinations and radiation effective dose showed significant higher pediatric dose as compared to adult patient dose at the same examinations. This indicates the importance of careful selection of technical scan parameters and strong justification of the use of CT examination on pediatric patient."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T20863
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Apriliani Syaridatul Mu`minah
"Pengecekan akurasi kualitas citra dalam program kontrol kualitas quality control, QC dapat ditingkatkan dengan penggunaan fantom yang mendekati kondisi realistis pada pemindaian klinis. Penelitian ini ditujukan untuk mengembangkan fantom desain khusus yang terdiri dari material organik ekuivalen-hati dan otot jaringan lunak . Karakterisasi sifat radiologi material ekuivalen jaringan menunjukan bahwa material ekuivalen jaringan lunak otot yang tersusun atas campuran Gondorukem, Malam Cecek, dan tepung beras dengan rasio massa 70/20/10 memiliki CT Number -20.27 0.33 HU, densitas massa 1.055 g/cm3 dan densitas elektron 3.461 1023 e/m3. Material ekuivalen jaringan hati yang tersusun atas campuran Malam Cecek dan tepung beras dengan rasio massa 60/40 memiliki CT Number 74.17 1.48 HU, densitas massa 1.024 g/cm3 dan densitas elektron 3.396 1023 e/m3.
Penggunaan fantom desain khusus dalam mengevaluasi kualitas citra PET berdasarkan parameter full-width-half-maximum FWHM resolusi dan signal-to-noise ratio SNR menunjukan bahwa detektabilitas sistem pemindaian PET bergantung terhadap ukuran pixel dan metode rekonstruksi citra yang digunakan. Sistem pencitraan PET/CT Siemens Biograph dengan rekonstruksi True-X dan filter Butterworth menggunakan ukuran pixel 1 x 1 mm2, memberikan ukuran obyek pada citra PET lebih kecil daripada ukuran obyek sebenarnya, kecuali pada obyek 4.02 mm. Sistem pemindaian PET/CT Philips Gemini TOF 16 dengan ukuran pixel 4 x 4 mm2 menunjukan adanya perbesaran ukuran obyek kecil dengan diameter kurang dari 16 mm.
Kedua pesawat PET/CT menunjukan bahwa ukuran obyek pada citra cenderung lebih kecil atau mencapai threshold 80 dari ukuran sebenarnya pada obyek berdiameter lebih besar sama dengan 16.30 mm. Sebaliknya, overestimation nilai FWHM terjadi pada obyek berukuran kecil 4.20 mm sebagai akibat dari terjadinya partial volume effect. Studi pengukuran kualitas citra dengan fantom desain khusus ini menunjukan bahwa pemilihan metode rekonstruksi, filter post processing, dan ukuran pixel mempengaruhi resolusi atau detektabilitas dan SNR pada citra PET. Pada akhirnya, fantom desain khusus ini mampu memberikan analisa kualitas.

The purpose of this research was to develop a phantom for quality control QC of PET CT image quality. The phantom was constructed by tissue equivalent materials which consist six cylindrical hot lesions with diameter of 4.20, 6.20, 8.30, 9,80, 16.30, and 19.00 mm. Wax and rice starch were combined to produce the tissue equivalent materials. The results showed that combination 70 20 10 of gondorukem cecek wax rice starch and 60 40 of cecek wax rice starch yielded liver and muscle surrogate materials respectively. Liver equivalent material LEM was 74.17 1.48 HU, 1.024 g cm3 of mass density, and 3.396 1023 e m3 of electron density. While, muscle equivalent material MEM was 20.27 0.33 HU, 1.055 g cm3 of mass density and 3.461 1023 e m3 of electron density.
Then, the phantom was scanned using two different PET CT scanner to determine the detectability and signal to noise ratio SNR as measure PET CT imaging performance. It showed that the detectability of PET CT scanner was affected by pixel size and reconstruction method for image acquisitions. For Siemens Biograph PET CT scanned using pixel sixe of 1 1 mm2, FWHMs were smaller than the actual size of the hot lesions. Meanwhile, for Philips Gemini PET CT scanned using pixel sixe of 4 4 mm2, FWHMs were larger than the actual size of the hot lesions.
For both PET CT scanner, ratio of FWHM actual size reached the threshold of 80 at object diameter ge 16.30 mm. In contrast, overestimation of FWHM occurred at smaller object diameter 4.20 mm significantly caused by the partial volume effect. The study also indicated that image reconstructions, post processing smoothing filter, and pixel size may give impact to the detectability and SNR performed by a PET CT system. It was concluded that the phantom could be used to analyze the image quality performance in PET CT imaging.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T50690
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ristania Nodya
"Computed Tomography (CT) Scanner merupakan alat pencitraan diagnostik yang memberikan informasi citra medis untuk menunjang pengobatan pasien, namun tanpa disadari pemanfaatan radiasinya dapat menimbulkan efek negatif pada organ sensitif sekitar. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur dosis organ sensitif (mata, tiroid, dan payudara) menggunakan fantom Rando pada CT Scanner area thorax. Untuk memudahkan penelitian ini, TLD rod 100 digunakan sebagai dosimeter, dimana kV dan pitch dijadikan sebagai variasi parameter penelitian. Hasil menunjukkan bahwa nilai paparan dosis tertinggi pada tiap kualitas berkas berturut-turut dari 80, 120, dan 140 kV yaitu payudara kanan (1,72±0,34 mGy), tiroid kanan (6,25±0,16 mGy), dan payudara kiri (10,78±0,76 mGy). Pada variasi pitch nilai paparan dosis tertinggi secara berturut-turut dari 4, 6, dan 8 yaitu payudara kiri (6,19±0,02 mGy), tiroid kanan (6,25±0,16 mGy), dan payudara kanan (5,08±0,85 mGy). Dapat disimpulkan bahwa nilai dosis payudara pada CT Thorax lebih tinggi dibandingkan dengan mamografi, namun keduanya tidak melebihi nilai batas dosis yang ditetapkan International Commission on Radiological Protection (ICRP) yaitu 5 Gy.

Computed Tomography (CT) Scanner is an instrument of medical imaging using radiation to support treatment for patient, but the radiation may give a negative effect around sensitive organs. The research meant to measure dose for sensitive organs at thorax area (eyes, thyroid, and breast) using CT Scanner with rando phantom as an object. To ease this experiment, TLD rod 100 used as dosimetry, which kV and pitch as a parameter variation. The result showed that the highest dose for kV variation upon each sequent beam quality from 80, 120, and 140 kV are right breast (1,72±0,34 mGy), right thyroid (6,25±0,16 mGy), and left breast (10,78±0,76 mGy). Towards pitch variation the highest exposure dose value in sequently from 4, 6, and 8 are left breast (6,19±0,02 mGy), right thyroid (6,25±0,16 mGy), and right breast (5,08±0,85 mGy). As a conclusion, the dose on breast from CT Thorax is higher than the one from mammography but both are bellow dose value limit from International Commission on Radiological Protection (ICRP) which is 5 Gy."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S58757
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windi Dliya Najmah
"Penelitian ini bertujuan untuk konstruksi fantom Computed Tomography Dose Index (CTDI) alternatif berbahan dasar resin epoxy yang setara dengan fantom CTDI standar IEC. Resin epoxy dicampur dengan cairan kontras berbahan iodin agar menghasilkan karakteristik radiologi yang menyerupai polymethyl methacrylate (PMMA) sebagai bahan penyusun fantom CTDI standar. Sebagai uji pendahuluan, dilakukan pengujian dengan metode Dual Energy Computed Tomography (DECT) terhadap sampel campuran resin epoxy-iodin dengan konsentrasi iodin 0,10% - 0,62% (12 variasi) untuk mendapatkan nilai densitas elektron (Ie) relatif dan nomor atom efektif (Zeff) dari sampel. Fantom CTDI alternatif kemudian dibuat dengan konsentrasi iodin yang dipilih berdasarkan nilai Ie dan Zeff yang mendekati PMMA. Evaluasi dilakukan dengan uji komparasi hasil pengukuran dosis di fantom alternatif dibandingkan terhadap fantom CTDI standar sebagai referensi. Sebagai hasil uji pendahuluan, diketahui pada konsentrasi 0,46% resin epoxy (variasi 9) memiliki Ie dan Zeff dengan simpangan terhadap nilai Ie dan Zeff berturut-turut 0,12% dan 1,58%, sehingga variasi 9 dipilih sebagai komposisi fantom CTDI yang dibuat. Sebagai hasil evaluasi, didapat nilai diskrepansi dosis rata-rata sebesar 5% dan 1% dengan faktor koreksi terhadap fantom standar sebesar 0,95 dan 1,01, berturut-turut untuk fantom kepala dan tubuh. Hasil t-test antara pengukuran di fantom alternatif kepala dan tubuh dengan fantom standar di setiap energi juga menunjukkan p< 0,05 yang mengindikasikan kesetaraan performa fantom CTDI alternatif dengan fantom CTDI standar IEC.

This study aims to construct an alternative Computed Tomography Dose Index (CTDI) phantom based on epoxy resin which is equivalent to the IEC standard CTDI phantom. Epoxy resin was mixed with iodine-based contrast agent to produce radiological characteristics resembling polymethyl methacrylate (PMMA) as a standard CTDI phantom. As a preliminary study, testing was carried out using the Dual Energy Computed Tomography (DECT) method on 12 variations of epoxy-iodine resin mixtures with iodine concentrations of 0.10% - 0.62% to obtain relative electron density (Ie) values ​​and effective atomic numbers (Zeff) of the samples. The alternative CTDI phantoms were then constructed with resin-iodine mixture using iodine concentrations that yields on closest Ie and Zeff values to those of PMMA. The evaluation was carried out by means of a comparative test of dose measurement results in alternative phantoms compared to the standard CTDI phantom as a reference. As a result of the preliminary study, at a concentration of 0.46% the epoxy resin (variation 9) has Ie and Zeff with a deviation against PMMA ​​of 0.12% and 1.58% respectively, so that variation 9 was chosen as the composition with which the alternative CTDI phantom was constructed. As a result of the evaluation, the average dose discrepancy values ​​obtained were 5% and 1% with a correction factor against the standard phantom of 0,95 and 1,01, respectively for the head and body phantoms. The student’s t-test result between measurements on alternative head and body phantoms against the standard phantoms at each energy also shown p <0.05 which indicates the comparability of the alternative CTDI phantom performance with the IEC-standard CTDI phantom."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samsun
"Perkiraan nilai dosis yang diterima pasien ( CTDI ) yang langsung ditampilkan pada monitor CT setiap selesai pemeriksaan akan diketahui ketepatan nilainya dengan pengukuran langsung menggunakan pencil ion chamber dan pengukuran tidak langsung menggunakan TLD (Thermolumescence Dosimeter ) yang ditempatkan pada objek phantom dan dibandingkan dengan nilai dosis referensi yang telah ditetapkan, sehingga diharapkan mendapatkan informasi nilai dosis yang sebenarnya.
Analisis variasi parameter kV, mAs, dan pitch untuk menentukan berapa rentang nilai parameter optimum untuk mendapatkan nilai dosis pasien (CTDI/mAs) yang minimum namun tidak mengesampingkan kualitas pencitraan hasil CT. Scan yang baik guna menunjang diagnosa, pengukuran langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan fantom kepala dan perut.
Pengukuran tidak langsung dengan menggunakan TLD (Thermolumescence Dosimeter ) pada menunjukan hasil yang tidak jauh berbeda dengan pengukuran langsung dengan menggunakan pencil ion chamber, dapat ditunjukkan dengan hubungan sifat kelinearan antara pitch dan dosis (CTDI/mAs).

An estimation dose (CTDI) received by the patient which is directly displayed on the CT monitor on every examination will be able to known it?s precisien by direct measurement using pencil ion chamber and the indirect measurement using TLD placed on the object (phantom) and compared with the value of dose reference, so the real dose rate will be known.
The variant analysis of kV, mAs and pitch parameters to justify the range of optimal parameter value, it is used to get the minimum patient dose rate (CTDI/mAs) while the image quality for supporting the diagnose still on the right value, directly or not directly using head and abdomen phantom.
Indirect measurement using TLD show unsignificant result if compared with the ion chamber. This value is shown by a relative variant parameter using stright pitch and dose ( CTDI/mAs).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T21548
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yurizka Sabrina
"Memberikan pelayanan medis terbaik dimana pasien dapat mendapatkan pelayanan cepat, tepat dan nyaman. Serta fasilitas, sistem pelayanan rumah sakit mengikuti perkembangan teknologi terbaru sebagai faktor kebutuhan. Jenis Penelitian Kualitatif. Arah penelitian mengenai kelayakan pengadaan alat CT Scan dianalisa dari beberapa aspek seperti Hukum, Pasar, Teknis Teknologi, Manajemen Organisasi, Keuangan. Dari kelima aspek dianalisis apakah dapat memenuhi terselenggaranya pengadaan alat.
Hasil analisa didapatkan kelayakan pengadaan alat CT Scan. Dari kelima aspek didapatkan pengadaan alat CT Scan RS Hermina Palembang layak untuk diadakan. Pada pelaksanaannya, analisa ini dapat membantu untuk membuat perencanaan yang baik, guna mendukung kegiatan rumah sakit, agar bisa berjalan tepat sasaran.

Providing good services where patients get services quickly, accurately and comfortably during treatment. And facilities, hospital services system to keep track of the latest technology as a factor requirement. It is a qualititative research. Focus on using regarding the feasibility of CT Scan equipment procurement analyzed from several aspects such as Law, Markets, Technologies Technical, Organizational Management, Financial. The five aspects analyzed whether can meet the procurement implementation.
The study result indicate that Feasibility analysis results obtained CT Scan equipment procurement. The fifth aspect of the procurement of CT scans obtained Hermina Hospital Palembang deserves to be held. In practice, this analysis can help to make a good plan, in order to support the activities of the hospital."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T35861
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anglin Andhika Maharani
"CT-scan abdomen merupakan opsi dalam penegakan diagnosis terkait dengan dugaan penyakit yang diderita pasien menggunakan radiasi pengion, namun resiko radiasi pada organ sensitif di sekitar area abdomen dapat menimbulkan kekhawatiran tersendiri. Maka dari itu, dilakukan penelitian untuk menunjukkan seberapa besar dosis radiasi yang diterima organ sensitif (gonad, payudara, tiroid dan mata) pada pelaksanaan pemeriksaan CT abdomen, dengan fantom rando sebagai objek pemeriksaan dan TLD rod sebagai penangkap radiasi. Pelaksanaan pemeriksaan dilakukan dengan memvariasikan kV (80,120 dan 140) dan nilai pitch (4,6 dan 8). Dosis radiasi terbesar didapatkan pada gonad dengan 7,67 mGy dan terendah pada tiroid kanan dengan 0,01 mGy. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan CT-scan abdomen tidak menimbulkan efek langsung.

CT-scan for abdomen area is an examination option in diagnosis that related to patient’s disease, but the radiation risk that appears on sensitive organs near abdomen area need to be concern. Therefore, a research was done to show how much radiation dose for organs received (gonad, breasts, thyroids, and eyes) in CT-scan examination for abdomen, using rando phantom as an object and TLD rod as dosemeter. The variation of examination was done for kV (80, 120, and 140) and pitch (4, 6, and 8). The result show that gonad had received the highest radiation dose with 7,674 mGy (tube’s voltage was 140 kV, pitch 6). So, it can be concluded that examination with CT-scan did not give deterministic effect to sensitive organs."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55873
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reyhan Eddy Yunus
"Stroke merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan di Indonesia. Mengingat sempitnya jendela waktu pengobatan stroke iskemik hiperakut dan potensi komplikasi yang terkait dengan intervensi trombolisis, prognostikasi yang akurat esensial dalam memastikan terapi yang cepat dan tepat. Penelitian ini memanfaatkan pembelajaran mesin, khususnya Random Forest (RF), bertujuan untuk mengembangkan model yang mampu memprediksi hasil klinis (Δ NIHSS) pasien stroke iskemik hiperakut setelah trombolisis, berdasarkan CT scan otak, data klinis, dan nilai laboratorium. Klasifikasi Δ NIHSS menggunakan tiga skenario berbeda —CT, CT + Data klinis, dan CT + Data klinis + Data lab— dan dikategorikan menjadi 2 dan 3 kelas yang akan digunakan dalam pemantauan model prediksi mana yang memberikan performa paling optimal. Pengumpulan data studi kohort ini diperoleh saat kedatangan awal pasien, terdiri dari data klinis, laboratorium, dan data CT otak non-kontras dari rekam medis dan Picture Archiving Communication System (PACS) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta dengan periode 10 tahun sejak November 2014 hingga Februari 2023 dan total 145 pasien. Arsitektur dari Bacchi et al.1 yakni convolutional neural network (CNN) dan model pembelajaran mesin konvensional lainnya juga dianalisis sebagai pendekatan alternatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa algoritma RF (2 kelas) menggunakan data validasi dan skenario CT + Data klinis + Data lab menampilkan akurasi tertinggi (75%) dan unggul dalam sensitivitas dan spesifisitas (0,61 dan 0,59). Performa metrik juga menunjukkan tren peningkatan dari setiap skenario. Model ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi penatalaksanaan stroke iskemik hiperakut dengan memberikan informasi tambahan kepada klinisi dalam pengambilan keputusan terkait intervensi trombolisis.

Stroke is the leading cause of both mortality and disability in Indonesia. Given the narrow time frame for treating acute ischemic stroke and the potential complications associated with thrombolysis intervention, accurate prognostication is essential to ensure a prompt and appropriate treatment. The National Institutes of Health Stroke Scale (NIHSS) can be utilized to identify individuals who may benefit from reperfusion therapy. The data for this cohort study acquired during the initial presentation, comprising clinical, laboratory, and non-contrast brain CT data from the medical records and Picture Archiving Communication System (PACS) of Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta. The study included 145 patients who experienced acute ischemic stroke and received thrombolysis treatment from November 2014 to February 2023. Currently, there is no clinical outcome prediction model for hyperacute ischemic stroke using data from Indonesia. By utilizing machine learning, specifically Random Forest, the author aims to develop a model capable of predicting the clinical outcome (Δ NIHSS) of hyperacute ischemic stroke patients following thrombolysis, based on brain CT scans, clinical data, and laboratory values. The classification of Δ NIHSS used three distinctive scenarios —CT, CT + Clinic, and CT + Clinic + Lab— and is categorized by 2 and 3 classes will be used in monitoring which prediction model gives optimal performance. Architecture derived from the research conducted by Bacchi et al.1 employed a convolutional neural network (CNN) and other conventional machine learning models were also analyzed as alternative approach. Result revealed that RF algorithm (2 classes) using data validation and CT + Clinic + Lab scenario displays the highest accuracy (75%) and excels in sensitivity and specificity (0,61 and 0,59). The performance metrics show continuous improvement, indicating that this model can enhance hyperacute ischemic stroke management by providing clinicians with additional decision-making support for thrombolysis intervention."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>