Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178917 dokumen yang sesuai dengan query
cover
T. Widya Naralia
"Penyakit Diabetes Mellitus masih menjadi salah satu penyakit tidak menular dengan angka kejadian yang terus meningkat dan menyebabkan komplikasi berbagai organ bagi penderitanya. Lansia menjadi populasi paling berisiko terkena Diabetes Mellitus karena telah mengalami penurunan fungsi organ pankreas sehingga terjadi kegagalan sekresi hormon insulin.  Lansia dengan diabetes mellitus membutuhkan dukungan baik dari keluarga maupun komunitas disekitarnya untuk dapat menjalankan perawatan diri. Intervensi keperawatan melalui pendekatan pada keluarga dan kelompok dinilai dapat meningkatkan perilaku perawatan diri lansia DM. Karya ilmiah akhir spesialis ini bertujuan untuk memberikan gambaran pengaruh penerapan Cegah dan Rawat Diabetes melalui Serat, Aktivitas dan Relaksasi (CERDAS SERASI) sebagai bentuk praktik keperawatan berbasis fakta pada lansia DM di keluarga dan komunitas. Metode penelitian dalam karya ilmiah ini adalah studi kasus terhadao keluarga dan kelompok binaan. Hasil evaluasi terhadap 10 keluarga binaan menunjukkan terjadinya peningakatan kemandirian keluarga setelah diintervensi selama 6 bulan. Selain itu baik keluarga maupun kelompok yang dilakukan intervensi CERDAS SERASI menunjukkan terjadi peningkatan perilaku perawatan diri lansia DM meliputi peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam melakukan perawatan diri DM. Hasil menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan pada perilaku perawatan diri dan penurunan kadar glukosa darah lansia DM sebelum dan sesudah intervensi (p=0.000) dan perubahan pada status kemandirian fungsional lansia setelah dilakukan intervensi kelompok (p=0.000). Intervensi CERDAS SERASI efektif dalam meningkatkan perilaku perawatan diri, penurunan kadar glukosa darah, dan peningkatan status kemandirian fungsional lansia. Intervensi ini sebaiknya dilakukan berkelanjutan untuk mempertahankan status kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup lansia dengan maslah penyakit diabetes mellitus.

Diabetes Mellitus is still a non-communicable disease with an increasing incidence and causing complications in various organs for sufferers. The elderly are the population most at risk of developing Diabetes Mellitus because they have experienced a decrease in the function of the pancreas organ resulting in failure of insulin secretion. The elderly with diabetes mellitus need support from both their family and the surrounding community to be able to carry out self-care. Nursing interventions through approaches to families and groups are considered to be able to improve self-care behavior of DM elderly. This specialist's final scientific work aims to provide an overview of the effect of implementing Prevent and Treat Diabetes through Fiber, Activity and Relaxation (CERDAS SERASI) as a form of fact-based nursing practice for DM elderly in the family and community. The research method in this paper is a case study of families and target groups. The results of the evaluation of 10 assisted families showed an increase in family independence after 6 months of intervention. In addition, both families and groups with the CERDAS SERASI intervention showed an increase in self-care behavior for the elderly with DM including increased knowledge, attitudes and skills in self-care for DM. Further analysis showed that there were significant differences in self-care behavior and a decrease in blood glucose levels in DM elderly before and after the intervention (p=0.000) and changes in the functional independence status of the elderly after group intervention (p=0.000). The SMART SERASI intervention was effective in improving self-care behavior, decreasing blood glucose levels, and increasing the functional independence status of the elderly. This intervention should be carried out continuously to maintain health status and improve the quality of life of the elderly with diabetes mellitus."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Novita Yuliet
"Diabetes melitus menjadi salah satu masalah kesehatan dunia dimana angka kejadian, komplikasi dan mortalitas lebih tinggi pada kelompok lansia daripada kelompok usia yang lebih muda. Prevalensi kejadian diabetes melitus tipe II pada lansia terus meningkat. Diabetes melitus memerlukan perhatian dalam perawatan bagi penderita dan keluarga. Dukungan keluarga dan dukungan sosial menjadi bagian penting bagi lansia DM dalam meningkatkan manajemen diri sebagai upaya pengontrolan kadar gula darah. Tujuan untuk memberikan gambaran implementasi program MADURASA DIABETES (Manajemen Dukungan Rawat Lansia Diabetes) sebagai inovasi dalam asuhan keperawatan komunitas untuk meningkatkan perilaku perawatan diri kelompok diabetesi. Pelaksanaan intervensi MADURASA DIABETES dilakukan pada keluarga dan komunitas di kelurahan Curug Kota Depok selama 6 bulan. Hasil evaluasi menunjukkan terjadi perubahan perilaku, penurunan nilai stress dan penurunan gula darah sewaktu (GDS) pada diabetesi. Terdapat perubahan yang signifikan pada kelompok diabetesi (n=35) sebelum dan sesudah intervensi pada perilaku (p<0,05), nilai stress (p<0,05) dan GDS (p<0,05). serta peningkatan kemandirian keluarga Program MADURASA DIABETES diharapkan dapat diterapkan perawat sebagai salah satu strategi pelaksanaan program perawatan kesehatan masyarakat (PERKESMAS) di lingkup pelayanan kesehatan primer

 


Diabetes mellitus is one of the world's health problems where the incidence, complications and mortality are higher in the elderly group than in the younger age group. The prevalence of type II diabetes mellitus in the elderly continues to increase. Diabetes mellitus requires attention in the care of patients and their families. Family support and social support are an important part for DM elderly in improving self-management as an effort to control blood sugar levels. The aim is to provide an overview of the implementation of the MADURASA DIABETES (Diabetes Elderly Support Management) program as an innovation in community nursing care to improve self-care behavior in the diabetic group. The implementation of the MADURASA DIABETES intervention was carried out on families and communities in the Curug sub-district, Depok City for 6 months. The results of the evaluation showed that there was a change in behavior, a decrease in stress values ​​and a decrease in temporary blood sugar (GDS) in diabetes. There were significant changes in the diabetes group (n=35) before and after the intervention in behavior (p<0.05), stress scores (p<0.05) and GDS (p<0.05). as well as increasing family independence. The MADURASA DIABETES program is expected to be implemented by nurses as one of the strategies for implementing the public health care program (PERKESMAS) in the scope of primary health services.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Safaruddin
"Pendahuluan: Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu penyakit tidak menular (PTM) dengan jumlah populasi tertinggi di Indonesia dan penyebab kematian tertinggi keenam di Indonesia. Dampak dari DM memberikan kerugian kesehatan dari tahun ke tahun, sehingga perlu penanganan yang serius maka dikembangkan inovasi Diet, Senam Kaki dan Relaksasi Benson (DEKADEE).
Tujuan: Memberi gambaran tentang pengaruh Intervensi Keperawatan DEKADEE terhadap pengendalian Kadar gula darah pada lansia diabetisi.
Metode: Studi kasus keluarga dengan pendekatan asuhan keperawatan keluarga yang melibatkan 10 keluarga sesuai praktik berbasis fakta dan inovasi dalam asuhan keperawatan komunitas pada 44 lansia. Inovasi DEKADEE terdiri 9 sesi selama 14 kali pertemuan. Data sebelum dan sesudah intervensi diukur menggunakan alat pemeriksaan gula darah, perilaku (pengetahuan sikap dan keterampilan), kemandirian, kadar gula darah.
Hasil: Adanya peningkatan perilaku pada keluarga meliputi rerata sebesar 3.95%, sikap rerata sebesar 2.53%, keterampilan rerata sebesar 3.66% dan tingkat kemandirian rerata 2 tingkat sebesar 80% dan 3 tingkat rerata sebesar 20% serta penurunan kadar gula darah 61.045 mg/dl. Hasil Uji T dengan nilai rerata signifikan 0,000 (p<0,05).
Kesimpulan: Terdapat pengaruh Inovasi DEKADEE terhadap pengetahuan, sikap, keterampilan serta adanya pengaruh yang signifikan intervensi DEKADEE pada penurunan kadar gula darah sewaktu di Kelurahan Jatijajar Kota Depok.

Introduction: Diabetes Mellitus (DM) is one of the non-communicable diseases (PTM) with the highest population in Indonesia and the sixth highest cause of death in Indonesia. The impact of DM causes health losses from year to year, so it needs serious treatment, so the Benson Diet, Foot Exercise and Relaxation (DEKADEE) innovation was developed.
Objective: To provide an overview of the effect of DEKADEE Nursing Intervention on controlling blood sugar levels in elderly people with diabetes.
Methods: A family case study with a family nursing care approach involving 10 families according to fact-based practices and innovations in community nursing care for 44 elderly people. DEKADEE's innovation consists of 9 sessions of 14 meetings. Data before and after the intervention were measured using blood sugar checkers, behavior (knowledge, attitudes and skills), independence, and blood sugar levels.
Results: There was an increase in family behavior including an average of 3.95%, an average attitude of 2.53%, an average skill of 3.66% and an average level of independence of 2 levels of 80% and 3 levels of an average of 20% and a decrease in blood sugar levels of 61,045 mg/dl. T test results with a significant mean value of 0.000 (p <0.05).
Conclusion: There is an effect of DEKADEE's innovation on knowledge, attitudes, skills and a significant effect of DEKADEE's intervention on reducing blood sugar levels while in Jatijajar Village, Depok City.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Meriati Elisabet Magdalena
"Diabetes Melitus Tipe 1 merupakan penyakit kronis yang melibatkan perubahan perilaku baik pola hidup maupun aktivitas dalam  sehari-hari. Tidaklah mudah untuk mencapai perubahan perilaku yang dapat secara langsung mempengaruhi pengendalian glukosa darah dan komplikasi. Serangkaian tindakan pengobatan yang rutin dipatuhi pada dasarnya bukanlah hal yang mudah untuk dijalankan. Ketidakpatuhan pada umumnya dapat meningkatkan masalah kesehatan bahkan dapat memperburuk penyakit yang dideritanya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hubungan tingkat kepatuhan perawatan diri anak dengan DMT1 tentang pemeriksaan glukosa darah harian dan pemberian terapi insulin. Penelitian ini dilakukan secara cross sectional dengan teknik consecutive sampling terhadap 49 anak diabetes melitus tipe 1 usia 1 – 18 tahun di wilayah Jabodetabek. Data diperoleh dari pengisian logbook selama 14 hari. Analisis menggunakan spearman sesuai jenis data. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan kepatuhan pemeriksaan glukosa terhadap kadar glukosa prepandrial dan postpandrial (p>0.05). Demikian pula didapatkan tidak ada hubungan tingkat kepatuhan  terapi insulin dengan kadar glukosa prepandrial dan postpandrial (p>0,05). Namun secara univariat  didapatkan dara bahwa tingkat kepatuhan insulin sudah sesuai, tetapi tidak demikian dengan tingkat kepatuhan glukosa darah yaitu kurang baik. Hasil penelitian ini memberikan dasar ilmiah dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak diabetes melitus tipe 1, bahwa perawatan diri pada anak diabetes melitus tipe 1 harus dipantau dan ditingkatkan agar mendapatkan kualitas hidup yang baik.
Kata kunci : Diabetes melitus tipe 1, kepatuhan pemeriksaan glukosa, kepatuhan insulin

Type 1 Diabetes is a chronic disease involving changing behaviour in both lifestyle and daily activities. Series of treatment that routinely obeyed in fact not easy to follow. Nonadherence in general can increase health problem even worsen his ilness. The Research aimed to find out correlation between level of adherence self-treatment with type 1 diabetes mellitus about checking daily blood glucose and giving therapy of insulin. The research used cross sectional design with consecutive technique sampling to 49 children suffering type 1 diabetes mellitus aged 1 – 18 years old in Jabotabek areas. Data was collected from filling out logbook for 14 days. Analysis used Spearman method according to the type of databased on type of data. The result of the study showed that there was no compliance relationship of blood glucose examination with prepandrial blood glucose level (p>0,05). It was found that there was no association with the level of insulin compliance with prepandrial blood glucose levels (p>0,05). Nevertheless, univariate data showed that the level of insulin compliance was appropriate, but not so with the level of blood glucose adherence that is not good. This research gives scientific basis in giving nursing care to children with type 1 diabetes that self care in children with type 1 diabetes mellitus must be monitored and increased to get good quality of life.
Key words : Type 1 diabetes mellitus, adherence of glucose checkup, insulin adherence
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutrisno
"Hipertensi merupakan masalah kesehatan utama bagi lansia baik secara nasional maupun global. Dampak dari hipertensi penyumbang peringkat pertama terbesar kerugian kesehatan. Hal ini perlunya menjadi perhatian, sehingga dikembangkan Inovasi Liga Tensi untuk mengontrol tekanan darah dan stres lansia di Kelurahan Curug, Kota Depok. Tujuan inovasi ini yaitu memberi gambaran tentang pengaruh Intervensi Keperawatan Liga Tensi terhadap penurunan tekanan darah dan stres pada lansia. Metode yang digunakan adalah studi kasus keluarga dan agregat dengan pendekatan asuhan keperawatan keluarga dengan melibatkan 10 keluarga dan 38 lansia yang ada di Kelurahan Curug menggunakan convenience sampling. isometric handgrip exercise (latihan IHG) dan latihan autogenik, terdiri atas 6 sesi selama 12 kali pertemuan. Data sebelum dan setelah intervensi diukur menggunakan sphygmomanometer digital, instrumen perilaku (pengetahuan sikap dan keterampilan) keluarga dan lansia dalam mengelola hipertensi dimodifikasi oleh penulis, pengukuran nilai stres menggunakan DASS 21 dan pengukuran tingkat kemandirian keluarga. Hasil menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan, sikap, keterampilan lansia (p<0,05) dan penurunan nilai stres secara bermakna (p<0,05), penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik (p<0,05) serta peningkatan kemandirian keluarga. Simpulan terjadi penurunan tekanan darah, penurunan stres dan peningkatan perilaku serta tingkat kemandirian keluarga setelah implementasi Liga Tensi. Diharapkan hasil studi ini dapat diaplikasikan oleh perawat dalam penatalaksanaan dan pengendalian hipertensi lansia di komunitas.

Hypertension is a major health problem for the older people, both nationally and globally. The impact of hypertension is the first largest contributor to health losses. This needs to be a concern, so that the Tension League Innovation was developed to control blood pressure and stress in the older people in Curug Village, Depok City. The purpose of this innovation is to provide an overview of the effect of the Nursing Intervention Liga Tensi on reducing blood pressure and stress in the older people. The method used is a family case study and aggregated with a family care approach involving 10 families and 38 older people in Curug Village using convenience sampling. The Liga Tensi innovation is an integration of Isometric Handgrip Exercise and Autogenic Training, consisting of 6 sessions for 12 meetings. Data before and after the intervention were measured using a digital sphygmomanometer and an instruments for measuring behaviours (knowledge, attitudes and skills) of families and the older people in managing hypertension were modified by the author, an instrument for measuring stress values ​​using DASS 21 and measuring family independence. The results showed an increase in knowledge, attitudes, skills of the older people (p<0.05) and a significant decrease in stress values ​​(p<0.05), a decrease in systolic and diastolic blood pressure (p<0.05) and an increase in family independence. The conclusion is that there is a decrease in blood pressure, a decrease in stress and an increase in behaviour and family independence after the implementation of the Liga Tensi. It is hoped that the results of this study can be applied by nurses in the treatment and control of hypertension in the older people in the community."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Iin Suryatmana
"Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik peningkatan kadar gula darah (hiperglikemi) akibat terganggunya fungsi produksi dan kerja insulin pada pangkreas. Dampak hiperglikemi yang tidak teratasi akan menyebabkan komplikasi/keparahan pada penderita diabetes. Inovasi MARI THERAPI merupakan intervensi keperawatan berupa manajemen diri diabetes yang terdiri dari edukasi, manajemen nutrisi, latihan fisik, perawatan kaki, minum obat, pemeriksaan kadar glukosa darah dan relaksasi hipnosis lima jari dengan therapi musik, yang diberikan pada dewasa dengan diabetes melitus pada keluarga maupun di komunitas. Intervensi ini diimplementasikan kepada dewasa diabetes sebanyak 31 orang selama 55-60 menit setiap sesi sebanyak 13 minggu (6 tahap=13 sesi pertemuan). Hasil implementasi di keluarga didapatkan bahwa rerata skor kepatuhan hidup sehat meningkat 29,8, dan rerata skor hiperglikemi menurun 203gr/dl setelah diberikan asuhan keperawatan keluarga. Hasil implementasi di komunitas didapatkan rerata skor kepatuhan hidup sehat 15,26 dan rerata skor hiperglikemi menurun 127,74 gr/dl setelah diberikan asuhan keperawatan komunitas intervensi MARI THERAPI. Hasil dependent t tes didapatkan bahwa intervensi MARI THERAPI berpengaruh untuk meningkatkan kepatuhan hidup sehat dan menurunkan hiperglikemi dewasa dengan diabetes (p<0,05). Intervensi MARI THERAPI dapat digunakan sebagai pilihan intervensi keperawatan dan direkomendasikan pada individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat pada dewasa dengan diabetes melitus.

Diabetes mellitus is a metabolic disease characterized by increased blood sugar levels (hyperglycemia) due to disruption of insulin production and action in the pancreas. The impact of unresolved hyperglycemia will cause complications/severity in diabetics. MARI THERAPY innovation is a nursing intervention in the form of diabetes self-management which consists of education, nutrition management, physical exercise, foot care, taking medication, checking blood glucose levels and relaxing five-finger hypnosis with music therapy, which is given to adults with diabetes mellitus in their families and families. in the community. This intervention was implemented to 31 diabetic adults for 55-60 minutes each session for 13 weeks (6 stages = 13 sessions). The results of the implementation in the family showed that the average score for healthy living increased by 29.8, and the average score for hyperglycemia decreased by 203gr/dl after being given family nursing care. The results of the implementation in the community showed that the average score for healthy living was 15.26 and the average hyperglycemia score decreased by 127.74 g/dl after being given community nursing care with the MARI THERAPY intervention. The results of the dependent t test showed that the MARI THERAPY intervention had an effect on increasing adherence to healthy living and reducing hyperglycemia in adults with diabetes (p<0.05). The MARI THERAPY intervention can be used as a nursing intervention option and is recommended for individuals, families, groups and communities in adults with diabetes mellitus."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ziyad
"Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit yang paling banyak diderita oleh manusia. Salah satu tipe DM adalah diabetes tipe 1 yang disebabkan oleh rusaknya sel beta pada pankreas sehingga tubuh tidak dapat menghasilkan insulin untuk meregulasi konsentrasi glukosa dalam darah. Penderita DM tipe 1 harus melakukan terapi insulin dengan memberikan suntik insulin eksternal untuk meregulasi konsentrasi glukosa di dalam darah. Selain itu, penderita DM tipe 1 harus melakukan kontrol secara kontinu terhadap konsentrasi glukosa di dalam darahnya. Pada sebuah penelitian, terdapat sebuah alat yang dapat memantau glukosa secara berkelanjutan yang disebut dengan Continuous Glucose Monitoring (CGM). Pada penelitian ini, dilakukan simulasi dengan sebuah model matematika yang menggambarkan regulasi glukosa-insulin dalam tubuh saat makanan dicerna di dalam tubuh, yaitu model hovorka, untuk diimplementasikan ke dalam CGM. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa model dari hovorka dapat menunjukkan regulasi glukosa insulin di dalam tubuh. Namun untuk evaluasi terhadap model ini dilakukan sebuah fitting terhadap parameter model hovorka dan didapatkan hasil yang kurang baik sehingga perlu dilakukan fitting ulang dengan data yang lebih baik.

Diabetes Mellitus (DM) is one of the most common diseases suffered by humans. One type of DM is Type 1 diabetes caused by the destruction of beta cells in the pancreas so that the body can not produce insulin to regulate the concentration of glucose in the blood. Patients with Type 1 diabetes have to do insulin therapy by giving external insulin injections to regulate the concentration of glucose in the blood. In addition, patients with Type 1 diabetes must continuously control the concentration of glucose in their blood. In one study, there was a tool that can monitor glucose continuously called Continuous Glucose Monitoring (CGM). In this study, a simulation with a mathematical model that describes the regulation of glucose-insulin in the body when food is digested in the body, the Hovorka model, to be implemented into CGM. The results of this study show that the model from hovorka can demonstrate the regulation of insulin glucose in the body. However, for the evaluation of this model, a fitting was made to the parameters of the hovorka model and poor results were obtained so that re-fitting with better data was necessary."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Bonita Hasanah
"Latar Belakang: Pengobatan diabetes mellitus yang terbatas menjadi salah satu alasan penggunaan terapi komplementer dengan memanfaatkan tanaman obat yang ada di Indonesia, seperti daun Vernonia amygdalina sebagai terapi alternatif diabetes.
Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek ekstrak daun Vernonia amygdalina dalam menurunkan kadar glukosa darah dan pengaruhnya terhadap histopatologi ginjal.
Metode: Penelitian dilakukan pada 24 tikus Sprague dawley dengan berat 200 – 300 gram. Efek antidiabetes diuji dengan mengamati penurunan kadar glukosa darah pada tikus sprague dawley yang sudah diinduksi dengan aloksan dan dibagi menjadi 6 kelompok yang terdiri dari kelompok normal, kelompok kontrol positif, kelompok kontrol negatif, kelompok dosis ekstrak 200 mg/KgBB, kelompok dosis ekstrak 400 mg/KgBB, dan kelompok dosis ekstrak 600 mg/KgBB. Kadar glukosa darah diamati selama 16 hari dan diperiksa di hari ke-4, 8, 12, dan 16. Data hasil penurunan glukosa darah selanjutnya dianalisis menggunakan uji one way ANOVA dengan program SPSS 23. Pembacaan histologi ginjal tikus menggunakan pewarna Hematoksilin Eosin untuk melihat perubahan pada jaringan.
Hasil: Ekstrak daun Vernonia amygdalina menunjukkan efek dalam menurunkan kadar glukosa darah pada tikus diabetes dengan dosis efektif 200 mg/KgBB. Gambaran histopatologi ginjal menunjukkan terjadi nekrosis tubulus proksimalis pada seluruh kelompok perlakuan, kecuali kelompok normal.
Kesimpulan: Pemberian ekstrak daun Vernonia amygdalina dapat menurunkan kadar glukosa darah dan tidak memberi efek perbaikan pada struktur histopatologi ginjal
Background: The limitation of diabetes mellitus medication in Indonesia has become one of the reason to use complementary therapy from plant extract that available in Indonesia, such as Vernonia amygdalina leaves extract as an antidiabetes therapy. Objective: This research was done to investigate the effect of Vernonia amygdalina leaves extract in reducing blood glucose level and its effect on renal histopathology.
Methods: This study was conducted on 24 Sprague dawley rat weighing 200 – 300 grams. The antidiabetic effect was tested by observing blood glucose level in Sprague dawley rats that had been induced with alloxan and divided into 6 groups consist of normal group, positive control group, negative control group, 200 mg/KgBB dose of leaves extract group, 400 mg/KgBB dose of leaves extract group, and 600 mg/KgBB dose of leaves extract gtroup. Blood glucose levels were observed for 16 days and examined on day 4, 8, 12, and 16. The result data were analyzed by using the one-way ANOVA test by SPSS 23 program. The rat’s renal histology readings were using Hematoxylin Eosin to see any tissue’s changes.
Results: Vernonia amygdalina leaf extract showed an effect in reducing blood glucose levels in diabetic rats with an effective dose of 200 mg/KgBB. Kidney histopatology result showed necrosis on proximal tubules in all treatment except the normal group. Conclusion: The administration of Vernonia amygdalina leaf extract can reduce blood sugar levels and did not show any improvement effect in histopathological structure of the kidney.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Candra Citra Sari
"Penderita DM (diabetesi) tidak hanya kalangan lansia tetapi juga sudah banyak diderita oleh kalangan pada usia produktif. Permasalahan terkait dengan perawatan diri sering ditemukan pada diabetesi yang baru saja didiagnosa atau sudah lama didiagnosa DM. Beberapa hambatan yang terjadi pada diabetesi dalam melaksanakan perilaku peraatan diri yaitu keterbatasan dalam pengetahuan dan keterampilan dalam penyusunan menu, kekurangan informasi kurangnya aktivitas fisik, kepatuhan terhadap pengobatan yang rendan dan juga dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar yang minim.Pengendalian DM pada diabetesi sangata diperlukan untuk mengurangi komplikasi DM. Berdasarkan kondisi tersebut dikembangkan program GEPARI. Tujuan dari program ini adalah meningkatkan perilaku perawatan diri para diabetesi. Metode yang digunakan yaitu studi kasus keluarga dan aggregate dewasa DM menggunakan pendekatan proses keluarga dan komunitas yang melibatkan 10 keluarga dan 34 diabetesi dewasa. Program ini didasarkan pada lima pilar pengendalian DM yaitu edukasi, manajemen nutrisi, aktivitas fisik, pengobatan dan juga pemeriksaan gula darah yang dilaksanakan selama 12 sesi. Evaluasi terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan dan tingkat kemandirian keluarga menggunakan kuesioner sedangkan gula darah sewaktu diukur menggunakan glucometer yang dilaksanakan sebelum dan sesudah pelaksanaan program GEPARI. Hasil implementasi didapatkan hasil bahwa terjadi peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan (p>0,05), penurunan glukosa darah sewaktu dan peningkatan kemandirian keluarga. Program GEPARI disarankan dapat dilaksanakan dalam pelayanan kesehatan komunitas. 

People with DM (diabetes) are not only among the elderly but also have suffered by many people of productive age. Problems related to self-care are often found in people with diabetes who have just been diagnosed or have been diagnosed with diabetes for a long time. Some of the obstacles that occur in diabetes in carrying out self-care behavior are limitations in knowledge and skills in preparing menus, lack of information, lack of physical activity, low adherence to medication and also minimal support from family and the surrounding environment. reduce DM complications. Based on these conditions, the GEPARI program was developed. The aim of this program is to improve self-care behavior of diabetics. The method used is a family case study and aggregated adult DM using a family and community process approach involving 10 families and 34 adult diabetes. This program is based on the five pillars of DM control, namely education, nutrition management, physical activity, medication and also blood sugar checks which were carried out for 12 sessions. Evaluation of knowledge, attitudes and skills and level of family independence using a questionnaire, while blood sugar is measured using a glucometer which is carried out before and after the implementation of the GEPARI program. The results of the implementation showed that there was an increase in knowledge, attitudes and skills (p>0.05), a decrease in blood glucose and an increase in family independence. The GEPARI program is recommended to be implemented in community health services."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Wahyuningtias
"Prevalensi DM di Kota Bogor yakni sebesar 2,1% hal ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan prevalensi DM di Indonesia menurut data Riskesdas 2013 yakni sebesar 2,0%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aktivitas fisik terhadap kontrol kadar Glukosa darah penderita diabetes mellitus tipe 2 pada studi kohort PTM di Kota Bogor tahun 2011-2016. Menurut uji Log-rank survival berdasarkan aktivitas fisik tidak berbeda bermakna dengan nilai signifikansi 0,941. Bahwa survival antara kelompok aktivitas fisik cukup dan kurang tidak berbeda survival-nya terhadap event kontrol glukosa darah buruk. Penderita DM tipe 2 yang cukup beraktivitas fisik memiliki HR sebesar 0,788 kali (95%CI: 0,456-1,360) dengan p value 0,392. Artinya, penderita DM tipe 2 yang cukup beraktifitas fisik maupun yang kurang tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna terhadap kontrol glukosa darah. Tidak ditemukan pengaruh aktivitas fisik terhadap kontrol Glukosa darah penderita diabetes mellitus tipe 2 pada studi kohort PTM di Kota Bogor tahun 2011-2016. Hal ini dikarenakan banyak terjadi sensor dan lost to follow up juga titik pengamatan yang cukup jauh rentangnya yakni 2 tahun. Diperlukan upaya promosi kesehatan yang berkelanjutan dan bagi peneliti lain dapat melakukan studi dengan titik pengamatan dengan rentang waktu yang lebih singkat agar efek dari aktivitas fisik terhadap kontrol glukosa darah penderita DM tipe 2 dapat diukur lebih tepat.

The prevalence of DM in Bogor City which is equal to 2.1%, this is still higher than the prevalence of DM in Indonesia according to Riskesdas 2013 data which is equal to 2.0%. The purpose of this study was to determine the effect of physical activity on blood glucose level control in patients with type 2 diabetes mellitus in the PTM cohort study in Bogor City in 2011-2016. According to the Log-rank survival test based on physical activity there was no significant difference with a significance value of 0.941. That survival between groups of physical activity is sufficient and the survival of the blood glucose control event is not different. Patients with type 2 DM who have enough physical activity have HR of 0.788 times (95% CI: 0.456-1.360) with p value 0.392. That is, patients with type 2 diabetes who have sufficient physical activity or those who do not show significant differences in blood glucose control. There was no effect of physical activity on blood glucose control in patients with type 2 diabetes mellitus in the PTM cohort study in Bogor City in 2011-2016. This is because there are a lot of sensors and lost to follow-up as well as a far enough observation point, which is 2 years. Continuous health promotion efforts are needed and other researchers can conduct studies with observation points with a shorter time span so that the effects of physical activity on blood glucose control in patients with type 2 diabetes can be measured more precisely."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T52263
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>